[HIDE]WARNING!!!
Cerita di bawah ini hanya karya FIKSI TS belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan karakter itu bukanlah suatu hal yang disengaja.
***************************************************************************************************************************************
Sekuel : Skandal Sekolah Pelosok
Chapter 6 : Budak Cinta Sang Penakluk
***************************************************************************************************************************************
Hari ini adalah empat hari setelah tragedi pemaksaan yang dialami oleh Novi, kekasih tercintanya boby si gigolo. Selama empat hari kemarin secara berturut-turut ia di ‘pakai’ sama pak trisno dan mas riki bergantian setiap pulang sekolah. Dan hari ini sesuai permintaan mereka berdua, novi diminta untuk tidak mengenakan dalamannya sama sekali, karena seragamnya hari ini adalah baju batik dan rok berwarna hitam.
Novi
Hari ini aku harus masuk ke pelajaran yang sangat membosankan, sesungguhnya aku sangat merindukan kehadiran boby kekasihku setelah seminggu ini aku mencuekinya, namun aku merasa bahwa dia memang harus kuberi pelajaran, namun aku yang kini bukanlah aku yang dulu, bukan lah novi yang lemah lembut namun aku novi yang binal, batang penis telah merasuki otakku, dan adrenalin terpendamku sudah mulai muncul ke permukaan, aku selalu saja teringat pada penis mas riki dan pak trisno yang selalu bisa membuatku puas. Aku bisa sejenak melupakan masalahku dengan boby hanya dengan menikmati sodokan demi sodokan penis mereka. Aku merasakan bahwa diriku ini ‘kelainan’, karena aku rela dilecehkan oleh pria lain namun sangat marah apabila dilecehkan oleh kekasihku sendiri, ah entahlah, yang penting syahwatku terpuaskan.
Saat jam istirahat,
Aku melihat boby tergesa-gesa menuju ke arahku, dari raut wajahnya dapat kupastikan ia telah sangat menyesal dengan apa yang telah ia perbuat padaku, dan benar saja ia mengungkapkan permohonan maafnya, sebagai kekasih yang baik aku menjawab tanpa membuat ia khawatir, walaupun ini sulit bagiku untuk berbohong padanya, karena memang tatapan mata boby sangat tajam, dan itu cukup membuatku terbata-bata, namun aku berusaha untuk tetap tenang agar skandal busku tidak terungkap. Setelah chit-chat manja kami usai, boby mencium pipiku seraya meninggalkanku, “Maafin novi ya bob, novi udah ketagihan penis lelaki lain” aku membatin.
Hari ini aku pulang sekolah tanpa mengenakan pakaian dalamku sama sekali, saat aku naik ke bus langgananku ini, terlihat mas riki tersenyum genit ke arahku, dan aku membalas dengan senyum manisku. Seperti biasa aku duduk tepat di bangku yang berada di belakang kursi supir, hari ini aku duduk tidak dekat jendela, kubiarkan bangku di dekat jendela itu kosong hanya ada tasku. Saat bus ini selesai menaik dan turunkan penumpang di dua halte, “permisi dek, mau duduk” terdengar suara berat seorang pria berdiri di depanku, saat aku menatapnya, ternyata pak trisno yang tersenyum ramah. “Iya silahkan pak” ucapku ramah, Saat bus mulai melanjutkan perjalanan, tangan pak trisno mulai menjamah rok panjangku, “jangan naikkan pak” ucapku singkat. “Ahh gak apa dek” ucap pak trisno seraya mendenguskan nafasnya di dekat leherku yang tertutup jilbab hitam ini. Aku tahan tangannya, “kan kemarin udah pak” bisikku pelan. “Bapak gak bakal bosan entotin kamu dek” bisiknya di telingaku.
Ika
Selama 3 bulan pasca pesta seks yang menjadi skandal terbaik sekolahku, yang melibatkan aku, temanku, guruku serta kepsekku itu benar-benar telah merubah pola pikirku tentang sekolah, dimana sekolah biasanya mengajarkan hal-hal positif namun sekolahku juga mengajarkan hal negatif yang justru sangat menarik perhatianku. Aku yang telah menjadi budak pak kepsek sejak pesta seks tersebut merasa telah menjadi sangat binal, aku rela memek dan anusku disodok bergantian oleh pak kepsek dan para antek-anteknya.
Namun aku merasa akhir-akhir ini beliau sudah mulai jarang memanggilku untuk memuaskan hasrat bejatnya, kurasa ia sudah mulai bosan dengan tubuhku. Akhir-akhir ini juga aku melihat kerenggangan antara boby dan novi, dimana yang kuketahui bahwa mereka berpacaran sejak kejadian pesta seks tersebut. Namun beberapa hari ini, kulihat novi selalu pulang sendiri naik bus, dari hasil pertanyaanku ke novi beberapa hari lalu katanya ia pulang bersama teman-temannya, entah teman yang mana, begitu juga boby, kemarin dia bertanya padaku mengenai keberadaan novi, aku curiga mungkin ada sesuatu yang tak beres dengan mereka berdua.
Hari ini sepulang sekolah aku memutuskan untuk menguntit novi naik bus, kebetulan rumahku dan rumah novi tidak terlalu jauh dan searah. Kulihat novi naik dari pintu depan bus, lalu aku memutuskan untuk naik dari pintu belakang bus, aku duduk 2 bangku di belakangnya dan berseberangan dengan bangkunya, kumelihat sekeliling taka da satupun teman sebaya yang sekiranya aku kenal ataupun yang bisa saja menjadi teman novi. Kulihat novi duduk sendiri disitu, tak berapa lama mendekatlah seorang pria paruh baya mendekatinya dan permisi untuk duduk disampingnya. Saat di halte berikutnya, dan mulai banyak penumpang yang turun, aku memutuskan untuk maju satu baris dan duduk tepat di belakang bangku mereka. “Ssshhh udahh” terdengar desahan wanita yang tak lain itu pasti novi. Aku kaget bukan kepalang.
“Sshh nikmatin aja dek” terdengar suara berat yang kuduga itu adalah pria yang berada disebelahnya, aku semakin penasaran dengan apa yang mereka perbuat. Aku berencana untuk merekam perbuatan mereka namun tidak sempat karena bus ini telah tiba di tujuannya dan aku buru-buru turun dari bus agar novi tidak sadar bahwa aku berada disitu juga, aku mencari tempat yang aman untuk memantau kemana novi akan pergi. Saat semua penumpang mulai turun, tak kulihat ada tanda-tanda bahwa novi dan pria tersebut turun. Kulihat supir bus tersebut turun dan menuju toilet pria, aku perlahan mengendap masuk ke toilet pria, instingku mengatakan bahwa sang supir ada keterlibatannya dalam hal ini, aku bersembunyi di salah satu bilik, “Apakah novi dipaksa? Apakah novi diperkosa?” pertanyaan itu yang terus muncul dipikiranku.
“Kreeaakk” terdengar suara pintu toilet ini terbuka, aku mengintip dari sela-sela pintu bilik ini, “Uhhh uhhh udah gak sabar ya dek?” ucap pria paruh baya itu. Kugeserkan pandanganku kulihat novi dengan seragam sekolah dan jilbab hitam yang telah kusut jongkok di depan pria paruh baya itu, dan dengan sigap ia membuka celana panjang pria tersebut, terlihat kontol panjang berurat mengacung di depan wajah novi, aku yang sedang mengintip ini pun terpesona melihat kegagahan kontol pria itu. Novi lalu dengan sigap melumat kontol pria itu, sehingga terdengar bunyi ‘kecipak’ yang keluar dari mulut novi saat mengulum kontol besar itu.
“Wah sudah mulai saja ni” terdengar sang supir bus keluar dari bilik yang bersebelahan dengan bilikku, kulihat ia sudah tak bercelana, kontolnya yang sudah mengacung namun ukurannya kalah saing dengan kontol pria paruh baya yang tengah diemut oleh novi itu. Kulihat sang supir menaikkan pinggul novi, sehingga kini posisi novi menunduk dan tangannya bertumpu pada lututnya, sang supir menaikkan rok hitam novi, dan betapa kagetnya aku mengetahui novi tidak mengenakan celana dalamnya, sehingga sang supir dengan mudahnya melesakkan kontolnya di sela-sela pantat novi, “Uhh” desah tertahan novi.
“Masih peret aja dek memeknya” ucap sang sopir yang mulai menggenjot memek novi dari belakang. Terlihat tubuh novi terangguk angguk seirama dengan genjotan kontol sang supir. Tak berapa lama setelah itu, pria paruh baya tersebut melepaskan kontolnya yang masih asik diemut oleh novi, sehingga sekarang novi dengan bebasnya mendesah di ruang toilet ini, “Aaahhh masss riki…entot novi massss” desah novi tanpa khawatir, ternyata sang supir bus itu bernama riki. Terlihat novi sangat menikmati sodokan demi sodokan yang ia terima dari kontol mas riki itu.
Kulihat pria paruh baya itu masih asik mengocok kontolnya sembari menghisap sebatang rokok, “cepetan lah mas riki, saya juga mau entot adek ini” ucap pria paruh baya itu. “Eggghh uggghh sabar toh pak trisno nanti kebagian kok sshh” ucap mas riki seraya menarik tubuh novi agar berdiri sejajar dengannya, ternyata pria paruh baya itu bernama pak trisno. “Masss….masss novi nyampai masss” desah novi. “wah hebat juga ya mas riki, bisa bikin dek novi kita orgasme pertama, biasanya saya mulu hehehe” ledek pak trisno. “Biasanya katamu!” amukku dalam hati. Perasaanku saat ini bercampur aduk antara marah karena novi mengkhianati boby dan tak terasa libidoku perlahan naik, seolah ini merupakan sensasi baru, sensasi yang bisa kusebut dengan ‘sensasi birahi’.
Aku mulai meraba memekku dari balik cd dan rok hitam panjangku ini, dan mulai memilin-milin pentil toketku yang tersembunyi dengan indahnya dibalik baju batik dan jilbab hitamku ini. Aku terlarut dalam suasana birahi ini, sehingga aku tak sadar bahwa aku mengeluarkan desahan desahan kecil “Ahh”. Aku semakin intens ‘memainkan diri’ ku ini seraya menyaksikan kekasih temanku di ‘pakai’ oleh orang tak kukenal, desahan kedua yang bisa terbilang nyaring keluar dari mulutku “Akkhh..” aku seperti tersentak menyadari desahanku yang nyaring itu, dan cepat-cepat aku menyadarkan diri, kuintip keluar kulihat mereka semua terdiam, dan menatap tajam ke bilik tempat aku bersembunyi ini. “Siapa di dalam sana!” bentak pak trisno yang mulai mendekati pintu bilikku, “Aihh!” pekikku melihat kontolnya yang ngaceng itu nongol tiba-tiba di depan lubang tempat aku mengintip. “Brak Brak” beliau menarik paksa pintu bilikku, kuintip mas riki juga mendekati pintu bilikku dan dengan sekali tarik “Brakk!!” lepas sudah pintu bilik ini.
Kami semua terpaku menatap satu sama lain, namun tak bisa kupungkiri bahwa mataku terfokus ke kontol pak trisno. “Ika!!” pekik novi seraya menutupi tubuhnya. “Kenal sama nih cewek?” Tanya mas riki ke novi. “Kee kee kenal mass” jawab novi terbata-bata. “Oh temennya novi toh hehe” ucap pak trisno dengan senyum genitnya. “Kenapa liat-liat ini terus?” ucap beliau seraya menggenggam kontolnya, “Pengen disodok sampai kelojotan seperti temanmu yang lonte itu?” ucapnya seraya menunjuk novi yang bersender di wastafel, kulihat novi tertunduk malu. “Aih!!” pekikku karena dengan kasar mas riki menarikku dan memelukku dengan kasar, “Mas lepasin ika mas! Dia gak salah apa-apa!” ucap novi yang berusaha melepaskan dekapan mas riki pada tubuhku, “Plak!” sebuah tamparan keras mendarat di pipi manis novi. “Heh lonte! Diam kau! Duduk dan nikmatin saja pertunjukkan ini!” bentak mas riki.
Aku terus berusaha menggeliat untuk terlepas dari dekapan mas riki. “Gak ada salah temanmu ini! Ada dong! Dia dengan lancang menonton gratis permainan cinta kita!! Haha” ucap mas riki ke novi yang terduduk sesenggukan di lantai. “Mas plis jangan sakitin teman novi mass” ucap novi sesenggukan. “Jangan main kasar dong!” ucap pak trisno menolak tubuh mas riki supaya melepaskan dekapannya pada tubuhku, “Kita masih butuh memek si novi, kamu mau kita gak dapat kepuasan lagi hah!!” bentak pak trisno ke mas riki. Mas riki hanya terdiam. Kini aku jatuh ke pelukan pak trisno dengan posisi aku dipeluknya berhadapan dan melengket erat di dadanya yang membidang serta kontolnya yang tegang berada tepat di depan memekku yang kurasakan mulai becek. “Kamu nurut aja yaa…pasti kami kasih kepuasan” ucapnya pelan. Aku membuang mukaku tak ingin menatapnya. Tangan kanan beliau dengan kasar masuk ke dalam rok hitamku dan menurunkan cd ku, tangannya lalu meraba dan mengeluarmasukkan jarinya ke dalam memekku, “Ohh dah becek ya dek, pasti karena ngeliat kontol bapak kan? Hehe” ucapnya genit.
Jari-jarinya bergantian keluar masuk mengocok memekku, sementara tangannya yang satu lagi sibuk membuka kancing baju batikku dan dengan sigap menaikkan braku, jilatan demi jilatan kuterima pada pentil toketku, lalu ia mengemut toketku bergantian kanan dan kiri. “Akkhh masss” terdengar desahan novi di belakangku, kumenoleh kebelakang ternyata novi dengan posisi menunduk dengan kedua tangannya bertumpu di wastafel sedang disodok oleh mas riki. “Nih terima hukuman dari masss ugghh” desah mas riki. “Udah cukup becek ya dek ika, mari kita kayak mereka sekarang” ucap pak trisno menuntunku untuk berposisi menunduk sama seperti novi, terasa sebuah kontol hangat menyeruak di sela-sela pantatku mencari bibir memekku, “Pantatnya keset banget dek ika” ucap pak trisno. Kurasakan palkon pak trisno sudah berada tepat di depan bibir memekku, dan dengan kasar ia hentakkan kontol jumbonya itu ke memekku. “Akkhh pakk” desahku menerima sodokan pertama kontol pak trisno.
Liang memekku terasa terisi penuh oleh kontol pak trisno yang memiliki panjang sama dengan kontol boby namun jauh lebih gemuk dan berurat ini. Pak trisno mulai memaju mundurkan pinggulnya dan kontolnya mulai menggaruk dinding memekku, “Akkh pakk…entotin ika..puasin ika” aku tak malu lagi mendesah di depan mereka semua. “Ugghh gimana memeknya adek itu pak?” Tanya mas riki ke pak trisno. “Ahhh gak serapet punya dek novi, tapi cukuplah” jawab pak trisno yang masih asik menggenjot memekku. “Udah biasa ngelonte ya dek?” Tanya pak trisno seraya meremas kedua toketku, aku hanya mengangguk pelan. “Dia biasa jadi pereknya kepsek kami! Akhh masss” ucap novi dengan lantangnya. Aku melirik sinis ke arah novi yang tersenyum licik. “Oo budak seks rupanya dek ika ini, pantes memeknya udah gak peret” ucap pak trisno mempercepat sodokannya di memekku.
“Akhh pak saya sampai pak” desahku disertai semburan cairan cintaku. “Bener-bener perek kepsek ya, baru dientot bentar udah orgasme aja haha” ledek pak trisno seraya meremas pantatku. Ia lalu melepaskan kontolnya dari memekku dan memposisikan kontolnya di bibir anusku. Aku menoleh menatapnya dengan tatapan iba, namun ia paksakan kontolnya melesak masuk ke anusku, “Akkh” teriakku, saat setengan kontolnya masuk, ia tak melakukan apa-apa dan berkata “Pantes gak menahan saya untuk nusuk boolnya ternyata memang dah longgar punyamu ini dua-duanya” seraya meremas pantatku. Ia lalu mencabut kontolnya dari anusku dan kembali menyodokkannya ke memekku. “Jadi gak doyan bool ni anak, lebih longgar daripada memeknya habisan” ucap pak trisno ke mas riki. “Biasa masuk 2 kontol ya dek boolmu haha” ucap mas riki kepadaku.
Tak berselang berapa lama, pak trisno melepaskan kontolnya entah apa maksudnya begitu juga dengan mas riki, kulihat mereka bertukar posisi, pak trisno mengambil alih novi sementara mas riki memposisikan kontolnya untuk menggenjotku. Saat kontolnya masuk ia berkata “Ahh pak trisno! Selalu deh tiap bapak habis nyodok, memek dedek-dedek gemes gini melonggar dan ini longgar banget!”. “Haha mamam tu memek perek kepsek” ucap pak trisno yang menggempur memek novi. “Akkhh aaahhh pak trisno…novi sampai” desahan novi memenuhi ruang toilet ini. “Ahh dek novi dah keluar lagi, barengan dong biar jadi anak kita nanti” ucap pak trisno seraya meremas toket novi. “Ahh ahhh” aku masih mendesah menikmati sodokan dari kontol kecil mas riki ini. “Gak peret gak peret dah yang penting bisa ngebuang inih!” ucap mas riki seraya mempercepat sodokannya terasa kontolnya mulai berdenyut pertanda ia akan orgasme, “Masss masss jangan di dalam masss!!” teriakku seraya mendorong-dorong mas riki, dan akhirnya terpaksa aku main kasar yaitu menendang lutut mas riki bergantian, melihatku memberontak, pak trisno mendekapku.
Kulihat mas riki mengurut-ngurut lututnya, dan melihatku dengan tatapan kejam, ia berusaha berdiri walaupun tertatih, tubuhku yang dibekap erat pak trisno tak dapat melakukan apa-apa selain menggeliat minta dilepaskan. “Selesaikan saja adek satu ini mas!” perintah pak trisno seraya meremas keras toketku. Mas riki memasukkan kembali kontolnya dan menggenjot keras memekku, dengan tubuh yang didekap oleh dua pria seperti ini aku hanya bisa pasrah menghadapi keadaan, “Nih terima pejuku..mampus hamil dah lu!!!” teriak mas riki disertai hentakan keras dan kontolnya menancap dalam memekku, “Croott..croott” terasa 3 semburan peju mas riki menghangatkan liang memekku. “Akhh tidak!!” teriakku seraya menggerak-gerakkan pinggulku berharap mereka berdua melepaskanku, namun ternyata itu sia-sia saja.
Kurasakan kontol mas riki mulai melemas, dan ia tarik keluar memekku terlihat cairan putih kental mengalir deras dari memekku. “Habisi dia pak” ucap mas riki ke pak trisno sembari menyender dan terduduk di lantai. Mendengar arahan itu, pak trisno menaikkan tubuh lemasku untuk duduk di atas wastafel, dan ia arahkan palkonnya ke bibir memekku yang telah basah dengan peju mas riki. “Auhh” desah kecilku menerima sodokan kontol pak trisno. Tatapanku kosong menatap wajah mesum pak trisno yang tengah asik menggenjot memekku, dan lagi-lagi sensasi yang sama kembali menyadarkanku, terasa kontol pak trisno berdenyut-denyut di setiap sodokannya, namun tubuhku tidak memiliki energi sama sekali untuk mendorong tubuh gagah pak trisno ini. Beliau menyodok keras dan dalam satu kali hentakan terasa sangat sesak kontolnya memenuhi liang memekku, “Croott crooott crooott” ada sekitar 5 semburan peju pak trisno menghangatkan liang vaginaku.
Tak berselang berapa menit, beliau menarik keluar kontol beliau dari memekku, terlihat peju beliau yang bercampur dengan sisa peju mas riki meluber keluar dan membasahi rok hitamku. Aku tersandar lemas di cermin wastafel meratapi nasibku. “Cekrek cekrek” terdengar suara kamera, saat kubuka mataku ternyata novi tengah mengambil foto diriku yang mengangkang di wastafel dengan memek berlumuran peju. Tersungging senyum licik dari bibir novi. Tak berapa lama setelah itu, novi kembali di gangbang oleh mas riki dan pak trisno, desahan demi desahan novi memenuhi ruang toilet ini. Aku benar-benar lemas dan pasrah serta sedih menyadari bahwa kini aku hanyalah seorang perempuan dengan memek yang tak lagi diidamkan oleh para pria bahkan mungkin oleh suamiku kelak. Aku memejamkan mataku untuk beristirahat sejenak, detik demi detik tak terasa sudah sekitar 3 jam aku tertidur mengangkang di atas wastafel toilet pria ini. Kurasakan memekku sedikit lembab, dan kulihat terdapat sepucuk kertas disamping tubuhku. Yang tertulis:
Ika : III
Aku bingung dengan tulisan itu, lalu aku meraba memekku dan terasa cairan kental hangat keluar perlahan dari dalam memekku, dari aromanya kumenyadari bahwa itu peju. “Jangan-jangan!” teriakku dalam hati. Pikiranku mulai melayang kemana-mana aku berasumsi bahwa selama aku tertidur bahwa ada sekitar 3 pria yang memakai memekku dan membuang peju mereka di memekku. Dan kembali aku larut dalam kesedihan, menyadari bahwa betapa menyedihkannya diriku yang telah ‘dihamili’ setidaknya oleh 5 pria dalam satu hari ini, muncul sebuah tekad dari lubuk hati yang paling dalam bahwa aku harus berubah dan meninggalkan dunia syahwat ini segera agar nantinya suamiku kelak dapat menerimaku tanpa mengetahui masa kelamku.[/HIDE]