Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

•IDIOT'S DAD• (Copas' by_Hyo)

LittleMiss_LS

Suka Semprot
Daftar
30 May 2015
Post
12
Like diterima
0
Bimabet
Sebener nya mau copas yg cerbung, tapi berhubung tidak diizin kan dan cuma cerpen yang diizinkan untuk di copas ya sudah, padahal pengeeeen bangeeet bisa berbagi cerbung Kak Hyo disini :'( huhuhu...
Tapi tak apalah ... Semoga suka ya walau ini copas :'D hehe

~cekidottt~



“IDIOT’S DAD”


Aku memang bukanlah surgamu, Aku memang bukanlah segala-galanya mengalahkan sosok malaikatmu. Tapi setidaknya sedikit saja fikirkan aku, Letakkan namaku sedikit saja di bagian cel otakmu. Itu sudah lebih dari cukup. Aku sangat berterima kasih. Aku menyayangimu seperti Ibu mu menyayangimu. Aku sangat sangat menyayangimu.

*****

Pria ini menata balon-balon yang sudah ia tiup sendiri. Ia menatanya disetiap lubang kayu panjang yang berada di tangan kirinya. Hari ini seperti hari kemarin dan kemarin baginya. Inilah pekerjaanya sebagai penjual balon. Bibirnya tak henti-hentinya senyum-senyum sendiri. Tingkah sedikit aneh. Yah, pria tua ini memang sedikit memiliki keterbelakangan mental. Namun ia tau apa yang sedang ia lakukan, Ia mengetahui siapa namanya, ia mengetahui dengan siapa ia tinggal. Namun ia sedikit tak akan mengerti jika ada orang yang mengajaknya bicara.

“Balon. Ayo beli balon. Balonnya saya sendiri yang meniup. Ayo beli balon. Balon untuk bayar sekolahnya Alys. Hehehe. Alys harus sekolah biar jadi anak pintar. Ayo beli balon”

Itulah yang setiap hari pria tua ini katakana di sepanjang jalan. Tak jarang pun banyak orang yang lewat menganggapnya gila. Namun pria ini Nampak tak peduli. Memang beginilah dirinya yang tidak sesempurna manusia lainnya. Namun ia tetap bersyukur setidaknya ia bisa merasakan bagaimana detakan jantungnya bekerja, bagaimana setiap detik uap hangat akan keluar dari hidungnya.

“Balon ayo beli. Hehehe . balonnya banyak. Balonnya untuk sekolah Alys. Alys harus sekolah. Balon ayo di beli “

*****

Gadis cantik bertubuh tinggi, itulah sosok gadis remaja yang bernamakan Alys. Saat ini ia telah duduk di bangku kelas 2 SMA. Ia mengembuskan nafas beratnya, merasakan bagaimana setiap hari sulitnya hidup yang ia rasakan. Hidup hanya sebatang kara. Ah . . tidak. Gadis ini masih mempunyai sosok ayah yang begitu sangat menyayanginya. Ayah yang rela melakukan apa saja untuknya. Namun bagi gadis ini lelaki itu adalah sebuah mala petaka baginya. Gadis ini selalu saja mengira bahwa ibunya meninggal dikarenakan ayahnya. Namun pada kenyataanya tidaklah seperti itu. Ibu Alys begitu sayang suaminya. Sampai ia mau menerima sang suami dengan apa adanya. Dan membesarkan seorang gadis cantik seperti Alys. Namun sang ibu mengalami sakit berat dan harus pergi meninggalkan Alys sejak gadis ini berjodejiun.

“Baiklah Alys. Kamu adalah seorang putri cantik di sekolah ini. Tidak akan ada yang tau siapa dirimu sebenarnya. Yang mereka tau bahwa Alys adalah gadis lugu.“ ujar Alys lantas memasuki kelasnya dengan penuh tenang.

Wajah yang begitu lugu memang tergambar jelas dari ekspreski gadis ini. Siapa pun akan mengira bahwa gadis ini adalah gadis yang memiliki hati yang seperti mutiara. Gadis kecil yang begitu pandai memanipulasi semua yang ada pada dirinnya.

“Pagi Alys .. ”

Serempak semua teman-teman Alys yang memang begitu menunjung tinggi gadis ini. Mereka berlomba-lomba untuk dapat bisa berteman dengan sang putri lugu ini. Putri lugu yang menjelma menjadi seorang anak pemilik perusahaan batu bara terkenal di kota Kalimantan.

“Lys sini. .” panggil Adit yang merupakan kekasih dari gadis ini.

Alys menyunggingkan senyumnya dan mengangguk. Ia segera berjalan menghampiri sang pacar. Alys duduk dibangku sebelah Adit. Kedua anak ini mulai mengobrol ringan seperti biasanya. Adit selalu membanggakan dirinnya karena bisa menjadi kekasih sang putri bernamakan Alys ini.

“Nanti pulang sekolah aku antar pulang ya” ujar Adit yang selalu ingin mengantar Alys pulang.

Selama 5 bulan mereka menjalin hubungan menjadi pasangan kekasih. Adit sama sekali tak pernah menginjakkan kakinya di rumah Alys. Karena Alys selalu beralasan bahwa rumahnya jauh, dia sudah dijemput sama supir, mamanya tidak mengizinkan ada orang lain masuk, dan sebagainya.

“Boleh sih. Tapi jangan salahkan kalau tiba-tiba mama aku gak suka sama kamu” ujar Alys santai dan tanpa beban.

Raut wajah Adit langsung berubah dengan ketakutan. Ia memfikir ulang kembali kata-katanya.

“Yaudah deh gak jadi. “ lanjut Adit.

Tentu saja ia tak ingin hubungannya putus dengan sang putri yang penuh kepalsuan ini. Alys tersenyum penuh arti. Kelegaan menyelimuti dirinnya. Setidaknya dewi fortuna kali ini berpihak kembali di posisi dirinya dan menyelamatkannya.

*****

Alys membuka pintu rumahnya dengan malas. Dan saat itu juga ia dapat melihat jelas seorang pria paruh baya dengan rambut sedikit beruban langsung berdiri dan tertawa senang sambil sedikit berloncat-loncat.

“Alys pulang. Alys sudah pulang. Anak ayah sudah pulang . Anak ayah sudah pulang“ ujar Pak Handi sambil menepuk-nepukkan kedua tangannya.

Alys menatap ayahnya dengan wajah tak suka dan penuh kesinisan.

“Cissh . menjijikan” desis Alys tak suka.

Pak Handi mengeluarkan sebuah lembaran kertas dari kantongnya yang tak lain adalah uang. Pak Handi lantas menjulurkan tangannya yang terdapat lembaran uang seribu bercampur dua ribuan dan sepuluh ribuan kepada sang anak.

“Balon Ayah laku banyak hehehe Alys bisa beli banyak sepatu dan tas . Alys bisa terus sekolah. Heheh alys bisa makan daging dan ayam . Hehhe. Ini uang untuk Alys heheheh“ ujar Pak Handi tak beraturan.

Alys menatap uang tersebut dengan tatapan kosong.

“Berhentilah jadi penjual balon. Aku tidak pernah butuh uangmu . Aku bisa cari uang sendiri” ujar Alys pelan masih menatap uang tersebut dengan tatapan seperti tadi.

“Alys cepat ambil uangnya dan pergi beli sepatu hehehee. Ini uang untuk Alys. Besok ayah akan lebih banyak meniup balon hehe dan menjual balon heheh. Alys biar rajin sekolah dan jadi anak pintar hehehe. “

“Aku bilang berhenti jadi penjual balon. Berhenti ya berhenti... “ ujar Alys masih dengan nada pelan namun lebih penuh penekanan.

Alys lebih menundukkan kepalanya.

“Alys uangnya ini banyak , uangnya untuk Alys. Ambil heheh. Ayah tidak butuh. Ayah tadi sudah beli nasi putih dan air putih di warung. Hehe. Ayah sudah kenyang. Hehe biar Alys bisa beli sepatu dan tas yang bagus hehehehe ayo ambil uangnya” Alys mencengram kedua tangannya dengan sangat erat.

Menahan bendungan air matanya yang sudah mulai menimbun di pelupuk mata cantiknya.

“AKU GAK PERNAH BUTUH UANGMU! JADI BERHENTI JADI PENJUAL BALON! BERHENTI UNTUK MENGURUSIKU!“ Teriak Alys dengan kencang membuat Pak Handi langsung terdiam seribu bahasa dan raut wajahnya mulai takut kedua tangannya pun perlahan mulai ia turunkan.

“Daging ? Sepatu ? Aku gak pernag butuh! Lihat dirimu. Apakah kamu pernah memakan ikan? Apakah kamu pernah memakan daging? Bahkan krupuk saja apakah kamu pernah makan ??”

“Aku setiap hari makan semua itu . Aku setiap hari bisa beli sepatu sendiri. Aku setiap hari bisa makan daging. Jadi jangan pernah khawatirkan aku lagi. Aku sama sekali tidak butuh”

“Alys kenapa menangis ? Alys sakit ? Alys menangis ? Apakah uangnya tidak cukup membeli sepatu ?? Bagaimana ini ? Alys menangis. Alys menangis. Apa yang harus aku lakukan” Alys menundukkan kepalannya.

Kedua tangannya mencengkram erat rok abu-abunya menahan semua rasa sakit di dadanya saat ini.

“Aku harus cari uang lagi untuk Alys. Alys tidak boleh menangis. Alys harus makan daging. Alys harus makan ayam. Alys harus tersenyum. Alys putri ayah yang cantik tidak boleh nangis atau pun sedih. Alys harus tersenyum. Alys tidak boleh nangis. Alys tidak boleh nangis “ Pak Handi meletakkan uangnya tadi di atas meja.

Setelah itu ia lantas mengambil topi yang biasa ia pakai jualan dan mulai berjalan keluar rumah. Alys masih terdiam di tempatnhya semula. Ia dapat mendengar suara gaduh diluar. Dimana sang ayah mengambil perlatan yang biasanya dipakai untuk jualan balon.

“Alys tidak boleh nangis. Aku harus bisa jual banyak balon malam ini. Alys tidak boleh nangis “ samar-sama suara itu mulai menghilang.

Kaki Alys lemas seketika. Ia langsung terduduk di depan pintu. Entah sebenarnya Alys membencinya atau peduli kepada pria tua itu. Bagi Alys pria itu begitu sangat menyiksanya. Alys sangat benci dengan pria itu tapi kenapa pria itu selalu bersikap seperti ini kepadanya.

DEENGG. .. DENGG. .. DENGG . . .

Alys mendongakkan kepalanya, melihat ke arah jam dinding yang berbunyi menandakan bahwa sekarang sudah jam 10 malam tepat.

“Alys kamu gak perlu mengkhawatirkan pria itu. Pria itu bukan siapa-siiapa. Pria itu yang membuatmu menderita dan membuat mamamu meninggal. Pria itu tidak pantas dikasihani. Alys jangan kasihan. Jangan pernah kasihan”

“Kamu tidak boleh peduli kepada pria itu“

“TIDAK AKAN!”

******

00.30 (Jalan Raya)

“Balon... Balon ayo dibeli balonnya. Balon bagus . Balon... Balon... Uangnya untuk Alys. Biar Alys tidak menangis lagi. Alys harus tersenyum. Alys harus beli sepatu hehehe Ayo beli balon. Ayo beli balon “

“Balonnya asli aku yang meniupnya sendiri. Balon siapa yang mau beli balon. Ayo beli balon. Balon... Balon... Balon... Beli balon... Dibeli balonnya hehehehhe..”

“Balon... Balon... Balon... Balonnn....”

****

Keesokan Pagi Alys keluar dari kamarnya, ia melihat ke sekitar dan tak ada sosok pria itu di kursi panjang yang biasanaya dibuat tidur oleh sang ayah. Alys seolah tidak peduli dan segera berjalan ke kamar mandi. Ia tak ingin telat berangkat sekolah. Hari ini ia harus mewakili kelasnya dalam perlombaan Miss.School. Dan tentu saja Alys percaya bahwa dirinnya akan menjadi juara pertama seperti tahun yang lalu. Hari ini akan ada acara Festival di sekolah Alys. Dimana terbuka untuk umum. Dan banyak reporter dari luar yang akan meliput acara ini.

*****

Pak Handi menyeka keringatnya. Matahari semakin naik ke atas dan semakin panas. Sedari malam ia sama sekali tak berhenti berjalan dan meniup balon yang akan ia jual.Rasa lelah dan letih tak ia rasakan. Di otaknya hanya terfikirkan satu nama yaitu sang anak. Baginya Alys adalah nyawa dan kebahagiannya.

“Balon... Di beli Balon... Bagus.. Ayo beli balon. . . . “ langkah Pak Handi berhenti di sebuah sekolah menengah dan tentu jelas ia tau tentang sekolah ini. kedua matanya seolah mendapat sebuah cahaya terang.

“Sekolahnya Alys . Wahh... Rame hehehe. Aku bisa jual balon disana hehe. Alys pasti senang bisa bertemu dengan aku hehehe . Dan balonya terjual banyak . heheh Alys tidak akan menangis lagi . Hehehehehe “

“Aku harus masuk heheheh”

Sebentar lagi waktunya Alys untuk tampil Ia sudah masuk kedalam 3 besar . Dan final Miss.School sudah di depan mata.

“Ini dia juara bertahan kita Alys Fyza Putri “ suara MC menggelegar di seantro sekolah.

Dan gadis cantik pun keluar dari belakang stage. Gadis ini melenggang begitu cantik diatas panggung dengan dress selutut dan make-up yang sangat natural Alys mengembangkan senyum alaminya.

“Balon. . Ayo dibeli balon. Balon hehe. Balon aku yang meniup sendiri hehhe. Balon balon bagus . hehehe balonnya harus terjual biar Alys tidak menangis lagi. Alys tidak boleh menangis. Bantu beli balon. Ayo bantu saya . Hehehe Ayo beli balonnya”

Langkah Alys langsung berhenti di tengah panggung. Dengan jelas dari atas ia dapat melihat sosok pria tua itu. Tubuh Alys mulai menegang. Keringat dingin mulai keluar dari kulitnya. Alys menatap ke orang-orang dan para juri yang binggung kenapa dirinya berhenti tiba-tiba.

“Maaf aku harus pergi “ ujar Alys dengan cepat dan segera turun dari panggung.

Semua penonton merasa heran sendiri dan terkejut dengan apa yang dilakukan oleh gadis itu. Alys segera berlari menjauh dari panggung. Ia berlari menuju ke ruang ganti pakaian dengan cepat gadis itu segera mengganti pakaiannya dengan seragam semula. Alys menambahkan jaket ke tubuhnya dan sebuah topi ia kenakkan di kepalannya setelah itu Alys mulai keluar dari ruang ganti dan berjalan ke area lapangan dimana tempat fastival diadakan. Alys mencari sesosok pria tua tadi yang tak lain adalah ayahnya.

“Balon. . Beli balon. Ayo beli balon. Heheheh dibeli hehehe” banyak pasang mata yang menatap pria tua ini dengan tatapan aneh, jijik, mengerikan dan seolah menghindar. Menganggap bahwa pria ini gila. Dua orang satpam berjalan cepat menuju pria tersebut dan saat itu juga dua satpam itu segera menyeret pria tua ini dengan seenaknya dan tanpa rasa kasihan dengan banyak mata yang menonton kejadian ini. Alys mematung ditempat, matanya tak beralih dengan apa yang ia lihat saat ini. Bagaimana pria itu diseret seperti kambing gila.

“Balon. Ayo beli balonnya. Nanti Alys menangis. Ayo dibeli balonnya. Balonnya bagus. Lepaskan saya . Saya harus jual balon ini”

“Alys harus makan daging. Alys harus makan nasi dan jus jeruk kesukaan Alys. Alys tidak boleh kelaparan . Ayo beli balon” teriak pria tua tersebut semakin lantang membuat dua satpam itu semakin kasar kepada pria tua ini. Alys menghembuskan nafas beratnya berkali-kali. Ia membenahkan topinya lebih kedalam agar wajahnya tidak terlihat dan merapatkan jaketnya. Setelah itu ia memilih untuk kembali ke kelas saja. Ia tak ingin ada yang mencurigai dirinnya.

*****

Pak Handi mengedarkan pandangannya dengan senyum yang masih terlihat di raut wajahnya. Senyum dengan semua gigi yang terlihat jelas. Dan wajah yang terlihat mulai lelah. Pak handi melihat-lihat sepatu yang ada di toko besar ini.

“Aku beli sepatu itu. Buat Alys. Bagus sepatunya heheh. Alys pasti suka. Alys pasti suka sepatu itu. Sepatu yang cantik seperti Alys hehehe. Sepatu cantik hehehe“

“Sepatu itu aku ingin beli. Hehehe... Harganya pasti mahal hehe. Aku harus jual balon lagi hehehe. Biar Alys punya sepatu bagus seperti itu hehehe “

“Alys harus tersenyum lagi. Alys tidak boleh menangis hehehe”

*****

Alys menahan semua emosinya, ia sedari tadi sudah berdiri di depan rumahnya. Menunggu kedatangan ayahnya dengan emosi yang sudah di ubun-ubun. Udara dinginnya malam mulai terasa. Dan hari pun semakin gelap. Tanda-tanda kehadiran Pak Handi belum terlihat sedari tadi.

Alys menatap ke atas langit yang nampak hitam pekat. Kilatan petir beberapa kali ia lihat. Bau tanah yang lembab mulai menusuk hidung Alys. Gadis ini masih tetap berdiri disana dengan tatapan tajam.

ZZSSRRRRRR . . .. . .

Akhirnya hujan pun turun dengan derasnya. Gemuruh petir terdengar jelas. Alys menggosok-gosokkan tangannya yang mulai kedinginan. Dan tak lama kemudian Alys dapat melihat jelas seorang pria tua berjalan menuju rumahnya tanpa memakai baju. Alys membelakakan matanya dan mengernyitkan keningnya.

“Apa yang dilakukan pria gila ini ??” desis Alys tak mengerti.

Ia menunggu saja sampai pria ini berhenti di depannya.

“Alys. Ayah beli sepatu baru untuk Alys heheh. Sepatunya cantik seperti Alys hehehe... Jadi Alys tidak perlu menangis lagi hehehe. Alys lihat sepatunya hehe sepatu cantik. Sepatu cantik .. “ Pak handi yang baru sampai diteras rumah begitu saja meletakkan peralatannya dan segera membuka sebuah kantong kresek hitam besar.

Alys membelakakan matanya kembali, melihat apa yang dikeluarkan oleh sang ayah. Dimana kotak sepatu tersebut terbungkus dengan baju ayahnya.

“Sepatunya tidak boleh basah. Heheh jadi harus di tutup baju hehehhe. Nanti Alys sedih kalau sepatunya basah heheheheh“ Alys menatap baju tersebut yang telah di buang begitu saja oleh Pak Handi.

Alys mengikuti kemana baju itu jatuh dan mulai basah karena air hujan.

“Alys lihat ini sepatunya bagus sekali hehehehe. Alys sepatunya cantik seperti Alys heheh. Alys suka sepatunya heheheh. Ayo pakai pakai pakai. Alys harus memakai sepatu ini hehehe. Alys pakai sepatunya hehehe“

“Alys tidak suka sepatunya ??. Sepatunya tidak cantik ?? Alys menangis lagi kah ? Alys tidak suka sepatunya ??” cemas Pak handi melihat sang anak yang masih diam saja dari tadi seperti patung.

Tubuh Alys bergetar kembali, Ia mengigit bibirnya sekkuat-kuatnya menahan agar dirinya tidak menangis kembali. Menahan rasa sakit di dadanya. Ia tak berani menatap ayahnya yang begitu terlihat memiriskan sekali.

“Bagaimana ini ? Alys tidak suka sepatunya ? Bagaimana ini. Ayah bodoh. Ayah bodoh. Aku Ayah bodoh. Alys tidak suka. Alys tidak suka ..“ Pak handi mulai kebingungan sendiri.

“Aku harus menukarnya. Aku harus membelikan Alys sepatu dan tas juga. Yang sangat bagus. Alys juga semakin kurus bagaimana ini ?“

“Alys pasti tidak makan daging hari ini ?? Alys pasti kelaparan. Aku harus menjual balon lagi. Aku harus menjual balon lagi. Alys tidak boleh kurus. Alys tidak boleh nangis” dengan gerakan cepat Pak Handi segera mengambil peralatannya dan berlari tanpa mengambil atau memakai bajunya yang ia buang tadi.

Seolah tak peduli derasnya hujan malam ini dan dinginnya malam. Pria tua itu begitu menginginkan kebahagian anaknya sampai tidak menghiraukan bagaimana keadaan dirinya.

Alys melangkahkan kakinya kedepan. Langkah demi langkah mendekati baju sang ayah yang sudah basah dan kotor karena tanah yang basah. Air hujan mulai membasahi tubuh gadis ini. tangan Alys perlahan mengambil baju tersebut.

“Ayah . . .” lirih Alys penuh gemetar dan saat itu juga air mata gadis ini langsung mengalir.

Dan untuk pertama kalinyalah Alys menyebut kata itu. Kata yang baginya adalah kata yang paling tabu di dunia ini dan tak mungkin ia ucapkan. Alys membersihkan tanah-tanah yang menempel di baju itu. Baju yang sudah tak layak pakai dan banyak jahitan dimana-mana.

Alys melangkahkan kakinya kembali untuk masuk kedalam rumah dengan tangan yang masih memegang baju tersebut. Alys menghapus air matanya dengan cepat. Menghembuskan nafas beratnya lagi.

“Terserah. Aku tidak peduli dengan dia. Aku tidak peduli !“

“Dia bukan ayahku! Dia hanya penghancur hidupku !“

“Alys kamu tidak boleh kasihan dengan dia. Dia adalah pria jahat. Pria sangat jahat !“

*****

Wajah Pak Handi terlihat mulai pucat. Bibirnya memutih. Namun ia masih tetap berjalan menjajahkan balon yang berada di tangannya. Dengan suara gemetar ia masih berusaha melantangkan suaranya.

“Balonn... Beli Balon saya. Kasihan Alys menangis lagi. Alys ingin sepatu yang bagus. Alys ingin makan daging. Kasihan Alys kurus. Alys cantik tidak boleh menangis dan kurus . Ayo beli balon saya . Balon bagus“

“Dibeli balon sayaaa. Alys harus makan nasi dan daging. Alys harus beli sepatu cantik. “ Pak Handi mengusapi wajahnya yang terkena air hujan. Ia masih terus saja berjalan. Lalu halang suara mobil di jalanan mulai berlomba dengan suara gemetar Pak Handi. Pak Handi memberhentikkan langkahnya di depan rumah sakit. Ia menatap rumah sakit besar itu dengan wajah berbinar.

“Aku bisa jual balon ini disana hehehe. Pasti balonnya akan laku banyak hehehe, Aku harus meniup banyak balon lagi hehehe. ”

“Aku harus bisa membeli sepatu yang paling bagus untuk Alys hehehe” Pak Handi mulai duduk di pinggir trotoar dekat rumah sakit itu. Pria ini mulai meniupi balon tersebut satu persatu. Dengan sisa energinya.

Bagaimana pria ini bisa bertahan hidup seperti ini? tanpa makan? Tidur dan terus bekerja . Dan semangatnya begitu besar hanya demi sang anak yang sama sekali tak peduli kepadanya. Begitu besar pengorbanan pria tua ini kepada anaknya.

“Aku harus menjual semuanya hehehe. Balonnya bagus dan cantik seperti Alys hehhe“ Pak handi pun mulai memasuki rumah sakit. Di tangannya sudah terdapat banyak balon yang telah ia tiupi tadi.

****

Keesokan harinya... Alys terbangun dari tidurnya karena terdengar ketokan dari pintu rumahnya. Alys membangunkan dirinya ia melihat ke daerah sekitarnya. Alys menghelakan nafas sesaat. Ternyata semalam ia tertidur di sofa yang biasanya digunakan ayahnya tertidur.

“Apakah dia tidak pulang lagi ??” tanya Alys dengan nada sedikit sinis.

Alys melihat ke tangannya. Dimana ia masih memegang baju lusuh ayahnya yang sudah mulai mengering.

Tok...Tok...Tokkk...

Suara ketokan pintu menyadarkan Alys kembali. Gadis ini mengernyitkan keningnya heran. Siapa yang bertamu sepagi ini. Alys menatap ke jam dinding rumahnya.

“Masih jam 5 pagi ? Aisshhh... “ kesal Alys dan dengan enggan berdiri dari tempat duduknya.

Ia berjalan untuk membukakan pintu. Alys terdiam di depan pintu dengan kepala penuh tanda tanya. Dimana didepannya berdiri seorang pria yang begitu tampan dan tidak terlihat begitu tua. Pria ini seperti berumur sekitar 29 atau 30an. Pria itu tersenyum kepada Alys. Alys melihat pria itu dengan aneh. Dimana di kedua tangan pria itu terdapat sebuah kotak besar berwarna Hijau yang merupakan warna kesukaan Alys.

“Siapa ya ?” tanya Alys datar. Pria itu tersenyum kembali.

“Boleh saya masuk ?” tanya pria itu balik.

Alys yang binggung hanya mengangguk kaku. Dan mempersilahkan pria tersebut masuk kedalam rumahnya. Kini Alys dan pria tersebut telah duduk bersampingan. Nampak pria itu mulai kebingungan membuka alur pembicaraan.

“Ini ada kado untuk kamu“ ujar pria itu dan menyerahkan sebuah kotak besar tersebut kepada Alys.

Alys mengernyitkan keningnya kembali. Mulai sedikit takut dan curiga dengan pria ini.

“Tenang saja aku bukan orang jahat. Kamu buka dulu saja kadonya” lanjut pria itu yang mengerti raut wajah gadis cantik disebelahnya ini.

Dengan ragu-ragu Alys membuka kado itu. Mata Alys langsung kaget melihat isi didalamnya. Dimana didalam kado itu terdapat sebuah sepasang sepatu yang begitu cantik dan bermerk dengan warna hijau dan juga tas cantik yang ia tahu harganya sangatlah mahal dan berwarna hijau juga.

“Waahhh, Keren banget. Sepatunya dan tasnya bagus banget .... “ ujar Alys tak sadar.

Ia begitu terpesona akan kecantikan sepatu dan tas di depannya ini.

“Itu untuk kamu” ujar pria itu kembali.

“Untuk aku ??” tanya Alys semakin kaget dan binggung.

Alys menatap pria itu mencari kejujuran. Pria itu tersenyum dan mengangguk dengan yakin.

“Ka .. kam ..kamu siapa ?? bagaimana bisa kado sebagus dan semahal ini untuk aku ??“

“Itu dari seseorang yang begitu sayang kepada kamu “

“Sayang kepada aku ? Siapa ? Adit ??” sahut Alys dengan cepat.

Pria itu mengernyitkan keningnya sebentar lantas menggelengkan kepalanya. Ia mengambil sebuah amplop kecil dari saku celananya.

“Orang itu menuliskan surat untuk kamu” ujar pria itu kembali dan memberikan amplop kecil tersebut kepada Alys.

Alys pun menerimanya saja dan segera membukanya. Dimana didalam Amplop tersebut terdapat sebuah surat kecil. Alys mengenali tulisan ini, tulisan yang sangat berantakkan dan tidak jelas. Namun bagi Alys ia sudah terbiasa dengan tulisan tak beraturan ini dan sudah mahir membaca tulisan tersebut. Alys perlahan membaca isi surat kecil ini.

“Sepatu cantik untuk Alys, Tas cantik untuk Alys. Alys tidak boleh menangis. Alys harus tersenyum. Alys anak ayah yang sangat cantik. Alys jangan menangis . Alys tidak boleh kurus dan harus makan nasi daging. Ayah sangat cinta Alys yang cantik. Alys putri ayah yang cantik”

Surat tersebut begitu saja terjatuh dari tangan Alys. Tangan Alys mulai gemetar. Bahkan seluru bulu kuduknya merinding sempurna di tubuhnya. Alys merasakan ketakutan. Entah ketakutan apa ini. Alys pun tak mengerti.

“Ayah kamu sangat luar biasa” ujar pria itu dengan senyum keterharuan.

Alys tak peduli dengan ucapan pria itu. yang ia ingin tau adalah dimana ayahnya sekarang berada.

“Dimana dia sekarang ?” tanya Alys dengan nada dingin dan masih menatap kedepan dengan tatapan kosong.

Nafas Alys mulai tak beraturan.

“Ayah kamu ??” pria tersebut membalikkan pertanyaan.

Dari nada suaranya pria ini mulai kebingungan untuk menjawab pertanyaan Alys.

“Dimana dia sekarang ??” tanya Alys sekali lagi.
Alys mengcengkram tangannya yang mulai berkeringat dan basah.

“Ayo ikut aku sekarang. Aku akan menunjukkan dimana ayah kamu“

-------

Sementara ini dulu yaa... Dipotong karna panjang sekali :)

(To Be Continue)
 
Terakhir diubah:
Wah nanggung gan, pas konfliknya memuncak malah dipotong, em, jadinya cerbung dong klo
dipotong :Peace:

Em, kok tanda kalimat percakapan gak pake tanda " gaan, agak pusing si bacanya, :ampun: tapi ceritanya bagus.

Tetangga ane ada yang seperti ayahnya alis, tiap hari jual kerupuk, tp ane respek sama beliau, karena mencari rejeki halal.
 
Wah nanggung gan, pas konfliknya memuncak malah dipotong, em, jadinya cerbung dong klo
dipotong :Peace:

Em, kok tanda kalimat percakapan gak pake tanda " gaan, agak pusing si bacanya, :ampun: tapi ceritanya bagus.

Tetangga ane ada yang seperti ayahnya alis, tiap hari jual kerupuk, tp ane respek sama beliau, karena mencari rejeki halal.

Hahaduh jangan panggil `gan` :'D dan btw aku cewek hhhe... Satu update lagi tamat kok, cuma kepanjangan aja, aku nulis nya dihp soal nya.
Bukannya uda pake tanda " ya ???
 
Ups,, sori sist hehe,, :Peace:


“Dimana dia sekarang ??â€


Keluarnyaa kok gitu ya,, acoe, gt.
 
Maaf aku baru bisa lanjut, sinyal ditempatku emang lagi jelek... hehe... aku bawa lanjutan nya iniii....

Siapin tissue banyak jangan lupa :D
Selamat menikmati...


~cekidottt~



“IDIOT’S DAD”

.
.
.
.
.
.


“Ayah kamu ??” pria tersebut membalikkan pertanyaan.

Dari nada suaranya pria ini mulai kebingungan untuk menjawab pertanyaan Alys.

“Dimana dia sekarang ??” tanya Alys sekali lagi .

Alys mengcengkram tangannya yang mulai berkeringat dan basah.

“Ayo ikut aku sekarang. Aku akan menunjukkan dimana ayah kamu“


*****

(Rumah Sakit Medical)

Alys terdiam dengan tatapan kosong. Tubuhnya sudah terasa tak ada energi lagi. Untuk bernafas saja ia merasa sangat susah sekali. Tubuhnya pun tak ada hentinya gemetar sendiri. Di depannya saat ini seorang pria tua degan rambut yang sedikit memutih terbaring. Bibirnya memutih. Kedua matanya menutup rapat. Hidungnya yang mancung kini tak mengeluarkan nafas hangat lagi. Selimut putih menutupi tubuh pria ini sampai bagian pinggang. Di bagian tengah dada pria ini terdapat sebuah jahitan yang terlihat masih baru.

“A . . .ya .. h . . “ lirih Alys dengan semampu yang ia bisa.

Dan untuk kedua kalinya ia mengucapkan kata ini. Dua kali dalam seumur hidupnya. Dan saat itu juga air mata Alys mulai mengalir setets demi tetes dan lama-lama menjadi aliran sungai yang sangat deras. Perlahan tangan kanan Alys menyentuh tubuh pria tua didepannya ini. Dingin, itulah yang Alys rasakan. Alys menyentuh tangan ayahnya. Dan ia tak dapat merasakan denyutan nadi di pergelangan ayahnya.

“Ay .. .ah ... “ lirih Alys kembali.

Gadis ini mulai terisak namun masih tak bersuara.

“Kenapa kamu melakukan semua ini ??”
“Apa yang kamu lakukan ??”

“Kenapa??”

“Kenapa ??”

*****

7 jam yang lalu . . ..

“Baloon . beli balon saya. . Ayo beli balon . .kasihan Alys. Alys kasihan . Alys cantik menangis. Alys harus beli sepatu. Alys harus makan daging . Ayo beli balon .” pak Handi masih begitu semangat menjajahkan balonnya didalam rumah sakit.

Banyak pasang mata menatapnya aneh.

“Ma. Papa pasti selamat. Mama tenang saja. Mama jangan seperti ini" teriak seorang gadis remeja dengan tangisan yang tak terbendungkan.

“Dok . . saya mohon selamatkan suami saya dok. Saya mohon dok. . Selamatkan suami saya. Saya akan membayar berapapun. Saya akan membayar dengan biaya 10 kali lipatnya. Syaa mohon dok selamatkan suami saya” wanita ini tak kalah histerisnya daripada anaknya.

Membuat sang dokter muda dan tampan ini semakin kebingungan.

“Suami anda bisa selamat bu. Dengan jalan satu-satunya adalah dia mendapatkan jantung pengganti atau donor jantung. “ ujar dokter tersebut dan membuat wanita ini bergegas menghapus air matanya.

“Dok sekarang carikan jantung untuk suami saya. Siapa saja yang mau mendonorkan jantungnya saya akan kasih apapun dok. Bahkan rumah saya pun akan saya kasih. Tapi saya mohon selamatkan suami saya dok. Saya mohon”

Bu .. .tolong tenang. Ibu tenang dulu ya .. “

“DOK SELAMATKAN SUAMI SAYA ! SELAMATKAN SUAMI SAYA !”

“DOK SELAMATKAN PAPA SAYA. SELAMATKAN PAPA ANGGI DOK. ANGGI SAYANG PAPA. ANGGI INGIN PAPA SELAMAT !” anak dan ibu ini mulai menangis bersama dalam ke histerisan.

Bahkan sang ibu sudah diluar kendali dirinnya sendiri.

“SIAPA SAJAA YANG MAU MEMBERIKAN JANTUNGNYA ! TOLONG SUAMI SAYA ! SIAPA PUN YANG MEMBERIKAN JANTUNGNYA KEPADA SUAMI SAYA. SAYA AKAN MEMBERIKAN UANG YANG BANYAK ! SAYA AKAN MEMBERIKAN UANG YANG BANYAAAKKK! “

“Bu tolong tenang. Tolong tenang bu . Tenang . . . “ Dokter ini pun mulai mencoba menenangkan anak dan ibu ini. Dan hal ini memang sudah biasa terjadi di rumah sakit.

****

Pak handi seperti tak tau jalan dan terus saja masuk kedalam menawarkan balonnya. Dan entah menagapa tidak ada satu pun satpam yang mengusirnya dan membiarkan saja pria tua ini berjualan. Mungkin mereka kasihan dengan pria ini.

“Silahkan beli balon saya. Alys sudah lapar dirumah. Alys harus makan daging. Tolong beli balon saaya“ suara Pak handi mulai melemah.

Tubuhnya terasa panas-dingin. Ia masih tidak memakai baju. Dan karena hujan deras tadi yang dengan terang-terangan menghujami tubuhnya. Keringat panas mengujur di wajah pria ini.

“DOK SELAMATKAN PAPA SAYA. SELAMATKAN PAPA ANGGI DOK. ANGGI SAYANG PAPA. ANGGI INGIN PAPA SELAMAT !”

“SIAPA SAJAA YANG MAU MEMBERIKAN JANTUNGNYA ! TOLONG SUAMI SAYA ! SIAPA PUN YANG MEMBERIKAN JANTUNGNYA KEPADA SUAMI SAYA. SAYA AKAN MEMBERIKAN UANG YANG BANYAK ! SAYA AKAN MEMBERIKAN UANG YANG BANYAAAKKK!“

Pak Handi memberhentikkan langkahnya. Ia melihat kejadian tersebut dengan tatapan yang entahlah. Perlahan pak handi mendekati ibu-ibu dan anak tadi beserta seorang dokter yang sedang menenangkan dua wanita ini.

“jantung ?? Saya mau memberikan jantung saya. Saya mau. Mau. Tapi Alys bisa makan daging. Alys bisa beli sepatu bagus. Alys cantik tidak boleh nangis. Alys cantik harus beli sepatu bagus“ tiga orang ini langsung menatap pria ini dengan heran dan penuh tanya.

“jantung saya. Diambil. Ambil saja . Diambil jantung saya. Uang. Uang berikan ke Alys. Alys butuh sepatu cantik. Alys cantik tidak boleh nangis” Pak Handi terus berbicara dengan nada yang semakin tak beraturan.

Pak handi mulai tersenyum.

“Hehehehe. Alys harus beli sepatu cantik. Jantung ini jantung . Ambil. Ambil hehehe” Pak handi menunjuk-nunjuk ke arah dadanya.

Dokter tersebut menatap pak Handi semakin heran.

“Bapak mau ngasih jantung bapak untuk Papa Anggi ?” tanya gadis ini kepada Pak Handi dengan wajah penuh harapan.

“Jantung? Iya jantung saya ambil heheh. Ambil . Alys beli sepatu cantik. Alys cantik harus beli sepatu heehehe“

Mama gadis yang bernama Anggi tersebut segera bangun dari duduknya dan segera menghapus air matanya.

Wanita itu segera mendekati pak Handi.

“Iya iya. Kita akan membelikan Alys sepatu yang mahal dan cantik. Kita akan membelikan Alys daging. Kita akan membiayai Alys makan. Kita akan membuat Alys senang. Bapak mau mendonorkan jantung bapak ? Bapak mau ??” tanya wania itu seperti tak sabar.

“Alys bahagia ? alys senang ? iya . Alys cantik harus senang. Jantung ambil jantung saya . Ambil hehehehe “

“Iya pak . Iya saya janji. Saya akan membelikan Alys sepatu yang cantik dan Alys pasti senang. Terima kasih Pak Terima kasih Terima kasih. .” wanita ini berulang kali membungkukan badanya kepada pria ini.

“Anggi ucapkan terima kasih pak. Telah menyelamatkan ayah Anggi. Terima kasih” kini giliran gadis tersebut yang membungkukan badanya.

Dokter pria tampan ini hanya diam mematung. Binggung dengan apa yang ada didepannya saat ini. semuanya begitu terjadi tiba-tiba.

“Dok ayo laksanakan operasinya dok. Kita sudah temukan pendonornya. Ayo dok laksanakan operasinya” ujar ibu-ibu tadi dengan cepat dan sedikit memaksa.

Dokter tersebut nampak masih ragu dan mendekati Pak Handi.

“Bapak yakin mendonorkan jantung bapak ? Bapak tidak apa-apa kehilangan nyawa bapak ??” tanya dokter ini dengan nada halus.

Pak handi tertawa sendri dengan sangat senang.

“Alys pasti senang dapat sepatu baru. Heheheh. Alys pasti tidak sedih lagi hehhe. Jantung saya tidak perlu saya hehehe . Saya senang lihat Alys senyum hehhe. Ambil jantung saya hehhe. . “

“Alys akan dapat sepatu baru hehehe. Akhirnya Alys cantik bisa senyum hehehe. Alys cantik dapat sepatu cantik. Warna hijau . Sepatu warna hijau. Hehehe. Alys cantik suka warna hijau. Alys cantik hehehe . . “

*****

Alys duduk berlutut. Kepalanya ia benamkan di lengan ayahnya. Gadis cantik ini mulai menangis dan mengeluarkan suara tangisannya. Tubuhnya benar-benar gemetar hebat.

“AKU TIDAK BUTUH SEPATU! “

“AKU TIDAK BUTUH DAGING! “

“AKU TIDAK BUTUH MAKAN! “

“AKU TIDAK BUTUH TAS “

AKU TIDAK BUTUH BODOOOHHH! “

“AKU TIDAK BUTUHHH! “

Alys meremas-remas dadanya sendiri yang terasa begitu sakit sekali. Dalam hidupnya ia tak pernah membayangkan ini semua terjadi kepadanya. Bagaimana bisa ayahnya melakukan ini semua demi dirinnya ?

“Ay . . . ah . . .. .”

“Ay . . . .ah . .. .”

“Ay . .. .ah . . . . “

Lelaki yang datang ke rumah Alys tadi perlahan mendekati Alys. Dia merupakan dokter yang mengoperasi ayah Alys. Dokter tersebut membelai lembut rambut Alys merasa sangatkasihan kepada gadis ini.

“Kembalikan jantung ayah saya . . “ lirih Alys begitu pelan dengan nada yang sangat memohon.

“Kembalikan nyawa ayah saya. . . “

“Kembalikan jantung ayah saya . . “

“kembalikan saya mohon . . “

“Saya mohon dok kembalikan. . “

“Saya mohon . .. .”

“Saya mohon .. . “ Alys langsung merubah arah tubuhnya menghadap ke dokter tersebut.

Gadis ini bahkan langsung bersujud kepada dokter di depannya ini.

“Saya belum minta maaf dok kepada ayah saya. Saya belum pernah memanggilnya ayah sekalipun. Saya belum pernah membelai tangannya . Saya belum pernah memeluknya. Saya belum pernah . . sa . . saya belum pernah . .. saya belu . . .. .” Alys mulai kehabisan kata-kata.

Ia membiarkan saja air matanya terus mengalir.

“Alys bangun. Jangan seperti ini. Ayo bangun “ suruh dokter tersebut.

“Alys mohon dok . kembalikan jantung ayah sayaa ! KEMBALIKAAANNNN DOK KEMBALIIKAAANNN! “

“ALYS INGIN SATU MENIT SAJA DOK ! ALYS INGIN MEMELUKNYA DAN MEMANGGILNYA AYAH DOK ! SATU MENIT SAJA HIDUPKAN DIA DOK! ALYS MOHON ALYS MOHON” Gadis ini membenturkan dahinya berkali-kali ke lantai.

Dan menimbulkan suara yang begitu keras. Dokter itu pun langsung membangunkan Alys dan memeluk tubuh mungil gadis ini.

“Alys sangat jahat kepada ayah. Alys sangat jahat kepada ayah.. Alys tidak butuh sepatu itu. Alys tidak butuh daging. Alys butuh ayah. Alys butuh ayah dok. Alys butuh ayah . . “

“Alys yang seharusnya mati bukan dia dok. Ya tuhaaannn. Apa salah dia tuhaann. Kenapa harus diaaaa??? Kenapaaa??”

“APAA SALAH DIAA TUHAAAAANNNN ???” jerit Alys sudah tak dapat menahan semuanya.

Menahan semua rasa bersalahnya. Menahan segalanya didalam hati dan kepalanya saat ini.

****

Butuh 4 jam lebih untuk menenangkan Alys yang terus menangis dan menjerit-jerit tak ada henti. Kini akhirnya gadis ini dapat diam walaupun dengan wajah yang sangat berantakkan dan tatapan yang kosong. Kedua mata gadis ini sudah memerah dan menimbulkan benjolan dibagian bawah matanya.

Dokter itu membawa Alys kedalam ruangannya. Ada yang perlu ia tunjukkan kepada gadis ini.

“Ayah kamu membuat video buat kamu . Apa kamu mau melihatnya ?” tanya Dokter tersebut yang berniat untuk menghibur Alys.

Setidaknya gadis ini dapat melihat detik-detil ayahnya sebelum operasi.

“Ayah ?? ayah dimana ? Alys mau bertemu Ayah . .. “ ujar Alys dengan capat.

Dokter itu pun segera mengambil laptopnya dan menaruh di depan Alys. Sebuah Video pun terputar di layar itu.

“Ayah . .. . “ lirih Alys menatap layar tersebut.

Dimana di dalam layar itu jelas terlihat Pak Handi yang sedang tersenyum bahagia dengan baju operasinya. Alys menyentuh layar tersebut. Menyentuh tepat di wajah sang ayah, Dan saat itu juga air mata gadis ini mengalir kembali.

“Alys halo alys ini ayah hehehhe. Ayah hallo alys hehehe “ Pak handi melambai-lambaikan tangannnya seperti anak kecil dan menyengirkan bibirnya.

“Alys tidak boleh nangis. Alys dapat sepatu baru cantik. Alys akan dapat sepatu cantik hehe. Alys tidak akan sedih lagi hehehe. “

“Alys cantik putri ayah hehehe. Ayah tidak butuh jantung. Alys harus punya sepatu cantik hehe. Alys harus sekolah rajin. Alys sekolah dengan sepatu cantik hehehhe. Alys butuh sepatu cantik hehehe “

“Alys anak ayah yang cantik dan baik hati hehehe. Alys tidak boleh nangis. Ayah sayang Alys . “

“Ayah cinta Alys . Dada Alys. Hehehe Alys hidup yang sehat. Makan banyak harus hehehe. Alys anak ayah hehehe. Alys . . Alys . . Alyss . . hebat heheh . . . “

Alys memasukkan semua jari-jarinya kedalam mulutnya. Ia mengigitnya sangat erat. Menahan tangisanya dan jeritannya yang akan keluar saat ini. Air mata Alys semakin membanjir lebih deras dari tadi. Tubuh Alys gemetar hebat.

“Apa ada yang ingin Pak Handi ucapkan kepada Alys ? Atau kata-kata yang belum sempat pak handi ucapkan ke Alys ??” sebuah suara dibalik kamera tersebut sedikit terdengar.

Dan membuat Pak Handi terdiam sebentar. Pak handi terlihat menundukkan kepalanya. Dan tak lama kemudian pak handi mendongakkan kepalanya lagi. Dan . .. .

“Ay . . . ah . . . .” gemetar Alys.

Ia menyentuh layar laptopnya. Alys menganga lebar dan langsung membungkam mulutnya dengan kedua tangannya. Sungguh sungguh sebuah keajaiban. Dimana Pak handi tiba-tiba mengeluarkan air matanya dan menatap kamera tersebut layaknya orang normal.

“A . . yah . . . maaf . . .minta . . maaf . . .Ayah tidak bi . .sa ja . .di ayah . . baik . . ayah . . maaf. . banyak . banyak minta maaf . . . “ ujar Pak handi meskipun tak beraturan namun terdapat sedikit keseriusan diwajahnya.

“Ayah bo. .doh . . sangat bodoh. . Ay . . ah . . .tidak bisa buat Alys . . bahagia . . Ayah bodoh . . Ayah . . . buat Alys menangis terus .. Ayah .. sangat bodoh. . Ayah benar-benar maaf banyak maaf ke Alys . .Maaf . . “ Pak Handi sedikit tersenyum dan seperti anak kecil mengusap air matanya .

“Ayah tidak bunuh mama . Tidak Alys . Ayah sayang mama. Alys salah. Ayah sayang mama dan Alys. Mama sakit . Mama sakit ayah tidak bisa beli obat. Ayah bodoh . Ayah bodoh. Alys benci sama ayah. Ayah bodoh sangat bodoh. Maaf . Alys ayah maaf minta maaf . . “

“A . . yah . . ayah . . ayah terima kasih Alys . Terima kasih . Alys menemani Ayah. Ayah senang bahagia ada alys. Alys buat ayah bahagia selalu . Alys tidak salah. Ayah yang salah. Iya salah ayah. Ayah bodoh. Ayah tidak bisa apa-apa . Ayah bodoh . . bukan Alys salah bukan. “

“Alys tidak boleh nangis. Tidak boleh itu. hehehehe . .. “ pak Handi mulai menunjukan senyuman dan ketawanya kembali.

Pak Handi menghapus kembali air matanya yang jatuh.

“Ayah ci . . cinta sama Alys . Ay . . Ayah sayang sama Alys . . Ayah . . Ayah .. ayah . . bahagia punya Alys . Alys harus sukses . Alys harus makan banyak. Alys kurus tidak boleh . Alys tidak boleh kurus . hehehehehe“

“Dada alys . Ayah cinta Alys hehehhe . Dada Alys heheheheh dadaaa . ..“

Semuanya semakin terasa lemas bagi gadis ini. Video berdurasi 5 menit tersebut begitu terasa menyayat hati Alys. Ia semakin merasa seperti orang yang paling jahat di dunia ini. ia merasa sebagai penyebab ayahnya meninggal. Yah, Dialah yang secara tidak langsung membunuh ayahnya sendiri. Dia lebih kejam dari pembunuh berdarah dingin. Dia lebih kejam dari pembunuh bayaran.

-------------

True Story.
Halaman 22 Majalah Remaja.
Alys Fyza Putri.
16 tahun.
Cerita nyata.
Idiot’s Dad. I’m so Sorry.

Alys Fzya putri, gadis cantik penuh kepalsuan dan gadis yang begitu sangat buruk sekali. Jangan pernah mempercayaiku. Wajahku tak selugu hartiku yang begaikan pusai belati tajam sekali. Dan aku telah membunuh ayahku sendiri . . . . . . .

Aku begitu benci dengan ayahku. Sangat membecinya. Saat aku kecil sampai besar aku mengira dialah yang membunuh mamaku. Ayahku berbeda dengan ayah kalian . Dia tidak tampan, dia tua bahkan dia sangat bodoh. Ayahku mempunyai keterbelakangan mental. Ia selalu tersenyum dan selalu menyebut namaku.

“Alys . Alys cantik. Alys cantik putri ayah”

Itulah yang setiap hari ayah teriakan kepadaku. Aku sama sekali tak pernah memanggilnya ayah. Sekalipun tidak pernah. Aku tidak pernah menanyakan bagaimana kabarnya hari ini? Apa yang dia lakukan hari ini? Apa yang dia makan hari ini ? Bagaimana kesehatan dia ? . Tidak pernah. Sungguh anak durhaka.

Yah, Aku adalah anak yang paling durhaka di dunia ini. Ayahku adalah penjual Balon. Setiap hari ia akan berteriak “Ayo beli balon saya. Alys harus makan daging. Alys tidak boleh nangis. Alys tidak boleh kurus. Beli balon saya. Alys biar makan enak. Alys tidak boleh lapar. Alys harus senang “

Senang ? daging ? Makan ??. Ya tuhan . Apa sebenarnya yang ada di otak pria tua ini ? Apa sedikitpun ia tidak memfikirkan dirinnya sendiri ?? Tidakkah ?? Ayahku, tidak pernah menyentuh yang makanan apapun selain nasi putih dan air putih. Itulah yang ia makan setiap hari. Ia tidak peduli bahkan ia tidak makan apapun. Asalkan aku bisa makan setiap harinya. Aku bisa bahagia setiap hari. Dan setiap hari pun ayah selalu membawa daging, ayam, es jeruk, nasi hangat yang selalu ia hidangkan kepadaku. Dan dengan tak acuhnya aku memakan semuanya sendiri. Aku tidak berfikir bahwa ayahku juga sangat ingin memakannya. Aku tidak peduli. Ayah tiap hari menjual balon, untuk membelikan ku sepatu cantik. Ayah ingin aku pergi ke sekolah dengan senyuman dan kebahagiaan. Dia berusaha mati-matian menjual balonnya dengan ia tiup sendiri. Dan dengan keadaannya yang seperti itu ia menjual balonnya.

Dan sampai . . . . apakah aku harus menuliskan lanjutannya ?? . Cisshh . . .tentu harus . Agar semua pembaca mengerti bagaimana cerita ini berlanjut bukan ? baiklah aku akan melanjutkannya . Dan sampai akhirnya , Ia rela menjual “JANTUNG”nya sendiri hanya demi menukarnya dengan sebuah sepatu cantik dan tas cantik. Dia merelakan nyawanya hanya untuk membuatku tersenyum dan tidak menangis.

APAKAH DIA BENAR-BENAR BODOH ? ATAU SEDANG BERAKTING BODOH ?? BAGAIMANA BISA ADA ORANG SEBODOH ITU DI DUNIA INI TUHAN ??? APA YANG TELAH DIA LAKUKAN ?? MENUKARAKAN JANTUNG DENGAN SEPATU ? APAKAH DIA BENAR BODOH !

Tidak . .. bukan dengan sepatu. Dia tidak menukarnya dengan sepatu. Tapi .. dia menukarnya hanya demi senyumanku dan kebahagiaanku. Aku kejam sekali . Aku sangat kejam kepada ayahku sendiri. Aku sangat kejam aku begitu anak yang buruk sekali di dunia ini. Kenapa aku setega ini kepada ayahku sendiri ? Apa yang telah aku lakukan. Dan kini aku hanya bsia diam meratapi dan menyesali semuanya. Aku diam dan berharap waktu dapat kembali.

Andai waktu bisa kembali. Ingin sekali aku memeluk ayahku.
Andai waktu bisa kembali. Ingin sekali aku memanggilnya “Ayah”
Andai waktu bisa kembali. Ingin sekali aku menyuapinya dengan sepotong daging yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Andai waktu bisa kembali. Ingin sekali aku memberinya segelas es jeruk segar.
Andai waktu bisa kembali. Ingin sekali aku menanyakan “Apakah ayah baik-baik saja ??”
Andai waktu bisa kembali ingin sekali aku menemaninya menjualkan Balon. Dan sama-sama berteriak “Beli balon saya. Alys akan bahagia. Alys tidak akan menangis . Alys sayang sama ayah. Beli balon ayah “

Andai waktu bisa kembali. Ingin sekali aku memijati tubuhnya yang sudah mulai tua . Andai waktu bisa kembali. Ingin sekali aku mengatakkan “Ayah , Alys cinta sama ayah. Alys tidak benci sama Ayah. Alys tidak menangis karena sepatu itu. Alys menangis karena ayah yang begitu baik dengan Alys, Alys tidak pernah sedih. Alys sedih karena Alys merasa buruh untuk menjadi anak ayah. Alys tidak pernah kecewa dengan ayah. Alys ingin memeluk ayah. Alys ingin mengatakkan bahwa Alys juga mencintai ayah. Alys ingin katakkan bahwa Alys butuh Ayah. Alys tidak peduli ayah seperti apa. Alys menyesal ayah. Alys sangat menyesal Alys butuh ayah. Alys butuh ayah. Alys sangat butuh ayah . Alys butuh ayah Handi. ”

Dan itu semua hanya bisa aku ucapkan dengan kata
“Andai” “ Andai “ dan “Andai “.

Aku ingin Ayah kembali. Apakah bisa ? Yah tentu tidak bisa. Aku menyesal. Sangat menyesal le bih dari apapun. Dan sekarang aku hanya bisa menangis setiap malam. Dan aku harus menebus semua kesalahanku. Aku akan mewujudkan keinginan ayahku. Aku harus sukses . Aku tidak boleh menangis. Aku harus makan daging. Aku tidak boleh kurus. Aku tidak boleh sakit. Aku harus jaga diri. “Ayah . . . Aku sangat merindukamu saat ini. Sangat-sangat merindukanmu. Walau surga ada di telapak kaki mama. Tapi telapak kakimu pun sangat berarti ayah. Kerja kerasmu tak pernah dapat terbandingkan dengan apapun. Ketulusanmu yang tanpa pamrih tak akan bisa terhitungkan dengan apapun. Ayah terima kasih.

Terima kasih telah menyayangiku dan mencintaiku. Terima kasih telah pernah membesarkanku sampai sekarang. Terima kasih memberiku sepiring makan yang begitu enak setiap harinya. Terima kasih telah bekerja keras untukku. Ayah maaf dan sekali lagi terima kasih“ -Alys-

*****

Tidak selamanya Ibulah paling berharga. .
Lihat di sisi kirimu. Disana pun ada seorang lelaki tua yang tersenyum kearahmu Lelaki yang juga ingin mendapatkan pelukanmu Lelaki yang juga telah berkorban untukmu. Lelaki itu selalu menunggumu dengan sabar Sampai kau menyadari keberadaanya Bahwa dia pun ingin dianggap berharga dimatamu. . Itulah...... Ayah... :)




------------------------END----------------------

Makasih buat kakak-kakak yang udah mau bela-belain baca cerita copasan ku ini... Maaf jika ada typo atau alur dan tulisan yang kurang rapi :) Trimakasihhhh....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd