jejakasongong
Suka Semprot
- Daftar
- 6 Sep 2014
- Post
- 7
- Like diterima
- 0
Sebelumnya mohon maaf numpang uneg-uneg di sini pake akun klonengan
Judulnya seperti cerpen
Sedikit ada kegalauan dg kondisi saat ini.
Ini kisah tentang sahabat saia (udah sahabatan selama 5 thnan), sebut saja Ina, 32thn, dan pacar saia sekarang, sebut aja Ainun, 22thn.
Saia sendiri 34. ** beda umur dg pacar cukup jauh **
Kisah ini bermula, sekitar bulan Februari - April lalu. Waktu itu, saia dan Ina kebetulan lagi jomblo, dan status saia dg Ainun cuma deket.
Masih PDKT dengan Ainun lah
Sekitar pertengahan Februari, kebetulan ada pesta ultah temen sampe larut malem, saia dan Ina berangkat bareng (karena status masih jomblo ) dan saia lagi males pulang dini hari (**karena waktu itu jg rada "miring" gara2 Martell **), jadi saia putuskan menginap di apartemen Ina di bilangan Setiabudi.
Singkat kata, kemudian terjadi sesuatu yg seharusnya ga boleh sesama sahabat, saia ML dengan Ina. Eh salah sekedar HS ding. have sex.
No romance, no condie, and.. crot di dalem.
Awalnya rada waswas sih, tapi Ina bilang, selama ML dengan cowoknya (sekarang sih udah mantan), tanpa birth control, selalu crot di dalem (kecuali pas palang merah dong ), dan ga pernah hamil.
Setelah itu, kami beberapa kali HS lagi, mayoritas sih di apartemennya. just for have fun mumpung kami belom punya pacar resmi sih.
Harus diakuin, sahabat saia ini "enak" banget .. bener2 jago. dan selalu tanpa birth control apapun
**kenapa ga dari dulu yak**.. pikir saia waktu itu
well..kami bikin perjanjian ga tertulis sih, kalo salah satu dari kita kemudian dapet pasangan lagi, "kegiatan" kami akan dihentikan.
"Kegiatan" HS kami sebenernya ga selalu sering sih, seingat saia selama Februari - April cuma sekitar 5x. Yang jelas karena kesibukan masing-masing, dan juga saia semakin lengket dg Ainun. Dan pada bulan April berhenti total, karena Ainun udah resmi jadi pacar saia . Masing2 dari kami menepati janji, meskipun saia duluan yg punya pacar, toh Ina juga konsekuen. Ina kaga lagi BBM malem2 minta "jatah"
Selanjutnya pun komunikasi dg Ina tetep dijaga, walopun susah ketemu, toh kasih kabar via messenger masih bisa dilakukan. Tapi sekitar pertengahan Mei, Ina udah susah dihubungi.
BBM sekedar "R", WA sekedar terikirim, Path pun ga update moment lagi. Saia sih berpikir dia mungkin sedang super sibuk dan mungkin jg udah punya cowo baru
Sekitar awal Juli barulah Ina menghubungi saia, dan minta ketemuan (saia inget banget tanggalnya, 5 Juli)
dia kemudian mengatakan hal yg mengagetkan saia. Ina hamil!
Jadi ceritanya, sekitar Mei - Juni, Ina udah kaga dapet "tamu merah" lagi. Sebuah rekor baginya.
Karena curiga, Ina beli Sensi***, dan hasilnya dua strip merah.
Untuk memastikan hasilnya, Ina melakukan tes laboratorium (urine doang) melalui temannya yg dokter.
dan hasilnya memang Ina hamil 9 minggu (tes dilakukan bulan Mei), dan terakhir kali kami HS emang sekitar akhir Maret/awal April. dan selama itu, Ina juga belum punya pacar. jadi, dipastikan, jabang bayi itu anak saia.
saat kami bertemu (5 Juli), kandungannya berusia 17 minggu.
karena itulah Ina menghilang sebentar dari saia, berpikir..katanya.
Ina menemui saia bukan minta pertanggung jawaban, atau semacamlah. waktu itu, Ina berkata kurang lebih kalo dia kaga minta apapun dari saia. Kaga mau merusak hubungan orang lain, toh gue (**maksudnya Ina**) mampu besarin anak ini pake duit gue sendiri.
Dia pengen ketemu saia karena sebagai sahabat, dan juga bapak dari anaknya, saia berhak untuk tau.
Iya, Ina yg saia kenal emang cukup mandiri. Semenjak lulus kuliah, papahnya meninggal, artinya Ina udah kaga punya bonyok lagi.
Mamahnya meninggal ketika Ina masuk SMA.
Rumahnya di Kendal pun udah dijual, dan saudara terdekat di pulau Jawa tinggal kakak papahnya yg tinggal di Blitar. Itupun hubungan dg kakak papahnya engga begitu deket.
Bisa dibilang perjalanan hidupnya cukup keras selepas kuliah, dan itu membentuk karakternya yg sekarang.
Karakter "keras"-nya itulah yg saia suka, meskipun terkadang menyebalkan, terkadang mengubah keputusan di tengah jalan.
Meskpun karakternya "keras", tapi Ina cukup loyal bagi temen2 deketnya. Lembut, terkadang manja.
Tapi saia ga mau dong, nantinya dikenal sebagai orang yg lari dari tanggung jawab.
Setelah berdebat (lagi-lagi posisi Ainun pacar saia dan status kami jadi perdebatan), akhirnya Ina mengijinkan saia u/ terlibat dalam kehamilannya. Peran saia adalah menyediakan asupan gizi bagi (calon) anak saia.
OK done.
Setiap minggu saia membelajakannya buah dan sayur, dan terkadang beras merah.
Saia juga udah nyetok Anm** Plain u/ 2 bulan di apartemennya (katanya pernah nyoba Anm** coklat malah eneg, Lacta*** madu bikin diare).
Well..semua itu saia lakukan secara sembunyi2 dari pacar. Siang hari saia belanja, dan dititipkan di rumah temen, malemnya (kalo lg ga ada Ainun) baru saia antar ke apartemennya.
Terkadang saia juga malem2 menemani Ina ngobrol ampe dia ngantuk, baru saia pulang.
Emang sih, pas jam kerja rasanya ngantuk banget, tapi sepadan lah.
Rasanya "wow" banget, melihat perkembangan perut Ina, minggu demi minggu.
A part of me, grows inside her. That's amazing!
Setiap kali lagi jalan dg Ainun dan kebetulan melewati baby shop, secara otomatis saia nengok dan ngeliatin mainan/baju bayi.
Pernah sih ditegur ama Ainun, saia sih ngeles aja: "engga ada apa2 honey. tadi aku sepertinya liat temen aku di dalam situ"
Tapi faktanya,
Saia cinta dg Ainun. Lucu, meskipun terkadang lemot, orangnya tulus banget perhatiannya. Kalo pamitan, Ainun pasti cium tangan saia.
Kalo saia lagi cape, dia cekatan bikin air hangat buat cuci muka atau buat rendam kaki saia. Very lovely
Hubungan kami masih terbilang baru, lagi mulai hangat2nya.
Saia kemudian berpikir, saia sampai kapan harus sembunyi2 dari Ainun?
Bagaimana dg ketika Ina udah saatnya melahirkan? **HPL sekitar Januari 2015**
Seperti apa relationship kami nantinya? I mean: Ina - Me - Ainun - the baby
Mohon maaf sekiranya curhat saia rada berantakan.
-- brb ---
Judulnya seperti cerpen
Sedikit ada kegalauan dg kondisi saat ini.
Ini kisah tentang sahabat saia (udah sahabatan selama 5 thnan), sebut saja Ina, 32thn, dan pacar saia sekarang, sebut aja Ainun, 22thn.
Saia sendiri 34. ** beda umur dg pacar cukup jauh **
Kisah ini bermula, sekitar bulan Februari - April lalu. Waktu itu, saia dan Ina kebetulan lagi jomblo, dan status saia dg Ainun cuma deket.
Masih PDKT dengan Ainun lah
Sekitar pertengahan Februari, kebetulan ada pesta ultah temen sampe larut malem, saia dan Ina berangkat bareng (karena status masih jomblo ) dan saia lagi males pulang dini hari (**karena waktu itu jg rada "miring" gara2 Martell **), jadi saia putuskan menginap di apartemen Ina di bilangan Setiabudi.
Singkat kata, kemudian terjadi sesuatu yg seharusnya ga boleh sesama sahabat, saia ML dengan Ina. Eh salah sekedar HS ding. have sex.
No romance, no condie, and.. crot di dalem.
Awalnya rada waswas sih, tapi Ina bilang, selama ML dengan cowoknya (sekarang sih udah mantan), tanpa birth control, selalu crot di dalem (kecuali pas palang merah dong ), dan ga pernah hamil.
Setelah itu, kami beberapa kali HS lagi, mayoritas sih di apartemennya. just for have fun mumpung kami belom punya pacar resmi sih.
Harus diakuin, sahabat saia ini "enak" banget .. bener2 jago. dan selalu tanpa birth control apapun
**kenapa ga dari dulu yak**.. pikir saia waktu itu
well..kami bikin perjanjian ga tertulis sih, kalo salah satu dari kita kemudian dapet pasangan lagi, "kegiatan" kami akan dihentikan.
"Kegiatan" HS kami sebenernya ga selalu sering sih, seingat saia selama Februari - April cuma sekitar 5x. Yang jelas karena kesibukan masing-masing, dan juga saia semakin lengket dg Ainun. Dan pada bulan April berhenti total, karena Ainun udah resmi jadi pacar saia . Masing2 dari kami menepati janji, meskipun saia duluan yg punya pacar, toh Ina juga konsekuen. Ina kaga lagi BBM malem2 minta "jatah"
Selanjutnya pun komunikasi dg Ina tetep dijaga, walopun susah ketemu, toh kasih kabar via messenger masih bisa dilakukan. Tapi sekitar pertengahan Mei, Ina udah susah dihubungi.
BBM sekedar "R", WA sekedar terikirim, Path pun ga update moment lagi. Saia sih berpikir dia mungkin sedang super sibuk dan mungkin jg udah punya cowo baru
Sekitar awal Juli barulah Ina menghubungi saia, dan minta ketemuan (saia inget banget tanggalnya, 5 Juli)
dia kemudian mengatakan hal yg mengagetkan saia. Ina hamil!
Jadi ceritanya, sekitar Mei - Juni, Ina udah kaga dapet "tamu merah" lagi. Sebuah rekor baginya.
Karena curiga, Ina beli Sensi***, dan hasilnya dua strip merah.
Untuk memastikan hasilnya, Ina melakukan tes laboratorium (urine doang) melalui temannya yg dokter.
dan hasilnya memang Ina hamil 9 minggu (tes dilakukan bulan Mei), dan terakhir kali kami HS emang sekitar akhir Maret/awal April. dan selama itu, Ina juga belum punya pacar. jadi, dipastikan, jabang bayi itu anak saia.
saat kami bertemu (5 Juli), kandungannya berusia 17 minggu.
karena itulah Ina menghilang sebentar dari saia, berpikir..katanya.
Ina menemui saia bukan minta pertanggung jawaban, atau semacamlah. waktu itu, Ina berkata kurang lebih kalo dia kaga minta apapun dari saia. Kaga mau merusak hubungan orang lain, toh gue (**maksudnya Ina**) mampu besarin anak ini pake duit gue sendiri.
Dia pengen ketemu saia karena sebagai sahabat, dan juga bapak dari anaknya, saia berhak untuk tau.
Iya, Ina yg saia kenal emang cukup mandiri. Semenjak lulus kuliah, papahnya meninggal, artinya Ina udah kaga punya bonyok lagi.
Mamahnya meninggal ketika Ina masuk SMA.
Rumahnya di Kendal pun udah dijual, dan saudara terdekat di pulau Jawa tinggal kakak papahnya yg tinggal di Blitar. Itupun hubungan dg kakak papahnya engga begitu deket.
Bisa dibilang perjalanan hidupnya cukup keras selepas kuliah, dan itu membentuk karakternya yg sekarang.
Karakter "keras"-nya itulah yg saia suka, meskipun terkadang menyebalkan, terkadang mengubah keputusan di tengah jalan.
Meskpun karakternya "keras", tapi Ina cukup loyal bagi temen2 deketnya. Lembut, terkadang manja.
Tapi saia ga mau dong, nantinya dikenal sebagai orang yg lari dari tanggung jawab.
Setelah berdebat (lagi-lagi posisi Ainun pacar saia dan status kami jadi perdebatan), akhirnya Ina mengijinkan saia u/ terlibat dalam kehamilannya. Peran saia adalah menyediakan asupan gizi bagi (calon) anak saia.
OK done.
Setiap minggu saia membelajakannya buah dan sayur, dan terkadang beras merah.
Saia juga udah nyetok Anm** Plain u/ 2 bulan di apartemennya (katanya pernah nyoba Anm** coklat malah eneg, Lacta*** madu bikin diare).
Well..semua itu saia lakukan secara sembunyi2 dari pacar. Siang hari saia belanja, dan dititipkan di rumah temen, malemnya (kalo lg ga ada Ainun) baru saia antar ke apartemennya.
Terkadang saia juga malem2 menemani Ina ngobrol ampe dia ngantuk, baru saia pulang.
Emang sih, pas jam kerja rasanya ngantuk banget, tapi sepadan lah.
Rasanya "wow" banget, melihat perkembangan perut Ina, minggu demi minggu.
A part of me, grows inside her. That's amazing!
Setiap kali lagi jalan dg Ainun dan kebetulan melewati baby shop, secara otomatis saia nengok dan ngeliatin mainan/baju bayi.
Pernah sih ditegur ama Ainun, saia sih ngeles aja: "engga ada apa2 honey. tadi aku sepertinya liat temen aku di dalam situ"
Tapi faktanya,
Saia cinta dg Ainun. Lucu, meskipun terkadang lemot, orangnya tulus banget perhatiannya. Kalo pamitan, Ainun pasti cium tangan saia.
Kalo saia lagi cape, dia cekatan bikin air hangat buat cuci muka atau buat rendam kaki saia. Very lovely
Hubungan kami masih terbilang baru, lagi mulai hangat2nya.
Saia kemudian berpikir, saia sampai kapan harus sembunyi2 dari Ainun?
Bagaimana dg ketika Ina udah saatnya melahirkan? **HPL sekitar Januari 2015**
Seperti apa relationship kami nantinya? I mean: Ina - Me - Ainun - the baby
Mohon maaf sekiranya curhat saia rada berantakan.
-- brb ---