seravi_yvi
Guru Semprot
- Daftar
- 6 Jun 2017
- Post
- 553
- Like diterima
- 654
Terima kasih kepada staff, admin, panitia dan semua yang menyukseskan event ini.
Tidak mudah survive di bawah tindihan, himpitan, dan jepitan pandemi yang entah kapan berhenti bergoyang.
Berkat event ini, jiwa mesum yang hampir mati, perlahan hidup saat mengelus huruf di atas tonjolan keyboard sambil meremas-remas mouse yang mulus licin.
Lumayanlah dapat menghasilkan deretan kata tanpa motivasi.
Semoga yang membaca bisa terhibur.
ZOPORN
KAORACI VS OTAME
____________________
Bau busuk menyengat dari pembungkus makanan yang teronggok menggunung di pojok ruangan. Sistem ventilasi sangat buruk. Jendela tidak terbuka. Pintu tertutup rapat. AC di tembok tidak menyala, kipas angin tua karatan penuh jaring laba-laba. Sesak! Pengap!
Dalam remang tampak enam orang mengelilingi meja kayu berbentuk persegi panjang. Tidak tampak makanan atau minuman di meja. Sama kosongnya dengan tatapan mata keenam orang itu. Mereka masih muda, berumur dua puluh tahunan tapi tampak menanggung beban hidup berat. Wajah layu, senyum kering, kantung mata tebal menghitam menandakan kalau mereka kurang tidur.
TOK-TOK-TOK
“PAKEEETTTTT !!! “
“ASSIIIIYYYAAAAP!”
Pintu diketuk. Mereka menjawad serentak. Merra berdiri, gadis tinggi berdaster merah kedodoran di bahu tersebut kemudian melangkah menuju pintu. Tidak lama berselang, dia kembali dengan langkah gontai.
“Merra, dapat apa kita hari ini?” Tanya Yella, wanita semok berbaju kuning.
“Cuma ini!” Merra membentulkan daster merah yang kedodoran, kemudian mengangkat tas plastik berisi roti dan meletakan di atas meja.
“Ada rokok?” tanya Viona, wanita dengan potongan rambut pendek ala polwan, berbaju ungu lengan pendek. “Kepala gue mau pecah kelamaan kaga ngerokok!”
“Kaga ada, Vi.”
Viona menarik nafas dalam dengan rahang mengeras. Tangan bergetar meremas kuat korek api dalam gengaman.
“Zoporn anjing!!”
Tangannya mengayun cepat, melempar korek ke dinding.
PRAAAKK
Korek hancur berkeping menghantam tembok yang mengelupas. Lirikan lima pasang mata mengarah pada Viona. Gadis kurus itu mendengus, menggebrak meja kuat, kemudian kepalanya lunglai dengan kening menyentuh meja.
“Sekarang. Nyari apapun susah! Dasar Zoporn bedebah!”
Zoporn yang mereka kutuk adalah kumpulan manusia yang terinfeksi virus, menjadi seperti mayat hidup dengan hasrat seksual tidak wajar.
“Gara-gara bedebah mesum itu. Gue nyepong kakek-kakek,” Yella mengacak-acak rambut yang berwarna cokekat, kemudian meludah jijik.
“Waaaaw. Elo hebat! Tuh aki-aki pasti sange liat bokong seksi mantan ketua cheerleader tercantik sejagad ini?” Putri, wanita berbaju putih polos dengan logo nike, menepuk bokong kenyal Yella yang terbungkus rok setengah paha. “Titit tuh kakek gimana? Bisa ngaceng?”
“Bisalah! Kalo kaga ngaceng, gue udah mampoooss!” Yella menjawab ketus, ”Tapiiiii, tititnya keriput bau pesing. Kayaa-nya tuh kakek doyan pipis di celana.”
Kata-kata itu disambut gelak tawa penuh cemoh. Tapi tawa itu tidak bertahan lama. Mereka kembali kepada kenyataan hidup yang pahit. Raut wajah mereka kembali menunjukan kegetiran.
“Kita kualat kali ya? Gara-gara kita sering ngeledek si Tian ?” Rossita berkata lirih. Gadis dengan body proporsional, bermata sayu tertutup kacamata bulat tebal merapikan dress bermotif rose yang dikenakan.
“Untung aja Tian enggak dendam. Dia sering ngirimin kita makan,” ujar Merra sambil memainkan ujung bawah daster merahnya.
“Laki culun munafik itu pasti ada maunya. Bisa jadi dia tertarik ama keseksian tubuh kalian ?” Raka satu-satunya lelaki di sana, ikut berbagi pendapat negatif.
“Tian tertarik ama kita? Kayaknya enggak deh. Buktinya dia betah jadi Kaoraci,” Rossita membela si target gosip.
Kaoraci atau kaum orang suci adalah sebutan bagi kelompok orang yang tidak diserang Zoporn. Mereka seolah bersahabat dengan makhluk mesum itu.
“Iya, si Tian baik. Beda ama si Tito.”
“Tito? Maksud lo si item keriting yang sekarang jadi Healer, kan?” Yella menimpali. “Kalo elo kena Zoporn, mau nggak diobatin ama dia?”
“Kalo ga ada pilihan, ya mau aja. Titit item gak masalah,” Merra menyahut santai, ”Gue masih pengen hidup. Mati karena zoporn itu ngeri!”
Healer atau penyembuh adalah orang yang mempunyai kemampuan spesial untuk menyembuhkan orang yang terinfeksi Zoporn.
Pembicaraan terhenti sesaat. Ruangan kumuh kembali hening. Mereka merenungi nasib buruk semenjak virus Zoporn menjangkit hampir seisi Bumi. Mimpi mereka menjadi model dan selebriti sudah pupus. Foto-foto mewah nan elegan mereka, hanya menjadi kenangan di Instagram yang sudah setahun lebih tidak bisa diakses. Listrik terbatas, internet mati, peralatan elektronik tidak berfungsi.
Zombie porno atau Zoporn menjadi wabah ngeri yang sudah hampir dua tahun memporak-porandakan dunia. Hampir semua negara hancur oleh virus ini. Populasi manusia berkurang lebih dari 60 persen. Kota besar hampir menjadi kota mati. Seperti yang terjadi di kota Domire, tempat tinggal enam orang ini. Siang hari seolah malam karena mereka harus bersembunyi di gedung terbengkalai gelap tanpa listrik.
Zoporn adalah virus yang telat diantisipasi oleh seluruh dunia. Awal virus ini muncul dan menginfeksi, orang yang terjangkit tidak menunjukan gejala apapun selama 100 hari. Tidak sakit, belum berubah jadi Zoporn dan bersikap layaknya manusia. Mereka disebut OMTG, Orang Mesum Tanpa Gejala. Itulah bencana awal. Virus zoporn ternyata menggunakan manusia sebagai inang untuk berubah bentuk dan bermutasi.
Awalnya banyak teori konspirasi berkembang. Ada yang menganggap Zoporn adalah hasil kejahilan Mas Elon, tukang mobil listrik yang sering ngerjain pemain kripto. Billy Gerbang pembuat jendela yang baru saja cerai dengan istrinya juga dianggap biang kerok. Bahkan Mak Zulkabeh yang punya mukabuku tidak bebas dari pencetus teori. Tapi semua teori itu patah saat semua orang penting tersebut meninggal karena zoporn.
Ilmuwan, pemimpin dunia, elit global menjadi Zoporn sebelum sempat meluncurkan senjata pembunuh masal. Dunia berubah. Menyisakan tiga golongan manusia yang hidup di bumi. Kaoraci si kaum orang suci, Otame kelompok otak mesum, dan Zoporn si makhluk mesum penuntut kepuasan.
“Eh! Si Kevin kok lama?” pertanyan Rossita memecah keheningan, yang lain angkat bahu tanda tidak tahu.
TAK PRANG
Terdengar suara ribut di luar ruangan. Mereka bangkit dari kursi pasang sikap siaga.
Tiba-tiba seorang lelaki muda gondrong berwajah pucat, berlari kacau ke arah mereka dengan nafas ngos-ngosan.
“Kenapa Vin?”
“Gawat!! Ada Kisser Zoporn!”
“Jenis?”
“Dua Male, satu Female,” pria itu menenangkan dadanya yang naik turun saat memberi laporan.
Raut wajah wanita lebih tegang dari para lelaki. Itu berkaitan dengan prilaku makhluk mesum itu. Zoporn tidak akan menyerang manusia berjenis kelamin sama dengan si makhluk mesum. Zoporn wanita menyerang pria, dan Zoporn pria menyerang wanita. Kalau jenis kelamin sama dengan Zoporn, semua dijamin aman asal tidak menggangu mereka.
Cara kerja otak Zoporn tidak seribet manusia. Kalau target sesuai, mereka akan serang. Tidak peduli Ras, Agama, Suku. Tidak peduli korban gay atau lesbi.
“Kita pikirin cara agar selamat!”
Keenam temannya mengagukan kepala. Mereka berusaha bersikap tenang tapi rasa tegang tidak hilang. Jantung berdetak kencang saat tiga sosok manusia berkepala hijau muncul, berjalan sempoyongan seperti orang mabuk, mata sayu penuh nafsu, ludah menetes, dan kulitnya pucat seperti mayat.
Meskipun diberi nama zombie, mereka tidak mirip zombie galak di film-film yang doyan makan otak. Tidak ada darah di bibir dengan gigi menyeramkan, tidak ada mata mendelik mau meloncat keluar. Bentuk tubuh mereka sama seperti saat hidup. Cantik ya cantik, jelek ya jelek.
Efek serangan si zombie horny sangat ditakutkan manusia. Penis pria akan diremas sampe gepeng, testis akan dikeplok sampai pecah. Kalau target wanita, lubang vagina akan diobok-obok pake tangan kemudian dirobek lagi sampai kepala zoporn bisa masuk. Setelah itu dibiarkan meraung kesakitan dan tidak mati begitu saja. Perlu waktu berhari-hari sampai ajal menjemput. Itu karena zoporn memasukan zat yang membuat manusia terjaga dan merasakan sakit luar biasa menyiksa.
Kabar baiknya, Zoporn ini bisa dijinakan dan juga bisa ditipu alias dibodohi. Tentu ada efek samping, orang yang menjinakan Zoporn akan tertular virus dan memiliki potensi menjadi Zoporn kalau tidak diobati oleh Healer.
KRONTANG PRANG
Perabotan berjatuhan menghantam lantai.
“Kita tipu dan jinakan mereka. Tidak ada jalan untuk kabur!” teriak Kevin.
Dua Zoporn laki berpakaian robek dan Zoporn wanita tanpa baju semakin mendekat ke arah tujuh manusia berdempetan berdiri gemetar. Pancaran warna hijau dari kepala mereka sebagai penanda jenis. Mereka adalah Kisser Zoporn, makhluk mesum pendamba ciuman.
Kisser Zoporn adalah jenis yang paling banyak, hampir 90% dari semua Zoporn. Level diatas Kisser adalah Licker-Zoporn, si mesum pendamba jilatan alat kelamin dengan kepala berwarna kuning, jenis ini tidak banyak, tetapi lebih banyak ada dibandingkan level merah atau Fucker-Zoporn. Si kepala merah penikmat bercinta. Jenis ini sangat langka dan baru muncul beberapa hari lalu.
“Kita berempat menipu mereka. Gue ciuman ama Yella. Raka ama Putri. Kalian bertiga jinakan mereka!” Kevin memberi perintah. Mereka sepakat menjalankan trik jitu melawan zoporn. Menipu Female-Zoporn dan menjinakan Male-Zoporn.
Berciuman dengan lawan jenis adalah cara menipu atau membodohi Kisser-Zoporn. Nyepong atau jilmek menipu Licker-zoporn, dan bercinta menipu Fucker-zoporn.
Rencana dimulai. Kevin-Yella berciuman, begitu juga Raka-Putri. Itu bukan ciuman bohong, bibir mereka saling mengecap, lidah membelit menikmat rasa. Meskipun ciuman sungguhan, tetapi kenikmatanya tidak penuh, berciuman di dekat Zoporn sudah pasti menimbulkan rasa awas. Namanya juga menipu, pasti khawatir akan ketahuan.
Zoporn wanita clingak-clinguk bingung mencari mangsa karena dua pria yang dijadikan target sedang berciuman. Female-Zoporn kecewa, kemudian keluar meninggalkan kedua Male-Zoporn yang asik mengejar target buruan.
“Dasar mesum menjijikan!!”
Jeritan histeris nan emosional terpekik dari bibir tiga gadis tanpa pasangan yang berlari panik menghidar. Mengitari meja, melempar bungkus makanan ke sembarang arah, mengambil sapu untuk menggebuk Zoporn karena merasa putus asa.
Si makhluk mesum tidak bisa dibunuh dengan senjata buatan manusia. Kekebalan tubuh dan kemampuan regenerasi sel mereka tidak terbatas. Ditusuk, ditembak, dipukul tidak mempan karena tubuh kayak karet. Dibakar malah keras mirip besi. Di bom sampe hancur, kembali menyatu. Hebat kan? Tapi anehnya, beberapa dari mereka ditemukan mati dengan penyebab yang masih menjadi misteri.
KHeee-khee-kheee.
Zoporn seperti mengeluarkan tawa melihat target yang putus asa. Keduanya membentangkan tangan lebar, memojokan mereka ke tembok, menghilangkan jalan menghindar. Terdengar suara penuh nafsu dari mulut makhluk mesum yang menganga dengan cairan kental menetes.
Ketiga target yang terjebak di dinding semakin panik dan geram. Dalam situasi darurat, mereka saling lempar pandang memberi isyarat. Jinakan!
“Gue ama Merra jinakin mereka. Vion, elo mesti waspada! ” Rossita berkata lantang sambil membetulkan kacamata kemudian maju dengan heroik ke arah pria kepala hijau. Lompat barengan dengan Merra yang baru selesai merapikan daster. Mereka memeluk leher zoporn, kemudian mencium bibirnya.
NGoookkk ngooookkkk, guiiik guuiiiikkk, Zoporn mengeluarkan suara aneh ketika berciuman.
Ciuman bibir dengan zoporn tidak senikmat ciuman dengan manusia. Ekspresi jijik ditunjukan kedua gadis yang melumat bibir makhluk mesum. Wajah memerah, mata terpejam kuat. Mual! Mau muntah! Tapi mereka tahan sekuat tenaga.
Menjinakan Kisser-Zoporn paling gampang tapi beresiko. Seperti orang horny pada umumnya, makhluk mesum ini bisa saja tidak puas hanya dengan berciuman. Dia bisa menuntut lebih. Indikatornya adalah kepala mereka. Kalau warna hijau di kepala mereka meredup dan hilang, mereka sudah jinak. Tetapi kalau warna hijau di kepala mereka menjadi berwarna kuning, mereka akan menjadi Licker Zoporn. Cara menjinakan harus dengan nyepong.
Kisser bermutasi menjadi Licker dalam prosesi menjinakan jarang terjadi, tetapi pernah terjadi dengan persentase 1 berbanding 6969. Kali ini, mutasi tak terduga itu terjadi. Kepala makhluk mesum yang dicium Merra berubah warna menjadi kuning.
“Bangsaatt! Dia jadi licker. Vion, tolongin gue!” Merra yang dasternya kembali kedodoran memekik panik.
Rossita berhasil menjinakan satu zoporn. Dia bergerak gesit hendak membantu kedua temannya. Wanita berkacamata itu dengan lincah menurunkan celana sang makhluk mesum yang ada dalam pelukan Merra. Penis hitam tegang berurat terlihat kokoh di selangkangan manusia berkepala kuning.
“Vioon! Cepat sepong! jangan bengong!” Rossita histeris.
Viona ragu tapi mau karena taruhannya adalah nyawa. Dia membungkuk, mengulum penis zoporn dengan cepat. Matanya terpejam kuat tidak ingin melihat apa yang ada di dalam mulutnya.
Viona tersika penis kotor menjijikan yang menyumpal mulutnya. Terpakasa dikocok-kocok, diemut-emut. Crooottt crooot crooot. Sperma sang zoporn menyembur menghujam bibir Viona. Kemudian si makhluk mesum rebahan dengan kaki mengangkang. Warna kuning di kepala meredup.
“ Anjiiing! Tititnya bau bangke! Huuuuueeeeeekkkkk!” Si gadis baju unggu membungkuk sambil menekan ulu hati. Dia memuntahkan cairan kental bercampur sisa roti.
“Untung pasangan gue mulutnya kagak bau. Wajahnya juga lumayan cakep tuh, Zoporn newbie kali yaa,” Rossita masih sempat menatap Zoporn yang tadi diajak ciuman.
Rencana tujuh orang itu untuk menipu dan menjinakan Zoporn sukses meskipun ada usaha ekstra dari sang penjinak. Zoporn akan kembali liar dalam satu jam, kepala mereka akan mengeluarkan warna sesauai level.
“Kita harus cari healer!”Putri meraba lengan Merra dan Rossita yang mengeluarkan warna hijau, dan lengan Viona yang berwarna kuning.
Nasib buruk belum usai. Sebelum mereka keluar, ruangan kembali gaduh saat seorang wanita dengan baju dan celana ketat motif garis warna-warni mirip pelangi berhambur panik masuk ke ruangan.
TOLOOOOOOOOONG!!
Wanita muda cantik dengan sepatu hak tinggi itu berlari kesurupan, sling bag yang dibawa dilempar sembarangan. Tujuh orang yang sedari tadi di dalam, saling pandang kebingungan, kemudian menatap wajah wanita asing yang bibirnya terpoles lipstik tebal.
Beberapa detik kemudian, satu Male-Kisser-Zoporn berlari memburu si gadis. Si mesum horny memepet gadis baju pelangi kedinding. Mereka berciuman, wanita itu berusaha menjinakan, tetapi masalahnya tidak hanya sampai di situ.
Grudug grudug
Keadaan tambah kacau kala belasan Zoporn, Male dan Female menyerbu ruangan. Si gadis yang sedang berjuang keras menjinakan Zoporn mendelik panik. Dia melepaskan ciuman sebelum sempat menjinakan zoporn pertama. Dia khawatir Zoporn lain akan menjamah tubuhnya. Melayani satu Zoporn saja susah apalagi belasan.
Vion, Rossita dan Merra tidak melakukan apapun. Mereka aman dari serangan Zoporn karena sudah terinfeksi. Sebentar lagi mereka juga akan menjadi Zoporn kalau tidak diobati healer. Itulah mengapa orang yang sudah terinfeksi tidak akan menjadi target Zoporn.
Raka-Putri, Kevin-Yella mengambil keputusan cepat, dua pasangan otame berciuman mengelabui Zoporn. Kali ini mereka tidak berdiam di tempat itu, bibir mereka berciuman sementara kaki mereka bergerak pelan selangkah demi selangkah hendak meninggalkan ruangan berbau busuk yang semakin sesak penghuni.
Musuh utama manusia tetaplah manusia dengan segala keegoisannya. Salah satunya adalah wanita berpakaian pelangi yang baru masuk. Dia berniat menjalankan aksi sebagai pelakor kelas elit meskipun dalam posisi terjepit di waktu sempit.
Wanita baju pelangi berlari cepat menuju Raka dan Putri yang berciuman. Meloncat menerjang kedua pasangan itu.
Hap!
Jari wanita dengan kuku warna-warni berhasil mencengkeram rambut Putri. Menyentak sekuat tenaga sampai tubuh Putri terhuyung kebelakang. Tautan bibir Putri dan Raka lepas, pelukan mereka melonggar.
Heyyyyaaaat
Si baju pelangi mendorong tubuh Putri ke arah kerumunan Zoporn yang mengejar.
Aaaarrrgghhh
Putri memekik panik saat satu Male-Zoporn menangkap pinggangnya yang ramping. Dia meronta sampai kaos putihnya robek, untungnya berhasil bebas. Kemudian berlari terhuyung, dan apesnya dia terpojok di tembok.
Raka jatuh telentang dengan wajah meringis menahan sakit. Dia berusaha bangkit mencari Putri. Sial! Mampus gue! Tubuhnya mendadak kaku saat beberapa Female-Zoporn berhambur ke arahnya.
BRUUUGGG
Tubuh gadis berpakaian pelangi menindih Raka. Tanpa basa-basi bibir berlisptik merah tebal mencium bibir pemuda di bawahnya. Mata Raka terbelalak tak percaya, tetapi dia sadar kalau keselamatan dirinya lebih penting. Dia meladeni ciuman wanita itu demi menipu Zoporn.
Putri, yang bertelanjang dada terpojok di tembok. Dia mencium satu zoporn mencoba menjinakan, bangsatnya zoporn lain ikut menuntut kepuasan. Satu bibir hanya bisa melayani ciuman satu bibir. Untuk menjinakan butuh waktu sekitar lima menit. Sangat susah! Putri tidak mampu, kalah jumlah dan waktu. Puluhan tangan zoporn lain yang tidak diajak ciuman menuntut kepuasan dengan menggerayangi tubuh si gadis, merobek paksa celana jeans-nya.
“Tolongin gue! Aaarrrkkkkhhhhhh!!”
Raungan pilu memenuhi ruangan saat para makhluk mesum mencabik, mencakar, menggigit tubuh telanjang Putri. Satu tangan si makhluk mesum masuk ke dalam lubang kemaluan Putri. Tangan itu mengobok-obok dengan kasar. Mata Putri mendelik, mulut terbuka, bibir merintih tapi tidak mati karena Zoporn memasukan cairan yang membuat Putri terjaga sementara waktu. Saat tubuh Putri berdarah-darah di dinding tak mampu bergerak. Satu demi satu Zoporn meninggalkannya.
Merra, Rossita, dan Viona gemetar. Tubuh ketiga perempuan cantik itu tidak mampu bergerak saat mendengar jeritan Putri yang menyayat hati membuat bulu kuduk berdiri. Tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan temannya yang kehabisan waktu menjinakan Zoporn.
~*~
Siang terik, jalanan kota Domire sepi aktivitas manusia. Sialnya, banyak Zoporn berkeliaran mencari mangsa. Bus, truk, mobil, sepeda motor bersererakan di jalan, tidak terpakai bagai sampah. Semua itu ditinggalkan pemiliknya sampai karatan, penuh debu. Empunya sudah mati atau menjadi Zoporn.
Seorang pemuda wajah biasa-biasa berperawakan sedang, berkacamata, memakai hodie putih dan celana panjang, berjalan di antara kerumunan Zoporn. Tubuh bergoyang pelan menikmati lagu dari headset yang membekap kepalanya. Tangan pemuda menenteng bungkusan, meliuk menghindari kerumunan Zoporn.
Aneh bin ajaib! Zoporn wanita yang asik garuk-garuk pusar bertingkah cuek tidak menyerang si pemuda. Itu karena si pemuda adalah Kaoraci, kelompok orang yang tidak diserang Zoporn.
Jomblo dari lahir bukan kutukan lagi, tetapi menjadi bekah. Belum pernah ciuman dengan lawan jenis, belum penah BJ, Jilmek, dan bercinta, maka orang ini berpeluang besar menjadi Kaoraci. Cara paling gampang memverifikasi Kaoraci atau bukan, dengan pergi ke kumpulan Zoporn beda jenis kelamin. Kalau diabaikan dan tidak diserang, berarti Kaoraci. Hanya mereka yang sudah masuk masa pubertas saja yang bisa menjadi Kaoraci, lelaki bisa keluar sperma, perempuan bisa menstruasi. Anak-anak yang belum mencapai pubertas tetap tidak aman dari si makhluk mesum.
Enak banget kan jadi Kaoraci? Tidak diserang zoporn di tengah situasi gawat ini. Tapi, ada harga mahal yang harus dibayar. Kaoraci tidak boleh berciuman, apalagi bercinta.
Otame adalah kebalikan dari Kaoraci. Kelompok Otak Mesum adalah orang yang sudah pernah berciuman atau bercinta dengan lawan jenis. Mereka target utama Zoporn.
Huuaaahhhmmm
Si kaoraci berkacamata menguap malas, kemudian berhenti di gang sempit, menuju bangunan kumuh tak terawat. Dia clingak-clinguk memastikan tidak ada zoporn yang mengikutinya.
“PAKEEEETTTTT!”
Tidak perlu lama menunggu, daun pintu terbuka sedikit, menyembul kepala seorang wanita wajah pucat karena kurang makan.
“Hanya dapat jatah segini. Stok makanan menipis,” lelaki itu menyodorkan bungkusan.
Si wanita tersenyum kecut dan berujar lirih, “Bastian, terima kasih ya.”
Pintu kemudian ditutup. Lelaki pengantar paket gratis bernama Bastian menuju motor matic yang parkir di tengah jalan. Dia lega karena itu adalah paket terakhir yang diantarkan. Sebagai Kaoraci yang aman dari ancaman sang makhluk horny, Bastian bebas melakukan banyak hal. Akhir-akhir ini, Dia melakukan kegiatan amal mencari makanan yang masih layak, kemudian dibagikan ke manusia yang membutuhkan.
Beberapa bulan sebelumnya, saat serangan Zoporn sedang ganas-ganasnya, banyak mayat bergelimpangan di jalan. Bastian dan beberapa Kaoraci lain membersihkan mereka dari jalan dan menguburkan di kuburan masal. Sekarang setelah hampir dua tahun zoporn menyerang, tidak banyak ditemukan mayat, tetapi jumlah makhluk mesum itu bertambah banyak.
Teman Kaoraci-nya berkurang drastis ketika metode penyembuhan Healer ditemukan saat popolasi manusia tersisa mendekati 50 persen. Lebih dari setengah Kaoraci memutuskan menjadi healer.
Bastian melanjutkan misi. Mengemudikan motor masuk gang berpaving bekas perumahan, kemudian berhenti di depan bangunan tinggi berlantai tiga. Bagian bawah bangunan berdinding kaca tebal. Dia hendak membuka pintu tetapi ada Female-Zoporn yang bersandar di pintu kaca. Wanita muda cantik berkepala hijau bertelanjang dada dengan toket menantang menggemaskan. Kulitnya masih mulus, belum dekil pertanda zoporn newbie.
Bastian tersenyum, pemandangan seperti itu sudah tidak asing di matanya. Dia mengabaikan dan membuka pintu kaca. Masuk dan menguncinya kembali dari dalam. Naik tangga melingkar menuju lantai dua, masuk ke dalam ruangan bersih, rapi, dan beraroma kopi.
“Ooooh…aaahhh!” Desahan nikmat menyambut Bastian.
Seorang pemuda kurus hitam rambut keriting duduk di Sofa dengan kaki mengangkang tanpa celana. Penisnya berada dalam kuluman wanita cantik bertelanjang dada yang memiliki lengan memancarkan warna kuning pertanda infeksi Licker-Zoporn. Si healer kulit hitam sedang melakukan proses pengobatan. Cara menyembuhkanya ada dua, dengan meberi service blow job kepada healer atau membiarkan healer mencium vagina pasien.
Si healer bernama Tito mengabaikan Bastian. Jarinya yang kurus asik menggerayangi toket mulus kenyal gadis yang memiliki potongan rambut ala polwan.
“Ahhh.Terus emut tititku..! Sayangku!”
Bastian risih dengan pemandangan mesum di depan matanya, tetapi menganggap itu perbuatan terpuji. Baginya, Healer adalah penyembuh penyakit dan penyelamat nyawa.
Ada tiga jenis infeksi virus zoporn. Infeksi Kisser, Licker, dan Fucker. Infeksi Kisser didapat langsung saat menjinakan Kisser-Zoporn. Tingkat bahaya paling rendah karena memiliki waktu 3 x 24 jam sebelum menjadi zoporn. Kabar buruknya, kalau dalam 1x24 jam pertama infeksi Kisser tidak disembuhkan oleh ciuman healer, level infeksi akan auto-update menjadi Licker.
Infeksi Licker bisa didapat dengan dua cara, via auto-update Kisser yang tidak diobati dalam 24 jam , dan penularan langsung dari Licker Zoporn. Cirinya lengan yang terinfeksi berwarna kuning. Pengobatan dengan cara menjilat kemaluan, tentu saja melibatkan healer.
Infeksi Fucker juga bisa didapat dengan auto-upate dari licker yang tidak diobati selama 24 jam dan dari menjinakan Fucker-Zoporn. Infeksi tipe ini sudah masuk zona merah. Pilihanya ada dua, kalau mau sembuh harus bercinta dengan healer sebelum 24 jam infeksi. Kalau tidak sembuh akan menjadi Zoporn.
“Husssshh nikmat aahhh,” erang Tito saat penisnya disedot kencang. Dia menjambak rambut pendek sang pasien. Si kurus hitam menggerakan bokong agar penisnya keluar masuk bibir gadis yang sibuk di selangkangannya.
Arrrrhhhhh. Titik puncak kenikmatan membuat tubuh jangkung Tito mengejang. Sperma sang healer menyembur ke mulut si wanita, kemudian cairan kental itu ditelan. Ajaibnya, setelah proses itu, warna kuning di tangan si pasien hilang. Pertanda dia sudah sembuh dan kembali menjadi manusia normal.
“Hai sayang, karena elo temen SMA gue. Jadi elo kagak perlu bayar,” Tito mengecup bibir gadis itu. Wanita itu pasang wajah keruh dan mendelik tidak senang. Dia bergegas mengenakan pakaian, keluar dari ruangan itu lewat pintu belakang yang jauh dari kerumunan Zoporn.
“Elo kenal kan ama cewe tadi? Viona temen SMA kita!” ujar Si Healer bangga. “Gue enggak nyangka bisa disepong bibir seksinya. Hahhaha.”
Bastian cuek.
“Bas. Mending lo jadi healer kaya gue. Daripada jadi kaoraci, kerja kaga jelas, hasil enggak ada.”
“Healer? Kagak mau,” Bastian sibuk membolak-balikan halaman majalah usang yang ada di atas meja kaca.
“Guuooblok lu! Padahal jadi healer itu nikmat. Kayak yang lo liat tadi! Hahaha.”
“Gak ada yang lebih enak daripada kaoraci.”
“Enak dari hongkong! Kaoraci enggak bakal nikmatin cewe seumur hidup! Gak tau rasa toket kenyal, gak tau enaknya dijepit lubang becek!”
“Yang penting gue aman dari Zoporn! Makan enak tidur nyenyak.”
“Udah ah! Gue mandi dulu. Males debat ama orang keras kepala pendamba cinta sejati macam elo.” Tito kemudian masuk ke dalam kamar mandi sambil tersenyum puas.
Semua Healer dulunya adalah Kaoraci. Tito adalah salah satu Kaoraci yang menjadi healer. Resikonya, mereka tidak lagi aman karena akan menjadi buruan Zoporn. Buruknya lagi, sekali terkena virus Zoporn tidak pernah kembali menjadi healer.
Healer hanya bisa mengobati pasien beda jenis kelamin. Healer ada dua level yaitu Juniro dan Seniro. Juniro-Healer hanya bisa mengobati efek Kisser-Zoporn. Kalau memaksakan diri mengobati efek licker dan fucker, dia auto menjadi otame dan pasien auto jadi zoporn. Sedangkan Seniro-Healer bisa mengobati efek kisser, licker, dan fucker. Seorang koaraci, pertama-tama harus menjadi Juniro-Healer. Setelah 1 x 24 jam, akan automatis ter-upgrade mejadi Seniro-Healer.
Tito muncul dengan penampilan lebih segar setelah selesai mandi. Dia duduk di samping sahabatnya yang sedang asik makan camilan miliknya.
“ Gini Bas, gue pengen ngajak elo ke Silasol. Gue dapet undangan Healer Festival dari Partai Orasuci,” Tito mengutarakan tujuannya mengundang Bastian ke tempatnya.
“Kenapa gue mesti ikut?” Tentu saja Bastian ragu meninggalkan kota kelahiranya.
“Lo tau, kan. Kota kita udah sekarat pangan, sedangkan di Silasol, persediaan makanan masih banyak. Kita tinggal di benteng Orasuci. Mereka nyediain tempat buat kita.” Tito berusaha meyakinkan Bastian. “Kalo misal elo bosen. Elo bisa balik lagi ke sini. Gimana? Setuju?”
“Ok!”
Kota Domire sudah sangat berbeda sejak terserang Zoporn. Tidak ada lagi akses internet gratis. Buah segar langka, nasi pun susah didapat. Saluran komunikasi sudah putus, listrik tidak ada, satelit tidak berfungsi.
~*~
Bastian super sibuk mencari mobil yang layak dikendarai dengan persediaan bahan bakar yang memadai, akhirnya dia menemukan Inova yang cukup bagus. Tito tidak banyak membantu. Menjadi healer berarti menjadi musuh besar Zoporn. Makhluk mesum itu bisa kapan saja menyerangnya.
Senja berganti malam, sahabat karib itu bersiap untuk berangkat. Mereka memilih perjalanan malam hari agar lebih mudah menghindari Zoporn warna merah, kuning, hijau yang terpancar dari kepala Zoporn terlihat jelas dalam gelap. Selain itu Zoporn mirip manusia normal, tidak agresif ketika malam hari.
Tidak ada lampu jalan yang menyala. Hanya bintang dan bulan di langit membantu mengurangi gelap. Fungsi Bastian selama perjalanan adalah sebagai asiten Tito. Bastian akan turun untuk menyingkirkan mobil, motor, kayu dan beda yang menghalangi jalan. Kadang menyingkirkan zoporn nakal yang tiduran seenaknya di tengah jalan. Meskipun malam hari agresifitas zoporn menurun tetapi mereka tetap bisa menggangu dan menyerang.
Setengah jalan sudah dilalui dan mereka tidak pernah berpapasan dengan satu mobil pun. Gedung dan rumah di pinggir jalan benar-benar terbengkalai tak terurus. Gelap, sunyi, tanpa tanda kehidupan.
Tito mendapat giliran menyetir dan Bastian tidur di kursi dengan kepala miring. Tiba-tiba mata jeli Tito menangkap sesosok wanita cantik berperawakan sedang mengenakan celana panjang dan sweeter. Berdiri di depan supermaket yang sudah tidak beroperasi.
CKIIITTT
Tito ngerem mendadak, kalau urusan wanita cantik, dia selalu bereaksi cepat. Dia memutar kendaraan mendekati sang wanita berambut sebahu bermata jelita. Menghentikan kendaraan di dekatnya. Mata lelaki itu berbinar saat mengenali sosok wanita berkulit bersih kecoklatan. Mantan teman sekelas yang dulu terkenal pintar, dingin, cantik tapi kutu buku.
“Emmelyn?! Ngapain di sini?” Tito tidak turun, hanya menurunkan kaca mobil sedikit, dia khawatir ada Zoporn tiba-tiba muncul.
Wanita itu memicingkan mata menatap Tito lekat kemudian bergumam, “Si item keriting, ya? Eh, Tito maksudnya.”
Tito tidak tersinggung. Item keriting memang julukan Tito, sangat sesuai dengan penampilanya. Bedanya, pas SMA dia adalah item keriting yang culun dan mendapat banyak penolakan wanita. Sekarang dia menjadi healer yang dicari ratusan wanita.
“Elo mau kemana? Kok malem-malem di sini?” Tito mengulangi pertanyaan.
“Mau ke Silasol. Kamu ke mana?”
“Kebetulan. Gue juga ke Silasol. Elo ikut kita aja.”
“Kita? Kamu sama siapa, To?”
“Sama Bastian. Musuh bebuyutanmu. Dia lagi molor di mobil.” Kata-kata Tito membuat Emmelyn tersenyum karena sekelebat kenangan terlintas di kepalanya.
“Aku sama temen juga. Boleh ajak dia?” Tanya si gadis.
“Berapa orang?”
“Cewe, satu. Lagi di dalem nyari skincare dan pakaian.”
“Boleh!”
Sesuai intruksi Emmelyn, Tito mendekatkan mobil ke pintu supermarket yang gelap. Hanya Emmelyn yang masuk ke dalam mencari temannya. Tidak berapa lama dia keluar bersama seorang wanita memakai topi lebar menjinjing tas besar. Dengan sigap Tito membuka pintu mobil, setelah keduanya masuk dan duduk di kursi belakang, Tito menutup pintu dengan cepat.
Bastian tersentak mendengar suara pintu dibanting keras. Lelaki yang belum pulih kesadaran sehabis tidur, kaget saat menyadari ada dua wanita berparas ayu duduk di belakangnya. Dia menatap mereka silih berganti sambil mengejapkan mata mencoba mengenali.
“Emmi? Delfina?”
Ini adalah pertemuan pertama mereka semenjak kelulusan 3 tahun lalu. Seperti mimpi bagi Bastian. Kedua wanita itu memberi kesan yang mendalam bagi hidupnya. Mereka dulu sekolah di tempat yang sama. SMA 13 Domire. Sekolah khusus murid yang minus perhatian oran tua. Yatim, piatu, yatim-piatu, dan cerai.
Emmelyn teman yang merupakan saingan terberatnya di kelas. Mereka juara kelas bergiliran. Bastian unggul di Matematika dan kalah telak di Bahasa Ingris. Bastian dan Emmelyn sering terlibat debat panas saat pelajaran.
Delfina adalah teman Bastian beda kelas. Cantik, seksi, populer. Hampir semua lelaki sadar akan keindahan bokong bulat Delfina. Dan lebih wow, buah dada Delfina yang menonjol seperti tidak muat dalam seragam SMA-nya.
Delfina tidak sepintar Emmelyn, bahkan termasuk golongan di bawah rata-rata. Gadis itu sering meminta bantuan Bastian untuk mengerjakan PR dan tugas sekolah. Itu menimbukan rasa suka di hati Bastian, rasa terpendam terhadap Delfina belum terungkapkan sampai saat ini.
“Hey, Tian. Apa kabar?” Suara Delfina merdu membelai telinga Bastian. Wajah perempuan yang pernah bercita-cita jadi actress itu sekarang lebih matang, lebih mengagumkan di mata si lelaki.
“Baik. Kamu apa kabar?” Bastian tersenyum lebar. Jantungnya berdegup keras, memompa darah lebih cepat sehingga membuat wajahnya hangat. Ada gairah yang tiba-tiba hidup dalam hatinya setelah sekian lama tidur.
“Kabarku? Tentu saja buruk.” Wajah Delfina tertekuk.
“Kenapa?”
“Gue Otame.”
“Tenang aja. Gue Healer,” sahut Tito. “ Kalo elo kena virus mesum. Gue kasi pengobatan gratis.”
Delfina tertawa renyah. Bastian dan Emmelyn ikut bercerita tentang status mereka sebagai Kaoraci.
“Emie. Kalo elo jadi healer, gue jamin pasien elo bakal rame!” Tito melirik wajah ayu Emmelyn yang sedang menatap keluar kaca mobil. “Jarang ada healer wanita. Apalagi cantik macam elo.”
“Enggak. Aku enggak minat jadi healer!” Sahut Emmelyn tanpa menoleh.
“Kalo elo gimana, Bas?”Delfina bertanya dengan suara lembut. “Elo mau ngobatin gue kalo gue kena zoporn? Elo mau jadi healer demi gue?”
Bastian tidak menjawab, tetapi dalam hati dia mulai goyah. Kalau Delfina kena virus Zoporn, apa dia tega membiarkanya? Status Kaoraci yang dibanggakan dan dipertahankan selama ini mulai goyah oleh ucapan seorang wanita. Hebat sekali Delfina.
“Baaaas, elo pindah ke belakang, duduk ama gue. Biar Emie duduk di depan ama si Titit,” pinta Delfina manja. “Gue kangen ama elo. Pengen ngobrol.”
Bastian tersanjung dan merasa terbang. Siapa yang tidak meleleh mendengar rayuan wanita yang dikagumi?
“Oke. Aku pindah kedepan!” Emmelyn menggebuk jok mobil, memerintah Tito untuk menghentikan mobil di pinggir jalan. Kemudian Bastian dan Emmelyn bertukar tempat.
“Woiiiyy. Kalian jangan ciuman!” Tito memberi peringatan. “Inget Bas, Lo auto jadi Otame kalo ciuman ama Delfie.”
“Gue tau! Gue bisa jaga diri! Enggak nafsuan kaya elo!”
Jadi Kaoraci banyak pantangan, jangankan bercinta, ciuman aja dilarang. Kalau ciuman dengan healer atau otame, kaoraci akan menjadi otame. Spesialnya, kalau berciuman mengobati pasien yang terkena infeksi level Kisser, Kaoraci akan menjadi Jeniro-Healer.
~*~
Matahari baru terbit saat mobil yang dikendarai Tito sampai di jembatan penghubung Domire-Silasol. Jembatan selebar enam meter itu berdiri kokoh membentang sepanjang 273 meter di atas Sungai Takitaki.
Di atas jembatan sesak oleh kendaraan tak bergerak. Bus miring di jalan, truk menghantam pembatas jembatan, beberapa mobil dan sepeda motor bertumbukan. Pecahan kaca, plastik, helm tergeletak mengotori jalan.
Tito mengendarai mobil pelan. Meliuk, zigzag mencari celah. Mata awas menatap sekitar.
Setelah sampai di ujung jembatan jalanan lebih rapi dan lenggang. Gapura penanda masuk kawasan Distrik silasol tampak megah saat kendaraan yang dikemudikan Tito melewatinya. Perjalanan memakan waktu beberapa jam untuk mencapai Benteng Orasuci.
Distrik Silsasol adalah kawasan minim penghuni. Sebelum Zoporn menyerang, area itu dianak-tirikan pemerintah. Menurut perhitungan elit politik, investasi di Silasol tidak menguntungkan karena hanya akan menghasilkan sedikit suara dalam pemilu. Meskipun begitu, banyak pejabat yang membeli tanah dan membangun villa saat ada acara cuci uang hasil korupsi.
Silasol adalah daerah kaya sumber daya alam. Gunung, lembah, danau, dan sungai terdapat di sana. Meskipun memiliki banyak pepohonan, namun daerah ini bukan daerah tidak terjangkau manusia. Jalan yang diaspal halus kebanyakan menuju villa megah di pegunungan milik pejabat dan pengusaha Domire. Semua kampung dihubungkan dengan jalan meskipun itu berupa jalan setapak kecil.
Jalan ke Benteng Orasuci naik turun dan banyak tingkungan tajam. Mebelah area persawahan dan perkebunan yang kering menguning karena kemarau tak kunjung berganti hujan. Kendaraan Bastian melaju pelan dan hati-hati. Terkadang angin berhempus cukup kencang mematahkan ranting tua atau menyapu dedaunan gugur yang menutupi aspal.
Mereka tiba di benteng Orasuci saat matahari sudah mendekati waktu terbenam. Keempat tamu disambut hangat oleh dua penjaga, kemudian diijinkan melewati gerbang yang menyatu dengan tembok kokoh setinggi lima meter.
Partai Orasuci adalah perkumpuan yang berisi Kaoraci dan Healer terbanyak di dunia. Mereka juga menampung Otame dan anak di bawah umur. Orasuci rutin mengambil anak-anak yang kehilangan orang tua untuk diajak tinggal di partai mereka.
Area yang mereka miliki sampai ribuan hektar. Terdapat pohon buah, padi, sayuran dan bahan obat herbal. Mereka juga memiliki ayam, sapi, kambing yang dikembang-biakan sebagai makanan. Listrik tenaga air mereka maanfaatkan saat ada acara tertentu.
~*~
Bastian dan Emmelyn mendapat tempat tinggal sementara. Rumah kayu sederhana yang dikelilingi pepohonan besar dan rindang. Bangunan dengan dua kamar tidur itu mempunyai teras di bagian depan, lengkap dengan kursi dan meja rotan untuk bersantai. Di depan teras ada taman bunga. Di tengah-tengah tampak pohon mangga berdaun rimbun.
Emmelyn duduk di kursi taman di bawah pohon berdaun rimbun sambil menatap sinar keemasan sang mentari saat menerpa pucuk pepohonan. Celana panjang longgar dan kaos lengan panjang biru muda melekat pas di badannya. Tubuhnya jauh lebih segar setelah melewati malam pertama di Orasuci dengan tidur pulas. Rasa lelah di malam sebelumnya karena hampir tidak tidur saat perjalanan Domire-Silasol sudah hilang.
Bastian muncul di belakangnya sambil membawa secangkir kopi mengepulkan asap beraroma nikmat. Teman satu rumah Emmelyn tersebut berdiri di samping sang gadis. Rambutnya acak-acakan dan wajahnya kusut.
“Bas. Aku kok ngerasa aneh. Sepanjang jalan aku enggak liat Zoporn sama sekali.” Gadis itu meletakan telujuk di bawah bibir tanda berpikir.
“Kamu kan tidur, wajar engak liat.”
“Enak aja! Kamu tuh yang ngorok di jalan,“ Emmelyn jengkel atas tanggapan tidak serius Bastian. “Kamu enggak ngerasa janggal, ya?”
“Enggak.”
Emmelyn merasa lelaki itu tidak tertarik dengan bahan percakapan mereka. Sering bengong, tatapan kosong, raut wajah kuyu, letih, lesu, tanpa semangat. Sudah menjadi bukti kuat bagi Emmelyn kalau ada yang tidak beres pada Bastian.
“Kamu pasti mikirin Delfina. Iya kan?” Emmelyn mengubah topik pembicaraan sambil merapikan rambut sebahunya dengan jari tangan.
Bastian tersenyum kecut. Tatapan Emmelyn yang tajam saat pandangan mata mereka beradu seperti bisa membaca isi hati lelaki yang sedang gundah. Bastian tidak mungkin berbohong, dia masih memikirkan Delfina.
Delfina terpisah dengan mereka, begitu juga Tito. Itu sesuai aturan di Orasuci. Mereka semua mempunyai area masing-masing sesuai status.
“Kamu udah pernah ungkapin perasaan suka ama Delfie? Nembak dia?” Tanya Emmelyn.
“Enggak,” Lelaki yang 10 cm lebih tinggi dari Emmelyn menggelengkan kepala.
“Penakut! Pantes kamu jadi Kaoraci. Nembak cewe aja enggak berani,” ucapan pedas gadis itu membuat telinga Bastian panas. Emmelyn memang jengkelin, bukannya ngibur malah manes-manesin.
“Trus? Apa bedanya aku ama kamu? Kaoraci Perawan tua!” Bastian membalas.
“Beda bangeet lah!“ Emelyn meloncat dari duduknya, berkacak pinggang sambil lempar senyum mengejek. “Aku wanita dan kamu pria.”
“Bedanya apa? Sama-sama kaoraci. Jomblo dari lahir”
“Bedanya! Aku banyak yang mau. Kamu banyak yang nolak! ” Ujar Emmelyn pongah. “Kamu tau? Aku udah nolak puluhan cowo yang pengen jadi pacar aku. Kalo aku mau. Aku bisa punya pacar dengan gampang. Enggak kaya kamu, Kaoraci karena enggak laku.”
“Sok tau! Aku belum pernah ditolak cewe!” Mata Bastian mendelik kesal.
“Buktinya kamu enggak punya pacar?”
“Males pacaran.”
“Males pacaran tapi memendam cinta. Pengecut!”
Bastian melirik kesal gadis yang berdiri di sampingnya. Ekspresi wajah Emmelyn yang ceria penuh senyum kemenangan membuat Bastian jengkel. Dari dulu semenjak kenal, saat si gadis merasa berada di atas anggin selalu bertingkah meremehkan Bastian. Hati Bastian cepat sekali panas kalau menghadapi gadis ini.
Bastian sangat percaya pengakuan Emmelyn tentang banyak lelaki yang ingin menjadi pacar gadis itu.
Siapa sih lelaki yang tidak tertarik pada gadis langka macam Emmelyn? Cantik penuh energi! Apalagi sorot matanya yang luar biasa menggoda, terutama saat emosi. Meskipun mengakui kelebihan Emmelyn, tapi tetap saja Bastian butuh kemenangan kalau berdebat dengan gadis ini.
“Kenapa kamu enggak nerima cowo yang nembak kamu? Jelek semua. Iya kan? ” Bastian memulai serangan.
“Enggaklah. Aku nolak karna aku pengen fokus belajar.”
“Halah Bohong! Alasan klasik. Atau jangan-jangan kamu lesbian ?”
“Enak aja! Aku normal!”
“Bo’ong. Ngaku aja!”
“Ish, maksa. Kamu kali yang homo!”
“Kagaklah, aku bisa buktiin!”
“Bukti?”
“Kamu mau aku cium,..” Bastian pelan-pelan mendekatkan wajah ke wajah Emmelyn.
Sontak si gadis menghindar panik. Tangan terjulur kedepan menahan wajah Bastian. Dengan gemas mencengkeram pipi si lelaki.
“Udah ah! Canda’anmu kelewatan!” Wajah Emmelyn merah, membuang muka tidak mau menatap Bastian yang tertawa penuh kemenangan.
“Awas! Jangan deket-deket!” Ancam si gadis dengan wajah cemberut. “Aku enggak mau jadi Otame gara-gara kamu.”
Matahari semakin meninggi. Pertengkaran kecil dengan Emmelyn sudah usai tetapi Bastian tidak betah di sana. Dia memutuskan menemui Tito.
Area para Healer jauh lebih megah. Bangunan tinggi bertingkat, besar dan mewah. Taman tertata rapi dengan banyak bunga. Tidak banyak pohon besar seperti di area Kaoraci. Jalan paving penghubung setiap bangunan sangat bersih dan terawat. Itu mengingatkan Bastian pada keadaan Domire sebelum terserang Zoporn.
“Itu ruangan gue untuk healer Festival nanti,” tangan Tito menunjuk sebuah bangunan bertulisan TITO THE CURLY BLACK. Bangunan yang menyerupai stadion sepakbola mini itu berdiri berjejer dengan bangunan serupa yang memiliki tulisan berbeda sesuai nama sang healer.
Bastian penasaran dengan Healer Festival tetapi tidak bertanya lebih lanjut. Ada hal yang lebih penting yang ingin ditanyakan pada Tito, tentang Delfina.
“Tit, area Otame di mana?”
“Tuh, di luar sana,” telujuk Tito menunjuk sebuah tembok pembatas setinggi lima meter. “Mau ngapain?”
“Eemmm..” Bastian ragu untuk berterus terang. “Pengen nyari Delfina.”
“Eh Kaoraci munafik! Ngapain elo nyari dia? Nyium kagak, ngentot juga enggak! Kangen liat bokong ama toket-nya?”
“Anjay, mulut elo sembarangan aja!” Bastian menyanggah. “Ada yang pengen gue omongin ama dia.”
“Mau bilang cinta?”
“Enggaklah!” wajah Bastian merah padam. “ Pengen ngobrol aja.”
“Itu namanya suka, Baaass. Awas jatuh cinta! “ Tito tertawa terbahak. “Gawat nih! Ada kaoraci jatuh cinta!”
“Kaga! Gue kaga jatuh cinta!”
“Jangan-jangan elo nyari bacolan! Gawat ada kaoraci horny!” Tito menggoda makin kurang ajar membuat Bastian kehabisan kata.
“Jangan nyesel ya kalo Delfina nanti gue embat,” Tito tertawa keras. ”Bas! Mending bejat daripada munafik!”
~*~
Matahari bersinar teduh menembus celah daun pepohonan yang menaungi rumah persinggahan saat Bastian kembali. Lelaki ringan tangan itu sempat membantu Kaoraci lain bekerja. Membuat kue, memetik buah, dan merawat ternak.
Saat masuk halaman, dia melihat Emmelyn mencabut rumput yang tumbuh di sekitar kebun bunga mawar. Bastian berlalu di samping sang gadis tanpa mengeluarkan kata, dia masih jengkel dengan kejadian tadi pagi sehingga malas menyapa gadis yang membuat emosinya mudah naik.
“Bas, tunggu! Aku dapet kabar kalo Delfie kena virus habis jinakin Zoporn.”
Bastian refleks menghentikan langkah dan menoleh. Sorot matanya berubah tajam, tidak melepas pandangan dari gadis manis yang menyeka butiran peluh di dahi dengan lengan.
“Serius?”
“Iya. Masih dikarantina. Nunggu giliran healer buat ngobatin,” lanjut Emmelyn. “ Kamu tenang aja. Infeksi level Kisser.”
Tenang? Tidak bisa! Mana mungkin Bastian bisa tenang saat gadis yang dia suka kena virus. Bastian menghempaskan tubuhnya di kursi rotan di teras. Dia terdiam cukup lama sambil mengelus-elus dagu.
Bastian berpikir keras. Demi orang yang disuka, dia memang harus berani berkorban. Menjadi Healer adalah salah satu cara menjadi pahlawan bagi gadis pujaan hatinya. Sekaranglah kesempatan itu. Dia harus bertindak sebelum terlambat.
“Aku mau jadi healer buat nyembuhin Delfina!” ujar Bastian tiba-tiba.
“HAH!?”
Emmelyn terperangah tidak percaya mendengar pernyataan Bastian. Si gadis kemudian duduk di kursi dekat Bastian. “Kamu tau kan resiko jadi healer. Bakal diuber-uber zoporn.”
“Ya! Aku tau. Demi Fina aku rela!”
“Mending kamu pikirin lagi Bas.” Emmelyn menarik nafas panjang kemudian lanjut berucap, ”Lagian kamu belum pernah ungkapin rasa cinta ama Delfina. Bisa aja kamu ditolak.”
“Tidak masalah. Aku tulus pengen dia sembuh.”
“Bas. Banyak yang enggak kamu tau tentang Delfina.” Emmelyn hendak bercerita tetapi pandangan mata Bastian yang berapi-api menghentikannya.
“Emmie! Itu keputusanku! Kamu enggak bisa ikut campur. Kalo kamu enggak bisa bantu, setidaknya jangan halangi.”
Kata Bastian terlalu pedas bagi telinga Emmelyn. Si gadis sulit percaya apa yang didengarnya. Wajah Bastian mendadak terasa asing baginya. Lelaki yang biasanya lembut dan logis jadi penuh amarah .
“Ya udah. Terserah kamu. Toh Kamu yang bakal tanggung resikonya!” Emmelyn bangkit. Menghentakan kaki pertanda kesal. Kemudian berlalu dengan wajah keruh kepala menunduk masuk ke dalam kamar.
Keseokan paginya, Bastian melihat Emmelyn sibuk di kebun mawar. Gadis itu tahu kalau si lelaki yang menjadi teman ributnya kemarin sore keluar kamar, tetapi dia cuek.
Bastian berhenti di dekat Emmelyn dan berharap gadis itu melempar senyum, tetapi itu tidak terjadi. Bastian sadar kalau kemarin dia terbawa emosi. Dia hendak minta maaf, tapi saat mulutnya terbuka hendak mengucap kata, Emmelyn mendahului.
“Bas. Aku minta maaf. Aku egois. Enggak seharusnya aku ngelarang kamu jadi healer. Kamu paling tau yang terbaik buat kamu.”
Bastian mematung. Dia tidak menduga kata itu bisa meluncur dari bibir Emmelyn. Kata permintaan maaf yang manis dan menyejukan hati.
“Aku juga minta maaf, Emie.”
“Oh ya, sampe’in salamku ama Delfie,” ujar Emmelyn dengan senyum terpaksa. Si Gadis melangkah masuk ke dalam rumah. Tidak ada lagi kata yang terucap. Bastian hanya mampu menatap gadis yang perlahan hilang dari pandanganya.
Bastian melangkah ke tempat pengelola benteng dan mengutarakan keinginannyamenjadi healer. Dia disambut baik, semua berjalan lancar.
~*~
Terakhir diubah: