Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

#7 Pekerjaan Sampingan Kuliah (PSK) (true story) No Quote.

Stifmeister

Semprot Lover
Daftar
3 Jul 2019
Post
264
Like diterima
603
Lokasi
Bandung
Bimabet
Menjelang akhir kuliah, mata kuliah yang perlu diambil pun makin berkurang, kebanyakan hanya mata kuliah syarat sidang dan perbaikan nilai. Teman2 pun udah jarang kumpul di kampus, kami kebanyakan bertemu diluar.

Tahun2 sebelumnya, gw selalu menyempatkan diri untuk liburan tahunan, destinasi pilihan gw selalu sama, yaitu Bali. Kenapa Bali? karena menurut gw, sebuah tempat yang memiliki berbagai pilihan wisata dalam satu tempat yang berdekatan dengan budget terjangkau diseluruh Asean hanya Bali. Masa sih?
1. Thailand, kurang lebih sama murahnya dengan Bali, tapi jika ingin melihat kota (Bangkok) dan pantai (Phuket/Pattaya) jaraknya lumayan jauh jika ingin menempuh jalur dengan harga murah.
2. Singapore dan Malaysia, pengeluaran disana termasuk tinggi.
3. Indonesia bagian lain, karena mayoritas Indonesia beragama muslim, cukup sulit menemukan tempat yang penuh kebebasan tapi tidak jauh dari fasilitas.
Ini hanya menurut gw pada waktu itu lho ya..


Anyway, kembali ke cerita. Setiap tahun dimasa kuliah, gw selalu menyempatkan untuk pergi seminggu ke Bali. Dengan atau tanpa teman gw akan tetap berangkat, karena bahasa inggris gw diatas rata2, gw mudah bergaul, dan udah familiar dengan suasana di Bali. Gw selalu menginap di kawasan Poppies, selain murah, wisatawan disana cenderung mau berbaur dengan wisatawan lain. Gw menghabiskan hari2 gw dengan berselancar, keliling naik motor mencari pantai2 virgin, mencari wisatawan asing (cewek) untuk diajak ke club, dan mabuk2an.

Terkadang gw juga bertemu teman dari Jakarta secara kebetulan atau memang janjian liburan bersama. Rata2 teman2 gw pasti mengajak teman2nya yang lain dan sebagian dari mereka adalah cewek. Inilah titik awal gw menemukan pekerjaan sampingan yang menjadi modal masa depan gw.

Berawal dari telponan biasa dengan salah satu temannya teman gw yang pergi ke Bali, namanya Vira, dia beberapa tahun lebih tua dari gw, bekerja di perusahaan asing di Jakarta. Awalnya, dia hanya curhat tentang pekerjaan dan pacarnya, setelah beberapa kali kami telponan, Vira mulai menanyakan balik hal2 tentang gw.

V: "Eh lo kok selalu sendiri sih ke Bali? Emang ga punya pacar?"

Pada waktu itu, gw menjawab ngawur dengan trik2 gw mendekati wisatawan asing di Bali, yaitu dengan berpura2 sebagai orang hebat. Contoh, gw pernah mengaku menjadi tentara Indonesia yang pernah bertugas untuk PBB tapi udah selesai, gw pernah mengaku sebagai sutradara film di Indonesia, dan lain2. Gw bermaksud hanya bercanda dan ingin tau Vira percaya apa engga.

G: "Wah susah Vir buat punya pacar dengan pekerjaan sampingan gw ini, gw yakin cewek pasti akan keberatan sih"
V: "Oh lo sambil kerja juga?! Baru tau gw. Emang apa kerjaan sampingannya?"
G: "Iya buat dana2 liburan sama jajan aja, awalnya iseng, eh ternyata menghasilkan. Kalau gw cerita sama lo, lo janji dulu jangan ngejauh ya!"
V: "Iyaaaa, gw ga suka ngejudge orang dari pekerjaannya kok"
G: "Gw gigolo Vir"
V: "FUCK!! Serius lo?! Beneran nih?! Kok bisa?"
G: "Iya serius. Awalnya ditawarin temen, ada kliennya dia yang nyari 'barang baru', trus bablas sampai sekarang"
V: "Pantesan badan lo bagus banget! ternyata buat modal toh.. Hahahaha"
G: "Oh badan gw bagus ya menurut lo? Merhatiin aja!"
V: "Eh.. Ga gitu, kan emang di Bali lo kemana2 shirtless melulu. Btw, berapa tariff lo jualan? Siapa tau ada teman gw yang mau"
G: "Haha.. Ga mahal kok, 500rb ajah. Ah masa teman lo sih! Lo dong cobain, itung2 bantu gw"
V: "Itu udah sama kamar??"
G: "Buat lo karena teman, iya deh sama kamar. Tapi buat teman2 lo jangan yaaa"
V: "Ehmmmm... Gw takut... Tapi penasaran sih.."
G: "Yaudah gini deh, kita ketemu dulu aja di hotel, nanti kalaupun ga jadi, gw layanin pillow talk aja deh gratis, tapi lo bayar kamarnya ya!"
V: "Emang service yang lo tawarin apa aja?"
G: "Gw biasanya gini. Begitu masuk kamar, gw peluk dulu, abis itu gw tutup matanya dengan kain, terus gw lepasin pakaiannya satu per satu sampai telanjang. Abis itu gw massage dulu 1 jam. Setelah massage, gw lumurin badannya dengan coklat di beberapa spot, terus gw jilatin sampai bersih. Abis itu, foreplay, ML, trus terakhir pillow talk, ngobrol aja gitu dalam dekapan gw, cerita keluh kesah, seperti pacaran lah"
V: "aanjir, lengkap yah. Ga cuma esek2 aja tapi dilayanin hatinya juga. Hmmmmmm, ayo deh!"

Gw ga menyangka Vira benar2 termakan tipuan gw. Setelah dipikir2, rugi juga ga gw lanjutin, check in dibayarin, ceweknya dapat, gw puas, ga keluar uang sama sekali. Akhirnya biar ga terkesan memaksa, gw mundur sedikit.

G: "Asiik... Gitu dong bantu teman. nanti kalaupun ga jadi ML ya kita ngobrol2 aja dikamar. Yaudah kamis di Hotel Mega Matra ya jam 7an lah. Lo kan balik kerja jam 5, sempat kan 2 jam ke sana?"
V: "Bener ya kalau ga jadi gapapa, gw agak takut juga sih belom pernah soalnya. Ok deh, kamis ya! Ini gw transfer dulu apa gimana?"
G: "Ga usahlah, kan kenal. Nanti gw talangin dulu buka kamarnya"
V: "Ok, see you soon"

Hari Kamis, gw sampai hotel jam 6.30. Sengaja lebih cepat karena menyiapkan mood kamarnya dulu. Gw bawa tas berisi seragam yang akan gw pakai, baby oil, lilin aroma terapi, pewangi ruangan, 1 botol krim coklat, handuk berwarna (karena kalau pakai handuk hotel yang putih lalu kotor banget biasanya di denda), dan kain alas untuk massage (agar sprei ga kotor).

Masuk kamar, gw isi bath tub dengan setengah air hangat. Gw tutup tirai jendela, menyiapkan kain alas, menyalakan lilin aroma terapi, dan menyemprot pewangi ruangan. Setelahnya, gw berganti ke seragam, seragam yang gw pakai adalah sebuah setelan jas layaknya butler hotel.

Jam 7.30, Vira mengetuk pintu kamar. Saat masuk, gw sambut Vira dengan membungkuk dan mengucapkan selamat datang di ruangan. Vira belum ikut dalam peran karena masih pengalaman pertamanya, dia mencoba menanyakan ini itu, tapi gw berpura2 ga tau sambil memberi kode agar Vira mengikuti saja alurnya, akhirnya Vira paham.

Gw ambil tas kerja Vira dan gw letakan di tempat koper, gw tunjukan arah ke kamar mandi dan Vira segera menuju ke sana, gw minta Vira untuk duduk di ujung bath tub yang sudah gw alasin dengan handuk dan mencelupkan kakinya ke air hangat. Setelahnya, gw raih kakinya dan mulai mencucinya dengan sabun. Vira mencoba menahan tawa, entah karena geli atau amazed dengan pelayanannya.

V: "Udah lama mas kerja disini?"
G: "Sudah Bu, 5 tahunan kira2. Ibu baru pulang kantor ya?"
V: "Iya mas, tadi agak lelah jadi butuh 'hiburan', langsung kesini deh" (menahan tawa)

Setelah selesai, gw arahkan Vira menuju kamar tidur.

G: "Bu, saya mulai prosesnya sekarang ya. Saya akan tutup mata Ibu dengan kain ini, Ibu relax aja dan ikuti petunjuk saya nanti"
V: "Kenapa ditutup mas? Saya ingin lihat servicenya"
G: "Untuk massage saya sarankan ditutup Ibu, karena nanti indera Ibu yang lain akan meningkat dan memaksimalkan hasilnya"
V: "Boleh juga alesan lo ya hahaha eh.. Oke mas, silahkan dimulai"

Gw tutup mata Vira dengan kain, gw berdiri di belakangnya dan memijat kecil bahunya.

G: "Ibu tegang sekali, pasti sangat lelah"

Gw lepasin blazernya perlahan dan dari belakang gw lingkari tangan gw di tubuhnya lalu melepas kancing bajunya satu per satu. Vira menahan tangan gw, diam sejenak, lalu melepasnya. Seluruh kancing pun terlepas, dadanya masih terbungkus bra berenda. Setelah gw lepaskan bajunya, gw lepaskan branya, saat branya terlepas, Vira menutupi dadanya dengan kedua tangan.

G: "Ibu tidak perlu malu, disini kan hanya ada saya. Saya udah biasa kok melihat dada"
V: "Saya baru pertama kali soalnya mas"
G: (gw raih tangannya) "Ibu percaya sama saya, setelah dari sini, Ibu akan merasa jauh lebih baik, ok?"

Vira memberikan tanggannya ke gw dan gw lepasin dari dadanya, dadanya tidak turun sama sekali, besar dan kencang. Dari depan, gw lingkari tangan gw ke belakang dan meraih kancing roknya, gw dekati leher gw ke wajahnya agar tercium aroma parfum yang gw pakai, lalu dia sedikit mendesah. Gw lepaskan roknya, roknya jatuh ke lantai, dan gw melihat dia mengigiti bibirnya.

Gw tuntun Vira untuk telungkup di atas alas kain yang gw siapkan, lalu gw tetesin baby oil dari ketinggian sehingga membuat sensasi menetes pada tubuhnya. Setiap tetesan mendarat, badannya menggelinjang, dan desahan kecil terlepas dari mulutnya. Setelah itu, gw ratakan baby oil itu ditubuhnya dengan belaian yang sangat lembut, dimulai dari punggung, pantat, hingga ke kaki. Dia mulai terbiasa dengan sentuhan itu, lalu gw mulai massage tubuhnya.

V: "Anjir, enak juga pijatan lo ya, gw pikir cuma ala2 aja hihihi"
G: "Kalau kurang tekanannya bilang ya Bu"

Gw pijat kaki dan pahanya satu per satu sekitar 10 menit per kaki, lalu 10 menit di pantat, dan 15 menit di punggung. Vira tidak bersuara dan dia tertidur saat di pijat, karena saat gw minta dia membalik badan, dia seperti terkejut lalu diam lagi. Gw lanjut memijat dari kepala 10 menit, bahu 5 menit, dan dada 5 menit. Saat gw pijat dadanya, dia seperti mengigau, karena mendesah lembut tapi tidak bergerak. Lanjut pijatan gw turun ke perut 5 menit, paha 10 menit dan terakhir di kaki 10 menit. Setelah selesai dan mencuci tangan pun Vira tidak bergeming sampai gw lepaskan penutup matanya dan gw goyang2kan tubuhnya, dia terkejut lalu terbangun.

V: "Anjir enak parah pijatan lo, tidur gw pules! Astaga 1 jam setengah gw tidur?!"
G: "Iya Bu, sepertinya nyenyak daritadi ga bergeming, padahal saya udah selesai daritadi"
V: "Eh iya, trus sekarang apalagi mas?"

Gw arahkan vira kembali ke kamar mandi untuk membersihkan minyak di tubuhnya, Vira masuk ke bath tub dan bersandar. Gw ambil sabun dan memandikannya sampai bersih, Vira menatap wajah gw selama proses.

G: "Ibu kok daritadi menatap saya terus?"
V: "Ga apa2, mas ganteng juga ya kalau dilihat2"
G: "Ah Ibu bisa aja"
V: "Mas ga mau mandi bareng saya aja sekalian nih?"
G: "Wah maaf Ibu, Kebijakan perusahaan ga mengijinkan saya seperti itu"

Gw selipkan tangan gw diantara pahanya dengan sesekali menyerempet vagina Vira.

V: "Eh mas, nyerempet tuh!"
G: "Iya maaf Bu, ga terlihat soalnya tertutup sabun"
V: "Ga apa2, lagi dong...."
G: "Mandinya udah selesai Bu, sebentar saya ambilin handuk"
V: "Iiiiiih.... Jahat.."

Gw keringkan tubuh Vira dan setelahnya gw minta dia merebahkan tubuhnya di alas kain yang digunakan untuk pijat tadi. Gw lepas jas dan baju gw perlahan, Vira menatap gw penuh nafsu dan terlihat tidak sabar. Gw ambil krim coklat dari tas, gw kocok2, dan semprotkan sedikit di ujung jari kakinya. Gw angkat kakinya dengan tangan dan gw hisap krim coklat itu dari kakinya. Vira menggigit bantal dan menahan geli, gw lakukan hal yang sama pada kakinya yang satu lagi, lalu lutut, lalu paha. Vira mulai merintih dan menghisap jari tangannya sendiri, setelah paha, gw yakin dia mengharap selanjutnya adalah vaginanya, tapi gw semprotkan pada pusarnya.

V: "Mas ada yang kelewat tuh" (menunjuk vaginanya)
G: "Maaf Ibu, itu ga termasuk dari bagian terapi ini" (padahal termasuk tapi nanti)
V: "Yaaaaah saya bayar ekstra deh biar termasuk"
G: "Wah maaf Ibu, ga bisa"

Vira tampak kecewa dan gw lanjut menghisap pusarnya, tubuhnya menggelinjang kegelian, dia meremas dadanya dan mendesah panjang. Setelah bersih, gw kocok2 krimnya sambil menatap dadanya yang besar untuk memberi harapan bahwa itu adalah bagian selanjutnya, gw arahkan spray ke dadanya, tapi gw semprotkan ke dada atas hingga ke leher. Wajahnya tampak kecewa lagi, sebelum dia protes, segera gw hisap krim itu hingga ke lehernya. Dia mendesah hebat, memeluk kepala gw dan menggelinjang2 saat ke hisap krim di lehernya. Gw angkat kepala gw lalu menyemprotkan krim itu pada bibirnya, kami berciuman dengan krim coklat, saling menghisap bibir dan lidah, Vira memeluk gw kencang dan meraba2 punggung gw, dia mengambil tangan gw dan coba meletakan ke dadanya tapi gw lepaskan, lalu ciuman terhenti.

V: "Gw ga tahan, jilatin dada gw please...."

Gw kocok krimnya dan gw kasih botolnya ke Vira, Vira langsung menyemprotkan krim pada putingnya dan langsung gw lahap. Vira menggelinjang2 dan terus mendesah. Setelah krim habis, gw pun berhenti. Vira menyemprotkan lebih banyak kali ini hingga berlumuran di dadanya, gw hisap lagi dan gw jilat2 putingnya hingga bersih.

V: "Ooooohhh fuuuck... Ouuuhhmmmm..."

Selanjutnya sebenarnya gw ingin Vira menyemprotkan krim pada vaginanya, tapi pada saat dia mengarahkan kesana, krim itu habis dan tidak keluar sama sekali meskipun sudah dikocoknya berulang kali. Lalu gw goda.

G: "Baik ibu, kalau krim nya sudah habis, berarti servicenya selesai" (tersenyum jahat)
V: "Noooooooo.... Please lanjutin...."

Wajahnya sudah memelas, gw pura2 berdiri dan memakai pakaian gw lagi, wajah Vira merengut. Langsung gw sambar pantatnya dengan kedua tangan, gw angkat tubuhnya, kakinya bersandar ke bahu gw, dan vaginanya tepat didepan mulut gw, langsung gw jilat seluruh vaginanya dan vira menjerit panjang. Gw hisap2 klitorisnya dan gwjilat didalam mulut gw dengan cepat, Vira menatap gw, mulutnya menganga, nafasnya mendesah nikmat. Gw jilat bagian dalam vaginanya, Vira mencakar paha gw, lalu dia orgasme hebat dengan tubuh bergetar.

V: "Ahhhhhhh... Keluar..... Aku keluar......"

Gw hisap2 terus lubang vaginanya, dia menggerenjang tidak karuan sambil meremas dadanya. Gw letakan tubuhnya kembali dan Vira masih mengejar nafasnya. Gw putar tubuhnya ke samping hingga kepalanya terkulai ke sisi kasur, gw lepas celana gw dan gw arahkan penis gw ke mulutnya. Vira langsung menyambutnya dengan hisapan2, gw remas dadanya, lalu gw pompa mulutnya. Tenggorokannya dalam posisi lurus sejajar, jadi gw dorong penis gw hingga menyentuh tenggorokannya, dari atas gw bisa lihat lehernya mengembang2 setiap kali penis gw masuk. Sesekali Vira gag-ing, dia menahannya dengan baik agar tidak muntah. Setelah beberapa saat, gw lepas penis gw dan viar berbalik badan, wajahnya sudah terlumuri dengan ludahnya sendiri, gw lap wajahnya dengan kain, lalu dia menghisap penis gw lagi dengan posisi menungging, terlihat lekuk pinggul dan pantatnya begitu sexy.

Gw duduk di kasur dan Vira segera menghampiri dan duduk di atas penis gw, gw hisap2 dadanya selagi Vira mengarahkan penis gw ke vaginanya. Vira mendesah secara terus menerus, dia sangat terbawa nafsu dan tidak perduli lagi. Begitu penis gw tertanam divaginanya, Vira teriak panjang sambil membenamkan kepala gw diantara dadanya.

V: (mulai memompa) "Fuuuuuck..... Ouuuhh... Ouuh.. Aku mau keluar lagi..... Aaaaahhhkkkhhh"

Vira udah begitu nafsu, baru beberapa sentakan aja dia langsung keluar lagi. Baru aja keluar, dia lanjut memompa gw lagi dengan ganas dan mendesah kencang. Gw remas dadanya dan gw jilat2 putingnya, dia memegang kepala gw dan menyambar bibir gw dengan ciuman, diantara ciuman dia seperti bergumam, lalu dia menatap mata gw dengan tajam sambil memicingkan matanya.

V: "Aku mau keluar.. Aku.... Aaaakkhhh... Fuck aku ga pernah keluar sebanyak ini secepat ini"
G: "Lanjutin aja sampai Ibu puas"

Vira orgasme sekitar 7-8 kali. Gw bisa menahan begitu lama karena fokus pada melihat Vira begitu menikmati penis gw dalam vaginanya.

V: "Lo keluarin di mulut gw ya.. Hahh.. Hahh.. Please.." (sambil memompa)
G: "Fuck me harder dong kalau gitu.."

Vira berjongkok dan memompa gw lebih kuat, suara yang dihasilkan saat pinggang gw beradu dengan pantatnya pun terdengar nyaring. Ga lama gw berasa mau orgasme, gw angkat tubuh Vira dan dia mengadahkan kepala lalu membuka mulutnya, gw kocok sebentar penis gw dan gw semburkan sperma ke dalam mulutnya. Vira langsung menyambar penis gw dengan hisapan lalu menelan sperma gw dalam hisapan itu, dilumatnya habis penis gw hingga bersih mengkilat.

Setelah itu, kami rebahan bersebelahan, Vira bersandar ke dada gw. Gw persilahkan dia untuk bercerita apapun yang dia mau, khususnya hal2 yang pacarnya suka enggan untuk mendengarnya. Sambil dia bercerita, gw beri ciuman kecil di bahunya, menanggapi ceritanya, dan gw remas2 dadanya.

V: "Sumpah lo hebat banget, ga nyesel sama sekali gw. Belom pernah gw orgasme sampai 7 apa 8 kali tuh tadi dalam sekali ML"
G: "Bukan gw yang hebat Vir, tapi lo yang nyaman dan relax, jadi tubuh lo enjoy"
V: "Ah bodo amat, pokoknya lo hebat banget, gw bakal rekomen lo ke teman2 kantor gw! Eh lo ada selera ga untuk klien lo?"
G: "Ga sih, yang penting bersih dan wangi aja. Gw suka banget jilatin vagina soalnya, kalau berbau atau berasa asam gitu ga enjoy juga gw jadinya"
V: "Ohh oke, yang penting itu ya, nanti gw cariin dan gw rekomen abis deh. Kita cewek2 suka ngomongin seputar seks juga soalnya dikantor"
G: "Makasih ya Vir"
V: (berdiri dan mengambil dompet) "nih" (menyodorkan uang 1 juta)
G: "Kebanyakan ini Vir"
V: "Gapapa gw puas banget, tadi emang gw ambil lebih buat tip sama ongkos pulang, tapi nanti lo anterin gw aja ya?"
G: (mengembalikan setengahnya) "Udah ah Vir, sama teman pakai ngasih tips segala"
V: (memberi 300rb) "Gw mau sekali lagi deh nih, sambil berendem ya. Tadi gw udah ngebayangin tauk ML di bath tub sama lo, belom pernah juga gw soalnya"
G: (menolak uangnya) "Heeh ga usah, gw kasih free aja kalau lo mau lagi di bath tub"
V: "Ga enak ah gw!"
G: "Gw pulang nih?!"
V: "Hehehehe yaudah deh mau mauuu...."

Gw berjalan menuju kamar mandi dan menoleh ke arah Vira.

G: "Yuk!"

Vira menyeringai dan menyusul gw.

Gw hidupkan keran shower, kami masuk ke bath tub. Vira di depan gw bersandar ke tubuh gw, gw pijat2 bahunya dan gw bisikan ke telinga Vira kalau dia boleh mewujudkan imajinasinya tadi. Vira minta gw duduk di ujung bath tub yang ada keramiknya, dia menungging di depan gw, menciumi lutut gw, paha, hingga wajahnya berhenti di depan penis gw. Dia melihat ke arah gw, membuka mulutnya, dan menjulurkan lidahnya. Perlahan mulutnya mendekat ke penis gw, jantung gw berdegup kencang, dan dia menjilat ujung penis gw, tepat di lubangnya. Gw mendesah karena geli, Vira semakin bernafsu, dan memasukan penis gw ke mulutnya sambil menatap wajah gw. Hisapan demi hisapan, jilatan pada penis gw di dalam mulutnya, membuat penis gw tegang kembali. Dia pun ga lupa mengulum biji gw dan menjilatinya.

Vira meminta gw kembali duduk di dalam bath tub, dia berada di pangkuan gw, dan menggesekan vaginanya ke penis gw di dalam air. Rambutnya basah dan menempel ditubuhnya, siraman shower terus mengalir mengguyur kami, Vira begitu sexy saat itu dan gw ga sabar untuk membenamkan penis gw ke vaginanya. Vira meraih penis gw dan mengarahkan ke lubang vaginanya, lalu dia mendudukinya. Agak seret rasanya karena terkena air, tapi tetap masuk perlahan. Gw remas dada Vira dan gw hisap putingnya, dia mulai memompa gw sambil mengeluarkan desahan dalam sela2 nafasnya. Gw raba punggungnya dan gw beri cakaran2 kecil menandakan kenikmatan yang dia berikan. Desahannya bertambah cepat, dia membenamkan hisapan gw pada dadanya lebih dalam, dan tubuhnya berhenti bergerak, dia mendesah panjang, lalu menyambar bibir gw.

V: "Sumpah aku ketagihan penis kamu"
G: "Enak ya? Apa bedanya sama penis pacar kamu?"

Belum menjawab, udah gw pompa lagi dia dari bawah. Vira kembali mendesah2.

G: "Ayo jawab, kalau ga aku berhenti nih"
V: (dalam desahan) "Ahh.. Aku ga.. Tau.. Hhhh.. Tapi penis ka.. Mu.. Bikin aku ahhh.. Keluar terus.."

Gw percepat pompaan gw dan dia meremas bahu gw dengan sangat kuat. Dia lalu menatap gw dengan nafas tersengal2.

V: "Hahhh.. Hahhh... Make me cum more.."

Vira menungging, gw ludahin vaginanya dan gw masukin jari gw ke dalam vaginanya. Setelah cukup basah, gw masukin lagi penis gw, gw remas pantatnya, dan mulai memompa. Vira melawan pompaan gw, penis gw terhentak lebih dalam setiab tubuh kami beradu. Gw remas dadanya dari belakang, makin terasa besar karena menggantung, dadanya memantul setiap hentakan gw.

Kami mencoba beberapa posisi di bath tub, hingga akhirnya gw mendekati orgasme.

G: "Aku mau keluar"
V: "Yess baby, cum inside, cum inside please"

Vira mengatakan kalau dia dalam KB rutin dan ga akan ada masalah. Gw hentak makin cepat dan keras, lalu tersembur sperma dalam vaginanya. Vira langsung melepas penis gw dan menghisap penis gw, habis keluar lalu dihisap itu sensasinya sampai ke ubun2.

Selesai mandi, kami berpakaian, check out, dan gw antar Vira pulang naik motor gw. Vira memeluk gw dari belakang dan masih curi2 meremas penis gw.

Sesampainya dirumah, Vira mencium gw saat tidak ada yang melihat, lalu gw pulang. Vira mengirimkan sms yang baru gw baca setiba gw dirumah, isi pesannya menyampaikan kalau malam itu dia puas banget dan besok dia akan share FR nya ke teman2 kantornya.

Semingguan berlalu, Vir menghubungi gw via telpon.

V: "Eh teman gw ada yang mau nih"
G: "Buat kapan?"
V: "Jumat malem, balik kantor, di Mandarin"
G: "Mandarin?!! Lo kasih harga berapa ke teman lo?!"
V: "Harga sama, tapi dia yang bayar kamarnya. Gw cerita ke teman2 kantor gw kalau untuk yang course pertama itu 500rb, selanjutnya kalau mau nambah 300rb, gapapa?"
G: "Oh iya sih gapapa, itu udah confirm?? Reaksi teman2 lo gimana?"
V: "Bagus kok! Semua pada penasaran, tapi masih takut2. Tenang aja, nanti gw follow up terus dengan cerita2"
G: "Cerita apaan?"
V: "Ya gw ngarang aja kalau gw abis sewa lo lagi"
G: "Hahahaha dasar sales, makasi yaa"
V: "Hehehe, tapi gw dapet diskon yaaaa"
G: "Iyaaa, tenang aja"
V: "Yaudah, nanti jumat siang lo di kabarin sama teman gw, namanya Lila yaa"

Jumat siang, ada sms dari nomor tak dikenal. Menyatakan kalau itu adalah Lila, dia menginfokan ke gw untuk check in ke Mandarin Hotel dengan bookingan atas namanya dan nanti kabarin dia nomor kamarnya.

Jam 5 gw sampai di hotel, gw check in dengan lancar dan diantar ke sebuah kamar. Karena ini hotel bagus, jadi gw ga perlu set up terlalu banyak karena kamarnya udah begitu nyaman dan remang. Gw hanya mengisi bath tub dengan air, memasang alas di lantai (karpet tebal), dan berganti seragam. Kali ini gw memakai seragam kantoran pada umumnya. Setelah siap, gw sms nomor kamarnya dan gw sertai tema ceritanya sebagai secretary.

Bel pintu kamar berbunyi, gw intip melalui lubang, berdiri seorang cewek bertubuh sedang, cantik, putih, mengenakan blazer dan rok sepan berwarna abu2. Gw buka pintu dan menyapa.

G: "Kenapa lama sekali?! Saya butuh dokumennya segera untuk conference call dengan partner kita diluar negeri!"
L: (dengan tanggap) "Iya pak maaf, tadi saya menemukan beberapa hal yang perlu saya revisi sedikit, maaf atas keterlambatannya"
G: "Ayo masuk!"
L: "Baik pak"

Setelah berada di dalam kamar, Lila meletakan beberapa kertas pada meja. Kertas yang diletakan sepertinya adalah dokumen kantornya, maka gw harus berhati2 agar tidak rusak. Gw duduk dan mulai membaca dokumen tersebut secara random, karena gw ga tau seberapa penting dokumen tersebut dan gw hanya perlu untuk melengkapi peran aja. Lila duduk di sebelah gw dan gw berpura2 menelpon ke luar negeri dan conference call membicarakan tentang partnership antar perusahaan hingga selesai.

G: "Very good Lila, your lateness made this partnership went well. Turns out, the data you corrected is crucial"
L: "Thank you sir"
G: "Well, this need a celebration. Tell me what do you want and I'll make it happen for you"
L: "Anything sir?"
G: "Yes, anything"
L: "Uhmmm actually sir, there is one thing that came up my mind, but i don't know whether it is appropriate to ask or not"
G: "Okay, what is it?"
L: "I... I kinda have a crush on you sir. I don't know when it happened but, i kept imagining to have sexual intercourse with you at the office, since we're in a hotel, is it okay for me to ask?"
G: "What the fuck Lila?! Are you insane? Your my secretary! I'm a married man and your boss! How could you think in such way?!"
L: "Well you did say i can ask for anything sir, I'm just chasing my dream, like you said I should"
G: (berjalan bolak balik, pura2 menimbang) "I did said that to all employees not to give up chasing their dreams, I did said that you can ask for anything, I did not expect that it would be sex. I was thingking about car, jewelry, or else. Are you sure with this?"
L: "Positive sir"
G: "How do you want me to do this? I have no idea"

Gw ga menyangka ini alur yang akan Lila pilih untuk tema ini, tapi gw tetap harus ikut dalam peran agar terbangun mood yang menyenangkan.

Lila berdiri dan menghampiri gw, sambil berjalan dia
melepas blazernya, dia mengenakan bra tipis, dadanya ga terlalu besar, Lila berlutut di hadapan gw, meraih ikat pinggang gw, melepaskan celana gw hingga jatuh ke lantai. Gw tidak memakai underwear, penis gw menggantung di depan wajahnya, Lila menggenggam penis gw dan mengocoknya.

L: "Wow sir, it's big. Bigger than I thought it would be?"
G: "Is it gonna be a problem?"
L: "No sir, I like it. Can I put it in my mouth sir?"
G: "Do what you wanna do Lila"

Lila memasukannya dalam mulutnya dan mulai menghisap, dia menatap mata gw selagi menghisapnya, sesekali diludahinya penis gw dan diseruputnya kembali, menghasilkan suara2 menggairahkan ke seluruh ruangan. Dia melepaskan genggamannya dan menghisap secara handsfree, dia meremas2 dadanya sendiri, lalu melepas kancingnya satu per satu hingga terlepas bajunya. Gw mendesah2 menikmati hisapannya, saat dia menghisap dengan cara tertentu dan gw mendesah keras, dia tanggap dan terus mengulanginya. Gw raih dadanya dan gw remas2, dia meraih kancing branya dan melepasnya. Lila meminta gw duduk di sisi kasur dan meludahi penis gw lalu mulai mengocok penis gw dengan tangannya. Sungguh nikmat sampai ke ubun2 dan pemandangan yang begitu sexy. Lila mengocoknya sambil mengeluarkan desahan2, wajahnya tampak begitu bernafsu, dan tubuhnya putih bersih.

Setelah beberapa saat, Lila berdiri, menatap gw, dan melepaskan roknya. Lila berbalik badan, menengok kebelakang menatap gw, dan melepaskan underwearnya sampai membungkuk. Dia meraba2 vaginanya sambil menatap ke arah gw untuk melihat bagaimana reaksi gw, gw mengocok2 penis gw sambil menatap vaginanya.

G: "Come Lila, sit on my face"

Dia mengangkangi wajah gw, gw remas pantatnya dan menuntunnya turun, vaginanya mendarat di bibir gw. Bersih dan tak berbau meskipun setelah sehari beraktifitas. Gw cium2 dan gw mulai dengan menjilat klitorisnya. Lila langsung bereaksi dengan dirty talking.

L: "Ouuuh sir, yess.. Right there.. Lick my clit.."

Gw makin bernafsu mendengar dirty talk nya, gw hisap2 klitorisnya, gw jilat2, lalu gw masukan lidah gw ke dalam vaginanya. Sedikit asam tapi manageable, Lila menggerakan pinggulnya, gw gerakan lidah gw dalam vaginanya, Lila mengerang dan mendesah. Gw tampar kecil pantatnya, Lila makin mendesah, gw ulangi lagi dan lagi, desahannya bertambah cepat.

L: "Sir... I'm cumming..."

Dia seperti mau melepas jilatan gw dan gw tahan dengan meremas pantatnya dan makin menjilati lubang vaginanya. Ga lama dia mengerang dan tubuhnya bergetar.

L: "Ouuhh.. Ouuh.. Uuuuhhhh... Sir.... I came... I'm sorry.."
G: "Sorry for what Lila?"
L: "I'm about to pull and do myself, but since you grab my ass, I can't move. I came in your mouth sir"
G: "It's alright Lila, I like it quite a lot. Do you want more?"
L: "Yes please sir"

Dia membalik badannya, menghisap penis gw, dan mengulum biji gw. Gw melihat vagina Lila diatas wajah gw, gw raih pantatnya dan gw turunkan, gw jilat lagi vaginanya, Lila mendesah dalam kulumannya pada biji gw dan menghisapnya kuat, gw terkejut, ngilunya bukan main, gw remas pantat Lila untuk mengekspresikannya, dan Lila menangkap reaksi gw. Dia masukan biji gw yang satu lagi ke dalam mulutnya juga, dihisapnya dengan kencang bersamaan, biji gw saling menghimpit dalam mulutnya dan itu ngilu parah. Lila makin turun ke bawah dan menjilati bagian diantara biji dan sunhole gw, lalu mencupangnya. Gw yang ga tahan nikmatnya pun melakukan hal yang sama, Lila menggerenjang saat gw lakukan itu, maka gw tambah intensitas hisapan gw, Lila makin mendesah dan menikmati. Gw ludahi sunholenya lalu gw jilat2, Lila melepaskan hisapannya, dan mendesah2 menikmati.

L: "Sir... That's my... Ass.."
G: "I... Know.. Uhmm... You like it?"
L: "It.. Felt.. Good sir.. Euuhmmm.."

Gw jilat dan gw dorong masuk lidah gw kedalam sunhole nya, Lila makin mendesah dan mengocok penis gw. Gw masukan jari ke vaginanya selagi menjilati sunholenya dan Lila mengerang.

L: "Like that sir.. Like that... Don't stop.."

Gw makin dorong masuk lidah gw dan gw gerak2an jari gw dalam vaginanya, nafas Lila semakin menderu, dan ga lama dia teriak.

L: "Aaaaaakkhhh... Cumming.....!"

Ga pindahkan mulut gw ke vaginanya dan menghisap kencang. Dia meremas kuat penis gw sambil mengerang. Gw jilat2 vaginanya hingga dia berhenti dan berbalik lalu mencium bibir gw. Kami beradu lidah dan saling menghisap bibir. Dia lalu duduk diatas perut gw.

L: "Uhmm eh ini ada batas waktunya ga sih?"
G: "Ga kok bebas aja"
L: "Istirahat dulu yuk, pengen ngerokok gw"
G: "Okay"

Gw berdiri dan melepas baju gw, kami sama2 telanjang dan duduk di kursi dan menyalakan rokok.

L: "Hufff bener ternyata si Vira, pelayanan lo bagus banget dan detail"
G: "Oh makasih La, kamu dekat sama Vira?"
L: "Aku pimpinan divisinya, karena ga terlalu banyak cewek di divisi aku, jadi ya cukup dekat lah sama mereka, abis ga ada teman lagi buat menggunjing dan bergosip"
G: "Oh kamu atasannya.. Trus gimana kok akhirnya tertarik memakai jasa aku? Udah pernah sebelumnya?"
L: "Ga lah, baru sekali ini. Dari dulu aku juga heran, kok cowok enak ya ada PSK saat dibutuhkan, giliran cewek nyari Gigolo entah kemana harus nyari. Eh tiba2 one day Vira cerita dia ketemu kamu, trus cerita pas lagi break ke kita2, katanya pelayanan kamu hebat banget, dia sampai orgasme belasan kali dalam satu malam. Gimana ceritanya kok bisa kenal?"
G: "Ketemu di Bali, dia temannya teman aku, abis itu jadi ngobrol aja ditelpon. Trus janjian deh"
L: "Kamu udah lama kerja kaya gini?"
G: "Belom sih baru ada beberapa klien aja"
L: "Masa? Keliatannya udah pengalaman banget lhoo"
G: "Ahaha born with talent berarti haha"
L: "Bisa aja kamu"

Rokok pun habis, Lila menghampiri gw, duduk di pangkuan gw dan mencium gw. Gw mulai turn on lagi dengan ciumannya, terasa enak dan lembut. Gw berdiri dan menggendong Lila, kami terus berciuman, hingga gw rebahkan dia dikasur. Gw berdiri, dia duduk, dan menghisap penis gw. Setelah penis gw tegang, gw ludahi vaginanya dan memasukan penis gw kedalamnya. Vaginanya begitu menggigit dan meremas, yang terbaik adalah rasanya begitu hangat dan basah didalamnya. Gw mulai memompa perlahan sambil menatap wajahnya, rautnya terlihat menggairahkan, begitu sexy, begitu menikmati setiap dorongan dan tarikannya.

L: (membangun peran kembali) "Oouh sir.. Felt good.. I really like your cock.. So big.. It's stretching my pussy.."
G: "I love your pussy too Lila, it's squeezing my cock so much, it can't barely breathe"
L: "Do me however you like sir, I'm yours"
G: "Have you ever done Anal before"
L: "No sir, does it hurt?"
G: "How about we find out, my first time too"
L: "Okay sir"

Gw lanjut memompa vaginanya sambil menciumi leher dan telinganya, Lila terus mendesah, dia sangat menikmati telinganya di jilat.

G: (berbisik ditelinga) "Cum for your boss Lila... You know I like it wet and sloppy"
L: "Oouuuhh yes sir... Auuhh... Ooohh.. Harder sir.. Fuck me harder.. Uhmmmmm... I'm gonna.. Cum... Soon.."

Gw hentak keras dalam setiap dorongan, gw tampar2 dadanya, matanya membelalak, dia menarik nafas panjang dan menahannya, lalu menggerenjang hebat.

L: "Fuck.... I came hard... Ouhhh shit... Fuck.. I love it!"

Dia menungging dan gw masukan lagi penis gw, gw mulai memompa, gw ludahi sunholenya dan gw masukan 1 jari kedalamnya. Lila menengok kebelakang, wajahnya tampak menikmati jari dan penis gw bersamaan, gw cabut jari gw dan gw masukan ke mulutnya, dia tanpa ragu menghisapnya, lalu gw masukan lagi ke sunholenya. Setelah beberapa saat, gw ludahi sunholenya dan penis gw, gw tempelkan, dan gw coba dorong masuk. Sungguh sulit karena dia terus mengejangkan sunholenya, gw bilang ke dia untuk relaks, sunholenya melemas dan gw dorong masuk penis gw. Baru setengah kepalanya masuk, dia terlungkuo dan teriak. Dia bilang terlalu besar, sakit, dan minta gw untuk tetap pakai jari aja. Karena dia bayar jadi gw ga bisa maksa. Gw masukin lagi ke vaginanya dan mulai memompa kembali, kali ini dia menghisap2 jarinya dan memasukannya ke sunholenya sendiri sambil menatap gw. Dia mengocok jarinya begitu cepat dalam sunholenya, desahannya meningkat kembali.

L: "Do you like fucking me?! You pervert boss! Come on.. Fuck me... Fuck me.... Make me cum again... Hah... Haaahh... Ouuuuuhhhhhh....."

Penis gw seperti diremas2 dalam setiap kejangan tubuhnya, membuat gw ingin orgasme juga.

G: "Where do you want me to cum Lila?"
L: "Face... My face sir..."

Gw kocok penis gw dan gw arahkan ke wajahnya, Lila menyambar biji gw dan menghisapnya, ngilu dari hisapannya membuat gw antara mau keluar dan tidak. Dia turun kebawah dan menjilati sunhole gw, langsung panggilan orgasme kembali menghampiri, gw mundur setengah langkah dan menyemburkan sperma gw ke wajahnya.

L: "Ouuh... Uhmm.. You pervert boss.. Look what you did to my face.. Ouhhmm..."
G: "Satisfied?"
L: "Very!!”

Lila menggandeng tangan gw dan kami pergi mandi bersama, kami masuk ke bath tub dan gw jalani sesi pillow talk disana. Lila bercerita tentang pengalamannya sebagai seorang pimpinan cewek dikantornya, sering dilecehin dan direndahin karena gender. Dia juga bercerita tentang mantan2 pacarnya dan kehidupan sehari2nya.

L: "If i need you again, can I contact you last minute?"
G: "Sure, if I'm available though. I have things to do as well"
L: "Iyaa gapapa, ehmmm.. Harus di hotel ga sih?"
G: "Ga juga kok, emang kamu mau dimana?"
L: "Apartment aku, mobil aku, public spaces..."
G: "Hahaha wow, imajinasi kamu ya... Ckckck.. Yaudah boleh"
L: "Really? Like anywhere?"
G: "Yeah sure, why not? Sounds fun"
L: "Arrgh fuck! Why someone like you already married and not to me?! I've been looking anywhere for someone that kinky"
G: "Who said anything about marriage? I don't even have a girlfriend"
L: "But... Ooh it was part of the theme... I thought you really married.. Sorry hahaha.. Uhmmm then, how about we start dating from now on?"
G: "What? Are you being serious? Kamu ga keberatan dengan pekerjaan aku?"
L: "Keberatan lah!"
G: "But i have to work, kalau ga aku ga punya uang, apalagi buat pacaran"
L: "That's okay, I will pay for us both. Kamu ga usah khawatir, kalau kita pergi2, aku yang bayar, dan aku kasih jajan bulanan buat keperluan kamu, gimana?"
G: "Kamu yakin? Akan lebih murah kalau kamu sewa aku aja lho"
L: "Ya memang, financially speaking. Tapi kalau kamu pacar aku, aku ga cuma dapat sex aja, tapi dapat kamu seutuhnya. Kamu sopan, baik, enak diajak ngobrol, dan open minded. Aku suka banget sama kamu. Kamu gimana?"
G: "Well, to be honest aku ga tau apa2 tentang kamu.. Hmm but i guess it's worth to try.. Jalanin aja ya.."
L: "Aaww thank you my sweet boyfriend"

Kami berciuman dan lanjut dengan ML lagi di kamar mandi. Setelahnya, Lila tetap membayar sesuai jumlah awal, dia ngasih lebih tapi gw tolak, gw beralasan karena yang kedua adalah gw sebagai pacarnya (padahal umpan buat dapetin yang lebih besar). Kami pulang ke rumah masing2 dan bertelponan sesampainya dirumah.

Beberapa hari kemudian, Vira telpon gw.

V: "Lo jadian sama bos gw!"
G: "Hehe iyaa, dia yang nembak"
V: "Dia ga keberatan sama kerjaan lo?"
G: "Keberatan lah, tapi dia bilang mau biayain hidup gw sebagai gantinya, yaudah gw coba aja"
V: "Bangkeeeeee... Keduluan gw..."
G: "Hah, maksud lo?"
V: "Hmmm... Gw udah berpikir2 buat ninggalin cowok gw sih dan menerima kalau gw pacaran sama lo ya gw harus terima pekerjaan lo, eh keduluan boss gw! Emang pinter itu orang ngeliat peluang"
G: "Yaah sorry ya Vir, gw ga tau"
V: "Well... Uhmmm... Since lo sekarang udah ada pemasukan tetap dan lo dapet itu berkat gw.. How about a favor for a friend?"
G: "Iyaaaa gw bilang nanti sama Lila buat baik2 sama lo dikantor"
V: "Bukan itu lhoo yang gw maksud"
G: "Lalu?"
V: "How about free service? Hmmm...."
G: "Sex? Tapi gw kan pacarnya Lila?"
V: "She doesn't need to know kaaaan, besides I'm really addicted to you, and I'm leaving my boyfriend for you"
G: "Lo udah mantep mau putus?"
V: "Yup, bener kata lo, ga guna juga diterusin"
G: "Well, okay then"
V: "Serius lo mau? Bener ya?"
G: "Iya tapi gw tetep ga bisa spend unag yang Lila kasih buat check in sama lo Vir. Nanti curiga dia"
V: "Okay, gimana kalau gini. Gw emang belom sanggup support lo seperti Lila, tapi gw bisa kok chip in dikit2, termasuk bayar kamar buat kita ketemu"
G: "Chip in dikit2?"
V: "Iyaa, gw bisa lah beliin lo ini itu sebulan sekali. Tapi service lo gratis ya?"
G: "Sounds good to me Vir"
V: "Unlimited?"
G: "Yaa Lila tetap harus prioritas sih Vir, secara gw pacarnya, selain dari itu gw free"
V: "Deal!"

Gw ga menyangka yang awalnya ngomong ngawur malah jadi sepanjang ini, tapi disisi lain gw juga senangg karena seksrang hidup gw gratis, gw punya pacar dan pacaran gratis, gw punya cewek lain, semuanya kerja jadi gw masih bisa punya waktu buat skripsi dan diri gw sendiri saat mereka di jam kerja.

Malamnya, Lila ngajak makan bareng di Plaza Senayan. Dia minta gw untuk datang naik taksi, setibanya di restaurant, Lila udah menunggu. Kami makan, ngobrol, dan ketawa2, sampai Lila mengajak pulang. Setelah dia membayar, dia menyerahkan kunci mobilnya ke gw dan minta diantar pulang.

Ternyata apartment nya di permata hijau, dekat rumah gw. Dia ketawa, dia bilang waktu dalam obrolan gw bilang kalau rumah gw di kebun jeruk, dia terpikir mau kasih surprise. Kami ke unit apartmentnya Lila, ga terlalu besar, seukuran untuk tinggal sendiri atau berdua, tapi tertata dan nyaman. Setelah lama kami ngobrol, dia ngantuk, dan gw pamit pulang, lalu dia menahan gw.

L: "Can you sleep here tonight babe?"
G: "Is it okay? You said you were tired?"
L: "I am, but I wanna sleep in my boyfriend arms and I want my boyfriend to drive me to work tomorrow" (memelas manja)
G: "Arrrghh that eyes!! Okay I'll stay"
L: "Yeaaayy!! I'm not sleeping alone anymore!"
G: "Hahaha so cute! But how do I go home tomorrow after drop you at the office?"
L: "Of course you can take the car with you silly! You're my boyfriend" (memberi pass key) "This is the pass key for this apartment, so you can come by anytime you want"
G: "Oow okay, but uhmm"
L: "Now what?"
G: "Kalau aku pakai mobil kamu, nanti kalau kamu perlu kemana2 gimana? Pulangnya?"
L: "Untuk kerjaan ada mobil kantor beserta supirnya kok. Emang kamu ga mau nganter jemput pacar kamu yang cantik ini?"
G: "Haha ya mau lah babe, cuma concern sama keperluan transport kamu aja"
L: "Aaawww my boyfriend first time worry about me" (mencium2) "Lagian aku juga harus jaga image dikantor, bukannya ga mau, tapi ga enak sama orang kantor kalau kamu jemput aku pakai motor, taulah Jakarta. Bawa aja mobil aku, kalau kamu kemana pakai aja, kalau pas ga sempat jemput aku, bilang aja, nanti aku minta antar supir kantor. Aku juga kalau males macet suka kasih uang supir kantor buat nyupirin aku pulang trus dia pulang naik ojek"

Setelah paham, Lila pergi mandi, pintunya ga ditutup, gw bisa melihat dia mandi dan membuat gw horny. Gw lepas semua pakaian dan menyusulnya mandi, begitu gw masuk ke shower, dia terkejut.

L: "Babe, what are you doing?" (nada menggoda)

Langsung gw sambar bibirnya dan gw himpit ke dinding, nafsu Lila pun terpancing, kami saling menghisap bibir, gw remas dadanya, penis gw udah tegang maksimal. Gw balik badannya, dia menunggingkan pantatnya, dan gw jilat vaginanya, dia mendesah dan menekan pantatnya ke wajah gw. Setelah cukup basah, gw berdiri dan memasukan penis gw ke vaginanya. Gw mulai memompa sambil meremas dadanya dari belakang, gw jilati kupingnya, dia mendesah.

L: "Oouuh babe... I love it when you rape me like this... You're so dirty.."
G: "When you cum, I want it in my mouth, yes?"
L: "Ouuh fuck... Yess baby, anything you want... Auugh.."

Gw hisap dan gigit bahunya, desahannya meningkat, sepertinya dia mau orgasme. Tapi gw juga berasa mau orgasme.

G: "Babe, I wanna cum"
L: "Wait baby, almost there... Almo..st.. Aaarghhh..... I came.. Cum in my ass..."

Dia menunggingkan pantatnya dan tersembur sperma gw di pantatnya. Dia berbalik badan, kami berciuman dan saling memandikan.

Setelahnya kami mengeringkan tubuh dan menuju ke kamar. Lila tidur dalam pelukan gw dan kami tidur tanpa sehelai benang pun.

Hidup gw mulai meningkat secara finansial, bahkan orang tua gw pun bertanya2 kenapa gw ga pernah minta uang jajan lagi dan mobil siapa itu terparkir hampir setiap hari di depan rumah. Gw menjelaskan kalau gw dapat kerjaan riset yang mengharuskan gw kesana kemari mencari data dan mobil itu adalah fasilitas kantor. Orang tua gw percaya dan hanya mengingatkan untuk jangan lupa menyelesaikan skripsi.

Gw lumayan sering menginap di apartment Lila, beberapa kali Lila minta gw untuk tinggal bersama dia disana, tapi belajar dari pengalaman sebelumnya, gw selalu menolak karena nanti gw ga akan punya waktu untuk klien gw satu lagi, Vira.

Suatu hari Vira telpon gw, dia bilang salah satu teman kantornya ada yang tertarik mau menggunakan jasa gw, tapi calon klien itu takut untuk datang sendirian bertemu orang yang tak dikenalnya di sebuah hotel, Vira nanya apakah boleh dia ikut menemani, disitu gw terpikir sebuah ide tema dan akhirnya gw iyakan, dengan catatan Vira harus menjelaskan prosesnya agar calon klien gw itu paham dengan konsep role play pelayanannya dan membawa beberapa benda yang gw instruksikan.

Hari itupun tiba, gw udah menunggu di kamar. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini kamar gw siapkan dalam keadaan gelap, dan instruksinya adalah begitu sampai mereka harus langsung masuk ke kamar seperti teman kantor biasa yang pulang ke hotel setelah tugas dinas diluar kota.

Gw mendengar suara mereka masuk ke kamar dan menngunci pintu, begitu mereka melewati lorong kamar mandi, gw sergap salah satu dari mereka dan menodongkan pisau pada lehernya. Waktu itu yang tertangkap adalah Vira karena dia yang terdekat dari gw.

G: "Jangan teriak!! Siapa lagi penghuni kamar ini?"
V: (mengikuti alur) "Ha.. Hanya kami pak"
G: "Lo!" (menunjuk klien baru) "Siapa nama lo?!!"
N: "Na.. Nadia pak.."
G: "Serahin dokumen perjanjian perusahan lo dengan perusahaan X sekarang juga atau gw bunuh teman lo, abis itu lo berikutnya!"
V: (menuntun cerita) "Dokumen itu ga ada sama kami pak, kami hanya karyawan, dokumen itu ada di tangan kepala cabang kami disini pak"
N: (mulai paham) "Iya pak, tadi saya lihat kok kepala cabang memegang dokumen itu"
G: "Bangsat!! Berarti ga ada gunanya lo berdua!"

Gw pukul (pura2) belakang leher Vira seperti di film dan dia menjatuhkan diri ke lantai, gw ambil tali yang udah gw persiapkan di tas dan gw ikat Nadia dengan tangan dibelakang, lalu gw lakukan hal yang sama pada Vira yang pura2 pingsan dikarpet.

Gw pura2 menelpon boss yang menyewa gw.

G: "Boss, info kita salah, dokumennya ga ada disini, tapi di keoala cabang, gimana?? ............. Baik bos, saya lenyapkan mereka"

Vira tersadar dari pura2 pingsannya. Gw sampaikan pada mereka alau ini adalah hari sial mereka karena hari ini adalah hari terakhir mereka hidup. Vira memohon2 pada gw untuk tidak melakukannya. Gw beri penawaran pada mereka, satu2nya peluang mereka adalah siapa yang mau memuaskan nafsu gw akan hidup, yang tidak mau akan gw habisi.

V: "Saya pak, saya mau hidup"
N: "Kok kamu gitu Vir! Aku gimana?!"
V: "Urus diri kamu sendiri Nad, aku belum siap mati"
N: "Sa... Saya mau pak, bapak akan lebih puas sama saya, saya masih perawan"

Dang..!! Gw dan Vira liat2an, sama2 bingung ini bagian dari peran apa benar2 perawan. Gw coba ikuti alur dulu.

G: "Oh.. Oh.. Oh... Sedang beruntung gw hari ini dapat perawan, sepertinya lo benar2 sial ya" (menunjuk Vira)

Gw dekati Nadia, gw raba telapak kakinya dan naik perlahan ke arah pantatnya, lalu gw berdirikan tubuhnya. Gw tarik paksa kancing blusnya, dia terkejut, telihat dadanya masih terbungkus bra. Gw berputar ke belakangnya dan gw buka pengait dan ritsleting roknya, hingga jatuh dengan sendirinya.
Tubuh nadia tinggi hampir sama dengan gw, dadanya sedang, pantatnya menggemaskan, wangi parah banget, wajahnya imut lucu.

G: "Kenapa lo menunduk terus daritadi? Takut? Takut mana sama pisau ini?"
N: "Sa... Sa.. Saya belum pernah telanjang pak di depan pria.. Saya malu.."
G: "Hmmm... Cewek secantik lo dengan tubuh sebagus ini belum pernah disentuh pria?? Lo pikir gw percaya? Hahaha" (tertawa jahat)

Gw ambil bagian samping underwearnya dengan tangan dan gw potong dengan pisau, underwearnya jatuh ke bawah. Disitu gw melihat pinggul terbaik yang pernah gw lihat, lekuknya sempurna, vaginanya ditutupi dengan bulu2 halus dan tidak terlalu lebat, penis gw menegang seketika.
Gw tampar pantatnya lalu gw remas, Nadia tekejut. Dari belakang gw lepaskan blusnya hingga tersangkut di ikatan tangannya dibelakang lalu gw lepas kaitan branya dan gw berputar kedepan. Branya menggantung di perutnya, putingnya mengeras, gw remas dadanya, begitu kencang dan padat, Nadia menatap gw dengan mengigit bibir bawahnya. Wajahnya yang imut berubah jadi sexy dan matanya memperlihatkan nafsu.

Gw dekati wajahnya, semakin mendekat, Nadia menyambut ciuman gw dengan lembut, dan sangat perlahan, ciuman yang ga pernah gw lupakan sampai saat ini dan nanti. Dia berhasil menguasai tempo, remasan gw terhadap dadanya pun berubah menjadi belaian dan sentuhan. Kami berciuman cukup lama, kami lupa alur ceritanya, ciuman itu terasa sangat pas bagi kami berdua. Sambil berciuman, gw lepaskan jaket, dan saat gw melepaskan jaket, Nadia melepas ciumannya dan menstap ke dada dan perut gw, lalu mengeluarkan desahan dan menatap gw.

Gw cium pipinya, menuju ke telinga, dan berhenti dileher, lalu gw hisap dengan lembut diselingi jilatan2 kecil. Dia menyandarkan kepalanya di bahu gw, nafasnya semakin cepat. Ciuman gw merambat ke bahunya dan menurun perlahan hingga ke putingnya, gw jilat2 halus putingnya, dia menatap apa yang gw lakukan, lalu gw hisap dadanya dengan lembut. Dia menatap gw, menggigit bibirnya, mengangguk seperti memberi tanda kalau dia suka dengan yang gw lakukan. Gw cium tengah dadanya, turun ke perut perlahan, mendekati dan semakin mendekati vaginanya, kami masih saling bertatapan, semakin dekat gw dengan vaginanya, dia menggelengkan kepalanya, tapi gw tetap lanjutkan, hingga mulut gw persis di depan vaginanya. Gw julurkan lidah dan tetap menatap matanya, bibirnya mengatakan tanpa suara "No.. No..", lalu gw jilat vaginanya. Gw merasakan cairan yang familiar saat gw jilat vaginanya, saat gw lihat, vaginanya sudah basah dan ada beberapa tetes cairan mengalir di pahanya, gw ambil dengan jari dan gw rasakan dimulut, itu adalah cairan vaginanya menetes daritadi. Gw kembali menatapnya, dia memalingkan wajah karena malu.

G: "Kenapa?"
N: "Malu..."
G: (berbisik ditelinganya) "Aku suka cairan kamu, jangan ditahan ya, keluarin semau kamu"

Dia menatap wajah gw dengan tatapan "kok dia suka sih?", Gw kembali berlutut dan langsung gw jilat tetesan cairannya hingga lidah gw kembali ke vaginanya dan gw hisap2. Nadia menatap gw dengan wajah terkejut dan mulut mendesah seakan dia menemukan seseorang yang menerima kekurangannya.
Nadia adalah tipe cewek yang 'mudah basah', sedikit dia merasa terangsang, vaginanya akan langsung merespon dengan mengeluarkan cairan. Dia harus selalu membawa beberapa underwear cadangan karena selalu basah.

Nadia mulai menikmati, terlihat kalau dia mulai berani mengeluarkan desahan dan tidak diam seperti sebelumnya, dia bahkan menekuk kakinya sedikit agar vaginanya semakin bisa terjangkau lidah dan hisapan gw. Gw basah kuyup, dari dagu, leher, dada, hingga ke perut gw basah dengan cairan yang tanpa henti mengalir dari vaginanya. Terlebih lagi saat gw masukan, lidah gw dan menjilati bagian dalam vaginanya, kakinya seperti tidak kuat menahan tubuhnya, lalu Nadia mendesah panjang.

N: "Hmmmm... Hhhhh... Ssshhh.... Aaahhhhhhk..."

Seperti keran dibuka, mengalir begitu banyak cairan keseluruh tubuh bagian depan gw, lalu dia menjatuhkan diri ke kasur.

Menengok gw ke arah Vira yang daritadi menonton adegan kami, dia hanya bisa menggigiti bibrinya karena tangannya terikat kebelakang dan telungkup.

Gw dekati Vira dan memperlihatkan tubuh gw bagian depan udah basah dengan cairan Nadia. Gw lepaskan ikatannya, Vira langsung menyambar puting gw dan menghisapnya, dia juga menjilati dada dan perut gw yang dilumuri cairan. Gw menoleh dan mendapati Nadia memperhatikan apa yang Vira lakukan. Gw lepas blus Vira dan branya, kami berciuman dan gw remas2 kedua dadanya, Vira melepas kancing celana dan ritsleting gw, lalu merogoh, mengeluarkan, dan meremas2 penis gw.

Gw berdiri dan melepas celana dan underwear gw, Vira melakukan hal yang sama. Gw tuntun vira hingga dia mengangkangi wajah Nadia yang terlentang dikasur, dada Nadia mengacung ke atas begitu kencang karena punggungnya teralaskan tangannya yang masih terikat, gw lebarin kaki Nadia dan mulai menghisap dan menjilat vaginanya lagi. Vira mulai mendesah dan gw lihat Nadia menjilati vagina Vira seperti gw menjilati vaginanya tadi. Vira begitu menikmati jilatan nadia dan meremas2 dada Nadia didepannya. Desahan Vira bertambah kencang, lalu gw meliat tangan Vira mencengkram dada Nadia dan tubuh Vira mengejang2, Vira menyambar bibir Nadia dan mereka berciuman.

Gw lebarin vagina Nadia dengan jari dan gw makin curiga, vaginanya terlalu kecil untuk seseorang yang sudah ga perawan.

G: "Kamu beneran masih perawan Nad?
N: "I.. Iya..."

Gw dan Vira terkejut dan saling bertatapan.

V: "Nad kamu yakin mau lanjutin ini terus? Ini pertama kali lho"
N: "Iya vir, aku ga mau malu lagi dengan kekurangan aku, aku menemukan orang yang menyukai kekuranganku" (sambil melihat ke gw)
G: "Serius kamu Nad mau lanjutin?"
N: "Iyah, kamu layak kok, kamu nunjukin aku ke arah baru dimana aku bisa nyaman jadi diri aku"

Gw melihat ke arah Vira, dia memberi anggukan, lalu gw lanjutin menjilat dan menghisap vagina Nadia. Cairan demi cairan mulai mengalir, gw semakin semangat menghisapnya. Nadia dan Vira kembali berciuman dengan lembut, terdengar desahan Nadia di sela2 ciumannya. Gw berlutut, meludahi penis gw, dan gw tempelkan pada vagina Nadia. Gw dorong perlahan, begitu basah, licin, dan sempit. Nadia masih teralihkan dengan ciumannya bersama Vira, sehingga vaginanya tidak melawan dan rekax, bagian ujung penis gw sudah masuk. Gw beri dorongan lagi dan Nadia tersadar.

N: "Ouuh sakit..."
V: "Kamu jangan fokus ke situ Nad, sakit sebentar aja kok"

Mereka kembali berciuman, Vira meremas2 dadanya, gw diam sejenak menunggu vaginanya relax lagi. Setelah terasa, gw dorong lagi perlahan sampai setengah penis gw masuk. Gw tarik keluar perlahan, Nadia mengeluarkan rintihan dalam ciumannya, penis gw terlumuri dengan darah dan setelah terlepas, ada darah mengalir dari vaginanya dan segera gw tadah dengan tangan agar tidak kena sprei. Gw ke kamar mandi membersihkan tangan gw dan kembali dengan tisu, beberapa tetes darah menodai sprei.

Gw raba2 paha Nadia, mereka saling menghisap dada satu sama lain dengan posisi 69, gw angkat kepala Vira dan gw masukan penis gw ke mulutnya. Vira menghisap dan menjilati penis gw, Nadia menggeser tubuhnya hingga wajahnya dibawah biji gw, lalu menjilat dan memasukan kantung biji gw kedalam mulutnya. Seperti tersambar petir mungkin rasanya, gw hanya bisa menatap ke langit2, ubun2 gw seperti terasa berdenyut saat penis dan biji gw menrasakan hal yang berbeda dalam waktu bersamaan, sampai gw ga sadar kalau gw orgasme dalam mulut Vira, gw seperti meninggalkan tubuh gw selama beberapa saat.

Vira mencium Nadia dengan sperma gw dimulutnya, lidah mereka beradu dengan lembut, disela2 ciuman terlihat cairan putih, lalu ditelan oleh Nadia yang berada di bawah.

N: "Sperma kamu enak, aku suka"
G: "Darimana kamu tau itu enak? Emang kamu pernah coba yang lain nad?"
N: "Belum sih, tapi tadi enak aja rasanya, mau lagi dong"

Kami bertiga terlupa dengan cerita yang sedang kami mainkan. Vira sedang memainkan vaginanya dengan bersandar dan mengangkang, Nadia memanggil gw dengan lambaian jari dan menungging.
Gw berdiri didepan wajah Nadia, gw sodorkan penis gw yang sudah melemas ke mulutnya, Nadia membuka mulutnya dan menatap mata gw, lalu gw dorong masuk penis gw ke mulutnya dan dihisapnya. Hisapannya terasa amatir, gw terus membimbing apa yang harus dilakukannya, dan dia menuruti panduan gw.
Vira menyusul kami dengan menjilati vagina Nadia dari belakang, matanya menatap gw dengan penuh nafsu, gw bilang ke Vira untuk juga menikmati sunhole Nadia, dia melebarkan pantat Nadia dengan tangan dan memperlihatkan ujung lidahnya menggesek2 sunhole Nadia. Nadia mengerang dan merintih nikmat dalam hisapannya, hisapannya terasa semakin kuat, desahannya makin kencang, dan tiba2 dia menjatuhkan diri telungkup, badannya mengejang.

V: "Kamu harusnya lebih pede Nad, ini pertama kali aku jilatin vagina perempuan, dan aku suka banget jilatin vagina kamu"
N: "Ssshhh.. Ehmmm.. Makasih Vir.."

Gw putar tubuh Nadia, gw angkat pantatnya, gw ludahin penis gw dan gw masukin ke vagina Nadia yang sedang mengejar nafas. Kali ini masuk dengan lancar hingga kedalam, Nadia menghela nafas panjang terkejut ada sebuah penis berada dalam vaginanya.

G: "Masih sakit?"
N: "Sedikit, tapi udah ga seperti tadi"

Vira melebarkan kakinya di depan wajah Nadia, Nadia melebarkan vagina vira dengan tanggannya dan menjilati klitorisnya. Reaksi Vira begitu spontan dan menggairahkan, Vira meremas dadanya sendiri, matanya memicing, dan mulutnya menganga. Gw mulai memompa Nadia perlahan, vaginanya mulai menerima, mengeluarkan cairan untuk melumasi penis gw. Gw tampar2 pantat Nadia, dia mendesah pada vagina Vira, dan Vira bereaksi terhadap hembusan nafas Nadia. Gw remas dada Nadia dari belakang, Vira menjambak rambut Nadia dan membenamkan wajah Nadia di selangkangannya, keduanya mendesah hebat hingga gw ga tau lagi bagaimana itu akan terdengar di lorong hotel.

V: "Auhh.. Ahh.. Aku mau keluar... Euhmmmm..."

Nadia menghisap klitoris Vira dan Vira pun terkulai, terlentang di kasur menggeliat. Nadia tidak berhenti menghisapnya dan mendesah2.

N: "Uuhm.. Enak.. Aku... Aku... Ouuuuhhmmmm...."

Nadia meremas sprei begitu kuat, gw merasakan sesuatu mengalir ke biji dan paha gw, gw cabut penis gw dan makin banyak cairan menetes dari vagina Nadia, sebagian gw tadah dengan tangan, lalu gw sodorkan ke mulut Nadia.

G: "Rasain ini nikmatnya cairan kamu"

Nadia menghisap dan menjilat tangan gw, lalu dia bangun dan menghadap gw, melingkari tangannya ke leher gw, menatap gw.

N: "Iya kamu bener banget, aku percaya sama kamu, itu ga menjijikan kok, rasanya enak. Makasih ya, aku ga akan pernah lupa pengalaman ini, kamu udah bebasin aku dari kurungan yang aku buat sendiri"
G: "Your very welcome Nadia"

Nadia mencium gw dengan lembut dan penuh perasaan. Vira memeluk kami dari belakang Nadia, gw melepaskan ciuman dengan Nadia dan mencium Vira di sisi kepala Nadia, Nadia menciumi bahu dan leher gw, lalu pelukan kami terlepas.

N: "Vir, lo mau ML juga ga? Gw bayarin deh"
V: "Hah hmmm.. Mau sih.. Tapi.."
G: "Ga kok gw itung sebagai tambahan aja, ga usah full"
N: "Tuh.."
V: "Beneran Nad?"
N: "Iya lagian kamu udah nemenin dan ikut membantu aku juga tadi"
V: "Yaudah deh kalau gitu"

Vira menelentangkan tubuhnya ke kasur, meludahi tangannya dan memainkan vaginanya. Nadia menghisap penis gw dengan lembut dan sesuai ajaran gw tadi, hisapannya terasa nikmat dan detail sekarang, penis gw mengeras lagi. Nadia meludahi penis gw dan mengocoknya, lalu menuntun penis gw untuk masuk ke vagina Vira. Gw dorong masuk penis gw dan mulai memompa, Nadia berlutut di wajah Vira menghadap gw dan Vira dengan cepat menyambar vagina Nadia dengan mulutnya. Sambil memompa Vira, gw raba dan remas dada Nadia yang tepat di hadapan gw, Nadia mendekstkan wajahnya dan kami berciuman, kali ini ciumannya berbeda, begitu penuh nafsu dan desahan. Nadia menahan leher gw dengan kedua tangannya, dia menghisap bibir gw begitu kuat, lalu menempelkan dahinya ke dahi gw, matanya memicing menatap gw.

N: "Vir... Vir.. Ouuhh... Ahkh...."

Nadia mengigit bibir bawahnya dan ikut meremas tangan gw yang meremas dadanya, lalu memundurkan tubuhnya. Wajah Vira basah seluruhnya dengan cairan Nadia, mulutnya penuh dengan cairan itu. Nadia merebahkan tubuhnya ke kasur, gw sambar bibir Vira dan kami berciuman bertukar cairan Nadia dimulut sambil gw terus memompanya.
Vira melingkarkan tangannya di leher gw, pipi kami saling bertemu, gw hentak2 vagina Vira, dia mendesah di telinga gw, desahannya semakin bertambah, dan diakhiri dengan yang panjang. Tubuhnya gemetar dan nafasnya ga karuan.

Tiba2 gw merasa sesuatu yang dingin menempel di biji gw, saat gw angkat wajah gw, Nadia ga ada, lalu terasa sebuah bibir menghisap biji gw selagi penis gw tertanam dalam vagina Vira. Sensasi sambaran petir kembali ke ubun2 gw, gw terpaksa harus memompa vagina Vira lagi untuk mengalihkannya, Vira tetap menahan gw dalam pelukannya dan mulai mendesah lagi. Hisapan di biji gw berpindah dan naik semakin keatas dan berhenti, gw menghentak keras pada vagina Vira, sampai sesuatu mendarat di sunhole gw, yaitu lidah Nadia. Dia melebarkan pantat gw dan ujung lidahnya menjilati sunhole gw selagi gw memompa Vira, tubuh gw mengejang dan merinding dimana2, Nadia menekan lidahnya dan ujungnya sedikit terasa masuk dalam sunhole gw, mau gila rasanya, ditambah Vira mendesah begitu sexy persis ditelinga gw.

Gw terasa mau orgasme, tapi ga mau berhenti saking nikmatnya.

G: "Aku... Mau kel.. Uar.. Ouhh.. Uh.."

Nadia semakin membenamkan lidahnya, Vira mengapit tubuh gw dengan kakinya, gw ga bisa melepas penis gw yang udah mau meledak.

V: "Sebentar lagi... Aku.. Juga.."
G: "Ouuh ga kuat...."
V: "Aku keluar!"

Langsung sperma tersembur dalam vagina Vira, bersamaan dengan tubuh Vira mengejang sangat kuat, kukunya menancap pada bahu dan punggung gw, lidah Nadia masih tertancap di sunhole gw. Tubuh gw kaku se kaku2nya merasakan nikmat luar biasa.

Setelah tubuh kami kembali normal, Vira melepas pelukannya, gw bangun, sperma mulai mengalir keluar, Nadia langsung menyambarnya dengan hisapan dan mengejutkan Vira hingga terbelalak. Suara hisapan basah begitu terdengar keras. Lalu Nadia berbalik badan dan menujukan sperma yang dihisapnya melalui vagina Vira, digenggamnya penis gw dan dimasukan kedalam mulutnya yang oenuh sperma, dia menghisapnya sebentar, lalu melepasnya dan menunjukan spermanya sudah ditelan.

Gw hanya bisa terdiam menatap Nadia dan kehilangan kata2. Begitu liar, sexy, dan cantik.

Kami terkulai lemas bertiga di kasur, Nadia di tangan kanan gw dan Vira di kiri. Kami berbaring telanjang bulat.

N: "Aku boleh minta jadwal rutin ga sih?"
G: "Jadwal rutin apa?"
N: "Aku mau sewa jasa kamu seminggu sekali, bisa ga?"
V: "Uhmm Nad, ada yang perlu kamu tau dulu. Dia ini sekarang pacarnya Bu Lila dan sebenarnya udah ga menyewakan dirinya lagi, tapi kemarin aku minta tolong sekali aja buat kamu"
N: "Hah! Serius? Bu Lila kepala divisi? Kok bisa?"
V: "Iya Bu Lila awalnya menyewa juga melalui aku, lalu sama ketagihannya seperti aku dan kamu. Eh malah di pacarin sama Bu Lila dengan membiayai semua kebutuhannya"
N: "Aaah Bu Lila gimana sih, trus aku gimana dong?"
G: "Vir jahat ih kamu, berbagi dong sama temannya"
V: "Ehmmm hehe.. Aku juga sih Nad.."
N: "Juga apa?"
V: "Aku juga ikutan seperti Bu Lila, bulanan juga"
N: "Aaaaah Vira kenapa ga bilang, aku dah sedih tau ga dapat jatah..! Yaudah kalau gitu aku joinan sama Vira deh, aku tambahin sejumlah yang sama tiap bulannya"
G: "Lah trus bagi waktunya gimana kalau kalian bayar dengan harga sama?"
N: "Aku gapapa sih kalau harus bertiga seperti ini tiap ketemu"
V: "Aku juga gapapa sih"
G: "Yaudah beres kalau begitu, tapi ingat ya, jangan sampai Bu Lila tau dan kalian harus maklum kalau aku sedang sama Bu Lila, tapi aku pasti penuhin jatah bulanan kalian kok"

Setelah itu, kami berpisah dan pulang kerumah masing2, sebelum masuk mobil, Lila menelpon dan mengajak gw menginap di apartmentnya karena dia sedang ada pikiran yang ingin dishare. Gw menuju kesana dan sampai di apartment, Lila sudah dalam keadaan setengah mabuk, ada botol wine setengah kosong diatas meja. Gw duduk disebelahnya dan mengusap punggungnya.

G: "Ada apa sayang kok minum2 begini?"
L: "Ga apa2, masalah kantor aja kok. Tadi ada meeting untuk sebuah project, intinya untuk dapat project itu, kantor kami harus melobi abis2an pada pemilik project, lalu kepala2 divisi lain bilang kalau sebaiknya ditangani divisi aku aja, alasannya karena siapa tau pemilik projectnya laki2 hidung belang, jadi lebih tepat kalau aku yang disuruh ngelobi karena aku satu2nya kepala divisi yang cewek. Aku merasa terhinda dan direndahin"
G: "Astagaaa. Maaf ya sayang kamu harus dengar kalimat seperti itu" (menarik tubuhnya dalam pelukan)
L: "Aku benar2 merasa rendah sekarang, aku benar2 kerja keras untuk sampai diposisi ini, aku ga pernah menggunakan kecantikan untuk mendapat promosi, tapi cowok2 dikantor menganggap aku sebaliknya"
G: "Sekarang aku tanya sama kamu, setelah di posisi ini kamu merasa setara ga dengan mereka?"
L: "Iyalah, aku dah buktiin kalau aku bisa seperti mereka juga kan"
G: "Nah disitu kamu salah"
L: "Kok?"
G: "Ya namanya perempuan ga akan pernah setara lah sama laki2 sayang"
L: "Jadi kamu mikirnya gitu? Sama aja kamu sama mereka!" (melepas pelukan)
G: "Hahaha jangan di gas du dong dengerin. Menurut aku, perempuan ga akan pernah setara sama laki2, tau ga kenapa? Karena perempuan itu jauh lebih hebat dari laki2, kalian bisa multi-tasking, mental kalian kuat, fokus kalian tinggi. Sedangkan laki2 apasih yang diandalin? Cuma otot doang. Coba aja suruh laki2 mana aja ambil beberapa kerjaan sekaligus, pasti ga beres dan kalaupun beres pasti lama. Makanya kamu jangan menyetarakan diri sama laki2, itu namanya kamu yang merendahkan diri"
L: "Ya tapi ada kok laki2 yang lebih pinter dari aku"
G: "Kamu mau bukti? Cari laki2 yang paling pinter dikantor kamu, kamu telanjang didepannya, tanyain ke dia namanya siapa, dijamin dia bakal 'Na... Nama gw? Ke.. Ke..napa? Bukannya lo.. Lo udah tau?' hahahaha karena ototnya udah mengambil alih"
L: "Hahahaha kamu nih... Tapi kok otot?"
G: "Ya penis kan otot juga, hahaha, disituasi itu semua laki2 normal pasti gagap sayang. Yang terpikir hanyalah maksudnya apa, gw harus gimana, dan nafsu. Coba kalau misal sebelum kita ketemu trus aku ke ruangan kamu lalu telanjang, apa yang kamu lakuin? Pasti langsung panggil sekuriti kan? Disitu lah fokus nya seorang perempuan"
L: "Hahahaha aku nangkep sih pointnya, makasih ya udah menjelaskan meskipun in a weirdest way possible hahah"
G: "Your welcome babe"
L: "Kamu ternyata ga cuma ganteng ya, ternyata smart and wise juga, sekilas aku merasa kamu jauh lebih tua dari aku lho tadi"
G: "Well, mungkin udah saatnya aku kasih tau kamu sebuah rahasia"
L: "Rahasia apa? Ada yang kamu sembunyiin dari aku?"
G: "Iya ada"
L: "Be careful babe, kalau sebaiknya ini tetap rahasia sebaiknya kamu keep it to yourself" (nada serius)
G: "Sebenernya aku... Hmmm.... Aku adalah biksu tong yang mencari kitab suci ke Barat ribuan tahun yang lalu, sejak aku menemukannya aku hidup abadi hingga saat ini"
L: "Fuck!! Ga lucuuuuuu!! Apaan sih kamu... Udah deg2an aku aaaah..."
G: (merangkul dan memeluk) "Ooouuuh sayang ngambek.. Hihihi abis daritadi merengut terus.. Jadi tergoda untuk iseng deh.. Maaf yaaa.. Nanti aku kelonin deh..."
L: "Ga tau ah... Bete!!"
G: "Yaudaaah.. Aku pulang deh nanti... Tidur sendiri... Dirumah... Kedinginan..."
L: (manja) "Ga boleh pulaaaang... Tidur disini ajaaaa..."
G: "Naaah gitu doong kan lucuu.."

Suasana hatinya udah membaik, gw lapar dan dia masakin gw sesuatu lalu kami makan dan nonton tv sampai Lila tertidur. Gw angkat tubuhnya dan pindahin ke kasur lalu gw pergi mandi dan menyusul dia tidur.

Beberapa hari kemudian, Lila mengajak gw makan malam di sebuah restaurant di Sudirman. Gw datang kesana menggunakan mobilnya, dan begitu gw sampai, gw diantar oleh pelayan ke sebuah ruang makan yang sudah di reservasi. Begitu pintu terbuka, ternyata divisi Lila sedang mengadakan makan malam kantor, gw terkejut dan ga menyangka akan diundang untuk acara seperti ini, untung gw berpakaian cukup rapih karena tau jenis restaurantnya.

Semua menengok ke arah gw yang tidak dikenal dan tidak menggunakan pakaian kerja, Lila menghampiri gw dan memperkenalkan gw sebagai pacarnya kepada divisinya. Gw bisa melihat Vira dan Nadia di ujung meja yang lain tersenyum ke arah gw. Setelah duduk, Lila memanggil Vira dan meminta Vira duduk disebelah gw.

L: "Vir, udah ga available yaaaa, ga bisa disewa lagi"
V: "Hehehe Ibu nih, saya gimana dong"
L: "Makasih ya udah ngenalin, ga nyangka juga bakal cocok seperti ini. Eh tenang dulu, ada surprise buat kamu nanti"
V: "Nah gitu dong bu, ada komisi hahahaha"

Mereka berbicara lantang karena diruangan itu ga ada yang tau maksudnya apa selain Nadia. Kami lanjut makan, bercanda2, dan di cie2in semalaman. Lila sepertinya begitu perduli dengan pegawai di divisinya karena hanya dia yang rutin menggelar acara seperti ini setiap bulan, divisi lain tidak pernah dan kalaupun pernah, kepala divisinya tidak ikut, hanya membayar tagihan aja.

Selesai makan malam, tagihan pun dibayar dan semua bersiap pulang. Vira yang lupa dengan janji kejutan Lila pun mengikuti semua orang keluar ruangan.

L: "Vir, kamu ikut saya ya"
V: "Kemana bu?"

Lila berjalan menuju ke arah mobil mengikuti gw. Kami bertiga masuk ke mobil dan Lila meminta gw untuk jalan.

V: "Kita mau kemana Bu?"
L: "Ke apartment saya"
V: "Ada apa ya Bu?"
L: "Kan tadi saya bilang ada kejutan untuk kamu"

Gw juga bingung kejutan apa yang dipersiapkan Lila sampai harus membawa Vira ke tempat tinggalnya, tapi gw lanjut mengemudi aja.

Sampai di apartment, kami masuk. Vira sedang melihat2 ke sekeliling ruangan, Lila mengambil botol wine dari dapur dan duduk di sofa dan mengajak gw.

L: "Vir, lepasin semua pakaian kamu"
G: "Hah pakaian saya? Kenapa bu?"
L: "Kamu nih banyak nanya, udah lepasin aja!"

Vira yang bingung segera melepaskan pakaiannya satu persatu hingga tersisa bra dan underwear.

V: "Sudah bu"
L: "Sini mendekat"

Lila mendekat ke arah kami di sofa.

L: "Duduk disini" (menunjuk pangkuan gw)
V: "Hah maksud ibu gimana? Dia kan pacar ibu sekarang, saya ga berani"
L: "Vir, tadi saya bilang kan kalau saya ada surprise. Ya ini dia surprisenya, saya ngijinin kamu untuk having sex sama pacar saya, bukan karena saya ga ada rasa, tapi berkat kamu, saya bisa ketemu laki2 hebat ini dan memilikinya"
V: "Ibu serius? Di depan Ibu?"
L: "Iya silahkan"
G: "Are you sure about this babe?"
L: "Yes, I already think about it and I'm sure this will not affect our feelings"

Gw menatap Vira dan dia mencium gw, kami saling menghisap, tangan gw meraba punggung dan meremas2 pantat Vira. Vira menggengam kepala dan menjambak rambut gw, lalu mulai menggoyangkan tubuhnya, menggesek vaginanya yang terbungkus underwear ke bagian celana gw yang menimbul karena tegang.
Gw lepas kaitan branya dan dia segera melepaskan dan melemparnya ke lantai, Vira meremas dadanya dari bawah dan menyodorkan putingnya ke mulut gw, gw hisap dan gw remas dada satunya lagi. Vira mendesah menikmati hisapan gw, desahannya halus dan sexy.

V: "Euhmmmm... I love it... Ehmmm.. Suck those tits... Lick them.."

Gw hisap dan gw jilat putingnya sambil gw remas pantatnya. Vira terus menggesekan vaginanya, mendesah dan meremas2 dadanya dari bawah. Desahannya bertambah keras, gesekannya bertambah cepat, dan Vira mendesah panjang.

V: "Ouhhh fuck, i came... Fucking love it.. You're damn good.."

Vira bergantian menyodorkan dadanya satu per satu. Gw mendengar rintihan halus dari samping kami dan menoleh, Lila sudah melepas semua kancing blusnya, mengeluarkan dadanya dari bra, dan meremas2 nya sendiri. Gw dan Vira saling menatap dan karena kami memiliki pengalaman 3S sebelumnya dengan Nadia, kami langsung tau apa yang harus kami lakukan.
Vira meremas satu dada Lila dan gw meremas yang satunya lagi, selagi gw menghisap dan menjilat dada Vira didepan matanya. Rintihan Lila berubah menjadi desahan.

G: (menatap Lila) "Get naked and join us babe"

Lila berdiri, melepas blus, bra, rok dan underwearnya, lalu duduk pada posisi semula. Vira melepas kemeja yang gw pakai. Gw melepas celana dan underwear gw hingga selutut.
Vira berdiri di sofa dan melepas underwearnya lalu menempelkan vaginanya ke mulut gw sambil berdiri, Lila menunduk dan menghisap penis gw, tangan gw meremas dada Lila yang menggantung dan gw mulai menghisap vagina Vira.
Desahan saling tumpang tindih, gw menikmati hisapan Lila ke penis gw dan juga tetesan cairan Vira dimulut gw. Setelah beberapa saat, Lila beranjak, duduk di pangkuan gw, lalu memasukan penis gw ke vaginanya, vaginanya sudah begitu basah dan licin, penis gw langsung terbenam begitu dalam. Wajah Lila tepat berada di belakang pantat Vira, gw raih kepala Lila dan gw tekan ke arah pantat Vira. Gw remas pantat vira dengan kedua tangan dan gw lebarin, hingga terlihat jelas sunhole Vira dideoan mulut Lila, tapi Lila tidak melakukan apa2.
Gw turunkan sedikit kepala gw dan menjilat sunhole Vira dengan ujung lidah gw untuk memberi contoh, lalu gw dekatkan kepala Lila pada sunholenya Vira. Lidah Lila bertemu dengan lidah gw di sunholenya Vira, Vira mendesah kencang menahan geli, lalu gw kembali ke vaginanya.

Lila memompa penis gw sambil menjilati sunhole Lila. Vira menikmati jilatan kami, menggengam kepala Lila dari belakang dan menekannya ke arah pantatnya. Gw menikmati pompaan Lila dan menghisap vagina Vira. Gw merasakan pompaan Lila semakin cepat, sofa pun berdecit kencang, disusul dengan desahan panjang dari Lila.

L: "Fuck... Fuck.... Ouuuuuhggghhh..."

Lila orgasme di penis gw, kami semua berhenti sesaat, Vira duduk di sebelah gw. Lila melepas penis gw dan Vira segera menghisap penis gw yang dilumuri cairan Lila.

L: "Itu kan bekas saya Vir"
V: "Ouhhmm.. slurp.. Cairan.. Ibu.. Euhmmm.. Enak juga.. Ouhhmm..." (sambil menghisap penis)

Vira gantian menduduki penis gw dan memompanya, Vira minta Lila untuk berdiri diantara kami berdua, tapi vaginanya menghadap Vira. Vira segera melahapnya, gw lebarin pantat Lila dengan tangan dan gw dorong lidah gw masuk ke sunholenya, Lila menjerit dan mendesah kegelian. Dia menyandarkan diri pada dinding dibelakang sofa dan begitu menikmati sensasi baru yang dirasakannya.

V: "How do you feel Mam? You like it when I eat your pussy like this while fucking your boyfriend?"
L: "Yess.. Ouuuh.. So good... Feels great... Ouuh... How.. This is possible... Euuhm..."
V: "Please cum in my mouth Mam... Cum for us.."
L: "Yess.. Yess.. Cumming..... Aooouughh fuck... Ouh.. Ouhmmmm...."

Cairan mengalir keluar dari vagina Lila begitu banyak, menetes ke dada dan perut gw, sebagian dihisap Vira dan menghasilkan suara desahan begitu basah.

V: "Ouh fuck... Fuck me harder... I'm cumming too.."

Gw ikut memompa vagina Vira hingga nafasnya terhenti dan diikuti desahan panjang.

V: "Ouh fuck that was good, I came really fucking hard"
L: "Me too Lila, I don't know you're so good at this"
V: "He teached me" (menunjuk gw)
G: "Babe, bend over on the couch please, Vira you too, on top of her"

Lila menungging di sofa, Vira membungkuk diatas Lila, 2 vagina bertumpukan menunggu untuk dinikmati. Gw masukin penis gw ke vagina Lila dan gw jilati vagina orgasme Vira yang tepat di depan wajah gw. Gw hentak keras vagina Lila hingga dia menjerit, gw masukan lidah gw ke vagina Vira sedalamnya dan menjilatinya.
Gw minta Vira untuk telungkup diatas Lila, kini vaginanya bertumpuk. Gw lepas dari Lila dan gw masukan ke Vira beberapa saat dan gw kembali ke Lila lagi dan terus bergantian hingga rasa mau orgasme datang, gw minta mereka berlutut dilantai dan membuka mulutnya, mereka saling berdekatan, pipi ke pipi, dan gw semburkan sperma ke mulut mereka bergantian.

Vira langsung menyambar mulut Lila, Lila terkejut. Vira menahan kepala Lila dan akhirnya mereka berciuman dan saling menghisap dan bertukar sperma. Mereka berhenti dan saling bertatapan, bertukar kode dengan matanya, lalu menindih gw di sofa. Gw terpikir mereka akan membuat gw merasakan sperma gw sendiri dan saat mereka menahan gw, gw semakin yakin.

G: "No... Please no.."

Satu per satu bibir mereka mendekat, Vira mencium gw dan lila menekan kedua pipi gw hingga mulut yang tadi gw tutup rapat memiliki celah. Vira meludahkan sperma gw melalui celah itu dan bergantian dengan Lila. Begitu banyak sperma gw ternyata ditambah dengan ludah dari mereka masing2. Mereka membekap mulut gw dan tertawa berdua. Menggelitiki dan menyentil2 leher gw hingga gw menelan sperma gw sendiri.
Rasanya manis asin dan begitu slimy, yang parah adalah aftertaste yang menempel di dinding mulut dan tenggorokan ga hilang2.

L: "Vir, you are very good a this, oh my god"
V: "Makasih Bu, dan makasih juga surprisenya, it was awesome"
L: "How about this, I didn't expect it was going to be this good before, but I do now. Can we do this again from time to time?"
V: "Do you mean I can come and do this again? No time limit?"
L: "Yes, it's gonna be fun! And of course you don't have to pay and your welcome to sleep here with us"
G: "Wait a second! Why nobody ask me how I feel about this arrangement?"
L: "Ssssshhhh! Shut up when the grown up are talking!!"
V: "Well, I did like it a lot Mam, he is great and your pussy taste amazing. So, yes I'm in"
L: "Great! I love it already..! Oh one more thing, if you want to fuck him, just come here anytime and do it, even when I'm not around it's fine"
V: "Thank you Mam..!"
L: "And within us three, you may call me Lila"
V: "Yes Ma.. Lila, thank you"
L: "No, thank you Vir. You started this. Now let's go to shower and fuck each other again?"
G: "Hold on! I wanna say something too"
L&V: "Ssssshhhhh...!!! You're ours now!"

Gw hanya ketawa dan mengikuti mereka ke kamar mandi dan melakukannya lagi, setelah itu kami tidur bersama tanpa sehelai benang pun. Vira lumayan sering menghabiskan waktu dan menginap di apartment, ditengah malam kadang dia terbangun dan meminta jatah dan kami melakukannya disamping Lila yang sedang tidur.

Semenjak Vira menjadi bagian dari hubungan gw dengan Lila, gw semakin leluasa bekerja, karena Vira tau setiap jadwal sibuk Lila dikantor dan gw bisa memanfaatkan moment itu untuk melayani Nadia dan mungkin calon klien gw nantinya.

Seperti saat menjelang rapat kuartal, Lila pasti sudah tidak bisa diganggu karena meeting marathon dan report bertumpuk. Vira pun tidak meminta bertemu secara eksklusif karena bisa kapanpun menemui gw dan memberikan kesempatan itu pada Nadia.

Nadia menghubungi gw dan mengajak gw menginap 3 hari di sebuah hotel di Jakarta, dia mengajukan cuti bertepatan dengan meeting kuartal agar tidak terganggu dengan rutinitas gw bersama Lila. Kami bertemu di restaurant hotel peninsula jam 1 siang, setelah makan siang bersama, check in, dan masuk kamar.
Nadia langsung berlari memeluk gw dari belakang, dia hanya terdiam dan bersandar ke punggung gw.

G: "Ada apa Nad? Something's wrong?"
N: (terisak) "Aku ga tau harus gimana..."
G: (berbalik dan memeluk) "Hey.. Hey.. Ada apa.. Kok mendadak nangis, sini duduk dulu"

Kami duduk dikasur dan gw tatap mata Nadia.

N: (terisak) "Aku ga bisa berhenti mikirin kamu sejak hari itu, aku merasa sangat dihargai untuk pertama kalinya, aku pengen banget ketemu kamu hanya untuk ngobrol, tapi kamu pacar Bu Lila."
G: "Nadia, kenapa kamu ga telpon aku? Aku dengan senang hati pasti temuin kamu, makan, nonton, atau hanya ngobrol. That's free of charge, part of after sales service"
N: "Aku takut ketauan Bu Lila... Tapi aku kangen sama kamu, aku cuma bisa nangis dirumah mikirin kamu bersenang2 sama Bu Lila dan Vira... Aku cemburu..."
G: "Well you don't have too Nadia. Lila bayar aku untuk jadi pacarnya, so I played that part, Lila menambah bayaranku karena ada Vira, I still do the same. Dan begitupun saat kamu sewa aku, I still do the same. It's just a job Nadia, sudah tugas aku untuk memenuhi itu. Aku hanya cowok bayaran yang disewa untuk memuaskan hasrat, aku ga pantas dapat perhatian kamu seperti ini, better kamu kasih itu ke pacar kamu nanti, ya kan?"

Plakkk..!!! Tamparan mendarat di pipi gw, wajah Nadia yang menangis berubah jadi penuh amarah.

N: "Kamu ga tau! Gimana perasaan aku ke kamu! Aku ga akan pernah biarin siapapun, termasuk kamu, merendahkan diri kamu!! Ingat itu!!" (menunjuk muka gw)
G: "Tunggu.. Tunggu... Perasaan? For me? Why? I mean why? Really?! Nadia, do you have any idea how smart and sexy you are?? You can just stare to some random guy and automatically he is yours, that easy. Yet you have feeling to me? Me the one you hired to sexually please you??"
N: "Maybe you right, I can just stare any guy and make him mine. Yet, you are the first guy who able to stare right through me! Make me believe on my self when I don't even believe in me! And now I'm yours you own me! Because I'm fucking in love with you.. Hear that? I Am Fu Cking In Love With You!"
G: "Oh god"
N: "Kalaupun setengah perkataan kamu tentang pekerjaan kamu dengan Lila dan Vira adalah benar, meaning kamu actually single, and still have a chance to have you, and please I'm begging you, give me just that one chance"

Gw terdiam, ga tau harus berkata apa. Gw dengan Lila, i'm rich dan gw ga perlu deal dengan semua drama dalam sebuah hubungan. Kalau gw dengan Nadia, those perfect kiss, sexy figure, and my favorite wet dripping pussy are mine, but i'm broke!

Gw minta Nadia untuk kasih gw waktu untuk mikirin apa yang harus gw lakukan selanjutnya. Setelah beberapa saat menimbang, gw putuskan untuk menerima cinta Nadia, tapi gw perlu sedikit waktu lagi untuk menyelesaikan apa yang sudah menjadi tujuan gw selama ini dan syukur ternyata Nadia mau menerima itu.

Gw pun kembali menjalani pekerjaan gw ke Lila dan Vira. Setelah project yang dikerjakan Lila selesai, kantornya mengadakan outing dan diperbolehkan mengajak keluarga atau pacar, udah pasti Lila mengajak gw untuk ikut. Gw satu kamar dengan Lila, Vira satu kamar dengan Nadia yang sama2 ga membawa pasangan, kamar kami bersebelahan dan ada connecting door. Sepertinya Lila sudah mempersiapkan agar Vira bisa menyusup diam2 tanpa diketahui orang kantor. Gw merasa ga enak sama Nadia, karena dia ga bisa ikut Vira menyusup ke kamar gw dan Lila, ternyata hal yang mengejutkan terjadi.

Malam itu, gw, Lila, dan Vira udah bertiga dikamar. Kami sedang melakukan kegiatan rutin yang biasa kami lakukan bersama. Tanpa disadari Vira dan Lila, gw melihat Nadia mengintip dari connecting door yang dibukanya diam2. Dia melihat gw sedang memompa kedua perempuan itu secara bergantian, mereka ga lihat Nadia karena posisi mereka menungging dan membelakangi pintu tersebut. Nadia terlihat sedang meremas dadanya dan memainkan clitotisnya dari luar pakaian dalamnya, setelah Nadia menyadari kalau gw melihatnya, dia melepaskan semuanya dan menunjukan tubuhnya sedikit demi sedikit, ga lama setelah itu, dia menunjukan ekspresi wajahnya saat akan orgasme dan tanpa sengaja suaranya memekik lalu terdengar oleh kefua perempuan yang lagi gw pompa.

Mereka terkejut dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Setelah itu Lila memnaggil.

L: Na... Nadia... Itu kamu?
N: I.. Iya.. Bu...
L: Masuk kesini saya jelaskan.

Nadia masuk perlahan tanpa busana.

N: Maaf bu, saya ga bermaksud... Tadi saya mendengar suara dan saya melihat kalian sedang saling menikmati dan saya terangsang lalu terbawa suasana menonton kalian.
L: Kamu bisa jaga rahasia?
N: Iya bu, saya ga akan bilang ke siapa2.

Vira memutuskan untuk diam saja tanpa memberitahu apa yang pernah terjadi antara dirinya, gw, dan Nadia.

L: Yaudah sini main sama kita aja.
N: Apa?! Sa... Saya dengan kalian? Tapi kan itu pacar ibu...
V: Gpp Nad, anggap aja ini bonus kerjaan hehe.
L: Iya betul kata Vira, daripada main sendiri ga puas kan?

Vira kemudian menuntun Nadia ke kasur dan menyandarkan tubuh Nadia pada Lila, kemudian Lila mulai meremas dada Nadia dari belakang dan Vira melebarkan kaki Nadia lalu mulai menjilati vaginanya.

N: Oouuuhhh... Enak vir... Enak banget...
V: Nadia udah basah banget nih bu, sepertinya menikmati live show kita daritadi.
L: Bagus lah... Nadia, buka mulut kamu...

Lila menggengam penis gw dan mengarahkan pada mulut Nadia dan dia mulai menghisapnya dengan ganas. Lila mendorong kepala Nadia dari belakang hingga penis gw tertanam dalam di mulut Nadia. Nadia melepasnya untuk mengambil nafas dan Lila menyambar penis gw, mereka bergantian menghisap penis gw hingga kembali tegang. Lila lalu meminta gw merebahkan badan dan minta Nadia untuk memasukan penis gw ke vaginanya, setelah penis gw masuk lalu Nadia mulai memompa. Vira berlutut diatas wajah gw dan segera gw jilat vagina hingga sun hole nya. Nadia berciuman dengan Vira selagi mereka memompa wajah dan penis gw, Lila menyandar pada kepala kasur dan memainkan vaginanya.

N: Aku mau keluar... Auuhh.. Mau keluar... Aaahhhkkk...

Nadia mencabut vaginanya dan menyembur lah cairan orgasmenya diperut gw. Lila langsung mendekat dan menjilati cairan itu bersama Vira.

L: Sekarang aku ya!

Lila menungging dan minta dipompa dari belakang, Vira rebahan didepan wajah Lila, dan Nadia berlutut didepan wajah Vira. Gw memompa Lila sambil melihat ketiga perempuan itu saling menjilati vagina satu sama lain.

L: Oouh fuck.. Fuck... Fuck me in the ass please..
G: Really?
L: Yeah.. Fuck my ass...

Gw minta kedua perempuan yang lain untuk menjilati sun hole Lila selagi gw memompa, mereka bergantian meludahi dan menjilati sun hole Lila sampai basah. Masing2 memegang pantat Lila dan melebarkannya, lalu gw dorong masuk perlahan penis gw hingga terbenam.

L: Oooouuhh fuck it felt so fucking good!! Fuck me now....

Gw mulai memompa perlahan dan Lila meremas dadanya sambil menungging. Nadia merangkak ke bawah Lila dan menjilati vaginanya, Lila mendesah makin hebat.

L: I'm cumming... Don't stop... Fuck me harder...

Gw percepat pompaan gw dan Nadia semakin beringas menjilati.

L: Fuuuuu......ckkkk I came so hard... Oh god.. You guys should try too, it's amazing!!
V: Nadia duluan deh bu, saya masih takut!
N: Okay, I'll do it..!

Lila beranjak dari atas Nadia dan menarik kaki Nadia hingga mendekati kepalanya. Gw jilat sun hole Nadia sambil perlahan memasukan jari gw. Lila menciumi Nadia dan membisikan agar Nadia rileks dan tidak melawan. Setelah cukup basah, gw tempelkan penis gw ke sun hole Nadia, Nadia lalu mengejang. Vira datang membantu dengan menghisap dada Nadia sedangkan Lila berciuman ganas dengan Nadia. Saat sun hole nya rileks, gw ludahi dan gw dorong masuk penis gw perlahan, gw berhenti saat gw merasakan mengejang lalu gw lanjutin lagi saat melemah hingga penis gw tertanam setengahnya.

G: You okay Nadia?
N: Udah masuk?
G: Udah
N: Wow ternyata ga sakit yaa, ibu benar, enak..!
L: Vir, jilatin vagina Nadia.
V: Baik bu.

Vira mulai menjilati dan gw mulai memompa. Lila menggesekan vaginanya pada wajah Nadia sambil memasukan jarinya pada sun hole Vira. Vira mendesah pada vagina Nadia membuatnya makin mendekati orgasme dan setelah beberapa saat, cairan mulai .enetes dari vagina Nadia membasahi penis gw dan membuatnya semakin licin. Gw pompa lebih dalam dan Nadia berteriak sambil memuncratkan cairan dari vaginanya ke wajah Vira.

L: I think you ready Vir, i put 3 fingers in your ass already.
V: Yes mam, I'll try...

Vira menungging di depan gw, kedua perempuan itu melebarkan pantat Vira dan gw mulai memasukan penis gw. Baru sedikit yang masuk, Vira teriak kesakitan.

L: Jangan dikencengin Vir, rileks aja, nih jilatin Nadia biar kamu ga fokus.

Vira mulai menjilati Nadia dan ketegangan pada sun hole nya mulai melemah, gw dorong masuk perlahan sampai akhirnya masuk kepala penis gw.

V: Oouww fuck it hurt...
G: Mau aku tarik aja Vir?
V: No, it felt hurt... But good hurt.. keep going...

Gw masukin perlahan dan sun hole Vira beda banget sama Lila dan Nadia, begitu memijat dan hangat. Terbenamlah penis gw dan gw mulai memompa, sun hole vira terasa seperti meremas2 penis gw dengan kehangatan. Gw ga kuat nahan ejakulasi.

G: Vir, aku mau keluar... Aku keluarin di dalem ya?
V: Tunggu aku.. Bareng...

Gw berusaha nahan dan Lila melihatnya, dia menampar gw keras.

L: Don't you dare cumming before her!!

Rasa mau ejakulasi agak berkurang dan gw lanjut memompa, Vira memainkan vaginanya dari bawah dan mendesah makin kencang.

V: I'm cumming! Let's do it together..! Fuck me harder... Fuck that tight ass hole..

Gw akhirnya melepaskan sperma gw dalam sun hole Vira bersamaan dengan mengejangnya sun hole Vira akibat orgasme, rasanya seperti diperas habis penis gw.
Setelah gw lepaskan penis gw dari sun hole Vira, Nadia menyambar penis gw dan menghisapnya sedangkan Lila menyambar sun hole Vira dan menjilatinya. Lalu kami terkapar bersama di kasur hingga tertidur

Besoknya, kami terbangun, tanpa busana. Lila menelpon tour leader dan memberi alasan kalau hari ini gw dan dia ga mengikuti jadwal, sedangkan Vira dan Nadia beralasan akan mengunjungi saudara di kota tersebut dan sudah mendapat izin dari Lila.

Lila mengajak kami semua mandi bersama dan tentunya morning sex ga mungkin terlewat, kami saling menyabuni, menghisap, dan memuaskan satu sama lain. Betul2 pagi yang paling indah.

Hari2 selanjutnya hingga akhir dari perjalanan kami mengikuti jadwal tour yang tersedia, setiap malam kami berkumpul di kamar Lila untuk melakukan kegiatan kami bersama. Sepulang dari tour, Lila memberikan gw bonus yang sangat besar, cukup besar untuk mencapai tujuan gw melakukan pekerjaan ini.

Sesampainya di Bandara, Nadia bilang kalau dia mau kerumah saudaranya di Jakarta Barat dan Lila pun menawarkan tumpangan bersama gw. Sesampainya di apartment, Lila minta gw antar Nadia ke rumah saudaranya.

G: Tapi aku ga nginep sini loh babe??
L: Iya gpp, bawa aja mobil aku pulang abis antar Nadia, nanti Senin kamu jemput aku ya...

Sesampainya di parkiran, Nadia bilang kalau dia ga ada perlu ke rumah saudaranya dan gw mengerti maksudnya, kami langsung menuju ke sebuah hotel dan masuk ke kamar. Sesampainya di kamar, Nadia menanggalkan seluruh pakaiannya dan dia mengenakan celana dalam warna abu2 muda yang di bagian vaginanya sudah terlihat gelap karena basah.

N: Aku ga sabar banget daritadi ngebayangin ML sama kamu berdua aja, let's fuck till we can't do it no more?

Langsung gw sambar bibir Nadia dan menghempaskan tubuhnya ke kasur, segera gw lepas celana dalamnya dan gw hisap vaginanya yang sudah dripping wet. Gw masukin lidah gw ke dalam vaginanya sambil menyeruput setiap tetes cairan yang keluar. Nadia mengerang dan mendesah, dia mengangkat pinggulnya dan menjambak rambut gw hingga makin terbenam mulut gw ke vaginanya. Desahannya makin intense dan ga lama dia mengejang, mulut gw dibanjiri cairan orgasmenya.
Nadia merebahkan tubuh gw dan menyambar penis gw, dia meludahi penis gw berkali2 hingga basah lalu dihisapnya dengan ganas hingga full tegang. Nadia duduk diatas gw dan menggunakan cairan vaginanya untuk membasahi sun holenya sendiri, lalu membenamkan penis gw ke sun holenya. Wajahnya begitu sexy saat penis gw masuk, begitu menikmati dan bernafsu.

N: Oooh fuck aku ketagihan banget penis kamu di sun hole aku, berasa sampai dinding vagina juga... Gede banget sih..!
G: Trus aku harus gimana?
N: Just stay still and let me do you!

Nadia mulai memompa penis gw sambil meremas dadanya sendiri, lalu saat desahannya mulai meningkat, dia memainkan vaginanya dengan cepat sambil teriak2 penuh nafsu, sampai akhirnya dia orgasme dan menyemburkan banyak sekali cairan ke dada gw, sun holenya mengejang hingga menjepit penis gw begitu kencang, lalu tubuhnya bergetar hebat.

N: Ouuh aku mau lagi, ini enak banget!

Dia kembali memompa dan mengarahkan tangan gw ke vaginanya, lalu gw teringat akan sebuah benda. Gw angkat Nadia dan bergegas ke tas mengambil sebuah benda. Gw rebahkan Nadia di kasur dan mulai memompa lagi, lalu vaginanya gw isi dengan botol deodoran gw yang memiliki bentuk kurang lebih seperti penis. Mulut Nadia menganga terkejut dan terlihat begitu sexy. Gw mulai pompa sun hole dan vaginanya bersamaan, dia meremas dadanya.

N: I'm gonna cum again, don't stop!

Gw lanjutin pompaan gw ke kedua lubangnya dan ga lama tubuhnya menggerenjang hebat lagi, kali ini diikuti dengan tubuhnya gemetar setelah orgasme, cairan ga berhenti menetes dari vaginanya, dan matanya seperti orang yang sedang pingsan. Ga lama kesadarannya mulai kembali dan dia menceritakan betapa hebatnya orgasme yang baru saja dia rasakan. Setelah itu gw beri waktu untuk dia istirahat sambil kami mengobrol.

G: You alright Nadia?
N: I'm more than alright, I'm happy, just being with you and having the best orgasm ever. You?
G: Sama, aku baru sekali lihat seseorang orgasme sampai pingsan, seenak itu ya?
N: Parah! Ummmm aku boleh nanya sesuatu?
G: Tanya aja.
N: Tadi aku lihat Bu Lila kasih kamu sesuatu, dapat bonus ya?
G: Iya, tadi aku cek di kamar mandi, jumlahnya besar banget!
N: So, what about pertanyaan aku sebelumnya? Kamu udah pikirin jawabannya?
G: Ya jujur apa yang aku inginkan udah tercapai Nad, tapi apa benar kamu mau terima aku seperti ini? Kamu ga malu?
N: Hihihi kenapa harus malu sayang, aku malah bersyukur kamu ambil kerjaan seperti ini, kalau engga gimana coba aku ketemu sama kamu?
G: Iya juga sih, tapi ga mungkin kan aku pacaran sama kamu sedangkan Lila dan Vira satu kantor sama kamu.
N: Aku udah pikirin kok itu, aku akan resign kalau kamu bersedia terima aku jd pacar kamu, aku bisa cari kerjaan lain kok.
G: Serius? Ga sayang dengan kerjaan kamu sekarang?
N: Aku sayang sama kamu, bukan kerjaan aku hihi..
G: Yaudah klo gitu.. oke deh..
N: Oke? Kamu mau?!! Serius?!!!!
G: Iya aku mau...

Nadia langsung menghujani gw dengan ciuman sampai meneteskan air mata. Akhir bulan itu, Nadia betul2 resign dari pekerjaannya dan diwaktu senggang kami pergi pacaran seperti orang lain pada umumnya. Beberapa bulan setelahnya, gw minta bertemu Lila dan Vira, gw bilang kalau gw mau fokus menyelesaikan kuliah gw dan ga melayani mereka lagi, mereka sempat menawarkan kenaikan bayaran yang sangat menggiurkan, tapi gw harus komitmen dengan rencana gw daripada nanti kena sial karena serakah. Mereka bisa mengerti dan melepaskan gw, itu terakhir kalinya gw ketemu mereka, sesekali gw telponan sama mereka sekedar menanyakan kabar dan mereka masih suka memancing untuk having sex sama gw tapi Nadia selalu memuaskan gw saat gw merasa tergoda, Nadia mengijinkan gw melakukan apapun yang menjadi fantasi gw ke cewek.

Kuliah gw pun selesai, gw udah bekerja dan masih dengan Nadia, hubungan kami berlanjut hingga karena satu dan lain hal kami harus berpisah.

THE END







Selamat menikmati dan semoga ada pelajaran yang bisa dipetik dari pengalaman2 saya.. :ampun:

...go to next series...
 
Terakhir diubah:
ane suka cara lu bercerita, kena aja, entah gimana, curiga emang script writer, jadi kebayang gw kek gimana sama alur yang lu buat hu, keren hihihi, menunggu dengan setia kelanjutannya :semangat:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd