Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Akhwat dan Syahwat

Status
Please reply by conversation.
Semakin banyak tokoh, semakin kudu aware sih. Gak sabar menunggu apa yang terjadi di asrama saat mubes mereka nanti wkwk :pandajahat:
 
PART 2 : DI BAWAH KIBARAN HIJAB
Setelah tahun lalu berhasil memperoleh keperawanan Lala, Chantika, dan Kak Tias. Dandi pun memulai petualangan barunya setelah resmi menjadi pacar dari kak Tias.


“Dan, itu tadi siapa ?”, tanya Lala pada Dandi.

“Oh. Kak Tias. Kan aku bantuin dia ngerjain skripsinya”, jawab Dandi sembari fokus menyetir.

“Bukan pacar kamu ?”, tanya lala.

“Dibilang juga bantuin kerja skripsi. Apaa sih kamu La”, ujar Dandi

“Jujur aja kali Dan. Aku nggak apa”, suasana menjadi drama tiba – tiba.

“lah. Aku serius La. Nih lihat aja HPku”, Jawab Dandi sembari memberikan HPnya pada Lala.

Lala mengutak – atik HP Dandi. Isinya ada beberapa chat dari kak Tias yang memintanya membantunya untuk mengerjakan skripsi serta mengantar kak Tias menuju lokasi penelitiannya. Tak ada yang aneh, karena Dandi selalu menghapus chat dari kak Tias yang mencurigakan. Hal tersebut ia lakukan agar Lala tetap bisa ia nikmati.

“Oh iya. Bener kamu Dan. Maaf udah curiga”, ujar Lala sembari memberikan Dandi HPnya lagi.

Jalanan kota T siang itu agak macet. Sedang ada demo di sebuah kampus di dekat Universitas Sanjaya. Dandi kurang tahu apa yang diangkat oleh para pengunjuk rasa.

“Eh La, si Joni rindu nih”, goda Dandi tiba – tiba pada Lala.

“Ya elah. Minta jatah lagi deh”, keluh Lala pada Dandi mendengar kode dari Dandi tersebut.

“Ihh. Kamu gitu deh La. Lagian juga kan si Joni udah kamu angguran selama seminggu ini. Dia rindu tahu ama mamanya”, balas Dandi.

“Apaan sih Dan”, Lala menggerutu.

“Kamu mah gitu La. Giliran aku minta jatah, kamu ngeluh. Pas kamu yang lagi sange, aku turutin kok”, protes Dandi.

“Ya elah. Ngegas. Santai dong. Iya deh. Tapi jangan sekarang ya Dan. lain kali aja. Akhir – akhir ini aku capek banget. Kamu jajan aja dulu”, saran Lala pada Dandi.

“ya elah, malah disuruh jajan memek kita Jon. Serius nih La ?”, tanya Dandi kembali meyakinkan Lala.

“Serius Dan. Aku lagi sibuk. Maaf ya”, Lala memohon maaf pada Dandi

“Hmm. Ya udah deh. Entar kita cari nutrisi baru Jon”, ucap Dandi sendiri. Lala tertawa melihat tingkah Dandi yang seakan memperlakukan barangnya seperti adiknya sendiri.


(Sebuah Mall)
Cast :
***Hidden content cannot be quoted.*** Laila Ningrum Ayuningtyas (Lala)


Mereka telah sampai di parkiran sebuah mall ternama di kota T. Rencananya mereka ingin nonton hari ini. Keluar dari mobil, Dandi mengambil tas selempan dari jok belakang mobilnya yang selali ia simpan. Sedangkan Lala dari dalam tesnya juga mengeluarkan tas kecil yang ia selempangkan di bahu kanannya. Ketika Dandi berjalan, lala dari belakang dengan sigap memegang tangan Dandi dan merangkul tangan kanannya.

“Apaan sih La. Pake rangkul – rangkul tangan segala”, tegur Dandi pada lala.

“Hehe. Nggak apa kok Dan. Lagi pengen aja. Lagian juga nggaka ada yang kenal ama kita kan. Palingan juga kita dikirain suami istri”, celoteh Lala.

Dandi pun hanya bisa mengalah dan melangkah masuk. Di dalam mall tersebut, mereka berputar – putar sekadar untuk cuci mata. Lala sesekali tersipu digombali Dandi. Ketika sampai di bioskop mall tersebut, mereka bingung menentukan film apa yang ingin mereka tonton.

“Nonton rumah Belanda ya La. Hehe”, saran Dandi yang ingin melihat Lala teriak – teriak ketakutan. Dia juga ingin curi kesempatan juga sebenarnya.

“Ihh. Horor. Nonton Dilan aja ya Dan. hehe”, Lala juga menawar.

“ya elah”, keluh Dandi. Tapi dia tidak bisa melawan.


*parkiran mall*

“Filmnya bagus kan Dan ?”, tanya Lala setelah menonton film Dilan. Hari sudah menunjukkan pukul delapan. Tak terasa juga waktu berlalu.

“Bagus apaan. Kamu mah malah klepek klepek sama si Dilan”, protes Dandi pada Lala.

“yaaa. Ada yang cemburu. Haha”, Lala menertawai Dandi yang memasang wajah cemberut.

“Nggak ah”, Dandi pura – pura memasang wajah cemberut.

“Ih. Jadi ngambek nih ceritanya ?”, tanya Lala pada Dandi yang cemberut dan bermuka masam. Mereka memasuki mobil dan meluncur menuju kost Selaras, kost Lala.

Sepanjang jalan, Dandi berwajah muram. Lala menjadi tidak enak pada Dandi. Maklum saja, setelah nonton, mereka makan berdua. Selama makan, Lala terus memuja muji Dilan dan berandai – andai ia bisa punya pasangan jago gombal kayak Dilan.

Dandi sempat protes, “ini yang buat film Dilan siapa sih. Kan standar para cewek jadi naik lagi deh. Mana aku nggak jago gombal lagi”.

Dandi berhenti di sebuah lampu merah. Lala melirik pada Dandi, dan melihat pada celana jeans yang dikenakan oleh Dandi. Dandi terkejut karena tiba – tiba sebuah tangan halus meraih barangnya dari luar celananya.

“Kita main bareng yuk Joni. Soalnya kakak kamu ngambek tuh”, Dandi masih diam.

Lala dengan sigap membuka resleting celana jeans Dandi dan membuka kaitan celana Dandi. Dandi hanya diam saja. Dengan senyum birahi, Lala mulai memasukkan tangannya ke dalam celana pendek yang dikenakan Dandi. Dengan sigap, Lala mengeluarkan barang Dandi dari sarangnya. Lala tersenyum melihat kontol yang selama ini keluar masuk memeknya.

Lala meludahi tangannya untuk melumasi tangannya saat mengocok kontol Dandi. Dengan perlahan namun pasti, Lala mengocok kontol Dandi. Dandi mulai mendesah menikmati kocokan perlahan Lala pada kontolnya. Lala tersenyum melihat Dandi yang menikmati permainannya. Lala terus mengocok kontol Dandi hingga memasuki sebuah perumahan dekat kampus. Dandi terus menyetir mobil sembari mencoba fokus pada jalan walau ia sangat menikmati permainan tangan Lala

Mereka melewati deretan tumah hingga sampai ke ujung pertigaan. Mereka belok kanan ke jalanan yang demikian sepi dan diterangi lampu jalan yang temaram. Mereka berada di pinggiran perumahan. Hanya ada beberapa rumah, itupun ada yang sudah kosong ditinggal pemiliknya. Kalau siang memang tidak begitu menakutkan, tapi lain cerita jika malam. Di sebuah lapangan kecil yang berjarak sekitar 50 meter dari kost Selaras, Dandi memarkirkan mobilnya. Di dekat lapangan tersebut ada sebuah rumah, namun tampaknya tidak ada orang karena lampunya tidak nyala. Di depan lapangan tersebut hanya ada kebun pisang kecil. Dari suasananya, memang tempat tersebut sangat pas untuk berbuat mesum.

“La, di sini aja ya. Aku udah nggak tahan”, pinta Dandi pada Lala.

(BERSAMBUNG)
Jejak suhu ane baru sampe sini.... si Lala makin manteb aja:ngiler::jempol::Peace:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd