Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Adikku, Anak Siapa?

Status
Please reply by conversation.
nyimak dulu, sepertinya seru, apakah yg akan terjadi selanjutnya, ditunggu lanjutannya hu
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
kayak gue tahu nih jalan ceritanya adik loe itu ayahnya ya elo sendiri kakaknya. ibu lo ngajak check up ke rumah sakit karena lo punya kepribadian ganda jadi loe ngak nyadar kalo dah hamili nyokap loe
 
kayak gue tahu nih jalan ceritanya adik loe itu ayahnya ya elo sendiri kakaknya. ibu lo ngajak check up ke rumah sakit karena lo punya kepribadian ganda jadi loe ngak nyadar kalo dah hamili nyokap loe

Ah, sayang sekali...salah :D
 


"Hayo ngaku! Kamu main api kan sama ketua RT jelek itu?! Kamu dikasih apa sama dia?! Dikasih apa?! Anu si RT jelek itu segede terong?! Iya? Pantas saja anak yang kamu lahirkan tidak ada mirip-miripnya denganku! Dia lebih pantas di lempar ke emperan sungai! Jadi siluman buaya buat habisi bapaknya!"

"Cukup mas! Cukup! Jangan kamu jelek-jelekkan darah dagingmu sendiri!! Jadinya mau kamu apa sebetulnya?!! Lebih baik kamu sekarang ceraikan aku! Ceraikan aku mas!! Aku lelah ditindas seperti budakmu terus..."

"Bah, mulai mengaku kan kamu wanita jalang,..sekarang kamu terangkan kamu sudah jadi lonte siapa?! Terangkan padaku! Aku sudah muak dengan tubuh molekmu yang pastinya sudah bau iler!"

"Kamu ini ya mas! Selalu aja nuduh aku macem-macem...."

"Plllaaaaaaakkk, diammm kamu! Mau aku hajar lagi kamu! Masih kurang sadar kamu! aku tak akan segan-segan membuatmu pulang ke neraka! Jadi pemuas setan! Lonte! Cih!"

Lagi dan lagi papa bertengkar sama mama. Belum ada akhirnya drama penuh penderitaan keluarga gue. Kenapa sih papa gak segera ceraiin mama aja. Kasian si yoga yang masih unyu-unyu malang ini. Andai gue bisa bicara bahasa bayi. Gue ingin tanya pada dia, dulu kamu sel sperma siapa? Dari peju siapa? Kenapa bisa masuk rahim mama? Boleh jadi itu satu-satunya jalan keluar untuk mengetahui adik bungsuku ini anak kandung mama dan papa atau bukan. Bukankah sel sperma itu hidup dulunya sebelum jadi bayi? Nah, mungkin dia bisa ngaku siapa tuannya dulu. Asal sembarang nyemprot saja, cabul!

Gue gak mungkin menghampiri pak bahar ketua rt di lingkungan rumah gue. Yang baru aja gue denger dari papa, dialah bapak kandung sesungguhnya dari yoga. Menurut gue ada benarnya juga sik. Sepintas gue ingat, pak bahar suka-suka menggoda mama kalau berpapasan dengan mama di jalan atau mampir ke rumah apabila ada urusan lingkungan setempat. Terkekeh tak jelas ketua rt kumal dan lusuh itu, matanya bakal bergerilya bebas menyorot tubuh mama. Dada atau paha, di otaknya kukira mama seperti ayam potong yang sudah dikuliti. Telanjang bulat pamer tubuh bergizi, bangsat! Apa aku harus buat perhitungan dengan dia! Heuh!

Gue gak bisa apa-apa, lemah terlalu lemah seperti kerbau malas nan bodoh di pematang sawah. Menyeruduk, papa tanpa perhitungan tinggal cincang gue. Gue bisa-bisa jadi pelampiasan kekesalan dia sama mama. Gue gak mau rumah gue jadi arena Ring antara anak dan ayah. Gue masih sayang papa. Tapi papa, terkadang gak lebih anggep gue udah kayak uji tandingnya. Gue gak mau dipukul-pukul lagi lengan gue, sakit, perih gila!

Ujung pasrahnya, gue cuma nutup telinga hingga kebisingan dunia tidak lagi gue denger. Coba Dengerin musik lewat hape, yang ada hape bawaanny mau gue lempar ke tembok. Terlalu banyak download lagu cinta. Gak meresap, gak ada rasa, Asu. Yang ada tambah mual gue. Lagu Cinta mendayu-dayu itu ditebas kebengisan papa, diancur-baur amarah papa. Jadi pahit.

"Ya Tuhan! Tolong gue!!! Jangan bikin rumah gue jadi sangkar jin!!"

=¥=​

"Hoaaheeemm.....", gue gak minum kopi item, manis ataupun pahit. Yang ada minum susu sapi sebagai pengantar tidur. Menghitung domba bukannya sapi, gak juga mengundang kantuk. Cuma menguap-nguap saja, barangkali sekadar membuang uap-uap panas susu yang gue minum anget-anget.

Ujungnya gue milih nonton tv di ruang tengah yang makin hari makin sepi aja. Papa udah jarang pulang. Ia mungkin bertaruh jadi tenaga kerja di Malaysia atau Hongkong karena bosan jadi buruh kontrak yang nasibnya tak juga menentu. Ah biar saja! Biar dia kena batunya! Disiksa! Dipukuli sampai modar! Heuheu. Duduk di bangku ruang tengah yang kulit demi kulitnyanya mulai compang, langsung aja gue ambil remote tv, teken tombol merah layarnya langsung menampilkan drama kolosal kesukaan gue. Hiyaaah! Hiyaah! Mampus lo siluman, makan azab lo! Pak kyai hebat! Pak kyai jempolan! Ilmu begitu gimana cara nguasain ya! Andai gue punya ilmu begituan, gue bisa menerawang adik kandung gue anak dari siapa. Dan juga mengubur ketololan papa untuk selamanya, biar dia insaf.

Gak lama, gue denger suara yoga meraung-raung dari dalem kamar mama. Gue alpain, justru tangisnya makin memecah gendang telinga gue. Kenapa dia nangis ya. Malam jumat kliwonkah malam ini? Bayi kan bisa lihat iblis dan jin keparat. Kuntilanak menggerayangi yoga? Ah, malaikat ada di sekeliling bayi yang masih suci itu. Boleh jadi, yoga merengek-rengek karena dia ompol. Tapi kan ada mama. Ah, mama palingan sedang berusaha menenangkan yoga. Lama-lama kesal juga aku. Aku kira ketiadaan papa bisa buat aku tenang, hanya mengurangi sajah. Buru-buru aku jalan ke arah kamar mama. Tersengal-sengal nafasku, terkesan sesak di rumah yang tak juga melebarr luasnya.

"Kenapa mah yoga kok nangis?", tanya gue memperhatikan mama sedikit kebingungan dengan adik bungsuku itu.

"Gak tahu nih...., mama juga bingung...", balas mama, menutup kancing piyamanya. Aku duga, baru saja mama menyembulkan puting payudaranya. Sayangnya yoga, tidak ingin minum susu gratisan itu. Ah, jangan macam-macam adikku ini. Jangan minta yang aneh-aneh. Mahal tahu susu formula dedek! Udah minum aja susu gratisan mama. Kalau dikasih juga aku mau! Hee...sinting.

"Terus gimana dong maa?", tanya gue berusaha membantu, tapi mampet tak ketemu solusi.

"Yaudah yoga biar mama aja yang tanganin...kamu mending istirahat ris, besok pagi kamu kan sekolah...."

"Heeemmmm oke deh maa....", kubiarkan mama bersusah-susah mengurus bayi lagi. Lagipula aku yakin itu sudah kemauannya. Kalau sebelum yoga jadi, diketahuinya pasti kalau peju laki itu bisa bikin hamil, bisa bikin anak, bisa bikin makhluk hidup.

Kutinggal rela begitu saja mama yang kerepotan mengurus yoga. Ia juga sepertinya tidak ingin dibantu olehku. Aku kembali menonton tv yang daritadi menanti kuperhatikan. Hah! Kenapa jadi berita kriminal?! Siluman tadi kemana? dipenjarakankah? dibikin madesu, digebuki napi yang jauh lebih setaniah sehingga jadi makin bebal. Jadi makin tahu ia kalau sungguh sial dapat peran siluman. Mending Malaikat saja, ah malaikat tidak asyik. Tak punya nafsu. Siluman hoki, sekali mengganggu, dapat teman satu.

Aku matikan saja televisi. Membosankan acaranya, begitu-begitu saja. Mending jadi penonton bayaran yang katanya pura-pura ketawa dapat rezeki. Melarat aku memang sepeninggal papa. Bergantung sama mama entah dari mana ia mendapatkan rezekinya sehingga bisa menghidupi keluarga ini tanpa seorang lelaki yang membanting tulang.

"Ahh mama, maafkan aku tak bisa apa-apa...semoga ketika aku tidur nanti...aku bisa bawakan uang banyak dari mimpi indahku...aaamiin.."

=¥=


Pak Bahar​

Pulang dari sekolah, bertemankan angin, aku mengigau-ngigau asyik sendiri. Orang-orang di Jalanan tak menyapaku. Padahal, begitu ingin aku mendapatkan sedikit senyuman perhatian dari mereka. Karena aku tak ingin mengemis lagipula dibenci Tuhan, rumah jauh lebih aku rindukan. Akan tetapi Setibanya di rumah, pintu rumah terbuka oleh angin yang mendahuluiku. Ia mencuri start. Buat seisi rumah kembali sunyi. Jauh lebih sunyi. Kemana mama dengan yoga. Mungkin yoga sedang ingin jalan-jalan melihat dunia tempat dimana ia baru dilahirkan. Kasihan anak itu, belum lihat tuannya. Belum berjumpa bapaknya. Kalau benar papa adalah bapaknya sendiri. Dungu laki-laki itu. Bilang saja ia tidak sanggup menafkahi keluarga ini lagi. Atau, bilang saja ia mau cari perempuan muda. Yang anunya masih sempit, masih bisa bikin otong merasakan nikmatnya duniawi.

"Maa! mama! ah benar tidak ada di rumah mama...jalan-jalan kemana ya dia...?"

Aku cek ke kamar mama karena belum percaya. Tak kutemukan sesuatu apapun, kecuali perabotan bayi. Selebihnya, kupandangi kamar dulu, mengenang dimana papa pernah merasakan setidaknya sedikit momen kebahagiaan bersama mama. Dulu mungkin di kasur ini aku dibuat penuh cinta, pada masa-masa awal perkawinan. Amat disayangkan, sebaliknya papa membantah klaim kalau yoga tidak dibuat di atas kasur kayu ini. Bukan pula ia pembuatnya. Kemanakah papa sekarang. Sudah jadi jutawan mungkin ia sambil ditemani wanita-wanita cantik. Menyawer mereka dengan pundi-pundi uang merah dan biru.

"Eh apa ini....????", kutemukan amplop coklat. Mama ingin melamar kerja jadi pembantu mungkin? Atau jadi TKW menyusul papa. Hem, bukan. Kucek isinya yang sudah tidak terkemas rapi. Dan, di dalamnya kutemukan beberapa lembar foto.

"RT SABLENG!!! Tua keparat! Kontolmu lebih pantas entot anus kambing! Persetan!", aku marah. Merah menyala-nyala. Api semakin berkobar-kobar memanaskan hati yang ingin memaki-maki. Aku mulai percaya tudingan papa atas mama. Mama telah nyeleweng dengan pak bahar, si ketua RT jelek itu. Mukanya yang selalu ramah kepadaku ketika bersua. Sekarang ingin sekali kulempari kotoran kucing. Asem!

Pada tiga lembar foto entah siapa yang mengirim. Kulihat mama mulutnya sedang menganga-nganga. Ia yang telanjang bulat dalam foto itu dipeluk-peluk tubuh kerompeng si Rt gendeng. Tetek mama diremasnya. Dalam foto itu pula kulihat si RT ketawa menang. Dia bahagia sekali sepertinya bisa bikin mama menjerit-jerit resah. Lebih dari itu, anunya sesudahnya kuyakin lemas. Hasrat pak rt lepas sudah, sperma itu kuyakin meluncur deras dalam memek mama. Yoga?!! Taiklah kalau dia anak pebinor itu!! Relakah aku punya adik hasil dari perselingkuhan. Aaaddddduhhh kacau pikiranku! Kusuuuutttt!!!!!

"Aku harus buat perhitungan dengan pak bahar! Minta ia jelaskan apa maksud dari foto-foto ini!"
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd