Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

1. Rumah Kami Surga Kami 2. Petualangan Hot 3. Langkah Langkah Jalang (TAMAT)

wah-wah sepertinya konflik mulai muncul nih di sekitar sang mama. gimana ya selanjutnya dengan Bos Fredrik.

Ditunggu Suhu lanjutannya. sepertinyamulai seru nih disisi sang mama, setelah dengan Sam agak monoton karena dapet memek dengan mudah tanpa konflik.
 
Ho ho ho .... Fred jatuh hati ke mama mien to yang paling di untungkan mahendra tentunya. Sudah lah mien terima aja lamaran mr fret toh suamimu juga ngaj nemperdulikan kamu

Tancap men goyang pantat dengan rpm tinggi
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bagian 21



Malam itu kukenakan gaun andalan yang kebetulan tersimpan di dalam tas pakaianku. Gaun sutera berwarna hijau tosca mengkilap yang ada belahan di sebelah kirinya, yang memamerkan putih mulusnya paha kiriku. Sepatu high heels yang kukenakan pun berwarna hijau tosca yang mengkilap. Tak lupa kusemprotkan parfum di setiap titik penting pada tubuhku.

“Gak salah kalau bossku jatuh hati pada Tante. Soalnya Tante bukan cuma cantik tapi juga anggun dan seksi, “ ucap Mahendra sambil memperhatikanku dengan sorot kagum.

“Tapi tante ini wanita bersuami Hen. Kalau bossmu serius, tante bisa bingung sendiri nanti, “ sahutku.

“Gak usah bingung-bingung Tante. Nanti Tante kan bisa memutuskan mana yang terbaik bagi kita semua. “

Kemudian Mahendra mengemudikan mobilku lagi, menuju restoran yang katanya terbaik di kota ini.

Setibanya di restoran itu, Mahendra mengajakku naik ke lantai dua. Di situlah Frederick menunggu di belakang meja yang sudah dipesannya.

Frederick berdiri dengan senyum dan tatapan yang membuatku rikuh. Lalu mempersilakanku duduk di kursi yang sudah ditariknya untukku.

“Maaf Big Boss... saya mau nunggu di bawah saja,” kata Mahendra dengan sikap sangat sopan.

“Oke, “ Frederick mengangguk, “Pesan saja makanan yang kamu suka ya. “

“Siap, “ sahut Mahendra. Lalu dia melangkah ke arah tangga yang menuju ke lantai dasar.

Sikapku kikuk setelah duduk berhadapan dengan Frederick, terbatas oleh meja makan.

“Apakah Mahendra sudah menyampaikan semuanya kepada Mbak ?”

“Sudah Boss. Mmm... panggil saya Mien saja. “

“Oke. Kalau begitu panggil saya Fred aja, jangan pakai istilah Boss, karena Mien bukan pegawai saya. Ohya... kalau boleh saya tau, usia Mien sekarang berapa ?”

“Seminggu lagi usia saya genap empatpuluhdua tahun. “

“Wow... usia Mien hampir sama dengan usia saya. Dua bulan lagi usia saya empatpuluhdua juga. Jadi kita bisa dikatakan sebaya ya ?”

Aku mencoba menatap mata Frederick yang biru dan rambutnya yang pirang. Lalu kusunggingkan senyum manis di bibirku. Senyum yang selalu meruntuhkan hati beberapa lelaki di masa laluku.

Tak lama kemudian makanan serba wah dihidangkan di atas meja. Membuatku bingung, karena makanan sebegitu banyaknya, bagaimana cara menghabiskannya ?

“Mari kita makan malam Mien, “ ajak Fred sambil membalikkan piring yang tertelungkup di atas meja makan bertaplak kain wetlook putih bersih ini. Aku pun melakukan hal yang sama, membalikkan piring yang telungkup di depanku.

Aku hanya mengambil steak dan french fries, kemudian mulai menyantapnya.

“Makan malam ini kita anggap saja sebagai awal perkenalan kita ya. Sekaligus saya ingin menyampaikan... bahwa saya sangat mengagumi Mien sejak melihat di kawasan pabrikku tadi pagi. “

“Kok bisa mengagumi saya ?” tanyaku sambil menatap mata birunya lagi.

“Jujur aja ya... Mien benar-benar type saya. “

“Sayangnya saya sudah punya suami, Fred. “

“Saya sudah mendengar banyak dari Mahendra tadi. Bahwa suami Mien menikah lagi dengan wanita pengusaha... lalu jarang pulang ke rumah. Betul kan ?”

Aku tertunduk sambil mengunyah daging steak yang sangat lunak ini. Rupanya Hen sudah bicara banyak dengan bossnya ini.

“Saya bukan sekadar ingin mengisi kesepian Mien, tapi juga siap untuk menikahi Mien kalau sudah menjadi janda. “

Aku teperangah. Karena tak menyangka akan mendengar pernyataan yang to the point begitu.

“Saya sudah punya dua orang anak cewek yang masih kuliah, Fred. “

“Iya, Mahendra juga sudah menceritakan hal itu. Pokoknya kalau sudah menjadi istri saya, semuanya akan menjadi tanggung jawab saya. Bahkan aku akan menyerahkan perusahaan yang ada di kota Mien, untuk Mien pimpin. Kedua anak Mien juga boleh diaktifkan di perusahaan itu. Sementara Mahendra, akan saya tempatkan pada posisi penting di tempatnya bekerja sekarang. “

Gila... sedemikian dalamnyakah perasaan Frederick padaku, sehingga langsung menjanjikan hal-hal yang tidak terbayangkan olehku ?

Aku cuma mampu menatapnya dengan senyum manisku lagi. Tidak berani menanggapinya dengan kata-kata, karena takut ada yang salah ucap.

Setelah selesai makan, Frederick minta nomor hapeku. Dan berjanji akan melanjutkan pembicaraan yang belum tuntas lewat hubungan seluler nanti.

Sebelum meninggalkan lantai dua, masih sempat aku berjabatan tangan dengan Frederick, yang dilanjutkan dengan cipika-cipiki.

Cipika-cipiki yang paling mendebarkan di sepanjang hidupku... !

Apakah aku pun sudah jatuh hati kepada Frederick ?

Entahlah. Yang jelas, dalam perjalanan pulang menuju hotel, aku terdiam terus. Mahendra pun seperti mengerti apa yang sedang menguasi benak dan hatiku, sehingga ia tidak berani membuka pembicaraan.

Namun setelah berada di dalam kamar hotel, Mahendra memelukku dari belakang seraya membisikiku, “Besok pagi aku kan mau brangkat kerja. Jadi bagaimana kalau kita main lagi untuk farewell party ?”

Aku berusaha untuk tersenyum, meski benakku masih dikuasai oleh sesuatu yang baru terjadi di restoran tadi. Bahwa pada waktu Frederick cipika-cipiki denganku, Fred memelukku dengan eratnya. Hal itu spontan mendesirkan hasrat birahiku yang masih sangat normal ini.

Anehnya, aku lalu membayangkan Mahendra sebagai jelmaan Frederick yang diam-diam mulai meruntuhkan hatiku. Hati yang sedang merasa diterlalukan oleh suamiku.

Maka setelah menanggalkan segala yang melekat di tubuhku, aku memperhatikan Mahendra yang juga sudah menelanjangi dirinya sendiri.

Lalu kudorong Hen sampai terlentang di atas bed. Kupegang batang kemaluannya yang belum sempurna ereksinya.

Kini aku malah membayangkan yang sedang kupegang ini adalah penis Frederick... !

Lalu dengan binal kujilati leher dan kepala penis Mahendra, dengan bayangan tengah menjilati leher dan puncak penis Frederick. Hanya bedanya, penis Frederick pasti tidak disunat seperti penis Mahendra ini.

Lalu kuselomoti penis Mahendra dengan sangat binal... sambil mengurut-urut batangnya, sementara lidah dan bibirku “ngerjain” puncak dan lehernya. Terkadang aku berusaha untuk memasukkan sekujur batang kemaluan Mahendra ke dalam mulutku. Tapi penis Hen terlalu panjang sehingga kalau kukulum semuanya pasti akan menabrak tenggorokanku dan bisa menyebabkanku muntah. Karena itu aku hanya mengulum separuhnya saja, sementara yang tidak terkulum kuurut-urut dengan bantuan air liurku.

Dalam tempo singkat saja aku berhasil membuat penis Mahendra jadi ngaceng berat. Aku punn tak mau mengulur waktu lagi. Aku merayap ke atas tubuh Hen sambil memegang penisnya yang sudah siap tempur ini.

Lalu kugerakkan memekku yang sudah berada di atas kontol Hen. Blesssssss... masuk separohnya ke dalam liang kenikmatanku yang sudah membasah ini.

Aku memang mau main di atas. Tapi aku ingin agar Mahendra yang mengentotku dari bawah. Karena itu kujatuhkan dadaku ke atas dada Mahendra.

“Ayo kamu yang ngentot dari bawah gini. Bisa nggak ?” cetusku sambil memainkan sepasang pentil toketku.

Mahendra mengikuti permintaanku. Dia menggerak-gerakkan penisnya sedemikian rupa. Dan ternyata bisa juga dia mengentot dari bawah. Namun aku pun tak mau berdiam diri. Kugerak-gerakkan memekku untuk menyambut entotan Mahendra.

Tapi semua ini kurang memuaskanku. Karena moncong penis Mahendra tidak mampu menyundul dasar liang memekku.

Maka aku pun bangkit. Berlutut dengan sepasang lutut berada di kanan-kiri pinggul Mahendra, sementara memekku masih mencengkram penis Mahendra.

Kini aku sendiri yang beraksi. Mengayun bokongku naik turun. Dengan sendirinya liang memekku membesot-besot dan memilin-milin penis Mahendra kembali. Sementara kedua tanganku bertumpu di kasur, untuk menahan tubuhku agar tetap berada di tempat.

Mahendra berdengus-dengus, sementara aku sendiri mulai merintih-rintih dalam nikmatnya gesekan demi gesekan antara penis Mahendra dengan dinding lubang sanggamaku.

Maka dengus-dengus nafas Mahendra pun kuimbangi dengan rontohan-rintihan histerisku, “Oooooh.... Heeeeen... oooooh.... oooooh.... heeeen.... Heeeen..... Heeeeen.... “

Terus-terusan aku menyebut-nyebut nama Hen. Tapi tahukah Mahendra bahwa sebenarnya aku sedang membayangkan sesuatu ? Membayangkan penis yang tengah kubesot-besot ini sebagai penis Frederick ?

Saking tenggelamnya dalam arus khayalan, aku pun tak kuat menahan datangnya titik puncak kenikmatanku. Ya... akhirnya aku ambruk ke atas dada Mahendra, sambil merasakan nikmatnya memekku yang terasa sedang berkedut-kedut di puncak orgasmeku.

Lalu aku menggulingkan badanku ke samping, sehingga batang kemaluan Mahendra terlepas dari memekku.

“Ayo lanjutkan Hen... “ ucapku sambil mengusap-usap memekku yang sudah basah ini.

Tanpa bicara ba-bi-bu lagi Mahendra pun merayap ke atas perutku sambil memegangi kontol ngacengnya yang sudah diarahkan ke mulut vaginaku.

Batang kemaluan Mahendra dengan mudahnya membenam ke dalam liang sanggamaku yang sudah basah licin ini. Blesssssssssssskkkk..... !

Kusambut dengan pelukan hangat di leher Mahendra, disusul dengan ciuman mesraku... mesra sekali.... karena sebenarnya aku mengkhayalkan sedang mencium bibir Frederick... !

Mahendra pun mulai mengentotkan penisnya di dalam liang memekku yang sudah agak becek ini. Yang kusambut dengan geolan pantatku yang sudah sangat terlatih ini.

Seandainya... ya seandainya tadi Frederick mengajakku cek in ke hotel pilihannya lalu mengajakku bersetubuh, mungkin aku takkan menolaknya. Karena aku juga ingin merasakan seperti apa nikmatnya dientot oleh kontol bule.

Tapi Frederick bersikap gentle sekali tadi. Sehingga aku pun tak berani bersikap binal. Bahkan waktu dia mencium pipi kanan dan pipi kiriku, aku hanya terdiam seperti patung. Padahal saat itu aku ingin sekali Frederick mencium bibirku. Yang pasti akan kusambut dengan sesuatu yang lebih hangat lagi.

Tapi biarlah... untuk sementara aku hanya akan bersikap wait and see saja. Dan aku akan mengikuti apa yang dikatakan oleh Mahendra tadi. Bahwa aku tahu benar mana jalan terbaik bagiku nanti.

Dan kini... untuk yang kesekian kalinya aku menikmati keras dan perkasanya penis Mahendra. Untuk kesekian kalinya aku menikmati batang kejantanan Mahendra yang benar-benar gagah. Sehingga aku merintih dan merintih terus di dalam kekuasaan dan keperkasaan entotan Mahendra.

“Iyaaaaaaaaaaa..... entot terus Heeen.... entot terus... iyaaaa... iyaaaa... ini luar biasa enaknya Freeed..... “

Mahendra melambatkan entotannya. Dan bertanya heran, “Kok nyebut nama Fred ? Hehehee... Tante mulai memikirkan dia yaaa ?”

Maka sejujurnya saja kujawab, “Iya... memikirkan dia demi masa depanmu, Hen.... ayoooo lanjutin... entot terus yang kencang... iyaaaaaa... iyaaaa... iya... aaaaaaah.... aaaa.... aaaaaah... kontolmu memang perkasa Heeeen.... aaaa... aaaaah.... tante mau orgasme lagi nih.... “

Mahendra pun menjawab dengan aksinya. Dengan mempercepat entotannya. Kusambut dengan goyangan pinggulku yang habis-habisan pula. Sampai akhirnya Mahendra menancapkan kontolnya tanpa digerakkan lagi. Pada saat itulah aku mencapai orgasmeku. Sehingga liang kemaluanku berkedut-kedut nikmat.

Namun ternyata moncong penis Mahendra pun tengah memuntahkan air maninya... !

Crotcrot.... croooot.... crot... croooooooooottttt..... crotcrotttt..... !

Untuk yang kesekian kalinya liang memekku dibanjiri oleh air mani Mahendra.

Lalu kami sama-sama terkapar. Dan tertidur dalam keadaan sama-sama telanjang.



Esok paginya, ketika aku terbangun dari tidur nyenyakku, ternyata Mahendra sudah mandi dan berpakaian.

“Lho... kamu udah mau berangkat kerja Hen ?” tanyaku.

“Iya Tante. Jam tujuh aku harus sudah ada di pabrik. Kalau terlambat, bisa dikasih SP nanti. “

“Apa itu SP ?”

“Surat peringatan. Kalau tiga kali mendapat SP, berarti karyawan itu akan di-PHK. “

“Owh gitu ya. Ya udah... berangkat aja. Nanti jam sepuluh juga tante udah mau pulang. “

“Iya Tante. Jadi nanti tante pulang tanpa ketemu lagi denganku ya, “ ucap Mahendra sambil mengecup kedua belah pipiku.

“Iya Hen. Yang rajin bekerja ya. Siapa tau nanti tante berhasil mengambil hati bossmu. “

“Amiiin... ! Kayaknya sih Tante lebih baik jadi istri Mr. Fred. Aku yakin Tante bakal dimanjain sama dia. “

“Tapi dia harus jadi mualaf dulu. “

“Iya sih. “

Kemudian Mahendra berlalu. Aku pun rebahan lagi, karena badan masih terasa penat.

Tepat jam 10 pagi kutinggalkan hotel itu, dengan kenangan beraneka ragam tersimpan di dalam memori ingatanku. Bahwa aku telah berkali-kali mendapatkan kejantanan Mahendra. Selain daripada itu aku pun “ditembak” oleh Frederick, eksekutif muda yang bule dan ganteng itu.

Semuanya itu akan kukenang sepanjang hidupku. Termasuk kenangan tentang bercinta di puncak bukit diiringi hujan lebat itu.

Setibanya di rumah, kumasukkan mobilku ke garasi. Lalu aku melangkah ke rumah utama. Ternyata ada seseorang sedang menungguku di ruang keluarga. Orang itu... Sam alias Sammy... !

“Sam ?! “ sapaku kaget bercampur girang.

“Apa kabar Mam ?” cetus Sam sambil mencium tanganku, lalu mencium bibirku juga.

“Sehat... ke mana saudara-saudaramu ?”

“Tadi waktu aku baru datang, hanya ada Yoga di sini. Sekarang udah berangkat kuliah. Mbak Ayu dan Mbak Ita juga mungkin sedang pada kuliah. “

“Terus kamu sendiri gak kuliah ?” tanyaku sambil duduk di sofa ruang keluarga.

Tiba-tiba Sam berlutut di depan kakiku. Lalu menciumi lututku sambil berkata, “Mama... ampuni aku ya Mam... aku merasa sangat bersalah kepada Mama... “

“Bersalah dalam soal apa ? Karena lama sekali kamu gak pulang-pulang ?”

“Bukan cuma itu Mam. Pertama, aku sudah diwisuda delapan bulan yang lalu. Kemudian aku sudah menikah dengan keponakan istri muda Papa, sekitar tujuh bulan yang lalu. “

“Diwisuda dan menikah tanpa ngasih tau mama sama sekali ?” tanyaku bernada protes.

“Iya Mam. Sekali lagi aku mohon ampunan Mama. Aku dan Papa sengaja tidak ngasih tau Mama, karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada saat Mama berjumpa dengan istri muda Papa. Lalu akutenggelam dalam kesibukan, karena aku dikasih hotel oleh istri muda Papa. Hotel yang harus direnovasi di sana-sini, akhirnya bisa dibuka kembali. Di hotel itulah aku tenggelam dalam kesibukan, karena banyak yang harus kuurus. Padahal batinku sih tetap ingat sama Mama... “

“Yahhhh... semuanya sudah terjadi. Mau diapain lagi ? Mama cuma bisa ikut mendoakan semoga kamu sukses dan bahagia lahir batin, Sam. “

“Amiiin... “

“Ohya Mam... ini ada oleh-oleh buat Mama, “: kata Sam sambil menyerahkan dua kantong plastik, yang satu besar sekali, yang satu lagi kecil.

“Apa ini ?”

“Yang kantong kecil isinya parfum kegemaran Mama. Yang gede beberapa gaun untuk Mama juga. Semuanya dari Singapore Mam. “

“Ooo... kamu ke Singapore segala ?”

“Aaah... cuma Singapore doang Mam. Gak ada yang aneh. Sama aja dengan Jakarta, cuma beda di ketertiban dan kebersihannya doang. “

“Terus... kenapa istrimu gak dibawa ke sini ?”

“Dia sedang kuliah Mam. “

“Ohya... kamu kok cepat sekali diwisudanya ?”

“Iya Mam. Aku ingin secepatnya menyelesaikan kuliah, karena pekerjaan sudah menungguku. “

“Berarti Ayu dan Ita terkejar olehmu Sam. Mereka duluan kuliah dan sekarang masih kuliah, sementara kamu yang baru kuliah setelah Ita duluan kuliah, justru sudah lulus duluan. Berarti kamu memang cerdas, “

“Sebenarnya bukan masalah cerdas atau tidak cerdas Mam. Faktor pendukungku adalah semangat... semangat untuk menyelesaikan kuliah secepat mungkin.”

“Iya sih. Kamu memang selalu bersemangat menghadapi pendidikan sejak SMP dan SMA juga. Kamu satu-satunya anak mama yang gak pernah sakit atau izin di raportmu. Saudara-saudaramu kan sakit sedikit juga gak mau sekolah. “

“Iya Mam. “

“Terus... kalau udah punya istri sih kamu gak kangen lagi sama mama ya ?”

Sam mendekatkan mulutnya ke telingaku. Lalu berbisik, “Sttt... Mam... justru aku ke sini karena udah kangen berat sama memek Mama... “
 
Matur tenkyu upna neng @Neena :jempol:
Moga RLnya slalu diberi kelancaran dan sehat slalu.. Ane slalu ada dibelakangmu neng:semangat:


Yo ngene iki nasipe rakyat jelantah, howra tau keduman Pertamax..:sendirian:
 
Paling suka season SAM dan mamah nya ini
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd