dan ia kembali menarik sebelah kakiku lagi, kini aku dalam posisi digendong olehnya, penisnya terasa menusuk semakin dalam dikemaluanku.
"akh..akh..akh." rintihku ketika ia mulai menyentak-nyentakan kelaminnya.
Tak hanya itu ia juga menggerakan aku maju mundur digendongannya sehingga penisnya jadi bergerak keluar masuk di vaginaku.
.
"eugh..akh..akh.. Yeakh..akh..." aku terus merintih, gesekan urat-urat dipenis nya, terasa begitu enak sekali, apalagi disaat klitorisku juga ikut tergesek.
.
Ia membawaku keranjang, pria paruh baya ini memang mempuanyai tubuh yang gagah dan kuat, terlihat tidak masalah sama sekali baginya untuk menggendongku.
Kami tetap bersetubuh dengan cara seperti itu, bergerak dari sisi yang satu kesisi yang lain dikamar itu, sampai akhirnya dia duduk diranjang, berada dalam posisi yang seperti itu, membuatku yang sudah terbalut dalam nafsu birahi tidak ingin kehilangan momen begitu saja, aku langsung bergerak naik turun, diatas pangkuannya, tak hanya itu, aku juga sengaja menyentuhkan kedua payudaraku kewajahnya.
.
"akh..akh..yeah..okhh..akh..yeah..oh..oh..oh.." desahku dengan irama nafas menderu.
.
Om Hengky menahan tubuhku untuk tidak bergerak, ia mengangkat kakinya dan memutar tubuhnya, kini kami sudah diatas ranjang, didorongnya pelan tubuhku hingga telentang, dengan kedua tangannya tetap menahan pahaku, mencegah agar pertautan kelamin kami tidak terlepas.
.
Kali ini om Hengky yang aktif bergerak aku hanya diam menikmati, sambil sesekali ikut menggoyang atau mengangkat pinggul menyambut setiap tusukan penisnya.
.
Permainan birahi ini membuatku lupa akan statusku, yang ada hanyalah hasrat untuk segera menuntaskan siksa birahi ini..
.
"oukh..akh..akh..kau menikmatinya pelacur kecil nya.. Akh... Eakh...!" desahnya diantara deru nafas yang semakin memburu.
Keringat membasahi seluruh tubuh kami, panasnya gelora birahi dalam tubuh kami tidak mampu diredakan oleh pendingin ruangan dikamar ini.
.
"akh..ah..akh.ah..ahhh....!" aku hanya bisa mendesah, aku merasakan dorongan kuat didalam diriku yang tak bisa kutahan lagi.. Tubuhku serasa bergetar dan sesuatu terasa lepas dari dalam diriku.. "arggggh..akh..." aku mengerang, tubuhku mengejang dan melemas bersama rasa nikmat yang tiada tara.
Tubuhku masih terguncang akibat gerakan memompa om Hengky yang semakin cepat, dan ia pun berteriak.. "akkkkhhhh...." aku merasakan beberapa kali semprotan dikemaluanku terasa hangat, vaginaku terasa penuh aku bisa merasakan sebagian cairan hangat itu meleleh keluar dari sela-sela vaginaku yang masih tersumpal penis om Hengky yang sudah ambruk menindihku.
.
"kau sangat luarbiasa.. Kenikmatan yang tak bisa ditandingi , gadis keluarga Jia benar-benar pelacur sejati.." ujarnya, kata-kata yang begitu menyayat ditelingaku, segera momen kenikmatanku langsung hilang berganti menjadi kepada pria ini, kepada seluruh keluarga Ming mereka adalah neraka buat keluarga Jia, kudorong tubuh pria ini dari atasku, kubalikan badanku membelakanginya, tapi om Hengky malah memelukku dari belakang, dan menggesek-gesekan penisnya yang masih terasa basah dan lengket itu kepantatku.
"sepertinya aku harus mencoba bagian yang ini juga.." ujarnya ditelingaku, sambil menekan penisnya dibelahan pantatku, aku tidak menghiraukan ucapannya, kupejamkan mata berharap cepat tertidur dan karena hanya dalam tidur aku dapat melupakan semua ini walau hanya untuk sesaat.
.
"Hey..bangunlah kau bukan putri yang bisa tidur sesuka hatimu.. Cepatlah bangun.." suara keras om Hengky membangunkanku.
"cepatlah mandi.." perintahnya.
.
Tubuhku masih terasa lemas akibat persetubuhan semalam tapi aku juga tiba-tiba merasa jijik ketika aku mengingat kejadian semalam dengan pria ini, aku segera beranjak dari tempat tidur, dan langsung kekamar mandi yang ada dikamar ini, kuguyur tubuhku di shower dengan air dingin, kusabuni setiap jengkal tubuhku, agar bisa menghilangkan sisa-sisa dari pria itu.
.
"pakailah baju itu, dan isilah formulir itu juga.." ujar om Hengky yang rupanya menungguku selesai mandi.
.
"formulir apa..?" tanyaku
.
"formulir masuk kuliah. Kau bebas memilih jurusan yang kau sukai..!" jawabnya.
.
"untuk apa aku kuliah, bukankah aku disini untuk dijadikan pelacur..!" kataku.
.
"hahaha.. Kau tahu pelacur yang berprofesi sebagai mahasiswi itu. Sangat mahal tarifnya, jadi cepatlah jangan banyak protes, kau bukan satu-satunya gadis yang harus ku urus..!" ia berkata sambil meninggalkanku.
.
Aku memang dikuliahkan, aku dibebaskan kuliah sesuai dengan jurusan pilihanku sendiri, dan aku juga mendapat fasilitas yang menurut ukuranku luarbiasa, mobil untuk kuliah dan juga uang jajan yang cukup besar, ternyata om Hengky tidak menjadikanku pelacur, tapi lebih sebagai simpanan nya, seiring dengan berjalannya waktu, aku mulai merasakan benih-benih kasih terhadap om Hengky, aku mulai merasa rindu jika beberapa hari saja tidak bertemu, kendati usia kami berbeda jauh, namun rasa itu terus tumbuh.