Malam itu, kami tertidur. Aku tidak tahu tepatnya jam berapa, aku terbangun. Ketika aku melihat ke arah Ratih, dia ternyata memandangiku, dan kemudian bilang, "aku ngga bisa tidur...". Tanpa direncanakan, tiba-tiba aku mencium bibir Ratih. Dia membalasnya, tetapi jelas masih amatir. Ketika aku membuka mata, terlihat Ratih memejamkan mata dan menikmati ciumanku. Setelah beberapa lama, aku mulai memberanikan diri berpindah ke dalam selimut Ratih. Aku mengusap-usap punggungnya, dan sesekali meremas pantat Ratih. Dia nampak pasrah, tidak bergeming sama sekali terhadap apa yang aku lakukan terhadapnya. Bahkan ketika aku mengusap punggung dari dalam bajunya dan melepaskan kaitan BH-nya. Aku mulai turun mencium lehernya, dan Ratih mulai mendesah.
Aku mulai mengarahkan tangan Ratih ke kontolku. Ratih tidak menolak, tapi aku agak geli dengan responnya. Tiba-tiba Ratih bilang, "keras ya tapi kenyal..". Lagi-lagi dia mengeluarkan sikap lugunya, membuat aku ragu untuk meneruskannya. Aku takut kebablasan dan justru 'merusak' anak ini. Tapi sentuhan Ratih seolah memberi kenikmatan dan membuatku sulit untuk menghentikan aksiku di malam itu. Ratih hanya memegang kontolku, sedangkan aku mulai menilati leher, dada dan puting Ratih. Dia nampak menikmati setiap sentuhan dariku.
Sampai pada akhirnya kami tidak mengenakan sehelai benangpun, rasa dingin tidak memadamkan nafsu kami. Aku setengah berdiri dan mengarahkan kontolku ke wajah Ratih. Dengan polosnya dia bertanya, "ini diemut?", sambil memegang dan memencet-mencet kontolku. Aku pun hanya mengangguk, dan dia kembali bereaksi, "aku penasaran, tapi jijik. Ini kan buat pipis...". Reaksi-reaksi yang tidak terduga dari Ratih justru menjadi kenangan yang selalu aku ingat. Bagaimana mungkin aku bisa bercinta dengan cewek sepolos ini.
Setelah aku paksa, Ratih hanya menjilat kontolku, tanpa mau mengemutnya. Dia lakukan sambil sesekali mengocok kontolku. Meskipun begitu, aku tetap menikmati dan merasakan sensasi yang luar biasa. Kemudian aku berganti memberi treatment kepada Ratih, mulai dari ciuman di bibirnya, mencium dan menjilati hampir seluruh badannya, dan yang paling lama adalah memberi sentuhan di memek Ratih. Sedikit gambaran mengenai memek Ratih: bentuknya lucu menggemaskan, dibalut kulit yang putih dan bagian dalamnya berwarna merah merekah, masih sangat rapat, dan bagian luar ditumbuhi bulu halus dan rapi. Aku sangat beruntung bisa menikmati momentum ini.
Setelah cukup lama menjilati dan sesekali mengusap klitoris Ratih menggunakan jariku, dia mencapai orgasme untuk pertama kali dalam hidupnya. Aku berikan waktu sejenak untuk menikmatinya, dan selanjutnya aku bersiap untuk 'mengeksekusi' Ratih. Ada perasaan ragu, dan Ratih pun nampak menolaknya karena takut. Aku pun mengerti dan tidak memaksanya. Tapi nafsuku masih cukup membara. Agak bingung, karena Ratih pun tidak mau memberikan service BJ, dan HJ pun masih kaku. Tidak kehabisan akal, aku merayu Ratih agar mau melakukan anak seks. Setelah aku rayu cukup lama, Ratih pun mau. Aku sengaja memainkan kembali memek Ratih, agar nafsunya kembali bangkit. Aku lakukan ini sembari rebahan di samping Ratih. Setelah Ratih mulai kembali 'on', aku mengubah posisiku seperti melakukan missionary. Aku memainkan kembali memeknya, menjilatinya dan sesekali membasahi anusnya. Aku tusuk-tusuk pelan anus Ratih dengan tujuan agar cairan dari memeknya juga membasahi lubang anusnya. Dengan begitu, aku dengan mudah bisa menusuk anus Ratih menggunakan kontolku.
Setelah dirasa cukup siap. Aku mulai mengusap-usap memek Ratih menggunakan kontolku, kemudian meneruskan menggunakan tanganku. Sesekali aku mencoba pelan-pelan menusuk anus Ratih menggunakan kontolku. Cukup lama aku berusaha, namun hanya bisa memasukkan kepala kontolku. Karena baru pertama kali, Ratih sangat tegang, sehingga lubang anusnya sulit ditembus. Mzeski begitu aku merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika menusuk anus Ratih, sampai pada akhirnya aku memuntahkan spermaku di lubang anus Ratih.
Beruntungnya Ratih tidak terlalu merasakan kesakitan, karena aku tidak menusuk anusnya terlalu dalam dan aku imbangi dengan treatment sentuhan ke memek Ratih. Hanya saja, setelah kami pulang, Ratih mengungkapkan ada perasaan aneh tehadap anusnya. Ada rasa sakit tapi tidak terlalu. Yang terpenting hubunganku dengan Ratih tetap berjalan baik.
Setelah itu, aku dan Ratih tertidur dan bangun sudah cukup siang. Kami bersiap untuk pulang ke kota kami. Tidak lupa kami berpamitan dengan resepsionis penginapan, panitia dan khususnya guide/LO yang mendampingi kami. Kenangan yang cukup indah, karena bisa menikmati keragaman budaya Indonesia dan juga keramahan warga sekitar. Yang paling indah, juga bisa menikmati malam bersama Ratih. Hubunganku dengan Ratih masih baik sampai dengan hari ini, meski sekarang aku sudah tidak tinggal di kota itu.
Terima Kasih 
