Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

:papi: Hehe.. Selamat Morning all..!
Sialkan nikmati suguhan pagi dari Kompilasi Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau..
Lumayanlah buat temen nyoli.. eh, ngopi.. Ciaoo..!

Cerita 53 – “Mau kan, sayang..?”

Mia.. 27 tahun.. isteri dari Dicky.. 31 tahun adalah seorang ibu rumah tangga yang lumayan supel dalam bergaul di lingkungan tempat tinggalnya.
Penampilan Mia biasa saja. Mia bersikap selalu apa adanya dan bersahaja.

Dicky adalah seorang suami yang cukup baik dan bertanggungjawab kepada keluarga.
Apapun kekurangan dalam rumah tangganya.. maka Dicky akan selalu berusaha untuk memperolehnya.
Bisa dibilang rumah tangga mereka adalah harmonis.

Pada waktu malam acara 17 Agustusan tahun 2012.. Mia dan Dicky beserta warga lingkungan di mana mereka tinggal mengadakan malam hiburan berupa Organ tunggal.

Tua muda.. laki-laki perempuan.. semua ikut bergembira. Semua turun berjoget mengikuti alunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi.
Mula-mula mereka berjoget dengan pasangan masing-masing. Semua bergembira sambil tertawa bebas mengikuti irama musik..

Setelah beberapa lagu.. mereka terus berjoget dengan berganti pasangan. Mereka terus bergembira.
Mia berjoget dengan seorang bapak, Dicky berjoget dengan seorang anak perempuan remaja..

Begitulah.. mereka berjoget sampai beberapa lagu dengan berganti pasangan sampai beberapa waktu.
Menjelang akhir acara.. pada lagu terakhir, Mia berjoget dengan seorang bapak..
Sedangkan Dicky berjoget dengan Evi.. seorang ibu rumah tangga yang tinggal beberapa rumah dari rumah mereka.

Evi sekitar 38-an tahun.. ibu dari seorang karyawan swasta yang bekerja dengan sistim shift.. mempunyai 2 orang anak yang sudah cukup besar.
Walau sudah berumur.. tapi penampilan Evi selalu tampak muda karena cara berpakaiannya yang selalu agak seksi dan pandai bermake up.

Selintas Mia melirik pada Dicky yang sedang berjoget dengan Evi. Terlihat Dicky sedang tertawa dengan Evi sambil berjoget.
Setelah itu kembali Miapun berjoget dan tertawa dengan pasangannya.
Menjelang tengah malam acara usai. Semua kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira walaupun capek..

Sesampai di rumah.. setelah mandi air hangat Mia dan Dicky segera ke tempat tidur.
"Bagaimana tadi, sayang..?” Tanya Dicky sambil memeluk Mia.
"Apanya..?” Kata Mia sambil menempatkan kepalanya di salahsatu tangan Dicky.

"Ya tadi.. waktu kita di tempat pesta tadi..” kata Dicky sambil mengecup bibir mungil Mia.
"Aku benar-benar gembira..” kata Mia sambil tersenyum sambil tangannya mengusap-ngusap dada serta jarinya memainkan puting susu Dicky.

"Harusnya kita sering melakukan acara seperti tadi, jangan cuma setahun sekali..” kata Dicky sambil tangannya masuk ke pakaian tidur Mia.
Buah dada Mia diremas dengan mesra.

"Mmhh.. Memangnya kenapa..?” Kata Mia sambil mencium pipi Dicky lalu mengecup bibirnya.

"Ya kita kan bisa bergembira dengan tetangga yang ada. Jarang sekali kita ngumpul bareng mereka..” ujar Dicky sambil membuka seluruh kancing pakaian tidur Mia.

Lalu dijilatnya puting susu Mia sambil tangannya meremas buah dada Mia yang satu lagi. "Mmhh..” desah Mia sambil memejamkan matanya.
Sambil tetap menciumi dan menjilati buah dada Mia, tangan Dicky yang tadinya meremas buah dada, turun ke perut.. lalu disusupkan ke celana dalam Mia.

Segera jarinya menyentuh bulu-bulu kemaluan Mia yang tidak terlalu banyak. Mia tetap terpejam sambil sesekali mendesah..
Jari-jari tangan Dicky lalu turun menyusuri belahan belahan memek Mia.

"Ohh..” desah mia keras sambil menggerakkan pinggulnya.
Jari Dicky terus menggosok-gosok belahan memek Mia sampai cairan memek Mia keluar banyak.

"Mmhh..” desah Mia sambil tangannya memegang tangan Dicky yang sedang bermain di memeknya.

"Enak, sayang..?” Kata Dicky sambil melumat bibir Mia. Sementara jari tengah Dicky masuk ke lubang memek Mia.

Tanpa menjawab pertanyaan Dicky, Mia membalas ciuman Dicky dengan hebat.. sambil menjepitkan pahanya lalu menggoyangkan pinggulnya karena menahan kenikmatan ketika jari tangan Dicky keluar-masuk lubang memeknya.

Sementara tangan Mia segera menyelusup ke dalam celana piyama Dicky.. dan kemudian menggenggam dan meremas kontol Dicky yang sudah tegang.

"Buka pakaiannya dong, sayang..” kata Mia berbisik ke telinga Dicky.

Dicky segera bangkit lalu melepas seluruh pakaiannya. Kontol Dicky terlihat sudah tegak dengan ditumbuhi bulu yang sangat lebat.
Melihat itu, Mia segera bangkit dan duduk di tepi ranjang. Digenggamnya kontol Dicky lalu dikocok perlahan.
Cairan bening terlihat keluar dari lubang kontol Dicky.

Tanpa banyak cakap ujung lidah Mia segera menjilati cairan tersebut sambai habis.
Tak lama, mulut Mia sudah mengulum batang kontol Dicky yang lumayan besar.

Cplokk.. Clpokk.. Clpokk.. Cplokk.. Terdengar kecipak kuluman mulut Mia pada kontol Dicky.
"Ohh.. Enak, sayang.. Ohh..” desah Dicky sambil memegang kepala Mia lalu memompa pelan kontolnya di mulut Mia.

"Gantian, dong..” kata Mia sambil melepas kulumannya lalu menatap mata Dicky.
Dicky tersenyum. "Naiklah ke ranjang..” ujar Dicky.

Miapun segera naik ke atas ranjang lalu telentang dan membuka lebar pahanya.
Tak lama, Mia mendesah karena lidah Dicky pintar bermain dan menjilati kelentit dan lubang memek Mia.

"Ohh, sayangg.. Teruss..” desah Mia agak keras.
Apalagi ketika jari Dicky masuk ke lubang memeknya sambil lidahnya tak henti menjileti kelentit Mia.

Gerakan pinggul Mia makin keras mengikuti rasa nikmatnya.
Tak lama kemudian tangan Mia dengan keras meremas rambut Dicky dan mendesakkan kepalanya ke memek.

Lalu.. "Ohh.. Enak, sayangg.. Mmff.. Sshh..” jerit kecil Mia terdengar ketika Mia mencapai puncak kenikmatan.. Orgasme..

Dicky segera menghentikan jilatannya lalu naik ke atas tubuh istrinya itu.
Walau mulut masih basah oleh cairan memek Mia.. Dicky langsung melumat bibir Mia.

Miapun langsung membalas ciuman Dicky dengan hebat.
Sambil tetap berciuman.. tangan Mia segera memegang dan membimbing kontol Dicky ke lubang memeknya.

Selang beberapa detik kemudian.. Bless.. Bless.. Bless.. Kontol Dicky langsung keluar-masuk memek Mia.
Keduanya bermandi peluh sambil sesekali terdengar desahan kenikmatan mereka.

"Memeknya legit, sayang.. Enak..” bisik Dicky. Mia tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya.

"Memang kenapa..?” Tanya Mia.

"Aku tidak pernah bosan menyetubuhi kamu..” bisik Dicky sambil terus memompa kontolnya. Mia tersenyum.

"Kalau wanita lain rasanya bagaimana..?” Tanya Mia lagi.

"Aku tidak pernah bersetubuh dengan wanita lain, kok..” kata Dicky.

Mia tersenyum lalu merangkulkan kedua tangannya ke pundak Dicky sambil tetap menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontol Dicky.

"Aku mau tanya, sayang..” kata Mia.. di sela napasnya yang terengah.

"Apa..?” Kata Dicky.. tetap mengayun pinggulnya mengocok batang kontol di liang memek Mia.

"Tubuh Mbak Evi, tetangga kita itu, bagus tidak..?” Tanya Mia terbata akibat sodokan-sodokan kontol Dicky di liang memeknya.

"Ah kamu.. pertanyaannya ada-ada saja..” kata Dicky tak menghiraukan.

"Aku serius, sayang.. Jawab jujurlah. Tidak apa-apa kok..” kata Mia lagi agak memaksa.

"Tadi lihat belahan buah dadanya tidak..?” Tanya Mia lagi.
Dicky mengangguk. Mia tersenyum sambil terus menggoyangkan pinggulnya.

"Jujur.. Iya, tubuh dia bagus. Dan tadi aku sempat lihat belahan buah dadanya. Marah..?”
Kata Dicky sambil menghentikan gerakan sodok kontolnya.. membiarkan batang keras itu terbekap diremas dinding dan otot memek Mia.

Mia tersenyum sambil terus menggoyang pinggulnya.
"Jangan berhenti dong, sayang.. Terus setubuhi saya.. Mmhh..” kata Mia mengerang nikmat.

"Aku tidak marah kok. Justru saya suka mendengarnya..” lanjut Mia sembari tetap menggoyangkan pinggul.

"Kenapa..?” Tanya Dicky heran.

"Tadi waktu saya lihat kamu berjoget dengan Mbak Evi, tidak tau kenapa ada perasaan aneh..” kata Mia.

"Tadi tiba-tiba saya membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Evi..” lanjut Mia lagi.

"Kenapa begitu..?” Tanya Dicky lagi.. tetap mengayun pinggul menyodokkan kontolnya ke memek Mia.

"Aku nggak tau..” kata Mia.. mengangkat pantatnya menerima sodokan kontol Dicky di lorong memeknya.

"Kamu cemburu..?” Tanya Dicky lagi.

"Tidak sama sekali. Justru sebaliknya, saya sangat ingin melihat kamu bermesraan dengan Mbak Evi..” kata Mia menggeolkan pinggul.

Dicky tersenyum. "Kamu lagi horny kali ya, tadi..” kata Dicky tanpa menghentikan gerakan kontolnya.
Mia kembali tersenyum.

Setelah beberapa lama memompa kontolnya.. Dicky mengejang.. gerakannya bertambah cepat.

"Aku mau keluar sayang.. Ohh..” bisik Dicky.

"Tahan dulu sebentar, sayang.. Saya juga mau keluar.. Mmhh..” bisik Mia sambil mempercepat gerakan pinggulnya.

Tak lama tubuhnya mengejang, tangannya kuat memeluk tubuh Dicky. "Mau keluar sayangghh..!” Jerit Mia melepas nikmatnya.

"Ohh.. Nikmat, sayang.. Ohh..!” Jerit kecil Mia ketika mencapai orgasme.

Selang beberapa detik Dicky juga semakin mempercepat gerakannya.
Sampai akhirnya.. Crott.. Crott.. Crott.. Air mani Dicky menyembur di dalam memek Mia.

Dicky mendesakkan kontolnya sedalam-dalamnya ke memek Mia.. tandas. Batang kontolnya berdenyut diremas dinding memek Mia.
Tubuh keduanya lemas saling berpelukan.. sementara kontol Dicky masuk berada di dalam memek Mia.

"Mau nggak kalau aku minta kamu ‘maen’ dengan Mbak Evi.. aku serius..” kata Mia sambil memeluk pundak Dicky.

"Kenapa sih kamu mau yang aneh-aneh begitu..?” Tanya Dicky tidak mengerti.

"Aku nggak tau jawabnya, sayang.. Yang jelas ada perasaan horny ketika membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Evi..” kata Mia.

"Mau kan, sayang..?” Tanya Mia memaksa.

"Kalau aku mau, bagaimana caranya, sayang..?” Kata Dicky sambil mengecup bibir istrinya.

"Nanti aku yang mengatur..” kata Mia sambil tersenyum sealah berahasia.

Dicky juga tersenyum sambil mencabut kontolnya dari memek Mia.. lalu bangkit dan berpakaian. Merekapun tidur kemudian..
--------------------

Banyak cara yang dilakukan Mia agar Evi bisa dekat dengan dan akrab dengan dia dan Dicky.
Dan hal itu membuahkan hasil. Evi sekarang mulai sering bertandang ke rumah mereka walaupun hanya untuk sekedar ngobrol.

Sampai suatu malam Mia mengundang Evi datang ke rumahnya.

"Mas Wiryo sudah pergi kerja kan, Mbak..?” Tanya Mia.

"Sudah dari tadi dong.. Dia dapat bagian shift malam..” ujar Evi.

"Eh ada apa undang saya ini malam..?” Tanya Evi.

"Nggak ada apa-apa kok, Mbak..” kata Mia.

"Kami hanya ingin ajak Mbak nonton VCD baru yang dibeli Mas Dicky..” lanjut Mia sambil melirik kepada Dicky.
Dicky membalas dengan senyuman.

"VCD begituan ya..?” Tanya Evi bersemangat. Mia tersenyum sambil melirik Dicky.

"Cepatlah putar..!" Seru Evi tidak sabar dan penasaran.

Dicky segera bangkit dari tempat duduknya lalu menuju ke VCD player.

"Mbak Evi suka film jenis apa..?” Tanya Dicky sambil menyodorkan beberapa keping VCD.

Setelah memilih, Evi segera menyerahkan film yang ingin dilihatnya.
Dicky segera memutarnya. Mereka bertiga menonton film BF tanpa banyak bicara.
Mereka duduk bertiga di karpet. Mia duduk berdampingan dengan Evi.. sementara Dicky duduk di belakang mereka.

Beberapa saat setelah film ditonton dan adegan-adegan panas berlangsung..
"Udah ada yang bangun, ya..?” Kata Mia memecah 'ketegangan' sambil tersenyum melirik ke arah Dicky.

"Lumayan..” kata Dicky.

"Lumayan apa..?” Tanya Evi sambil matanya sedikit melirik ke arah selangkangan Dicky yang mulai agak menggembung.
Dicky tersenyum sambil menutupi kakinya dengan bantal.

"Mbak Evi seberapa sering begituan dengan Mas Wiryo..?” Tanya Mia.

"Ah.. jarang sekali.. Mungkin karena dia capek..” kata Evi sambil matanya terus melihat adegan seronok di video.

Kembali mereka terdiam selama beberapa saat sambil melihat video.. di mana adegan panas semakin membara.

"Sini dong..!" Kata Mia kepada Dicky sambil matanya berkedip memberi isyarat.

Dicky beringsut mendekati Mia. "Ada apa sih..?” Tanya Dicky.

"Duduk dekat sini dong..” kata Mia dengan suara manja.

Dengan sengaja tangan Mia segera masuk ke dalam celana Hawaii Dicky.
Lalu digenggamnya kontol Dicky yang sudah tegang dan diremasnya pelan.

Evi yang melihat hal itu, perasaannya menjadi tak karuan.. Antara rasa malu dan rasa ingin melihat bercamput baur.

"Udah pengen ya..?” Kata Mia kepada Dicky.
Suaranya sengaja agak keras. Dicky tersenyum sambil matanya melirik ker arah Evi.

Evi yang semakin tidak menentu perasaannya, kebetulan melirik ke arah Dicky.
Pandangan mereka beradu selama beberapa detik. Evi lalu membuang pandangannya ke arah video.
Hatinya berdebar ketika berpandangan dengan Dicky..

Mia melirik ke arah Dicky sambil tersenyum.
Lalu dengan tanpa ragu-ragu Mia menurunkan celana Dicky.. hingga kontolnya yang besar tampak tegak terlihat.

Lalu dikocoknya pelan.. sementara Dicky tetap diam sambil matanya melirik ke arah Evi yang jelas kelihatan gelisah.

"Mbak suka tidak pada barang lelaki yang berbulu banyak..?” Tanya Mia sambil menatap Evi.

"Mm.. Eh.. Iya.. Iya.. Saya suka..” kata Evi tergagap menatap Mia sambil matanya sekilas melirik ke tangan Mia yang sedang meremas kontol Dicky.

"Kalau kayak gini suka tidak, Mbak..?” Tanya Mia sambil matanya mengisyaratkan agar Evi melihat ke kontol Dicky.

"Ah, kamu ini..” kata Evi sambil matanya melihat kontol Dicky beberapa saat.

Mia tersenyum. Tangannya meraih tangan Evi, lalu ditariknya ke arah kontol Dicky.
Evi menuruti kemauan Mia walau hatinya merasa serba salah..

"Coba pegang, Mbak..” kata Mia sambil tangannya membimbing jari-jari Evi untuk menggenggam kontol Dicky.

Kontol Dicky terasa hangat dan berdenyut di tangan Evi. Nafas Evi memburu.
Ada desiran tertentu yang menuntun tangannya bergerak meremas pelan kontol Dicky.

Dicky tersenyum sambil melirik ke arah Mia. Mia juga tersenyum sambil mundur agak menjauh.
Dicky tanpa diduga tangannya meraih dagu Evi, lalu dengan segera mengecup bibirnya, lalu dilumatnya dengan hangat.

Evi yang sudah terangsang gairahnya langsung membalas ciuman Dicky dengan hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok kontol Dicky.

Tangan Dickypun dengan segera menyusup ke balik daster Evi. Ditelusuri paha Evi.
Elusan tangannya segera naik ke pangkal paha, lalu jarinya diselipkan ke celana dalam Evi.

"Mmhh..” desah Evi sambil menggelinjang ketika jari tangan Dicky menyusuri belahan memeknya yang sudah sangat basah.

"Ohh.. Mmhh..” desah Evi tambah keras ketika jari Dicky keluar-masuk lubang memeknya. Pinggulnya sedikit digoyang karena nikmat.

Sementara Mia sengaja menjauhkan diri dari mereka.
Mia mendapat suatu rangsangan yang amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dengan wanita yang dia sukai.
Mia tidak melakukan apapun hanya diam sambil melihat mereka bermesraan. Hanya nafas Mia yang mulai cepat yang terdengar..

Ketika tangan Dicky mulai mencoba melepas pakaian Evi, Evi agak tersentak sesaat. Dengan segera matanya menatap Mia.
Tapi ketika dilihatnya Mia tersenyum sambil matanya mengisyaratkan agar Evi melanjutkan bercinta lagi.. Evi sesaat terdiam.

Tapi ketika tangan Dicky merangkul dari belakang dan tangannya meremas buah dada Evi.. Evi terpejam dan memegang tangan Dicky yang sedang meremas buah dadanya.

"Ohh..” desah Evi seiring dengan jilatan dan pagutan Dicky di lehernya sambil tak lepas tangannya meremas buah dada Evi.

Tak lama Dicky segera melepas daster Evi. Evi tampak agak canggung ketika Dicky melepas BH dan celana dalamnya dari belakang.
Dickypun melepas seluruh pakaiannya. Segera setelah itu Dicky menindih tubuh telanjang Evi.

Jilatan lidah dan remasan tangan Dicky pada buah dada Evi membuat Evi menggelinjang merasakan nikmat.

"Ohh.. Oohh..” desah Evi ketika jilatan lidah Dicky turun ke perut lalu turun lagi menyusuri selangkangannya.
Pinggulnya bergoyang mengikuti desiran rasa nikmat..

Mia tetap diam menyaksikan tubuh telanjang suaminya yang bergumul mesra dengan Evi.
Nafasnya makin memburu waktu melihat kontol Dicky diisap sambil dikocok oleh Evi.

Tanpa terasa tangannya menyelusup ke dalam celana dalamnya. Lalu jarinya mulai menggosok-gosok belahan memeknya sendiri.
Entah mengapa Mia sangat menikmati ketika Dicky memompa kontolnya ke dalam mulut Evi.

Nafas Mia semakin memburu, juga satu jarinya semakin cepat keluar-masuk memeknya sendiri ketika melihat Dicky mulai menyetubuhi Evi.
Mia sangat-sangat menikmati melihat gerakan turun-naik pantat Dicky yang menyodok-tarik batang kontolnya di liang memek Evi.

Desahan dan erangan mereka membuat gairah Mia bertambah naik.. semakin tinggi..
"Nghhhh.." Hingga tanpa sadar Mia ikut mengerang dan merintih nikmat

"Ohh.. Sshh..” desah Evi ketika Dicky dengan perkasa mengeluar-masukkan kontol di memeknya.

"Gimana rasanya, Mbak..?” Tanya Dicky sambil mengecup bibir Evi.

"Ohh sangat enakk.. Mmhh..” kata Evi sambil merangkul pundak Dicky.. sementara pinggulnya bergoyang mengikuti gerakan Dicky.

Entah sudah berapa lama mereka bersetubuh disaksikan Mia.. sampai akhirnya Evi memeluk tubuh Dicky kuat-kuat.
Memeknya didesakkan ke kontol Dicky agar kontol itu terpuruk dalam-dalam di liang memeknya.

Gerakan pinggulnya makin cepat. Lalu tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil mendesah panjang.
"Oohh.. Oohh..” desah Evi terkulai lemas setelah mendapat orgasme.

Sementara Dicky masih terus menggenjot kontolnya di memek Evi yang sudah lemas.
Gerakannya makin cepat ketika Dicky merasakan ada sesuatu yang mendesak nikmat di kontolnya.

Tak lama.. segera dicabut kontolnya dari memek Evi, lalu digesek-gesekannya pada belahan memek Evi.
Sampai akhirnya.. Crott..! Crott..! Crott..! Air mani Dicky tumpah banyak di atas bulu-bulu memek Evi.

Langsung ditusukkannya batang kontolnya yang masih keras ke memek Evi.. bersamaan dengan tubuhnya yang lemas terkulai di atas tubuh telanjang Evi.

Mia yang melihat hal itu segera menghampiri mereka. Diusapnya pantat Dicky.
"Masih kuat tidak, sayang..?” Bisik Mia ke telinga Dicky.

Dicky segera mencabut kontolnya dari memek Evi lalu bangkit. Evi juga demikian.
"Kenapa sayang..?” Tanya Dicky sambil mengecup bibir Mia.

"Aku pengen..” kata Mia sambil memegang kontol Dicky yang lemas dan masih basah.

"Aku masih lemas, sayang..” kata Dicky.

"Sebentar lagi aku minta jatah ya, sayang..” kata Mia sambil mencium bibir Dicky.

"Gimana, Mbak..?” Tanya Mia kepada Evi sambil tersenyum. Evi tersenyum sambil berpakaian.

"Aku bisa ketagihan, loh..” kata Evi.

"Kapan saja Mbak perlu, datang saja ke sini..” kata Mia tersenyum pula.

"Aku pulang dulu ya..” kata Evi sambil memeluk Mia erat. Mia menggangguk
*****

Menurut pengakuan Mia, sudah beberapapuluhkali Evi bersetubuh dengan suaminya di depan mata.

Mia bukan biseks. Mia hanya merasa mendapat suatu gairah dan rangsangan yang sangat kuat ketika melihat suaminya menyetubuhi wanita lain yang disukai Mia sendiri.

Dan menurut Mia juga, sampai detik ini mereka tidak pernah main bertiga.
Hal ini yang membuat suasana hidup Mia menjadi berwarna cerah.. Demikianlah. (. ) ( .)
----------------------------------------------------------
 
:papi: Hehe.. Selamat Morning all..!
Sialkan nikmati suguhan pagi dari Kompilasi Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau..
Lumayanlah buat temen nyoli.. eh, ngopi.. Ciaoo..!

Cerita 53 – “Mau kan, sayang..?”

Mia.. 27 tahun.. isteri dari Dicky.. 31 tahun adalah seorang ibu rumah tangga yang lumayan supel dalam bergaul di lingkungan tempat tinggalnya.
Penampilan Mia biasa saja. Mia bersikap selalu apa adanya dan bersahaja.

Dicky adalah seorang suami yang cukup baik dan bertanggungjawab kepada keluarga.
Apapun kekurangan dalam rumah tangganya.. maka Dicky akan selalu berusaha untuk memperolehnya.
Bisa dibilang rumah tangga mereka adalah harmonis.

Pada waktu malam acara 17 Agustusan tahun 2012.. Mia dan Dicky beserta warga lingkungan di mana mereka tinggal mengadakan malam hiburan berupa Organ tunggal.

Tua muda.. laki-laki perempuan.. semua ikut bergembira. Semua turun berjoget mengikuti alunan lagu yang dibawakan oleh penyanyi.
Mula-mula mereka berjoget dengan pasangan masing-masing. Semua bergembira sambil tertawa bebas mengikuti irama musik..

Setelah beberapa lagu.. mereka terus berjoget dengan berganti pasangan. Mereka terus bergembira.
Mia berjoget dengan seorang bapak, Dicky berjoget dengan seorang anak perempuan remaja..

Begitulah.. mereka berjoget sampai beberapa lagu dengan berganti pasangan sampai beberapa waktu.
Menjelang akhir acara.. pada lagu terakhir, Mia berjoget dengan seorang bapak..
Sedangkan Dicky berjoget dengan Evi.. seorang ibu rumah tangga yang tinggal beberapa rumah dari rumah mereka.

Evi sekitar 38-an tahun.. ibu dari seorang karyawan swasta yang bekerja dengan sistim shift.. mempunyai 2 orang anak yang sudah cukup besar.
Walau sudah berumur.. tapi penampilan Evi selalu tampak muda karena cara berpakaiannya yang selalu agak seksi dan pandai bermake up.

Selintas Mia melirik pada Dicky yang sedang berjoget dengan Evi. Terlihat Dicky sedang tertawa dengan Evi sambil berjoget.
Setelah itu kembali Miapun berjoget dan tertawa dengan pasangannya.
Menjelang tengah malam acara usai. Semua kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan gembira walaupun capek..

Sesampai di rumah.. setelah mandi air hangat Mia dan Dicky segera ke tempat tidur.
"Bagaimana tadi, sayang..?” Tanya Dicky sambil memeluk Mia.
"Apanya..?” Kata Mia sambil menempatkan kepalanya di salahsatu tangan Dicky.

"Ya tadi.. waktu kita di tempat pesta tadi..” kata Dicky sambil mengecup bibir mungil Mia.
"Aku benar-benar gembira..” kata Mia sambil tersenyum sambil tangannya mengusap-ngusap dada serta jarinya memainkan puting susu Dicky.

"Harusnya kita sering melakukan acara seperti tadi, jangan cuma setahun sekali..” kata Dicky sambil tangannya masuk ke pakaian tidur Mia.
Buah dada Mia diremas dengan mesra.

"Mmhh.. Memangnya kenapa..?” Kata Mia sambil mencium pipi Dicky lalu mengecup bibirnya.

"Ya kita kan bisa bergembira dengan tetangga yang ada. Jarang sekali kita ngumpul bareng mereka..” ujar Dicky sambil membuka seluruh kancing pakaian tidur Mia.

Lalu dijilatnya puting susu Mia sambil tangannya meremas buah dada Mia yang satu lagi. "Mmhh..” desah Mia sambil memejamkan matanya.
Sambil tetap menciumi dan menjilati buah dada Mia, tangan Dicky yang tadinya meremas buah dada, turun ke perut.. lalu disusupkan ke celana dalam Mia.

Segera jarinya menyentuh bulu-bulu kemaluan Mia yang tidak terlalu banyak. Mia tetap terpejam sambil sesekali mendesah..
Jari-jari tangan Dicky lalu turun menyusuri belahan belahan memek Mia.

"Ohh..” desah mia keras sambil menggerakkan pinggulnya.
Jari Dicky terus menggosok-gosok belahan memek Mia sampai cairan memek Mia keluar banyak.

"Mmhh..” desah Mia sambil tangannya memegang tangan Dicky yang sedang bermain di memeknya.

"Enak, sayang..?” Kata Dicky sambil melumat bibir Mia. Sementara jari tengah Dicky masuk ke lubang memek Mia.

Tanpa menjawab pertanyaan Dicky, Mia membalas ciuman Dicky dengan hebat.. sambil menjepitkan pahanya lalu menggoyangkan pinggulnya karena menahan kenikmatan ketika jari tangan Dicky keluar-masuk lubang memeknya.

Sementara tangan Mia segera menyelusup ke dalam celana piyama Dicky.. dan kemudian menggenggam dan meremas kontol Dicky yang sudah tegang.

"Buka pakaiannya dong, sayang..” kata Mia berbisik ke telinga Dicky.

Dicky segera bangkit lalu melepas seluruh pakaiannya. Kontol Dicky terlihat sudah tegak dengan ditumbuhi bulu yang sangat lebat.
Melihat itu, Mia segera bangkit dan duduk di tepi ranjang. Digenggamnya kontol Dicky lalu dikocok perlahan.
Cairan bening terlihat keluar dari lubang kontol Dicky.

Tanpa banyak cakap ujung lidah Mia segera menjilati cairan tersebut sambai habis.
Tak lama, mulut Mia sudah mengulum batang kontol Dicky yang lumayan besar.

Cplokk.. Clpokk.. Clpokk.. Cplokk.. Terdengar kecipak kuluman mulut Mia pada kontol Dicky.
"Ohh.. Enak, sayang.. Ohh..” desah Dicky sambil memegang kepala Mia lalu memompa pelan kontolnya di mulut Mia.

"Gantian, dong..” kata Mia sambil melepas kulumannya lalu menatap mata Dicky.
Dicky tersenyum. "Naiklah ke ranjang..” ujar Dicky.

Miapun segera naik ke atas ranjang lalu telentang dan membuka lebar pahanya.
Tak lama, Mia mendesah karena lidah Dicky pintar bermain dan menjilati kelentit dan lubang memek Mia.

"Ohh, sayangg.. Teruss..” desah Mia agak keras.
Apalagi ketika jari Dicky masuk ke lubang memeknya sambil lidahnya tak henti menjileti kelentit Mia.

Gerakan pinggul Mia makin keras mengikuti rasa nikmatnya.
Tak lama kemudian tangan Mia dengan keras meremas rambut Dicky dan mendesakkan kepalanya ke memek.

Lalu.. "Ohh.. Enak, sayangg.. Mmff.. Sshh..” jerit kecil Mia terdengar ketika Mia mencapai puncak kenikmatan.. Orgasme..

Dicky segera menghentikan jilatannya lalu naik ke atas tubuh istrinya itu.
Walau mulut masih basah oleh cairan memek Mia.. Dicky langsung melumat bibir Mia.

Miapun langsung membalas ciuman Dicky dengan hebat.
Sambil tetap berciuman.. tangan Mia segera memegang dan membimbing kontol Dicky ke lubang memeknya.

Selang beberapa detik kemudian.. Bless.. Bless.. Bless.. Kontol Dicky langsung keluar-masuk memek Mia.
Keduanya bermandi peluh sambil sesekali terdengar desahan kenikmatan mereka.

"Memeknya legit, sayang.. Enak..” bisik Dicky. Mia tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya.

"Memang kenapa..?” Tanya Mia.

"Aku tidak pernah bosan menyetubuhi kamu..” bisik Dicky sambil terus memompa kontolnya. Mia tersenyum.

"Kalau wanita lain rasanya bagaimana..?” Tanya Mia lagi.

"Aku tidak pernah bersetubuh dengan wanita lain, kok..” kata Dicky.

Mia tersenyum lalu merangkulkan kedua tangannya ke pundak Dicky sambil tetap menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan kontol Dicky.

"Aku mau tanya, sayang..” kata Mia.. di sela napasnya yang terengah.

"Apa..?” Kata Dicky.. tetap mengayun pinggulnya mengocok batang kontol di liang memek Mia.

"Tubuh Mbak Evi, tetangga kita itu, bagus tidak..?” Tanya Mia terbata akibat sodokan-sodokan kontol Dicky di liang memeknya.

"Ah kamu.. pertanyaannya ada-ada saja..” kata Dicky tak menghiraukan.

"Aku serius, sayang.. Jawab jujurlah. Tidak apa-apa kok..” kata Mia lagi agak memaksa.

"Tadi lihat belahan buah dadanya tidak..?” Tanya Mia lagi.
Dicky mengangguk. Mia tersenyum sambil terus menggoyangkan pinggulnya.

"Jujur.. Iya, tubuh dia bagus. Dan tadi aku sempat lihat belahan buah dadanya. Marah..?”
Kata Dicky sambil menghentikan gerakan sodok kontolnya.. membiarkan batang keras itu terbekap diremas dinding dan otot memek Mia.

Mia tersenyum sambil terus menggoyang pinggulnya.
"Jangan berhenti dong, sayang.. Terus setubuhi saya.. Mmhh..” kata Mia mengerang nikmat.

"Aku tidak marah kok. Justru saya suka mendengarnya..” lanjut Mia sembari tetap menggoyangkan pinggul.

"Kenapa..?” Tanya Dicky heran.

"Tadi waktu saya lihat kamu berjoget dengan Mbak Evi, tidak tau kenapa ada perasaan aneh..” kata Mia.

"Tadi tiba-tiba saya membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Evi..” lanjut Mia lagi.

"Kenapa begitu..?” Tanya Dicky lagi.. tetap mengayun pinggul menyodokkan kontolnya ke memek Mia.

"Aku nggak tau..” kata Mia.. mengangkat pantatnya menerima sodokan kontol Dicky di lorong memeknya.

"Kamu cemburu..?” Tanya Dicky lagi.

"Tidak sama sekali. Justru sebaliknya, saya sangat ingin melihat kamu bermesraan dengan Mbak Evi..” kata Mia menggeolkan pinggul.

Dicky tersenyum. "Kamu lagi horny kali ya, tadi..” kata Dicky tanpa menghentikan gerakan kontolnya.
Mia kembali tersenyum.

Setelah beberapa lama memompa kontolnya.. Dicky mengejang.. gerakannya bertambah cepat.

"Aku mau keluar sayang.. Ohh..” bisik Dicky.

"Tahan dulu sebentar, sayang.. Saya juga mau keluar.. Mmhh..” bisik Mia sambil mempercepat gerakan pinggulnya.

Tak lama tubuhnya mengejang, tangannya kuat memeluk tubuh Dicky. "Mau keluar sayangghh..!” Jerit Mia melepas nikmatnya.

"Ohh.. Nikmat, sayang.. Ohh..!” Jerit kecil Mia ketika mencapai orgasme.

Selang beberapa detik Dicky juga semakin mempercepat gerakannya.
Sampai akhirnya.. Crott.. Crott.. Crott.. Air mani Dicky menyembur di dalam memek Mia.

Dicky mendesakkan kontolnya sedalam-dalamnya ke memek Mia.. tandas. Batang kontolnya berdenyut diremas dinding memek Mia.
Tubuh keduanya lemas saling berpelukan.. sementara kontol Dicky masuk berada di dalam memek Mia.

"Mau nggak kalau aku minta kamu ‘maen’ dengan Mbak Evi.. aku serius..” kata Mia sambil memeluk pundak Dicky.

"Kenapa sih kamu mau yang aneh-aneh begitu..?” Tanya Dicky tidak mengerti.

"Aku nggak tau jawabnya, sayang.. Yang jelas ada perasaan horny ketika membayangkan kamu bermesraan dengan Mbak Evi..” kata Mia.

"Mau kan, sayang..?” Tanya Mia memaksa.

"Kalau aku mau, bagaimana caranya, sayang..?” Kata Dicky sambil mengecup bibir istrinya.

"Nanti aku yang mengatur..” kata Mia sambil tersenyum sealah berahasia.

Dicky juga tersenyum sambil mencabut kontolnya dari memek Mia.. lalu bangkit dan berpakaian. Merekapun tidur kemudian..
--------------------

Banyak cara yang dilakukan Mia agar Evi bisa dekat dengan dan akrab dengan dia dan Dicky.
Dan hal itu membuahkan hasil. Evi sekarang mulai sering bertandang ke rumah mereka walaupun hanya untuk sekedar ngobrol.

Sampai suatu malam Mia mengundang Evi datang ke rumahnya.

"Mas Wiryo sudah pergi kerja kan, Mbak..?” Tanya Mia.

"Sudah dari tadi dong.. Dia dapat bagian shift malam..” ujar Evi.

"Eh ada apa undang saya ini malam..?” Tanya Evi.

"Nggak ada apa-apa kok, Mbak..” kata Mia.

"Kami hanya ingin ajak Mbak nonton VCD baru yang dibeli Mas Dicky..” lanjut Mia sambil melirik kepada Dicky.
Dicky membalas dengan senyuman.

"VCD begituan ya..?” Tanya Evi bersemangat. Mia tersenyum sambil melirik Dicky.

"Cepatlah putar..!" Seru Evi tidak sabar dan penasaran.

Dicky segera bangkit dari tempat duduknya lalu menuju ke VCD player.

"Mbak Evi suka film jenis apa..?” Tanya Dicky sambil menyodorkan beberapa keping VCD.

Setelah memilih, Evi segera menyerahkan film yang ingin dilihatnya.
Dicky segera memutarnya. Mereka bertiga menonton film BF tanpa banyak bicara.
Mereka duduk bertiga di karpet. Mia duduk berdampingan dengan Evi.. sementara Dicky duduk di belakang mereka.

Beberapa saat setelah film ditonton dan adegan-adegan panas berlangsung..
"Udah ada yang bangun, ya..?” Kata Mia memecah 'ketegangan' sambil tersenyum melirik ke arah Dicky.

"Lumayan..” kata Dicky.

"Lumayan apa..?” Tanya Evi sambil matanya sedikit melirik ke arah selangkangan Dicky yang mulai agak menggembung.
Dicky tersenyum sambil menutupi kakinya dengan bantal.

"Mbak Evi seberapa sering begituan dengan Mas Wiryo..?” Tanya Mia.

"Ah.. jarang sekali.. Mungkin karena dia capek..” kata Evi sambil matanya terus melihat adegan seronok di video.

Kembali mereka terdiam selama beberapa saat sambil melihat video.. di mana adegan panas semakin membara.

"Sini dong..!" Kata Mia kepada Dicky sambil matanya berkedip memberi isyarat.

Dicky beringsut mendekati Mia. "Ada apa sih..?” Tanya Dicky.

"Duduk dekat sini dong..” kata Mia dengan suara manja.

Dengan sengaja tangan Mia segera masuk ke dalam celana Hawaii Dicky.
Lalu digenggamnya kontol Dicky yang sudah tegang dan diremasnya pelan.

Evi yang melihat hal itu, perasaannya menjadi tak karuan.. Antara rasa malu dan rasa ingin melihat bercamput baur.

"Udah pengen ya..?” Kata Mia kepada Dicky.
Suaranya sengaja agak keras. Dicky tersenyum sambil matanya melirik ker arah Evi.

Evi yang semakin tidak menentu perasaannya, kebetulan melirik ke arah Dicky.
Pandangan mereka beradu selama beberapa detik. Evi lalu membuang pandangannya ke arah video.
Hatinya berdebar ketika berpandangan dengan Dicky..

Mia melirik ke arah Dicky sambil tersenyum.
Lalu dengan tanpa ragu-ragu Mia menurunkan celana Dicky.. hingga kontolnya yang besar tampak tegak terlihat.

Lalu dikocoknya pelan.. sementara Dicky tetap diam sambil matanya melirik ke arah Evi yang jelas kelihatan gelisah.

"Mbak suka tidak pada barang lelaki yang berbulu banyak..?” Tanya Mia sambil menatap Evi.

"Mm.. Eh.. Iya.. Iya.. Saya suka..” kata Evi tergagap menatap Mia sambil matanya sekilas melirik ke tangan Mia yang sedang meremas kontol Dicky.

"Kalau kayak gini suka tidak, Mbak..?” Tanya Mia sambil matanya mengisyaratkan agar Evi melihat ke kontol Dicky.

"Ah, kamu ini..” kata Evi sambil matanya melihat kontol Dicky beberapa saat.

Mia tersenyum. Tangannya meraih tangan Evi, lalu ditariknya ke arah kontol Dicky.
Evi menuruti kemauan Mia walau hatinya merasa serba salah..

"Coba pegang, Mbak..” kata Mia sambil tangannya membimbing jari-jari Evi untuk menggenggam kontol Dicky.

Kontol Dicky terasa hangat dan berdenyut di tangan Evi. Nafas Evi memburu.
Ada desiran tertentu yang menuntun tangannya bergerak meremas pelan kontol Dicky.

Dicky tersenyum sambil melirik ke arah Mia. Mia juga tersenyum sambil mundur agak menjauh.
Dicky tanpa diduga tangannya meraih dagu Evi, lalu dengan segera mengecup bibirnya, lalu dilumatnya dengan hangat.

Evi yang sudah terangsang gairahnya langsung membalas ciuman Dicky dengan hangat pula sambil tangannya mulai berani mengocok kontol Dicky.

Tangan Dickypun dengan segera menyusup ke balik daster Evi. Ditelusuri paha Evi.
Elusan tangannya segera naik ke pangkal paha, lalu jarinya diselipkan ke celana dalam Evi.

"Mmhh..” desah Evi sambil menggelinjang ketika jari tangan Dicky menyusuri belahan memeknya yang sudah sangat basah.

"Ohh.. Mmhh..” desah Evi tambah keras ketika jari Dicky keluar-masuk lubang memeknya. Pinggulnya sedikit digoyang karena nikmat.

Sementara Mia sengaja menjauhkan diri dari mereka.
Mia mendapat suatu rangsangan yang amat sangat ketika melihat suaminya bercinta dengan wanita yang dia sukai.
Mia tidak melakukan apapun hanya diam sambil melihat mereka bermesraan. Hanya nafas Mia yang mulai cepat yang terdengar..

Ketika tangan Dicky mulai mencoba melepas pakaian Evi, Evi agak tersentak sesaat. Dengan segera matanya menatap Mia.
Tapi ketika dilihatnya Mia tersenyum sambil matanya mengisyaratkan agar Evi melanjutkan bercinta lagi.. Evi sesaat terdiam.

Tapi ketika tangan Dicky merangkul dari belakang dan tangannya meremas buah dada Evi.. Evi terpejam dan memegang tangan Dicky yang sedang meremas buah dadanya.

"Ohh..” desah Evi seiring dengan jilatan dan pagutan Dicky di lehernya sambil tak lepas tangannya meremas buah dada Evi.

Tak lama Dicky segera melepas daster Evi. Evi tampak agak canggung ketika Dicky melepas BH dan celana dalamnya dari belakang.
Dickypun melepas seluruh pakaiannya. Segera setelah itu Dicky menindih tubuh telanjang Evi.

Jilatan lidah dan remasan tangan Dicky pada buah dada Evi membuat Evi menggelinjang merasakan nikmat.

"Ohh.. Oohh..” desah Evi ketika jilatan lidah Dicky turun ke perut lalu turun lagi menyusuri selangkangannya.
Pinggulnya bergoyang mengikuti desiran rasa nikmat..

Mia tetap diam menyaksikan tubuh telanjang suaminya yang bergumul mesra dengan Evi.
Nafasnya makin memburu waktu melihat kontol Dicky diisap sambil dikocok oleh Evi.

Tanpa terasa tangannya menyelusup ke dalam celana dalamnya. Lalu jarinya mulai menggosok-gosok belahan memeknya sendiri.
Entah mengapa Mia sangat menikmati ketika Dicky memompa kontolnya ke dalam mulut Evi.

Nafas Mia semakin memburu, juga satu jarinya semakin cepat keluar-masuk memeknya sendiri ketika melihat Dicky mulai menyetubuhi Evi.
Mia sangat-sangat menikmati melihat gerakan turun-naik pantat Dicky yang menyodok-tarik batang kontolnya di liang memek Evi.

Desahan dan erangan mereka membuat gairah Mia bertambah naik.. semakin tinggi..
"Nghhhh.." Hingga tanpa sadar Mia ikut mengerang dan merintih nikmat

"Ohh.. Sshh..” desah Evi ketika Dicky dengan perkasa mengeluar-masukkan kontol di memeknya.

"Gimana rasanya, Mbak..?” Tanya Dicky sambil mengecup bibir Evi.

"Ohh sangat enakk.. Mmhh..” kata Evi sambil merangkul pundak Dicky.. sementara pinggulnya bergoyang mengikuti gerakan Dicky.

Entah sudah berapa lama mereka bersetubuh disaksikan Mia.. sampai akhirnya Evi memeluk tubuh Dicky kuat-kuat.
Memeknya didesakkan ke kontol Dicky agar kontol itu terpuruk dalam-dalam di liang memeknya.

Gerakan pinggulnya makin cepat. Lalu tiba-tiba tubuhnya bergetar sambil mendesah panjang.
"Oohh.. Oohh..” desah Evi terkulai lemas setelah mendapat orgasme.

Sementara Dicky masih terus menggenjot kontolnya di memek Evi yang sudah lemas.
Gerakannya makin cepat ketika Dicky merasakan ada sesuatu yang mendesak nikmat di kontolnya.

Tak lama.. segera dicabut kontolnya dari memek Evi, lalu digesek-gesekannya pada belahan memek Evi.
Sampai akhirnya.. Crott..! Crott..! Crott..! Air mani Dicky tumpah banyak di atas bulu-bulu memek Evi.

Langsung ditusukkannya batang kontolnya yang masih keras ke memek Evi.. bersamaan dengan tubuhnya yang lemas terkulai di atas tubuh telanjang Evi.

Mia yang melihat hal itu segera menghampiri mereka. Diusapnya pantat Dicky.
"Masih kuat tidak, sayang..?” Bisik Mia ke telinga Dicky.

Dicky segera mencabut kontolnya dari memek Evi lalu bangkit. Evi juga demikian.
"Kenapa sayang..?” Tanya Dicky sambil mengecup bibir Mia.

"Aku pengen..” kata Mia sambil memegang kontol Dicky yang lemas dan masih basah.

"Aku masih lemas, sayang..” kata Dicky.

"Sebentar lagi aku minta jatah ya, sayang..” kata Mia sambil mencium bibir Dicky.

"Gimana, Mbak..?” Tanya Mia kepada Evi sambil tersenyum. Evi tersenyum sambil berpakaian.

"Aku bisa ketagihan, loh..” kata Evi.

"Kapan saja Mbak perlu, datang saja ke sini..” kata Mia tersenyum pula.

"Aku pulang dulu ya..” kata Evi sambil memeluk Mia erat. Mia menggangguk
*****

Menurut pengakuan Mia, sudah beberapapuluhkali Evi bersetubuh dengan suaminya di depan mata.

Mia bukan biseks. Mia hanya merasa mendapat suatu gairah dan rangsangan yang sangat kuat ketika melihat suaminya menyetubuhi wanita lain yang disukai Mia sendiri.

Dan menurut Mia juga, sampai detik ini mereka tidak pernah main bertiga.
Hal ini yang membuat suasana hidup Mia menjadi berwarna cerah.. Demikianlah. (. ) ( .)
----------------------------------------------------------
Mantul Gan
 
Cerita 54 – BinOr Hamil Tetanggaku

Shella


Aku tinggal di sebuah cluster kecil dengan jumlah rumah yang tidak terlalu banyak.
Secara umum kami hidup individual dan cuek dengan tetangga kami.

Aku tinggal sendiri dengan ditemani oleh seorang pembantu.
Menggeluti jasa desain grafis.. sebenarnya aku sering bekerja dari rumah, namun aku biasanya sibuk di depan komputer..
sehingga tidak punya waktu juga untuk bergaul dengan tetangga.

Namun ketukan pintu di rumahku di suatu sore mengubah kecuekanku dengan tetangga.
“Maaf Mas Danang, saya boleh minta tolong..?”

Pak Dodi tetanggaku di sebelah kanan tampak memiliki isu penting yang ingin dibicarakan denganku.
Aku selama ini hanya tau namanya Dodi dan tinggal berdua dengan istrinya di rumah sebelah. Hal lainnya aku tidak tau.

Singkat cerita, dari pembicaraannya, Pak Dodi yang berprofesi sebagai seorang manajer hotel itu bercerita tentang tawaran pindah kerja di sebuah Hotel terkenal di Hongkong.. tentu dengan gaji yang jauh lebih tinggi. Pak Dodi pun tergoda untuk melamar dan ternyata dia diterima.

Masalahnya adalah isterinya kini sedang hamil 4 bulan dan mereka ternyata perantau dari Kalimantan.. sehingga tidak punya sanak famili di Jakarta.
Hanya seorang pembantu rumah tanggalah yang akan menemani isterinya jika Pak Dodi jadi pergi ke Hongkong.

Kedatangannya sore itu adalah permohonan bantuannya agar aku bisa sewaktu-waktu memberikan bantuan bila diperlukan.
Rupanya Pak Dodi mendapat info dari pembantunya bahwa aku sering bekerja dari rumah saja.. sehingga punya waktu yang lebih banyak di lingkungan rumah dibandingkan tetangga lainnya.

Aku sih Oke saja dan memberikan nomor HP ku pada Pak Dodi agar disimpan oleh isterinya dan sewaktu-waktu bisa menghubungiku jika dibutuhkan.

Dua hari setelah perbincangan itu, Pak Dodi pergi ke Hongkong.
Aku sendiri tidak tau persis kapan perginya, hanya dari SMS dia menyampaikan informasi itu dan mengulangi permohonan bantuannya.

Seminggu berlalu, aku masih seperti biasa, cuek saja. Namun malam itu, jam 10 malam aku dikejutkan oleh bunyi HP ku, rupanya dari Pak Dodi.
Dia bercerita bahwa isterinya mengalami pendarahan dan memohon bantuanku untuk mengantarnya ke dokter malam itu juga.

Sial, pikirku, kena juga deh. Aku segera berganti pakaian dan berjalan ke rumah Pak Dodi.
Benar saja, isterinya sudah siap untuk ke dokter dengan ditemani oleh pembantunya.
Aku pun segera membantu isteri Pak Dodi ke mobilku dan kami bertiga berangkat ke RS yang tak jauh dari rumah.

Dalam perjalanan itulah aku baru sadar bahwa isteri Pak Dodi jauh lebih muda dari suaminya..
dan wajahnya menurutku cukup sensual, terutama bibirnya yang agak besar seperti bibir Angelina Jolie atau bibir Titi DJ.

Hal lain yang membuatku terpesona adalah bongkahan pantatnya yang tampak olehku ketika mengantarnya masuk ke mobilku.
Pantatnya begitu membusung ke belakang sehingga membuat roknya seperti terangkat ke atas.

Pada saat mendaftar di RS, aku baru tau namanya adalah Shella dan usianya 32 taun, lebih tua dua taun dari usiaku.
Usia kandungan Shella kini memasuki 5 bulan.

Kami tidak berbicara banyak karena Shella tampak menahan sakit dan akhirnya masuk ke ruang periksa ditemani oleh pembantunya, sementara aku menunggu di luar.

Ketika keluar dari ruang periksa, aku mendapat informasi bahwa kandungan Shella agak bermasalah, namun masih dalam kendali medis.
Shella disarankan untuk rawat inap demi memulihkan kondisi kandungannya. Shella tampak cukup tenang dan menelpon suaminya.

Sadar bahwa Shella tidak bisa terlalu banyak beraktivitas, akhirnya akulah yang mengurus administrasi rawat inap itu..
sehingga Shella dapat sebuah kamar VIP dan siap untuk masuk.

Sayangnya Shella belum menyiapkan perlengkapan untuk menginap..
sehingga aku mengantar pembantunya pulang ke rumah untuk mengambil perlengkapan dan kembali lagi ke RS.

Shella yang sudah terbaring di tempat tidur RS tampak sangat berterimakasih padaku..
dia semakin terbuka dengan meminta nomor HPku dan memberikan nomor HP-nya. Setelah itu aku pulang ke rumah sekitar pukul 2 pagi.

Dua hari Shella rawat inap dan aku setiap pagi menjemput pembantunya dari RS untuk membawa pakaian kotor dan kembali lagi membawa yang bersih.

Namun di hari ketiga, entah kenapa sang pembantu meminta tolong padaku agar aku saja yang kembali ke RS membawa pakaian bersih.. alasannya dia disuruh Shella untuk memasak makanan yang disukainya.
Aku sih percaya saja dan kemudian ke RS membawa tas berisi pakaian bersih untuk Shella.

Saat di parkiran RS, muncul ideku untuk melihat isi tas itu. Seperti harapanku.. aku menemukan dua pasang pakaian dalam Shella di dalam tas.. satu pasang berwarna hitam dan pasangan lainnya berwarna merah marun.

Melihat ukuran celana dalamnya.. aku semakin yakin akan kebesaran pantat Shella.
Sementara pada bra-nya tertulis ukurannya adalah 36 D..!
Wah.. brutal juga susunya Shella nih.. pikirku sambil membayangkan buah dada besar milik Shella.

Mulai saat itulah terbersit pikiran kotorku untuk ‘ngelaba’ Shella yang ditinggal suaminya ke Hongkong itu.
Tapi niatku agak tertunda hari itu.. karena ternyata Shella kaget mendengar bahwa pembantunya tidak ikut karena disuruh olehnya memasak.

Dia mengatakan tidak menyuruh pembantunya untuk memasak. Kami pun curiga..
Dan ternyata.. ketika Shella berupaya menelpon pembantunya tidak bisa.. karena HP pembantunya tidak aktif.

Aku yang merasa diperbodoh segera meluncur pulang.
Dan dugaan kami benar.. pembantu Shella sudah meninggalkan rumah, tentu dengan membawa perhiasan dan barang berharga lainnya.
Aku hanya bisa gigit jari dan melaporkannya kepada Satpam kompleks.

Shella begitu syok mendengar berita itu dan itu berdampak pada kandungannya..
sehingga ia mengalami pendarahan lagi dan dilarikan ke ruang tindakan.
Aku yang merasa bersalah memilih untuk tinggal di RS sampai mendengar kabar dari dokter.

Lima jam kemudian dokter menyatakan bahwa Shella sudah pulih dan bisa ditengok di kamarnya.
Aku masuk ke kamar Shella dan melihat wanita itu sudah tampak lebih tenang.

Aku bercerita mengenai hal-hal baik saja agar wanita itu tetap tenang.. bahkan aku berjanji untuk menugaskan pembantuku di RS mendampinginya.

“Mas Danang baik sekali.. terimakasih banyak ya Mas..” ucapnya dengan wajah tulus yang membuatku tersentuh dan timbul rasa sayang padanya.

"Ah.. sama-sama, Shel. Sama tetangga, juga.." balasku tulus.

Akupun lantas menemaninya mengobrol dan bercanda sampai dua jam.. yang membuat kami semakin akrab..
Hal itu juga ternyat menghilangkan kecanggunggan di antara kami.
Bahkan Shella dengan ringannya meminta aku memapahnya ke kamar mandi untuk pipis.

Awalnya aku murni memapahnya dengan rasa kemanusiaan..
Namun ketika Shella di dalam kamar mandi memintaku untuk mengambilkan pakaian dalam dari tas, muncul gairah kejantananku.

Dengan gemetar aku menyodorkan celana dalam dan bra warna hitam kepada Shella dari balik pintu kamar mandi yang terbuka sedikit.

Di kamar itu hanya ada kami berdua.. aku bisa saja dengan nakal membuka lebar pintu kamar mandi itu untuk melihat tubuh telanjang atau setidaknya semi telanjang dari Shella yang bahenol.
Namun aku cukup kuat menahan ide kotor itu dan menyampaikan sepasang underwear itu ke Shella tanpa mengintip ke dalam kamar mandi.

Rupanya kebaikanku berbuah manis.. hehe.. Tiba-tiba Shella memanggilku dari dalam kamar mandi.
“Mas.. Mas Danang.. bisa bantuin enggak..?” Panggilnya.

“Iya Mbak, bantuin apa..?” Tanyaku dari depan pintu kamar mandi dengan jantung berdegup.

“Hmm.. ini .. saya kan megang botol infus.. jadi.. eh.. enggak bisa buka baju. Jadi tolong pegangain botol infusnya..” katanya lagi.

Jreng..! Aku seperti mendapat durian runtuh.. tanpa berpikir panjang aku membuka pintu kamar mandi..
Kudapati Shella tengah berdiri dengan satu tangan berpegangan pada besi di tembok.. tangan lainnya memegang botol infus.
Sepasang underwear hitam yang baru saja kuberikan dipegang bersama-sama botol infus itu.

Aku menyodorkan tangan mengambil botol infus dan kemudian bercanda..“Saya tutup mata atau enggak nih Mbak..? Hihihi.. ”

“Terserah.. aku udah gak mau mikir macam-macam.. silakan lihat kalau mau..” Shella menjawab sambil memandangku dengan tatapan sayang.

“Lagian body udah bengkak-bengkak gini.. Mas Danang juga pasti ogah lihatnya..” katanya seraya membuka baju rumah sakitnya..
dan dengan tanpa malu memperlihatkan tubuhnya yang tidak terbalut pakaian dalam lagi di baliknya, alias bugil.

Aku terbelalak dan menganga sejenak melihat Shella mempertontonkan tubuhnya yang buncit di perut..
Buah dada sebesar pepaya dengan aerola dan puting yang besar dan berwarna coklat tua.
Sementara di bagian bawah perut buncitnya jelas kulihat rimbun rambut kemaluan Shella yang menutupi liang surgawinya.

“Wow.. indah sekali Mbak..!” Seruku memuji spontan.

“Iihh..” Shella tampaj jengah melihat tatapan nanarku dan berusaha membalikkan badannya.

Namun gerakan itu membuatnya hilang keseimbangan dan nyaris jatuh jikalau aku tidak segera menangkap dan memeluknya dari belakang.

Entah kenapa.. kami tiba-tiba terdiam ketika tubuh Shella yang nyaris bugil itu berada dalam pelukanku.
Pantatnya yang besar jelas terasa menyentuh batang penis yang sudah mengeras di balik celanaku.

Tanganku melingkari tubuhnya tepat di atas perut buncitnya dan buah dadanya yang sebesar pepaya itu.
Bahkan sebagian tanganku bersentuhan dengan bagian bawah buah dada itu.

Waktu seakan berhenti.. kurasakan kepala Shella sengaja menyandar padaku.. tubuh bahenolnya seakan dilepas sepenuhnya dalam pelukanku.
Aku menyadari betul kepasrahan Shella dan jiwa lelakiku menjawabnya.

“Mbak.. Mbak masih lemah.. ayo ke tempat tidur saja.. ganti bajunya di tempat tidur saja biar mudah..” kataku separuh sayang separuh nafsu.
Shella hanya mengangguk dan memasrahkan tubuh bahenolnya berbalut pakaian rumah sakit yang sebenarnya sudah terbuka dalam pelukanku.

Sampai di tempat tidur Shella duduk di tepi, tetap terdiam dan hanya memejamkan matanya.
Aku meraih celana dalam dan bra hitam yang dipegangnya.. lalu dengan baik hati berlutut di hadapan Shella sambil memasukkan celana dalam ke dua kakinya.

Ergghh.. Ingin rasanya aku melempar celana dalam itu dan membuka dua kakinya agar terlihat bukit dan liang surgawi di antara dua pahanya.
Tapi rasa sayangku yang mulai bersemi pada Shella, ister Pak Dodi tetanggaku itu, mengalahkan birahiku.

Perlahan celana dalam itu menaiki kaki, betis, lutut dan paha Shella dan kemudian menutup bukit kemaluannya yang berbulu rimbun itu.
Memang aku tidak sempat melihat bibir kemaluannya.. namun aku berhasil meraba dan meremas pantatnya yang bahenol ketika menarik celana dalam itu ke atas.

Sentuhan pada pantat bahenol itulah yang membuat birahiku berkobar lebih besar dan berdampak pada tugasku berikutnya, yaitu memasang bra.
Ketika aku menurunkan baju rumah sakit dari pundaknya, mata Shella masih terpejam dan nafasnya terdengar makin cepat.
Bibirnya yang sensual itu perlahan membuka dan lidahnya keluar membasahi bibir itu.

Aku yang bukan lelaki hijau sadar bertul kode ingin dikecup dari Shella dan aku pun menjawabnya.
Kusodorkan wajahku medekati wajah Shella dan benar saja, wanita itu segera menerkam bibirku dan melumatnya.

“Slup.. ehmmm.. crup.. enghhh..” dengan liar Shella melumat bibirku dengan bibir sensualnya.

Matanya masih terpejam seakan tidak ingin sadar bahwa lelaki yang sedang digumulnya ini bukanlah suaminya.

Akupun tak tinggal diam.. tanganku segera menjamah buah pepaya kembar yang menjuntai di dadanya.
Awalnya hanya kubelai-belai, kemudian aku remas-remas pelan dan akhirnya kuremas kencang sambil sesekali memilin puting susunya yang besar.

“Oghh..!” Shella menjerit kecil ketika putingnya kupilin dan kutarik-tarik.
Matanya kini sudah tak terpejam dan menebarkan sinar birahi yang berapi-api.

Bibirnya masih terus berusaha melumat bibirku.. namun ia menghentikannya ketika aku melirik putingnya sebagai kode bahwa aku ingin menikmati susunya.

“Ohhh.. mudah-mudahan belum keluar susunya ya Mas.. ohhhh enak sekali Mas..!”
Shella menjerit dan menggelinjang keenakan dengan isapan dan kulumanku pada putingnya yang besar dan agak menghitam itu.

Seperti dugaan Shella.. isapanku yang kuat ternyata membuat butiran-butiran cairan putih keluar dari pori-pori putingnya.
Aku yang terbakar birahi justru dengan liar menjilati air susu Shella. Rasanya agak pahit bercampur asam, namun tetap nikmat..

Shella yang juga terbakar birahi dengan susah payah mencoba memeloroti celana dalam yang baru saja aku pakaikan untuknya.
Aku dengan suka cita membantunya dan sekejap saja celana dalam itu sudah tergolek di lantai.

Tanpa dikomandoi, Shella membuka kedua pahanya lebar-lebar..
Hingga akhirnya terkuak bibir kemaluannya yang ternyata sudah tampak berkilat basah di antara kerimbunan bulu jembutnya.

Aku berniat membenamkan wajahku untuk menjiliati bibir surgawi itu, namun Shella menahan kepalaku.
“Jangan dijiliat Mas.. aku takut memekku kotor..!” serunya.

”Kalau mau.. langsung masukkan aja kontol Mas Danang..!”

Aku menurutinya.. dan dengan segera membuka celanaku sampai penisku yang sudah keras mengacung ke arah selangkangan Shella.
Shella menggenggam penisku.. lalu menempelkan serta mengusap-usap kepalanya ke bibir memeknya yang sudah basah.. dan akhirnya menunjukkan lubangnya yang hangat.

Slebb..! Dengan penuh nafsu aku memasukkan kepala penisku pada lubang vagina hangat milik Shella.
Meskipun memenuhi dinding vaginanya, penisku masuk dengan leluasa.. karena vagina Shella sudah basah oleh cairan pelumasnya.

Setelah penisku habis terbenam.. kutarik keluar kembali.. kugesek-gesek lagi di klitorisnya dan kemudian Jlebb..! Masuk lagi.
Clebb.. clebb.. clebb.. crebb.. creb.. clebb..clepp.. crepp.. clebb.. crepp..
Tak sampai sepuluhkali aku melakukan itu, Shella menjerit keras.

“Ogghhh.. Masss.. Shellaa.. puasss.. yesss..!” Badannya melejat-lejat sesuai irama pijatan vaginanya pada penisku.

Akupun mempercepat kocokanku.. sambil meremas pantatnya aku berusaha mencapai orgasme juga karena takut kalau ada suster yang masuk ke kamar.

“Ayo Mas.. kocok yang kenceng.. semprot memek Shella.. semprot yang banyak..” pinta Shella.

Itulah indahnya ML dengan binor yang hamil.. tak ada pantangan menyemprotkan sperma ke dalam memeknya.

Dan aku pun melakukannya.. Crott.. crott.. crott.. crott.. crott.. limakali lejatan penisku menyemprotkan sperma ke dalam vaginanya.
Saking banyaknya mani yang kusemprotkan.. ketika penis kutarik keluar sebagian spermaku berceceran di atas jembutnya yang rimbun..
Bahkan ada yang menetes dari liang vaginanya dan jatuh di atas kasur. Cprutt..!

Kami menyudahi permainan tabu antar tetangga itu dengan pelukan dan kecupan sayang..
sebelum akhirnya aku membantunya melap tubuhnya dengan handuk basah dan mengenakan pakaian lengkap.

Tak lama setelah itu baru suster masuk untuk melihat kondisi Shella yang tampak sumringah dan ceria.
“Wah.. syukur.. kelihatannya sudah jauh membaik nih Bu..!” Seru suster setelah mengecek tensi Shella.

Untung dia tidak mengecek vagina Shella yang pasti masih menyimpan maniku.. hehe..

Hari itu menjadi indah buat kami.
Meskipun Shella baru saja ditipu pembantunya, namun kasih sayangku padanya telah membuat senyum selalu menghiasi wajah sensualnya.

Akupun dengan sukarela menemaninya sampai pagi. Aku tidak hanya menyuapinya makan, bahkan di pagi hari memandikannya.

“Mas.. mandiin Shella ya..” begitu pintanya manja.

Aku dengan suka cita mengantarnya ke kamar mandi dan berdua telanjang bersama-sama.
Melihat tubuh montoknya, aku langsung konak dan kamipun melakukannya lagi di kamar mandi.

Karena posisi agak sulit, Shella tidak bisa orgasme, namun aku kembali menyemprotkan maniku ke vaginanya.
Puas rasanya menyetubuhi Binor hamil yang montok ini. Siang itu juga Shella sudah boleh kembali ke rumah.

Sesuai janjiku, pembantuku kutugaskan sementara di rumah Shella..
namun kalau sore pembantuku harus pulang ke rumahku karena aku yang akan ke rumah Shella.

Hampir tiap malam kami melakukan ML. Bahkan kini dengan santai dilakukannya setelah menelpon suaminya.

Pada usia kehamilan 7 bulan.. Shella mengatakan bahwa libidonya menurun..
Namun kalau aku mau ML.. dia tetap menyerahkan tubuhnya untukku.

Aku yang sudah kecanduan tubuh montok Shella tetap melakukan penetrasi.. bahkan sampai dua minggu sebelum kelahiran bayinya.

Seminggu sebelum kelahiran.. keluarga Shella dari Kalimantan datang..
Akupun harus menghentikan semua kisah kasih dan birahi dengan Binor hamil tetanggaku itu. (. ) ( .)
-------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Cerita 55 – Matang Dikarbit Tetangga..

Part 1

Tante Ida.. suaminya perwira di satuan **** –edited..– dan kami bertetangga.
Kamar tidurku pas di sebelah dapur mereka.. –kami tinggal di kompleks.. di rumah dinas.. karena ayah saya itu pegawai sipil AD..–
Jadi hal yang biasa bangunan tadinya terpisah di satu kompleks.. lama-lama dibangun dan tergabung.

Dinding pemisah di depan kamarku itu pakai batu karawang dan ditutup dengan lembar seng.
Di depan dapur Tante Ida itu mereka buat tempat cuci baju sebenarnya. Tapi si tante suka mandi di situ.

Nah.. aku sudah lepaskan ujung seng pemisah.. jadi bisa mengintip. Wuihh.. Buah dadanya besar deh.. hehe..
Pernah sekali kuintip.. terus dia tau dan cuma bilang.. "Ayo kamu ngapain..?" Katanya menegurku tanpa nada marah.

Hari Sabtu aku suka main ke rumahnya.. anaknya masih kecil-kecil. Aku suka ke sana karena banyak majalah dan koran dari kantor si oom.
Dan si oom lagi tugas belajar 1 tahun untuk naik pangkat ke Bandung.

Di rumah itu ada ibunya Tante Ida tinggal di situ juga.. dia sudah janda.
Anaknya Tante Ida 2 orang.. waktu itu umurnya sekitar 24 tahunan. Ia menikah setamat SMA waktu itu.

Kira-kira jam 09.00 malam aku masih asyik bongkar majalah-majalah tua dan si tante memanggil dari kamar.

“To, tolong dong Tante agak pegel, pijetin ya..?”

Biasa kami antar tetangga sebelah menyebelah memang suka saling tolong..
Kadang ibu saya minta dikerokin sama Tante Ida.. atau Tante Ida minta dibuatkan kue.. begitu deh tetangga yang baik.

Aku sih tidak curiga walaupun sering aku intip. Lagipula anak-anaknya masih pada bangun nonton video di kamarnya.
Biasa.. film kartun. Aku rada enggan karena masih asyik baca, sebenarnya.
Pintu kamar tidak ditutup.. si oma masih di dapur sedang beberes.. jadi nggak ada suasana yang mendukung untuk ngeres-ngeres.

Aku masuk ke kamar masih sambil menenteng majalah.. aku pikir sambil mijati.. –paling punggungnya.. aku pikir..– aku mau baca.
Soalnya si Oma itu pelit.. majalahnya tidak boleh dibawa pulang.

Waktu di kamar aku lihat Tante Ida pakai daster batik..
–itu lho yang murahan di Pasar Senen, 5 ribu ya satunya..? Kalo sekarang.. mungkin dikalikan 10 deh kira-kira harganya. Editor..–

"To.. ini.. leher Tante kok kencang dan badan rasanya pegel linu.. mau flu kali ya..” katanya.

Kemudian dia duduk menghadap TV di kamar di ranjang besar –ukurannya king, kalau tidak salah..– dan katanya.. "Pakai itu saja To, krim Viva..”

Aku ambil lantas duduk di belakangnya.
Nah.. karena dia di tengah.. aku jadinya duduk juga ke tengah ranjang dan Tante ada di antara kakiku..
Majalah aku buka di samping kanan.. aku separuh hati mau pijat karena sedang baca artikel menarik.
Bisa dibayangi ya suasananya..? Masih ribet.. Ada anak-anak.. ada ibunya.. suara TV kencang. Pokoknya aku sih tidak ada intensi apa-apa.

Tante Ida membuka daster ritsleting belakangnya dan aku tuang lotion ke telapak dan mulai memijat lehernya sambil tetap baca majalah.
Terasa lehernya memang hangat lebih dari normal.

Aku pijat pelan-pelan dan si tante mendesah keenakan.. –aku memang pintar mijat kayaknya..–

Sudah agak lama si tante bilang.. "Tolong ke punggung bawah dong..? Dan sletingnya turuni lagi saja biar gampang..” katanya memberi arahan.

Rtttt.. Aku tarik ritsleting dan dasternya tersibak jauh ke kanan dan kiri. Wuihh.. Aku agak surprised karena tidak ada tali BH..
–Mestinya waktu mijat leher aku sudah tau ya.. karena di atas bahu tidak ada tali, dasar tidak niat.. jadi tidak konsen.. hehe..–

Aku tuang lagi lotion dan kusaputkan di punggungnya.. "Uhh dingin..” geliat Tante Ida sambil membungkuk ke depan lebih jauh.

Aku pijati bahunya hingga dasternya agak merosot.. dan dari kaca meja hias di sebelah pojok kanan TV aku melihat bukit susunya mulai tersembul separuh lebih..
Nggak tau dari mana datangnya.. tiba-tiba pikiranku agak mendesir.. mulai deh ngeres muncul.

Majalah sudah tidak aku lihat lagi.. penis terasa mulai keras..
Lalu dengan kusengaja memijatnya agak kugoyang-goyang bahunya.. dengan harapan dasternya merosot lagi.
Eh.. karena agak pas tidak mau turun lagi. Wah.. bagaimana nih..? Pikirku kembali semabri mencari akal.

Aku lalu agak maju duduknya.. tapi belum merapatkan barisan ke badan Tante Ida.
Kulanjutkan memijat ke arah lengan atas.. dengan sengaja kudorong dasternya lagi.. Srrtt.. kali ini berhasil..!
Seketika debar jantungku tambah kencang dan mulutku mulai terasa kering.

Dasternya turun lagi.. dan pinggir pentil buah dadanya sudah kelihatan.
Tapi waktu kudorong lagi malah tidak mau turun.. Aku kecewa.. dan si tante juga diam saja. Ya.. sudah.. aku nikmati seadanya di cermin itu.

Lalu aku pijat terus ke arah punggung.. selintas aku mendapat ide..
Aku ulur tanganku memijat dengan keempat jariku mendekati meraba pangkal buah dadanya..

Lama aku memijat.. dan aku berusaha semakin ke depan dengan keempat jariku.. –bisa dibayangkan nggak..? Hehe..–
Ya.. lumayanlah.. aku dapat juga tepi-tepi buah dadanya.

Si tante diam saja sambil nonton TV, aku juga tidak berani melanjutkan macam-macam.. –takut ditampar pula..–
Aku pijat makin turun ke pinggang dan dasternya susah menghalangi.. jadi aku pijat dari luar..
– Padahal.. kalau sekarang.. aku pasti berani ngomong.. ‘Tante.. ini dasternya dibuka saja ya..?’ Dasar emang masih tolol waktu itu.. hehehe..–

Dari pinggang aku terus ke pantatnya.. dan ketika itu penisku sudah berdiri ngaceng.. keras dan kencang.
Tiba-tiba si tante bergeser.. pegal barangkali duduk diam terus.. dan bergerak agak mundur..

Aku tidak sempat menghindar.. hingga.. Jdugg..! Pantatnya kena batang penisku yang sudah ngaceng berat.. keras kayak rotan.
Nah.. karena kebetulan aku pakai celana pendek training dari kain kaos waktu itu.. jadinya kerasa banget tunjang rotanku oleh tante Ida.

Sepertinya Dia kaget.. dan di kaca cermin aku lihat dia agak mesem.. tapi masih diam.
Aku juga terpana dan merasa salah. Tapi ya.. aku juga tidak geser menghindari.. enak sih.. hehe.. jadi aku biarkan saja.

Terus si tante ambil selimut besar dan menutupi kakinya serta pahanya.
Kemudian dia menyender agak ke belakang dan sembari berbisik.. "Pijetin paha Tante dong..”

Nah.. aku.. mau tidak mau.. karena dari belakang jadinya mesti merapatkan badanku ke punggungnya.
Aku ulurkan tangan ke depan.. ke paha atasnya.. agak bingung juga posisinya..

Dan ketika aku lihat di cermin dia senyum sambil merem matanya.. buah dadanya masih kelihatan sisi atasnya..
Ughh.. punggung mulusnya terasa hangat di dadaku.. sementara mukaku dekat lehernya yang jenjang.

Aku tak sengaja bernafas di lehernya dan telinganya.. hingga seketika dia menggelinjang geli.
Ya.. melihat itu aku juga jadi berani.. kuulurkan tangan ke depan.. memijat paha atas dari bawah selimut.

Eh.. si daster rupanya sudah disingkap ke atas.. maka jelas saja aku langsung terpegang paha Tante Ida tanpa daster lagi.
Lututku sudah lemas dan nafasku sudah tidak teratur.. mendesah di lehernya yang jenjang.

Kembali kupijat pelan-pelan.. tiba-tiba aku merasa tangan Tante Ida menjamah ke belakang hingga menyentuh penisku.
Serrr..! Aku seperti kena lisrik dan sempat agak menjerit.. Eh.. si tante bilang..

"Ssst.. diam. Apa sih ini..? Keras bener..?" Tanyanya pura-pura tidak tau.. sambil nanar menatap aku di bayangan cermin.

Tangannya kemudian pelan-pelan meraba makin ke tengah penis.. dan tiba-tiba dia membuka kancing celana..
–Tau kan celana kain kaos itu..? Kancing ‘cepret-nya’ cuma dua.. dan aku memang tidak pakai celana dalam lagi..–

Clapp..! Tante Ida tau-tau sudah menggenggam batang penisku..!

"To.. raba terus pahaku di atasnya..” Sreett.. Aku juga masukkan tanganku.. Astaga..!? Tidak ada celana dalamnya..! Watawww..!!

Dengan gemetar aku teruskan rabaan jari-jariku.. –sudah jadi berani.. dan otakku sudah kacau.. tidak peduli ada anak-anak di lantai bawah di depan kami itu serta si oma di dapur masih klontang-klonteng orang berberes..–

Lebih kaget lagi.. aku tidak menemukan rambut apa-apa di pangkal paha atas Tante Ida itu.
Padahal waktu aku intip tempo hari.. seingatku lebat sekali tuh bulunya menggunduk.

Kuraba-raba terus.. Di kaca.. kelihatan Tante Ida mukanya seperti orang bingung keenakan..
–Padahal aku belum masukkan ke lubangnya.. masih bego aku.. karena ini pengalaman pertamaku.. Eh iya.. aku waktu itu masih di SMP kelas 3..–

Tanpa kusadari tante Ida kini agak mengangkangkan pahanya.. sementara aku terus mengusap-usap..
Masih dengan gemetaran kemudian menangkupkan telapak tanganku di bukit gundul itu.. tidak tau mesti ngapain..
–Uuih.. guoblook tenan kalau kata Basuki.. hehe..– Wuahhh.. Hangatnya bukan main..

Sementara itu tangan si tante masih mengurut-urut lembut batang penisku..
Aku duduk agak maju lagi. Auhh.. enaknya bukan main deh dipegang sama tangan wanita itu.

Badan Tante Ida harum.. juga karena lotion dan ada semerbak jasmine. Kulit Tante Ida itu hitam manis.
Akhirnya dia menyender total.. dan tangannya di penis dan buah zakarku.. ujung penisku sudah kuyup sama seminal fluid yang keluar.
Aku sudah kepingin benar menangkupkan tangan di buah dadanya.. tapi susah.. karena pasti bisa kelihatan anak-anaknya.

Tiba-tiba aku ingin kencing dan agak sakit rasanya.. aku bingung dan akhirnya aku bilang tante bahwa aku ingin kencing.
"Ohh.. ya sudah.. kamu ke kamar mandi Tante situ..!" Ujarnya menunjuk kamar mandi di kamarnya dengan muncungan bibir.

Aku lalu bangun dan ke kamar mandi sambil menyesel-nyesel.. takut nanti si tante berubah pikiran.
Aku kencing dan.. astaga..! Itu kepala penis sudah benar-benar basah.. kalau tidak karena kehalang kencing sudah orgasme mungkin tadi itu.
Setelah kencing aku bersihkan si kepala jamur yang sudah merah tua sekali warnanya.

Waktu aku balik si tante sudah kemulan sama selimut sambil duduk..
Aku lalu duduk lagi di pinggir ranjang.. Tante Ida bilang.. "Ayo To.. pijetin lagi. Kamu duduk.. lonjorkan kakimu..!" Katanya memberi arahan.

Wah.. aku jadi semangat lagi.. penisku sudah agak layu setengah ereksi. ‘Kancing cepret’ celana pendekku aku tidak kancingkan lagi.

Begitu duduk aku rapatkan lagi barisan.. –he he..he seperti baris berbaris saja..–
Aku kaget.. karena ternyata dasternya tidak ada.. pantas Tante Ida kemulan selimut. Wuadoohh..!
Dan dia tidak duduk.. tapi berlutut.. bersimpuh agak nungging ke depan.

Dia kemudian membisikkan.. "To.. biar Tante duduk di atas pangkuanmu..” dia mengarahkan posisi.

Aku lantas melonjorkan kaki rapat sementara si tante mengangkang.. lalu duduk berlutut..
Pantatnya persis di atas penisku.. Duhh.. aku benar-benar setengah masih merasa apa ini mimpi basah saja.

"Kamu pengen pegang susu Tante kan..? Ayo kamu raba..” bisiknya lagi seolah tau apa mauku.

Dan di dalam selimut itu aku bebas..! Tanganku langsung merajalela..! Pijat-pijet.. elus-elus.. urut-urut.. remas-remes.. haha..
Duh.. enaknya memerah susu kenyal.. putingnya terasa kasar di telapak tanganku seketika mengeras..
Dan si tante begitu aku meremas.. terasa gemetar tubuhnya.. bibirnya terlihat di kaca digigitnya.

Aku meremas-remas seperti tukang roti mengaduk adonan roti.
Tangan Tante Ida juga tidak diam.. dia menggenggam penisku.. lalu digosok-gosokkan di bibir vaginanya.
Aku merasa luar biasa hangat itu bukitnya. Dan tanganku kedua-duanya aktif sekali.

Jariku memilin pulir-pulir dan melintir putingnya.. besarnya ada sebesar jari kelingking..
–Anaknya doyan ASI kali ya..?– Ukuran buah dadanya berapa ya..? Ada 36C barangkali.

Tiba-tiba dia duduk di pangkuanku dan.. tau-tau.. Blepss..! Masuklah kepala jamurku..! Terjepit bibir hangat nan membasah.
Busyettt..! Aku terkejut.. karena tidak menyangka akan begitu.. aku pikir cuma mau dimasturbasi saja.

Benar-benar tidak siap mental aku kehilangan perjakaku dengan keadaan seperti ini..
Aku selalu membayangkan sebelumnya lain. Aku bayangkan dengan teman sebayaku.

Dan luar biasa namanya otot vagina itu.. Bisa ya seperti nyedot-ngisep begitu.. dan rasanya seperti dijepit dengan apa ya..?
Susah ngejelasinya.. hehe.. pokoknya wuenaakkkk.. haha..

Kami beraksi tanpa bicara banyak dan sambil takut si ibunya datang atau anak-anak itu kan bisa tiba-tiba lari ke ibunya.

Pinggul Tante Ida turun pelan-pelan.. aku merasa agak sakit waktu turun itu.. serasa kulit batang penisku ikut tertarik..
Hingga akhirnya Tante Ida sudah ‘mantap’ duduk rapat di atas pangkuanku.

Kini ia mulai berputar-putar.. hanya pinggangnya saja.. mau ngga mau membuat nanar mataku.. menikmati itu.

Jadi batang penisku di dalam terus.. Tante Ida tidak maju-mundur.. ia cuma berputar searah jarum jam atau ke depan belakang..
Sementara aku terus meremas-remas adonan daging dadanya sambil merem-melek keenakan yang menjalar nikmat dari selangkanganku.

Dasar aku masih belum bisa.. baru kira kira 4 - 5 menit aku sudah merasa gelombang orgasmeku mulai meluap..
Tetapi aku tidak bisa ngomong.. cuma remasan di buah dada Tante Ida makin keras kulakukan.

Tanpa sadar aku jadi meremas kencang sekali.
Tante Ida sepertinya tau.. dipercepatnya hingga perahan otot vaginanya bertambah kencang kurasakan meremas batang penisku di dalam sana..

Ia juga rupanya.. –aku tau belakangan..– mau mencapai orgasmenya.
Ia duduk di penisku masuk dalam sekali.. hingga terasa bibir vaginanya di buah zakarku..

Ia memutar hebat dan aku orgasme terhebat dalam sejarah hidupku sampai waktu itu.
Supaya tidak menjerit.. aku tekan mulutku di punggung Tante Ida.. membekapnya di sana. Dia juga rupanya sampai dan terengah-engah.

Tiba-tiba si Ita anaknya yang besar melihat ke kami dan katanya.. "Mama kenapa..?"
Kami seketika membeku diam.. dan untung si Ika nonton terus.. karena pas film kartunnya lagi asyik.

Pelan-pelan Tante Ida mencabut vaginanya dari sumpalan batang penisku sambil mengencangkan cengkraman otot dalam vaginanya.. Ergghh..
Rupanya itu supaya spermaku jangan tumpah ke mana-mana.
Dia lantas bangun sambil membawa selimutnya terus ke kamar mandi. Aku cepat bersila dan kututup dengan majalah.

Wah.. baru aku nutupi dan Tante Ida masuk kamar mandi.. Bu Etty.. si oma.. masuk kamar dan bilang..
"Eh, anak-anak ayo tidur.. sudah hampir jam 10.00 malam nih. Eh.. ada nak Toto juga. Mana Ida..?"

"Oh.. itu ..” gelagapku.. "Lagi ke kamar mandi..”
Untung si oma tidak curiga.. dia kira aku ikut nonton barangkali ya..? Hehe..

"Ayo Oma mau bobo..!" Pas film kartunnya habis dan mereka bilang.. "Selamat malam Kak..”

Begitu mereka pergi aku ikutan masuk kamar mandi.. si tante masih jongkok sedang mencuci vaginanya.
Aku dekap dari belakang dan si tante berdiri dan kegelian karena penisku mentul-mentul menyentuh bukit pantatnya.
Aku belum lihat benar bagaimana badan si tante dan aku agak mundur.

Seketika penisku tegang lagi.. karena yang kulihat sekarang nyata bukan dari tempat mengintip.
Dan tangan si tante memegang lagi batang penisku sambil menyiramnya untuk mencuci yang tadi.
Aku gemetar karena pengalaman seperti ini luar biasa untuk anak seumurku waktu itu.

Buah dada Tante Ida menantang dan tegar.. kelihatan pori-porinya meremang karena udara agak dingin di kamar mandi.
Dan itu bukit vaginanya gundul sekali.. serta agak merekah merah terbuka, bekas tadi.
Aku tak tau mesti apa selain meraba buah dadanya lagi.. kali ini dari depan.

Tante Ida menarik aku dan mencium bibirku.. aku menurut saja dan badan kami merapat.
Tangannya terus mengurut-urut batang penisku. Dan aku meraba pantatnya yang sintal kencang.
Buah zakarku pun diremas-remasnya pelan-pelan.

Tak lama kemudian Tante Ida menaikkan kakinya sebelah ke atas bak.. dan Slebb.. dimasukkannya lagi penisku ke liang nikmatnya itu.
Lencir sekali dan panas-hangat terasa di batangku di dalam kekepan dinding vaginanya.

Kali ini Tante Ida bergoyang maju-mundur dan pantatku juga ditekannya mengikuti irama.
Aku ikut saja menggoyangkan sambil memeluk, mengisap putingnya, mencium bibirnya.

Beberapa saat kami bergoyang sama-sama.. tapi pahanya Tante Ida pegal rupanya dan dicopotnya penisku..
Ia kemudian berbalik dan membuat posisi nungging pegangan ke bak mandi.

"To dari belakang To..” dan tangannya diulurnya dari tengah selangkangannya.. ditariknya penisku dan pelan-pelan digosoknya ke bibir vaginanya.

Aduh.. panas banget deh itu rekahan bibir.. kupegan kedua buah bokongnya terus aku desak maju dan.. Blessep..!
Kembali kepala jamurku masuk bergesek-gesek lincir dengan dinding lubangnya.

Tante Ida juga bereaksi dan pinggulnya berputar seperti penari perut itu. Aduh.. luar biasa deh.. Seketika aku nanar dan tidak bisa mikir lagi.
Pantatku maju-mundur penisku menggaruk-garuk lubang.

Dari posisi ini aku bisa lihat jelas batang penisku basah kuyup dan bibir vagina Tante Ida ketarik keluar-masuk.
Tanganku mengulur ke depan meremas buah dadanya yang menggantung besar dan bergoyang menggeletar, nafas Tante Ida mendengus desah.

Crrtt.. crrttt.. crrtt..! Akhirnya aku meledak-ledak lagi.. dan Tante Ida terbantar dia rupanya sudah duluan orgasme.

Setelah itu kami mandi di pancuran sama-sama dan saling meraba-raba berpelukan dan aku puas sekali memerah susunya.
Buah dadanya juga buat aku bagus sekali, aku puas sekali meremas-remas itu. Luar biasa wanita ini.

Kemudian kami lanjutkan lagi di ranjang. Dan aku cuma bisa rebah di bawah dan Tante Ida yang naik di atas.
Pantatku diganjal dengan bantal dan terasa penisku lebih terulur..

Si tante meremas penisku yang lemas dan pelan-pelan diciumnya kepala penis..
Hingga akhirnya dimasukkan ke mulut dan aku melenguh-lenguh geli dan agak linu karena sudah duakali main.

Tak lama penisku tegang lagi dan tante naik menunggangiku sekali lagi menghadapi aku.
Buah dadanya bergayut bebas dan liar, aku meremas-remas sambil menikmati kenyotan vaginanya yang kencang sekali.

Tante Ida ini benar-benar kuda betina binal sekali.
Diputarnya pinggulnya dan terasa sekali dinding otot daging vaginanya meremas-remas batang penisku.

Pelan-pelan orgasmeku mulai bergelombang akan keluar tiba-tiba.. dicabutnya vaginanya..
Sontak aku menjerit.. "Aduhh Tante terusinn dongg..!!" Seruku dongkol.

“Hihihihi..” Dia tertawa dan diputarnya badannya lalu dipegangnya penisku yang sudah panas sekali.

Sekarang tante membelakangiku.. dibimbingnya penisku masuk.. perlahan ia turunkan pinggulnya dan.. Blepssepp..!
Aku bisa melihat belahan bibir vaginanya merekah dibelah penisku yang menyeruak menjejali liang nikmat itu.

Selanjurnya ia mulai lagi bergoyang seperti penari jaipong.. Wuaahhh..! Luar biasa tak tergambarkan.. wuenak eee..!

Tak lama aku meledak lagi.. crett.. crett.. crett.. crett..! Si tante mengandaskan batang penisku.. Jleghh..!
Semua masuk sementara ia masih membuat gerakan memutar dengan pinggulnya.. kakinya lurus ditekannya habis.

Beberapa detik kemudian tante pun meledak-ledak melenguh keras..
"Eghh.. ohhh.. To.. enak sekali To.. hhhh..!!" Lenguhnya melepas nikmat orgasme.

Benar-benar wanita luar biasa. Dia bilang dia suka sekali hubungan kelamin.
Tapi suaminya sering tugas ke luar kota.. dan seperti sekarang ini setahun penuh belajar di **** –edited–
Malam itu jam 24.00 lebih baru aku dilepas sama Tante Ida pulang ke rumahku.

Aku masih berkali-kali lagi sama dia selama suaminya sekolah itu. Dan ketika aku kemudian sama Ita anaknya..
Adeline keponakan Tante Ida.. juga aku sempat enjoy sama-sama waktu Tante Ida ke luar kota sama suaminya.

Aku masih berkali-kali lagi sama dia selama suaminya sekolah itu.
Dan ketika aku besar kemudian.. Ita anaknya juga pernah ‘ngelmu’ sama aku.. –Gantian setelah aku ngelmu sama seniornya.. haha..–
Adeline keponakan Tante Ida juga aku sempat enjoy. Ada lagi.. Mbak Icih.. pembantu di rumahnya yang molek juga.

Pengalaman-pengalaman di situ sangat berkesan dan ‘mendidik’ aku tentang hal seks.
Ibarat buah.. ‘pendidikan seks’ dari tante Ida membuatku jadi cepat matang.. Ya ‘matang karbitan’.
Alias matang dipaksa.. karena belum waktunya matang malah dipaksa ‘dipetik’..! Ahhhh.. Wuenakknya..
------------------
 
Makasih suhu atas dobel updatenya..

Ngeri2 sedap main "kuda-kudaan" dikamar cuma ditutupin selimut..Untung aja si oma dan anaknya gak curiga..hehehe..

Lancrootin trus suhu dgn kisah yg lain..
 
Bimabet
Makasih suhu atas dobel updatenya..

Ngeri2 sedap main "kuda-kudaan" dikamar cuma ditutupin selimut..Untung aja si oma dan anaknya gak curiga..hehehe..

Lancrootin trus suhu dgn kisah yg lain..

:pandabelo: Siaaapp..
Masama brada..

Hehehe.. adrenalin lumayan terpicu kalo kondisi kayak gitu ya.. hahaha..

:beer: Siapp..
Ntaran lagi Nubi bakal nyoba posting Part 2..
Pantengin yaaa..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd