Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT 5 PARTNER ( REAL STORY OF FACTORY WORKERS)

Cerita favorit pilihan suhu

  • 1. Nitya

    Votes: 32 34,0%
  • 2. Luina

    Votes: 12 12,8%
  • 3. Lucy

    Votes: 31 33,0%
  • 4. Nur

    Votes: 24 25,5%
  • 5. Rachel

    Votes: 10 10,6%

  • Total voters
    94
lancrotkan hu.. kalau bisa penulisannya dalam 1 paragraph jgn terlalu panjang.. biar enak bacanya .. ada jeda
 
ditunggu lanjutannya suhu, kalau bisa ada mulustrasibya tambah joooossss
 
ITA PART III







# Menuju perkenthuan ke 3 + edisi curhat



Setelah perkenthuan di puncak pada malam tahun baru itu hubungan kami semakin merenggang akibat saya yang ceroboh curhat sama teman saya dan bilang kalau doi akan menikah dengan cowok lain, doi pun marah luar biasa karena saya di sangka sengaja bikin doi malu padahal saya tak bermaksud demikian.



Pada awalnya saya bisa menerima keadaan yang membuat hubungan saya dan doi semakin berjarak apalagi doi semakin cuek dan kerap mengacuhkan saya ketika menghampiri dan sekedar ingin berbicara dengan doi di tempat kerja.



Saya sebenarnya mulai berusaha move on dan mencari pengganti doi akan tetapi beberapa cewek yang saya dekati tidak bisa membuat saya bisa berpaling sama si doi.



Saya pun berusaha untuk kembali mendekati doi yang saya pikir sudah mulai melupakan saya, doi waktu itu pun memblokir kontak saya sehingga tidak bisa menghubunginya.



Sayapun kerap curhat kepada widya yang merupakan teman satu kos si doi bahwa saya sangat sedih ketika doi meninggalkan saya dan memilih orang lain rupanya widya cukup membantu dan menyampaikan keluhan saya kepada si doi tapi saya mendapat kabar yang kurang mengenakan saat widya memberi tahu saya bahwa doi enggan untuk kembali membuka hubungan dengan saya.



Sayapun merasa hancur sebagai seorang laki laki yang tidak bisa meyakinkan pasangan untuk tetap bersama melewati saat saat yang sulit, harga diri saya pun semakin hancur ketika si doi kerap membagikan momen momen bersama pasangan barunya yang widya bagikan kepada saya dan melalui widya juga lah saat itu doi mulai " menyerang" saya secara pribadi dan kerap membongkar aib saya kepada widya, sayapun sebenarnya ingin membalas dengan menceritakan aib kami yang pernah berhubungan badan.



Tapi saya merasa itu tidak akan cukup membawa keuntungan pada saya dan mungkin akan membuat kesempatan saya untuk bisa mendekati doi lagi semakin tertutup.



Sedih,kesal dan kecewa tentu saya rasakan saat itu tidak di sangka memang belum lama setelah kami lewati malam indah di puncak itu ternyata situasi bisa berubah dengan cepat.



Momen untuk kembali mendapatkan hati doi pun terbuka saat doi hampir mendapatkan SP karena kelalaian doi yang tidak melakukan recheck untuk bebrapa part saat kerja shift malam, dan saat semua tim melimpahkan kesalahan kepada si doi saya pun dengan cukup berani berbicara kepada pak Aji bahwa kesalahan tersebut adalah kesalahan bersama dan tidak bisa hanya di timpakan kepada si doi.



Saat saya bicara itu doi nampak menatap tajam kearah saya seolah saya melakukan itu untuk mendapat simpati si doi dan doi juga malah meminta agar hanya dirinya yang mendapat konsekuensi atas kesalahan tersebut, akhirnya pak aji menerima usulan saya bahwa kesalahan itu harus jadi tanggung jawab bersama.



Boro boro di beri ucapan teima kasih atas usaha saya yang membela doi saya malah mendapat chat yang menunjukan doi tidak senang dengan sikap saya yang seolah ingin menjadi " pahlawan kesiangan" saat itu, kalau bahasa sekarang memang gak habis fikri sih.



Doipun mengirim saya satu pesan yang isinya sangat menyakiti hati saya,Satu chat itupun saya tidak hapus meskipun isinya sangat menyakitkan saya hanya berharap agar doi tidak lagi memblokir kontak saya.



Saya pun makin terkejut setalah pak aji memberi tahu saya bahwa doi berharap pindah grup dan tidak lagi bekerja di grup yang sama dengan saya dan pak aji pun mengintervensi dengan mempertemukan kami berdua, dan saat pertemuan itu doi pun bercerita kepada pak aji bahwa saya kerap menganggu doi di tempat kerja maupun di luar yang menganggu kenyamanannya dan sayapun sama sekali tidak membantah apa yang doi katakan pada saat itu, akan tetapi pak aji pun memberi saran bahwa saya dan Ita harus berbaikan dan tidak membawa urusan pribadi ke tempat kerja dan doi pun malah semakin tidak senang kepada saya.



Jelas saja situasi itu membuat saya semakin tidak nyaman dan karena kontrak kerja saya yang tinggal satu bulan lagi sayapun berbicara kepada pak aji bahwa saya tidak akan memperpanjang masa kerja saya di perusahaan tersebut meskipun orang lain berusaha mati matian supaya di perpanjang saya justru meminta agar kontrak kerja saya tidak di perpanjang karena bagi saya kenyamanan itu lebih penting dari apapun.



Pak Aji pun beberapa kali membujuk saya agar tetap kerja di sana karena saya memang salah satu kepercayaan pak aji di line.Sayapun langsung merencanakan untuk melamar di perusahaan lain sejak saat itu, yang nantinya bekerja di perusahaan lain dengan gaji yang lebih besar.



Rekan rekan kerja pun menyayangkan saya yang terkesan " cemen " karena selalu mengalah padahal saya punya banyak alasan untuk membela diri, saya pun kerap tak masuk kerja karena mengikuti proses rekrutment di perusahaan lain.



Singkatnya saya lolos tes dan mendapatkan pemberitahuan dari perusahaan baru itu bahwa proses training akan di mulai pada saat kontrak kerja saya belum benar benar habis, sayapun menulis surat resign agar segera bisa menjalani proses menjadi karyawan baru di perusahaan lain.



Saya pun di haruskan tetap bekerja selama 3 hari lagi sebelum saya benar benar keluar dan si sisa waktu yang singkat itu saya sebenarnya berusaha untuk berpamitan secara baik baik kepada semua orang termasuk doi.



Tapi tetap saja doi tidak bergeming dan tetap mengacuhkan saya dan tepat di hari terakhir saya bekerja saya pun meminta izin kepada pak aji agar saya di beri waktu sejenak untuk bisa berbicara dengan doi dan pak aji pun menyetujui permintaan saya itu, setelah istirahat terakhir jam 3 sore itu saya dan doi pun di pertemukan oleh pak aji dan pak aji pun membiarkan saya dan doi mengobrol berdua.



" Ta kamu sama jay baikan dulu ya kasihan dia besok udah gak di sini lagi" itulah yang di ucapkan pak aji saat meninggalkan kami mengobrol berdua. Situasi yang canggung itu pun saya berusaha cairkan dengan mengeluarkan candaaan agar doi mau bicara.



Saya: ta besok aku udah gak di sini lagi, mudah mudahan kamu jadi tenang kerjanya

Ita: yaudah kalo kamu mau keluar mah keluar aja

Saya: Aku minta maaf ya udah bikin kamu jadi gak nyaman kerja di sini

Ita: nggak kok aku mah enak aja kerja di sini



Saya: lah kemarin ngapain minta pindah segala

Ita: Ya pengen pindah aja

Saya: kalo aku udah keluar masih pengen di pindahin gak

Ita: Gak tau gimana nanti aja



Saya: oohh.. kirain.

Ita: kirain apa,Yaudah mau ngomong apa lagi, aku mau kerja lagi nih

Saya: kata pak aji kita boleh sampe pulang lho

Ita: kan udah,kamu kan gak ada lagi yang mau di omongin



Saya: yaudah kita balik ke line aja sekalian aku mau pamitan. gak salaman dulu ( sayapun mengulurkan tangan)

Ita: yaudah aku maafin( doi seolah tak merespon permintaan maaf saya)

Saya: sama mantan kok gak mau maafin

Ita: mantan apa emang kita pernah pacaran apa



Saya: kamu ko sampe segitunya sih sama aku

Ita: emang kan kita gak pernah jadian

Saya: oh iya maaf aku lupa ( sayapun tak kuasa menahan kesedihan dengan jawaban doi)

Ita: huh dasar



Saya pun gagal mencairkan suasana saat itu dan kami hanya berbincang sekitaran 10 menit, saya lalu kembali ke line kerja berpamitan kepada semua atasan dan semua rekan kerja.



Sayapun di buat terharu saat saya di beri hadiah sebuah foto saat tim kita berfoto bersama saat kerja dan beberapa foto saat saya dan doi "tercyduk" berduaan saat acara family gathering di puncak dulu, entah dari mana mereka mendapatkan foto itu dan rupanya pak aji yang merencanakan ini.



Air mata sayapun tidak bisa tertahan saat pak aji meminta saya untuk mengucapkan sepatah dua patah kata perpisahan saat jam kerja selesai dan satu persatu rekan rekan kerja pun saya salami dan mereka pun memeluk saya sambil meminta maaf jika ada kesalahan selama saya berkerja di sana namun saya sengaja tidak menyalami si doi karena sikap doi yang tidak mengenakan kepada saya sebelumnya.



Semua orang yang ada saat itupun sebenarnya meminta agar saya dan doi bersalaman dan berbaikan namun saya yang sudah kecewa pun berlalu begitu saja saat berhadapan dengan doi.



Bang Rangga : Jay Jay salaman dulu dong sama mantan tuh hahaha

Pak Aji: udah baikan lah masa judes judes an Mulu

Mujib: wah gak ada lagi nih sweet couple

Pak Bram: Jay udah lah cowok ngalah minta maaf duluan dong



Di tengah kesedihan saya itu semua orang malah seperti menabur garam di atas luka šŸ˜…dan gak ada yang memahami perasaan saya.



Itulah hari terakhir saya dan doi bekerja di perusahaan yang sama dan ketika sudah pulang ke kosan saya terkejut karena saya sudah bisa kembali melihat status Whatsapp si doi yang berarti doi sudah tidak memblokir lagi kontak saya.



Sampai saat ini saya pun masih ingat status doi saat itu " Terima kasih buat semuanya orang baik sukses buat kamu ya" sayapun dengan iseng membalasnya " sama sama" yang mana saat itu saya tak berharap status itu di tujukan untuk saya tapi ternyata doi pun kembali membalas chat saya itu yang menandakan memang itu di tujukan buat saya



Ita: Aku minta maaf ya kalo aku ada salah

Saya: gak usah

Ita: kenapa gak usah, aku tadi gak maksud gitu, kamu marah ya sama aku

Saya: enggak



Ita: terus kenapa aku minta maaf gak usah

Saya: sebelum kamu minta maaf aku sudah maafin kamu ko

Ita: halah gombal

Saya: ngapain gombal sekarang kan kamu udah punya orang lain



Ita: hmmm???

Ita: beneran maafin aku ya

Ita: kok di baca doang

Ita: aku beneran minta maaf



Sayapun tak lagi membalas chat karena sikap doi yang seolah tidak tulus kalaupun ingin meminta maaf, seolah olah saya adalah sumber dari segala ketidaknyamaan si doi tapi ya namanya cewek kan mana ada yang mengaku bersalah.



Sayapun mulai menjalani proses training di perusahaan baru dan tidak lama kemudian saya pun bergabung di perusahaan tersebut. Ketika baru beberapa hari bekerja saya mendapat info dari widya yang mengatakan bahwa doi kerap mendapatkan " bully" di tempat kerjanya bahkan karyawan baru yang menggantikan sayapun rupanya kerap menggoda si doi dan membuat doi tidak nyaman.



Saat itu saya sebenarnya senang karena seolah doi mendapat karma atas perlakuannya kepada saya, sayapun tak terlalu menghiraukan info tersebut.



Tapi beberapa hari kemudian Widya kembali menghubungi saya dan menyarankan saya agar menghubungi si doi dan menghiburnya karena widya pun tau kalo doi sangat dekat dengan saya dulu walaupun pada akhirnya hubungan saya dan doi harus berakhir dan lagi lagi dengan gengsi sayapun menolak ide tersebut sampai saat mulai kerja shift malam doi pun kerap mengirimi saya chat kosong seolah memberi kode bahwa doi ingin berbicara tapi tetap tidak saya hiraukan.



Akan tetapi kembali melihat peluang untuk kembali "menjebol" doi dengan situasi doi yang kurang menguntungkan tersebut saya pun mulai menurunkan ego saya dan mulai kembali berkomunikasi dengan si doi walaupun awalnya hanya komunikasi ala kadarnya seperti menanyakan kabar dan lain lain.





Ita: kamu kemana aja kok gak balesin chat aku

Saya: maaf ta mungkin akunya lagi sibuk

Ita: kamu gimana kabarnya

Saya: Alhamdulillah baik aja



Ita: gak nanyain kabar aku

Saya: ya kamu sendiri gimana

Ita: Alhamdulillah aku juga baik

Saya: maafin aku juga ya kemarin kemarin gak balesin chat kamu



Ita: iya aku ngerti ko kamu masih marah

Saya: gak marah, cuma gak kebaca aja

Ita: sekarang kita baikan ya

Saya: iya ta



Dan akhirnya hubungan kami sedikit demi sedikit mulai kembali membaik dan saya melihat doi yang mulai melunak dengan kerap menghubungi saya terlebih dahulu padahal saat kami menjalin hubungan dulu pun doi kerap ngambek saat saya tidak menghubungi doi bahkan sehari saja.



Ita: kamu kenapa itu tangannya berdarah

Saya: tadi kena scrap lagi gak pake sarung tangan

Ita: kamunya gak apa apa

Saya: gpp cuma berdarah dikit



Ita: coba aku lihat

Saya: iya nanti di fotoin



Ita: ihh ko dalem gitu, sakit ya

Saya: iya cuma perih pas awalnya doang, tapi gak seberapa lah

Ita: makanya kamunya hati hati ya

Saya: iya, mungkin lagi gak fokus aja banyak pikiran



Ita: lagi mikirin apa emang

Saya: ya ada lah

Ita: kamu gak mau ngasih tau aku

Saya: kayaknya gak usah



Saya juga mulai memberanikan diri menelepon doi dengan durasi yang singkat dalam upaya memulihkan hubungan kami, rupanya upaya saya cukup berhasil dan doipun kerap berupaya mengulur waktu tanpa alasan jelas saat kita sedang teleponan berharap saya terus melayani obrolan dan menghiburnya.



Saya: assalamualaikum ta, si dini habis kontrak ya

Ita: iya, sekarang aku bener bener gak ada temen

Saya: gak ada gimana, kan masih ada yang lain

Ita: sama yang lain aku mah gak terlalu Deket,



Saya: ya nanti kan juga ada gantinya, siapa tau jadi temen kamu

Ita: ya mudah mudahan bisa deket kayak sama dini

Saya: yaudah makasih ya, maaf nih aku udah ganggu waktu kamu

Ita: gpp, kamu cuma nanyain dini doang



Saya:iya, cuma mastiin doang soalnya di statusnya dia ngucapin kata kata perpisahan gitu

Ita: oh, gak nanyain aku emang

Saya: kamu kenapa emang

Ita: gpp sih kirain mau nanyain aku juga



Saya: udah ya aku takut kelamaan nelponnya

Ita: enggak enggak, santai aja kita ngobrol dulu aja

Saya: ngobrol apa ya, akunya bingung mau ngomongin apa

Ita: apa ke gitu, kamu kan biasanya suka cerita yang lucu lucu



Saya: lagi gak mood mau cerita juga

Ita: ceritain apa aja lah

Saya: hmmmm, dulu ada raja adil, bijak, dia punya kerajaan yang luas dan maju pas dia mau nyerang suatu kerajaan lain...

Ita: bentar dulu, akunya mau pake headset dulu,... Nah terusin



Saya: nah dia tuh ceritanya mau nyerang kerajaan lain, di perjalanan dia sama tentaranya istirahat di bawah pohon jahe

Ita: bentar bentar... Pohon jahe kan kecil ko istirahatnya di situ

Saya: eh kamu mah malah di potong, karena malah istirahat terus ketiduran, gak jadi deh nyerangnya, udah we tamat

Ita: ih ko gak reme sih



Saya: gini ada lagi cerita lain

Ita: iya gimana gimana

Saya: ada cowok lagi naik bis, di bis itu pas lagi penuh jadinya berdiri. Terus di belakangnya ada cewek terus megang megang celananya si cowok itu, dalem hati si cowok itu mikir" wah ini pasti copet nih cewek" dibiarin aja sama dia teh, terus si cewek itu tangannya di masukin ke celananya si cowok itu, dia gak tau kalau celananya itu bolong nah pas dia pegang pegang ko empuk ya, di kirain hp, pas lagi gitu sama ci cowoknya malah di jepit tangan si cewek itu sambil di bisikin " mau saya teriak kamu copet, mending di mainin"

Ita: hehehehe... Aduh kasian banget tuh copetnya hehe...



Saya: Ke Balikpapan sama bi Yayah

Ita: terus

Saya: udahan yah

Ita: ah kamu mah, cerita yang lain lagi atuh



Saya: ah enggak ah, gak bayar juga

Ita: nanti aku bayar deh emang berapa bayar nya

Saya: akunya udah ngantuk

Ita: Baru juga jam berapa ini, jangan tutup dulu emmm





Ita: nanti pas pemilu kamu libur kan

Saya: iya, kenapa gitu

Ita: aku pengen ketemu sekalian mau minta maaf sama kamu

Saya: ya aku usahain deh



Ita: makasih ya

Saya: enggak, aku yang makasih masih bisa telponan sama kamu, udah ya ntar cowok kamu nelpon

Ita: gpp atuh kan lagi libur ini, diamah kalo libur malah jarang nelpon

Saya: ok gitu ya

Ita: terusin lagi dong ceritanya

Saya: cerita apa lagi

Ita: apa aja yang penting lucu



Saya: hmmm ceritanya gini, ada anak cewek anaknya tuh nakal banget, suka main bola bareng anak cowok, suka main kelereng bahkan suka main layang-layang juga, biarpun cantik tapi udah SMP juga dia tuh ngompol di kelas, dia juga suka bolos sekolah sama teman teman cowoknya

Ita: ih kamu mah kayak lagi nyeritain aku itu mah

Saya: ya emang hehehehe....

Ita: ih dasar kamu mah gitu ih jahat



Saya: ya tapi kan lucu... hehe..

Ita: nyesel deh aku pernah ceritain itu sama kamu

Saya: gak apa apa atuh ya

Ita: gak ah bahas yang lain aja







Karena males ngetik jadinya saya skipp aja



Kami pun mengobrol panjang lebar sampai hampir tengah malam dan doipun menikmati percakapan bersama saya itu dan kerap tertawa saat kami mulai saling ejek ejekan seperti dulu



Dan tepat pada saat libur pemilu 2019 saya dan doi akhirnya kembali bertemu untuk pertama kalinya, tak mau kehilangan kesempatan sayapun meminta doi agar datang ke kosan saya yang baru kalau memang doi ingin bertemu dan doi sepertinya cukup bisa membaca niatan saya yang ingin kembali " mantap mantap" lagi dengan doi dan doi pun justru meminta saya yang datang ke kosannya dengan harapan saya tidak berani"macam macam"jika kami bertemu di tempatnya.



Saya: aku besok jemput kamu ya

Ita: gak ah, di kosan aku aja ketemu nya

Saya: di sini aja deh

Ita: udah di sini aja, aku kan gak ada motor, ribet kalo pake ojek



Tak hilang akal sayapun membaca situasi itu dan melobi widya agar mau di ajak kerja sama, saya meminta widya agar out sejenak saat saya datang nanti dan widya pun mendukung rencana saya.



Hari itupun tiba dan saya pun kembali tempat bersejarah itu dengan harapan agar kami bisa kembali mengulang momen indah di tempat itu.



Saya lalu menunggu waktu sampai widya keluar dari kosan tersebut sebagaimana rencana kita, dan saya juga melihat situasi yang sangat mendukung dimana pak Solihin sang pemilik kosan itu juga tidak ada di sana karena mungkin pulang ke depok untuk melakukan pencoblosan presiden pada saat itu.



Saya pun memasuki kosan doi dan doi nampak sedikit terkejut karena saya tidak memberi tahu waktu tepatnya saya akan datang karena saya yang sudah " main mata" dengan widya. Widya hari itu pergi entah kemana yang mana kami pun mulai berbicara dengan situasi yang cukup canggung menyembunyikan perasaan rindu yang sebenarnya kami berusaha tutupi.



Ita: ih kamu ko gak ngasih tau udah nyampe sini

Saya: sengaja mau bikin kejutan

Ita: akunya kaget tau siapa yang ngetok pintu, kalo Widya juga biasanya langsung masuk, udah masuk dulu kamunya, aku gak punya apa apa nih

Saya: iya ta makasih gak usah ngerepotin



Doi cuma memberikan air putih sebagai suguhan untuk saya saat itu,



Saya: gimana kamu sekarang kerjanya

Ita: ya gitu aja kerja aku mah masih sama kayak dulu

Saya: anak baru yang gantiin aku gimana, asyik gak dia

Ita: ih si irfan mah orangnya nyebelin

Saya: nyebelin gimana emang

Ita: dia mah genit suka colek colek terus juga suka tanya " mbak udah punya pacar belum"

Saya: yah sama aja dong kayak aku. hahaha..



Ita: gak tau dia mah padahal aku udah bilang mau tunangan tapi dia mah tetep aja gitu

Saya: Kamu gak bilang sama pak Aji

Ita: udah, tapi pak aji malah bilang aku yang di suruh jangan gampangan soalnya dulu juga aku bikin kamu sampe resign katanya

Saya: Hahha.. ya kan bener kamu yang pengen aku keluar

Ita: ya kalo gantinya kayak si irfan mah mending juga kerja bareng kamu aja



Saya: ya salah sendiri kamu yang pengen aku keluar

Ita: Kamu ko jadi nyalahin sih, kan kamu sendiri yang minta resign

Saya: iya aku mah sengaja resign biar kamu tenang gak ada yang gangguin

Ita: aku tuh gak nyampe kepikiran kamu bakal resign



Saya: gak apa apa sih aku juga niatnya pengen buat kamu tenang

Ita: aku sih juga ada rasa bersalah juga pas kamu resign

Saya: gak usah di pikirin nasi udah jadi goreng

Ita: jadi bubur kali

Saya: aku mah lebih suka nasi goreng daripada bubur ta

Ita: hehe.. bisa aja kamu cup

Saya: apaan sih Ucup Ucup ehh beka ( panggilan sayang saya buat doi)



Ita: hehehe.. makasih ya udah mau ke sini aku jadi bisa ketawa lagi

Saya: kenapa gak bisa ketawa emang kotak tertawa kamu rusak

Ita: emang aku Spongebob apa hehe...

Saya: bukan Spongebob, Squidward yang kotak tertawanya rusak mah



Ita: ih kamu mah ya ( doipun kembali mencubit saya dengan manja seperti biasa dulu waktu masih pacaran)

Saya: aw Aw sakit tau

Ita: eee boong tuh keliatan tuh idungnya mancung

Saya: emang vino Bastian

Ita: Pinokio kali

Saya: gak, aku sukanya bagi bukannya kali

Ita: ihhh dasar Ucup nyebelin



Rupanya jokes receh itu cukup bisa mencairkan suasana kami yang cukup kaku pada awalnya, ketika saya berusaha memegang tangan, si doi buru buru menepis tanda tak mau, sayapun tak ingin terburu buru dan tetap berusaha membuat doi nyaman setelah sekian lama kami melewati saat saat yang tidak baik. Kamipun melanjutkan obrolan kami.



Ita: eh kalo kamu kerjanya gimana sekarang

Saya: ya allhamdilillah agak santai sih gak harus lari lari kayak dulu

Ita: berarti enak dong

Saya: ya enak sih tapi kayak ada yang kurang aja



Ita: kurang apanya

Saya: ya kalau di tempat baru kan gak ada kamu

Ita: hmmmm masa

Saya: beneran, ya terserah kalau kamu gak percaya mah

Ita: boong ah Ucup kan tukang boong

Saya: ya ampun Ka kamu gak percayaan banget sih

Ita: enggak aku mah gak percaya hehe...



Sembari ngobrol itulah entah sadar atau tidak doipun mulai menyandarkan kepalanya di pundak saya dan doi mulai curhat tentang orang orang di tempat kerja yang kerap membullynya dan menyalahkan doi karena saya resign, sayapun tak banyak berbicara dan hanya mengiyakan saja apa yang doi katakan.



Ita: si Rifki temen kamu makin songong aja tuh

Saya: emang kenapa

Ita: dia suka bilang gara gara aku, kamu jadi resign

Saya: yaudah biarin aja dia kan emang kayak gitu



Ita: yang lain juga kayaknya gak seneng sama aku, aku kayak di musuhin

Saya: kamu yang sabar aja ya

Ita: iya yang... eh cup

Saya: kamu keceplosan gak

Ita: iya, jangan Geer yah kamu mah biasanya suka geer

Saya: enggak ko, kan emang bener



Ita: bener apa

Saya: kamu masih sayang sama aku

Ita: hmmm, geer aja itu mah kamu

Saya: bukannya geer, dulu aja kamu yang deketin aku duluan



Ita: iya gitu

Saya: coba aja inget lagi, yang nelpon duluan siapa

Ita: oh iya hehe..

Saya: gpp sih aku juga sebenarnya seneng banget pas kamu nelpon



Ita: iya gitu, perasaan kamu tuh kayak sombong banget pas dulu aku telpon tuh

Saya: gak, aku mah gak sombong, di bilang sombong juga masih ada yang suka kangen

Ita: siapa, ih enggak aku mah dulu pas nelpon juga lagi ada perlu ko

Saya: emang harus nelpon gitu, bilang aja kangen gitu udah gak harus debat



Ita: ya waktu mah iya sih hehehe...

Saya: sekarang emang enggak kangen

Ita: emm gak tau, menurut kamu gimana

Saya: kata aku sih yes

Ita: ih geer ih(megangin tangan)

Saya: tuh kan, kan akunya udah di sini

Ita: hemmm, makasih ya



Doi pun memang tak bisa menyembunyikan perasaan yang juga kangen dan masih memiliki perasaan kepada saya.Melihat situasi yang kian menguntungkan itu tangan saya lagi lagi reflek memegangi pundak si doi yang kali ini doi nampak pasrah saja.



Tapi saya tak mau buru buru lebih jauh, saya hanya ingin membuat doi lebih nyaman saja dan terus bercerita tentang keluh kesahnya di tempat kerja. Sayapun kembali menggoda doi dengan menceritakan saat saat pertama kita ngenthu di tempat itu dan doi ternyata tidak bereaksi negatif dan sesekali mengungkap bahwa itu juga saat yang berkesan, tapi doi juga bilang bahwa dia berharap kejadian itu tidak lagi terulang sementara saya berharap sebaliknya.





Saya: Ka kamu inget gak dulu kita ngapain pas malem malem berdua di sini

Ita: ya inget lah

Saya: Aku sama kamu kayak magnet aja ya tau tau nempel

Ita: heheh.. heem kenapa bisa gitu ya



Saya: takdir kali

Ita: kamu yang nakal itu mah

Saya: kalo gak di ajak nginep mah gak kejadian itu

Ita: ngapain sih kamu nginget nginget itu terus



Saya: Habisnya aku gak bisa move on dari malem itu

Ita: Ya salah sendiri kenapa kamu gak berani buat halalin aku padahal kita udah cocok

Saya: Aku kan gak pernah bilang gak berani cuma aku cuma minta waktu, tapi kamu malah iya aja pas ada yang mau ngelamar

Ita: Udah ah aku gak mau bahas bahas itu lagi

Saya: aku seneng banget bisa gitu sama kamu

Ita: aku juga sebenarnya masih suka keinget ko, waktu itu memang lagi suka sukanya sama Kamu



Saya: Pas di puncak juga kamu udah lupa?

Ita: udah ihh aku gak mau bahas yang udah berlalu

Saya:yang lagi yu mumpung sepi hehe ...

Ita: mau ngapain emang

Saya: ngenthu ( sambil membisiki doi)



Ita: iya..eh nggak ah

Saya: mau lagi kan tuh ngaku ayo

Ita: aahhh kamu mah maunya gitu mulu ah

Saya: tadi kamu bilang iya, aku udah kangen nih

Ita:masa tiap kangen pengen gitu terus

Saya: Aalah kamu juga kangen kan



Ita: siapa sih yang kangen geer aja itu mah kamu

Saya: ngaku aja kenapa sih

Ita: enggak aku gak kangen, aku sebel sama Ucup pokoknya

Saya: udah lah yah yu, aku tau kamu juga pasti pengen lagi kan

Ita: tapi aku takut hamil



Saya: aku tanggung jawab

Ita: gak atuh ah, udah kita gini aja berdua enak kan

Saya: lebih enak kalo maen yu ah

Ita: ah atuh kamu mah ih, iya deh tapi kamunya pake kondom ah biar akunya gak hamil


Saya: beli di mana, aku gak tau belinya

Ita: ya di mana ke

Saya: tuh kan ketauan kamu emang pengen juga

Ita: ya terserah kamu deh, kalo gak mau beli aku juga gak mau gituan


Saya yang mulai menemukan celah dan terus menggoda doi yang nampak mulai masuk dalam perangkap saya. Akhirnya doi mengiyakan ajakan saya itu dengan syarat si Imin harus pake kondom dan Sayapun memikirkan cara agar bisa mendapatkannya tanpa harus malu malu bilang, dan sayapun terbersit ide untuk meminta bantuan kasir waktu itu.



Waktu itu saya masuk mini market alpabet terdekat dan seolah sedang mencari barang yang rupanya membuat salah satu pelayan menghampiri saya." nyari apaa pak" tegur si pelayan, saya pun berbisik kepada si pelayan " minta sutra 1 mas" saya pun memberi uang 50 ribu kepada si kasir dan memintanya agar memberikanya kepada saya di luar. Rencana itu pun berhasil dan sayapun tak ragu memberi uang tip untuk si pelayan tadi. Dengan antusias saya kembali ke kosan si doi dan bersiap untuk melakukan eksekusi dengan pengaman itu.



Singkat cerita saya pun kembali ke kosan doi setelah mendapatkan pengaman yang akan saya gunakan, sayapun kembali bermanja dengan si doi setelah sebelumnya terjadi banyak masalah dalam hubungan kita dan saat itu adalah momen pertama kami berbaikan. Saya pun kembali menghampiri doi dan mengajak doi bernostalgia saat dulu kami melakukan perkenthuan pertama kali dulu.



Saya pun mencoba kembali memeluk doi seperti saat dulu kami masih belum ada masalah, tapi doi nampak masih enggan melayani saya. Saya pun tak hilang cara dan kembali duduk bersampingan dengan doi sambil memegang tangan doi, secara iseng sayapun mengarahkan tangan doi supaya mau kembali memegang si imin.



Saya: tuh ini si imin udah kangen pengen masuk gua kamu lagi katanya hehe..

Ita: Udah dua kali masa masih mau terus sih

Saya: yah masa dua kali doang udah bosen

Ita: ihhh kamu mah,malu ah



Saya: Malu kenapa gak ada orang lho

Ita: Aku tuh mau nikah sama orang masa beginian terus sama kamu

Saya: Ya kamunya dulu yang godain aku dulu, ayo atuh lah

Ita: aku lagi seneng malah kamu ngajak gitu



Saya: entar juga nambah seneng lho

Ita: aku kapok ah nyesel pengen ketemu kalo kamunya mau gitu doang

Saya: jangan ngomong gitu, entar kalau kangen aku gak kesini lagi ah

Ita: tuh ih ngambekan kamu mah


Saya: abis kamu jahat sampe suka cuekin aku

Ita: aku kan udah minta maaf

Saya: yang, yu ah

Ita: kan udah, pake dulu itunya ah



Doi pun menyandarkan kepalanya di dada saya dan saya pun membelai kepala doi layaknya kucing yang sedang kekenyangan di pangkuan majikannya.



Saya pun terus membisiki doi dengan kata kata rayuan supaya birahi doi naik dan saya pun mencium bibir doi setelah sekian lama doi membuat saya jengkel, tak di sangka doi pun mau melayani permainan adu bibir, saya kemudian saya mulai menciumi leher dan teteknya.



" udah ah udah" doipun membujuk saya untuk menghentikan percumbuan itu tapi saya tak peduli saya pun terus saja mencumbui doi sambil membaringkan tubuh doi di atas kasur kosan itu. " yang aku kangen tau" rayuan itu tak terlalu doi hiraukan padahal biasanya doi sangat menyukai kata kata gombal saat kami bercumbu sebelum sebelumnya.



Kami pun terus saja bercumbu tanpa melepaskan pakaian, dan doipun akhirnya kembali mendesah seperti dulu, saya pun berusaha membuka pakaian si doi namun doi masih menunjukan penolakan, Saya pun membuka celana dan memasangkan balon pengaman karena si imin yang sudah menegang.



Saya: yang ayo atuh sekali lagi ini aja yu

Ita: ahhh gak mau

Saya: bohong ah ngapain tadi kamu desah tadi

Ita: ya abis kamunya nyosor nyosor aku mulu

Saya: ih gitu ih gak mau ngaku

Ita: yaudah ini terakhir ya, awas kalo mau lagi nanti

Saya: iya deh iya, tuh udah senyum senyum gitu mah pengen kamu

Ita: ya gimana lagi hehe....



Doi pun menurunkan celananya sekaligus melepaskan cd nya, tapi doi menolak saat saya ingin kembali menjilati mekinya, sayapun langsung kembali menusukan si imin ke dalam mekinya.



Saat masuk nampak doi tak terlalu bereaksi seperti saat kami ngenthu pertama dan saat di puncak dulu. Saya kemudian kembali menggenjot doi dengan pelan pelan karena saya merasa sensasi ngenthu dengan pengaman tak senikmat ngenthu dulu tanpa pengaman.



Beberapa saat menggenjot doi pun tak lagi mendesah menikmati genjotan saya itu dan ketika saya meningkatkan genjotan barulah doi mulai bisa mendesah. " ah ah ahhh" suara yang saya rindukan pun kembali bisa saya dengar saat itu.



Sementara si imin yang sedang beraksi hp doi tiba tiba berbunyi yang ternyata si cowok tunangannya menelepon saat itu saya pun justru tetap melanjutkan pergenjotan itu dan doipun tidak meminta saya untuk berhenti.



Tetapi saya yang juga tak terlalu menikmati perkenthuan itu akhirnya berhenti menggenjot karena terganganggu dengan suara hp itu, doi lalu mengangkat telepon dulu sementara saya tetap stand by, doipun beralasan sedang di luar dan tak lama kemudian telepon pun doi tutup.



Kami pun kembali melanjutkan perkenthuan itu dengan posisi doi di atas, akhirnya saya kembali merasakan ulekan doi yang memang lihai bermain di atas, dan saya pun mulai menikmati permainan itu,ketika doi mulai kelelahan gantian saya yang menyodok doi dari bawah, sementara saya menikmati permainan nampak doi merasakan klimaks dan saya pun merayu doi agar melanjutkan permainan dengan melepas pengaman, tapi doi tetap menolak.



Saya: yang buka aja ya gak enak

Ita: kalo di buka ya udahan mainnya

Saya: atuh masih pengen

Ita: ya pilih aja, mau terus apa mau kamu copot



Akhirnya sayapun melepas pengaman karena sensasi yang kurang nyaman, saya pun meminta doi untuk menjilati si imin dan sesekali doi mengemut ngemut si imin dan akhirnya " crot crot crot" si imin pun kembali muntah di mulut si doi.



Doi lalu menjilati sisa sisa pejuh yang masih menempel dan doi lalu memuntahkan pejuh yang tadi di jilatinya. Doi pun kembali mengenakan pakaiannya dan saya pun kembali mengenakan pakaian saya.



Sebenarnya saya berniat untuk membuat doi naik lagi saat kami kembali bercumbu setelah pengecrotan itu tapi saya dan doi terkejut saat widya kembali ke kosan dan mengetok pintu, saya pun mengamankan balon"sutra" yang baru saya gunakan, dan doi pun membuka pintu kosan.



Widya pun agak canggung saat kembali itu," aduh maaf aku ganggu ya" sayapun dengan sedikit bercanda menjawab " iya ah kamu mah ganggu aja", dan doi malah mencubit saya dengan cukup keras saat saya menjawab itu. Nampak doi buru buru merapikan pakaian nya saat si widya membeli minuman untuk saya, Doi pun meminta saya segera pergi karena tidak enak sama widya.



Ita: udah pulang gih, itu bekasnya sekalian buang

Saya: santai aja atuh Widya lagi beli jus

Ita: ya kamu beli aja sendiri

Saya: gak ah masih ada yang gratis ngapain beli



Saya tetap di sana beberapa waktu dan mengobrol bersama widya sementara doi yang canggung tidak banyak bicara saat kami berbicara itu, widya pun menyarankan kami untuk jalan jalan keluar karena sudah berbaikan tapi doi menolak usulan widya itu,



Widya: sana atuh keluar jalan jalan kan udah baikan

Saya: kamu mau gak yang

Ita: ih apaan sih sayang sayang

Saya: masih malu katanya Wid



Widya: ah giliran gak ada aja bilang nya kangen katanya, giliran udah ada orangnya diem diem Bae

Ita: ih enggak enggak boong Widya mah, apaan sih kamu aku gak pernah bilang gitu ah

Widya: biasa ji rada era keneh meureun

Saya: keun we Wid kalem we heula

Widya: hahaha.. nya atuh lah sok cing akur

Saya: yang aku pulang ya

Ita: Yaudah sana



Saya pun akhirnya pamit pulang setelah bisa kembali merasakan meki si doi hari itu. Sejak hari itu saya dan doi mulai berbaikan dan doi bahkan sempat mengajak saya kembali mampir ke kosannya yang mungkin doi ingin kembali ngenthu dengan saya tetapi sangat di sayangkan saya sedang kerja lembur saat hari minggu itu.



Ita: Jay kamu ke sini lagi gak

Saya: kenapa gitu

Ita: kali aja mau kesini

Saya: kangen lagi ya



Ita: ih apaan, anterin aku beli baju ya

Saya: gak kangen emang

Ita: apaan sih kangen kangen

Saya: hehe... Yaudah kalau gak kangen mah

Ita: iya deh, tapi anterin beli baju dulu ya

Saya: aku lagi gawe, entar aja malem ya

Ita: ah kamu mah, enggak ah malem mah males



Saya: takut Widya keburu balik ya

Ita: Iyah, suka banyak orang juga

Saya: kamu sih ngasih taunya ngedadak

Ita: aku gak tau kalo Widya mau keluar



Saya: yaudah Minggu depannya aja ya

Ita: akunya mau pulang

Saya: ya gimana dong

Ita: udah lah kapan kapan aja nanti







Sangat di sayangkan memang saya melewatkan kesempatan itu dan jadi penyesalan saya di kemudian hari, dan setelah itu kami akhirnya bisa ngenthu lagi beberapa waktu kemudian meskipun dengan sensasi yang tidak senikmat dulu tapi kesannya sangat berkesan. Nanti saya cerita lagi chapter terakhir dari pengalaman perkenthuan saya dengan Ita. Salam crot crot suhu suhu sekalian
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd