Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

1. Rumah Kami Surga Kami 2. Petualangan Hot 3. Langkah Langkah Jalang (TAMAT)

Bimabet
Aku sudah sangat horny. Bahkan sudah lupa diri. Maka kukepit sepasang pipi Hen dengan kedua telapak tanganku, sambil bertanya frontal, “Kontolmu udah ngaceng Hen ?”

Hen menjauhkan mulutnya dari memekku. “Dari tadi juga udah tegang Tante. “

“Coba berdiri dulu, “

Hen menurut saja. Berdiri canggung di depanku.

Aku pun menarik ritsleting celana jeansnya, Lalu menyelinapkan tanganku ke balik celana dalamnya. Dan kusembulkan batang kemaluannya yang ternyata sudah sangat ngaceng itu. Maaak... ternyata kontol Hen gede dan panjang banget. Sama panjangnya dengan kontol Sam... !

“Lepasin aja celananya... lalu masukin kontolmu ke sini, “ perintahku yang dijawab spontan dengan anggukan Hen.

Hen melepaskan celana jeans sekaligus celana dalamnya, sehingga batang kemaluannya seolah menunjuk ke arah mukaku. Sebenarnya aku ingin menjilati dan mengoralnya. Tapi takut keburu ngecrot sebelum memekku sempat merasakan entotannya.

Maka kutarik pahaku dengan kedua tanganku, sampai sepasang lututku menyentuh sepasang toketku. “Ayo masukin ke sini Hen, “ perintahku sambil menepuk-nepuk memekku yang sudah gatel, yang ingin segera digesek oleh kejantanan anak muda dan disemprot dengan cairan kental hangat ini.

Hen berdiri membungkuk sambil meletakkan moncong penisnya di ambang mulut memekku. Takut meleset pada waktu didorong, kupegang dan kuarahkan moncong penis Hen sampai benar-benar pas targetnya.

“Ayo dorong kontolmu yang kuat, “ perintahku.

Hen pun mendesakkan batang kemaluannya kuat-kuat seperti yang kuminta. Dan langsung amblas separohnya.

“Kamu udah pernah menggauli cewek Hen ?” tanyaku sambil meletakkan betis kiriku di bahu kanan Hen, sementara kaki kananku kujulurkan ke lantai, sambil merebahkan diri dengan leher agak menekuk di sandaran sofa.

“Belum pernah Tante. Ini yang pertama kalinya. Kalau nonton bokep sih sering. “

“Kalau gitu harus diajarin juga ya. Ayo sekarang entotin, tapi waktu menariknya harus hati-hati, jangan sampai terlepas dari memek tante. “

“Iii... iya Tante... “ sahut Hen sambil mendesakkan lagi batang kemaluannya kuat-kuat, sampai amblas sepenuhnya di dalam liang sanggamaku.

“Naaah... udah masuk semua Hen. Sekarang entotlah perlahan-lahan dulu. Nanti juga kamu akan mengerti sendiri. Yang penting jangan sampai kontolmu terlepas, biar gak susah lagi masukinnya. “

Hen mengikuti anjuranku. Sambil memegangi paha kiriku’ karena betisku masih menumpang di bahu kanannya, Hen pun mulai menarik penisnya perlahan-lahan, lalu mendorongnya lagi... menariknya lagi, mendorongnya lagi dan begitu seterusnya.

Dalam tempo singkat Hen Mahendra sudah mengerti apa yang harus dilakukannya. Sambil memegangi paha kiriku dengan tangan kanannya, Hen mulai lancar mengentotku secara normal. Sementara tangan kirinya kutarik dan kutempelkan di permukaan toket kananku.

Hen pun bisa mengentotku sambil meremas toket kananku, sambil berdiri dan agak membungkuk.

Kerinduanku pada sentuhan kejantanan mulai kunikmati. Tapi aku ingin lebih nyaman lagi menikmatinya. Karena itu aku mengajak Hen pindah ke atas bed. Hen manut saja. Mencabut batang kemaluannya dari liang memekku. Lalu mengikuti langkahku menuju tempat tidur.

Sebelum naik ke atas bed, kutanggalkan dulu kimonoku. Sementara Hen pun kusuruh menanggalkan baju kaus putihnya.

Setelah sama-sama telanjang, aku menelentang di atas kasur bertilamkan seprai putih bersih, sambil mengusap-usap memekku. “Ayo masukin lagi Hen, “ kataku.

Hen mengangguk sambil tersenyum. Lalu merayap ke antara sepasang pahaku yang sudah kurentangkan.

Hen meraba-raba memekku sesaat, mungkin sedang memastikan ke arah mana penisnya harus dibenamkan. Aku biarkan Hen mencari sendiri arah itu. Akhirnya terasa penis Hen melesak masuk ke dalam liang memekku.... blessssss.... sekaligus masuk semua karena liang sanggamaku masih sangat basah dan licin.

Aku pun menyambutnya dengan merengkuh leher Hen ke dalam peluikanku, sambil menatap wajah keponakanku dari jarak yang sangat dekat.

Setelah dewasa Mahendra memang tampan. Cewek mana pun takkan menyesal disetubuhi olehnya. Apalagi aku yang sudah berumur 42 tahun ini.

“Memek tante enak nggak Hen ?” tanyaku.

“Luar biasa enaknya Tante. Laksana memek bidadari yang sering datang dalam mimpi-mimpiku, “ sahutnya.

“Biasanya cowok seusiamu sudah banyak pengalaman menggauli perempuan. “

“Aku nggak berani Tante. Main embat cewek baik-baik, takut hamil. Ngembat perempuan nakal, takut ketularan penyakit kotor... takut ketularan HIV/AIDS pula. “

“Terus... kalau kamu lagi kepengen diapain aja kontolmu ? Ngocok ya ?”

“Hehehee... iya Tante... mendingan ngocok sambil membayangkan Tante... “

“Ohya ?! Jadi kamu sering membayangkan tante sambil ngocok ?”

“Jujur... selalu begitu Tante. Makanya aku senang sekali bisa mewujudkan khayalan dan mimpi-mimpiku... bahkan tadi malam aku ngocok sambil membayangkan sedang menyetubuhi Tante juga. “

“Ya udah... mulai sekarang kalau sedang nafsu dan ingin bersetubuh, jangan dikocok lagi. Kirim WA aja. Nanti tante datang ke sini atau kamu yang datang ke rumah tante. “

“Kalau ketahuan Oom Darda gimana ?”

“Dia jarang pulang sekarang Hen. Terlalu sibuk dengan kerjaannya. Sudah punya bini muda pula. Ayo entotin lagi kontolmu... jangan direndam terus. Nanti keburu jadi es lilin. “

“Hahahaaa... iya Tante... iyaaaa.... “ Hen mulai mengayun penisnya dalam gerakan perlahan... makin lama makin cepat dan berirama. Yang kusambut dengan pagutan dan lumatan di bibirnya.

“Aaaaa... aaaaah... kontolmu enak sekali Heeeen.... iyaaaaa..... iyaaaaaa. entot terus Heeeen.... iyaaaa.... enak Heeen.... aaaaa... aaaah... “ rintihku tak terkenbdalikan lagi, karena entotan Mahendra mulai kurasakan enaknya, “sambil emut pentil tetek tante Hen... nnnaaah... iyaaaa.... begitu Hen... dudududuuuuh.... tambah enak Hen.... “

Tadinya kupikir Hen akan cepat ngecrot, karena mengaku baru sekali ini menyetubuhi perempuan. Tapi ternyata Hen mampu bertahan lama. Mungkin karena dia sering ngocok, sehingga dia bisa bertahan lama di atas perutku.

Bahkan terasa tubuh Hen mulai bersimbah keringat. Bercampur baur dengan keringatku sendiri. Sementara penis Hen tetap asyik mengentot liang memekku.

Sampai pada suatu saat, aku mulai berkelojotan, lalu menggeliat dan mengejang tegang. Ini jelas, bahwa aku akan mencapai orgasmeku yang pertama. Aku tidak mengatakan apa-apa, hanya mengejang sambil meremas-remas rambut dan bahu Hen dengan kuatnya. Lalu titik terindah itu kucapai. Titik puncak orgasme yang membuatku serasa melesat ke langit yang ketujuh. Langit yang seolah bertaburkan bunga-bunga surgawi. Yang seolah mengumandangkan gamelan kahyangan di antara awan-awan di langit yangf berwarna orange psikadelic.

Kuhembuskan nafasku setelah beberapa detik tertahan barusan, “Aaaaaahhh.... “ Lalu sekujur tubuhku menjadi lemah lunglai. Sementara penis Hen malah semakin garang mengentot liang memekku yang mulai becek ini.

Aku hanya merasa lemas dan ngilu-ngilu selama beberapa detik saja. Kemudian aku mulai bergairah kembali untuk meladeni entotan Hen.

Bahkan setelah merasa entotan Hen mulai sangat lancar, aku pun mulai menggeolkan pinggulku denga gerakan memutar, meliuk-liuk dan menghempas-hempas. Aku senang sekali membuat gerakan menghempas-hempas, karena pada waktu memekku menukik, terasa kelentitku bergesekan dengan kontol Hen. Hal seperti ini sering kulakukan waktu disetubuhi oleh Sam.

Pergesekan antara kelentitku dengan penis Hen memang menimbulkn rasa nikmat yang luar biasa. karena kelentit adalah bagian yang paling peka di tubuh wanita.

Sementara Hen tampak enjoy dengan geolan pantatku yang laksana goyang Karawang ini.

Tubuh kami pun mulai bermandikan keringat. Namun kata orang, keringat membanjir pada saat bersetubuh, adalah indikator normalnya hubungan sex itu. Bukankah enerji yang dikeluarkan di setiap persetubuhan sama dengan jalan kaki sejauh 7,5 kilometer ?

Sementara itu, diam-diam aku merasakan sesuatu yang kurindukan selama ini. Stamina Hen ini... mengingatkanku pada Sammy.

Memang Hen ini terasa tangguh, seperti yang kuinginkan selama ini. Yang tak pernah kudapatkan pada Yoga, apalagi Rendi.

Aku sudah terbiasa dengan cowok tangguh. Dan itu kudapatkan pada diri Sam. Disetubuhi oleh Sam, selalu saja aku merasa puas. Sangat puas.

Namun setelah Sam mengikuti ayahnya dan tinggal entah di mana, aku tak pernah lagi mendapatkan kepuasan itu. Yoga pun tak bisa dibandingkan dengan Sam, meski Yoga itu adik kandung Sam. Dengan kata lain, Yoga tak pernah mampu memuaskan hasrat birahiku. Sehingga membuatku malas merengkuhnya lagi.

Hanya Sam yang bisa memuaskan hasrat birahiku.

Dan kini aku mendapatkan sosok yang mampu memuaskan hasrat birahiku. Mahendra ini, terasa sebanding dengan Sam.

Aku tak menduga kalau Hen bisa kuanggap sebagai pengganti Sam. Karena itu aku harus menjaga hubungan rahasiaku dengan Hen, jangan sampai putus di tengah jalan lagi. Jangan hilang seperti Sam lagi. Untuk itu, aku akan memanjakan Hen. Apa pun yang Hen inginkan harus kuwujudkan semampuku.

Dan kini Hen tengah ber”push-up“ di atas perutku. Aksi Hen mampu membuatku orgasme dua kali, sementara Hen masih tampak tangguh. Mengentot liang sanggamaku dengan kejantanannya. Aku pun meladeninya dengan goyang pinggulku, yang membuat liang memekku makin lahap membesot-besot penis perkasanya.

Sampai pada suatu saat, Hen tampak panik dan bertanya terengah-engah, “Tante... aaaaaaa... le... lepasin di... di mana Taaan... ?”

Kusahut, “Lepasin di dalam aja Hen... tante ingin merasakan nikmatnya disemprot oleh air manimu. Emangnya kamu udah mau ngecrot ?”

“Iiii... iya Tante... “ cetus Hen sambil mempercepat ayunan penisnya.

Aku pun mempercepat goyangan pantatku untuk mengikuti irama entotan Hen yang makin lama makin cepat. Bahkan ketika Hen membenamkan penisnya, lalu mendiamkannya tanpa ayunan lagi, aku tetap menggeol-geolkan pantatku dengan penuh gairah.

Dan akhirnya nafas Hen berdengus-dengus... sementara penisnya terasa “menembak-nembakkan” cairan spermanya yang kental hangat di dalam liang kenikmatanku.

Crrroooottttt... croooottttttttttt... croooooottt.... crot... crot... croooottttttttttttt.... !

Ooooh.... betapa indahnya semua ini.

Tubuh Hen mengejut-ngejut. Lalu terkulai di dalam pelukanku.

Sesaat kemudian Hen mencabut batang kemaluannya dari liang memekku. Aku pun duduk sambil memperhatikan mulut memekku yang tengah meluberkan air mani keponakanku.

“Spermamu banyak sekali Hen, “ ucapku sambil mencolek cairan kental yang meleleh dari mulut vaginaku. Lalu kujilat sperma hangat yang tercolek oleh telunjukku itu, sambil tersenyum.

“Heheehee... spermaku enak Tante ?” tanya Hen.

“Enak... gurih... kayak putih telor ayam kampung... “ sahutku sambil menepuk penis Hen yang sudah terkulai lesu.

“Masa sih ?! Aku sendiri malah belum tau seperti apa rasa air maniku... “

“Hmmm... kayaknya kita harus mandi lagi Hen. Badan kita penuh keringat gini. Mau mandi bareng gak ?”

“Mau Tante. Biar badan kita segar lagi.”

Dalam keadaan sama-sama telanjang, kami melangkah ke dalam kamar mandi.

Hotel ini terlalu sederhana, “ kataku setelah berada di dalam kamar mandi, “gak ada shower, apalagi air panas. Masih pakai bak dan gayung. Hihihiii... “

“Salah siapa milih hotel ini, “ sahut Hen, “di kota ini kan ada beberapa hotel berbintang, Tante. Keadaannya jauh lebih baik daripada hotel ini. “

“Iya... lain kali kalau ke sini lagi tante akan pilih hotel yang lebih bagus. Biar nyaman ketemuannya sama kamu nanti. “

Hen memelukku dari belakang, “Tante... “ katanya setengah berbisik.

“Hmm ?”

“Aku merasa seperti sedang bermimpi, “ sahutnya, “soalnya gak nyangka kalau obsesiku selama ini akan terwujud dalam kenyataan. “

“Iya. Makanya tante sengaja datang ke sini, karena tante sudah menduga kalau kamu sering membayangkan tante. “

“Iya, terima kasih Tante... segala yang terjadi barusan, sangat berarti bagiku. Tapi kalau kelak aku kangen sama Tante gimana ?” tanya Hen dengan pelukan semakin erat.

“Zaman sekarang kan serba mudah Hen. Kirim WA atau Line aja. Lalu kita atur mau ketemuan di mana. “

“Iya... iya... mmm... besok aku kan libur Tante. Bagaimana kalau besok pagi kita main ke hutan di belakang pabrik tempatku bekerja ?”

“Ke hutan ? Mau ngapain ke hutan ? Nanti kalau ada ular gimana ?”

“Sebutannya aja hutan. Tapi sebenarnya kebun tanaman obat-obatan. Hanya pohon-pohon besarnya dibiarkan tetap tumbuh, untuk menjaga agar jangan terjadi longsor. Pemandangannya sangat indah Tante. “

“Terus mau ngapain di sana ?”

“Duduk-duduk aja Tante. Tapi mau ML juga bisa, karena hutan itu tidak pernah diinjak orang luar. Sekelilingnya dipasangi pagar kawat berduri. Hanya para peneliti dari perusahaan yang suka ke sana. “

“Kamu mau nyobain ngentot tante di alam terbuka ?”

“Kalau boleh sih memang ingin juga merasakan ML outdoor gitu... hehehee... “

“Kamu keseringan nonton bokep sih. Makanya ingin meniru kebiasaan orang bule yang suka bersetubuh di alam terbuka ya. “

“Iya... Tante mau kan ?”

“Mmm... gimana besok aja deh... “
 
Woah mulai berpetualang juga si mama, bakal lepas dari sam atau kembali ke sam, sehat selalu sis biar bisa nulis sampe tamat..
 
Mantap... Si hen kayaknya memiliki fantasi yang keren ni.. Semoga tante mau mewujudkannya... Hehhe
 
Menarik, gimana jika akhirnya dibuka Ayu rahasia semua orang. Apa akan terjadi kekacauan atau setiap orang memaklumi semua yg sdh terjadi. Ditunggu deh akhir yg masih jauh seperti berlayar di laut tanpa melihat daratan secuilpun
 
Bimabet
Bagian 20



Setelah mandi, tubuhku terasa segar lagi........

Mengingat hari masih sore, aku mengajak Hen ke mal yang tidak begitu jauh dari hotel. Di mal itu sengaja kubeli celana sport, celana pendek putih dengan lingkaran elastis di bagian pinggangnya. Sekaligus juga membeli baju kaus putih dan sepatu olahraga yang juga putih.

Sementara Hen kubelikan celana jeans dan baju kaus berwarna hitam, sesuai dengan pilihannya sendiri.

Kemudian kami makan di food court mal itu.

Hari sudah mulai malam ketika kami kembali ke hotel.

Setibanya di hotel, kucoba celana sport dan baju kaus serta sepatu yang serba putih ini. Lalu bertolak pinggang di depan Mahendra. “Bagaimana ? Pantas kalau tante mengenakan pakaian olah raga seperti ini ?” tanyaku.

“Duh... Tante kelihatan seksi sekali, “ sahut Hen.

“Masa sih ?! “

“Betul Tante. Terutama celana pendeknya itu... memamerkan paha Tante yang putih mulus gitu... “

“Semua ini sengaja tante beli buat jalan-jalan ke hutan besok. “

“Sip Tante. Kalau ketemu orang-orang, pasti banyak yang menelan air liur... ngiler melihat Tante yang seksi gitu. “

“Tapi sebelum jam duabelas, harus sudah berada di hotel ini laghi. Karena waktu cek outnya jam duabelas. Kalau lebih... harus bayar semalam lagi. “

“Iya Tante. Besok jam delapan kita berangkat. Jam sebelas juga pasti sudah tiba di sini lagi. Hutannya gak jauh dari hotel ini kok. Setengah jam juga nyampe. “

“Ya udah, “ sahutku. Sementara hatiku berkata, kalau pun terlambat pulang dari hutan itu, apa salahnya kalau besok aku menginap lagi semalam ? Bukankah aku ingin menikmati kejantanan Mahendra sepuas mungkin ? Lagian bukankah tarif hotel ini murah sekali ?

Lalu kulepaskan celana sport dan baju kaus serta sepatu serba putih itu, untuk diganti dengan kimono lagi.

Tapi ketika aku tinggal mengenakan bra dan celana dalam saja, Mahendra mendekap pinggangku dari belakang, sambil menyelinapkan tangannya ke balik celana dalamku. Disertai bisikan, “Aku masih kepengan mengulang yang tadi Tante. “

“Katanya pengen ML di hutan. Kalau sekarang kamu setubuhin tante lagi, besok kamu kehabisan enerji buat ngentot tante lagi, Hen. “

“Dijamin besok masih kuat, Tante. Soalnya Tante ini terlalu menggiurkan buatku. “

Aku membalikkan badan. Meraba-raba celana jeans Hen tepat di bagian yang menyembunyikan penisnya, “Beneran besok kontolmu masih bisa ngaceng ?”

“Dijamin masih bisa Tante. Terus terang, kalau aku sedang horny, aku bisa ngocok sampai lima kali sehari Tante. Apalagi kalau dikocoknya sama memek Tante... heheheheee... pasti bisa lebih rakus lagi... “ Mahendra melorot dan berjongkok sambil menarik celana dalamku, sampai terlepas dari kakiku.

Sambil duduk di lantai, Mahendra menciumi kemaluanku yang tak bercelana dalam lagi ini, Sehingga aku yang sedang berdiri ini pun spontan merenggangkan jarak kedua kakiku, agar aksi Mahendra lebih leluasa.

Mahendra memang beraksi sesuai dengan dugaanku. Ia tetap duduk sambil menengadah ke arah kemaluanku, sambil memegang sepasang pahaku yang sudah mengangkang ini. Lalu lidahnya terjulur dan mulai menjilati celah kemaluanku, tak ubahnya seekor beruang yang sedang menjilati madu.

Memang enak dijilatin sambil berdiri mengangkang gini. Tapi hanya kuat beberapa menit, lalu kakiku terasa pegal.

Dan akhirnya kudorong dada Hen agar ia menelentang di atas karpet, sementara aku meberlutut sambil menurunkan memekku sampai tepat menempel ke mulut Hen.

Dalam posisi facesitting beginilah aku merasakan nikmatnya jilatan Mahendra.

Dalam tempo singkat saja liang kemaluanku terasa basah. Namun aku ingin melanjutkannya tanpa bergerak jauh-jauh. Aku mundur ke arah paha Hen dan menurunkan ritsleting celana panjangnya, kemudian celana panjang dan celana dalam Hen kupelorotkan, sampai batang kemaluannya yang sudah ngaceng itu tersembul mengacung ke atas.

Kupegang penis ngaceng itu sambil menurunkan memekku ke arah moncongnya. Setelah moncong penis Hen terasa menekan bagian dalam mulut vagina, kubetulkan lagi letaknya, agar tepat menuju ke arah liang memekku.

Lalu kuturunkan lagi pantatku sambil tetap memegang batang kemaluan Hen.

Dan... terasa penis Hen membenam ke dalam liang memekku.

Blesssss...... ! Terbenam sekujurnya, sampai terasa moncongnya mendesak dasar liang sanggamaku.
Mahendra diam saja, seperti menunggu aksiku selanjutnya.

Aku pun mulai mengayun pantatku naik turun sambil menaruh telapak tanganku di atas karpet, untuk menahan keseimbangan tubuhku. Dengan sendirinya penis Hen terasa jadi maju mundur di dalam jepitan liang memekku yang sudah basah licin ini. Gesekan demi gesekan penis Hen dengan dinding liang sanggamaku mulai membuatku terpejam-pejam saking nikmatnya.

Memang posisi WOT begini paling nikmat buatku. Karena dalam posisi begini, rahimku terasa turun dan sering bersentuhan dengan moncong penis. Saking enaknya, dalam posisi begini aku suka cepat orgasme.

Dalam posisi WOT ini aku bisa langsung “melayang” ke langit ketujuh. Langit yang penuh pesona, yang membuatku lupa daratan. Langit yang seolah ditaburi bunga-bunga surgawi diiringi tembang-tembang kahyangan.

Setiap gesekan antara penis Hen dengan liang sanggamaku membuat sekujur fisikku seolah dialiri denyut-denyut nikmat. Yang membuatku tak lagi mampu menahan rintihan-rintihan histerisku sendiri.

“Heeeen... oooooohhhhhh.... Heeeeeen.... Heeeen.... ooooooo.... ooooooh.... Heeeen ...... Heeeen.... “

Yang paling menyenangkan Mahendra tidak cuma celentang dan terdiam seperti patung. Meski berada di bawah, dia tetap mampu menggerak-gerakkan batang kemaluannya. Sehingga bisa dikatakan bahwa kali ini kami berdua sedang saling entot.

Sepasang payudaraku yang bergelantungan ini pun mulai ditangkap oleh Mahendra dan dielus-elus pentilnya. Membuatku merem-melek.

Namun semua ini membuatku jadi cepat sekali berada di puncak kenikmatanku.

Apalagi ketika jemariku dipakai untuk mengelus-elus kelentitku sendiri.... aaah... akhirnya aku merengek lirih.... “Hendraaaaa..... ! “ sambil menghempaskan dadaku ke atas dada keponakanku.

Mahendra tetap mengentotku dari bawah. Tapi aku sudah ambruk di puncak orgasmeku.

Tubuhku terkulai lemas dalam kepuasan sedalam lautan.

Namun inilah salah satu kelebihan wanita. Setelah mencapai orgasme, hanya beberapa detik aku terkulai lesu. Lalu gairahku bangkit lagi.

Kupeluk Mahendra seerat mungkin, sambil menggulingkan badan ke samping, sampai akhirnya aku menelentang dan Mahendra menelungkupiku dengan batang kemaluan tetap berada di dalam liang sanggamaku.

Untungnya Mahendra cukup mengerti waktu sedang bergerak dan mengubah posisi ini. Tanpa kusuruh pun Mahendra mulai mengayun penis ngacengnya sambil memeluk leherku dan menciumi bibirku. Sementara aku sudah pulih kembali. Sudah bisa merasakan lagi nikmatnya entotan keponakanku.

Kali ini sepasang kakiku sengaja kuangkat dan melingkari pinggang Mahendra. Sehingga moncong penisnya terasa terus-terusan menyundul dasar liang memekku.

Aku pun lupa daratan lagi. Tak kuasa mengendalikan rintihan-rintihan nikmatku lagi. “Heeen... kontolmu kok enak sekali Heeen... ayo Heeen... entot terus sepuasmu Heeen... ooooh... iyaaaaaa... entot.... entot terus Heeeen.... aaaaa.... aaaaah... enak sekali Heeeen.... “

Makin lama makin nikmat saja rasanya. Sementara Mahendra mulai bersimbah keringat lagi. Maklum kamar hotel ini tidak ada ACnya. Hanya dipasangi kipas angin yang tidak mampu menurunkan temperatur di kamar ini.

Namun dalam keadaan sedang menyalurkan nafsu birahi ini, kami tak peduli apa pun. Yang kami pedulikan hanya pergesekan di antara kontol Hen dengan dinding liang memekku.

Sementara Hen sudah mulai pandai “melengkapi” kenikmatan persetubuhan ini. Sambil mempergencar entotannya, Hen masih sempat menyedot dan menjilati pentil toketku. Masih sempat menjilati leherku yang sudah keringatan ini. Bahkan masih sempat pula menjilati ketiakku yang selalu kuharumkan dengan deodorant dan parfum ini.

Aku pun membalasnya. Dengan menjilati pentil kecil di dada Hen. Terkadang kugigit-gigit juga lehernya, yang membuat Hen semakin gencar mengentotku.

Namun ketika aku mencium dan melumat bibir Hen, tak tertahankan lagi... aku mengelojot dan terkejang-kejang lagi di puncak orgasmeku yang kedua kalinya... !

Ini sangat menyenangkan. Meski aku lunglai setelah mencapai orgasmeku yang kedua, namun kali ini kutemukan sosok yang bisa kuanggap sebagai pengganti Sammy.

Ya... tadinya hanya Sammy yang mampu membuatku bisa merasakan multiple orgasme. Yoga hanya keren di ukuran penisnya saja. Namun tak pernah mampu membuatku orgasme berkali-kali. Bahkan terkadang Yoga sudah ngecrot pada saat aku baru “manasin mesin”.

Tapi kini aku telah mendapatkan Mahendra, yang ternyata sangat perkasa. Tak kalah dengan keperkasaan Sammy.

Setelah fisikku pulih kembali, kutawari Hen untuk mengganti posisi menjadi posisi anjing-anjingan alias doggy.

Hen langsung setuju saja. Tapi kuajak pindah ke atas bed, karena bersetubuh di atas karpet membuat punggungku gatel-gatel juga. Lagian persetubuhan yang paling perfect, tetap saja harus di atas kasur empuk.

Tapi terkadang bersetubuh di tempat lain memang perlu juga. Untuk menghilangkan kejenuhan.

Setelah aku menungging di atas tempat tidur, Hen membenamkan batang kemaluannya sambil berlutut di hadapan bokongku.

Dalam keadaan berlutut itulah Hen mengentotku lagi.

Cukup lama Hen bertahan dalam posisi ini. Sampai akhirnya penis Hen memuntahkan air maninya, berbarengan dengan orgasmeku yang ketiga kalinya... !

Crotcrot....croooot.... crooooottttt.... croooootttttt.... crot... crooooooooottttttttttttt.... !

Lalu kami sama-sama terkapar. Sampai akhirnya tertidur dalam keadaan sama-sama telanjang.



Esok paginya....

Setelah menyantap breakfast yang disediakan oleh hotel, kami pun bersiap-siap untuk jalan-jalan ke hutan seperti yang diceritakan oleh Mahendra kemaren.

Kukenakan celana sport, baju kaus dan sepatu yang serba putih itu.

Selesai berdandan, Mahendra memujiku terus, “Tante cantik dan seksi sekali mengenakan pakaian itu, “ katanya sambil memegang kedua pangkal lenganku.

Yang dimaksud hutan tanaman obat-obatan itu adalah sebuah bukit yang terletak di belakang pabrik tempatnya Hen bekerja. Sekeliling bukit itu dipagar dengan pagar kawat berduri. Untuk memasuki hutan itu harus melewati pintu yang dijaga oleh dua orang satpam.

Tampaknya Hen cukup dikenal oleh kedua orang satpam itu. Mereka mempersilakan kami masuk dan langsung mendaki bukit itu lewat trap tembok cor yang sudah disediakan. Pasti pabrik itu yang membuat trap rembok agar bukitnya mudah untuk didaki.

Kalau dilihat dari jauh, bukit itu hanya tampak ditumbuhi oleh pohon-pohon pinus dan mahoni yang tinggi-tinggi menjulang. Tapi kalau dilihat dari dekat, di antara pohon-pohon tinggi dan kokoh itu banyak tanaman obat-obatan yang pendek-pendek. Dan aku tidak tahu apa saja nama pohon obat-obatan itu.

“Jadi obat-obatan yang diproduksi oleh pabrik itu berasal dari tanaman di bukit ini semua Hen ?” tanyaku lugu.

“Owh nggak Tante. Tanaman obat-obatan di sini hanya untuk bahan penelitian. Untuk bahan produksi sih dikirim oleh perusahaan-perusahaan lain. “

“Ogitu ya. Hmm... memang indah pemandangan di sekitar bukit ini Hen, “ ucapku sambil menggandeng pinggang Hen. Sambil merasakan suasana romantis di hutan yang tampak teratur rapi ini.

“Kita baru separuh jalan. Nanti di puncaknya lebih indah lagi Tante, “ sahut Hen.

Aku tidak menyahut karena sedang merasakan suasana tenang... sunyi... lengang dan romantis. Memang ada bunyi kicau burung di kejauhan, seolah musik alam yang menentramkan perasaan.

“Hen... “ ucapku setengah berbisik, “kita mau main di mana ?”

“Nanti di puncaknya Tante. Ada gubuk di situ... “

“Kalau ada orang lain nanti gimana ?”

“Nggak mungkin Tante. Sekarang kan sedang libur. Penelitian hanya dilakukan di hari kerja. Sedangkan orang luar tidak boleh memasuki hutan ini. Karyawan juga hanya beberapa orang yang diperkenankan memasuki hutan ini. “

“Suasananya memang romantis Hen. “

“Iya... kontolku udah ngaceng ni Tante, “ sahut Mahendra sambil memijat celana training yang dipakainya, tepat di bagian anunya.

“Masa sih ?!” aku jadi penasaran. Tangan kananku menyelinap ke balik celana training hitam yang Mahendra kenakan. Dan... kontol Mahendra benar-benar sudah ngaceng... !

Aku memaklumi hal itu. Karena Hen masih ABD (anak baru dewasa). Tentu saja fisiknya masih serba tokcer.

Itu pula yang membuatku senang dengan daun muda. Karena untuk menikmati kejantanan anak muda, tak usah payah-payah membangunkan nafsunya. Lewat percakapan saja penisnya bisa ereksi secara perfect.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd