Akibat Mogok
Ini adalah kisahku yang lain sewaktu
aku berpacaran dengan Tina, gadis
mungil setinggi bahuku. Dari sejak
ia SMU kelas 3 tepatnya, berarti
telah 3 tahun hubungan kami. Pribadinya
yang riang dan manja merupakan daya tarik tersendiri bagiku. Dia sendiri adalah perantau dari Jawa tengah yang tinggal kost berdua dengan kakak perempuannya. Seperti biasanya orang kebanyakan kadang diisi dengan percumbuan percumbuan menggairahkan. Kadang kami terlibat dalam deep petting yang sangat panas. Tapi kami selalu menjaga agar tak melebihi batas
Pada suatu sabtu malam setelah puas berjalan-jalan dan bercumbu seperti biasanya aku menjalankan mobilku bergerak hendak pulang, tetapi tak terduga mobilku mogok ditengah hujan lebat yang mengguyur.
Bagaimana Kak..? tanyanya sambil memayungi aku yang tengah mengutak-atik mesin mobil (ia selalu memanggilku dengan sebutan kak). Payung tersebut tak dapat menahan hujan yang turun di barengi angin hingga pakaiannya pun ikut basah.
Sepertinya harus ke bengkel deh..ujarku sambil membanting kap mesin.
Itu ada bengkel sepertinya.tunjukku mengarah pada sebuah bangunan yang terlihat seperti bengkel seraya menggamit lengannya untuk menjejeri aku.
Oh ya Tina sekarang telah kuliah di tahun keduanya.
Setelah mengetuk pintu bangunan itu dan memang adalah sebuah bengkel. Dan setelah memeriksa mobil ku petugas bengkel itu sambil menggelengkan kepalanya,
Kami baru sanggup menyelesaikannya besok siang.., bagaimana pak?tanyanya.
Ya ..sudah lah kerjakan saja..jawabku menghela nafas.
bagaimana Na. Kakak kan antar kamu ke terminal terdekat untuk pulang ya? pintaku padanya
ga mau Kak, Tina takut pulang sendirian malam-malam begini jawabnya kecut.
Klo gtu kita terpaksa pulang besok ..ya ujarku memastikan.
Habis mo gimana lagi sahutnya ringan.
Aku melangkah mendekati petugas bengkel tersebut.
Pak dekat sini ada penginapan dimana?tanyaku pada petugas yang sedang membereskan alat-alatnya.
Di sebelah mas, kami juga mempunyai sebuah paviliun yang cukup bersih yang sering kami sewakan juga untuk menginap paling tidak hingga mobil ini selesai dikerjakan, .jawabnya tak memalingkan wajah sedikitpun.
Ok deh Kak sergah Tina mengiyakan tawaran petugas tersebut.
Ternyata paviliun tersebut memang cukup bersih dan layak, kata petugas itu. Terletak terpisah dari bangunan induk dengan dilengkapi sebuah kamar mandi di dalamnya berikut sebuah tempat tidur besar dan sofa sekadarnya.
Dengan memakai sarung yang memang selalu ada dalam mobilku Tina keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Aku tau ia tak mengenakan apa-apa lagi di balik sarung itu. Gairahku terlecut memandang tubuhnya yang membayang dari balik sarung tipis yang membungkus tubuh sintalnya.
Dengan melangkah ringan ia beranjak ke ranjang dan membaringkan tubuh indahnya di balik selimut.
Kak disini saja .pintanya seraya menepuk kasur di sebelahnya.
Ga usah ragu Kak toh Kak bukan siapa-siapanya Tina..tambahnya lagi.
Biarlah Kakak disini saja .ujarku sambil menarik sarungku dan bergerak mencari posisi yang enak untuk beristirahat di sofa dalam kamar itu.
Tak kusangka Tina bergerak menghampiriku dan sambil mengecup keningku,
Ayo tidur sama-sama di ranjang ucapnya bak sebuah perintah sambil menyeret lenganku.
Dengan terpaksa aku beranjak kemudian membaringkan tubuh dikasur empuk itu disusul Tina berbaring di sampingku. Aku berbaring menelentang dan membiarkan lenganku menjadi bantalan bagi kepalanya. Tubuhnya berbaring menyamping menghadapku dan lengannya memeluk dadaku. Tak lama berselang tubuhnya mendekat dan membaringkan kepalanya di dadaku yang bidang.
Tubuhnya yang hangat itu menempel lekat pada dadaku. Terasa kehangatan tubuhnya menyebar dari balik sarung penutup yang membatasi kulit kami. Aku membelai rambutnya sambil menerawang ke langit-langit dengan perasaan yang tak menentu.
Kak .. panggilnya lirih sambil jemari lentiknya mempermainkan jemarinya dia atas dadaku dan sesekali memijat putting dadaku.
Ini adalah kisahku yang lain sewaktu
aku berpacaran dengan Tina, gadis
mungil setinggi bahuku. Dari sejak
ia SMU kelas 3 tepatnya, berarti
telah 3 tahun hubungan kami. Pribadinya
yang riang dan manja merupakan daya tarik tersendiri bagiku. Dia sendiri adalah perantau dari Jawa tengah yang tinggal kost berdua dengan kakak perempuannya. Seperti biasanya orang kebanyakan kadang diisi dengan percumbuan percumbuan menggairahkan. Kadang kami terlibat dalam deep petting yang sangat panas. Tapi kami selalu menjaga agar tak melebihi batas
Pada suatu sabtu malam setelah puas berjalan-jalan dan bercumbu seperti biasanya aku menjalankan mobilku bergerak hendak pulang, tetapi tak terduga mobilku mogok ditengah hujan lebat yang mengguyur.
Bagaimana Kak..? tanyanya sambil memayungi aku yang tengah mengutak-atik mesin mobil (ia selalu memanggilku dengan sebutan kak). Payung tersebut tak dapat menahan hujan yang turun di barengi angin hingga pakaiannya pun ikut basah.
Sepertinya harus ke bengkel deh..ujarku sambil membanting kap mesin.
Itu ada bengkel sepertinya.tunjukku mengarah pada sebuah bangunan yang terlihat seperti bengkel seraya menggamit lengannya untuk menjejeri aku.
Oh ya Tina sekarang telah kuliah di tahun keduanya.
Setelah mengetuk pintu bangunan itu dan memang adalah sebuah bengkel. Dan setelah memeriksa mobil ku petugas bengkel itu sambil menggelengkan kepalanya,
Kami baru sanggup menyelesaikannya besok siang.., bagaimana pak?tanyanya.
Ya ..sudah lah kerjakan saja..jawabku menghela nafas.
bagaimana Na. Kakak kan antar kamu ke terminal terdekat untuk pulang ya? pintaku padanya
ga mau Kak, Tina takut pulang sendirian malam-malam begini jawabnya kecut.
Klo gtu kita terpaksa pulang besok ..ya ujarku memastikan.
Habis mo gimana lagi sahutnya ringan.
Aku melangkah mendekati petugas bengkel tersebut.
Pak dekat sini ada penginapan dimana?tanyaku pada petugas yang sedang membereskan alat-alatnya.
Di sebelah mas, kami juga mempunyai sebuah paviliun yang cukup bersih yang sering kami sewakan juga untuk menginap paling tidak hingga mobil ini selesai dikerjakan, .jawabnya tak memalingkan wajah sedikitpun.
Ok deh Kak sergah Tina mengiyakan tawaran petugas tersebut.
Ternyata paviliun tersebut memang cukup bersih dan layak, kata petugas itu. Terletak terpisah dari bangunan induk dengan dilengkapi sebuah kamar mandi di dalamnya berikut sebuah tempat tidur besar dan sofa sekadarnya.
Dengan memakai sarung yang memang selalu ada dalam mobilku Tina keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Aku tau ia tak mengenakan apa-apa lagi di balik sarung itu. Gairahku terlecut memandang tubuhnya yang membayang dari balik sarung tipis yang membungkus tubuh sintalnya.
Dengan melangkah ringan ia beranjak ke ranjang dan membaringkan tubuh indahnya di balik selimut.
Kak disini saja .pintanya seraya menepuk kasur di sebelahnya.
Ga usah ragu Kak toh Kak bukan siapa-siapanya Tina..tambahnya lagi.
Biarlah Kakak disini saja .ujarku sambil menarik sarungku dan bergerak mencari posisi yang enak untuk beristirahat di sofa dalam kamar itu.
Tak kusangka Tina bergerak menghampiriku dan sambil mengecup keningku,
Ayo tidur sama-sama di ranjang ucapnya bak sebuah perintah sambil menyeret lenganku.
Dengan terpaksa aku beranjak kemudian membaringkan tubuh dikasur empuk itu disusul Tina berbaring di sampingku. Aku berbaring menelentang dan membiarkan lenganku menjadi bantalan bagi kepalanya. Tubuhnya berbaring menyamping menghadapku dan lengannya memeluk dadaku. Tak lama berselang tubuhnya mendekat dan membaringkan kepalanya di dadaku yang bidang.
Tubuhnya yang hangat itu menempel lekat pada dadaku. Terasa kehangatan tubuhnya menyebar dari balik sarung penutup yang membatasi kulit kami. Aku membelai rambutnya sambil menerawang ke langit-langit dengan perasaan yang tak menentu.
Kak .. panggilnya lirih sambil jemari lentiknya mempermainkan jemarinya dia atas dadaku dan sesekali memijat putting dadaku.