Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG ARMAN DONELLO

Status
Please reply by conversation.
dua puluh tiga

Airmata itu sudah lama kering. Tapi Arman tak bisa berhenti menangis.

Sudah 3 hari Arman mendekam di kamar kontrakannya yang sederhana di belakang rumah Imelda. Pikirannya buntu. Jiwanya putus asa. Semua rencana yang sudah dia susun dalam kepalanya musnah. Sia-sia dan tak berguna.

Arman tidak tahu seberapa besar dia mencintai gadis itu, sampai gadis itu pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Semua penyesalan dan air mata kini sudah tidak berguna. Imel tak mungkin kembali dan Arman tahu, hidupnya pun kini sudah tidak berguna lagi.

"Ternyata aku mencintainya lebih dari aku mencintai diriku sendiri." Katanya.

Semua rencana yang dia susun semata-mata dia lakukan agar dia bisa mendampingi Imel secara paripurna. Dia ingin mengabdikan hidupnya untuk Imel dan menyongsong masa depan yang cerah dan tenang. Tanpa diganggu oleh masalalu Arman yang suram dan hitam.

"Sekarang, setelah dia pergi aku sudah tidak punya tujuan hidup lagi. Aku ingin mati dan menyusulnya ke alam sana." Pikir Arman. "Aku akan menemuinya, mengatakan rasa cinta yang belum pernah aku utarakan kepadanya. Akan kukatakan aku menyesali semua ketidaksabaranku menghadapinya ketika hidup di dunia... semua harta yang dia berikan kepadaku sama sekali tak sebanding dengan kehilangannya... Putihku Cantik... aku akan datang menyusulmu."

Arman telah bertekad bulat untuk bunuh diri.

Dengan wajah pias dan mata merah, Arman ke luar dari kamar kontrakannya. Dia pergi ke Toko Kimia dan membeli sianida serbuk. Tapi menurut toko kimia itu, untuk membeli sianida serbuk harus ada izin. Setelah berdebat 1 jam, akhirnya Arman berhasil juga membeli Sianida Serbuk itu sebanyak 10 gram.
"10 gram cukup untuk menghancurkan ususku selama 5 detik. Ini cukup untuk bunuh diri." Katanya dalam hati.

Hari menjelang sore ketika Arman pulang dari toko kimia itu, Pak Nanang menelponnya dan ingin bertemu langsung.
"Ada apa, Pak?"
"Kalau boleh saya bertemu langsung saja, Man."
"Ya, sudah. Datang saja ke kontrakan."

Agak malam Pak Nanang datang. Dia dengan tersenyum bangga membawa uang hasil penjualan rumah neneknya sebesar 250 juta rupiah.
"Inilah sebabnya bapak ingin bertemu langsung dengan Arman, agar uangnya bisa sampai dengan selamat langsung ke tangan Arman." Katanya.
"Baik, terimakasih, Pak." Kata Arman dengan nada hambar. "Berapa bapak minta komisi?"
"Kalau boleh sih ya... ini juga kalau boleh dan Arman ikhlas memberikannya... 25 juta saja."
"Boleh. Ambillah."
"Sungguh?"
"Ya. Sungguh dan saya ikhlas."

Pak Nanang dengan gembira mengambil uang komisinya dan dengan tak sabar dia pamitan pulang.

Seelah Pak Nanang pergi, Arman menyalakan rokok kreteknya. Rasa hampa itu menyakitinya hingga ke tulang sumsum.

Malam pun semakin larut. Arman menyeduh kopi lalu memasukkan serbuk sianida itu ke dalam kopinya.

"Selamat Tinggal dunia." Bisiknya kepada Handphone yang digantungnya di dinding. Dia menyalakan kamera untuk merekam saat-saat kematiannya. "Aku akan menyusul kekasihku." katanya dan mencium lensa kamera dengan mesra.

Kemudian dia duduk menghadapi cangkir kopi itu.


(Bersambung)

Ga mati .. sebelumnya Arman minum anggur cap org tua, racun yang masuk diusir si kakek sambil muter tongkatnya berkata " ini cucuku" ... Lanjut kapten
 
Malam pun semakin larut. Arman menyeduh kopi lalu memasukkan serbuk sianida itu ke dalam kopinya.

"Selamat Tinggal dunia." Bisiknya kepada Handphone yang digantungnya di dinding. Dia menyalakan kamera untuk merekam saat-saat kematiannya. "Aku akan menyusul kekasihku." katanya dan mencium lensa kamera dengan mesra.

Kemudian dia duduk menghadapi cangkir kopi itu.
Tapi tiba tiba Handphonenya berdering dan terpaksa Arman mengangkatnya....


Gak Jadi mati.... Gak jadi mati.....

:dance::dance:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd