Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

4 Days with Gita Sinaga

Ceritanya keren suhu. Walaupun di awal2 saya masih bingung ini dialog punya siapa, suhu atau si TO :D
Overall keren ceritanya!
Sibad itu siti badriah ya? Gahahah
 
Ceritanya keren suhu. Walaupun di awal2 saya masih bingung ini dialog punya siapa, suhu atau si TO :D
Overall keren ceritanya!
Sibad itu siti badriah ya? Gahahah

Terima kasih agan ricksulliv, bener banget agan. Tapi sekarang gak bingung kan gan?
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Sebenarnya saya ingin memasukkannya dalam unsur cerita ini. tetapi, saya rasa agak kurang masuk akal. sehingga urung dilakukan

Kami merapikan diri dan seseorang masuk menghampiri kami.
"Halo, nona Gita cantik."
"Peserta bukan disini tempatnya."
"Ya ya aku tahu. Aku cuma ingin menyapa nona cantik ini."
Orang itu membelai Gita. Gita menolaknya. Aku tersulut emosi. Namun, aku tetap menahannya.
"Setelah event ini. Kau ada acara? Sebaiknya kau batalkan acaranya. Aku akan mengajakmu bersenang - senang denganku."
Aku menyelanya.
"Bung, jangan memperlakukan wanita seperti itu?"
"Huh, kau siapanya? Pacar? Bukan kan. Kau mundur saja, ini urusanku."
"Aku tidak bisa membiarkanmu bertindak seperti ini."
"Kau mau apa? Berkelahi?"
Ingin aku memukulnya hingga terkapar. Gita berusaha melerai kami.
"Stop, kalian jangan ribut disini. Dicky, apa yang kau inginkan?"
"Aku ingin pakaian dalam yang kau kenakan. Termasuk Bra dan CD yang kau kenakan."
"Mimpi aja kamu."
"Kita buktikan saja. Jika aku berhasil menjadi juara dalam slalom ini. Kau akan memberikannya kepadaku secara cuma - cuma."
"Kamu tidak akan bisa memenangkan lomba ini."
"Silahkan saja. Dan, kau temannya. Kau akan menjadi saksi lahirnya seorang juara dan penyerahan simbolis dari Gita Sinaga."
Ia berlalu meninggalkan kami. Gita lemas mendengar kejadian itu.
"Tenangin dirimu, Gita."
"Aku tidak bisa tenang. jika ia mengikuti lomba Slalom dan menang, aku akan dalam bahaya."
"Banyak peserta yang ikut."
"Aku mendengar ia adalah juara slalom lokal. Dia bisa menyelesaikan Four o' Round dalam waktu singkat."
"Kita berdoa agar ada pembalap lain yang berhasil menyamai bahkan mengalahkannya sehingga hal tersebut tidak perlu terjadi."
Aku memanggil panitia dan berusaha untuk membuatnya fokus kembali dalam bekerja.
Aku meninggalkannya ketika ia kembali naik panggung untuk tugas MC. Aku juga kembali ke Bhumi. Namun, aku melihat Bhumi dalam kondisi yang tidak sehat. Ia mengalami epilepsi.
"Apa yang terjadi."
"Entahlah, tiba - tiba setelah ia bertemu Dicky, ia menjadi seperti ini."
Bhumi berusaha berbicara kepada teman - temannya.
"Dicky...Licik....ia....memberiku....makanan.....yang......membuatku......alergi.....seperti.....ini...."
Ia mulai sadar. Namun, kondisi badannya sudah tidak memungkinkan.
"Bagaimana ini? Ibum tidak dapat melanjutkan lomba."
"Jelaskan aku Four O' Round."
"Kau mau menggantikannya? Hmmm....aku akan menjelaskannya. Four O' Round adalah mengitari titik atau cone di 4 titik yang berbeda dalam waktu singkat selama 4 putaran. 1 titik berputar 4 kali dan berpindah ke titik lainnya begitu telah mencapai 4 putaran."
"Aku akan mencobanya. Kau jaga Bhumi agar tetap tersadar."
Aku mencoba menaiki mobil Bhumi. Aku memaju mundurkan mobilnya, membelokkannya, dan mengetes remnya. Semoga saja aku bisa.
Lomba slalom berlangsung. Dicky mencatat waktu yang hampir mustahil dipatahkan. 59.99 Detik. Catatan waktu yang mustahil bagi peserta. Banyak peserta menyelesaikannya lebih dari 1 menit. Aku sendiri tidak yakin. Baru pertama kali, aku melakukan drift. Aku lebih sering menghabiskan waktuku di internet dan berlatih mobil sesekali di akhir minggu.
Gita tetap bergidik ngeri melihat klasemen yang masih di puncak. Ia tetap melakukan pekerjaannya dengan baik. Kulihat ia cemas dengan keadaan.
Dipanggil lah Bhumi. Aku maju dan memasuki mobil Bhumi. Panitia sempat berdebat dengan penggantian ini. Dicky maju dan menantangku.
"Oh, jadi kau adalah temannya Ibum? Menarik. Aku ingin kau melihat kemampuanmu sekarang."
"Aku akan mencobanya. Aku sendiri belum mahir. Aku minta test drive sebelum mencatat waktu. Aku belum pernah melakukannya. Jika kau mengizinkannya."
"Belum pernah melakukannya? Kau serius? Kau cari mati jika belum pernah melakukannya disini. Okay, one run and we're start to counting."
Aku sedikit takut dengannya. Aku berharap catatanku sama dengannya. Setidaknya aku berhasil menahannya. Aku mencoba practice run. lebih banyak oversteer bahkan aku menabrak cone. Tertawaan mewarnai practice run yang kujalani. Raut kecewa tergambar jelas pada sebagian orang yang menonton. Tergambar jelas pada wajah Gita. Ia melihat ke arah dadanya dan tangannya mulai melepaskan sesuatu dari balik kemejanya yang aku duga ia sedang melepaskan Bra yang ia pakai.
Aku menghela nafas panjang, mesin mobil meraung - raung gagah. Aku harus berhasil. Dan mobil melaju menggerus aspal. Decitan rem terdengar nyaring di telinga. Cone pertama terlewati dengan sempurna. Cone ke dua dan ke tiga lolos. Gemuruh decak kagum menggema. Gita menaruh harapan besar kepadaku. Aku mengambil momentku dan aku berhasil menyelesaikan run ku dalam Four O' Round. Waktu menunjukkan 59.98. Papan klasemen menempatkanku dalam posisi pertama. Rekan Bhumi menyambutku dengan sukacita. Aku masih khawatir dengan keadaan Bhumi.
"You....do.....good...."
"Get some medics. You need it, Ibum."
Dicky mendekatiku. Kesal dengan hasil yang diterima, ia menatapku penuh kebencian.
"Kau akan terima akibatnya."
Aku menghiraukannya dan mengantarnya menuju Rumah Sakit terdekat. Gita tersenyum dari kejauhan.
Aku kembali ke Event Slalom yang sudah selesai. Aku tidak melihat Gita di panggung dan Backstage. Segerombolan pemuda menghadang salah satu mobil. Mereka menghentikan mobil itu dan memaksa pengendaranya keluar. Gita keluar dari mobil dan dihadang oleh Dicky.
"Tunggu. Kau tidak menepati janjimu, Dick."
"Panggil aku Dicky. Janji hanyalah janji. Kali ini, aku memaksa memintanya."
"Gita, masuk mobil dan kunci pintunya."
Dicky bersama beberapa temannya mengelilingiku. Untungnya, teman dari Bhumi datang dan mencoba mengimbangi gerombolan tersebut.
"Ini tempat lomba, Dicky. Tidak seharusnya buat keributan disini."
"Banyak bacot lu."
Ia menyerangku dengan pukulan yang dapat ku tangkis. Ia menendangiku yang masih saja bisa kupatahkan. Ia membuka titik lemahnya. Sebuah hantaman tangan menghentak badan dan mengakhirinya dengan serangan di bahu dan leher saat ia terjerembab ke tanah. Tanganku bersiap memukul wajahnya. Namun, kuurungkan niatku.
"Kau sudah kalah, Dicky."
Aku melepaskannya dan menghampiri mobil Gita.
"Awasss!" Teriak salah satu rekan Bhumi. Dicky menyerangku dari belakang. Aku mengelak dan membantingkan tubuhnya ke tanah. Ia tidak mampu berdiri lagi.
"Sebaiknya kau jangan pulang sendiri, Git."
"Berarti kamu harus temenin aku pulang."
"Baiklah kalau begitu."
Aku naik mobil Gita dan menyupiri Gita.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
masih adakah kelanjutannya? atau udah tamat nih?
 
masih adakah kelanjutannya? atau udah tamat nih?

Mohon maaf agan cleopatra22, ceritanya sudah tamat untuk TO ini. Silahkan membaca cerita lainnya dengan TO berbeda. Terima kasih.
 
makasih suhu.
ane udh baca semua cerita suhu.
di tunggu cerita keenam dan seterusnya suhu :)
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bimabet
Lanjutin dong! Btw yg nolongin gita di event slalom siapa ya?? Bukan grha kan??

Sebenernya ya grha itu sendiri. Tapi saya urungkan karena terlalu fantastis menurut saya. Cerita di atas hanya konsep yang saya tidak masukkan. Namun, tidak saya buang. Terima kasih
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd