Sambungan part 1 "menikah muda"
1 bulan sudah kami menjalin hubungan, hubungan yang cukup membosankan menurutku karena kami paling jauh hanya pernah cium kening, padahal aku termasuk tipe cowok yang mudah terangsang dan punya imajinasi sex tinggi.. Tapi aku masih bisa bersabar untuk melakukan hal-hal yang lebih intim, karena untuk memperlakukan seorang gadis yang indah, harus secara halus, tidak boleh terburu-buru agar tidak rusak dan agar keindahannya tetap terjaga.
Aku yakin semua akan indah pada waktunya nanti.
Bak sebuah mimpi, hal yang tidak terduga pun terjadi..
Tiba-tiba datang sebuah kabar yang kurang mengenakkan, ayah alifah mengalami kecelakaan kerja, kondisinya cukup parah sehingga harus menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit swasta, dan beliau divonis harus merelakan salah satu kakinya diamputasi, sebagai seorang istri, ibu alifah langsung berinisiatif untuk pindah tempat tinggal demi menemani suaminya, padahal saat itu alifah sedang menjalani ujian semester di kampusnya, sehingga tidak bisa ikut pergi bersama ibunya.
Hal tersebut aku ceritakan kepada orang tuaku, dan mereka berinisiatif untuk mengajakku menjenguk ayah alifah tersebut, tapi karena berbenturan dengan pekerjaanku yang tidak bisa ditinggalkan akhirnya ayah dan ibu berangkat sendiri menjenguk ayah alifah ke rumah kontrakan mereka dua minggu setelah kejadian, berbekal alamat yang deberikan alifah.
Besoknya saat ayahndannibu sudah pulang dari menjenguk ayah alifah, aku dipanggil kedua orang tuaku ke ruang tamu untuk mengobrol penting, aku yang sudah capek karena baru pulang kerja agak malas saat berjalan ke ruang tamu.
Ayah : duduk sini nak, ayah pingin ngomong
Aku : mau ngomong apa yah? Gak bisa besok apa? Aku capek yah tadi kerjanya agak berat
Ayah : tapi ini penting nak, demi masa depanmu, dan harus dilakukan secepatnya
Kulihat raut muka ibu sedikit tegang, sehingga aku yang tadinya mengantuk jadi langsung hilang karrna ikut-ikutan tegang.
Aku : baik yah, ada apa?
Ayah : kemarin saat ayah dan ibumu menjenguk ayah alifah, kondisi beliau sangatlah tidak bagus, tapi beliau masih bisa ngobrol dengan baik, beliau berpesan pada ayah dan ibumu, untuk ikut menjaga alifah selama ibunya ada disitu, karena di rumah alifah sendirian sekarang,
Aku masih terdiam.
Ayah : sebagai sesama muslim, ayah tidak mungkin menolak permintaan mereka, karena hidup harus saling tolong menolong, jadi kami berinisiatif untuk mengajak alifahnpulang ke rumah kita.
Dari sini aku mulai lebih bergairah dengan pembicaraan ini, kalo alifah pulang kesini, berarti aku bisa tiap hari ketemu dan berduaan dong, pikiranku langsung jauh membayangkan hal-hal indah yang akan kami lalui apabila hal itu terjadi.
Ayah : tapi semua tergantung padamu nak?
Aku agak bingung.
Aku : loh kenapa tanya ke aku yah? kan ini rumah ayah, rumah ibu, jadi terserah ayah dan ibu mau bagaimana yang terbaik.
Ibu yang dari tadi diam ahirnya angkat bicara,
Ibu : justru kamulah yang memutuskan nak, karena agar tidak menjadi fitnah nantinya, kami berinisiatif menikahkan kalian secepatnya.
Duuuaaarrrr...
Bak disambar petir, jantungku berhenti berdetak selama beberapa detik, antara kaget, senang, bingung bercampur jadi satu, aku yang tadinya senyum senyum sendiri menjadi terdiam seribu bahasa, bagaimana tidak, baru berjalan 5 bulan langsung mau dinikahkan, dari lubuk hatiku aku senang sekali, tapi aku masih belum punya apa-apa saat ini.,
Ayah : tenang nak, semua kami yang ngatur, yang penting kamu siap apa tidak, jangan pikirkan biaya, selama ayah dan ibu masih sehat, nanti kami akan bantu.
Sambil membayangkan wajah cantik kekasihku alifah, akupun mengangguk pelan sambil berkata, "demi kebaikan, aku siap melakukan apa saja yah, bu..."
Mereka pun serentak mengatakan "alhamdulillah"..
Ayah : Sekarang kamu tidur, besok kamu ambil cuti, kita persiapkan semuanya, karena kami sudah mendapatkan tanggal yang bagus untuk kalian menikah, tepatnya 8 hari lagi.
Aku : hah? Secepat itu yah?
Ibu : hal yang baik harus disegerakan nak, katanya tadi siap?
Aku : iya bu. Aku tidur dulu ya, makasih ayah, makasih ibu..
Sambil bersalaman dan mencium tangan kedua orang tuaku, aku masuk ke kamarku untuk tidur.
Tetapi sampai jam 2 dini hari, aku masih belum bisa terpejam, berbagai hal maaih berkecamuk di otakku, tentang tanggung jawab yang besar, tentang bagaimana membina rumah tangga, dan tak lupa membayangkan malam pertama yang pastinya akan sangat indah nantinya, aku jadi sedikit tidak sabar menunggubhari itu.
Membayangkan membuka percakapan sebagai suami isteri, apa yang harus dilakukan duluan, apakah istriku nanti bisa melakukan french kiss, seberapa besar ukuran payudaranya, apakah ada bulu di ketiaknya, apakah nanti dia mau mengulum senjata kesayanganku seperti yang sering aku baca di cerita dewasa ataupun seperti kuluman aktris JAV favoritku, Erika Momotami.
Tapi tiba-tiba aku dihantui sesuatu yang belum pernah aku pikirkan sebelumnya, pikiran yang membuat semangatku menjadi kembali turun, pikiran tentang:
"apakah alifah masih perawan?"
Tidak pernah terfikirkan olehku sebelumnya, fantasi liarku tiba-tiba muncul, teringat saat pertama aku menanyakan perihal mantan pacarnya dulu, dia langsung sedih menjawabnya, aku jadi hawatir, "jangan-jangan dia sedih karena mereka sudah pernah melakukan hubungan badan?" aku jadi sangat takut, bingung dan horny, horny??? Iya karena fantasi liarku menjadi terpacu di sini, aku jadi sedikit gila membayangkan calon istriku dulu sudah sering berhubungan badan dengan mantannya.
Dan hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, hari pernikahanku..
Dengan gadis cantik, gadis yang sangat anggun, gadis yang sangat aku sayangi..
Upacara pernikahan kami langsungkan secara sederhana, dengan hanya mengundang keluarga dan kerabat dekat dari kami berdua.
Aku lihat alifah sangat cantik sekali hari itu, dengan gaun pengantin warna putihnya, akubsayang tertegun melihat betapa cantiknya istriku dan betapa beruntungnya aku bisa mendapatkannya, ucapan selamat diberikan oleh saudara-saudaraku dan mereka juga memuji kecantikan istriku itu, aku jadi sangat bangga..
Semua terlihat sangat bahagia pada hari tu, begitu pula kami berdua.
Akhirnya malam hari pun tiba, malam yang paling ditunggu-tunggu oleh semua pengatin baru, yaitu malam pertama..
Jujur aku sangat berdebar-debar membayangkan apa yang setelah ini terjadi, meskipun seharian aku merasa capek karena prosesi acara dan menyambut para tamu undangan, tetapi setelah malam tiba, tenaga seperti pulih kembali, tidak ada lagi rasa capek, yang ada hanyalah libido dan gairah yang semakin menggebu-gebu..
Aku : mama..
Alifah : iya papa..
Aku : aku sayang banget sama kamu ma..
Alifah : aku juga paa, aku bahagia sekali bisa menikah denganmu
Aku : kita sholat isya' dulu yuk ma, setelah itu...
Alifah : setelah itu kenapa pa? Bobok kan?
Aku : iya ma, bobok, tapi boboknya nanti tanpa busana ya maa?
Alifah : hah? Maksud papa? (debgan nada yang terdengar agak centil)
Aku : (tongkat saktiku menjadi semakin tegang) "nanti mama akan tahu sendiri"
Kami pun sholat isya' berjama'ah..
Setelah itu.....
Bersambung ke part 1 "malam pertama"