Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT ANTARA CINTA DAN NAFSU

Bagian 22

Dengan satu hentakan saja Dewo meraih tubuh Ratih yang tidak berdaya dan menghempaskannya keatas tempat tidur pasien yang tersedia di ruangannya, yang biasa ia gunakan untuk memeriksa keadaan pasien pasiennya. Ratih berteriak mengaduh, saat tubuhnya terjerembab dan tanpa terasa membentur tepi tempat tidur yang terbuat dari besi.
Ratih meringis menahan sakit, dengan tatapan yang kabur karena air mata, ia samar melihat Dewo mendekatinya dan segera menindih kan tubuh besarnya diatas Ratih. Ratih mencoba berteriak, namun bekapan tangan kekar Dewo pada mulutnya membungkam suaranya. Ratih meronta, memukul, mencakar tubuh Dewo diatasnya namun tidak berhasil apa apa. Dewo sudah tampak dirasuki nafsu, menghimpit Ratih, merenggut baju Ratih hingga tersobek dan terlepas dari tubuhnya. Ratih menangis, berusaha menjerit. Kakinya tidak kuasa bergerak.
Dewo terus menghimpit Ratih tanpa mempedulikan tubuh dan tangan Ratih yang terus meronta. Nafsunya yang sempat terhenti saat akan mencapai puncak bersama Eveline tadi kembali muncul. Kali ini ia merenggut Bra Ratih tanpa ampun, sehingga dua gunung kembarnya menyembul tanpa terhalang apapun. Dewo segera melahap keduanya bergantian, tidak memperdulikan jeritan tertahan Ratih yang keluar dari mulutnya yang tertutup tangan Dewo erat. Payudara Ratih tidak sebulat dan sebesar milik Eveline, namun sangat kenyal dan penuh. Dewo menggigit putingnya penuh nafsu, Ratih kembali berteriak menahan perih. Dewo menindihnya begitu kuat. Kedua tangan Ratih yang terus berusaha mendorong tubuh besar Dewo agar menjauh darinya tidaklah menghasilkan apa apa. Ratih terus meronta, mengutuk kakinya sendiri yang tidak dapat digerakkan sedikitpun untuk menendang Dewo.
Puas melumat Payudara Ratih, dengan sebelah tangannya Dewo merenggut Celana Dalam Ratih tanpa ampun, menampakkan Vagina mulusnya yang mungil. Dewo merasakan Ratih meronta, menjerit dan menangis saat tangannya mencengkram kuat Bokong dan Vagina Ratih. Namun Dewo tidak perduli. Ia semakin menekankan tubuhnya pada tubuh Ratih tanpa ampun. Dibenaknya hanya ada satu. Merenggut kehormatan Ratih agar wanita itu menjadi miliknya seutuhnya. Dengan kedua kakinya, Dewo membuka Tungkai Ratih menjauh satu dengan lainnya. Bukan pekerjaan yang sulit karena tidak ada perlawanan sedikitpun dari Ratih. Kedua tungkainya telah lama kehilangan kemampuan motorik karena kecelakaan yang dialaminya. Dengan leluasa Dewo menghujamkan kuat kuat Penisnya yang tegak berdiri, memaksakannya masuk ke celah Vagina Ratih yang tergolek tak berdaya.
Rasa sakit luar biasa dirasakan Ratih saat Dewo menekan Penisnya memasuki rongga sempit Vagina Ratih. Ia mencengkram lengan Dewo sekuat tenaga, menahan sakit yang terasa tidak hanya pada Vaginanya, bukan pula hanya rasa sakit pada seluruh tubuhnya karena berat badan Dewo yang terus menindihnya, bukan pula hanya puting payudaranya yang terluka, tapi lebih dari itu rasa sakit pada hatinya yang hancur berantakan. Laki laki yang sangat ia cintai telah merenggut kehormatannya. Kehormatan yang seharusnya ia jaga sampai pernikahan mereka nanti. Air mata mengalir deras di kedua pipi Ratih. Ia tidak kuasa melawan. Ia merasakan Sesuatu yang begitu keras menyeruak memaksa masuk kedalam celah di bagian tubuhnya. Tubuh Ratih yang semula meronta mulai tergolek tak berdaya. Hanya genggamannya yang masih kuat mencengkram Dewo, menahan sakit yang terus dirasanya saat penis Dewo merangsek masuk.
Dewo merasakan perlawanan Ratih semakin melemah. Ia tahu Ratih mulai lelah. Ini saat yang tepat baginya untuk menuntaskan pekerjaannya. Dengan birahi yang masih menyala, Dewo mendorong penisnya sekuat tenaga semakin dalam ke Vagina Ratih. Bukan hal yang mudah meruntuhkan selaput dara Ratih yang masih utuh sempurna. Dewo mengerang, berusaha menahan nafasnya agar pertahanannya tidak lebih dulu runtuh. Vagina Ratih masih begitu rapat, menjepitnya erat, dan pinggul Ratih yang sedikit terangkat membuat penis besarnya merasakan kenikmatan yang luar biasa. Dewo merasakan sedikit demi sedikit penisnya masuk semakin dalam dan dengan sekali hentakan kuat, Dewo merasakan cairan hangat mengalir dari dalam Vagina Ratih. Dewo melenguh panjang, melepas kenikmatan. Sempat beberapa kali ia menarik dan mendorong penisnya menggesek dinding Vagina Ratih sebelum benar benar lunglai tak berdaya.
Tidak menunggu lama, Dewo bangkit, melepaskan bekapannya pada mulut Ratih dan berdiri di samping tempat tidur, memandang tubuh telanjang Ratih yang tergolek lemah dihadapannya.
Mata Ratih terpejam, air mata masih mengalir deras di pipinya. Mulutnya mengeluarkan isak tertahan, jejas merah tergambar jelas pada hidung pipi dan sekitar mulutnya, bekas dekapan tangan Dewo yang begitu kuat. Puting dan kulit payudara Ratih tampak terluka di beberapa tempat, jejas gigitan Dewo tampak jelas di kulit mulusnya. Tubuh Ratih pun tampak lebam di beberapa tempat, Vaginanya terbuka lebar dengan Kaki yang terkulai dan noda darah menggenang mengotori sprei putih tepat di sekitar Vagina Ratih. Sedikit darah basah masih mengalir dari celah Vagina Ratih yang tampak membengkak.
Dewo meraih bajunya, berpakaian dengan cepat dan bergegas meninggalkan ruangan dengan Ratih yang tergolek tak berdaya didalamnya. Suasana Poliklinik sudah sangat sepi. Dewo memastikan tidak ada siapapun yang mengetahui perbuatannya. Ia merasa sangat yakin karena ruang prakteknya adalah ruangan kedap suara.
Dewo berjalan cepat menuju basemen Rumah sakit, memasuki mobilnya dan memacu cepat menembus malam yang kian larut.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd