Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Akibat Tugas Akhir

Status
Please reply by conversation.
Lanjutkan di page sebelah hu.. tugas akhirnya kayaknya ngak habis habis
 
Wah nggak nyampe sehari udah page 14 aja nih...
Bagi yang sudah menunggu updatenya terima kasih...
Yang bilang ceritanya KENTANG (kena tanggung) maaf sebesar-besarnya karena penulis hanya ingin ceritanya di kenal dengan karakter yang berbeda meski dari segi penulisan masih mencontek.

Udah ahh bacotnya nih.. bagi agan2 suhu2 yang sudah menantikannya...

Gue dan Tante Sinta kontan terkejut oleh suara dari luar, 'Om Riadi.. shit mati gue.. ya ampun sialan.. kenapa begini.. arrrhhhhhhh'... Batin gue seketika berkecamuk didalam.

Pikiran gue hanyalah mencari jalan keluar dari kamar mandi ini, mata gue tertuju pada ventilasi disamping tembok, tapi itu tak Mungkin karena untuk kepala saja tak muat, mata gue bergerak liar kesehala arah hingga akhirnya Tante Sinta membekap mulut gue dengan telapak tangan mengindikasikan gue jangan bicara atau berisik.

'ia Pi, ini mami, ada apa ?' jawab Tante Sinta dengan suara serak akibat peralihan dari desahannya.
'mami ngapain didalam ?' ucap om Riadi yang langsung mematahkan semangat gue hanya tinggal 10% saja.
'yah ngapain ? Buang air lah Pi,' kata Tante Sinta mencoba mengelak.
'masak sih mi, kenapa nggak di WC dalam aja ?'

'sial.... apa om Riadi tahu yah ? Apa yang gue dan Tante Sinta lakukan ? salah gue juga sih, baru aja kami nonton bola dimana klubnya kalah di menit akhir, otomatis nggak bisa tidur dia' batin gue bicara.

'habisnya papi kelamaan sih buang air, yah mami buang air disini aja udah nggak tahan soalnya' ucap Tante Sinta ..
'mmm.. seriusan buang air ? Papi kayak dengar suara desahan mami deh, bukain dong papi mau masuk ' ucapnya yang sepertinya membuat harapan gue tinggal 1%..
'ahh papi ada2 aja, udah tidur sana anak2 pada kebangun nanti, papi dengar sendiri kan mereka butuh istirahat karena perjalanan mereka' ucap Tante Sinta yang terlihat sudah keringat dingin, dan gue keringat banjir.

Sekanak Susana hening karena tak ada jawaban dari om Riadi, hingga akhirnya terdengar juga suara dari luar.

'ia deh, tapi gimana nih mi , papi pengen.. si Rudi belum tidur lagi' ucap om Riadi yang ternyata tak tahu kalau gue didalam sini.

Tante Sinta terlihat berpikir sejenak , kemudian ia menyuruh gue untuk memberinya jalan kemudian ia bangkit merapikan pakaiannya, sembari menuju depan pintu, dalam hati gue sudah sangat takut apakah Tante Sinta akan membuka pintu..

'Mmhh gitu yah Pi, coba papi ngecek si Rudi lagi, bilang dia aja pindah ke kamar kakak Indi, mau nggak dia' ucapntante Sinta yang membuat gue lega, karena ia tak berniat membuka pintu.
'si Indi sama Rere udah tidur mi, nggak tahu kalau si Fery' kata om Riadi yang membuat gue kembali jantungan. Gimna kalau dia masuk dan mengecek kamar gue, dan gue nggak ada bisa bahaya nih..
'coba papi cek Rudi dulu, nanti kita titip di kamar Fery aja, tadi katanya dia pergi keluar bentar ada telponan sama orang rumahnya' ohh syukur sambut gue dalam hati, Tante Sinta ternyata sangat jeli dalam memanipulasi.
'ia deh papi cek Rudi dulu yah' kata om Riadi.

'ehh fer, kamu kebelakang yah sekarang, nanti 5 menit lagi baru masuk' bisik Tante Sinta menyuruh gue untuk cepat2 keluar dari kamar mandi dan menuju pintu belakang dimana biasanya terdapat teras belakang tempat gue pakai telponan.

Secepat kilat gue menuju ruang belakang dengan terlebih dahulu melihat situasi om Riadi yang sedang berada di kamarnya, merasa aman langkah secepat kilat dan sesenyap malam gue ambil, tak sampai 5 detik gue sudah berada diluar , sambil menunggu timing yang tepat untuk masuk. Tak berapa lama menunggu om Riadi membuka pintu belakang yang sempat gue tutup tadi melihat gue yang kebingungan dan ketakutan diluar sedang mondar mandir.

'kamu kenapa fer ? Ada masalah'
'ehh nggak om, cuman ..' kata gue binggung..
'cuman apa ? ada masalah apa mungkin om bisa bantu, kita kan udah seperti keluarga, masalah dengan orang rumah ?
'ahh nggak, eh ia om, biasalah mereka pengen cepat2 Fery lulus, tapi udah kok' ucap gue yang tak pandai berbohong.
'haha kamu ini mana ada telpon malam kayak gini cuman pengen ngomong supaya kamu cepat lulus, yaudah kalau nggak mau cerita, btw si Rudi katanya pengen tidur sama kamu nih, nggak bisa tidur dia'.ucap om Riadi tertuju pada poinnya.
'ohh ia om boleh-boleh' kata gue mengiyakan.

Akhirnya sedikit ketegangan malam ini terlunturkan, Rudi dititipkah ke gue, anak itu emang lumayan akrab dengan gue karena selama disini, saat ada waktu luang gue dan Rudi sering main bersama ala2 anak desa apalagi dia anak cowok yang pasti aktif banget. Rudi terlihat sudah sangat mengantuk setelah sekitar 10 menit gue membacakan dongeng asal-asalan gue, yang gue tahu cuman Naruto dan one piece jadi gue ceritakan kisah naruto. Tak lama setelah itu anak kecil ini meminta gue minum tapi mintanya adalah susu kata Rudi tanpa minum susu dia nggak bisa tidur.akhirnya gue karena bingung kembali mengetuk pintu kamar om Riadi dan Tante Sinta yang lumayan lama dibuka oleh om Riadi dengan hanya mengenakan sarung tanpa atasan.

'ehh ada apa fer'
'ini om Rudi minta minum susu tapi saya nggak tahu gimna,' ohh gitu tunggu yah nanti om bilang mamanya buatin.

Tak berapa lama Tante Sinta terlihat keluar dari kamarnya kembali mendapati gue yang berada di depan pintu kamar.

'sory Tan jadi ganggu, btw om nggak curiga kan ?' kata gue.
'ia fer' nggak apa2, nggak dia nggak curiga' jawab Tante Sinta sambil membuatkan Rudi susu.
'lagi asik yah Tan, gimana ekspresi om tahu jembut Tante di cukur ?'
'ahh kamu ini, awalnya binggung tapi akhirnya dia suka juga' ucap Tante Sinta sambil melongo melihat pintu kamarnya siapa tahu suaminya sedang melihat percakapan kami.
'btw Tan, coba nyalain lampu aja trus buka jendela sensasinya lebih nikmat' ucap gue.
'ahh kamu, emangnya mau ngapain, mau ngintip yah'
'hehe, nggak kok cuman cari sensasi berbeda aja tan' ucap gue yang ketahuan.
'udah nih, kasih ke Rudy yah, bye kamu jatahnya besok yah ingat' ucap Tante Sinta sambil berlalu, dan memberikan gue minuman si Rudi yang masih memakai botol dan dotnya.
'ahh sial nggak dijawab, yah nasip2' timpal gue dengan senyuman Tante Sinta yang pergi menuju kamarnya.

Gue kembali ke kamar di mana Rudi terlihat sudah terlelap, gue mencoba membangunkannya tapi ia seperti mayat yang meski di goyang diteriaki tak kunjung membuka mata, 'wah sial nih gue dikerjain anak kecil' umpat gue dalam hati bingung dengan botol susu di tangan gue, akhirnya gue kembali kedalam berniat memasukan botol susu itu dalam kulkas dalam jejak gue ke dapur ternyata lampu kamar Tante Sinta dan om Riadi belum juga mati. Semakin membuat gue penasaran setelah menaruh botol susu Rudi akhirnya gue menuju kamar om Riadi dimana sedikit suara televisi yang gue dengar Disana. Gue kemudian berjalan memutar dengan perlahan gue membuka pintu belakang rumah om Riadi dan seperti pencuri gue mengendap menuju depan kearah kamar om Riadi.

'ohh shit' ucap gue saat tahu jendelanya terbuka dan dari luar terlihat lampu kamar yang menyala menandakan Tante Sinta mengikuti saran gue tadi.

Dengan perlahan gue maju sambil berjongkok dan mulai mamjamhkan kepala dan leher ini, jemari gue menyibakkan kain jendela yang menutupi dan dari dalam terpancar 2 sosok manusia tergeletak di atas tempat tidur. Om Riadi terlihat berbaring dan hanya 1/2 biasanya yang terlihat karena terhalangi jendela sementara Tante Sinta tepat berada disampingnya sedang berusaha mengulum rudal om Riadi.

'ssstttt' suara desahan om Riadi yang terdengar meski bercampur dengan suara televisi.
'mmhh ohh sudah.. sudah mi nanti keluar lagi, ayo goyangn aja'
Om Riadi nampaknya tak tahan dengan BJ Tante Sinta kemudian memposisikan diri dibawah sementara Tante Sinta mulai menaiki tubuh om Riadi dimana dalam posisi ini Tante Sinta dengan jelas melihat gue berada di depannya, wajahnya nampak kaget melihat gue, kode gue berikan agar ia tetap diam dan melanjutkan permainannya

'kenapa sayang' ucap om Riadi yang melihat perubahan diwajahnya Tante Sinta.
'nggak kok pi..' ucap Tante Sinta yang menarik tangan om Riadi ke arah dadanya.

Tante Sinta sekali lagi melihat gue didepannya , kali ini bukan dengan wajah kaget melainkan dengan wajah mesum, ia kemudian mulai menggoyangkan tubuhnya dimana membuat suasana hot terjadi didepan gue. Tante Sinta membuat gerakan memutar pada tubuhnya sehingga om Riadi merasakan nikmatnya goyangan tubuh Tante Sinta, tangan om Riadi kembali ia raih dan diletakan di toketnya dan dengan semangat 45 di remas dan dimainkan kah toket Tante Sinta itu.

'owhh sayang enak banget kamu makin pintar yah,' ucap om Riadi mendapat Service sang istri.
'ia Pi demi papi' ucap Tante Sinta yang terus menggoyang tubuhnya.
'plakk...plak..plakk..' bunyi tamparan bokong Tante Sinta oleh om Riadi yang nakal menamparnya hingga warnanya berubah merah, tak berapa lama kemudian om Riadi nampaknya sudah tak tahan akan mengeluarkan pejunya, terlihat dari ekspresi kenikmatan yang ia keluarkan.

'loh kok berhenti sih mi' protes om Riadi karena Tante Sinta tiba-tiba berhenti menggoyangnya kemudian berpindah hingga kontol om Riadi keluar dari memek Tante Sinta.
'jangan keluar dulu Pi, masih pengen di goyang kamu' ucap Tante intan yang kali ini mengambil posisi merangkak membelakangi gue sehingga terlihat bokongnya Serta memeknya.

Tante Sinta pintar mengambil tempat.dimana om Riadi tak dapat melihat gue Disana, dan dengan sedikit kesulitan om Riadi bangkit diarahkannya kontolnya yang memang gue akui lebih besar dan panjang punya gue tapi menurut gue itu standar ukuran orang Indonesia,

'ahhh' desah Tante Sinta berbarengan dengan om Riadi.

Kontol om Riadi sudah siap menggempur memek Tanta Sinta yang tetap menungging sementara wajahnya melekat dikasur' mirip orang bersujud wajah Tante Sinta itu mengarah ke gue sehingga mata dan ekspresinya bisa gue lihat dan rasakan, lidah Tante Sinta menjilati sekitaran bibirnya sementara desahan nikmat ia keluarkan tiap kali om Riadi menggenjotnya, yang anehnya ia seperti menggoda gue saat Hujaman kontol suaminya menghujam dalam memeknya. Genjotan om Riadi yang awalnya biasa saja mulai ia percepat membuat suara ribut diantara selangkangan mereka nampaknya ia akan segera mengeluarkan pejunya, Tante Sinta sendiri masih dalam posisi melihat ke jendela tepat kearah gue ketika om Riadi menghujam tajam kontolnya didalam memek Tante Sinta hingga ia tersentak kedepan beberapa kali.

'ahhhhhhh' lenguh om Riadi bergetar sembari memeluk tubuh istrinya tersebut.
'owhh shit gue udah konak lagi, si Joni berteriak untuk segara di keluarkan, namun karena gue berada di area rentan itu semua batal gue lakukan.

'owh Pi.. udah ?'
'ia mi, papi dah keluar , mmhh mami hot banget deh, mami belum keluar yah'
'ia Pi belum'
'ohh kasian istri papi, udah mami cuci dulu habis itu papi oral yah' ucap om Riadi yang ternyata masih berperasaan tak membiarkan istrinya menjadi Kentang..
'oke pi' ucapnya yang kemudian beranjak menuju kamar mandi sementara om Riadi nampak menunggunya.

Badan gue sudah di gigit nyamuk semuanya tapi, gue tetap kekeuh bertahan agar bisa melihat adegan selanjutnya dimana dengan pintarnya Tante Sinta mengambil posisi sama seperti tadi agar om Riadi tak melihat kehadiran gue dan Tante Sinta dengan leluasa bisa memandang wajah sange gue. Tante Sinta datang dan langsung menaiki tempat tidur dimana kedua selangkangannya terbuka membuat om Riadi sudah siap menjilati memek istrinya..

'owhh mam, ternyata tembem juga yah, kenapa nggak di cukur aja dari dulu'
'mhh.. papi sih nggak minta, keduluan deh'
'ha.. keduluan ?'
'ia Pi, keduluan mami cukur ya'
'ow..' ucap om Riadi yang dibego-begoin istrinya, andai saja dia tahu yang mendukungnya adalah tamu dirumahnya, yaitu gue.

Tante Sinta kembali memasang wajah sange yang nikmat dipandang saat om Riadi kembali menjilati memeknya.. sungguh pemandangan yang sangat nikmat, si Joni bahkan sudah tegang kembali setelah sempat tertidur saat menunggu jeda Tante Sinta membersihkan memeknya.

'owhh Pi, geli ahh kena kumisnya' ucap Tante Sinta sensual
'mmmhh slurp slurp' jawab om Riadi yang terus menjilati memek Tante Sinta.

Tante Sinta memandang kearah gue, sembari bibirnya berkomat-kamit tanpa suara yang bisa gue baca 'enak.. enakk.. nikmat..' gerakan bibirnya yang dengan mudah gue artikan. Tante Sinta menjambak rambut om Riadi sembari memainkan toketnya menambah sensasi hangat malam itu yang dingin dan 'gatal', baik gue yang digigit nyamuk dan Tante Sinta yang di 'gigit' om Riadi. Tante Sinta menggoyangkan pinggulnya sama seperti saat di kamar mandi tadi nampaknya mencari spot kenikmatannya,

'mhh Pi enak banget. Mhh sshh terus pi..' ucap Tante Sinta menikmati jilatan di memeknya.

Tante Sinta memejamkan matanya menikmati sensasi nikmat dan nampaknya ia juga akan mencapai puncaknya wajahnya semakin mengerut keenakan dan jambakannya rambutnya semakin kuat gue liat..

'ahhhhh piii.....' lenguhannya yang bergetar mendapatkan ejakulasi.

Tante Sinta nampaknya lumayan puas dengan Service mulut dan lidah om Riadi,

'ohh mi. Hot banget sih mi, mmhh udah lama yah nggak kayak gini, tapi papi negeceng lagi nih mi'
'owh.. enak Pi... Mhh seriusan Pi ?'
'ia mi' ucap om Riadi yang kemudian melantik Tante Sinta rebahh dan tiduran dengan gaya misionaris om Riadi kembali menggenjot Tante Sinta.

'ahh.. ahh.. ihhh mhhh sstt ahh uhh sstt hhh mmmssstt' desah yang bercampur diruangan tersebut, gue seakan tak lagi mendengar suara tv padahal suara tv lumayan kencang menutupi desahan mereka.

Hingga akhirnya om Riadi kembali menghujam kontolnya dalam2 dan mengerahkan lumayan keras.

'ahhhhhhh keluuaaarrr' sambil mendekap tubuh Tante sinta,.

Kaki gue bergetar melihat adegan tersebut, om Riadi kemudian jatuh tergolek disamping Tante Sinta, sambil wajahnya menghadap kelangit2 hal ini membuat gue harus cepat bersembunyi.

'owh mi sori kelewat kertas' ucap om Riadi yang sadar desahannya lumayan membuat orang lain diluar ruangan mendengarnya.
'ia Pi gpp, mhh btw papi kuat juga yah malam ini bisa main lama'
'hehe ia mi, mungkin udah lama kita nggak gini yah, papi kira udah mau pensiun terakhir sama mami 5 atau 4 hari itu, papi lupa, habisnya waktu itu papi capek banget kami ajak kuda-kudaan'
'ia Pi, kali aja bisa buat Rudi adik pi'
'ia Mi kalau dikasi papi senang pasti, ehh ditutup yah jendelanya mi, udah kedinginan nih, takut juga papi kalau ada yang liatin di luar, mami ada-ada aja fantasinya' ucap om Riadi yang membuat gue langsung cekatan kabur menuju belakang, dan masuk kembali kekamar gue dalam posisi si Joni minta jatah.

'udah Jon, besok aja jatah loe yah dijamin rame' ucap gue mensugesti si Joni agar ia mau terlelap malam ini.

BERSAMBUNG.
'
 
Ow yah untuk update berikutnya ane nggak janji bisa page berapa yah gan dan suhu2 semua,

dikarenakan ada sedikit revisi dari ane dan di dunia nyata juga ane ada revisi (you know lah mahasiswa akhir).. tapi kalau tak ada aral melintang di page 17 akan saya update...

Dan saya Janjikan cerita ini pasti tamat,

Tetap support yah.. terima kasih semuanya... Salam semproters..
 
tante sinta, indie udah rere nya kapan hu hahaha
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mantab gan lanjut terus , tapi si rere tu belum dapat jatah dari si Joni biar makin seru gan
Up
Up
Up
Up
 
Bimabet
LANCROTTTKANNN teruss suhuuu...
ditunggu update selanjutnyaaa...semangatttt:semangat:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd