Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

ARFAN, SI PEJANTAN TANGGUH DARI DESA(Remake)

ini ay langcrotkeun apdetnya sekarang.......
:pantat:


Di ruang IT Departement kantor Bu Rini...

Vega tak sengaja menekan tombol QUAD VIEW pada keyboard komputernya. Perempuan berusia 35 tahun itu tersentak kaget oleh pemandangan yang terpapar di monitornya, Bu Syifa, Corporate Secretary perusahaan tempat ia bekerja saat ini, tengah berteriak-teriak dengan wajah menengadah keatas, mulutnya terbuka lebar. Seorang anak yang tampaknya berusia sangat belia tengah bergoyang pinggul maju mundur persis di hadapan paha Bu Syifa yang mengangkang!
:pantat:
“Whaaaattttt!!!” Jerit Vega terkejut, untung ia sedang sendirian di ruangan itu. Kalau saja ada staff lain tentu beda ceritanya.

Vega adalah IT Manager di perusahaan itu, tugasnya mengatur semua perangkat komputasi, telekomunikasi dan segala teknologi yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan operasi bisnis. Dari mulai ruang server, hingga seluruh kamera cctv yang ada di gedung ini menjadi kewenangannya. Saat itu sudah pukul 17.30 sore menjelang petang. Semua karyawan Divisi IT yang berjumlah 19 orang sudah pulang, kecuali dirinya. Sebagai manager Vega merasa ia harus pulang paling akhir, karena disamping untuk memeriksa pekerjaan bawahannya, Vega merasa tak enak hati jika manager Divisi lain apalagi Corporate secretary (Bu Syifa) masih sibuk mengerjakan tugas hingga harus lembur sampai larut malam. Sudah 8 tahun lamanya Vega bekerja di perusahaan milik Bu Rini, ia adalah salah satu dari manager berprestasi yang sangat disayang oleh management. Sejak menikah 10 tahun lalu Vega bekerja disini, 2 tahun pertama sebagai trainee karena saat itu ia belum lagi sarjana, perusahaan kemudian membiayai kuliahnya hingga S2 dan mengangkatnya jadi supervisor IT, sekarang sudah 5 tahun ia menjabat manager. Sebuah jabatan prestisius dan menjadi incaran banyak orang mengingat perusahaan milik Bu Rini adalah salah satu yang terbesar di bidangnya. Meski sudah 10 tahun menikah, Vega tak kunjung punya momongan. Berulangkali ia dan suami memeriksakan kesehatan, hasilnya kandungan dinyatakan normal. Yang jadi masalah adalah sel sperma sang suami yang lemah. Dokter hanya meminta mereka bersabar dan terus berusaha. Berbagai cara mereka tempuh untuk membuat Vega hamil, tapi tiga kali mencoba program bayi tabung semua gagal. Setahun ini genap sudah 10 tahun ia menunggu kehamilan, Vega mulai dibayangi rasa khawatir di usia yang sudah 35 tahun ini ia belum juga bisa hamil.



:pantat::pantat:
:pantat:
 
Secara tubuh, wajah dan penampilan, Vega tergolong perempuan bertubuh subur, meski tak bisa dikatakan gendut, kulitnya putih bersih layaknya perempuan Manado yang mirip Chinese. Dengan tinggi badan 170 dan berat mencapai 63kg, ia dapat digolongkan bertubuh montok alias chubby, payudaranya berukuran 36 dengan cup C, proporsional dengan ukuran badannya. Wajah Vega sangat manis, apalagi kalau tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya, orang yang melihat pasti akan sangat terpesona. Secara penampilan, Vega bisa dikatakan cukup sederhana, sehari-hari ia selalu tampil ceria, menggunakan rok selutut, baju kerja lengan panjang dilapisi jas hitam atau biru, menyesuaikan warna rok. Jabatan manager dan gaji tinggi tak membuat Vega sombong, penampilannya tetap sederhana namun elegan, mobilnya sebuah SUV standard yang sudah 5 tahun ia kendarai sendiri tanpa sopir.

“Astagfirullah!!!” jerit Vega seraya menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia seperti tak percaya apa yang sekarang muncul di monitor cctv.
:tegang:
Hati Vega ragu, satu sisi ia tak menduga Bu Syifa melakukan hal yang sangat tabu itu di ruang kerja bosnya, walau ia mengerti antara Bu Rini dan Bu Syifa sangat dekat layaknya saudara kandung. Bu Syifa, perempuan berumur 53 tahun dengan penampilan sangat alim itu ternyata maniak seks juga! Tak ada yang menyangka penampilan religius atasannya itu ternyata cuma sekedar kedok untuk menutupi sebuah moral asusila. “upss... tapi... tapi... aku kok senang ngeliatnya??? Ah... gak boleh begitu... gimana kalau nanti aku juga melakukan hal yang sama...,” batin Vega berkecamuk tak menentu. Beribu pikiran kotor menyerbu benaknya. Membuat Vega makin bingung! Tangannya gemetar, jemarinya bermaksud hendak mematikan monitor komputer yang ia pelototi, namun batin jahatnya menggelitik seolah meminta Vega untuk terus menyaksikan adegan-adegan seru pasangan mesum itu.:pantat:




“Eh... itu kan... keponakan boss..., siapa namanya?? Ar.. Ar... Arfan! Iya Arfan! Bu Rini dua kali membawanya ke kantor, memperkenalkannya pada semua karyawan di gedung ini... tak kusangka oh si Arfan... beruntung bangeeet Bu Syifa!” Batin Vega berbicara sendiri. “Eeeh eehhh nanti dulu! Yaa ampoonnn!!! Itunya gede banget!!!” Mulut Vega menganga begitu menyaksikan Arfan mencabut kontolnya dari memek Bu Syifa. Vega akhirnya memutuskan untuk menonton sampai tuntas adegan mesum antara Bu Syifa dan keponakan bossnya itu, mengabaikan segala rasa sungkan pada Bu Syifa, Bu Rini dan dirinya sendiri sebagai seorang manager IT di perusahaan itu. Vega pun tak lagi peduli statusnya sebagai perempuan bersuami yang sedianya tak layak menyaksikan adegan mesum dua manusia bertaut usia puluhan tahun itu! “Anjriittt gilaak gede banget!!!” teriak batinnya, lebih aneh lagi, Vega mulai merasakan desiran geli dalam alat kelaminnya.

:pantat:



Ditengah kecamuk batin yang terus menyerang itu, Vega menitikkan perhatian pada Arfan, remaja yang ia ketahui adalah keponakan Bu Rini itu kini berdiri menunggu Bu Syifa yang tampaknya akan mengubah posisi, perempuan paruhbaya yang ia panggil Ummi Ifa itu dengan cepat menungging di hadapan Arfan yang mengocok-ngocok kontol besarnya. Penasaran dengan bentuk dan ukuran kelamin anak remaja belia itu, Vega melakukan zoom in untuk memperbesar gambar video di monitornya. Mudah sekali bagi seorang IT expert seperti dirinya melakukan hal itu, fokus sorotan kamera ia arahkan ke pinggang Arfan dan.... “Oh my goshhhh!!!” jeritnya lagi menatap tak percaya pada ukuran kelamin pria yang masih berusia 18 tahun itu. “Ah... seandainya barang suamiku sebesar ini...,” batinnya mengeluh... Lebih parah lagi Vega justru mulai berfantasi kalau suatu saat nanti akan dapat kesempatan menikmati barang besar dan panjang yang kini tengah ia saksikan menyodok-nyodok memek Ummi Ifa dari arah belakang. Ibu paruhbaya yang dimuka umum berperangai sangat alim itu dengan liar berteriak, merasakan sodokan kontol besar Arfan. Susunya yang teramat besar seperti terlempar kiri kanan atas bawah seiring gerakan tubuhnya yang terus dihantam hempasan pinggul remaja belia berkontol besar itu.


:pantat:

Sekali lagi Vega memeriksa ruang kerjanya, memastikan semua pintu terkunci. Lalu perempuan yang memasuki usia paruhbaya namun belum mampu hamil itu melepaskan celana dalam warna pink yang ia kenakan, jas kerja biru tuanya pun ia lempar kearah meja. Vega juga membuka semua kancing baju, lalu dengan tergopoh melorotkan BH berukuran 36C itu kebawah, hal mana membuat payudaranya seperti meloncat kedepan, jemari kirinya meraih puting susu itu, sementara jemari tangan kanannya ia pakai mengobok-obok liang vaginanya. Vega terduduk mengangkang di kursi kerja empuk tempat dimana tiap hari ia mengerjakan tugas. Rok nya sudah terangkat sebatas pinggang, kakinya bersandar di meja kerja, paha yang mengangkang itu mempertontonkan memeknya yang mulus tanpa jembut sedang disusupi jari tangan kanannya sendiri, bibir kemaluannya yang lumayan tembam terlihat sudah basah. Matanya tak pernah lepas memandang permainan mesum di ruang kerja boss besarnya.
:pantat::pantat:
 
Bimabet
Makasseeeeeeeeiiihhh double update nya suhu @memekibustw :ampun::mantap:
Mahaaaav agan agan semua, ummi syifa dan arfan lagi ngerem diri di bulan puasa jadi arab makloom kalau apdetnya agak lama:tegang:
:tegang::tegang:

ini ay langcrotkeun apdetnya sekarang.......
:pantat:


Di ruang IT Departement kantor Bu Rini...

Vega tak sengaja menekan tombol QUAD VIEW pada keyboard komputernya. Perempuan berusia 35 tahun itu tersentak kaget oleh pemandangan yang terpapar di monitornya, Bu Syifa, Corporate Secretary perusahaan tempat ia bekerja saat ini, tengah berteriak-teriak dengan wajah menengadah keatas, mulutnya terbuka lebar. Seorang anak yang tampaknya berusia sangat belia tengah bergoyang pinggul maju mundur persis di hadapan paha Bu Syifa yang mengangkang!
:pantat:
“Whaaaattttt!!!” Jerit Vega terkejut, untung ia sedang sendirian di ruangan itu. Kalau saja ada staff lain tentu beda ceritanya.

Vega adalah IT Manager di perusahaan itu, tugasnya mengatur semua perangkat komputasi, telekomunikasi dan segala teknologi yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan operasi bisnis. Dari mulai ruang server, hingga seluruh kamera cctv yang ada di gedung ini menjadi kewenangannya. Saat itu sudah pukul 17.30 sore menjelang petang. Semua karyawan Divisi IT yang berjumlah 19 orang sudah pulang, kecuali dirinya. Sebagai manager Vega merasa ia harus pulang paling akhir, karena disamping untuk memeriksa pekerjaan bawahannya, Vega merasa tak enak hati jika manager Divisi lain apalagi Corporate secretary (Bu Syifa) masih sibuk mengerjakan tugas hingga harus lembur sampai larut malam. Sudah 8 tahun lamanya Vega bekerja di perusahaan milik Bu Rini, ia adalah salah satu dari manager berprestasi yang sangat disayang oleh management. Sejak menikah 10 tahun lalu Vega bekerja disini, 2 tahun pertama sebagai trainee karena saat itu ia belum lagi sarjana, perusahaan kemudian membiayai kuliahnya hingga S2 dan mengangkatnya jadi supervisor IT, sekarang sudah 5 tahun ia menjabat manager. Sebuah jabatan prestisius dan menjadi incaran banyak orang mengingat perusahaan milik Bu Rini adalah salah satu yang terbesar di bidangnya. Meski sudah 10 tahun menikah, Vega tak kunjung punya momongan. Berulangkali ia dan suami memeriksakan kesehatan, hasilnya kandungan dinyatakan normal. Yang jadi masalah adalah sel sperma sang suami yang lemah. Dokter hanya meminta mereka bersabar dan terus berusaha. Berbagai cara mereka tempuh untuk membuat Vega hamil, tapi tiga kali mencoba program bayi tabung semua gagal. Setahun ini genap sudah 10 tahun ia menunggu kehamilan, Vega mulai dibayangi rasa khawatir di usia yang sudah 35 tahun ini ia belum juga bisa hamil.



:pantat::pantat:
:pantat:

Secara tubuh, wajah dan penampilan, Vega tergolong perempuan bertubuh subur, meski tak bisa dikatakan gendut, kulitnya putih bersih layaknya perempuan Manado yang mirip Chinese. Dengan tinggi badan 170 dan berat mencapai 63kg, ia dapat digolongkan bertubuh montok alias chubby, payudaranya berukuran 36 dengan cup C, proporsional dengan ukuran badannya. Wajah Vega sangat manis, apalagi kalau tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya, orang yang melihat pasti akan sangat terpesona. Secara penampilan, Vega bisa dikatakan cukup sederhana, sehari-hari ia selalu tampil ceria, menggunakan rok selutut, baju kerja lengan panjang dilapisi jas hitam atau biru, menyesuaikan warna rok. Jabatan manager dan gaji tinggi tak membuat Vega sombong, penampilannya tetap sederhana namun elegan, mobilnya sebuah SUV standard yang sudah 5 tahun ia kendarai sendiri tanpa sopir.

“Astagfirullah!!!” jerit Vega seraya menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia seperti tak percaya apa yang sekarang muncul di monitor cctv.
:tegang:
Hati Vega ragu, satu sisi ia tak menduga Bu Syifa melakukan hal yang sangat tabu itu di ruang kerja bosnya, walau ia mengerti antara Bu Rini dan Bu Syifa sangat dekat layaknya saudara kandung. Bu Syifa, perempuan berumur 53 tahun dengan penampilan sangat alim itu ternyata maniak seks juga! Tak ada yang menyangka penampilan religius atasannya itu ternyata cuma sekedar kedok untuk menutupi sebuah moral asusila. “upss... tapi... tapi... aku kok senang ngeliatnya??? Ah... gak boleh begitu... gimana kalau nanti aku juga melakukan hal yang sama...,” batin Vega berkecamuk tak menentu. Beribu pikiran kotor menyerbu benaknya. Membuat Vega makin bingung! Tangannya gemetar, jemarinya bermaksud hendak mematikan monitor komputer yang ia pelototi, namun batin jahatnya menggelitik seolah meminta Vega untuk terus menyaksikan adegan-adegan seru pasangan mesum itu.:pantat:




“Eh... itu kan... keponakan boss..., siapa namanya?? Ar.. Ar... Arfan! Iya Arfan! Bu Rini dua kali membawanya ke kantor, memperkenalkannya pada semua karyawan di gedung ini... tak kusangka oh si Arfan... beruntung bangeeet Bu Syifa!” Batin Vega berbicara sendiri. “Eeeh eehhh nanti dulu! Yaa ampoonnn!!! Itunya gede banget!!!” Mulut Vega menganga begitu menyaksikan Arfan mencabut kontolnya dari memek Bu Syifa. Vega akhirnya memutuskan untuk menonton sampai tuntas adegan mesum antara Bu Syifa dan keponakan bossnya itu, mengabaikan segala rasa sungkan pada Bu Syifa, Bu Rini dan dirinya sendiri sebagai seorang manager IT di perusahaan itu. Vega pun tak lagi peduli statusnya sebagai perempuan bersuami yang sedianya tak layak menyaksikan adegan mesum dua manusia bertaut usia puluhan tahun itu! “Anjriittt gilaak gede banget!!!” teriak batinnya, lebih aneh lagi, Vega mulai merasakan desiran geli dalam alat kelaminnya.

:pantat:



Ditengah kecamuk batin yang terus menyerang itu, Vega menitikkan perhatian pada Arfan, remaja yang ia ketahui adalah keponakan Bu Rini itu kini berdiri menunggu Bu Syifa yang tampaknya akan mengubah posisi, perempuan paruhbaya yang ia panggil Ummi Ifa itu dengan cepat menungging di hadapan Arfan yang mengocok-ngocok kontol besarnya. Penasaran dengan bentuk dan ukuran kelamin anak remaja belia itu, Vega melakukan zoom in untuk memperbesar gambar video di monitornya. Mudah sekali bagi seorang IT expert seperti dirinya melakukan hal itu, fokus sorotan kamera ia arahkan ke pinggang Arfan dan.... “Oh my goshhhh!!!” jeritnya lagi menatap tak percaya pada ukuran kelamin pria yang masih berusia 18 tahun itu. “Ah... seandainya barang suamiku sebesar ini...,” batinnya mengeluh... Lebih parah lagi Vega justru mulai berfantasi kalau suatu saat nanti akan dapat kesempatan menikmati barang besar dan panjang yang kini tengah ia saksikan menyodok-nyodok memek Ummi Ifa dari arah belakang. Ibu paruhbaya yang dimuka umum berperangai sangat alim itu dengan liar berteriak, merasakan sodokan kontol besar Arfan. Susunya yang teramat besar seperti terlempar kiri kanan atas bawah seiring gerakan tubuhnya yang terus dihantam hempasan pinggul remaja belia berkontol besar itu.


:pantat:

Sekali lagi Vega memeriksa ruang kerjanya, memastikan semua pintu terkunci. Lalu perempuan yang memasuki usia paruhbaya namun belum mampu hamil itu melepaskan celana dalam warna pink yang ia kenakan, jas kerja biru tuanya pun ia lempar kearah meja. Vega juga membuka semua kancing baju, lalu dengan tergopoh melorotkan BH berukuran 36C itu kebawah, hal mana membuat payudaranya seperti meloncat kedepan, jemari kirinya meraih puting susu itu, sementara jemari tangan kanannya ia pakai mengobok-obok liang vaginanya. Vega terduduk mengangkang di kursi kerja empuk tempat dimana tiap hari ia mengerjakan tugas. Rok nya sudah terangkat sebatas pinggang, kakinya bersandar di meja kerja, paha yang mengangkang itu mempertontonkan memeknya yang mulus tanpa jembut sedang disusupi jari tangan kanannya sendiri, bibir kemaluannya yang lumayan tembam terlihat sudah basah. Matanya tak pernah lepas memandang permainan mesum di ruang kerja boss besarnya.
:pantat::pantat:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd