Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

adik ku/bongkar harddisk

needlenbitch

Guru Semprot
Daftar
5 Nov 2014
Post
531
Like diterima
291
Bimabet
Adikku Chrissy kubuat knock-out
pada usia 16 tahun, tiga tahun
dibawahku. Dia benar-benar sudah
tumbuh sebagai seorang gadis yang
sempurna. Tubuhnya yang semampai,
tinggi 165 cm dengan ukuran vital
35-22-34. Ditunjang dengan kulitnya
putih dan mulus, wajahnya yang oval
sangat cantik dan imut-imut. Benar-
benar tubuh yang sangat ideal buat
seorang gadis, bahkan seandainya
dia mau jadi gadis model atau cover
majalah gadis, dia bisa menjadi Top
Model.
 
Pribadi Crissy juga sangat baik sekali,
supel, mudah bergaul, murah senyum
dan ramah. Bahkan hubungan kami
sebagai adik-kakak pun hampir tidak
pernah ada masalah. Demikian juga
diluar lingkungan keluarga, adikku
juga selalu jadi suporter utamaku
yang fanatik dalam aktivitas olah
raga yang kuikuti. Dia menganggapku
bukan hanya sebagai kakak, tapi juga
pahlawan dan type pemuda
idamannya.
 
Hubungan kami pun jadi semakin
rapat seiring dengan pertumbuhan
kami. Kami saling membantu dan
mensupport aktivitas kami masing-
masing. Aku juga sangat bangga akan
prestasi-prestasi yang diraihnya. Aku
benar-benar memberikan segalanya
buat Chrissy, perhatian dan kasih
sayangku kepada Chrissy bahkan
lebih besar dari pada orang tua
kami. Dan kebetulan kedua orang tua
kami terlalu sibuk dengan
pekerjaannya, hampir sepanjang hari
mereka tenggelam dalam kesibukan
bisnisnya sehingga seolah-olah
kehabisan energy untuk mengurusi
permasalahan anak-anaknya.
 
Karena kedekatan kami maka Chrissy
selalu mengadukan semua
permasalahannya kepadaku, mulai
dari hal yang paling rahasia sampai
hal-hal yang paling sepele sekalipun.
Dan ketika Chrissy mulai menginjak
remaja, aku jadi semakin proactive
dan protective terhadap persoalan
remajanya melebihi dari kakak-adik
pada umumnya.
 
Salah satu permasalahan khususnya
adalah hubungannya dengan
pacarnya saat ini. Aku benar-benar
memberikan perhatian secara
khusus. Aku selalu memonitor setiap
kali dia melakukan kencan. Adalah
sangat mengherankan bahwa
hubungan kami berdua tetap
terpelihara baik, karena Crissy juga
sangat menghagai akan perhatianku.
Walaupun kebribadian Crissy yang
demikian mengagumkan, tetapi dia
begitu peka dan rentan perasaannya,
khususnya kalau menghadapi
seorang pemuda, sehingga kadang-
kadang dia pulang kencan dengan
mata merah habis menangis. Akupun
segera menghiburnya, membantunya
memecahkan permasalahannya
ataupun menerangkan bagaimana
sikap dan perasaan seorang pemuda
dan juga memberikan tip-tip strategi
untuk melindungi kepentingannya
secara bijaksana.
 
permasalahan yang
dihadapi Crissy adalah berhubungan
dengan perkembangan sexuality.
Banyak permasalahan dan air
matanya yang diberikan kepadaku
untuk masalah ini, dan akupun
mencoba memecahkan persoalannya
secara bijaksana dan tuntas,
langsung kepokok permasalahannya.
Aku kadang-kadang menggunakan
cerita tentang madu dan lebah.
Terkadang aku juga berusaha
menerangkan dengan jelas tentang
isue hubungan sex yang pernah dia
dengar dari teman-teman wanitanya.
Dari diskusi-diskusi yang kami
lakukan, aku dapat mengambil
kesimpulan bahwa Crissy masih
perawan. Tapi dari aroma
kewanitaannya yang tercium olehku
setiap kali dia pulang kencan,
meyakinkanku bahwa status
keperawanannya tidak akan bertahan
terlalu lama. Dan akupun sudah
bersiap-siap untuk memberikan saran
kepadanya untuk memilih dan
menggunakan pil anti hamil secara
berkala.
Aku berusaha mengantisipasi
perkembangan ini dari berbagai sisi.
Satu sisi, perasaanku yang timbul
secara otomatis untuk melindunginya
dari kurang pengalamannya dalam
memilih pemuda idamannya. Disisi
lain aku perlu mengantisipasi karena
melihat perkembangan sexualitynya
yang begitu cepat, dan sangat
mengundang setiap lelaki, sehingga
aku khawatir dia akan mendapat
banyak masalah. Disisi yang lain lagi,
aku harus mengakui bahwa aku
sangat cemburu. Aku juga memahami
bahwa perasaanku ini sangat salah.
Tapi aku tidak dapat
menyembunyikan perasaanku ini
manakala setiapkali mencium aroma
kewanitaannya ketika Crissy pulang
kencan.
 
Sering kubayangkan bagaimana
bentuk vagina kecilnya, aromanya,
kelembutannya ataupun sampai
dimana kebasahannya. Dan setiap
kali aku mencum aroma atau
membayang kan bagian tersebut,
kurasakan ketegangan dikemaluanku.
Aku terkadang agak frustasi
menghadapi persoalanku yang satu
ini. Dan akupun menduga sedikit
banyak Crissy juga tahu tentang
perasaanku.
Jum'at malam, tidak seperti biasanya
Crissy pulang kencan jam 9.00,
biasanya jam 11.00 atau 11.30.
Kebetulan aku sedang dirumah
sendiri karena orang tua kami pergi
week end. Aku sedang melihat TV
ketika Crissy pulang. Biasanya Crissy
akan berhenti sebentar dan
mengucapkan hallo atau
menceritakan sedikit tentang acara
kencannya. Tapi malam itu dia
setengah lari menuju kamarnya tanpa
berhenti sama sekali. Akupun
tercengang karena pemuda
kencannya kali ini adalah pemuda
yang aku dukung, karena aku tahu
cukup baik tentang pemuda ini dan
aku sangat mengharapkan pemuda
ini akan bersikap baik kepada Crissy,
bahkan seandainya Crissy harus
kehilangan keperawanannya
sebaiknya pemuda seperti ini yang
melakukannya. Tapi yang pasti
malam ini Crissy sepertinya
mendapat masalah serius.
 
Sesaat kemudian kudengar suara
shower dihidupkan dari kamar mandi,
sehingga akupun perlu menunggu
beberapa saat memberikan
kesempatan Crissy untuk
menyelesaikan mandinya, berpakaian
dan lain-lain. Kemudian aku akan
naik menemuinya sebagai seorang
kakak yang selalu siap
melindunginya.
Beberapa saat setelah shower
berhenti, akupun naik kekamarnya.
Kuketuk pintunya pelahan sambil
berkata,
"Crissy, boleh aku masuk?"
Kudengar Crissy berkata, "Bila kamu
juga menginginkannya".
Ketika pintu kubuka, kamar Crissy
tampak agak gelap, hanya ada lampu
duduk yang menyala. Crissy sedang
tiduran di ranjangnya, selimutnya
menutupi sampai leher. Sisa-sisa air
mata tampak diwajahnya.
"Adikku sayang, apa yang terjadi?"
kataku lembut sambil duduk
disampingnya. Kuusap-usap
rambutnya dan kuciup pipinya
dengan kasih sayang. "Kamu dapat
masalah dengan kencanmu malam
ini?"
 
"Ya," kata Crissy pelan, tampak
seperti mau nangis lagi.
"Masalah teman kencanmu?" tanyaku.
Aku yakin permasalahannya sekitar
hubungan sex.
"Tidak, tidak ada masalah dengan
Jimmy. Kamu memang benar, dia
benar-benar baik. Aku sangat
menyukainya."
Aku jadi agak bingung menebak apa
yang terjadi, "Lalu apa
permasalahannya?" kataku sambil
mengusap air mata dipipinya dengan
tissue.
Crissy berusaha tersenyum sambil
berbisik, "Karena masalah Crissy, itu
saja."
"Katakan lebih jelas, apa yang kau
maksudkan dengan masalah Crissy."
Air mata Crissy sudah berhenti, dia
kemudian duduk diranjang,
sepertinya dia akan menjelaskan
sesuatu yang serius. Akupun
konsentrasi untuk mendengarkan
permasalahannya. Crissy mengenakan
pakaian tidur baby-doll yang tipis
tanpa bra, sehingga samar-samar
dapat kulihat bayangan putting payu
daranya yang mencuat menekan
bajunya keluar. Aku berusaha
menekan perasaanku yang bergolak
melihat pemandangan indah
tersebut. Akupun jadi bertanya-
tanya, masalah apa yang bisa terjadi
pada gadis secantik Crissy.
Crissy tidak memperhatikan
kegelisahannku, kemudian
menerangkan, "Aku sudah
memutuskan untuk melanjutkan
hubungan lebih jauh dengan Jimmy,
karena dia memang pemuda yang
baik. Aku sangat menyukainya."
Hatiku bergetar dan napasku semakin
cepat. Aku takut aku nggak mampu
mendengarkan ceritanya lebih lanjut.
Berbagai macam pikiran saling
bergolak di dadaku.
"Kita pergi ke danau Chisolm dan
parkir disana. Kami berciuman
beberapa saat. Kuletakkan tanganku
dipahanya agar dia tahu aku
menginginkan yang lebih jauh lagi.
Diapun kemudian menysupkan
tangannya ke dalam bajuku dan
mengusap-usap pelan. Kurasakan dia
sudah siap, maka aku menyarankan
untuk pindah ke jok belakang.
Kemudian kulepas celana dalamku.
Melihat itu diapun segera melepas
sabuk dan celana panjangnya. Dia
meletakkan tangannya di celah
pangkal pahaku dan mengusap-
usapnya."
 
Batang kemaluan Bobby lasung
bergolak mendengar cerita Crissy.
Pemuda itu langsung diliputi
perasaan cemburu dan sekaligus
terangsang berat mendengar cerita
adiknya tentang hilangnya
kegadisannya. Bobby membayangkan
bagaimana Crissy membuka pahanya
lebar-lebar, vaginanya yang sudah
basah siap menanti, perasaan
cemburu paling berat yang selama
ini tidak pernah dialami sebelumnya.
Rasanya dia ingin menggantikan
posisi Jimmy, meraba bagian pangkal
paha Crissy dan menjelajahi setiap
sudut bagian itu.
Ketika Crissy menghentikan ceritanya
sambil nenarik napas panjang, Bobby
yang tidak sabar, "Terus apa yang
terjadi selanjutnya?"
Sambil merendahkan suaranya Crissy
berkata, "Kemudian keadaan berubah
menjadi buruk."
"Apa sakit sekali???" tanya Bobby
menduga kelanjutan cerita Crissy.
"Tidak, tidak sakit sama sekali,
karena dia tidak memasukkan anunya
ke dalam milikku. Aku tidak
mengijinkannya."
"Kamu tidak mengijinkan? Lalu apa
yang terjadi kemudian?"
"Sebenarnya dia sudah siap untuk
memasukkan 'anunya'... Kalian biasa
menyebut 'cock'? ketika dia sudah
akan memasukkan burungnya, aku
segera menutup pahaku sehingga dia
tidak bisa melakukan itu.
Kelihatannya Jimmy benar-benar
sudah tidak tahan, kemudian dia
menggosok-gosokkan burungnya ke
tubuhku, sebentar kemudian dia
keluar. Makanya aku cepat pulang
dan mandi. Oh... Bobby, aku telah
mengecewakannya! Aku yang memulai
dan ketika menit-menit terakhir aku
sendiri yang membatalkannya.
Akupun minta Jimmy segera
mengantarkanku pulang. Aku benar-
benar frustasi, kecewa dan menangis
tentang apa yang terjadi. Aku benar-
benar bersalah!"
Perasaanku benar-benar lega. Aku
tidak bisa memahami atau
menjelaskan sepenuhnya, yang jelas
hatiku jadi berbunga-bunga karena
Crissy tidak jadi kehilangan
kegadisannya. Akupun memahami
perasaanku terlalu egois tanpa
melihat kenyataan bahwa
bagaimanapun juga aku tidak boleh
berpikiran seperti itu. Aku
seharusnya mendukung dan
membujuknya untuk melanjutkan
hubungannya, agar tidak sampai
menjadi bencana buat hubungannya.
"Crissy sayang, hal itu memang tidak
biasa terjadi pada seorang gadis.
Kegadisan memang harus diberikan
kepada orang yang tepat. Cobalah
kamu usahakan untuk memahami
dirimu sendiri kenapa kamu harus
menolaknya?"
Crissy menatapku dengan tajam,
kemudian dia menganggukkan kepala
pelan-pelan.
"Kamu sudah mengerti?" tanyaku.
Crissy menganggukkan kepalanya
lebih tegas dan berbisik, "Ya, aku
sudah tahu, tapi tidak dapat
mengatakannya kepadamu."
 
Bobby sampai terperangah, untuk
pertama kalinya Crissy
menyembunyikan perasaan
kepadanya. Pemuda itu benar-benar
tidak paham atas sikap adiknya ini.
Sambil membelai-belai pipinya
dengan lembut, Bobby berkata,
"Crissy, aku sangat menghormati
privasimu, tapi ingatlah aku Bobby
kakakmu, kita biasanya selalu tidak
pernah merahasiakan sesuatu. Apa
kamu ingin kita saling merahasiakan
sesuatu?"
Crissy pun mulai menangis lagi.
"Tidak," isaknya, "Aku tidak ingin
merahasiakan."
"Kalau begitu kau mau cerita
kepadaku?" kata Bobby.
Crissy kemudian mengatur posisi
duduknya dan sambil menegakkan
wajahnya dia pun berkata,
"OK kalau kamu memang ingin tahu,
aku akan katakan terus terang.
Alasan aku menolak Jimmy adalah...
Alasannya adalah karena Jimmy
bukan kamu."
Bobby benar-benar terkejut. Untuk
beberapa saat mereka berdua saling
berpandangan tanpa mengucapkan
sesuatu... Pemuda itu benar-benar
terkejut dengan mendengar kata-kata
Crissy. Pemuda itu seolah tidak
percaya dengan apa yang baru saja
didengarnya, apakah dia tidak
sedang bermimpi? Apakah ini hanya
pengaruh fantasinya terhadap
adiknya selama ini? Rasa cintanya
yang selama ini dipendamnya? Dan
kecemburuannya? Apakah selama ini
Crissy juga memendam perasaan
yang sama kepadanya? Bobby yakin
bahwa Crissy benar-benar
mengatakan sejujurnya apa yang
dipikirkannya.
"Crissy, apa yang kau maksudkan... ?"
"Ya, kakakku yang baik. Memang itu
yang aku maksudkan. Maksudku aku
tidak ingin memberikan
keperawananku kepada Jimmy. Aku
bermaksud memberikannya kepada
seseorang yang benar-benar
memperdulikan aku dan lembut dan
menjadikannya benar-benar
sempurna. Aku tidak ingin saat
pertamaku berlangsung cepat tanpa
kesan, dilakukan di jok belakang
mobil yang mungkin bisa diintip
anak-anak. Bobby, sudah lama aku
memimpikan saat pertama kaliku
adalah denganmu, dengan orang
yang paling aku sayangi, kakakku
yang manis Bobby."
Selesai mengatakan itu Crissy
langsung memeluk lehernya erat-
erat.
"Oh, Bobby, kamu baru tahukan? Apa
yang kau pikirkan tentang aku
sekarang!"
Bobby mengelus-elus punggung
Crissy dengan penuh kasih sayang.
 
Kemudian membisikkan ditelinganya,
"Apa yang aku pikirkan adalah kau
lebih jujur dari pada aku, yang
sebenarnya juga mempunya perasaan
yang sama."
Crissy menarik tubuhnya dan
memandang tajam wajahku.
"Maksudmu kamu juga punya
perasaan yang sama denganku?"
"Oh Tuhan, Crissy, sekali lagi, aku
sebenarnya sudah mencoba untuk
memendam dalam-dalam perasaanku
tapi setiap kali selalu gagal.
Masyarakat mengatakan hal itu
adalah dosa bila seorang kakak
mencintai adiknya sendiri, aku selalu
ingin menjadi seorang kakak yang
baik, tapi setiap kali kita
membicarakan masalah sex, setiap
kali kamu pulang kencan, hatiku
selalu gelisah dan cemburu. Setiap
kali kau menceritakan teman
kencanmu hatiku menjerit, aku ingin
bahwa itu adalah aku, aku ingin
menggantikan posisi teman-teman
kencanmu. Karena anggapan taboo
untuk hubungan antara saudara
maka aku selalu berusaha menekan
perasaanku."
"Oh Bobby, taboo itu adalah
anggapan kuno sebelum ada alat KB,
yang bisa mencegah kehamilan.
Anggapan itu mungkin untuk
mencegah agar kakak tidak
memperkosa adiknya, atau juga
mungkin adik memaksa kakaknya."
Crissy berhenti sesaat kemudian
meneruskan kata-katanya setengah
berbisik, "Aku tidak memaksamukan
Bobby? Kamu tidak berbasa-basi
untuk sekedar menyenangkan diriku
bukan?"
Kuraih tangan Crissy kemudian
kuletakkan diatas kemaluanku.
"Rasakan dan katakan bagaimana
menurut pendapatmu."
Tangan Crissy mengusap-usap bagian
menonjol di depan celana jeanku.
Karena saat itu aku sudah
terangsang maka batang
kemaluankupun sedang tegang
maximal. Mata Crissy pun melotot,
diapun berkata,
"Oohhh Bobby, punyamu keras, dan...
Dan besar sekali!!!. Apa ini semua
karena aku??? Aku bisa membuatmu
begini???"
"Yeah, betul sekali. Melihat bayangan
tubuhmu dibalik bajumu yang tipis,
sentuhan dadamu saat berpelukan
seperti ini dan membayangkan kalau
kau nggak pakai baju, membuatku
jadi begini."
"Kamu ingin melihat tubuhku
telanjang kak?" bisik Crissy dengan
suara lembut dan mesra.
"Oh, pasti Crissy, aku sudah sejak
lama memimpikan meluhat tubuhmu
tanpa ditutupi sehelai benangpun."
"Well, aku juga demikian," kata
Crissy."Aku juga sudah lama
memimpikan melihat kamu telanjang,
melihat 'anumu' yang sering
menonjol keras di celanamu itu."
"Apa lagi yang pernah kau
angankan?" kataku penasaran.
"Aku memimpikan kita berdua
telanjang bulat. Kau raba seluruh
tubuhku dari kepala sampai ujung
kaki. Kau menciumku seperti aku
adalah pacarmu, bukan sebagai adik.
Kau menciumi seluruh tubuhku...
Khususnya di tempat-tempat yang
sangat nikmat."
 
Kemudian Crissy berkata lagi dengan
suara yang lebih pelan, "Kemudian
aku memimpikan kau bermain cinta
denganku, dan... kau ambil
keperawananku, tentunya itu akan
sangat nimat dan indah sekali."
Crissy kemudian memelukku erat
sekali sambil menempelkan seluruh
tubuhnya, "Bobby, buatlah impianku
ini menjadi kenyataan."
Tanpa menjawab lagi pertanyaan
Crissy, kuangkat wajahnya dan
kucium bibirnya. Kucium seperti aku
mencium kekasihku, tidak seperti
adikku. Bibir kami saling terbuka dan
lidah kami saling menyentuh dan
mengait. Tubuh Crissy langsung
bereaksi, nafasnya berpacu dengan
cepat. Tanpa melepaskan ciuman
kami, kini tubuhn Crissy tidur
terlentang dan menarik tubuhku agar
menindih tubuhnya. Seluruh
permukaan tubuh kami saling
berhimpit, saling bergesek dan nafas
kamipun ikut berpacu.
Kuangkat bajunya ke atas dan buah
dadanya yang kanan kuremas-remas
pelan, putting payu daranya yang
mencuat itu kupilin-pilin dan
kuputar-putar. Kurasakan puttingnya
semakin keras dan tegang, mulut
Crissy merintih dan mendesah,
memanggil-manggil namaku.
"Ooohhh Bobby, aaahhh... Bobby,
Bobby... Enak sekali... Nikmat
Bobby... Ohhh."
Ciumanku kemudian menjelajahi
seluruh wajahnya, keningnya,
matanya, pipinya, merambat ke
telinganya dan juga ke lehernya.
Seluruh wajahnya sudah basah oleh
jilatanku. Bajunya kulepas melewati
kepalanya sehingga buah dadanya
terbuka sama sekali. Sepasang bukit
indah yang sudah lama kuimpikan
dan kubayangkan. Memang sepasang
bukit itu benar-benar sempurna,
jauh lebih indah dari yang aku
bayangkan. Bulat, kencang dan
mencuat indah sekali. Puttingnya
yang berwarna merah muda tegang
menantang dipuncaknya.
Ciumanku segera mendarat disana,
merayapi lembahnya dan seluruh
cembungan sampai mencapai
puttingnya. Lidahku mengkait dan
memutari putting kecil itu dan
kemudian kujepit dengan bibirku,
kupilin-pilin dan kuhisap-hisap.
Kemudian ciumanku bergeser ke
bukit satunya kuciumi seperti tadi.
Suara desahan dan rintihan Crissy
semakin keras, tubuhnya menggeliat
setiap kali putting dadanya suhisap-
hisap.
Sambil mengerjai sepasang bukit
dadanya, tanganku juga ikut
bergerilya. Selimut yang menutupi
bagian bawah tubuh Crissy sudah
kucampakkan. Jari-jariku kususupkan
ke dalam celananya, bahkan langsung
kebalik celana dalamnya. Crissy pun
segera membuka pahanya lebar-lebar
mengundangku agar lebih mudah
dan leluasa menjelajagi bagian
paling rahasia miliknya ini.
Akhirnya aku tidak tahan lagi, baju
bawahnya dan celana dalamnya pun
aku lepas sama sekali melewati
kakinya. Seluruh kemulusan tubuh
Crissy pun akhirnya terpampang
nyata. Bagian segitiga dipangkal
pahanya tampak cembung dan
ditumbuhi rabut pirang yang halus
serta terawat rapi. Ketika jari-jariku
menelusuri celah-celah dari bibir
vaginanya yang tebal, terasa hangat
dan lembab. Tangankupun basah
oleh cairan lendir yang keluar dari
tempat paling rahasia Crissy, dan
aroma khas cairan kewanitaan Crissy
tercium memenuhi ruangan.
 
Fantasiku dan impianku akan vagina
Crissy sudah menjadi kenyataan, aku
benar-benar telah menjelajahi setiap
inchi tubuhnya sampai yang paling
rahasia, dan kami menikmati getaran
percintaan setiap menitnya. Akupun
telah membuat fantasi dan impian
Crissy jadi kenyataan. Aku telah
meraba dan menjelajahi seluruh
tubuhnya dan menciuminya juga.
Kini aku ingin memenuhi impianku
lebih lanjut lagi, melengkapinya
secara tuntas.
Pinggul Crissy sampai terangkat-
angkat setiap kali jari-jariku
menelusuri lembah basah di celah-
celah vaginanya. Terkadang Crissy
menjerit lirih saat citorisnya kupilin-
pilin. Sepertinya bagian itu adalah
bagian paling peka ditubuhnya yang
sekaligus bisa memberikan
rangsangan paling sensasional. Aku
jadi paling sering bermain disana.
Aku ingin memberikan Crissy
kenikmatan yang paling sempurna,
memanjakannya dan sekaligus
menyayanginya dengan sepenuh hati.
"Crissy," bisikku, "Kamu benar-benar
sangat cantik, aku tidak pernah
membayangkannya, kau gadis paling
cantik yang pernah kulihat."
"Terima kasih atas pujianmu yang
sangat manis ini," kata Crissy, "Tapi
ini cuman satu sisi saja. Aku sudah
nggak pakai apa-apa sedang kamu
masih pakai pakaian lengkap. Kamu
sudah melihat seluruh bagian
tubuhku tapi aku tidak. Sekarang
saatnya kamu harus buka semua
bajumu Kak."
Bobby segera berdiri dan melepas
semua pakaiannya, kemudian berdiri
telanjang bulat di depan Crissy.
Tubuhnya yang tegap atletis dan
batang kemaluannya mengembang
penuh dan tegak menantang, ujung
kemaluannya yang berbentuk seperti
topi baja itu mengkilat saking
tegangnya. Mata Crissy pun melotot
memandang bagian itu. Tangannya
segera meraih dan mendekapnya.
Jari-jarinya tidak muat mencakup
batang kemaluan kakaknya itu.
"Ya Tuhan, Bobby, luar biasa sekali
punyamu ini, begitu keras dan
sangat besar. Aku jadi ragu-ragu apa
bisa muat dimasukkan kepunyaku?"
"Milik gadis bisa mengembang cukup
besar sehingga akan bisa
menampungnya semua. Kau tahu kan
baby juga dilahirkan melalui lubang
itu, dan baby tentunya jauh lebih
besar dari pada punyaku."
"Ya, aku juga mengharapkan begitu,"
kata Crissy masih khawatir, "Tapi
ingat lho, orang melahirkan itu
prosesnya lain, tidak setiap saat
punya wanita bisa mengembang
seperti itu. Kamu harus hati-hati
ya... Aku agak takut."
"Crissy sayang, aku pasti akan hati-
hati, aku tak ingin membuatmu
menderita, kau tahu pasti itu. '
"Ya aku sangat memahaminya," kata
Crissy.
Bobby kembali memeluk Crissy, kini
seluruh kulit tubuhnya bersentuhan
dan bergesekan secara langsung
dengan tubuh mulus Crissy. Crissy
juga membuka pahanya lebar-lebar
dan melingkarkan kakinya kepinggul
Bobby. Batang kemaluan Bobby
dijepit diantara belahan vaginanya.
Seketika tubuh kedua remaja yang
sedang dimabuk cinta itu bergetar,
perasaan sensasional yang sangat
nikmat mengalir kesekujur tubuhnya.
Gesekan dan gerakan kecil dari
permukaan tubuh mereka sedah
menimbulkan perasaan nikmat luar
biasa. Terutama Crissy, batang
kemaluan kakaknya yang keras itu
menekan dan mengegesek celah-
celah vaginanya telah menimbulkan
kenikmatan yang begitu luar biasa.
Gadis ini hampir lupa diri dibuai
kenikmatan. Tubuhnya seperti
melayang-layang diangkasa.
 
"Ohhh, Bobby, Bobby, aku nggak
pernah merasakan yang seperti ini
sebelumnya. Setuhan tubuhmu
memberikan kenikmatan yang
teramat luar biasa. Aku benar-benar
tidak pernah merasakan kenikmatan
seperti ini sebelumnya. Ini karena
kamu yang melakukan Bobby, kamu
telah membuat impianku terwujud,
bahkan lebih dari yang aku harapkan,
dan rasanya aku benar-benar tergila-
gila."
Bobby menggerakkan pinggulnya naik
turun sambil menekan batang
penisnya ke vagina Crissy, bibirnya
keduanya saling berciuman dengan
hot sekali, sementara tangan Bobby
meremas dan memainkan putting
buah dada Crissy. Crissy juga
berusaha mengimbangi gerakan
tubuh Bobby, digerakkan kekiri-kanan
dan kadang diangkat-angkat. Tubuh
keduanya sudah dibanjiri keringat.
Tiba-tiba tubuh Crissy menegang dan
mengerang keras, tangannya
mencengkeram pundak Bobby dan
pahanyapun menjepit pinggul Bobby
kuat-kuat.
"Ooohhh..... Aaahhh... Aku keluarrr,
ohhh Bobby aku keluarrr... Aku
keluaarrr." Jerit Crissy, "Ooohhh
Bobby... Aaahhh!"
Bobby masih meneruskan gerakannya,
sambil pelan-pelan menurunkan
temponya sampai tubuh Crissy lemas
terkulai. Pemuda itu sangat terharu,
matanya sampai berkaca-kaca
menyaksikan adikknya mencapai
orgasme yang demikian dasyat. Dia
sangat bersyukur bisa memberikan
kebahagiaan dan kenikmatan buat
Crissy. Diciuminya seluruh wajah
adiknya yang sangat dicintainya dan
disayanginya ini. Untuk beberapa
saat Crissy tidak mampu berkata apa-
apa, matanya tertutup rapat,
napasnya tersegal-segal dan seluruh
tubuhnya terasa lemas bagai tak
bertulang lagi.
Sesaat kemudian Crissy mulai sadar
kembali.
"Aku tidak yakin ada orang lain yang
bisa memberiku kenikmatan seperti
ini Bobby," katanya pelan, "Benar-
benar sangat luar biasa, aku benar-
benar tidak pernah merasakan
sebelumnya, aku benar-benar
menyayangi dan mencintaimu
Bobby," kata Crissy sambil menciumi
wajah kakaknya dengan penuh
kemesraan, "Tapi inikan baru
permulaan saja bukan?" katanya
lembut, "Aku masih menantikan
kelanjutannya."
"Yeah, bagian pembukaan baru saja
selesai," kataku.
"Biarkan aku melihatnya dulu," kata
Crissy. "Aku belum pernah
melihatnya dengan jelas," katanya
sambil tersenyum. "Kenyataannya,
Jimmy adalah laki-laki pertama yang
pernah kulihat 'anunya', tapi dalam
keadaan gelap sehingga aku nggak
bisa jelas melihatnya. Sebelum
milikku kau masuki punyamu ini,
paling tidak aku bisa melihat dulu
seperti apa bentuknya," katanya
Crissy genit.
 
Crissy kemudian menggeser tubuhnya
kebawah, sisi tubuhnya sebelah kiri
tiduran diatas perutku sambil
menghadap kebawah, sehingga
wajahnya hanya beberapa cm dari
batang penisku yang tegak
mengacung langit. Tangannya kini
menggenggam batang penisku dan
menggerakkannya naik turun. Kepala
topi bajaku yang mengkilat itu juga
dijilati dan kadang-kadang
diciuminya dengan mesra. Kini ganti
Bobby yang dibuat kelojotan
menikmati sensasi kenikmatan yang
luar biasa.
"Oohhh... Crissy, aaahhh," desah
Bobby.
"Apa aku sudah melakukannya
dengan benar?" tanya Crissy.
"Tergantung," jawabku pendek sambil
meringis menahan nikmat.
"Apa maksudmu?"
"Maksudku bila kamu ingin melihatku
segera keluar disana, kamu sudah
melakukannya dengan benar."
"Kamu sudah mau keluar?"
"Ya Tuhan, ya!, tapi aku ingin dengan
cara lain. Aku sudah nggak tahan lagi
menahannya, tapi aku ingin
menumpahkannya didalam milikmu
itu, aku ingin merasakan kehangatan
dan jepitan liang vaginamu yang
kecil itu, dan nikmatnya keluar
didalam vaginamu."
"Oh, Bobby, aku juga!" kata Crissy
sambil menindih tubuhku.
Sepasang bukit dadanya yang padat
mengusap dadaku, pahanya dibuka
dan menjepit kedua pahaku sehingga
batang kemaluanku bergesekan
dengan ketat dengan belahan
vaginanya. Kami berciuman dengan
rakusnya, lidah kami saling belit dan
saling sentuh.
Tubuh Crissy kembali bergetar dan
mengejang, gadis ini begitu cepatnya
kembali mencapai orgasme.
Kurasakan cairan vaginanya yang
hangat mengalir kebawah membasahi
kantung kemihku.
"Crissy aku tidak bisa lagi
menahannya berlama-lama."
"Aku juga Bobby, aku segera ingin
menikmati milikmu sepenuhnya, ayo
masukkan Bobby."
"Crissy, ini mungkin agak sakit untuk
pertama kali. Kamu benar-benar
sudah siap?"
"Ya tentu saja, aku wanita. Setiap
wanita pasti tahu tentang itu dan
aku sudah siap. Meskipun itu sakit
tapi aku yakin kamu akan
memberikan yang paling baik buatku,
lebih baik daripada laki-laki lainnya.
Katakan kepadaku apa yang sebaiknya
aku lakukan, bagaimana posisiku?
Aku terlentang kemudian kau
melakukannya? Mungkin itu paling
baik buatmu?"
"Tidak, tetap posisi seperti ini saja.
Ini adalah cara terbaik buatmu untuk
pertama kali," kataku, "Bertumpulah
pada lututmu sehingga penisku
tepat dibawah liang vaginamu.
Kemudian turunkan pelan-pelan
pinggulmu sampai kau merasa ujung
penisku masuk ke liang vaginamu.
Bila merasa sakit stop dulu beberapa
saat sampai liangmu yang kecil itu
mengembang menyesuaikan diri,
kemudian turunkan lagi agar masuk
lebih dalam. Begitu seterusnya
sampai semua batang penisku masuk
seutuhnya."
Crissy menciumku dengan mesra
sambil berbisik, "Itulah yang aku
mau, aku ingin pertama kali
denganmu, kamu pemuda yang baik,
aku tahu kamu akan sangat
memperhatikan aku dan memberikan
aku yang terbaik."
Crissy kemudian duduk bertumpu
dengan lututnya, tangannya meraih
batang penisku dan menempatkan
ujungnya tepat dimulut liang
vaginanya yang kecil itu. Dan sambil
saling bertatapan mata, Crissy
pelahan-lahan menurunkan
pinggulnya menduduki penisku yang
berdiri tegak.
Aku memandangi bola mata Crissy
tanpa berkedip. Kulihat Crissy
konsentrasi sepenuhnya. Perasaan
kami sangat tegang menantikan saat-
saat yang paling bersejarah buat
kami berdua. Kurasakan ujung
penisku mulai menyeruak masuk ke
liang vagina Crissy. Terasa sempit
menjepit, dan hangat. Crissy
menghentikan tekanannya sambil
menarik napas dalam-dalam,
kemudian menekan lagi kebawah.
Kulihat alis mata Crissy agak
mengernyit kesakitan, tapi tetap
menekan terus kebawah...
"Aahhh..." desah Crissy ketika ujung
topi bajaku melesak masuk ke dalam
liang kecil itu.
Untuk beberapa saat kembali Crissy
menghentikan gerakannya. Wajahnya
merah menahan sakit. Aku juga
merasa ngilu dan nikmat luar biasa
ketika ujung kemaluanku dijepit kuat-
kuat.
"Sakit sayang, stop dulu jangan
dipaksa," kataku sambil mengelus-
elus bukit dadanya.
 
Crissy menggelengkan kepala sambil
senahan sakit, tapi bibirnya berusaha
tersenyum. Kemudian menekan lagi
agak keras dan...
"Ohh..," erang Crissy ketika ujung
kemaluanku terasa membentur
semacam penghalang disana.
"Stop dulu sayang, itu adalah
selaput perawanmu," kataku, "Agak
sakit disini."
Crissy cuman mengangguk kecil.
Kulihat air matanya mengambang
disana. Beberapa kali Crissy
mengambil napas dalam-dalam,
kemudian menekan kuat-kuat...
"Aduhh... Ahhh, kak," jerit Crissy
agak keras. Kurasakan ujung
kemaluanku melesak sampai
separuhnya menembus selaput
keperawanannya.
Tubuh Crissy roboh diatas dadaku.
Samar-samar kudengar isak
tangisnya. Aku sangat terharu... Ya,
hari ini aku telah memecah
keperawanan adikku sendiri. Aku
nggak bisa mengucapkan kata-kata,
hanya kubelai-belai rambutnya.
Sesaat kemudian Crissy mencium
bibirku sambil berbisik,
"Aku sudah berhasil kak." Kulihat air
matanya mengalir dipipinya, tapi
wajahnya riang dan berbinar-binar.
Kamipun berpelukan dengan mesra.
"Ayo Crissy, kita tuntaskan sekalian,"
bisikku, "Sekarang nggak usah ngotot,
kita goyangkan saya pelan-pelan
sambil ditekan sedikit-sedik, nanti
akan masuk sendiri."
Sesaat kemudian Crissy
menggerakkan pinggulnya pelan-
pelan sambil menekan. Aku juga
merusaha mengimbangi gerakannya
sambil membelai-belai punggung
dan pinggulnya. Kembali keduanya
tenggelam ke dalam buaian
kenikmatan lautan birahi.
Sedikit-demi sedikit batang kemaluan
Bobby menyeruak masuk ke dalam
liang vagina Crissy yang kecil itu.
Tampaknya Crissy tidak mengalami
kesakitan seperti tadi, meskipun
desahan dan rintihan masih keluar
dari bibir Crissy, tapi bukan karena
sakit melainkan lebih banyak karena
kenikmatan yang dirasakannya.
Akhirnya tanpa mereka sadari
seluruh batang kemaluan Bobby
tenggelam sepenuhnya ke dalam
liang vagina Crissy. Kini tubuh
mereka sepenuhnya saling berhimpit
dan merapat. Tidak ada lagi celah-
celah ruang yang memisahkan tubuh
keduanya.
"Ohh..." desah Crissy sambil
menekan bukit dadanya kedada
Bobby. Puttingnya yang sudah
mengeras bagai kerikil itu terasa
menggaruk-garuk dada bidang
kakaknya. Bibir mereka saling
menghisap sambil lidahnya saling
membelai. Crissy kemudian berbisik
ditelinga kakaknya,
"Bobby, penismu sudah masuk
semuanya. Begitu penuh dan sesak,
sepertinya nggak ada lagi ruang yang
tersisa disana, Oh Bobby, memang
sakit sekali tadi waktu masuk, tapi
sekarang sepertinya nggak kurasakan
lagi, enak sekali Bobby... Begitu
nikmatnya."
Untuk beberapa saat mereka terdiam
tanpa berkata-kata, hanya gerakan-
gerakan kecil dari pinggul mereka.
Pikiran mereka berdua sepertinya
sedang dikonsentrasikan kebagian
kemaluannya masing-masing dimana
perasaan nikmat yang tiada
terkatakan sedang mengalir ke
seluruh tubuhnya. Kedua mata
mereka saling bertatapan, senyuman
manis Crissy yang penuh rahasia
menghiasi wajahnya yang imut dan
cantik sekali. Bobby merasakan
betapa ketatnya jepitan liang vagina
Crissy. Sehingga dengan sedikit
gerakan saja sudah menimbulkan
perasaan rasa nikmat luar biasa.
Pinggul Chrissy mulai digerakkan
pelahan-lahan turun hampir. Bobby
pun mengiringinya dengan gerakan
yang seirama. Setiap kali batang
penis Bobby tercabut naik sekitar 2
inci, kemudian ditekan lagi ke dalam.
Setiap gerakannya menimbulkan
sensasi luar biasa karena ketatnya
jepitan liang vagina Chrissy pada
penis Bobby dan juga karena
permukaan kuit bagian tersebut
memang paling sensitif. Cairan
kewanitaan Chrissy keluar semakin
banyak, melumasi dinding liang
vagina itu sehingga mengurangi rasa
pedih akibat gesekan, sehingga
beberapa saat kemudian tidak ada
lagi rasa pedih yang dirasakan
Chrissy. Yang ada hanyalah sensasi
kenikmatan dan kenikmatan, yang
membakar seluruh tubuh mereka.
"Ohh Bobby, aku hampir tidak bisa
percaya bagaimana nikmatnya ini!
inikah surga?!" guman Chrissy.
"Ohh, Bobby, aku tahu ini akan luar
biasa, aku tahu kau akan membuat
keadaan ini menjadi luar biasa, tapi
kenikmatan ini benar-benar jauh
diatas yang aku bayangkan," kata
Chrissy sambil meneruskan
gerakannya.
Gerakan naik-turun tersebut makin
lama semakin panjang, sehingga
kemudian hampir seluruh 7 inci
batang penis Bobby tercabut semua,
dan kemudian ditekan lagi hingga
amblas kedasar liang vagina Chrissy.
Nafas Chrissy semakin memburu, dan
sepertinya mulai agak tersegal-segal.
Ini bukan hanya karena beratnya
aktivitas yang dia lakukan, tetapi
karena dia semakin naik mendekati
puncak orgasmenya.
Dorongan gairah Chrissy yang
semakin meningkat, dan tiba-tiba
terdengar suara 'poop' ketika penis
Bobby tercabut lepas.
 
"Ohhh, jangannn!" teriak Chrissy
setengah menangis, "Kembalikan
cepaaat, kembalikan cepaaat, ooohhh
kembalikan kepadaku!"
Kudorong tubuh Chrissy terlentang,
kupegang kedua pahanya dan kubuka
lebar-lebar sehingga liang vaginanya
terpampang jelas dihadapanku.
Hatiku berdesir melihat betapa liang
itu sudah terbuka sedikit, tidak
merapat seperti sebelumnya. Dan
dari liang itu tampak memeleh keluar
darah segar bercampur cairan
vaginanya.
"Ohhh... Darah keperawanan adikku,
aku telah mengambil keperawanan
adikku sendiri." Bathinku.
Kutarik pinggul Chrissy sambil
kumajukan pinggulku sehingga
batang kemaluanku yang tegang
mengkilat basah oleh cairan vagiva
Chrissy bercampur darah
perawannya, menempel tepat di
gerbang liang vaginanya. Pelahan
kudorong penisku masuk. Meskipun
masih cukup sulit karena sempitnya
lubang itu, tapi berkat cairan
vaginanya yang licin itu penisku bisa
kumasukan semua sampai terasa
ujung batang penisku menekan kuat
dasar liang vagina itu. Chrissy
merintih cukup nyaring ketika batang
penisku bergesekan ketat dengan
dinding liang vaginanya.
"Ohhh, ahhh, Bobby! Terusss...
Masukkan ooohhh, ya yaa terusss!"
Aku hampir tidak percaya bahwa
lubang kecil itu mampu mengembang
sedemikian rupa sehingga batang
penisku bisa masuk semuanya.
Kemudian kutarik lagi penisku
pelahan-lahan sampai separuh
bagian dan kutekan kembali sampai
amblas ke dasar liang vagina itu,
demikian terus menerus kulakukan
dengan tempo semakin lama semakin
cepat.
Rintihan dan erangan Chrissy
semakin keras, tubuhnya menggeliat
geliat mengikuti gerakanku sambil
pinggulnya terangkat-angkat setiap
kali penisku kutarik.
"Ohhh, yes, yes, ohhh, terus, terus...
Aaahhh ooohhh."
Kurasakan puncak orgasmeku sudah
semakin dekat. Pikiranku juga
melayang-layang. Adikku, adikku
tersayang Chrissy, aku sedang ML
dengan adikku sendiri, kuperawani
adikku yang selama ini kusayang-
sayang.
"Ohhh apa yang sedang kulakukan?"
bisik hatiku, tapi kenikmatan ini
benar-benar teramat sangat luar
biasa sehingga aku tak mampu
menolaknya... Aku benar-benar tak
bisa membayangkan kenikmatan yang
seperti ini...
Tiba-tiba aku dikejutkan dengan
teriakan Chrissy yang nyaring sambil
tangannya mencengkeram
punggungku. Tubuhnya bergetar dan
mengejang. Sepertinya Chrissy telah
mencapai orgasmenya kembali. Liang
vaginanya berdenyut-denyut keras
seperti meremas-remas penisku. Dan
tiba-tiba penisku seperti kontak ikut
terpengaruh sehingga batang
penisku ikut berdenyut-denyut.
Cepat-cepat kutarik keluar batang
penisku, dan spermaku langsung
menyembur keras keudara berkali-
kali, dan jatuh menimpa dada, perut,
paha dan bahkan juga berhamburan
diatas kasur.
Mata Chrissy melotot menyaksikan
semburan spermaku yang begitu
dasyat. Gadis itu sampai lupa
tentang orgasmenya.
"OHH, seperti itukah kalau pemuda
orgasme???" serunya.
Dia usap-usap cairan sperma yang
ada didadanya, diperhatikannya
dengan seksama cairan putih kental
dan lengket itu.
Batang kemaluanku tetap keras dan
kencang meskipun telah orgasme,
bahkan sepertinya hampir tidak
berubah. Sepertinya rangsangan
kenikmatan yang kurasakan membuat
gairahku begitu tinggi sehingga
belum terpuaskan hanya dengan
sekali orgasme.
 
Kembali kupasang penisku digerbang
liang vagina Chrissy, gairah Chrissy
sepertinya juga tetap tinggi, mungkin
setelah melihatku orgasme adikku ini
jadi semakin bergairah. Langsung
diraihnya leherku diciumi bibirku
sambil memelukku erat-erat. Segera
kutindih tubuhnya dan penisku
kembali amblas ke dalam liang
vagina Chrissy dan paha Chrissy juga
langsung melingkar dan menjepit
pahaku.
Gairahku langsung memuncak
kembali, kugerakkan pinggulku naik-
turun dengan bersemangat. Chrissy
juga menggerakkan pinggulnya kekiri-
kekanan mengimbangi gerakanku.
Kembali kami berlomba dan saling
memacu gairah birahi kami. Napas
kamipun ikut berpacu semakin cepat.
Tanganku tak tinggal diam,
kugerayangi kemulusan tubuh
Chrissy, buah dadanya kuremas-
remas dan puttingnya kupilin-pilin,
membuat tubuh Chrissy menggeliat-
geliah semakin liar dan desahan
serta rintihannya semakin nyaring
memenuhi ruangan.
Chrissy semakin bersemangat
mengimbangi gerakanku. Adikku
sepertinya semakin lincah dan
pandai melakukan olah gerak
seksual. Irama gerakannya semakin
padu dengan gerakanku. Pinggulnya
kadang-kadang bergerak kekiri-
kekanan, tapi kadang-kadang juga
berputar-putar atau diangkat-angkat
yang pada akhirnya menimbulkan
perasaan nikmat yang semakin luar
biasa.
Mulutnya tidak hanya mendesis-desis
dan mengerang-erang, tapi juga
diiringi tangisan dan jeritan-jeritan
kecil yang menimbulkan sensasi
suara yang bisa membangkitkan bulu
roma. Kami terus berpacu dan
berpacu dalam alunan nafsu birahi.
Kami benar-benar lupa dengan
keadaan sekeliling kami, melupakan
siapa kami. Yang ada hanyalah
kenikmatan dan kasih sayang.
Irama gerakan kami semakin lama
semakin cepat, napas kami sudah
berpacu seperti lokomotip dan
keringat kami sudah membanjiri
sekujur tubuh kami. Sampai akhirnya
kembali Chrissy menjerit sambil
menggigit pundakku, tubuh dan
kakinya mengejang dan menjepit
kuat-kuat.
"Ooohhh... Aaahhh Bobbyyy... Aku
keluar lagi, ooohhh aku keluar lagi."
Segera kupercepat gerakanku,
kurasakan penisku juga sudah
berdenyut-denyut, aku ingin keluar
bersamanya. Dan satu menit
kemudian, ketika denyutan-denyutan
liang vagina Chrissy belum lagi
hilang, batang kemaluanku
berdenyut kuat dan segera kutekan
kuat-kuat kedasar liang vagina
Chrissy dan spermakupun
menyembur kuat beberapa kali.
Kembali Chrissy menjerit misteris
merasakan semburan spermaku
didalam dasar liang vaginanya.
"Ooohhh, BOBBY, OH BOBBY, terus,
terusss, ohhh, luar biasa ooohhh,
habiskan Bobby, terus, terus
ooohhh."
Aku masih terus menggerakkan
pinggulku naik-turun sampai
beberapa saat setetah semprotan
spermaku berhenti, kemudian
tubuhku terkulai lepas diatas tubuh
Chrissy. Adikku Chrissy sepertinya
juga sudah kehabisan tenaga.
Matanya tertutup rapat dengan
napas masih tersegal-segal. Penisku
masih tertanam di vagina Chrissy.
Beberapa saat kemudia mata Chrissy
terbuka, dan kami saling
berpandangan tanpa berkata-kata.
Diapandangnya wajahku tajam-tajam.
Dimata Chrissy aku tetap seperti
seorang pahlawan, tapi sekarang ada
lagi bayangan lain, sesuatu yang
baru yang tidak ada sebelumnya. Aku
menyadari bahwa tatapan mata
Chrissy memancarkan cinta kasih
yang begitu mendalam, dan penuh
kemesraan. Hatiku berdesir melihat
tatapan mata itu. Sorot mata yang
tidak pernah kulihat seumur
hidupku. Akupun berbisik,
"Chrissy, benar-benar luar biasa,
lebih dari yang pernah
kubayangkan."
Chrissy menganguk sambil tersenyum
manis sekali. Diraihnya leherku dan
kamipun berciuman dengan mesra
sekali. Tanpa melepaskan ciumannya,
didorongnya tubuhku kesamping, dan
kini gantian Chrissy yang menindih
tubuhku. Pinggulnya digerakkan naik-
turun sehingga celah-celah
vaginanya menjepit dan mengesek
batang penisku, membuat penisku
bangun lagi.
"Oh, Bobby, Bobby, kakakku,
kekasihku. Terimakasih Bobby.
Terimakasih. Aku yakin ini adalah
saat yang paling bersejarah dalam
hidupku, paling manis dan paling
indah. Terimakasih, kau telah
memberikan yang terbaik buatku.
Aku sangat menyayangimu Bobby."
Pinggul bergerak semakin cepat,
saling bergesekan dan saling
menekan. Penisku sudah kembali
tegang dan membesar sepenuhnya.
Chrissy menciumi wajahku sambil
berbisik,
"Bobby, masih sangat banyak yang
harus kau ajarkan tentang sex. Akhir
pekan ini semuanya untuk kita.
Maukan kau ajari aku lebih jauh
tentang sex?"
Ya tentu saja aku tidak akan menolak
permintaannya. Kuhabiskan malam
panjang ini diatas ranjang bersama
Chrissy. Kuceritakan semua yang aku
ketahui tentang sex, tapi yang
terutama adalah mempraktekannya
bersama. Akupun juga banyak belajar
dari dia. Malam itu benar-benar
menjadi milik kami berdua.
 
Bimabet
cuma mau ngasih saran bro....kalau mau upload ya cek dulu.....nggak lucu kan byk cerita yang sama....tetap semangat....coba deh liat2 tread yang lama2....:papi:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd