anak hitler
Semprot Holic
- Daftar
- 6 May 2012
- Post
- 362
- Like diterima
- 19
salut ma suhu yg ini yg bisa menahan rasa sakit yg menyesakan di dada.
mbaca crita suhu ini ja bisa menbuat perasaan ane jadi sedih
makasih gan udah baca postingan saya,
salut ma suhu yg ini yg bisa menahan rasa sakit yg menyesakan di dada.
mbaca crita suhu ini ja bisa menbuat perasaan ane jadi sedih
Cinta yang terpendam, ya...
Entah, ini termasuk cinta yang terpendam yang sedang dibahas atau bukan, yang jelas saya merasakan rasa sesak yang sama.
Cinta ini untuk mereka, dua malaikat kecilku yang ada di surga. Cinta dalam diam, tak terungkap dan terekspresikan--kecuali ketika saya secara personal berada hanya berdua dengan Bunda mereka.
Saya menyebutnya cinta yang terpendam, karena saya tidak bisa bebas mengutarakan betapa saya cinta mereka berdua. Tidak di depan para kakek dan nenek mereka, juga di depan keluarga besar saya dan Bunda. Dada saya sesak, tiap kali harus menyimpan rapat rasa cinta ini. Bersikap pura-pura tak terjadi apa-apa, sementara orangtua kami bebas menikmati hidup tanpa pernah tahu kalau mereka telah mempunyai dua orang cucu yang cantik dan tampan.
Yap, hidup. Menggelikan, memang. Kami harus berkorban merelakan malaikat-malaikat tercinta kami, kembali menghadap Tuhan demi menyelamatkan muka mereka dari malu dan tetap hidup tenang, ongkang kaki di ruang tamu sembari menyantap camilan ringan dan teh hangat. Saya harus menahan getir rindu, bersikap selayaknya pria muda yang baru memasuki usia dua puluhan.
Ya, saya tetap seorang ayah. Seorang ayah yang teramat menyedihkan, menjadi ayah bisu yang tak bisa berteriak pada dunia, membanggakan kedua buah hati saya.
Saya menyebutnya cinta yang terpendam. Rasa cinta amat besar untuk si cantik dan si tampan, yang tak mampu diungkap lisan, dan hal persetan lainnya yang berkutat di dunia nyata.
Maaf jika OoT suhu dan bro/sis sekalian. Maafin curhat colongan saya, krn terlalu sumpek dipendam terus di hati.
Cinta yang terpendam, ya...
Entah, ini termasuk cinta yang terpendam yang sedang dibahas atau bukan, yang jelas saya merasakan rasa sesak yang sama.
Cinta ini untuk mereka, dua malaikat kecilku yang ada di surga. Cinta dalam diam, tak terungkap dan terekspresikan--kecuali ketika saya secara personal berada hanya berdua dengan Bunda mereka.
Saya menyebutnya cinta yang terpendam, karena saya tidak bisa bebas mengutarakan betapa saya cinta mereka berdua. Tidak di depan para kakek dan nenek mereka, juga di depan keluarga besar saya dan Bunda. Dada saya sesak, tiap kali harus menyimpan rapat rasa cinta ini. Bersikap pura-pura tak terjadi apa-apa, sementara orangtua kami bebas menikmati hidup tanpa pernah tahu kalau mereka telah mempunyai dua orang cucu yang cantik dan tampan.
Yap, hidup. Menggelikan, memang. Kami harus berkorban merelakan malaikat-malaikat tercinta kami, kembali menghadap Tuhan demi menyelamatkan muka mereka dari malu dan tetap hidup tenang, ongkang kaki di ruang tamu sembari menyantap camilan ringan dan teh hangat. Saya harus menahan getir rindu, bersikap selayaknya pria muda yang baru memasuki usia dua puluhan.
Ya, saya tetap seorang ayah. Seorang ayah yang teramat menyedihkan, menjadi ayah bisu yang tak bisa berteriak pada dunia, membanggakan kedua buah hati saya.
Saya menyebutnya cinta yang terpendam. Rasa cinta amat besar untuk si cantik dan si tampan, yang tak mampu diungkap lisan, dan hal persetan lainnya yang berkutat di dunia nyata.
Maaf jika OoT suhu dan bro/sis sekalian. Maafin curhat colongan saya, krn terlalu sumpek dipendam terus di hati.