Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY WINCEST

Tema cerita sedarah baru setelah cerita ini selesai??

  • Ibu vs anak kandung

    Votes: 411 49,5%
  • Ayah vs putri kandung

    Votes: 123 14,8%
  • Kakak vs adik

    Votes: 144 17,3%
  • Paman/Bibi vs keponakan

    Votes: 34 4,1%
  • Ibu/Ayah mertua vs menantu

    Votes: 71 8,6%
  • Kakak/adik ipar

    Votes: 30 3,6%
  • Sepupu

    Votes: 17 2,0%

  • Total voters
    830
  • Poll closed .
Episode 4

POV ROY

Saat tiba dirumah, setelah pulang dari tempat Kak Heru. Aku berusaha bersikap normal didepan kedua orang tuaku.

"Pagi pa, ma?". Tanyaku saat bertemu mereka. Kulihat mama agak kaget, namun melihatku bersikap biasa saja, dia juga pura pura seperti tidak ada apa apa.
"Eh... Lhoh.. udah selesai tugas kelompoknyanya Roy?" Tanya Mama.
Tugas? hmm berarti mama beralasan pada papa aku pergi dari rumah karena ada tugas kelommpok ya?
"I..iya ma, udah beres,!" Jawaku mengimbangi sandiwaranya.
"Tugas apa Roy?" Tanya papa.
Njir tugas apa ya.
"T..tugas biologi pa, ee. penelitian tentang. . ee hasil kawin silang beberapa jenis ayam, lumayan seru pa, ha,, ha,!" Jawabku ngawur.
"Hmm. hari ini masuk sekolah apa nggak?" Tanyanya lagi.
"Iya pa".
"Jangan sampai telat lho, udah jam segini cepet sarapan & siap siap, papa juga mau berangkat kerja". Sambil memeriksa isi tas kerjanya.
"Siap pa!"
"Waduh charger laptop papa hampir lupa, maa tolong ambilin dikamar!" Pinta papa.
"Baik pa!". Mama ke kamar mencari charger laptop papa.

Aku pergi ke ruang makan, sarapan disana.
Kudengar papa pamit sama mama.
Saat papa keluar rumah, ku tunda sarapanku, kutemui dia. Kesempatan bagiku minta maaf ke mama.

"Ma..."
Dia menoleh kearahku, kuhampiri dan kupeluk tubuhnya.
"Maafin Roy Ma!" Kataku pura pura sedih dan menyesal.
Dia membalas pelukanku.
"Iya mama maafin, , Kamu masih muda, perjalanan hidupmu masih panjang, semua emang udah terlanjur, ini pelajaran buatmu. Jangan mengulanginya lagi, jangan membuat aib bagi keluarga." Kukira Mama masih marah padaku, mungkin sudah dibujuk kak Heru, dia jadi lebih bersikap halus padaku.
"Roy janji gak akan ngelakuin itu lagi ma". Jawabku.
"Kalo wanita itu masih menghubungimu, bilang ke mama, biar kulabrak." Kata mama agak marah sama tante Tuti. Aku bersyukur ia tidak menanyakan detail apa yang telah terjadi.
"T..tapi ma, tolong jangan beri tahu papa!" Kataku menunduk sambil memelas.
"Tentu saja, dari kemarin aku khawatir sama kamu gimana kalo papa tahu hal ini." Jawab mama.
Kupandangi wajahnya. Kupeluk lagi tubuhnya.
"Makasih Ma!".
"Kamu udah sarapan?"
"Itu.., tapi belum kelar, hehe, Tadi aku janji sama kak Heru agar langsung minta maaf sama mama kalo tiba dirumah."
Dia tersenyum, manis sekali, ini wajah yang kurindukan sejak kecil. Sial malah ngaceng. Kulepas pelukannya, lanjut sarapan, persiapan, , dan berangkat sekolah.

Selanjutnya aku berusaha bersikap lebih baik, dan selalu nurut pada ortuku, terutama sama Mama, agar dapet perhatian lebih darinya.

Seminggu kemudian mulai kujalankan rencana pertama.
"Pa minta dwit dong!" pintaku pada papa.
"Buat apa?" jawabnya.
"Servis ama ganti beberapa sperpat motor pa!"
"hmm. dwitmu udah abis?"
"Wah pengeluaran bulan ini banyak banget pa, ga cukup nih tabunganku, ayolah pa..!" Kataku merengek seperti anak kecil.
"Emang berapa?"
"Sekitar sejuta , he he"!
"Ya.. nanti papa transfer"
"Ok makasih papaku sayang" Jawabku sambil cengar cengir.

Beberapa hari kemudian aku minta sama mama. Saat kami sedang berdua.
"Ma .."
"Ada pa Roy"
"Hehe.." Kujulurkan tanganku seperti orang mengemis. Sambil jari dan jempol kugesekkan.
"Buat apa??!"
"Ganti ban motor" Jawabku sambil meringis.
"Kemarin kayaknya kamu udah di beri papa" Jawabnya pura pura cuek.
"Itukan buat servis ama ganti sperpat ma.. ayo dong ma, please deh.."
"Jangan biasakan hidup boros..." Katanya.
"Inikan demi keselamatan ma, kalo bannya aus teros aku jatuh gimana?"
Sial dia masih pura pura cuek.
"Mama cantik deh, baik hati, lembut, penyayang, dermawan..." Kucoba merayunya.
"Yee malah ngerayu." Katanya pura ura sewot padahal kulihat tadi dia senyum senyum saat kurayu.
"Ntar cantiknya ilang lo ma.. hehe"!
"Ihhh dasar.. berapa??"
"500 rb aja deh, , sebenernya harganya 700rb lho ma, aku masih punya sisa 200rb, jadi tambahin ya, yang 500rb"
Sebenernya ban motorku masih bagus, lagian dia gak pernah urusin motorku, jadi kupikir akan berhasil.

"Nih.. " Dia ambilkan uang dari tasnya dikamar.
"Assekkk mama cantik deh, makasih mamaku sayang". Ku cium pipinya.
"Ihh dasar.." Katanya sewot padahal wajahnya memerah.

Aku membeli android baru walau seharga 1,5jt an, namun fiturnya sudah lengkap, hasil merengek dari papa mama.

Kucari video panasku dengan tante Tuti di komputerku. Kukirim ke hpku. Persiapan pertama selesai. Sebenarnya aku bisa saja menggunakan hp lamaku untuk melakukan aksi ini, dengan menggunakan satu slot kartu sim yang tidak terpakai untuk aktifkan aplikasi WA, atau menggunakan fitur aplikasi ganda, namun aku lebih memilih langkah aman, dengan membeli hp baru, jika suatu saat mama curiga padaku dan memeriksa hpku, bisa gagal rencana ini.

Hari Jumat waktu mama libur, sepulang sekolah kulihat dia lagi tiduran diruang TV,

"Ma.." Sapaku.
"Eh Roy, ..!"
Aku duduk bersandar disofa belakangya.
Kupandangi tubuhnya lagi tidur miring, memakai kaos coklat, dan celana training ketat, membuat pantat dan pahannya tercetak.
"Ganti baju dulu, terus makan, baru nyantai". Kata mama dia masih mantengin tv.
"Iyaa iyaa ma, ,".
Jawabku sambil ngeluyur ke kamar dan ganti baju.

Tidak sabar ingin melaksanakan aksiku, Kubawa kedua hpku menuju meja makan, Hp lamaku kupasangkan earphone dan kupakai, sedang hp baru ku kusimpan dalam saku celana.
Aku makan sambil pura pura mendengarkan lagu. aku tidak bisa melihat mama yang sedang berbaring di lantai karena tertutup 2 sofa kecil.

Kubuka tidak lupa ku silent hp baruku, Sebelumnya Profil WA nomor baru kupasang foto tante tante pakai kacamata, dari google.
Kukirimkan potongan videoku dengan tante Tuti namun belum kuperlihatkan saat wajahku terekam., kupilih adegan saat dogy, karena saat itu aku yang pegang kamera, jadi dalam rekaman hanya terlihat punggung, rambut, dan kontolku yang sedang beradu dengan pantat tante tuti.

'Thuling thuling..'
Kudengar hp mama bunyi, kulihat dia membuka hpnya.. Kuselipkan hp baruku kedalam sakuku.
'Ahh.. ohh.. mmhh.."
Terdengar suara adegan panas di hpnya. dia panik langsung bangkit duduk dan memelankan volumenya. dan menoleh kearahku, aku pura pura tidak tahu karena telingaku tertutup earphone sambil manngut manggut.
Ketika aku menatap kearahnya, dia agak bingung aku pura pura tanya.
"Hmm.. gimana Ma?" Tanyaku dengan suara keras sambil melepas sebelah earphone.
"Eh.. ng.nggak papa." Jawabnya
Sepertinya dia takut aku mendengar suara tadi. Kilirik dia sibuk mengetik mungkin membalas dengan pesan teks.
Kupasang lagi earphonku pura pura cuek sambil makan. Hp lama kutaruh di atas meja makan, dan hp baru kuhalangi piring makan dari pandangannya.
Kubaca pesannya. .
"Hei siapa kamu! Aa maksudmu kirim ginian??πŸ‘ΏπŸ‘Ώ!"
Aku makan sambil balas pesannya.
"Nyonya gak pingin,?? brondong muda lho, gampang berdiri, stamina yahutt ?? πŸ˜‚πŸ˜‹"
"Dasar Lontee πŸ‘Ώ"! Balas mama.
"Gak usah munafik deh nyonya,, wanita seusia kita pasti punya gairah tinggi, apa benar kamu udah puas ama suami yang udah mulai tua πŸ˜³πŸ™Š!". Balasku lagi.
Kulihat mama naik keatas sofa, diam, kulihat tatapannya masih tertuju pada hpnya. namun seperti orang yang sedang melamun.
"Apa urusanmu!! Tulisnya.
"Aku kasihan pada wanita wanita yang mungkin secara materi tercukupi atau berlebih, namun dalam urusan seks, mereka tertekan dan frustasi karena libido yang tak terpuaskan!". Jawabku.
"Siapa kamu sebenernya!". Tanyanya.
"Kau bebas memanggilku lonte, tante girang, wanita murahan ato apapun semaumu" Jawabku.
"Kau dapet dari mana nomorku!!!"
"Hmmm kalo dari mana nomormu, ini rahasia, aku gak bisa jawab 😁".
"Apa maumu, Jangan macam macam dengan keluargaku, atau kulapor polisi!" Ancamnya.
"Wihh galak banget sih nyon, pasti belum dapet jatah ya 🀣,, Sebenarnya aku ingin menawarkan jasa brondong kenalanku,, kamu mengerti maksudku kan"! Kucoba menggodanya.
"Ihh.. Aku bukan wanita murahan sepertimu dasar lonteπŸ‘Ώ!"
"Yaaa.. Mungkin hal ini memang tidak pernah terlintas dipikiranmu, tapi jika suatu saat kamu memerlukan bantuanku, jangan sungkan sungkan ya 😁!"

Sial hanya dibaca doang. Kulihat mama lanjut nonton tv, kusimpan hp baru dalam saku, Makanku sudah habis, lalu beres beres piring, Saat aku melewatinya kulirik wajahnya agak jengkel, mengerutkan alisnya, Aku sebenarnya ingin tertawa, aku pura pura nyanyi lagu barat kesukaanku, jangankan artinya, liriknya aja ngawur πŸ˜‚.
Aku kembali ke kamar. Yah untuk hari ini segini dulu aja. Kalo ku paksakan bisa bisa di blokir, pikirku.

Beberapa hari kemudian,
Waktu itu cuaca gerimis, walaupun gak hujan deras, namun suhu ruangan terasa dingin. Habis makan malam, sepertinya papa lagi nonton debat capres di tv ruang keluarga, kulihat mama gak ada disitu. Mungkin dia nonton tv dikamarnya, masing masing kamar dirumah kami sebenarnya sudah ada tv 21 inch, namun diruang keluarga dipasang Tv resolusi 4K jadi lebih bagus dan besar. Mungkin mama mengalah nonton tv di kamar, sedang tv diruang keluarga di tonton papa.

Muncul ide lagi dipikiranku.
Aku kembali ke kamar. Kali ini jika kukirim video, aku kawatir mama langsung membuka lupa mengecilkan volume dan papa bisa mendengarnya, jadi kukirim beberapa fotoku sama tante tuti, yang sudah sensor wajah kami, mulai dari foto mesra, foto ciuman, foto bugil bersama, dan blowjob tante Tuti.

"Hmm ditempatku hujan deras nyon, enaknya ya gini πŸ˜‹πŸ˜‹πŸ™Š!" Tulisku dan kulanpirkan foto tadi.
"Dasar perek!" Balasnya.
"Hmmm dijilat kok geli geli gimana ya"! Tulisku lagi, kali ini foto yang diambil tante tuti, waktu itu dia lagi ngangkang kujilati memeknya, tidak lupa wajahku kusensor.
"πŸ‘ΏπŸ‘ΏπŸ‘ΏπŸ‘ΏπŸ‘Ώ" hanya itu balasannya.
Kukirim lagi gambar screenshoot dari videoku, saat mulai beradegan panas.
Namun dia tidak membalas.
Ah sial, apa cara ini memang gak berhasil ya, batinku, aku mulai agak bingung. Suasana yang dingin membuat perutku ingin ngemil, aku keluar kamar mencari snack di kulkas, sekalian bikin kopi di dapur.

Saat mau kembali kekamarku, kulihat Mama
keluar dari kamarnya. Memakai baju tidur tipis, terlihat seksi sekali, menenemui papa, aku berhenti dan kembali pura pura sibuk di dapur, kulihat disenderkan kepala mama dipundak papa, sambil bisik bisik, dan menarik narik tangan papa. Sepertinya tadi kudengar papa bilang
"Bentar dulu ma,.....". Tapi kalinat terakhir gak jelas.
Aku kembali menuju kamar,

"Roy, udah malem cepet tidur, kok malah bikin kopi!" Kata mama.
"Lembur tugas ma" Jawabku pura pura tergesa gesa sibuk, menuju kamar.
"Pa udah larut besok telat lo" Kudengar mama juga ngomel ke papa.
"Iya.. iya.." Jawab papa.
Aku masuk kamar menaruh kopi dan snack dimeja. Saat mau menutup pintu kamar, sekilas kulihat mama berdiri menarik narik lengan papa yang masih duduk.
Kututup pintu kanarku, kemudian TV di ruag keluarga dimatikan,
Aku tersenyum, Haha pasti mama minta jatah nih..

Paginya kulihat Mama agak cemberut gimana gitu, kuajak ngobrol atau saat bicara dengan papa, dia hanya menjawab seperlunya. Hmm mungkinkah tadi malem dia gak puas?? hehe bagus, rencana awal sukses.
---------

Suatu saat kudengar dari papa kalo kak Heru lagi sakit, tentu saja papa mengizinkannya cuti, dan besoknya kami sekeluarga akan menjenguknya.

Sore hari setelah papa mama pulang kami siap siap.
"Kak Heru sakit apa sih pa?" Tanyaku pada papa.
"Katanya sih demam, ya mungkin karena sering kehujanan waktu berangkat atau pulang".
"Ow..Gitu.." Jawabku, kenapa dia gak bilang padaku ya.
"Ayo pa, berangkat sekarang , ntar kemalaman, malah ganggu Heru istirahat!" Kata Mama.
Dalam perjalanan menuju kerumah Tante Nur, kami membelikan bingkisan kepada mereka.

Setiba dirumah Tante Nur, saat dia membukakan pintu, kaget melihat kami datang kesana.
"Eh pak Budi, dek Indah, nak Roy!
"Silahkan masuk!"
Kami duduk diruang tamu.
"Gimana keadaan Heru Bu?" Tanya papa.
"Masih demam pak, Kemarin dia minta dibeliin obat diapotek, tapi ini kok masih demah, kupaksa kuantar periksa kedokter ,eh dianya gak mau."
Jawab tante Nur.

Kami memeriksa kondisinya, sepertinya demamnya agak parah. Papa memutuskan dan memaksa kak Heru dibawa ke Rumah Sakit. Akhirnya dia mau, dalam perjalanan aku sempat mengoloknya, kusindir 'mungkin kebanyakan'! Tante Nur bertanya kebanyakan apa, kujawab kebanyakan minum es haha. Padahal maksudku kebanyakan coli.
πŸ™ŠπŸ˜‹.

Setelah diperiksa ternyata hanya flu, namun udah agak parah, dokterpun menyarankan untuk lebih banyak istirahat.
Kami kembali kerumah tante Nur.
Sempat kutanyakan gimana perkembangannya dengan tante Nur, dia bilang ada kemajuan dikit, aku juga demikian, lagi asik ngerjain mama 😁.
Setelah itu kubiarkan dia istirahat dikamar. Aku kembali keruang tamu bersama tante Nur, papa, dan mama.
Papa mengizinkankak heru libur sepekan, karena dia mendengar sendiri apa kata dokter, agar kak heru lebih banyak istirahat.

________

Selama kak Heru cuti, papa pulang pergi sendiri tanpa sopir. Sedang mama diantar jemput mbak Ita kalo ke toko.

Setelah itu secara bertahap sering ku goda mama dengan mengirimkannya video bokep, terutama adegan antara pemuda dengan tante tante. Walaupun tidak begitu dia tanggapi, kalo emang dia terganggu dengan aksiku ini seharusnya dia udah blokir kontak palsu ini, atau ngelaporin ke polisi, buktinya dia diam saja. Jadi suatu saat ketika kami nonton tv bersama, aku nekat mengirim video panas padanya, sebelumnya kupasang case hp lama ke hp baru, agar mama tidak curiga pada hp yang kupegang, dia tidak langsung membukanya, hanya melihat sekilas notif pesan dari siapa, kemudian dia bangkit mengambil sesuatu ditas yang biasa dia bawa waktu kerja. Ternyata earphone yang dia ambil, kemudian pamit pada kami kalo mau tidur dulu. Oke ada kemajuan dikit. good ..

Saat dikamar aku memikirkan rencana selanjutnya. Gimana caranya agar dia bisa tertarik secara seksual padaku, logikanya kalo wanita yang kurang kepuasan seks, sedang hasratnya meninggi pasti akan ada efek frustasi dan ketidakstabilan emosi dan kehambaran dalam hidupnya, disitu mungkin ada celah, dan jadi sebuah kesempatan bagiku untuk bisa mengisi kekurangan kepuasan batin yang dirasakannya.
Pertama aku harus meningkatkan hasratnya agar tuntutan kepuasan batinnya meningkat.
hmm apa ya?? perangsang?? obat perangsang?? Tapi kalo hasratnya udah meledak ledak, terus jika berhasil ku ekse, kira kira aku bisa ngtasin gak ya?? hmm..
Kapan kapan kutanyakan saja pada kak Heru.

Suatu saat kuhubungi kak Heru yang sudah sembuh dan mulai kerja lagi.
"Kak ,, ada info tentang obat kuat dan obat perangsang buat wanita gak?" Tanyaku.
"Emang kamu udah ngewe bu indah?" Dia balik tanya.
"Ya belum sih kak, cuman masuk syarat dalam rencanaku agar berhasil!".
"Kalo obat kuat, aku punya beberapa resep, di jamin alami, nanti kukirim resepnya dan cara bikinnya, mending mulai sekarang kamu rajin olah raga, biar staminamu bagus". Katanya.
"Kalo obat perangsang wanita kak?"
"Wah aku belum tahu Roy, tenang, ntar aku cariin info"
"Hehe oke oke trimakasih kakakku sayang!"
"Oke sama sana, njirr jangen pake sayang dong, aku malah jadi ngilu πŸ˜πŸ˜‚" Katanya.
"Wahahaha". Balasku.

Beberapa hari kemudian aku dikirimi tutorial olah raga agar stamina bagus, ramuan pria, dan perangsang wanita katanya gak ada efek samping, jadi malah lebih bagus.

Sepulang sekolah aku menyempatkan diri fitnes sesuai arahan kak Heru, untuk obat kuat buat diriku nanti saja, kalo kucoba dulu, ntar aku yang frustasi sendiri gimana, ga ada pelampiasan, paling mentog coli, soalnya aku sudah janji gak mau hubungin tante Tuti lagi, demi Mama.

Aku menemui suatu masalah, diresep perangsang wanita, hasilnya seperti jamu karena perlu air untuk campuran, Gimana caranya agar mama bisa minum ya? wadooh.
kucicipi rasanya agak pahit, hmm kuingat apa kesukaan mama, dia hobi makan gorengan, ditemani jus alpukat, atau kadang ngeteh, kira kira kalo kucampur rasanya berubah gak ya,
Aku membuat percobaan beberapa kali, saat minum teh atau jus alpukat, takaran obat yang tidak merubah rasanya seberapa, Hasilnya setengah sendok teh, itu tidak merubah rasanya. Kalo efek yang kurasakan kok malah pingin pipis mulu ya, saat minum perangsang wanita, 😁😁, gak papa, demi berjalannya rencana.

Suatu sore saat dia pulang, kucoba pertama kali menaruh bubuk ramuan ke gelas mama, kutaruh dalam sobekan kertas kecil kugenggam, dan menghampiri mama saat dia nyantai makan gorengan sama jus alpukat, papa sedang sibuk di ruang kerja sebelah ruang Tv keluarga ,, aku minta sepotong gorengan, saat perhatiannya teralihkan di hpnya yang lagi buka fb, sembari promosi dagangannya. Kumasukkan secepat kilat saat ada kesempatan,
"Wah pedas ma"! Aku aduk cepat jus tersebut,
"Ei ei ei jangan habiskan dong" Kata mama.
Aku tersenyum langsung berlari menuju kulkas, pura pura minum.

Kuperhatikan reaksi mama setelah dia minum jusnya. Setengah jam kemudian, kulihat dia agak gelisah, sering memegang perut bawahnya. Lalu pergi ke kamar mandi, beberapa menit, ia kembali. Lalu menghampiri papa, kemudian kembali lagi dimeja makan tadi. Kuperhatikan dia mengambil hp dan earphone ditasnya, masuk kamar lagi, dan gak keluar lagi sampai waktu makan malam tiba, Apa dia masturbasi sama lihat video yang pernah kukirim ya?? Batinku.
Haha..

Empat kali seminggu, kukerjai Mama dengan ramuan perangsang. berefek pada moodnya yang sering BeTe. Mungkin saja karena udah gairang tinggi, sementara papa ga bisa ngimbangin, karena faktor usia dan staminanya yang melemah.
Tidak lupa seminggu sekali, kukirimkan foto atau video panas padanya, tentu saja sebelumnya dia sudah meminum ramuanku, agar nafsunya semakin bangkit.


Suatu saat Mama menyuruhku menemaninya belanja di minimarket. Aku hanya mengikutinya dari belakang, sambil lihat lihat barang dikanan kiriku, mengambil beberapa snack kesukaanku.
Pulangnya dia menyuruhku mampur ke apotek, hmm??
"Beli obat apa ma??"Tanyaku.
"Vitamin, dan obat flu batuk, ini kan musim hujan, biar gak gampang sakit, seperti Heru kemarin kena flu, ya walaupun sepele, tapi kan lebih baik mencegah dari pada terlanjur sakit, ntar kalo jangan lupa minum vitamin kalo mau tidur atau bangun tidur"! Katanya.
Aku sih manggut manngut aja.

Setiba dirumah, kubantu membawakan belanjaannya. sementara ia membawa perlengkapan kosmetik, parfum sabun, sampo,, dll lalu menyuruhku menata ditempat masing. Seperti minuman, snack buah, ice cream, kusimpan dikulkas, lalu macam bumbu, teh, kopi , gula kutaruh didapur, terakhir saat aku mau menaruh vitamin dan obat yang tadi dia beli, aku kaget ternyata ada obat kuatnya juga. Hmm. gitu ya. Kutaruh di kotak obat. Kenapa obat kuatnya nggak disembunyiin ya? Apa dia lupa ? Batinku.

Dikamar aku memikirkan rencana selanjutnya. Hmm. . wah ... kudapat ide gila.. Sedikit beresiko, dan entah berhasil atau tidak,, namun jika berhasil akan mempermudah rencana kedepannya.
Aku punya dua rencana, pertama mengirimkan foto dan videoku tanpa sensor padanya. Resikonya kontak baruku bisa diblokir mama, atau lebih parah dilaporkan kepolisi. Namun rencana ke dua, membutuhkan gimana hasil dari rencana pertama.
Akhirnya ku bulatkan tekat menjalankan rencana pertama.
Hari dimana ada kesempatan terbaik adalah saat dia libur, yah, hari jumat siang sampai sore.
Seperti waktu pertama dulu, sepulang sekolah aku makan dan mengerjainya dengan hp baruku, sambil memperhatikan reaksinya.
Pertama kukirimkan foto mesraku dengan tante tuti tanpa sensor tentunya.
Dengan caption "Masih nggak pingin,, nikmat loh πŸ˜‹πŸ˜‹πŸ˜‹??",
 
'Kling..kling.' Hpnya bunyi.
"APAA.. ROYYYYY!!" Mama berteriak.
Kulihat wajahnya agak marah.
"Ada apa ma," Tanyaku pura pura kaget. Kuselipkan hpku dalam CD, agak panik karena mama berlari menuju kearahku.
"Jadi ini tante tante gatel yang godain kamu?". Dia memperlihatkan foto yang ku kirim.
"Ugh.. ughh. uggh..". Aku pura pura tersedak dan batuk.
"Eh..eh.. minun dulu minum dulu". Dia memberikanku segelas air,
"Eghm. uhug.. Eee.. iya ma,, tapi suer.. aku udah gak pernah hubungi dia lagi ma, Nomornya udah kublokir kok!". Jawabku.
"Kenapa dia tahu nomor mama?" Kubalik tanya padanya.
"Mana Mama tahu, Seharusnya kamu yang tahu kan!" Suaranya meninggi.
"Suer aku juga gak tahu ma, ee... tapi dulu dia sering pegang hpku sih, mungkin dia catet nomor mama tanpa sepengetahuanku. Kalo gitu abaikan saja lah ma!"
"Nggak nggak, mama harus lapor polisi!" Jawabnya.
Waduh gawat nih, Aku mencoba berpikir cepat.
"Eh.. Bukannya nanti malah Roy juga ikutan kena urusan polisi ma?" Alihku.
"Lagian ntar kalo papa tahu, temen temenku tahu, semua orang disekolahku tahu, kerabat, rekan kerja papa mama tahu, ini kan malah jadi masalah besar Ma!" Lanjutku.
"Mama kan juga udah janji merahasiakan ini!" Ku coba membujuknya agar tidak lapor polisi. Mama diam sejenak,

"Bener juga ya!" Jawabnya. Aku jadi sedikit lega,
"Hmmm kira kira tujuannya apa ya, Kalo dia berniat menghubungiku lagi, kan aneh, kok malah dia ngontak mama, sebelumnnya mama pernah di kontak dia apa gak?" Ku coba membalikkan situasi.
"Ee.. ti.. tidak pernah Roy!" Jawabnya.
Dia gak mungkin memberi tahu alasan yang kubuat ketika menyamar jadi tante Tuti.
"Terus alasannya apa ya,?? apa tadi mama diancam??" Aku pura pura berfikir.
"Ya enggak sih .." Jawabnya.
Kulihat dia yang bingung sendiri.
"Yah, . lebih baik, mama abaikan aja, yang lalu biarlah berlalu, atau blokir saja, entar bisa bisa........!" Tidak keteruskan bicaraku.
"Bisa kenapa?" Tanya mama.
"Eeeee... mmm.. tadi kan mama baru dikirimin gambar mesra doang ,, kalo nanti mama.. mmmm dikirimin ......."! Aku mencoba membuatnya penasaran.
"Dikirimin apasih??" Tanya mama mulai penasaran.
"Tapi mama jangan marah ya... sebenernya kami sempet mmm berfoto.. ee sambil bugill.. dan sempat .. ee merekamnya juga..... saat gituan!" Jawabku sambil menunduk.
"Apa?? Oh My God!" Mama sangat kaget mendengarnya.
"Makanya ma, lebih baik mama blokir aja deh, biar gak jadi panjang urusannya!" Jawabku pura pura sedih,

Sebenarnya tujuan rencanaku ini agar dia tertarik dan memandangku sebagai seorang pria, jika kukirimkan video panasku tanpa sensor. Saat ini emang masih fifty fifty, kalo dia blokir kontak palsuku, berarti rencanaku gagal. Namun jika dia penasaran dan tidak memblokirnya kemungkinan ada harapan rencanaku berhasil.

Kami saling diam.. Mama seperti mengingat ingat sesuatu.

"Sekali lagi maafin aku Ma,, aku emang salah, tapi tolong jangan benci aku, Aku sayang Mama"! Kali ini kukatakan dari hatiku yang terdalam, aku menunduk, sambil sesegukan.
Mama menghampiriku, memelukku yang sedang duduk kursi. sementara dia berdiri.
Kurasakan harum tubuhnya, wajahku menempel perutnya yang empuk, ujung kepalaku menyentuh dadanya.

"Mama gak marah sama kamu kok, mama marah sama tante tante gatel itu, yang sudah menjerumuskanmu"! Jawabnya.
Sial kenapa kontolku malah ngaceng.

"Ya udah habisin dulu makanmu". Jawabnya memandangiku sambil tersenyum, dan mengelus kepalaku.
"Iya Makasih ma!" Jawabku sambil tersenyum.

Mama mematikan tv, dan menuju kamarnya.
Huhhh. hampir saja.. Sekarang aku pasrah menunggu 2 kemungkinan tadi..
Aku menyelesaikan makanku, setelah itu kembali ke kamar. Ternyata mama beberapa kali membalas chat tadi.

"Dasar pelacur, jadi kamu yang merayu anakkuπŸ‘ΏπŸ‘Ώ!". Kubaca sambil tersenyum. Hmm sepertinya ada harapan rencanaku akan berhasil.
"πŸ˜†, Kami suka sama suka kok!" Balasku.
"Gak mungkin, pasti kamu yang kegatelan dan merayu anakku"! Balas mama.
"Kalo gak percaya, nih foto pertama kali kami kenalan, sebelumnya dia minta foto bugilku, aku janji mengiriminya, tapi dia juga harus kirim foto bugilnya πŸ˜‹!" Balasku.
Kukirimkan foto kontolku dicermin, dengan kontolku yang ngaceng maksimal.

Hmm, cuma di lihat?? Kutunggu lagi gimana reaksinya.

"Dasar pelacur, tante gatel, perek,πŸ‘ΏπŸ‘ΏπŸ‘Ώ!" Balas Mama memaki maki.
Masih belum diblokir ya? Batinku.
Kukirimkan lagi, foto saling sepong diriku dengan tante tuti.
"Oh.. nikmatnya jilatan sama kontol anakmu!" Tulisku.
"Dasar pelacur busuk"! Jawabnya lagi.
Sekarang jurus terakhir, kukirim full, video panasku padanya.
"Wanita mana yang gak nagih nyon., lihat anakmu bringas & jantan banget kalo diranjang πŸ˜‚πŸ˜πŸ™Š!"

Ternyata hanya di lihat lagi, gak di balas.. Gak papa yang penting misi nunjukin full videoku selesai,
Sekarang tinggal menunggu reaksinya padaku setelah ini.

--------

Entah perasaanku yang ke GR an, atau emang bener. Beberapa hari kemudian, mama sepertinya sering menperhatikanku, namun saat mata kami bertatapan dia mengalihkan pandangannya, seperti gadis yang malu malu kucing gitu πŸ™ŠπŸ˜‚. Aku sih pura pura cuek agar terlihat keren. Sehabis beli obat kuat buat papa, moodnya mulai kembali membaik. Ternyata ngeri juga, kalo wanita udah sange sampe ubun ubun, aku kok jadi kasian sama papa πŸ˜…. Tenang pa, bentar lagi aku akan membuktikan baktiku pada kalian, dengan membantu papa dalam memuaskan mama. πŸ˜‚πŸ™Š

Seminggu kemudian, tepatnya malam Minggu kulaksanakan rencana berikutnya. Semoga saja sih berhasil.
Sebelumnya saat Sabtu pagi sampai siang cuaca sedang mendung, Jam 1 siang, sebenarnya sekolahku udah selesai, namun cuaca masih sama, cuma mendung, kutunggu sambil keluyuran entah kemana ,, menanti hujan turun, walau hanya gerimis. Jam 4 Sore kulihat awan mulai gelap, bagus,, kemudian hujan pun turun, walau hanya sebentar saja, kutancap motorku pulang. sambil kehujanan. Setiba dirumah mama memarahiku,

"Kamu gak bawa jas hujan Roy?" Tanya Mama.
"Ya bawa ma!" Jawabku
"Terus kenapa gak di pakai?"
"Tadi pas ujan udah deket rumah Ma, jadi dari pada ribet pakai jas hujan, mending kehujanan dikit, lagian besok minggu kan!"
Alasanku bohong.
"Ya udah, cepet mandi sana!, lalu cepet makan sama minum vitamin!" Jawabnya.

Setelah mandi, trz makan, aku menuju kotak obat di lemari dekat ruang tamu.
Oh shiit... Obat kuatnya udah gak ada.. Ternyata sudah disembunyikan Mama atau mungkin sudah dapakai habis.. Waduh .. gagal total nih rencana.. Aku mematung didepan kotak obat.

Kuambil entah itu suplemen atau vitamin berbentuk pil. kulihat bungkusnya sih tulisannya buat jaga daya tahan tubuh. Satu tablet mungkin isinya 4, sekarang tinggal 2, Karena agak frustasi rencanaku gagal. Kuminum semuanya, bungkusnya kubuang dikotak sampah, saat kuinjak pijakannya. OMG....
Ternyata sudah habis.. bungkusnya dibuang disitu..
Jreeeett.... Otakku langsung bekerja.. Hmmm masih ada kesempatan.. Batinku.
Kuambil bungkus obat kuat itu, kebetulan gambarnya agak mencolok, gambar seorang pria kekar terlihat bentuk otot yang maskulin Lengan , dada , dan perutnya yang six pack. Kubawa kekamar.
Langsung kuracik bubuk perangsang buat mama.
Kemudian kulihat situasi diluar kamar, mama lagi ngeteh sama ngemil, karena cuaca yang dingin, Kucari kesempatan untuk menaruh bubuk kedalam minumannya, biasanya jika dia sibuk dengan hpnya maka itulah kesempatanku.

Aku mendekatinya dan minta dikit cemilannya,,
"Papa kemana ma?" Tanyaku mengalihkan perhatiannya.
"Hehe.. biasa... udah nipis nih!"
"Itu ,, dikamar.."Jawabnya cuek lalu pandangannya tertuju ke hpnya, langsung ku taruh bubuk ramuan untuknya.
Sippp..
Aku ke kamar mama, Pintunya di kunci,
mungkin sedang ganti baju tidur. Kukeraskan suaraku agar Papa mama dengar.
"Paa.. Udah nipis nih, ..!"
"Apanya!". Jawab papa.
"Yaa uang jajan lah pa , hehe'"!
"Iya ntar papa transfer!"

Aku lewat disamping mama sambil siul siul.
Setengah jam kemudian, kurasakan reaksi ramuan yang ku minum. Ku cari mama di ruang makan tadi, udah gak ada, sial kemana dia? Namun teh dan cemilannya masih nyisa dikit. Kulihat dia keluar kamar mandi. Lalu menuju kearahku mungkin mau beres beres piring dan gelas tehnya. Sementara Papa sedang nonton berita di ruang Keluarga.

"Ma kepalaku kok agak pusing ya, badanku juga agak panas?" Keluhku.
"Tuu kan, mama bilang apa tadi, pasti gara gara kehujanan tadi!" Jawabnya agak sewot.
"Tapi udah kuminum kok vitaminnya, kok malah jadi....." Aku pura pura menekuk tubuhku, sambil menutupi kontolku dibalik celana tidur.
"Ehh??" Dia mulai penasaran dan agak panik.
"Jantungku kok juga berdebar debar ya ma?" Tanyaku bohong. 🀣
"Bentar bentar,, tadi kamu minum vitamin yang mana!" Tanya dia tambah panik.

Aku kekamarku mengambil bungkus obat kuat papa, aku sendiri ketawa dalam hati, baru membayangkan situasi gini aja udah bikin aku ngaceng tanpa obat, batinku, lalu kembali kusodorkan padanya.
"Yang ini kan ma, ?" Tanyaku pura pura gak tahu.
"Ya Ampuuunn!" Dia kaget sambil menutup mulutnya.
"Ehhh. emanng kenapa ma, tadi isinya masih ada satu, terus kuminum, gambarnya kan pria kekar, kupikir ini buat tubuh jadi lebih kuat dan gak gampang sakit." Jawabku sok polos.

Matanya masih menggambarkan ekspresi kaget.
"Emang kenapa sih ma?" Jangan nakutin Roy dong!". Jawabku pura pura panik.
"Eee.. ya.. mmm aduuhh, Kirain kemarin eee. udah... mmm?" Mama mulai gusar.
"Yaa, gimana sih ma,, badanku rasanya aneh gini,, teruss......"
Aku sengaja memotong kalimatku.
"Terus kenapa?" Tanya mama benar benar panik lagi. Ku dekatkan mulutku ke telinganya.
"Penis Roy.... sakit ma!"
Dia duduk dengan siku dimeja, dan tangan menyangga wajahnya.
"Ya udah.. kamu gak usah kayak anak kecil gitu deh, masak kamu gak tau itu obat apa?" Tanya Mama.
"Suer gak tahu ma, .... maksutnya tadi.. yaa.. mm sebenarnya sih ga sengaja, tadi abis makan cepet cepet mau mabar, ama temen temen, jadi pas ambil ni obat, gak aku cek betul, suer dehh.. tadi ga kepikiran kalo itu mmm obat.. kuat.. tahu tahu setelah kurasakan tubuhku kok jadi aneh gini,, lalu kubaca lagi.. ternyata... !" Jawabku sambil ngarang cerita.

Kami saling diam,
"Please deh ma, tolongim Roy!" Kataku.
"Eh.. t..tolongin gimana?" Jawabnya gugup.
"Sebenernya tadi juga udah ku coba gini!". Ku lingkarkan telunjuk dan jempol, lalu kugerakkan tanganku, isyarat lagi onani.
"Tapi... ".Ku bisikkan lagi, sambil menggesek dikit hidungku dari pipi ketelinganya, dia agak mundur dikit.
"Gak mau keluar ma!" Lanjutku.
Mama diam, dan menarik nafas panjang.
"Bantuin gimana?" Jawabnya dengan suara pelan, sambil melirik papa di ruang tv, Sekarang giliran dia yang pura pura polos.
"Ya tadi ma!" Jawabku sambil mengulangi gerakan tanganku tadi.
"Ayo dong ma, pleaseee, Lagian kenapa mama naroh obat disitu sih!" Aku mencoba membuat dirinya merasa bersalah.
Dia belum mau bicara, mungkin mengingat ingat kalo seharusnya tu obat udah abis, dan dibuang di kotak sampah, kalo emang aku bohong, kenapa bisa jadi gini, aq tertawa dalam hati melihat ekspresi bingung, panik, dan mulai sedikit sange diwajahnya πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ™Š.

Aku sedikit mundur, bersembunyi dari sudut pandang papa.
Kupelorotkan celana tidurku, dan ..
'Tuing...tuinggg!'
Kontolku ngaceng, mengangguk ngangguk. Mama secara refleks kaget, memundurkan tubuhnya, nempel di meja sambil melongo.
Kumasukkan lagi kontolku , kudekati mama, kutempel pundaknya dengan pinggangku, lalu kukeluarkan lagi kontolku, mengangguk anggu disamping wajahnya.
Posisiku membelakangi papa yang sedang nonton tv.
"Ayo dong ma,, pleaseee!"
Kutangkap tangannya, kuarahkan ke kontolku. kugenggam tangannya sambil bergerak maju mundur, perlahan kulepaskan dia pegang sendiri dan mulai dikocok pelan, ahhh. halus banget tangannya. Kulihat wajahnya melirik kontolku, lalu ia palingkan lagi, lirik dikit, palingkan lagi.
Kulihat tangannya mungkin agak pegal, karena posisi yang cukup sulit, Kubisikkan lagi,
"Ma pakai mulut dong biar cepet keluar, ntar kalo kelamaan papa malah curiga".
Kutempelkan ke pipinya, kugesek perlahan menggesek mulutnya.
Lalu kuputar sedikit kepalanya, agar tepat di depan kontolku, pertama dia gak msu buka mulutnya,
"Pleeasee maaa" bisikku lagi
dan 'bluggh' ditelannya kepala kontolku, ahh sial .. nikmatnya.. Tak kusangka, dia langsung aktif memaju mundurkan kepalanya, walaupun cuma setengah kontolku yang dia bisa.
'Slrrtp.. hogghh.. hoggghhh..pwahh.'


Walau tidak selincah blowjob tante tuti yang bisa nyampe penuh ke tenggorokannya. Namun sensasi ini tidak kudapatkan dari tante tuti.
Hampir 15 menit berlalu. Namun situasinya tidak boleh membuatku berlama lama, aku mencoba memuntahkan secepat mungkin spermaku, Kutarik tubuh mama kedalam ruang dapur. Langsung kupompa cepat,

"Hwogg..hgggh..hgggg.'
Dia melirikku geleng geleng kepala, sambil menepuk pinggangngku,
Ku cabut kontolku.

,'Ughh..ughhh..ughh..' Mama batuk, tapi ia tahan suaranya agar tidak terlalu keras. Kulihat matanya memerah mengeluarkan sir mata. Aku seperti orang yang kerasukan dan baru sadar, kasihan mama. Sial aku terlalu jauh.
"Ma...Maafin Roy ma"! Kataku sambil mengelus pipinya, dia hanya tersenyum dan menggeleng kepalanya. Dilanjutnya lagi jilatan dan kulumannya.
"Oh.., nikmat banget ma". Desahku.
Saat dia menjilati bawah palkonku, mengarah ke lubang kencingku, aku sampai menggelinjang dibuatnya. Dia sadar itulah titik sensitifku.
Kurasakan cairanku seperinya mau keluar,
"Ma... akk..ku mau kell..uar".
Spontan Ia percepat kocokan dan kulumannya.
dan
'Crott.. croott.. croottt'
Aku tidak berani menancapkan kontolku sepenuhnya, khawatir dia batuk atau parahnya bisa muntah. Hanya palkonku saja yang masuk mulutnya saat aku kluar.
Segera kucabut, kunaikkan celanaku, kulihat dia menunduk sambil menahan lelehan spermaku yang menetes dimulutnya. aku berlari menuju meja makan mengambil tissu, kembali pada mama, dan memberikannya beberapa lembar tissu.
"Ini ma muntahin disini" Kataku.
"Mama gak papa kok". Jawabnya
"Ehh.?? Mama telan??" Tanyaku.
Dia hanya tersenyum, Sial malah ngaceng lagi. Dia membersihkan tangannya yang ketetesan sedikit spermaku tadi.
Ku peluk tubuhnya, dan meminta maaf, Ku tahan nafsuku, agar sementara tidak terlalu jauh melangkah.

"Maaf ma,, & terima kasih" .
".........." Dia tidak menjawab. Berdiri dan melangkah kearah papa.
Aku kembali ke kamar.
Sebenarnya tujuanku tadi hanya ingin dia mengocokku saja, untuk oral seharusnya lain waktu, Tapi tadi malah keblabasan,
Kudengar papa dan mama berbincang sebentar, kemudian suara tv dimatikan.
Ku coba pejamkan mataku. untuk tidur. Ahh walaupun sebenarnya kontolku masih pingin nambah.

-----

Keesokan harinya , Jam 8 aku baru bangun, ya minggu sih jadi nyantai. Saat bertemu mama, kami agak canggung,
"P..pagi ma!" Sapaku.
"E.. Pagi..ka.. kamu baru bangun?"! Dia sendiri mungkin malu menatapku, pura pura sibuk menata meja.
"Emm. Papa kemana ma, biasanya libur, kok ga kelihatan?" Tanyaku mencari topik.
"Papa pergi mancing tadi sama temen2nya!"
Jawabnya.
"Terus yang nganter mama ke toko?"
"Tadi udah telfon Ita suruh jemput!". Mama mulai sedikit menatapku, walau langsung mengalihkan perhatiannya lagi.
Aku duduk bersandar di sofa ruang keluarga, Kami saling diam.
Waduh gimana nih, suasananya jadi aneh.
Kami sama sekali tidak menyinggung kejadian semalam. Oh ya. .. Aku teringat akun WA palsuku.

Aku kembali kekamar, mengambil ke dua hpku, kembali ke ruang tamu, kulihat mama kembali ke kamar sepertinya mau mandi. Karena jam 9 biasanya dia udah siap berangkat.
Aku duduk sila disofa, kutaruh hp baru dibawah bantal yang kupangku, tanganku pura pura pegan hp lama sambil nonton video lagu di youtube dengan suara maksimal.
Ku buka sembunyi sembunyi hp lama, kulihat akun palsuku ternyata masih belum diblokir mama.
Iseng iseng kukirim foto saat aku disepong tante Tuti,
"Kangen ini nih... mmmh.. Boleh kupinjam lagi gak nyon... πŸ˜‹," Tulisku.
"Dasar pelacur brengsek....😑😠, Sekali lagi kamu coba dekati anakku lagi, akan langsung kulaporkan polisi..😑"! Balasnya.
Sebelumnya mama selalu mencoba menelfon atau panggilan video, namun tidak pernah kuangkat. Mengingat kejadian tadi malam sambil kini menggoda mama, membuat kontolku ngaceng.
Dia keluar kamar, memakai handuk model kimono, jretttt... kontolku langsung onfire. tapi kulihat wajahnya agak cemberut. Kupelankan volume hpku. Setelah dia sudah melewatiku..
"Ma...?!" Panggilku.
"Ada apa?". Jawabnya , Dia menoleh kearahku, ekspresi wajahnya sebenarnya membuatku ingin tertawa, seperti cewek lagi ngambek.
"Ee... mama .. tau gak.. ee kira kira.. efek obat kemarin sampai kapan?" Tanyaku ngawur.
"Ehh.. a..pa,, Emang masih ngefek??" Dia terkejut dan balik nanya, untung posisi sofa membelakanginya, jadi secepat kilat, ku masukkan hp lamaku di kolong sofa, sambil siap siap berdiri. Kutaruh hp baru di meja, dan mendekatinya.
"Terus kenapa masih gini ma?" Kupegang dan kucetakkan kontolku dalam celana tidur. Aku pura pura takut dan panik,
Dia kaget sambil menutup mulutnya.
"Gimana nantinya ma? Kalo gini terus gak mau tidur?" Lanjutku.
"Eh.. a..a.. pa kita ke dokter aja?" Dia jadi bingung, malah menyarankan kedokter.
"Nggak ah.. malu dong ma, . ee biasanya kalo papa yang minum gimana ma?"
"E..ee ya.. kalo .. udah. keluar sih.. tidur lagi!" Katanya sambil memalingkan wajahnya.
"Waduh ...kalo ini roy jadi gak beres gimana ma?"
"Eee.. t..adi malem gi..mana, pas udah keluar?"
"Masih kayak gini ma, sebenernya tadi malem .. ee pingin minta mama bantuin lagi,, tapi aku kasihan mama, kelihatannya tenggorokannya sakit.." Jawabku menunduk.
"Tadi sebenernya udah coba sendiri, tapi malah sakit, susah keluarnya, gak se enak mmmm.. anu mama tadi malem." Lanjutku.
"Ee... b..baiklah mama a..kan bantu..!" Jawabnya malu malu.


Dia membawaku ke kamar mandi, Ku lepas celanaku, langsung hormat tu ikan tongkol.
"Eh.." Mama kaget melihatnya.
Perlahan mama menurunkan tubuhnya, dengan wajah menghadap kontolku.
Dia kocok pelan, mulai dijilatinya ujung palkonku. Lalu dijilat dari pangkal keatas, bless masuk dalam mulutnya.
'Slllrpp.llmmmml mphg... ..sllrrppt'
"Ahh... mm. enak ma!" Lenguhku.
Dimasukkan lagi palkonku sambil lidahnya menyapu dari dalam.
OMG... mungkin semalam dia masih malu, tapi kini mama udah mulai memperlihatkan skill blowjobnya.
Sekitar 10 menit berlalu, aku berusaha menahan serangannya agar tidak keluar dulu.
"Mm.Ma.. boleh kucoba pake... mmm susu mama gak? Biar cepet keluar, ntar kalo mbak ita datang tapi aku belum keluar gimana??"
Dia memandangku dari bawah. Sial .. ekspresinya membuatku semakin tegang.
Tanpa bicara dia melepas handuk kimono bagian atasnya,
'Tuing.tuing' Terlihatlah keteknya yang putih mulus besar, Oh shit...
Dia apit kontolku diantara keteknya, dan mengocoknya. Wahh. luar biasa..
"Ah.. mm.. Sambil gituin kayak tadi dong ma!"
Pintaku agar meainkan mulutnya juga.
Dijilat palkonku sambil mengocok kontolku dengan keteknya. Wow.. inikah titjob??
Mungkin karena panas dikulit keteknya, mama meneteskan ludahnya membasahi kontolku. Hmmm.. ahh..
Kami mendengar suara motor di depan rumah. .
"Ma kayaknya mbak ita udah datang" Kataku.
Segera ia masukkan kontolku kedalam mulutnya lagi, dan mengoralnya dengan cepat.
Kupegang kepalanya dan ku ayun dengan cepat. Dia melirikku, air matanya mengalir, tapi tidak ada complain darinya sgar aku berhenti, dia berusaha membuatku cepat keluar dan menahan sakit tenggorokannya.
Karena dari tadi emang sudah terasa mau keluar. Sekaranglah saatnya kunikmati puncak.
Ku tekan dalam dalam dimulutnya.
"Arrrhggg... ma"..
'Croot..crottt...croot..croott.'
'Mmogggghhh..mgggghhh...mggggghh'
Dia menepuk pantatku..


Segera kutarik kontolku, dan ku kocok sendiri menumpahkan sisa ejakulasi di wajahnya.

Mama memasukkan lagi palkonku dan dia sedot sedot. menggelinjanglah seluruh tubuhku.

"Ahh.. hahh.." Nafasku seperti orang abis lari maraton.
''Ughh. hukk.. ' Mama terbatuk sedikit.
 
'Tok.tokk.took'
"Mbak indah?? mbak??"
Kudengar suara mbak ita memanggil manggil mama dari luar rumah.
"Cepetan keluar, bilang mama lagi mandi!"
Belum sempat kubersihkan sisa spermaku, mama memaksaku keluar dari kamar mandi. Kupakai celanaku lalu keluar.

"Iya mbakk.." Jawabku sambil berlari membukakan pintu.
"Mbak Indah dimana Roy?"
"Hoaaammms .. mungkin lagi mandi mbak!" Jawabku pura pura bangun tidur.
"Yee mentang mentang hari minggu jam segini baru bangun!"
"Hehe.. gak ada yang ajak jalan jalan sih mbak!"
"Hihi.. Masak sih kamu belum punya pacar?" Tanyanya..
"Hehe.. baru pdkt mbak!" Jawabku senyum senyum. Gimana reaksinya ya? kalo wanita yang ku maksud adalah mama, tawaku dalam hati. Setahuku dia udah nikah kira2 6 tahunan, punya satu anak, Suaminya kerja di salah satu Bank swasta, entah apa posisinya. Wajahnya cantik, bertubuh langsing, kalo laki normal, jika diantara mama dan dia, pasti milih dia, tapi aku tidak, tentu saja mama atau wanita seusia mama yang bertubuh agak semok yang jadi seleraku, entah orang bilang aku punya kelainan atau apa , aku gak perduli. Ya intinya sih aku gak begitu tertarik sama mbak Ita dalam fantasi seks ku.

"Haha.. mbak doain cepet jadian deh,, tapi jangan lupa ,, kalo udah jadian aku ditraktir.. hehe!"
Kata mbak ita sambil tertawa.
"Wahaha oke, tenang aja deh mbak..Tunggu bentar ya mbak, tadi mama lagi sibuk dikit, jadi agak telat". Ku nyalakan tv agar dia tidak bosan menunggu Jawabku.
"Iya gak papa,!"
"Oh ya mau roy bikinin teh atau kopi mbak?"
"Udah gak usah repot repot!"
"Mama kalo lagi mandi atau dandan, kita bisa keliling dunia pulang pergi lho wahaha !" Candaku.
"Ya udah teh aja deh". Pilihnya
"Ok". Jawabku.

Setelah kuantar tehnya, kuambil hpku yang dimeja dan kembali ke kamar,, tiduran,. hmm,, sampai sekarang semua berjalan sesuai rencana, sekarang saatnya mikir rencana selanjutnya.
Kudengar mama selesai mandi, dan ngobrol bentar dengan mbak ita.
Setengah jam kemudian, mama berteriak kalo mau pergi dulu,
"Roy, mama pergi dulu, kalo mau keluar jangan lupa kunci pintu jendela dan pagar". Pamitnya.
"Iya ma, hati hati". Jawabku.
"Katanya mau pdkt sama cewek mbak hihi." Kata mbak Ita.
"APAA?? ROY?" Mama berteriak.
Aku keluar kamar. Kulihat wajahnya seperti orang cemburu lagi.
"Enggak Ma, suer, tadi aku cuman bohong sama mbk Ita kok" Jawabku.
"Mwahahaha". Mbak Ita hanya tertawa.

Lalu mereka pergi.
Sial mbak Ita ember juga.. wah mama pasti ngira kalo aku mau jalan sama tante Tuti nih. Setelah mereka pergi kuambil hp baru, yang tadi ku taruh dibawah sofa. Saat kuperiksa, Waduuh. akun palsuku udah diblokir Mama. Hmm gak papa deh, karena situasi saat ini sudah ada perkembangan pesat, sudah dua kali aku disepong Mama. Sekarang tinggal beberapa stage lagi agar aku bisa mendapatkan tubuhnya 😏. Sabar ya tong, , seperti saran kak Heru tidak boleh ada paksaan dalam mengeksekusi, aku ingin mama memberikan tubuhnya dengan sukarela.

-----

Sore harinya mama pulang diantar mbak Ita,
Kami berbincang sebentar. Tiba tiba mbak Ita nyeletuk.
"Eh mbak, tadi pas denger Roy lg pdkt sama cewek kok kayaknya mbak Indah marah gitu,?? emang gak dibolehin pacaran ya, hihi?"
"Eh.. yaa, kalo ceweknya baik sih gak papa, asal jangan cewek yang nakal." Kata mama sambil memalingkan wajahnya.
"Tuuhh... Roy, udah ada lampu ijo,, kapan kapan coba kenalin ke mama mu dong, biar dia nilai hohoho"! Canda Mbak Ita.
"A.... apaan sih mbak.. ha.. ha.!" Aku hanya bisa tertawa kecut.

Setelah Mbak Ita pamit, aku dan mama masuk rumah, Ku ikuti dari belakang.

"Ma Papa kok belum pulang,?" Tanyaku mencari topik.
"Gak tau, tadi pamitnya pulang agak malem, soalnya mancing di laut,, mungkin jam 7 malem baru pulang". Jawabnya cuek tidak melihatku.
Hmmm sepertinya aku dapat rencana bagus dari obrolan dengan mbak Ita tadi..

"Ee... ma.. tubuh Roy kok jadi aneh gini ya..?"
"Aneh gimana??"
"Gimana ya,, Yaa intinya, mmm s. sejak minum obat kemarin, si otong jadi sering bangun!"
"Eh.. apa iya?"
"Lihat nih.. " Ku cetak lagi kontolku dari dalam celana.
"Y..ya kamu ituin sendiri dong, masak minta bantu mama terus!" Jawabnya ketus. Yah,, dia ngambek kali ya.
"Ayo lah ma, kalo aku ..mm kocok sendiri udah gak enak, karna ,, udah pernah..m..maaf, mama ss..sepong, mama lincah banget, dari pada tante itu,, yang pernah sama Roy"! Aku mencoba merayunya, dengan membandingkan bliwjobnya lebih baik dari tante Tuti.

Dia melirikku.
"..... Sini sini" Jawab Mama. Assyyiikkk. batinku.
"Dimana Ma?" Tanyaku.
"Ya udah di kamarmu aja."

Langsung kuplorotkan celanaku.
"Ma ... kayak tadi pagi ya, pakai itu!" Kutunjuk kedua keteknya.
Dia melepas pakaian atasnya tanpa bicara. Aku duduk di kasur, sementara mama dibawah, sudah siap menjalankan blowjobnya.
"Ahh.. mama jago banget"! Rayuku, termyata tidak sia sia, dia semakin bersemangat, memainkan ketek dan mulutnya.
"Ah.. ma boleh ku pegang itunya gak? Biar cepet sampai!" Dia hanya mendongakkan wajahnya, tidak ada larangan, kuanggap sebagai jawaban 'boleh'.
Ku remas keteknya, sementara kedua tangannya berpindah diatas pahaku, wow... besar, empuk, dan kenyal. Perlahan kuplintir putingnya, tubuhnya bergetar sedikit,
Ku lirik tangan kanannya sesekali menggesek area vaginanya.,
"Ahh.. ma aku mau keluar".
'Croott...croottt..croott.'

Aku terkejut, menggelinjang beberapa kali, karena dia memasukkan sedalam dalamnya kontolku dimulutnya waktu aku keluar..
""Oh My God... Ahhh.. hahh..!!!""

"Mgghh. gluk...glukk.. Glug. mgghh pwah'"
Dimuntahkan spermaku diatas kontolku, langsung dia kocok cepat,
"Ah.. ma.. ng..ngilu ma.. hhgg!"
Aku sampai merubuhkan tubuhku diatas kasur..
"Hah.. hahh.. makasih ma!"
Kulihat dia membersihkan jarinya, dengan menghisapnya. Seperti menggodaku. Hahh.. hahh.. Tanpa berucap dia keluar kamarku.

-----

Dengan alasan yang sama aku selalu meminta jatah blowjob darinya jika ada kesempatan.
Hal ini berjalan hampir satu bulan, tapi tidak tiap hari mungkin seminggu tiga kali. Aku menahan diri untuk berbuat lanjut, paling hanya meremas keteknya sambil plintir plintir dikit putingnya.

Dalam satu bulan itu, aku menjalankan rencanaku yang lain.
Sebenarnya dari dulu banyak cewek yang mendekatiku, namun aku tidak pernah menanggapi mereka, kini ku dekati salah satu dari mereke, Ratna namanya, salah satu cewek tercantik disekolahku. Saat ku dekati, dan sering chat dengannya, ternyata dia udah punya pacar, sial...


Tapi beberapa hari kemudian dia bilang padaku kalo dia baru saja memutuskan pacarnya. Entah benar atau tidak, dia beralasan melihat cowoknya jalan dengan cewek lain.
Lalu ku ajak jalan beberapa kali, setelah ada kesempatan baik, ku tembak, dengan senang hati dia menerimanya.
Seketika itu aku berhenti minta jatah blowjob dari mama.
Seminggu tidak minta jatah padanya, mama
seperti gelisah, saat ada kesempatan seperti biasanya, dia mondar mandir didepanku, atau kadang mengetuk pintu kamarku sekedar bertanya aku didalam atau tidak. Hehe.. Bagus...
Setelah dua minggu dia menanyakan hal ini padaku.

"Em... Roy .. ee.. ii.tu kamu udah.. baik baik saja ya?" Tanya Mama saat aku sedang makan di dapur.
"Apanya ma?" Tanyaku pura pura bego.
"Ii..itu... yang ..biasa..mami gituin". Tanyanya sambil tolah toleh.
"Apaan sih ma?" Tanyaku lagi.
"...........!!!!." Matanya memelototi mataku, seperti berucap jangan main main, mama serulius.
"Hm.hihihi wahahaga" Aku tertawa terbahak bahak.
"Iya ma udah baikan kok" Jawabku, sambil makan.
"Ow... gitu ya.. ! Jawabnya mengalihkan pandangan dariku sambil mempermainkan telapak tangan dan jarinya.
....

Beberapa hari kemudian tepatnya hari Jumat saat mama libur, Sepulang sekolah, Ratna ku ajak kerumah. Terlihat ekspresinya sih seneng banget.

Saat tiba dirumahku, kami masuk, Mama kaget melihatku pertama kali bawa cewek kerumah, cantik, tinggi, putih, emang seperti model perawakan Ratna.
"S..siang tante". Sapa Ratna malu malu.
"Eh.. ss..iang juga". Jawab Mama masih melongo memandangnya.
"Kenalin nih ma, Ratna, Pacar Roy, hehe" Jawabku Pede.
Ratna mencubit lenganku.
"E..ee. b.beneran ?" Mama masih gak begitu percaya.
"E..i iya tante, baru jadian sekitar sebulan!" Jawab Ratna malu malu.
"Ow.... iya iya ,,silahkan duduk" Mama mempersilahkan Ratna duduk.
Lalu dia membawakan minuman dan snack pada kami.

"Tumben mama perhatian banget. wahaha"
Candaku, Dia mempelototi mataku.. Dan berubah saat menatap Ratna.
"Silahkan di minum Rat." Jawabnya halus.
"Iya makasih tante"! Balas Ratna.

Aku dan Ratna ngobrol ngalor ngidul, kami bercerita dan lebih membuka diri masing masing, mulai dari keluarga, masa kecil, hobi, cita cita kelak, dan mantan mantan kami sebelumnnya, tentu saja aku tidak cerita tentang hubunganku dengan tante Tuti, Aku mengarang cerita kalo terakhir pacaran sama kakak kelas dan sekarang dia udah lulus πŸ˜‚. Dan dia bilang kalo sebenarnya udah lama naksir sama aku. Tapi katanya aku gak pernah peka. Selain cantik dia emang pintar, selalu dapet ranking 3 besar dikelas. Hubungan kami sendiri belum pernah menjurus pada hal hal negatif, kalo lagi jalan bareng, paling gandengan, cium kening sama pipi, aku menjaga sikap. Lagian kalo ku beritahu apa alasan aku memacarinya, mungkin dia gak akan pernah mau ketemu aku lagi πŸ˜….

Sementara mama entah sibuk beneran atau ingin nguping percakapan kami. Mondar mandir dari ruang keluarga lewat kami diruang tamu, kadang berhenti sebentar dekat kami entah ngapain dia. Aku sih pura pura cuek, sementara Ratna hanya senyum senyum jika dilirik mama.

Saat mama kebelakang, entah ke dapur atau teras belakang rumah, iseng iseng kupegang tangan Ratna, kugenggam, dan kuarahkan telapak tangannya pada kontolku yang masih terbalut celana sekolah, emang sih seleraku wanita wanita STW, bukannya udah gak nafsu lagi sama cewek seusiaku, sebagai lelaki normal, pastinya masih bisa tegang. Apalagi cowok seusiaku yang masih memiliki libido tinggi, dan situasi dan kondisi yang mendukung. Dia agak kaget, aku hanya tersenyum.
" Ehh Roy?" Dia agak protes, tapi sama sekali tidak melawan gerakanku.
"Hehe". Tawaku.

Kurangkul tubuhnya dari belakang yang bersandar disofa, kurapatkan tubuh kami, ku dekati wajahnya, lalu kucium bibirnya.
"Mmhh..."

Kuremas keteknya, mmh terasa ranum dan masih keras, tidak se empuk milik tante Tuti dan Mama sih.

'Tang tang tang' .
Bunyi wajan yang dipukul pukul dengan spatula.

"Ehemm ehemm".

Kudedengar Mama berdehem dari belakang, entah masak apa dia di dapur, Ratna kaget, langsung menjauhkan tubuhnya. Kami menoleh kebelakang, tapi mama tidak kelihatan. Kilirik lagi Ratna, kudengar nafas lembutnya
agak memburu.

"Pindah ke kamar yuk?" Ajakku.
"Apa.. kamu gila ya, ada mama kamu tuh!"
Jawabnya protes.
"Emang aku mau ngapain? Haha?" Godaku.
"Yeee.. dasar.."! Jawabnya.
"Kamu udah pernah??" Tanyaku.
"Mm?? Pernah apa?" Jawabnya pura pura gak tahu.
"Ya.. ituu!" Kuselipkan ibu jariku diantara telunjuk dan jari tengah.
"Husst..Kamu ini ada ada aja!" Dia menampel tanganku.
"Masak belum sih?" Tanyaku lagi.
"Ya belum lah..." Jawabnya gak trima.
"Hehe.. Boleh gak kulewatin jalan itu??" godaku lagi.
"Jalan apa?" Dahinya mengerenyit.
"Jalan bayi.. Wahahaha" Jawabku tertawa.
"Iiihhh kamu nyebelin..."! Sambil menyubit lenganku.
"Jalannya belum diresmikan tauuu!" Jawabnya sambil senyum.
"Yahhh.. emang perlu diresmikan dulu?" Tanyaku seolah kecewa.
"Ya iyalah... Emang beneran berani resmiin?"
"Hehe.. kita kan masih muda,, itusih terlalu jauh." Alasanku.
"Dasar cari alesan aja, makanya kita harus lebih giat belajar, agar bisa lulus, lalu kuliah, kerja, terus baru diresmikan, hehe"
Jawabnya.

Dia menyiratkan pertanyaan, apa aku bisa membawa hubungan ini sampai kepernikahan. Sebenarnya dari awal emang gak ada niatan, untuk eksekusi Ratna. Apalagi niatan untuk menikahinya. Tujuan utamaku, ingin melihat reaksi mama, apa dia cemburu, atau malah senang melihatku punya pacar dan gak berhubungan lagi dengan tante Tuti.

Mama gabung lagi sama kami, sambil membawa nuget dan sosis goreng, Ikut ngobrol sesekali menanyai tentang latar belakang Ratna.
Aneh kulihat wajah mama, saat tersenyum memang terlihat bahagia, namun perasaan dihatiku, mengatakan, tergambar dari sorot matanya yang terdalam, . ada rasa sedih, dan kecewa. .. Apa dia tidak rela aku berpacaran atau memiliki hubungan dengan wanita selain dirinya????

🚻🚻🚻

Sejak saat itu sering kuajak Ratna main kerumah, biasanya seminggu sekali, beberapa kali kerumahnya waktu apel, malam minggu, kedua orangtuanya dirumah. Mungkin dia juga ingin mengenalkan keluarganya, ayahnya Riyanto PNS di instasi Kabupaten, ibunya Arum Lestari juga PNS sebagai guru mengajar di SMA negeri. Mereka semua ramah, saling menyuport hubungan kami, mungkin mereka juga tahu dari Ratna, jika keluargaku berkecukupan.

Sementara itu, akhir akhir ini mama terlihat agak aneh, sepertinya mengalami ketidakstabilan emosi, bukan marah maksudnya, saat ngobrol denganku kadang terlihat senang, kadang ada sesuatu yang membuatnya sedih, kadang seperti orang kebingungan, dalam kebimbangan, dan juga gelisah, seperti memikirkan sesuatu. Saat kutanyakan padanya, mama hanya jawab 'Gak ada apa apa'.

Sejak Hari Sabtu papa pergi keluar kota bersama Kak Heru. Biasanya 2- 3 hari baru pulang. Otomatis Mama gak ada yang anter. Sementara mbak Ita, anaknya sedang sakit, ya ... lagi musim hujan sih..
Akhirnya dia pergi sendiri naik motor Matic yang emang jarang dipakai.

Karena ada kesempatan bagus, Kuputuskan untuk menjalankan rencana terakhir, agar semuanya jelas, memastikan apa yang dipikirkan mama, apakah benar dia cemburu aku punya pacar? kalo iya berarti dia sudah memandangku sebagai seorang lelaki yang menarik hasratnya? dan apa yang akan dilakukannya setelah itu.,
apakah semuanya berjalan seperti rencanaku dari awal? Atau apakah semua ini hanya perasaanku saja yang salah nengartikan? kalo dia hanya memandangku dan menyayangiku sebagai anak semata wayang? kalo benar maka rencanaku gagal total.

πŸŒ‡πŸŒ†πŸŒ‡πŸŒ†πŸŒ‡πŸŒ†πŸŒ‡πŸŒ‡

Sebelumnya, sudah 2 bulan lebih hubunganku dengan Ratna berjalan, sementara aksi yang kita lakukan hanya sebatas ciuman dan grape. Minggu itu saat Mama pergi ke toko sendiri, kuajak Ratna kerumah. Kuatur agar saat mama pulang dia akan melihat suatu kejutan .
Jam 1 siang, aku berangkat kerumah Ratna, perjalanan sekitar 20 menit. Ngobrol sebentar dengannya sama kedua ortunya. Lalu kami pamit jalan jalan,
Kulaju motorku pelan ...
"Mau ke mana yang?" Tanyanya.
"Kemana ya, aku juga gak punya rencana jalan kemana sih, cuman,, kangen kamu aja, hehe!" Jawabku.
"Ihh basi ah gombalnya,..!" Sambil memelukku lebih erat dari belakang. Kuhirup wangi khas ABG dengan parfum agak menyengat dihidung.
"Terus mau kamu kemana, Shopping?? Makan?? Karaoke???" Tawarku.
"Hmmm shopping pas jalan kemarin udah,, makan tadi juga udah dirumah,, kalo nyanyi,, suaraku false yang,, hihi,, malu ah,,." Jawabnya.
"lhaahh terus acara kemana nih??" Tanyaku lagi.
"Ngikut aja deh.. hehe" Jawabnya.
"Kalo aku sih pinginnya cuman berduaan sama kamu yang, haha!" Dikit gombalan biar dia tambah lengket.
"Ahhh.. kamu.. dasar... malu ah!" Sambil memukuli punggungku.
"Ya udah kerumahku aja ya,, Biar bisa berduaan sama kamu.. hihi!" Kataku.
"Hmm .. , emang papa kamu gak dirumah?" Tanyanya.
"Lagi bussinesstrip yang, mungkin dua hari baru pulang!" Jawabku.
"Hmm Boleh deh..." Sambungnya.
Sebelum pulang muter muter dulu bentar, lalu kuajak mampir ke minimarket, beli snack, minum, voucher buat dia. Baru tancap gas kerumahku.

Pukul 14.50 saat kami tiba dirumah. Istirahat bentar, kunyalakan Tv di ruang keluarga.
Tadi pagi sudah kusiapkan bubuk perangsang yang sebelumnya kuberikan pada mama. Sejak aku jadian dengan ratna, tidak pernah kugunakan lagi padanya (mama).
Laahhh.. terus gimana nyampurinnya nih, minuman tadi aku beli model botol semua.
Karena suasana diluar mendung terbesit ide dipikiranku.
"Eh yang tadi kok malah beli minum dingin gini ya, mau ku bikinin yang hangat?? teh?? kopi?? susu jahe tapi sachet??" Tanyaku.
"Gak papa kok yang!" Jawabnya.
"Diluar cuacanya dingin, nanti kalo minum yang dingin dingin terus kena flu gimana??" Alasanku. Padahal sebenarnya agar aku mudah memberinya bubuk perangsang.
"Iiihh .. perhatian banget sihhh,, jadi tambah cinta deh!" Katanya sambil memelukku manja.
"Iya dong... jadi mau kubuatin minum apa nih?"
"Susu jahe aja deh yang!"
"Okeee.. tunggu bentar ya!"

Aku pergi ke dapur, merebus air, Kekamar bentar ambil bubuk. kembali kedapur lagi 5 menit kemudian udah jadi.
Ku bawakan susujahe tidak lupa buah buahan sebagai pelengkap dan kusuguhkan padanya diruang tamu.

Kami ngobrol bentar sambil bermesraan kubisikkan rayuanku.
Sekitar 30 menit, reaksinya sudah terihat, seperti orang gelisah, tiba tiba pamit pergi ke kamar mandi. Saat kembali bersamaku, kutarik lengannya dan kududukkan berhadapan dipangkuanku.
Mata kami saling pandang dsn semakin mendekat. Tanpa bicara kulumat bibirnya, tidak ada respon penolakan, malah dia memegangi kepalaku dari belakang, ku telusuri bibir, pipi, telinga serta lehernya dengan kecupanku. Dia hanya bisa pasrah sambil melenguh. Menahan nafasnya yang memburu.
Kubuka kaosnya, kubenambakn wajahku diantara kedua susunya. kuremas pelan.


"U..udah..Yang..!" Desahnya, tapi tak ada penolakan sama sekali.
Aku mencoba membuka ikat bh dipunggunya, karena tak terbiasa, aku kesulitan, kupelorotkan sampai keperutnya.
Saat ku jilat dan kusedot sedot putingnya, dengan refleks kepalananya mendongak keatas..
"Haahh.. Sstt.. Ssay..!".
Tidak kupedulikan ocehannya, Terus ku telusuri bagian atas tubuhnya dengan lidahku.
Tanganku sibuk mencari kancing celananya, lalu kulepas, Kutuntun tubuhnya untuk berdiri sambil melumat bibirnya. Kupelorotkan celananya, sebelum terlepas dari kakinya, kuputar bh diperutnya agar kaitannya didepan, jadi dengan mudah kulepas.
Kuangkat kakinya bergantian untuk melepas jeans ketatntya.
Kurubuhkan tubuhnya diatas sofa,
Kulihat matanya sayu. Tanpa bicara sepatahkatapun.
Ku lumat lagi bibirnya, turun sampai ke perut.
Saat sampai didepan memeknya yang masih terbalut cd, kugosok dikit permukaannya dengan jariku, dia seperti menggigil.
"Hohh.."

kusingkap sedikit, ternyata bulunya lebat sekali. Sebenarnya aku lebih suka meki dengan jembut yang tercukur rapi, tapi meki yang plontos lah yang membuatku paling bergairah.
Kujilat rekahan vaginanya yang masih terlihat rapat sekali.
"Hah ... uhhh... mmmmh". Desahnya sambil menggigit bibirnya.
Kusedot sedot itilnya, dengan refleks ia menjambak rambutku. dan pantatnya terangkat.
"Hahhh.. mmmgg nnggakk.. Yangg.. j..angan!"..
Dasar wanita .. mulut atasnya tidak sejujur mulut bawahnya.
Semakin ku sedot semakin tinggi pantatnya terangkat. Dann.
"Ahhhhh.... ahhhh.. ahhh.. hggggghh..."
'Serrr..serrr..serr..'

Tubuhnya melengkung keatas. Mengejang beberapa kali. Wajahku basah terkena semprotan cairan orgasmenya. Dan terapit kedua pahanya.

Kulirik jam dinding, pukul 15.45 ...
Aku merangkak naik tubuhnya, ku kecup lagi bibirnya dan kubisikkan....
"Pindah kamar yuk yang..".
"Haahh..haahh. hahh. t.tapi..!".

Tanpa tapi tapian, kuambil pakaiannya yang berserakan diruang tamu, lalu kubopong tubuh bugilnya kekamarku,
Ku tutup pintu, namun kubiarkan sedikit terbuka. Sengaja aku tidak menyalakan lampu dikamar. agar suasana gelap.
Kulepas semua pakaianku.. Ratna menutupi matanya dengan kudua telapak tangannya.
Kuposisikan tubuhku disamping kepalanya, kupegang tangannya dan kuarahkan ke kontolku yang jelas dari tadi udah ngaceng berat.
Kugenggam tangannya sambil mengocok kontolku. Kami saling pandang,, sesekali dia melirik kontolku.
"Ah..." Tangannya halus..
Ku arahkan kontolku kemulutnya. Kutahan tawaku melihat ekspresi kaget, bingung, dan nafsu dari wajahnya.
Dia mulai mengerti, dijilat ujung kontolku.

 
Karena posisi ini menyulitkannya. Kugeser tubuhnya, aku bersandar diujung kasur. Lalu kubalik tubuhnya sehingga pahaku tertindih kedua dadanya. dan wajahnya berhadapan langsung dengan kontolku.
Sekilas ia melirikku, kubalas dengan senyuman, dan perlahan mulai memainkan kontolku dimulutnya. walaupun hanya si palkon yang ia manjakan.
"Ah... yangg..!" Pekikku, agak kaget, terkena gigi sihπŸ˜„. Perlahan mulai menyedot dan menjilatinya nya seperti saat dia makan es krim.

Kusibak rambut panjangnya yang menutupi wajahnya, kesamping telinga.
Gak heran sih sepongannya tidak senikmat mama atau tante Tuti. Karena ini emang pertama kali baginya,

Kuputar tubuhku sehingga berubah jadi posisi 69.. Kulebarkan kakinya, kujilat memek dan kusedot itilnya dari bawah.

"Mmmhh.. pwahh.. " Dia melenguh, kontolku terlepas dari mulutnya.

Sayup sayup aku mendengar motor matic masuk area depan rumah... Mungkin karena dari tadi telingaku memang sudah ku konsentrasikan menunggu kedatangan mama. Sementara Ratna yang lagi terbuai kenikmatan mungkin tidak menyadarinya.
Pasti mama sudah pulang ..

'Slllrrrppt... mpyuppp.. cup..cupp slllrrp'
"Aaaahhmm ... Ahh.. ahhm. ohhh. "

Semakin ku sibukkan mulutku di memeknya agar dia tidak menyadari kedatangan mama.. sampai dia lupa tugasnya nyepong kontolku.
Kuangkat pantatku sehingga kontolku mengenai wajahnya, di masukkan lagi kontolku kemulutnya..

Hmmm. ... Sudah hampir 10 menit, sejak kudengar suara motor tadi. kenapa mama tidak memergoki kami?? apa tadi bukan mama?? siall.. kalo bukan mama bisa gawat nih..
Kusudahi posisi ini.. Saat berganti posisi ada bias cahaya, dicelah pintu, kutarik tubuhku kebelakang, Karena situasi kamar yang gelap, aku bisa melihat ada seseorang yang mengintip kami, karena diluar kamarku suasana lebih terang. Aku bersyukur dia adalah mama, bukan orang lain, bias cahaya tadi dari perhiasan dilengannya yang memegang tas. Karena posisi dia agak nungging.

Sebenarnya inilah yang kutunggu selama ini, alasanku pacaran sama Ratna, aku ingin tahu bagaimana reaksinya saat melihatku sama Ratna dalam ini..
Kuposisikan diriku siap tempur di depan Ratna.
Aku ragu.. dan merasa bersalah.. tentang alasanku, kenapa harus sampai sejauh ini, jika hanya ingin mengetahui apa yang ada dalam hati mama?
dan harus mengorbankan mahkota seorang wanita, yang tidak bersalah..
Ku gesek kontolku di bibir vagina Ratna.
Kulihat matanya sayu... dan meneteskan air mata.. tapi tidak terucap sepatah katapun.
Aku merasa sedih, ...
Ayo lah ma.. hentikan kami.. aku ingin kau cemburu, aku ingin kau memandangku sebagai lelaki, bukan menghentikan kami karena kau memandangku sebagai anak, yang seharusnya belum saatnya melakukan hal ini.. batinku..

"A..aku rela sayang..." Kata kata Ratna memecah lamunanku.
Mendengar kalimatnya sungguh membuat hatiku tertusuk.. tanpa terasa air mataku ikut mengalir.
Jika mama tidak menghentikan kami dan pura pura tidak tahu.
Aku mempunyai dua asumsi. Pertama dia membiarkanku menikmati pengalaman masa muda, walaupun sebenarnya melanggar norma, dan yang kedua dia menikmati adegan yang akan kami lakukan. Jadi masih ada kemungkinan dia tertarik padaku dalam arti lawan jenis, jika dia tidak menghentikanku dan masuk dalam asumsi kedua. Jika saat ini aku mendapatkan mahkota Ratna, lalu suatu saat aku juga berhasil mendapatkan Mama.
Tapi bagaimana dengan Ratna nanti? Apa harus kuputuskan begitu saja?
Aku akan jadi pecundang seumur hidup, karena telah menodai wanita yang tulus dan tak bersalah.
Sial.... Aku jadi bingung sendiri..


Baiklah.. Sudah kuputuskan.. Jika Mama benar benar tidak menghentikan kami, sedangkan saat ini Ratna telah memperlihatkan ketulusan cintanya padaku... Aku berjanji dalam hati...
Aku akan bertanggung jawab dan menikahi Ratna suatu hari nanti, dan terpaksa aku menyerah mengejar mama. Aku tidak ingin menjadi bajingan dan pecundang yang tidak bertanggung jawab.

"ROOOOYYYYY!"
Mama berteriak sambil membuka pintu.

"Mama???"
Entah kenapa ada perasaan lega dihatiku... Mama telah menghentikan kami.
Sementara Ratna kaget sekali dan spontan menarik selimut menutup tubuhnya, menunduk, menangis, menutup wajahnya.
Aku berdiri meyuruh mama krluar kamarku.
Kututup pintu, kuhampiri Ratna.

"Hikks.. hikkkss.. hikkss... Ratna malu Roy!" Jawabnya.
Kupeluk tubuhnya.
"Tenang sayang.. gak papa.. maafin aku.. tadi keterusan." Ku coba menenangkannya.

Kuberikan pakaiannya. dia pakai, aku juga memakai pakaianku.
Ratna langsung berlari keluar kamar sambil menangis, tidak peduli mama masih mematung di depan pintu kamarku.

Saat aku keluar kamar.
"Roy/Ma!!".
Suara kami bareng.
Mama sepertinya merasa bersalah melihat Ratna berlari sambil menangis, sampai dia sendiri masih mematung di depan pintu.

"Nanti aja deh ma!" Jawabku berlalu mengejar Ratna.

Di depan pintu rumahku, kupegang tangannya. Kupeluk lagi.
"Sayang tenanglah.... oke oke.. tenang.. ayo kuantar pulang.. jangan nangis gitu dong.. kayak ansk kecil aja sih..!" Ku bujuk lagi agar lebih tenang.
Ku starter motorku. Mengantarnya pulang.

Sampai dirumahnya, aku ragu.. gimana nanti ngomong sama ortunya ya? Sial.. aku tidak mengira semua bakal jadi gini.. Ku kira Ratna tidak apa apa, jika tadi kepergok mama. Aku baru sadar, dia masih ABG labil. tidak seperti tante Tuti yang sudah dewasa, dan berpengalaman menghadapi affair dan resiko kepergok.

Tentu saja beribu pertanyaan dari kedua ortunya menghujamku.
Kami masih diam, terutama Ratna yang shock berat. Ku tenangkan pikiranku,
"Ee... gini om,, tante.. tadi.. pas jalan kami bertemu mantanku.. Sepertinya dia tidak terima melihat aku punya pacar baru, di makinya kami berdua di depan banyak orang.
Kami sangat malu, terutama Ratna, jadi dia shock karna dapet cacian di publik dan mengira aku masih berhubungan dengan mantanku, sudah kujelaskan, tapi dia sudah terlanjur gak percaya sama aku... "
Jawabku mengarang bebas πŸ˜“.

"Owww.. gitu.. " Reaksi kedua ortunya Ratna.
Ratna mulai diam, hanya sesekali sesegukan.
sambil memeluk Tante Arum.
"Yahh. Rat..anak muda... biasa ajalah,.. ini suatu proses pembelajaran menuju kedewasaan yang suatu saat akan kalian temui nanti jika sudah berumah tangga!" Kata Om Yanto.
"Iya om, sekali lagi aku minta maaf Om, Rat, tante Arum!" Jawabku menunduk.
"Iya Roy, kami mengerti situasi kalian!" Jawab tante Arum tersenyum sambil mengelus rambut Ratna.

Lalu aku pamit pulang.
Semoga aja sih Ratna gak cerita kejadian yang sebenarnya pada ortunya..

Setiba dirumah mama duduk di ruang keluarga,
"Roy..!" Mama memanggilku, namun aku sendiri bingung dengan situasi ini, kuputuskan langsung ke kamar dan menguncinya. Kulihat ada BH dan celana dalam Ratna yang ketinggalan.
Kurebahkan tubuhku, sekarang apa yang harus kulakukan?
'Tok..tokk.tookk'
"Roy... Buka pintunya..!" Pinta mama.
Kulihat kamarku, pas jam 5 sore.
Kuputuskan memejamkan mata, dan tertidur..

.......

"Dimana aku?? kok bisa ada di Taman??"
Aku duduk dikursi taman. didepanku seperti lapangan luas, dibelakangku pohon dan bunga tertata rapi..
Tiba tiba Ratna berada disampingku.
"Eh Ratna?? Kenapa kamu bisa ada disini?"
Dia tidak menjawab, menggandeng tanganku, melangkah pergi.. Aku ngikut aja.. Tiba tiba..
"Rooy... Tunggu Roy.. Jangan tinggalin Mama!"
Mama menangis sambil berlari mengejarku, tapi entah kenapa malah semakin jauh, saat hampir tak terlihat..
"Ma....!" Aku mencoba mengejarnya.
Namun Ratna menarikku.
"Sekarang kau milikku Roy!" Jawabnya dingin..
"Tidaaaaaaakkkk...!"......
🌫️πŸŒͺ️🌫️πŸŒͺ️🌫️

"Haahh.. hah..hahh.."
Aku kaget dan tersadar dari mimpiku. Nafasku ngos ngosan, sial .. apa apaan tadi.
Kulihat jam 10 malam. Terasa haus kerongkonganku.
Aku beranjak dari tempat tidur, kubuka pintu, menuju dapur.

"Eh...Ma...ma?"
Kulihat mama tidur dikursi, dengan tubuh dan kepalanya diatas meja makan, disampingnya ada makanan, dan segelas teh yang tinggal separuh isinya. tapi makanannya masih utuh, belum dimakan.
Kuambil gelas, kuisi air dingin dari kulkas, lalu duduk disampingnya..
Ku minum hampir habis.. terasa segar.. kutaruh gelas diatas meja..
Aku diam mematung.. kulihat wajahnya entah benar atau salah, sepertinya mata mama agak lebam, seperti baru menangis.. Aku jadi kasihan.
Kupegang tubuhnya kugoyang goyang pelan.

"Ma... mama.. Bangun ma, pindah kamar gih, disini dingin!" Kataku pelan.
Perlahan matanya terbuka, dan bangun sambil ngucek ngucek matanya, yang agak memerah.
"Eh.. Roy.. !" Suaranya serak, terdengar suara ingus yang masuk kedalam hidungnya saat ia menarik nafas, seperti orang lagi flu, Sambil melap hidungnya.
"Tuu.. kan mama kedinginan, jadi kena flu!"
Jawabku, padahal aku yakin, hal itu disebabkan karena dia habis nangis.
"Gak kok..!" Jawabnya,
Aku diam sebentar..
"Maafin Roy Ma!" Kataku sambil menunduk.
"Mama sendiri gak tau mau bilang apa.. Dulu kamu janji gak akan ngulangin itu lagi, tapi tadi?? Mama tahu kamu masih muda, punya hasrat tinggi, tapi apa kamu udah mikir apa jadinya nanti, jika Ratna hamil? kalopun tidak, apa benar kamu bisa menjaga hubungan kalian sampai nanti menikah? atau akan kamu tinggalkan begitu saja?"

Mama mengambil tehnya dan meminumnya sedikit. Sedari tadi dia menasehatiku, aku tidak berani menatap wajahnya.

"Sebenarnya mama gak ngelarang kamu untuk pacaran, tapi yah.. harus sewajarnya lah, jangan terus mengumbar nafsu begitu saja...... Ini makan dulu,, kamu tadi belum makan kan? Mama mau tidur dulu."
Mama melangkah pergi...
"Ma...!" Panggilku lagi. Ia berhenti lalu memandangku.
"Sekali lagi Maafin Roy..."
Kataku lagi, hanya senyum tipis yang ia berikan sebagai jawaban.

Huhhh.. Memang benar semua berjalan sesuai rencanaku.l,, tapi jawaban yang kudapat dari mama, ternyata tidak sesuai dengan apa yang kuharapkan. Mama memang hanya menyayangiku sebagai seorang anak, bukan sebagai lelaki.
Sial... beginikah rasanya patah hati??? Sakit sekali.. walau tak berdarah..
Sambil makan, tanpa terasa air mataku mengalir dipipiku..

πŸŒƒπŸŒƒπŸŒƒπŸŒŒ

Sudah dua minggu berlalu, sejak kejadian itu, sepertinya memang tidak ada kesempatan lagi bagiku. Saat ku goda minta blowjob padanya, dia marah sekali, padahal sudah kuberi bubuk perangsang padanya.
Sepertinya rasa keibuannya telah mengalahkan nafsunya sendiri. Sejak itu aku tidak pernah memintanya lagi.
Entah kenapa aku juga tidak ada niatan minta bantuan Kak Heru.. Mungkin karena shock.. semua rencanaku berjalan lancar, tapi hasilnya tidak sesuai dengan harapan..

Saat ngobrol Mama sering menanyakan bagaimana hubunganku dengan Ratna, aku bilang baik baik saja. Aku juga sudah minta maaf pada Ratna, dan berjanji tidak akan melakukan hal itu padanya lagi. Aku masih sering main kerumahnya. Tapi saat kuajak kerumahku, entah kenapa dia seperti trauma, tidak pernah mau. Kulihat dirinya sudah ceria lagi, yang sebelumnya beberapa hari setelah kejadian itu, ia terlihat selalu murung,
Namun yang kurasakan... semuanya hampa, hambar, dan membosankan. Aku berusaha bersikap selayaknya sebagai kekasih pada Ratna. Tapi aku tidak bisa membohongi perasaanku. Rasa frustasi dan kegelisahan selalu menyelimuti hatiku.

Sabtu sore, aku nonton TV diruang keluarga. Tapi pikiranku terbang entah kemana.. Tiba tiba pandanganku mengarah pada album foto keluargaku. Segera kuambil. Kubuka satu per satu. Mulai dari masa muda papa mama, saat pernikahan mereke, saat aku bayi, sampai foto terakhir saat aku kelas 6 SD, Selalu ada Mama disampingku... Hal ini malah membuatku semakin merindukan Mama.

Aku kembali ke kamar, pandanganku tertuju pada langit langit dengan tatapan kosong. "Mama".....

🌁🌁🌁🌁🌁🌁

Paginya ku sms Ratna, aku mau kerumahnya dan ada hal yang ingin kubicarakan..

Setiba dirumahnya, aku terkejut dengan penampilannya yang tidak biasa, memakai celana pendek, mirip celana dalam, hanya sebatas pantatnya, pahanya mulus putih bersih, dan kaos berlubang dipunggungnya.. Papa mama nya gak ada dirumah, katanya pergi kondangan kerumah temannya.

"Ada apa yang?" Sapanya sambil memeluk lenganku, dan membimbingku kekamarnya dengan senyum manisnya.
"Eh.. yang.. anu..!" Kurasakan sangat berat lidahku untuk berkata.
"Bentar yang aku ambilin minum dulu ya.. " Senyumnya terus menghiasi bibirnya dari tadi..
Setelah kembali dengan nampan berisi buah, snack, dan kopi hangat, dia langsung memelukku manja.
"Eemmm.. anu yang..."!
"Eh besok kita ke pameran buku dan kreasi seni di balai kota yuk yang, .. pasti seru nih.. aku pungin beli........bla bla bla."!
Dia terus nyerocos, hampir tidak memberiku kesempatan ngomong..
Setelah selesai.. Kumulai lagi bicaraku.
"Ehm.. Unt.... mmmhh"!
Belum selesai aku bicara dia melumat bibirku.

'Mhhmm..mhhhmmm.. mwah...'

"Tidak Roy... jangan katakan itu,.. kumohon.. please... jangan... sekali kali katakan itu" Dia mulai menangis sambil memelukku erat.

"Jika kau mau sekarang cepatlah, ambillah keperawananku.. !" Dia mulai melepas kaosnya. Saat mau melepas bhnya kutahan tangannya.
"Sudah hentikan Rat.." Kataku pelan..
"Kenapa... kenapa Roy...Kenapa Kamu jahat sekali padaku.. Kenapa kalo cuma mau mainin aku, kamu harus membuatku tergila gila padamu dulu... hikss.. hikkss.. Aku tahu kamu mau putusin akukan.. hikks.. aku sudah berusaha membuatmu bahagia, hikkss selalu perhatian sama kamu, selalu ada buat kamu,, tapi ... kenapa tatapanmu seperti itu padaku.. aku tahu kamu memikirkan orang lain..hiks.."

Insting wanitanya benar benar tajam, semua yang dikatakannya benar sama seksli tidak ada yang salah. Aku hanya diam..
"Maafin aku Rat.. Aku juga tersiksa oleh perasaanku sendiri.. "
"Hiksss.. kamu jahat roy.. kamu kejammm... hikss.."!
"Aku tidak bisa melupakannya, hanya dia cinta sejatiku, sekali lagi maafin aku.. semoga kamu dapat yang lebih baik dari aku yang brengsek ini.." Kataku sambil memeluknya.

"Hwaaaa.... hwaaaa....hwaaaa... " Tangisnya pecah mendengar kata kataku.

Aku meninggalkannya menangis dikamar..
Tanpa terasa air mataku jatuh bercucuran membasahi pipi.

Sepulang dirumah aku mengunci diri dikamar lagi. Kucoba untuk tidur.. lari dari semua kenyataan ini...

Sayup sayup kudengar seperti orang lagi debat..
Saat aku keluar.. aku kaget melihat papa mama, Ratna serta kedua ortunya, berada diruang tamu. Seperti waktu itu, Ratna nemeluk mamanya, diam, matanya lebam, tante Arum mengelus rambutnya.

"Roy sini..!" Panggil papa agak marah.
Aku menghampiri mereka.
"Roy, kenapa tiba tiba kamu putusin Ratna?" Tanya Pak Yanto dengan nada agak marah.
Aku diam sambil duduk..
Kami semua diam menungguku bicara.
"Maafin Roy, Om Yanto, Tante Arum, ee terlebih kamu Rat.. Saat ini emang aku yang paling bersalah,, menjadikan Ratna sebagai pelarian,, Sebenarnya aku juga sudah menyerah mengejar orang itu, tapi jika kupaksakan melanjutkan hubungan ini dengan Ratna, aku akan semakin menyakitinya, ini juga demi kebaikannya, bayangkan jika kita menjalin hubungan, yang dilandasi keterpaksaan, tanpa dasar cinta? Jadi sebelum terlalu jauh, kuputuskan untuk mengahirinya saja, aku hanya bisa berdoa, semoga Ratna bertemu seseorang yang lebih baik dariku, yang tulus mencintainya, dan mereka saling mencintai!" Jawabku

Mereka diam mencerna jawabanku.
"Maksudmu siapa dia Roy?" Dengan cepat Mama mewakili pertanyaan mereka.
"..... Aku gak bisa jawab siapa dia...." Kataku.
Mereka diam...

"Kalo emang itu seseorang yang penting buatmu, nggak papa kamu rahasiakan." Jawab tante Arum memandangku.

"Dan kalo itu emang udah keputusan Roy, kita harus bisa menerimanya pa, jika kita memaksakan mereka, apalagi jika sampai menikah, aku tidak akan rela melihat ratna tidak bahagia." Kata Tante Arum memandang pak Yanto.

Pak yanto hanya bisa menghela nafas panjang.
"Sekali lagi maafin aku om, aku tidak ingin kalian salah paham, dan tidak ingin memicu kebencian diantara keluarga om, dan keluargaku, kuharap, yang awalnya baik, sampai nanti tetap baik" Kataku.
Akhirnya mereka bisa menerima keputusanku.
Aku bersyukur, masalah ini selesai dengan baik, Pak Yanto tante Arum dan Ratna sepertinya sudah menerima keputusanku.
Dan mereka pamit pulang.

Setelah mereka pergi, tentu saja Papa dan Mama menghujaniku banyak pertanyaan, Namun aku diam tak berkomentar, dan kembali ke kamar. Mama terlihat mencemaskanku, apa dia pikir wanita yang kumaksud adalah tante Tuti?? Haha. . Bukan Ma, wanita itu adalah dirimu.....
Perasaanku jadi agak plong.. Dikamar aku mengingat semua kejadian dari awal kenal Tante Tuti sampai tadi. Aku hanya bisa tersenyum dalam tangis.....

πŸ˜οΈβŒ›β³β³β³

Beberapa hari kemudian aku masih belum menanggapi pertanyaan Papa sama Mama, Karena aku masih diam, jarang ngomong, hanya seperlunya saja. Akhirnya mereka tidak menyinggung atau menanyakan masalahku dengan Ratna lagi, dan menganggap tak ada masalah, mereka sudah bersikap biasa. Tapi aku sendiri yang jadi seperti orang linglung, sering bengong, ngalamun, kadang tertawa dan menangis sendiri, jika kuingat kejadian yang telah kualami.
Baiklah mungkin kini saatnya mengakhiri semuanya.......

Hari jumat kuputuskan bolos sekolah.. Mama mengetuk pintu kamarku, karena sudah jam setengah 7 namun aku belum bangun. kubilang padanya kalo hari ini aku gak masuk. lagi gak enak badan. Hari ini aku berencana mengungkapkan semuanya pada mama, aku sudah siap jika aku diusir mama dari rumah, dan mungkin orang pertama yang ku hubungi adalah tante tuti, akan kutawarkan diriku sebagai simpanan tante tante kenalannya. Yah modal ganteng dikit & kontol lumayan gede, mungkin sudah cukup buat nyari duitπŸ˜….

Jam 8 dia ketuk lagi kamarku, disuruh sarapan, kalo mau diajak periksa kedokter.
'Tokk.took.tokk'
"Roy... Bangun.. Sarapan dulu.. Nanti kutelfon Heru buat anter ke dokter".

Ku buka pintu, langsung dia periksa keningku dengan telapak tangannya.
Aku hanya tersenyum,
"Hehe gak papa kok ma, pengen bolos aja!" Kataku.
"Apa?? Hehhh Kamu ini, Mau jadi apa nanti kalo sekolah males malesan!" Marahnya.
Aku diam langsung menuju meja makan, lalu sarapan.
"Roy... Dibilangin gak mau dengerin, awas ntar ku bilangin ke papa... Huh!"
Di dapur masih terdengar omelannya yang gak mau berhenti.. Selesai sarapan aku kembali ke kamar. Menyiapkan dan memantabkan hati serta pikiran akan keputusan ini.
Jam 9 Kudengar mama lagi nonton tv, biasa kalo dia libur gini, abis beres beres rumah terus nyantai. Entah kenapa dia nggak nyari pembantu. padahal sih oke oke saja. Mungkin karena dikeluarga ini cuma ada 3 orang, dan dia pikir masih bisa urusin sendiri jadi gak mau nyari pembantu.
Aku keluar kamar kutemani dia di tuang keluarga. Disambutlah diriku dengan omelannnya lagi.. Aku hanya diam, lama lama juga berhenti sendiri. Setelah Mama diam, aku baru bicara..

"Udah ma?"
"Eeee kamu ini.........bla bla bla". Dilanjut lagi omelannya.
Setelah berhenti lagi. baru aku bicara lagi..
"Udah lah ma... Roy cuman pingin nenangin diri dulu, dari pada disekolah gak bisa konsentrasi!"
".... Gara gara Ratna ya!". Jawabnya.
"Mama pengen tahu masalahnya?" Ku tawari dia sebuah alasan.
"Emang kenapa?.. Terus kemarin waktu kamu bilang ada cewek lain yang kamu kejar kejar itu siapa? Jangan bilang kalo dia tante tante gatel itu ya!" Mama melotot memandangku.
".. mmmm tapi tunggu dulu, aku mau cerita, mungkin ceritanya agak panjang.. Mama siap mendengarnya?" Kataku.
".....Oke... mama dengar!" Jawabnya.
Aku beranjak mengambil album foto keluarga. Kulihat mama agang bingung mengernyitkan dahinya.
Kubuka di meja...
Kutanyakan dan kuingatkan satu persatu foto nostalgia itu.
 
Mulai dari foto masa muda mereka sampai terakhir aku masuk SMP. Dia terlihat senang saat mengingat masa mudanya sampai menikah, agak sedih melihat foto saat dia lagi hamil, dia bercerita kalo dulu mama dan papa masih belum punya apa apa. Jadi Perjuangan mereka waktu pertama menikah memang agak berat, dan terbayarlah kebahagiaan saat aku lahir. Saat dia melihat fotoku menangis digendongannya dan ekspresi foto wajahnya yang tertawa, mama langsung tertawa.... Dia bilang kalo aku takut sama tukang fotonya yang kumis serta brewoknya panjang, si tukang foto mencoba memberiku mainan agar aku berhenti nangis, saat itu aku malah nangis sambil teriak teriak, lanjutnya.

Setelah selesai melihat lihat album itu, mama mama masih tertawa dan terlihat bahagia terbawa suasana nostalgia.
"..... Mama tahu?? dari kecil sampai sekarang aku selalu mengagumi mama!, yang selalu dekat, selalu perhatian, selalu sayang..!"
"haha.. kamu bisa aja!" Mama masih tertawa.
"Jadi saat aku menginjak remaja, rasa sayangku pada mama tumbuh bersamaan dengan masa pubertasku...!" Sambungku.
"Ehh??" Mama bingung.
"Aku mencari kenalan wanita seumuran mama.. ketemu di grub sosmed, Tante tuti namanya... dialah yang mama maksud wanita pelacur.. wanita murahan, yang telah memenuhi fantasiku!" Jawabku.
"APA??? apa Maksudmu?" Jawab mama kaget..
"Setelah hubunganku sama tante Tuti ketahuan, aku merencanakan semua kejadian kejadian yang mama alami... Mulai dari pura pura jadi anak penurut, memasukkan obat perangsang ke mama, nyamar jadi tante tuti, mengirim gambar dan videoku sama tante tuti,....."
'Plak'
Belum selesai aku cerita, Mama menamparku.

""..... pura pura salah minum obat biar dapet... sepongan mama,, ...." lanjutku.
'Plak'
Mama menamparku lagi. Aku sudah siap menerima semuanya, tamparannya yang keras, sama sekali tidak terasa sakit bagiku..
".....Semua kulakukan.. agar mama memandangku... bukan sebagai seorang anak.. tapi sebagai seorang lelaki..." Lanjutku lagi.

"hiks... Kemau gila Roy...hikss!" Mama terdengar menangis.
Aku tidak berani menatap wajahnya, sedih, malu, takut perasaanku campur aduk.

"...Sampai terakhir aku macarin Ratna... dan merencanakan situasi dimana mama memergokiku ngewe dengannya, aku ingin kepastian saat mama menghentikanku, apa mama menyayangiku dan memandangku sebagai seorang anak, atau sebagai seorang lelaki. Sebenarnya saat itu aku ingin mama cemburu dan .....!"

"Hikss.. kenapa roy, hikksss.. kenapa.. kamu berfikir seperti .. itu hiksss..." Tangis mama semakin keras.

"..... beberapa hari kemudian, melihat sikap mama, akhirnya aku sadar... ternyata mama menyayangiku,, hanya sebagai seorang anak. . Saat itu hatiku sangat hancur, sakit.. cinta yang tak terbalas.. Akhirnya aku memutuskan Ratna... Jadi seseorang yang ku maksud adalah .. Mama.. "!

"Hikkss... haaa... haaa... hikss!" Kulihat Mama masih menangis menutupi wajahnya.

"...Aku lega.. sudah mengungkapkan semuanya pada Mama, , Aku juga siap jika mama jadi jijik dan benci padaku, ... jika mama mengusirku,, dengan senang hati, aku akan benar benar pergi dari rumah ini..." Lanjutku.
Air mataku juga mengalir,

Huhh.. akhirnya, semua beban hatiku telah hilang, pikiranku jadi fresh, walaupun nanti entah sepert apa jadinya hidupku.
Aku beranjak pergi...
"Roy...;'" Panggil mama..
Aku hanya diam, kekamar, menata pakaianku, kumasukkan dalam ransel..

"Roy.. jangan pergi. hikss!"
Suara mama didepan pintu kamarku
"Mama tidak malu punya anak sepertiku??, Tenang saja, si brengsek ini sudah punya rencana, aku akan menghubungi tante tuti, kenalannya pasti banyak, aku siap jadi gigolo pemuas tante tante... " Jawabku.

Mama membuka kamarku yang tak terkunci dan langsung menamparku sekuatnya beberapa kali, sial.. tamparannya kali ini sakit sekali.
Aku masih diam melanjutkan beres beres paksianku. Mama sudah berhenti menangis,, tapi masih terdengar suara sesegukannya.

'Plak.. blug..'
"Aduuhh".
Tiba tiba mama menampel tanganku yang sibuk menata pakaian, mendorong tubuhkuku sampai terbentur tembok. Bagaikan tersambar petir, mama melumat bibirku..
"Mmmhh... mhhhhmm sllrpp.."
Aku mencoba mendorong tubuhnya,
"Ma??? mmhhf.."
Dia malah memegang erat kepalaku,
Aku mulai terbawa, dan kubalas ciumannya, kupegang dan kupeluk tubuhnya.
'mhhm.. ah...hahh.. mhhfff'
Suara dan nafas kami mulai berpacu.

Tak kusangka, dengan cepat dia jongkok, menurunkan celanaku, dan langsung mengoral kontolku.
'Hloppgg.. slrppp.. mghhh... hwoggghh..'
"Ahh.. ma??!!"..
Tanpa bicara dengan agresif dia menjalankan aksinya.
Aku jadi bingung sendiri... Apa maksudnya ini?? Apa mama tidak rela aku pergi??? tapi apa dia tidak marah mendengar semua kelakukan bejadku??
Entahlah.. aku hanya bisa merem melek merasakan blowjobya, yang lebih lincah dari sebelumnya..
Kuelus rambutnya, dia memandangku, terlihat pada tatapan matanya, seolah dia 'bilang jangan pergi!!'
"Hhggwoghh.. hggwoogg.. mhhh.. ahh..'
Dijilatnya kedua pelerku sambil mengocok kontolku.
"Ah... mm..ma". Desahku.


Dilepasnya celanaku dari kedua kakiku, sementara mulutnya masih sibuk mengulum kontolku. Dia lempar celana beserta Cd ku jauh jauh. Lalu berdiri dan melepas kaosku.
menjilati putingku, sambil mengocok kontolku.
Gila... apa apaan ini. menyusuri ketiakku, leher dan kembali ke bibirku.
Dengan cepat ia lepas baju dan roknya, kuraba keteknya yang masih terbalut bra. sambil berciuman, perlahan ia buka kancing bh nya, dan tetpampanglah kedua keteknya yang besar.
Sekarang giliranku, ku cium lehernya, turun kebawah, ku emut putingnya yang mengeras, kugigit kecil, bergantian,

"Mhhh.. ahhh.. ssst.. uhh.." Desahnya.
Tiba tiba dia berbalik dan mendorongku kekasur, melepas CDnya sebelum merangkak menindihku. Menyodorkanku lagi keteknya, kuremas dan ku sruput bergantian..
Sementara tanganku meraba dan meremas pantatnya yang besar empuk dan mulus, perlahan, jariku menyusuri memeknya yang mulai basah, kuusap lembut, sambil menngaruk lubang bagian luarnya.
"Hohh.. mhhh.. ssst..' Desahnya mulai memanas.

Kumasukkan jari tengahku, dan ku kocok dari pelan sampai cepat.
'crokk.crookk.crrokk.'

"Ehggg.. ahhh.. mmmhh .. ahh.."

Perlahan dia beringsut memutar tubuhnya, terciptalah posisi 69...


dikocok dan dilumat kontolku dalam mulutnya. ohh.. fuckkk...
Kubalas dengan giigitanku pada clitorisnya..
Spontan dia mendongak keatas melepas kontolku.
"Hyaa... aghhh.. ah....uh.. ohgggg... hggg..mmhh.."
'Criitt..criitt'
Kurasakan semprotan kecil dimemeknya. dan tubuhnya mengegelinjang. Tanpa istirahat
Kusapu dan kusedot sedot memeknya lagi.
"Aduuuhh... maa???" Teriakku.
Sial.. dia menggigit pahaku, untung saja bukan kontolku yang digigit.
Kulepas sedotan mulutku dimemeknya. Dia juga melepas gigitannya di pahaku, lalu menempelkan kepalanya dipahaku
"Hohh.. hahhh.. hahhh.. haaaah..... " Nafasnya ngos ngosan.
Setelah agak teratur, ia mumutar lagi tubuhnya, pantatnya menaiki pahaku, dan kedua tangannya bertumpu pada perutku, kami saling pandang sebentar, matanya masih sedikit memerah, dan basah karena air mata.

"Maafin Roy ma" Kataku.
Ia menelungkupkan tubuhnya diatas tubuhku, dan melumat lagi bibirku, Kemudian berbisik,
"Jangan pernah bilang pergi lagi.." .
Kupeluk erat tubuhnya.
Kurasakan pantatnya bergeser keatas, bibir memeknya terasa basah menyapu kontolku.
mama terus mengulangi gerakan itu,
"Ahh... mmhh.. ssstf"

Ku gerakkan tanganku dari punggungnya, meraih kontolku, mencoba mengarahkan ujungnya tepat dilubang memek mama, Kugesekkan sebentar kepala kontolku di memeknya. Mama mulai bangkit, mengangkat tubuh dan pantatnya, Kurasakan tangannya ikut membantu memegang kontolku dan menancapkan ujungya, pelan pelan dia turunkan pantatnya.. dan..
'Blessss..'
"Ahhhh.."
"Ohhhh.." Desah kami bareng.

Perlahan ia pompa kontolku dengan memeknya.
"Ahh.. ma... ohhh." Desahku.
""Ssttt.. mhhh. . ahh.. nhhgg.. sh."

'plok..plokk.plookk..plookk'
"Ahh....mmggghh ohh..ohhh.ohh".
Aku ikut aktif mengimbangi goyangan mama dengan dorongan dari bawah.. Semakin cepat dan keras.
Suara kamipun menggema dalam kamar.
Tubuh mama menekuk kebelakang, dan bertumpu pada kedua tangannya.

Mungkin karena lelah menaik turunkan pantatnya, kini mama kembali duduk tegap sambil memaju mundurkan pantatnya.


Ohh. sensasinya beda lagi nih..
Kuremas susunya yang menggoda, mengayun ngayun didepanku, sambil sesekali kumainkan putingnya, dia hanya bisa mendongak dan mendesah desah.

Ku tekuk kedua kakiku keatas, sehingga mendorong tubuhnya ambruk diatasku, kupompa dengan cepat dari bawah, kusumbat mulutnya dengan lumatanku, sementara kedua tanganku sibuk meremas kedua belahan pantatnya yang empuk.

"Hyahh.. add..ihh.. eeeehhhgg.."
Kepalanya menggeleng grleng ssmbil sesekali ia tenggelamlan diatas pundakku,

'plokk.plookk...ploookk.ploookk.plookk.'

Ia lumat lagi bibirku.. dan menyedot lidahku.
Kuperlambat dan kuhentikan sebentar pompaanku.
"Hahh.. haahh.. hshhh.. hahhh.'" Ia gunakan ambil nafas,
'Plakk'
Kutampar sedikit pantatnya.
"Awwh..."
"Hehe"
Aku sedikit tertawa, perlahan kumulai lagi pompaanku, semakin lama semakin cepat . Kepalanya mulai menggelepar lagi.
"Ahh.. ohhww.. ehhmm.. ighgggg"

Tubuhnya menekuk lagi, kini bertumpu pada kedua tangannya, kurasakan pantatnya juga bergoyang liar,
dan
"Heggghhhhh... ehhhgggg heggg.. "
'Serr... serrr.. seerrrr..'
Cairannya menyembrot membasahi kontolku, lebih banyak dari tadi.. Sesaat tubuhnya bergetar seperti menggigil..
Kutancapkan sedalam dalamnya kontolku saat dia sampai. Kutariki perlahan, dan kutancapkan sekuat tenaga.
"Owhhggggg.." Suaranya terasa tertahan.

Seketika ambruk didadaku, kurasakan memeknya seperti menyedot nyedot kontolku.
Kubelai rambut panjangya, dan ku elus punggungya. Kubiarkan istirahat sebentar.

Setelah nafasnya teratur, kubalik tubuhnya, kucium sebentar mulutnya, kulebarkan kakinya dan ku tancap lagi.
'Blesss'
"Kyahh.. "
Langsung kutancap dengan tempo cepat.
"hahhh.. addd...u.... nngghh Pe..lan... R..oy!"
Kusumbat lagi mulutnya.
'plklok...plokkk..plokkk.ploookk.'

"Hohh..hahh.. ma.. hah!"
Dia peluk tubuhku dan mengunci kakinya di punggungku.
Kulihat wajahnya menggeleng geleng seperti menahan sakit, aku jadi kasihan, kupelankan lagi ritmeku.
Hmm.. Sepertinya dia menyukai ritme segini, tidak terlalu keras, jadi kuusahakan menyetabilkan pompaanku, perlahan kakinya terbuka kembali, aku beringsut kebelakang, kumiringkan kekanan tubuhnya, kuangkat dan kupeluk kaki kirinya, mulai kupompa lagi. Ohh... sensasi nerbeda lagi..
Tanpa sadar gerakanku semakin cepat,
'Plokk...plokk... plookk'
Ia benamkan wajahnya dibantal dan meremas sprei..lalu berteriak lagi..
"Ahhh... add..uuh... kk..ellu..err..." Jeritnya dalam bantal.
"Hahh.. Kluarin ma, ohh..jangan ditahan.. aku ingin... mama puas.." Jawabku.
"Ahh. ..mmmhhmm hegggghhhhhh.. gwahhh.."

'serrr..serrr...serrr..serrrr...'
Tubuhnya menggelinjang lagi..
Kutancapkan dalam dalam kontolku dimemeknya.
"Huhh..!!" Memeknya dan kontolku jadi basah, kupikir dia tipe wanita yang mudah orgasme, gumamku.

Mama terlentang sedang aku menindihnya dengan kontol tegang yang masih menancap dimemeknya.
Deru nafasnya masih memburu, seperti orang kedinginan, aku jadi kasihan jika melanjutkannya. kulepas kontolku dimemeknya,
'ploop'
"Hughh" Dia bergetar sedikit,
Aku bangkit dari tempat tidur keluar kamar, bugil dengan kontol basah yang masih berdiri, pergi kedapur, mengambil dua gelas air dingin, lalu kubawa kembali ke kamarku.
Saat masuk kamar sekilas mata kami bertatapan, mama berpaling, sambil mencoba menutupi ketek dan memeknya, aku hanya tersenyum.
Aku duduk ditepi ranjang,
"Minum dulu ma!" Tawarku.
Dia hanya menggeleng, terlihat air matanya keluar sedikit.
"Mama menyesal??" Tanyaku.
Dia hanya diam saja. Kutaruh segelas air yang ingin kuberikan padanya dimeja, kuminum gelasku.
'gluk..gluuk..glukk..gluuk.'
"Ah.. " terasa segar, pengganti keringat yang sempat keluar dari tubuhku.

"Tenang saja, anggap ini kenangan pahit sekali seumur hidup mama, dari awal aku tidak pernah ada niatan untuk memaksa mama melakukan ini, semua ini kulakukan hanya ingin menarik perhatianmu sebagai seorang lelaki, aku tidak peduli jika mama atau orang lain yang tahu akan hal ini, memandangku sebagai orang yang paling bejat didunia, atau menganggapku sebagai binatang, aku hanya tidak bisa membohongi diriku sendiri, membohongi perasaanku, toh habis ini aku tidak akan pernah........mhhh!"
Belum selesai curhatanku, tanpa ku sadari, dari belakang mama memelukku, dan melumat bibirku. Tangannya mengocok kontolku yang mulai melayu, karena tadi aku sempat terbawa suasana sedih, aku sendiri masih bingung, kenapa mama melakukan hal ini, aku tidak ingin ada perasaan terpaksa dihatinya, melakukan hal ini karena kasihan, dan demi mencegahku pergi, aku ingin dia membalas cintaku.

Kulepas ciumanku.
"Hentikan ma!, aku nggak ingin mama terpaksa nglakuin ini, hanya demi mencegahku pergi! Bukan sekedar seks yang ku ingin dari mama, aku juga ingin mama mencintaku sebagai lelaki! Pasti mama terpaksa nglakuin ini, Buktinya dari tadi mama hanya diam... " Teriakku.

"...Mm..mama .. juga bingung .. mau ngomong apa roy!, Mama malu,.. ! Mama juga berfikir.. ternyata diriku bukanlah seorang ibu yang baik, ibu yang bejat... lebih buruk dari binatang.. yang dari dulu ingin di ewek anaknya sendiri,... Sebenernya.. waktu kamu pacaran sama Ratna... Hati mama bener bener hancur.. sakit... Roy.. mama gak rela kamu direbut wanita lain, apa lagi sama tante tante gatel itu..." Mama menangis sambil teriak.
"Appa??" Aku kaget dengan jawabannya.

"Tadi mama nampar kamu,, hanya pura pura..,, hanya berakting .... seolah olah mama seorang ibu yang baik... yang bermoral... tak kusangka kamu punya niatan pergi.. itu yang membuat mama marah... mama gak tahan lagi, mama gak mau kamu pergi Roy..hiks.. hikss!"

Ohh pantesan tadi tamparannya pas dikamar sakit sekali..
"J..jadi apa.. mama juga mencintai Roy??" Tanyaku, jantungku berdebar debar.
"Tentu saja... makanya mama sendiri bingung... kenapa seorang ibu memendam cinta dan nafsu pada anaknya sendiri?" Jawabnya menunduk sambil menutupi mukanya.
Kudekati mama dan membuka tangannya yang menutup wajahnya..
"B..beneran ma?" Tanyaku pelan.
Mama mengangguk, wajahnya tersenyum tapi masih bercampur mewek, membuatnya terlihat imut dan lucu.. Aku ikut tersenyum, bersyukur,, lega, ternyata selama ini dugaanku yang salah. Ternyata mama memendam perasaan yang sama terhadapku... Kupeluk tubuhnya..

"Tadi kamu belum keluar kan?"
Bisiknya ditelingaku.
"Gak papa ma, ngliat mama tadi kluar, udah buat aku puas kok" Jawabku.
"Gak boleh gitu... Kita kan udah jadian.... harus saling muasin dong". Katanya sambil memainkan kontolku.
Aku duduk selonjoran, mama telungkup dengan mulut tepat didepan kontolku, lalu dijilatinya dari peler sampai palkonku, oh ... perlahan kontolku masuk kemulutnya,
'mlbbb.. kwooghhgg. kwooggg..'
Kusibak rambutnya, dia melihatku sambil tersenyum, OMG... apa ini mimpi???
"Ohhhh ma!!" dia mencoba deepthroat.. dari blowjobnya dulu yang mentog separuh saja, kini kontolku sudah hampir masuk seluruhnya, tinggal 5 cm, jarak ujung mulutnya dengan pangkal kontolku.
'Hwoggggggg... gwahhhh..' liurnya berleleran jatuh diatas kontolku saat ia mencabutnya. Sial.. nikmat banget..
Kupegang kepalanya, dan kumasukkan lagi. kucoba beberapa kali, sampai air matanya mengalir menahan sakit..
Namun tidak ada protes sama sekali darinya.
"Mama masih kuat?" ..Tanyaku
"Yeee.. seharusnya mama tu yang nanya ke kamu, jangan remehin mama ya, meski umur udah tua gini, masih bisa kuat 10 ronde tahu.. haha" ...
Percakapan kami mulai mencair, tak ada rasa beban, tak ada penghalang lagi..
"Oke.. coba buktiin omongan mama..!" Kutarik tubuhnya dalam pangkuanku.
"Baiklah, jangan mewek lo ya kalo kalah, hihi!" Jawabnya.
'Jlebbbbb.. plokk..plokkk.plokkk!'
"Ahh.. hmmm.. slrppllt"
Mama mulai menggoyang pantatnya sambil menciumiku.
"Hehhg .. hehgg. hehh.g.."

'mcupp.. cupp.. cupp..cupp'
Mama menyedot leher, turun kebawah sampai pada puting ku, otomatis aku menahan tubuhku dengan kedua tangan dibelakang.
Tiba tiba dia tarik dan peluk lagi tubuhku,
lalu mengangkat lenganku dan menjilati ketiakku. Oh shiiiit..
kedua tangannya beralih memlintir putingku, tanpa menghentikan genjotannya dipangkuanku.
"Ohhh. ma.. mhh.. ohhh !"
Aku hanya bisa mendesah keenakan.
Sial rangsangannya membuat darahku mendesir, terasa sengatan nikmat dari pangkal kontolku..

Kupeluk tubuhnya dan membantingnyya, sehingga kini aku diatas, langsung ku genjot kecepatan maksimal.


"Yahh.. mhhhm.. sialan.. si perek itu.. ohh.. udah.. nikmatin... gen..jotanmu l..lebih dulu.." Cercanya.
"..mmm.mmaafinn roy.. ma... Roy ..oh.. jann.ji gak.. akan masuk.. lubang.. selain .. memek ..mamma!" Jawabku.

Tangannya mencakar punggungku, kedua kakinya menyilang diatas punggungku..

"Hahh... .. akk..u mm..kell..uar ma!"
"hahh.. ahh.. sstt...mmt.. k.keluarin sa..yang!"
"Hoh..hohh..heghh. hegghh..heggg"
'Crottt...crooottt..croottt..croottr!'

Kusemprotkan spermaku sedalam dalamnya dimemeknya. Mama merapatkan dan menekan kakinya kebawah,

"Hohh.. hahhh.. haahhh.." Lega rasanya... tubuhku terasa seperti terbang dilangit.

"Ah.hahh..hahh.. gima..na masih.. kuat?" Goda mama..
Aku hanya tersenyum..
"Hahh.. ben.tar ma.. masih ngilu.. hah.." Jawabku.
'Mmgh mccppmm mhh slurppt'
Kulumat bibirnya..
"Mmhh mcpp.. pwah.. "
Aku berbaring kesamping, mama bangkit dan mengambil air yang tadi kutawarkan padanya, langsung meminumnya habis.
Saat berdiri ia mengikat rambut panjangnya, dari belakang benar benar terlihat seksi, dipahanya terlihat basah karena cairannya dan terlihat cairan putih kental mengalir kebawah, OMG.. Spermaku.. Kontolku langsung memberi penghormatan dengan berdiri tegak.

"Ma..!" Panggilku.
Dia berbalik, kedua tanganku kutaruh dibawah kepalaku, sementara kontolku ku angguk anggukkan,
"Hehe.." Aku meringis.
Dia hanya tersenyum..
"Bentar.. mama kekamar mandi dulu.." Jawabnya berlalu keluar kamarku.

Pertempuranku berlanjut sampai jam 12 siang, saat perut kami terasa lapar, kami hanya makan beberapa buah dari kulkas, sambil memulihkan tenaga,, malas nyari makan diluar. Sempat ketiduran karena capek, Jam 2 aku bangun, ku geranyangi tubuh mama, mungkin karena geli, ia terbangun, kami lanjut lagi sampai
jam 4 sore, mulai dari meja makan, ruang tamu, ruang keluarga, dan terakhir dikamarku lagi, ..

"Hahh..hah..hah..Udah dulu Roy.. hah..bentar lagi papamu pulang hah.." Kata Mama saat kami selesai sampai puncak bareng, dengan posisi dia telungkup dibawahku, dimana sebelumnya kami main dogystyle.

"Yeessss.. aku menang.. hah..hahh." Jawabku, karena mama yang minta udahan dulu. Aku berbaring disampingnya dengan senyum kemenangan.

"hahh.. hahh..Jangan.. k..epe.dean d.ulu ya.m hah Sebenernya mama masih k..uat, hah berhubung.. papa.. mau pulang.. jadi.. berh.enti dulu.." Jawabnya..
"Haha. . banyak alesan ma!".. Jawabku tertawa

"Hahh.. heehh.. Nakal kamu ya, udah berani bantah mama ..hah..!" Katanya. sambil berbalik seraya menggenggam erat dan menarik kontolku.
"Addah.. ii..ya ma ..aduh... aduh.. maaf.. haha" Jawabku ketawa.

Kami merapikan tempat tidurku, mama membawa sprei ke cucian, aku mengganti dengan sprei yang lain..
Aku berbaring sambil telanjang, tersenyum bahagia, dan puas, akhirnya cita citaku terlaksana.
Saat papa pulang, tentu saja aku dan mama berusaha bersikap seperti biasa..
Namun tak dapat kusembunyikan, ekspresi bahagiaku, sehingga papa menggodaku padaku.. Saat kami makan malam bareng.

"Heh.heh.heh. Ada yang udah move on ni ya".
"Eh..hehe.. iya pa,, tadi kan dia gak masuk alesan sakit, mama kira beneran, eh malah bohong, udah mama marahin setengah hari, tau tau siangnya ada cewek kesini mau jenguk dia katanya, saat kupanggil, dia suruh mama jangan bilang ke cewek itu kalo lagi sakit bohongan, .. ya mama sih iyain, supaya dia sembuh, biar gak kayak orang ling lung lagi!" Jawab mama
"Haha kamu ini ada ada saja Roy!" Kata Papa.
"Jadi kapan kamu ajak kesini lagi?" Sambungnya.
"Ughh.. ughhj." Mama tersedak.
"Eh pelab pelan dong ma" kata papa sambil menyodorinya minum.
"Ee.. Tenang aja pa.. kapan kapan akan Roy kenalin deh.... Adaw.." Jawabku, Tapi mama malah menginjak kakiku.
"Kenapa Roy?" Tanya papa.
"Ini.. pa, dengkulku kebentur kaki meja.. ha..ha!" Jawabku.πŸ˜…

Setelah selesai aku membantu mama membereskan piring.
"Ma .. tadi kenapa sih!" Tanyaku.
"Kamu bilang mau ajak cewek kesini.. ya mama marah dong!" Jawabnya memonyongkan mulutnya.
"Kok malah aku yang salah? Salah siapa tadi mama alesannya gitu!" Kubalik tanya.
"Salah Kamu dong... senyum senyum sendiri.. papa kan curiga, jadi mama buat alesan itu,, mama yakin kalo kamu yang jawab paste aa.. eem..eee.. aanu aee.., papa kan malah bisa tambah curiga." Jawabnya.
"I..iya juga ya hehe..!" Jawabku sambil garuk garuk kepala, Dasar wanita.. prinsipnya selalu benar..
"Terus ntar Roy ajak siapa dong ma,??" Tanyaku lagi.
"Itu urusanmu hweeek!" Katanya meledek sambil berlalu.πŸ˜³πŸ˜΅πŸ˜•πŸ€•.
 
Terakhir diubah:
Mantaapppp.... Crooottt duluu gan

Thankssss huu :beer:

Saran ane, bagian POV Roy nya terlalu panjang huu Ekse nya sedangkan Heru lebih simple. Tapi overall crroottt gann !!!
Ditunggu lanjutan nya !!!
 
Terakhir diubah:
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd