Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Aji Nyawijining Asmoro

Part. 4A (Completed)



TETANGGA SEBELAH - IBU GURU INTAN



bb906a1337192388.jpg




Hari masih pagi, entah kenapa sibho jr sudah berontak berdiri. Merasa aneh tak seperti biasanya, kedua mataku mulai mengalihkan pandangannya. Terlihat pusakaku dimainkan oleh seorang wanita berhijab yang semalam baru saja terenggut kesuciannya, siapa lagi kalau bukan zahra.



"Slurp.. fage bang.. slurrph.. bhoh.. udah bangun.. sluurph..?" tanyanya tak malu, masih mengulum kemaluanku.

"Gara-gara lu, atas bawah jadi bangun ra.." balasku sekenanya.

"Slurrrpuha.. hhehe.. main lagi yuk, lanjutin yang semalem bang bho.." ajaknya polos.

"Set, baru juga bangun.. masih pada bau jigong, mandi dulu kek.." timpalku.

"..." hanya cemberut balasnya.

"Ya dah, mandi bareng disini ja yuk.. bang bho, ayuk.." cemberutnya berubah menjadi rengekan, sambil menggenggam tanganku.



Tak bisa menolak, dituntunnya aku menuju kamar mandi dipojok kamarnya. Mungkin gara-gara rengekan zahra, fitri yang sedari tadi masih terlelap tiba-tiba terbangun. Membangunkan ida disampingnya sembari bertanya kepadaku.



"Pada mau ngapain mas bho, pagi-pagi dah tarik-tarikan aja.." tanya fitri, masih mengumpulkan nyawa.

"Mau mandi fit.." belum sempat kujawab sudah keduluan zahra.

"Nah kan pada mulai curang, kita ga diajak dong.." ucap fitri.

"Ikut bang bo, kita juga belom mandi.." timpal ida.

"Sempit, masak mandi aja musti rame-rame.." tolakku.

"Bodo amat, yuk da.." ucap fitri dan akhirnya kita berempat mandi bersama.



Kamar mandi terasa begitu panas, meski guyuran air shower kini membasahi tubuhku. Apalagi penyebabnya kalau bukan kemolekan ketiga wanita diruangan yang sangat sempit ini. Fitri dengan santai membersihkan diri membelakangiku, memamerkan pantat sekal dan montok miliknya yang sesekali sengaja ia mundurkan agar mengenai barang pribadiku. Ida dibelakang juga begitu menggoda dengan kedua payudara besarnya, terasa punggung ini dipijat-pijat olehnya. Zahra disamping masih sibuk menyabuniku, mulai dari dada hingga bagian bawah yang masih membuatnya penasaran tuk ingin mencicipinya kembali.



"Ughh, mas bho itunya nyangkut tuh.." ucap fitri, merasakan sesuatu yang keras namun bukan tekad disela selangkangannya.

"Ya maap, tau sendiri tempatnya sempit fit.." jawabku.

"Nggakh papa sichh.. hemm.." balasnya, memajumundurkan pinggul merasakan sensasi nikmat akibat gesekan barang pribadi kami berdua.

"Ya.. yaa.. yachhkh.. mashuk mas bho.. ohh.." rancaunya, aku tak sadar sibho jr sudah jatuh terpeleset kedalam lubang surga milik fitri yang becek dan licin itu.



Apa boleh buat kalau sudah seperti ini, kedua tanganku sigap bergerak maju meremas-remas dan sesekali memilin payudara fitri. Tak perlu mengeluarkan banyak tenaga, ia sudah menggoyangku semaunya sendiri. Zahra yang sedikit iri, tanpa kata segera menyambar bibirku lalu melumatnya. Hanya ida yang tak berubah, masih begitu fokus memijat seluruh bagian belakang menggunakan kedua tetek miliknya.



"Ahh.. ah ahh.. udahh ga khuat.. aghhh.." fitri telah mencapai puncak, tubuhnya lemas dan kini terduduk dilantai kamar mandi.

"Gantian.." bisik zahra, tubuhnya bersandar didinding melingkarkan tangannya dileherku.

"Slebh.. aaghhh.." desahnya, setelah kumasukkan sibho jr.

"Hmpphh.. sleb slebh.. mphh.. mmhh.." suaranya tertahan pagutan kami. saat ini ia berdiri tersandar dengan satu kaki, tangan kananku menopang kaki kirinya.



Tak sampai lima menit zahra menggeliat tak terkendali, mengerang keras akan nikmat yang tengah dirasakan. Kakinya melemah, kududukkan disamping fitri setelahnya. Kini giliran ida untuk terpuaskan, sedikit kasihan juga melihatnya seperti dianaktirikan.



"Pengen dienakin ga da..?" tanyaku.

"Mau banget mas bho, dari tadi malah.." kepalanya tertunduk malu.

"Apanya yang pengen dienakin..?" Kuangkat dagunya hingga mata kami bertemu.

"Itunya mas.."

"Itu apa..? Ini..?" meremas pantat kirinya yang kenyal.

"Ackhh.. bu bukan.. yang inih.." balasnya, melebarkan memeknya dengan kedua tangan.

"Owh, yang inih toh.. slurpph.. syurrp.." jawabku, menjongkokan badan kemudian mengoralnya.

"Ahh.. ssshhhhh.." desisnya.



Gemericik air mengiringi desahan serta lenguhan ida, wajahnya memerah kepanasan berbanding terbalik dengan dingin guyuran ditubuh kami. Setelah merasa cukup memanjakan, aku memintanya tuk berganti posisi. Ida yang kini berjongkok mulai memberi service, sibho jr menikmati himpitan disela big boobs miliknya yang secara teratur naik dan turun.



"Enak mas..?" tanya ida.

"Lumayan, ada yang kenyal walau bukan agar-agar.." balasku.

"Ikh, mas bho bisa aja.." timpalnya.



Sadar akan berbahaya jika diteruskan, kutarik ida supaya berdiri kembali. Diatas closet aku duduk, mengundangnya menghampiriku. Tahu apa yang kumaksud, direnggangkan kedua kakinya, diarahkan dan dimasukkan sibho jr kedalam lubang surgawinya. Kemudian mendekap tubuh ini dengan erat dan bergoyang perlahan.



"Slab.. slaabh.. slaabbhh.." rpm goyangan ida yang kian meninggi.

"Ahh.. capee mash.. slabh.. tapih ga bisa berhentih.. slabh slaabhh.. achh ahh.." katanya.

"Ghoyang terush dah, jangan keluar duluh.. slabbh.. keluarin barengh.." pintaku.

"Argggh.. cefeth akuh dah ga tahan lagih mash.. ahh ahhh.. Aku juga da.. arrrgghhhh.. cratthhh.." rancau kami berdua ketika sampai pada titik dimana tak bisa menahannya, berpelukan erat saling berbagi cairan kenikmatan.



Tak terasa waktu begitu cepat berlalu dan pagi yang indah ini pun berganti. Sarang kimcil menjadi begitu sepi, tinggal aku seorang disini. Zahra sudah berangkat kuliah, fitri dan ida pun keluar karena ada janji entah dengan teman atau klien mereka siang ini. Kuputuskan melihat jadwal dan mempersiapkan segala sesuatu untuk kuliahku sore nanti. Hingga suara seseorang mengalihkan perhatianku.



"Permisi, paket..!"

"Cklekk, paket buat siapa bang..?" membuka pintu dan bertanya, karena aku sendiri merasa tak memesan atau akan dikirimkan sesuatu.

"Atas nama Intan, tadi sudah saya konfirmasi.. katanya masih dikantor dan suruh titipin kesebelah.." ucap kurir.

"Owh, ya udah.."

"Boleh minta tanda tangan sama fotonya bang, buat tanda bukti.."

"Oke sip.."

"Makasih bang.." mengakhiri pembicaraan ini.

"Hmm, bu guru ya.."
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd