Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Ada Cinta di SMA (old ver.)

Menurut agan agan semproters disini, Farrel ke depannya sebaiknya gimana?

  • Menjadi Bad Boy dengan sering melakukan One Night Stand dengan orang asing

  • Tetap mengutamakan "Quality Sex" dengan pacar/orang yg sudah dikenal


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
(FLASHBACK)


“Hmm.. gue males balik ke kosan tuh..” ujar gue sambil melirik ke arah Dea. Ia tersenyum lebar. Matanya berbinar-binar.

“Mmmm.. kalo gitu, kita mau kemana nih?”

“Tidur di mobil enak kali, ya?” kata gue sambil pura pura fokus ke depan.

CTAK!

“Aduh, ngapain juga njitak kepala gue! Sakit tau.” Kata gue sambil mengelus dahi gue.

“Abisnya elo ngga peka peka sih..”

Gue tertawa terbahak-bahak.

“Iya iya, gue ngerti kok..” kata gue sambil mengelus kepalanya. Dea memanyunkan bibirnya .


Beberapa menit kemudian, kami tiba di sebuah penginapan bernama *’**** hotel. Tempatnya bagus sih kalo diliat dari google maps. Dan aslinya pun kelihatannya keren, meskipun dalam keadaan gelap.

Tanpa menunggu lama lagi, gue langsung ke meja receptionist dan menunjukkan SIM gue sebagai tanda identitas. Sekitar 10 menit kemudian, gue dan Dea sudah berada di atas ranjang. Kita saling pandang pandangan. Suasana menjadi canggung.

“Soo?”

“Whatt?”

“Gue ngikut sama yg sering ngentot aja.” Gila, bahasanya.

“Sering apaan?” tanya gue mencoba menggodanya.

“Ngeenttoott sayaaannggg..” katanya sambil mencium pipi gue.


Gue yg udah on fire pun langsung melumat bibir lembutnya. Finally, gue merasakannya lagi. Setelah apa yg terjadi di mobil gue, dulu.

Matanya terpejam. Gue belai punggungnya dengan lembut. Dea pun meresponnya dengan meraba paha gue, lama lama ke selangkangan.

Gue benar benar merasa nyaman dengan rangsangan kecil itu, dan mungkin dia juga merasakan hal yg sama.


Plop. Ciuman kami terlepas. Gue berusaha melepaskan kain penutup tubuh Dea. Dengan sekali sentak, gue berhasil melepaskannya. Dia sepertinya tak mau kalah, langsung membuka kancing celana dan ritsleting gue, kemudian menariknya ke bawah hingga terlepas.

Kemudian kami saling menatap lagi. Kali ini gue mencumbu leher jenjang milik Dea. Leher putih mulus yg membuat setiap pria yg melihatnya tak mampu menyembunyikan kekagumannya. Dan beruntungnya gue bisa mendapatkannya.

Tangan gue dengan sigap langsung merayap ke punggung Dea dan mencari kaitan BH. Dan dengan sekali sentil, terlepaslah BH itu dan munculah surga duniawi di hadapan gue.




GILA! MULUS BANGET, COY!

Kalo diibaratkan sebuah mobil, ini udah kayak Ferrari yg baru aja keluar tahun ini. Mulus. Tanpa Cacat. Hampir tidak pernah dijamah oleh kaum berbatang.

Gue selama beberapa menit masih terbengong dengan pemandangan indah di hadapan gue.

“Heh, masa’ Cuma dianggurin ajaa..” tiba tiba Dea menyadarkan gue.

“Dihisap dong, sayang,” bisiknya mesra di telinga gue. Gue geli mendengarnya. Tanpa komando lagi, langsung gue caplok puting kecil itu. Warnanya masih merah muda. Benar benar kinyis-kinyis.

“Hmmmhhhh..” Sasa menahan rasa nikmat di ujung payudaranya. Tangannya tak tinggal diam. Ia mulai meraba raba penis gue dari luar celana dalam.

“Ugghhh.. lepasin dong, beb.” Ujar gue sambil mengangkat pantat. Langsung celana gue ditarik dan dibuang ke lantai. Kemudian ia mulai mengocok pelan kepala penis gue.

“Ahh.. yg keras, sayangg..” ujar gue padanya. Gue pun menambah rangsangan kepadanya, dengan mulai meremas remas selangkangannya.

“Ahh..enak relll.. disitu.. lagi!”

Gue pun memintanya untuk mengangkat pantatnya. Dia menurut. Gue lalu melepaskan celananya dan celana dalamnya sekaligus.


Dan.. terpampanglah, harta karun yg luar biasa mahalnya terpampang dihadapan gue. Vagina virgin, dengan bentuk sama dengan milik Sasa saat masih virgin. Bedanya, milik Dea ada sedikit gelambir kecil. Entah apa namanya.. Labia Mayora? Mungkin terlalu banyak masturb, ya.. Hehe.

“Auhhhhh...” lirih Dea mendesah, ketika jari gue menyentuh klitorisnya. Tak tertahankan gue mendengar suara desahannya yg natural banget. Gue mengusap klitorisnya dengan cepat, sementara jari satunya gue tusukkan ke lubang satunya.

“Awwww... shit. Fuck me, rell..” racau Dea sambil meraih leher gue dan kemudian mengecup bibir gue dengan liar.

Gue percepat kocokan itu, hingga tiba tiba tubuhnya melengkung. Kepalanya menengadah ke atas. Mulutnya menganga lebar. Dan, tangan gue terasa basah.

Yup, dia orgasme.


“Wow, basah banget nih memek kamu.” Gue ikutan ngomong nakal. Dea tersenyum kemudian mengecup hidung gue.

“Hmm.. ada yg ngambek nih..” ujar gue sambil menunjuk ke adik kecil gue yg masih tertidur.

“Uluh uluhh.. sini sayang. Main sama kakak, ya..” kata Dea sambil menunduk di atas paha gue. Tangannya menggenggam testis gue, sementara tangan satunya menyentuk lubang kencing gue. Kemudian dia tusuk lubang itu.

“Aduh sakit, bego.” Umpat gue. Dia cekikikan.

“Ehh..adik kecil marah ya? Jangan marah ya. Sini kakak kasih yg enak enak ya,” katanya. Lalu sedetik kemudian, penis gue sudah berada dalam ruang hangat nan lembab. Dia mengoral penis gue.

“Sluuurrrpppp...puaahhh..”

“Gila. Punya lo kalo lagi tegang gede juga ya. Mulut gue ga muat nih. Tapi gue sukaa..”

Kemudian Dea kembali mengulum penis gue. Gila, teknik nya mantep banget. Belajar darimana nih bocah?

Sembari mengulum penis gue, sesekali dia meremas testis gue, dan juga mencolokkan telunjuknya ke anus gue. Ih, sedep sedep nikmat!

“Lebih kuat lagi, Deaaa... sshhh..yaakk. Lebih dalem lagiii..” racau gue tak karuan.

Gejolak ledakan ejakulasi semakin menjadi jadi. Gue dorong kepalanya hingga penis gue terlepas dari kulumannya.


“Elo beneran masih virgin?”

“Vagina gue emang masih virgin. Cek aja kalo gak percaya..” katanya. “Tapii..”

What?

“Kalo mau, elo boleh masukin ke lubang satunya.” Katanya dengan tatapan menggoda. Lidahnya ia sapukan ke bibir imutnya. Njir.

“Eh, seriusan lo? Anal kan maksudnya? Apa gak sakit tuh?” tanya gue.

“Gak tau juga. Makanya gue pengen cobain. Di film film kayaknya asik tuh. Nah, mumpung ada elo, kenapa nggak kita coba?” tanyanya dengan tegas.

Gue pun sebenarnya excited dengan ajakan ini, but somehow gue juga takut dengan penyakit menular yg katanya bisa nular lewat lubang itu.

“Eh..tapi gue ga bawa kondom.” Kata gue.

“Hmm..bentar.” kata Dea sambil merogoh tas pinggangnya, kemudian mengeuarkan dompetnya. Dan bingo! Tiga bungkus kondom Fiesta muncul. Gila bener nih anak. Udah sedemikian preparenya.

Lalu gue suruh Dea untuk memasangnya di penis gue. Slep!

Kemudian gue menyuruhnya untuk menungging. Gue tusul tusuk pelan anusnya dengan jari gue. Satu jari. Dua jari. Gue terus mengocok anusnya agar terbiasa dengan benda yg cukup besar.

“Aww..sakitt..sshhh.. tapi enakk..hmmm”

Setelah gue rasa cukup, gue meludahkan air liur ke penis gue dan juga ke anus Dea. Gue usap usapkan agar menjadi sedikit licin. Gue dorong perlahan, perlahan namun pasti ujung kepala penisnya mulai ambles.

“Urrgghhh.. sakitt, rell..” kata Dea sambil memegangi tangan gue. Terlihat mukanya mengernyit kesakitan.

“Udahan aja, gimana?” tanya gue sambil meremas payudaranya.

“Ahhh..jangann.. udah sejauh ini..sshh.. lanjuttiinn”

Lalu kali ini gue mendorongnya dengan cukup kuat hingga setengah penis gue ambles di dalam saluran pembuangan itu. Rasanya sedikit panas. Mungkin efek dari karet pengaman yg gue kenakan.

“Duuhhh..sempit banget rell... awww...” racau Dea sambil memasukkan jarinya sendiri ke mulutnya. Gue sendiri masih meremas payudaranya, sedangkan tangan satunya mengelus klitorisnya. Lengkap sudah rangsangan di tubuhnya.

Batang penis gue sendiri terasa berkedut ketika kenikmatan yg gue rasakan sungguh berbeda dengan biasanya. Lubang sempit ini memberikan kenikmatan ganda yg baru ini gue rasakan.

Setelah cukup lama gue membiarkn setengah penis gue ambles, gue coba tarik secara perlahan, kemudian mendorongnya kembali. Begitu seterusnya hingga ¾ penis gue ambles dan tempo semakin cepat.

“Arrgghhh...nikmat banget De..”

“Shhh..iya samaa rell..”

Gue merasa udah saatnya gue ngecrot. Gue percepat tempo. Plok Plok Plok..

Gue lalu menarik rambut Dea dan kemudian ia menoleh. Saat itulah gue lumat bibir lembutnya dengan kasar. Gue remas juga pantatnya, sesekali gue pukul dengan cukup keras.

Gila ini mah.!

“Deaa...gue mauu..keluarrr....AHHHH...” teriak gue saat gue crot malam itu. Penis gue berkedut 6x, memuntahkan lahar putih di dalam karet pengaman.

Gue terpejam menikmati orgasme gue, tanpa menyadari bahwa tiba tiba gue merasa ada semprotan air di selangkangan gue. Dan ternyata...

“Dea...elo squirrtt?”

Dia hanya memekik pelan sambil mendongakkan kepalanya, menikmatinya. Tak lama kemudian air itu berhenti memuncrat. Kemudian, gue ambruk menindihi tubuh Dea.

Lama sekali kami dalam posisi itu. Kami sama sama lemas, namun puas.

“Rel..rghhh..beratt”

Kemudian gue bergeser ke samping Dea. Gue ikutan rebahan di sampingnya. Gue pandangi terus wajahnya yg penuh dengan peluh dan merona merah. Gue elus elus rambutnya.

“Enak, sayang?”

“Gila, keren banget. Meskipun gue belum pernah ML, tapi tadi rasanya amazing banget..”

“Jadi ceritanya elo ketagihan nih?”

Dia mengangguk pelan.

“Tadi katanya udah lemes banget. Kok sekarang masih kuat ya?” selidik gue.

“Abisnya enak sih.” Katanya lagi, kemudian ia memejamkan mata.

...

...

“Rell...?”

“Hmmm?” gue buka mata gue dan menoleh ke wajahnya. Raut wajahnya keliatan bersemangat.

“Kamu masih kuat berapa ronde lagi?” tanyanya sambil tersenyum nakal.

***

sambungan cerita yang ini mana @kakeklegend23 ??? :colok:

Koq lompat2 alurnya ?? :confused:
 
ini dari chapter sebelumnya. di baca ulang lagi ya hehe. Maaf kalo lompatlompat, emang sengaja ane mau coba yg beda hehe

maksud ane,,lanjutan yg ini mana...???? @kakeklegend23 koq cuma sampai disini aja??? malah lanjutannya udah 3 bulan berikutnya setelah kejadian hadeeeh... kentaaangggggggg kek... :perang::perang:
 
Oh itu. Nanti kalo ane sempat, mau ane bikin side story tentang Sasa. Sengaja ane lompatin, takutnya ntar pada "tegang" mulu liat Sasa hehe. Nikmati aja alurnya hu. Sering-sering cek index biar tau kalo ada update-an side story nya Sasa^^ thanks udah mampir
Ahahhaha emang greget tau sasa
 
Suhu... Gue mau izin numpang gelar tiker yah. Skalian mau nyalain lilin juga sambil nunggu hehehe
 
Gilaaaaaaaaaaa
Gk kepikiran bgt bakal diputer" gini plotnya, 10/10 dah buat suhu, jd gk bosen baca CERBUNG nya, lanjutkan suhu!!!
:jempol::jempol::jempol:
 
Bimabet
Oh itu. Nanti kalo ane sempat, mau ane bikin side story tentang Sasa. Sengaja ane lompatin, takutnya ntar pada "tegang" mulu liat Sasa hehe. Nikmati aja alurnya hu. Sering-sering cek index biar tau kalo ada update-an side story nya Sasa^^ thanks udah mampir
bukan sasa kek.... tapi dea????
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd