Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Aisha: Istri Pak Haji yang Dilanda Birahi (NO SARA)

Halo suhu-suhu sekalian. Kesibukan RL dan sedikit flu kemarin membuat update kali ini tertunda. Berikut kelanjutan kisah kebinalan Aisha!



Make it two

Aisha mengulum sampai bersih kontol Toni. Bahkan setelah menumpahkan sperma kental yang memenuhi vagina Aisha, kontol itu masih tetap berdiri tegak dan keras. Istri Haji Romlan itu takjub dengan keperkasaan anak kosnya yang bagaikan langit dan bumi jika dibandingkan dengan suaminya. Seks dengan Haji Romlan selalu berakhir kilat. Pria itu hanya bisa menghentakkan penis pendeknya dua tiga kali sebelum menumpahkan maninya ke vagina Aisha.

Mulut Aisha dengan telaten menyedot kepala kontol Toni yang kembali membesar. Nafsu anak muda itu belum terlampiaskan dengan hanya sekali orgasme. Gulai kambing yang menjadi menu makan malam Toni membuat staminanya semakin kuat. Ia gerakkan pinggulnya maju mundur, membuat kontol besarnya menyodok-nyodok kerongkongan Bu Hajjah Aisha.

Wanita paruh baya itu menikmati mulutnya digunakan dengan lacur oleh Toni. Wajah cantiknya yang terbalut jilbab hitam masih ternoda oleh kotoran yang muncrat dari anusnya sendiri. Tubuh semoknya bersandar di tembok kamar mandi Toni dengan pantat terangkat tinggi, menampakkan anus yang menganga lebar akibat disodomi brutal. Aisha telah sepenuhnya menyerahkan dirinya menjadi budak seks Toni. Semua lubang di tubuhnya adalah milik Toni.

"Puah...Kontol kamu keras banget sayang," kata Aisha takjub saat melepas kontol Toni dari sepongannya. Tangan istri Haji Romlan itu terus mengocok batang kejantanan Toni, seolah tak mau berpisah dengannya barang sedetik pun.

"Tugas lo malam ini belum selesai, perek," kata Toni sambil menyeringai dan menampar wajah Aisha berulang-ulang dengan kontol besarnya. Mendominasi Bu Hajjah yang sehari-hari bersikap alim membuatnya sangat puas. Ia ingin menikmati tubuh pelacurnya ini hingga spermanya kering.

"Berdiri," perintah Toni. Aisha bangkit dengan tertatih. Lututnya masih terasa lemas dan tangannya harus berpegangan ke dinding kamar mandi agar tidak ambruk. Payudara 40DD-nya naik turun seiring dengan birahinya yang kembali naik. Benak Aisha berkecamuk penuh gairah, membayangkan kenikmatan seperti apa lagi yang akan diberikan Toni kepadanya.

"Bersihin badan lo sama kamar mandi gue," kata Toni sambil menyodorkan selang. Aisha dengan patuh menerima selang itu. Mula-mula, ia semprotkan air ke dinding kamar mandi yang ternoda kotoran dari semburan orgasme analnya. Lalu, Aisha mengguyurkan air dari ujung kepala ke ujung kakinya. Ia lepas jilbabnya yang basah dan menampakkan rambut panjangnya yang disemir kecoklatan. Tanpa diperintah, Aisha juga membersihkan badan kurus pendek Toni.

Wanita itu menuangkan sabun cair ke tangannya lalu mengusapkannya ke seluruh tubuh. Ia tuangkan lebih banyak sabun ke payudaranya dan dengan sensual merangkak mendekati Toni. Aisha menggunakan kedua gunung kembarnya sebagai spons untuk menyabuni tubuh anak kosnya. Ia gosokkan naik turun susu jumbonya itu ke punggung dan dada Toni.

Pentil hitamnya yang mengacung keras terasa sangat nikmat setiap kali bergesekan dengan kulit Toni, membuat Aisha mendesiskan desah kenikmatan.

"Ah, pinter banget lo Aisha. Emang bakat jadi lonte," puji Toni dengan kata-kata vulgar. Bukannya terhina, kata-kata Toni justru membuat Aisha tersenyum dan semakin bersemangat memuaskan pejantannya. Wanita itu bersimpuh dan menjepitkan kontol besar Toni di antara dadanya. Ia gerakkan naik turun payudara jumbonya yang berlumur sabun.

"Mm...ahh...Nikmati susu pelacurmu ini sayang," desah Aisha sambil membuka mulutnya dan menatap penuh nafsu wajah Toni. Wanita itu mengetatkan jepitan payudaranya dan membuat Toni mengerang.

Kelakuan binal Aisha membuat birahi Toni memuncak. Pemuda itu menarik tangan Aisha dan membawanya keluar dari kamar mandi. Aisha mengira bahwa mereka akan meneruskan perzinahan ini di ranjang Toni, tetapi ia salah. Toni menariknya melewati ranjang dan membuka pintu kamarnya.

"Ayo nungging perek!" perintah Toni. Aisha agak ragu, tetapi tamparan keras di pantatnya membuat wanita itu mendesah dan menuruti perintah Toni. Ia mengambil posisi merangkak dan memamerkan pantat besarnya ke hadapan Toni. Anusnya yang baru saja dihajar habis-habisan oleh kontol besar Toni kini merekah lebar. Dengan penuh nafsu, pemuda itu kembali menghujamkan batang kejantanannya ke lubang pembuangan Aisha.

Sambil menunggangi anus Aisha, Toni memerintahkan istri Haji Romlan itu merangkak ke halaman kosan. Aisha mengikuti perintah pejantannya. Setiap gerakan lutut Aisha membuat kontol Toni masuk semakin dalam ke duburnya.

"Augh...sayang...I-Ibu enggak kuat," lolong Aisha saat keduanya sampai di tengah halaman. Lutut dan sikunya terasa panas karena bergesekan dengan paving halaman kos. Sementara dubur Aisha semakin lower karena terus-terusan menerima hujaman kontol raksasa Toni. Beruntung semua anak kos sudah pulang karena masa liburan. Sehingga tidak ada yang mendengar lolongan binal dan menyaksikan kelakuan bejat Bu Hajjah Aisha malam itu.

Di tengah halaman kosan dan diterangi pancaran sinar bulan purnama, Aisha merasa harga dirinya jatuh semakin rendah. Ia tak ubahnya anjing betina yang melolong kenikmatan karena disetubuhi pejantan perkasa. Namun kenikmatan dari hujaman-hujaman batang perkasa Toni di duburnya telah membuat akal sehat Aisha luntur dan sirna.

"Oh...kencengin sayang...kontolin Ibu! Ahh...Pffft...puffftt...prutthhh.." raung Aisha sambil melepaskan kentut penuh kenikmatan saat Toni menghentakkan kontolnya sepenuh tenaga. Anusnya yang sejak kemarin sore dihajar habis-habisan oleh Toni kini lower sepenuhnya. Otot lubang pembuangan Aisha sudah melemas dan tak bisa menahan kentut atau kotoran.

"Anjing...lower banget lobang taik lo, perek!" dengus Toni sambil mendesakkan kontolnya semakin dalam. Aisha merintih dan mencoba mengencangkan otot-otot anusnya tetapi sia-sia. Urat di dahi Aisha bertonjolan saat ia berkonsentrasi untuk mengondisikan duburnya.

"M-Maafin Ibu sayang..." desah Aisha memelas karena tak bisa memberikan kepuasan penuh kepada pejantannya. Toni menggerung kesal dan mencabut kontolnya dari anus Aisha. Lubang itu telah merekah selebar botol air mineral. Kebiasaan Aisha masturbasi di anus dan kontol raksasa Toni membuat lubang itu kehilangan elastisitasnya.

"Sayang jangan dicabut...Ibu masih pengen," kata Aisha mengiba saat Toni mencabut kontolnya. Ia membalikkan badan dan menciumi kaki Toni, memohon pejantan itu untuk kembali memuaskannya.

"Sini...masukin ke memek Ibu ya sayang," ujarnya sambil menelentangkan diri di halaman kosan dan membuka lebar kakinya. Kedua tangan Aisha menyibak vaginanya yang tertutup jembut tebal.

Toni yang sedang mengejar kepuasannya pun tanpa pikir panjang menghentakkan kontolnya ke memek basah Aisha. Meski terbilang sempit untuk wanita yang telah melahirkan dua anak, tetap saja lubang itu tidak seketat yang diharapkan Toni. Pemuda itu merojok-rojok memek Aisha sekuat tenaga, mengharapkan jepitan kencang darinya.

"Ahh...Bangsat...lower semua lobang lo, Aisha" gerung Toni tidak puas. Ia cabut kontolnya dan bangkit berdiri. Aisha menatap sayu saat batang kejantanan Toni yang basah oleh cairan kenikmatannya dicabut. Wanita yang sudah dikuasai nafsu itu tidak ingin perzinahan ini berakhir.

Aisha berdiri dan menarik Toni masuk ke rumah. Ia tak lagi terpikirkan bahwa perbuatan terlarang ini berisiko dipergoki Roy yang ada di rumah. Aisha menggandeng Toni ke ruang tamu dan mendorong tubuh telanjang pemuda itu ke sofa. "Sayang...tunggu bentar ya," kata Aisha dengan sensual. Toni mulai melupakan ketidakpuasannya dengan lubang-lubang Aisha dan mengocok kontolnya sambil berbaring di sofa ruang tamu Haji Romlan.

Pemuda itu menyeringai saat tubuh telanjang Aisha kembali ke ruang tamu. Matanya menatap penuh gairah saat wanita berusia 45 tahun itu memainkan sebatang timun berukuran sedang dengan sensual.

Aisha bergaya seperti bintang porno kawakan. Timun yang sudah terpotong setengah untuk membuat acar pendamping gulai kambing itu ia kecup dan jilat di hadapan Toni. Tangannya memainkan timun seperti dildo. Ia membalikkan badan dan membungkuk, mengarahkan timun itu ke anus dan vaginanya yang tertutup jembut tebal.

"Sayang...Kontolin Umi Aisha lagi yuk..." kata Aisha dengan sensual. Ia ingin membangkitkan birahi Toni dengan sebutan "Umi" yang biasa dipakai suami dan anak-anaknya.

"Sayang mau bool lower Umi?" goda Aisha sambil melebarkan dan menggoyang pantatnya. "Atau memek becek Umi? Ahh..."

Toni yang kembali bangkit birahinya menyergap pantat Aisha yang menungging di ujung sofa. Mulutnya mencaplok anus Aisha yang tertutup jembut tebal dan menjilatinya dengan penuh nafsu. Aisha melenguh dan menjambak rambut Toni. "Ahh...iya sayang...jilatin bool lower Umi. Jilat sampe dalem sayang...Ohh."

Aksi roleplay Aisha membuat Toni terbius. Birahinya bangkit kembali setelah sebelumnya kecewa karena kontolnya tidak merasakan jepitan ketat dari lubang-lubang Aisha. Ia tusukkan lidahnya sedalam mungkin ke dubur Aisha. Wanita itu mendesah dan menekan kepala Toni semakin tenggelam di antara belahan pantatnya.

"Ugh...pinter banget sayangnya Umi...sedot bool lower Umi sayang...Uhh."

"Pffoootthh...Pfoooottthh...Ahh..***ra-gara kontol kamu... bool Umi jadi lower... Pffoootthh Umi gak bisa kentut kenceng lagi sayang..Ah."

Toni mengerang nikmat saat Aisha mengentuti mulutnya. Pemuda itu semakin terangsang dengan permainan binal Aisha. Ia sedot aroma khas dari dubur Aisha yang memabukkan. Kontol besarnya kini ereksi penuh dan mulai meneteskan pre-cum. "Uh...Aku enggak kuat Umi..." desah Toni.

Pemuda itu tenggelam dalam permainan ibu dan anak yang diperagakan Aisha. Ia genggam kontol besarnya dan melesakkannya dengan mudah ke dubur Aisha.

"Augh...iya sayangku...kontolin bool Umi. Genjot yang kenceng sayang...," ujar Aisha sambil menoleh ke belakang dan membuka bibirnya dengan tatapan mengundang. Ia tatap wajah Toni penuh birahi dan membuat pemuda itu semakin bersemangat menghujamkan batang kejantanannya bertubi-tubi.

Toni tak lagi peduli bahwa anus Aisha kini tidak lagi terasa mencengkeram. Ia hanya ingin menghajar habis-habisan lubang pembuangan Umi Aisha yang telah bertingkah begitu binal. Pemuda itu terhanyut dalam roleplay incest dan membayangkan Aisha sebagai ibu kandungnya. Namun, Aisha ternyata menyodorkan kejutan lain.

"Ugh...ugh...masukin...masukin ini ke bool Umi," pinta Aisha sambil menyerahkan setengah batang timun yang tadi dimainkannya bak dildo kepada Toni. Pemuda itu terbelalak dengan permintaan Aisha. Ia tak pernah menduga istri Haji Romlan itu bisa bertindak sejauh ini. Toni tak tahu bahwa double anal penetration adalah salah satu fantasi terpendam Aisha.

"U-Umi ini beneran?"

"Iya sayang...bikin bool lower Umi sesek lagi. Umi pengen ngerasain dua kontol di bool."

Aisha benar-benar menginginkan lubang pembuangannya disesaki dua batang kejantanan yang perkasa. Namun untuk saat ini, ia harus puas dengan kontol Toni dan setengah batang timun. Toni pun menuruti kemauan Aisha dan mulai menusukkan timun berukuran sedang itu ke dubur Aisha yang sudah terisi kontolnya.

Aisha mengerang saat timun itu mulai memasuki lubang pembuangannya. Anusnya terasa perih dan panas saat menerima dua benda keras bersamaan. Istri Haji Romlan itu merasakan sensasi seolah duburnya kembali diperawani. Otot-otot anusnya meregang di luar batas untuk menampung penetrasi dari timun dan kontol besar Toni.

"Augh...sesak sayang...enak...bool Umi rasanya penuh...huft...huft," erang Aisha saat setengah batang timun itu sepenuhnya menancap di anusnya bersama dengan kontol raksaasa Toni.

"Ah...dasar Umi lacur...Umi perek...," dengus Toni yang kini mulai aktif menggenjot lagi dubur Aisha. Keberadaan timun yang ditancapkannya di anus Aisha membuat kontolnya serasa dihimpit erat. Lebih dari itu, kelakuan lacur Aisha yang menginginkan anusnya dipenetrasi dua batang bersamaan membuat birahi Toni semakin memuncak ke ubun-ubun.

Toni mencengkeram pinggang Aisha yang menungging di ujung sofa dan mulai menghentak-hentakkan kontolnya dengan penuh tenaga. Aisha meraung penuh kenikmatan. Ia lupa bahwa putra sulungnya bisa saja terbangun karena suaranya. Namun Aisha tak bisa berpikir jernih dengan dua benda keras yang kini tertancap dalam di duburnya.

"AHH...KENCENGIN SAYANG...ENTOTIN BOOL LACUR UMI AISHA! PFFFTTTT PFFTTTT UGHH ENAK!" Rangsangan hebat di anusnya membuat perut Aisha berkontraksi. Meski ia telah mengosongkan isi perutnya di kamar mandi Toni, tetapi rasa sesak di anusnya merangsang perutnya untuk berkontraksi. Suara kentut Aisha tersumpal oleh timun dan kontol Toni yang menancap kuat.

Gejolak kontraksi dari perut Aisha mengalirkan pijatan-pijatan nikmat ke batang kejantanan Toni. Pemuda itu merasakan puncak kenikmatannya akan segera tiba. Ia tekan batang timun di anus Aisha hingga tertancap sepenuhnya dan melesakkan seluruh kontol besarnya ke dubur istri Haji Romlan. Sambil meraung penuh kepuasan, Toni menyemburkan spermanya ke anus Aisha.

"UAHH...RASAIN PEJUKU UMI!"

Aisha mendesah saat merasakan semprotan demi semprotan peju hangat Toni mengisi anusnya. Kontraksi di perutnya tak bisa dibendung dan mengantarnya menuju klimaks untuk ke sekian kali. Jemarinya tak tinggal diam dan menggosok kelentitnya agar orgasmenya semakin nikmat.

Punggung Aisha melengkung. Payudaranya menegang dan putingnya mengacung kencang. Lidahnya terjulur keluar dan bola matanya memutih. Urat-urat di dahi Aisha bertonjolan saat ia merasakan klimaks dahsyat dari penetrasi dua batang keras di anusnya.

"AUGH...AUGH...UMI KELUAR LAGI SAYANG!!!"

Pantat Aisha bergetar saat klimaks dan membuat kontol Toni yang masih terbenam di anusnya merasakan kenikmatan tambahan. Tubuh keduanya menyatu dalam nikmat perzinahan.

Gelombang orgasme itu pun mereda. Toni mencabut kontolnya dari anus Aisha dan menyisakan setengah batang timun itu masih menancap. Pemuda itu terduduk lemas di sofa sambil menatap dubur Bu Hajjah yang merekah lebar dan berkedut-kedut. Aisha mengerang saat perutnya berkontraksi mendorong timun itu keluar dari anusnya.

"Uhh...Bruttt...Bruttt...Plop...Ahh...Splurrt." Timun itu keluar dari lubang pembuangan Aisha bersama peju Toni. "Ah...lega banget sayang," desah Aisha yang terkapar di ujung sofa.

"Gimana, Umi Aisha masih layak jadi perek kamu kan, sayang?" goda Aisha kepada Toni. Pemuda itu tersenyum puas dan mengacungkan dua jempol.

"Parah. Besok-besok Umi mesti dikeroyok dua kontol beneran deh. Tapi kontol siapa lagi ya?"

"Yang jelas bukan titit Haji Romlan sayang," kata Aisha sambil mendekat dan mengecup Toni. Keduanya berpagutan cukup lama, menikmati keintiman dari perzinahan malam ini.

"Kamu balik sana. Umi mau bersih-bersih," ucap Aisha setelah melepas ciumannya. Toni tersenyum dan melangkahkan kakinya kembali ke kamar. Tak lupa ia menampar pantat montok Aisha sebagai salam perpisahan. Wanita itu terpekik kecil dengan tingkah nakal Toni dan memungut timun yang basah oleh sperma dan cairan anusnya.

Masih dalam keadaan telanjang, Aisha memberesken sisa-sisa persetubuhannya di ruang tamu. Ia masuk ke kamar mandi dan membasuh diri, tanpa menyadari mata awas Roy yang sedari tadi mengintip kelakuan bejat ibunya dari celah tangga lantai dua.

"Umi udah kelewatan," batin Roy berang. Tangannya masih menggenggam penis kecilnya yang ngilu dan nyeri karena malam itu klimaks tujh kali.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd