Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Sex Logbook...

Martabak nya mantab.. kacang meses extra susu kental asin.. hehe

Mang martabaknya satu Yang rasa Coklat-Kacang-Peju .. hahaha

Helen memang luar biasa .. selingan yg sukses bikin sayang sama Dua Bini Di rumah tetep terjaga ya bro ..

Beres,Mas. Monggo nunggu di pojokan ya,Mas. Iki tisune,Mas :pandajahat:


Mantap deh, kalo Helen ga mau juga ga perlu dipaksa toh dijadikan selingkuhan juga asyik saling menyayangi sampai nunggu helen dapat kebahagiaannya sendiri atau sampai dia monopause toh akhirnya berhenti sendiri.

Terkadang ada hal hal yang lebih baik tetap menjadi rahasia,Suhu. Ini pesan Mbak Citra kepadaku :angel:

Ini yg w suka dr Helen banyak ngasi variasi jd biar gak bosenin.......

Deg2an setiap momen bersamanya. Itu sebabnya jantung ane sehat walafiat. Sering dikasih surpise sama Helen :alamak:
 
Kirain sdh lanjooooot lagi bro .. padahal tisu nya sdh ane siapin hahaha
 
Untung ga ketuker..
'Martabak' helen
Dengan
Martabak beneran....

Hehehe
Lanjuuut...
 
Mbak Citra,The Ending

Pagi itu aku memasuki kantor disambut Mbak Citra dengan penuh senyum kebahagiaan.

"Tumben2an nih,Mbak? Baru menang togel 4 angka ya?"godaku ketika masuk ke ruangannya. Jangan berharap adegan aneh2. Walau bernama ruangan tapi dindingnya kaca semua. Mirip aquarium. Ruanganku juga sama. Padahal kepengen banget bisa ngintip paha si Agnes,sekretarisku yang keturunan Uzbek (Uzung/Ujung Bekasi) tapi apalah daya,kami ini sudah bagai ikan lohan didalam aquarium. Gimana jidat gak gede,napsu yang tak tersalurkan di kantor ngumpul semua di jidat.

"Gile lu Ndro! Sejak kapan aku main gituan. Weks!"
"Jadi kenapa Mbak senyam senyum gitu kek orang kesurupan? Aku kira Mbak ntah kesambet arwah wong gendeng,"godaku lagi.

"Udahan ah. Kamu duduk dulu,Ri"
"Mbak mo kasih kabar buruk sekaligus kabar baik"

Aku jelas sudah tau apa yang bakal diomongin. Wong sekalipun aku gak pernah ikut turnamen gosip di kantor ini tapi aku tetap boleh nguping toh.

"Mas Anton melamarku. That's the good news," ungkap Mbak Citra.
And the bad news..."


"Mbak mo resign kan? Trus ikut Mas Anton pindah kan?"

"Loh? Kok kamu tau,Ri?"
"Ya ampun,Mbak. Udah kebaca. Kabar buruk apalagi kalau bukan Mbak mo resign?"
jawabku sedikit pongah. Padahal aku dibocorin dari Pak Abidin.

Sejujurnya aku sedih Mbak Citra bakal resign dan ikut calon suaminya pindah. Yang jelas aku bakal kehilangan salah satu orang yang memperhatikanku di kantor ini. Siapa lagi malaikat pelindungku? Yang namanya di kantor,iblisnya selalu lebih banyak dari malaikat. Banyak yang mengharapkan kita jatuh agar mereka bisa mengisi posisi kita. Jangankan level pamen keatas,level kroco kek office boy saja bisa libatin dukun buat mempertahankan 'jabatan' mereka.

Lama aku memandang Mbak Citra. Dia 'cinta pertamaku' sekaligus guruku yang kuhormati. Guru yang mengajarkan semua jurus menjadi orang kantoran sejati. Bahkan kalau aku disuruh memilih,pilih seluruh martabak di muka bumi ini musnah atau kehilangan Mbak citra aku pasti langsung memilih seluruh martabak musnah.

Helen juga termasuk anak didik Mbak Citra. Padahal secara usia kami dengan Mbak Citra terpaut tidak jauh. Hanya sekitar 1500an hari. Masih lamaan cicilan KPR rumah.

"Gini,Ri. Mbak kepengen buat acara perpisahan khusus temen2 kantor. Ada ide gk,Ri?"
Pura-pura aku berpikir. Sesaat kemudian aku mengusulkan gimana kalau bikini party. Yang langsung disambit gumpalan kertas sama Mbak Citra.
"Ngasih ide yang bener dong. Masa bikini party. Enak di kamu gak enak diaku," protesnya.
Aku tergelak. "Ya sudah,kalau gak bikin acara makan2 aja di resto X. Pesen kambing guling 5 ekor trus ngundang artis buat hiburannya,"usulku ngawur.
"Ri,kalau pengen aku bangkrut mbok ya caranya lebih etis keles,"semakin kzl aja mbak citra kugodain.

"Mbak...,"panggilku ke mbak Citra.
"Mbak sudah yakin ya mau resign?"tanyaku dengan nada datar setelah tawaku berhenti.


"Memangnya kenapa,Ri?"
Mbak Helen memandangku sedikit heran
"Iya,mbak udah yakin. Kan gak mungkin sudah merit mbak masih disini sementara mas anton disana. Mosok udah manten tapi hidup terpisah?"lanjutnya.

"Aku bakal kehilangan,Mbak"
"Siapa lagi yang 'menjagaku' di kantor ini kalau bukan Mbak?"

"Ri,segala sesuatu pasti ada endingnya"
"Sekalipun mbak begitu 'mencintai' kantor ini. Suatu saat, suka tidak suka mbak tetap harus meninggalkannya"


Aku terdiam. Aku menyesal sudah bertanya seperti itu. Aku terlalu egois. Mbak citra memang sudah seperti kakak kandungku sendiri. Tapi sudah sewajarnya sebagai adik harus mendukung kakaknya meraih kebahagiaan.

Dan aku terlalu muluk berharap mbak citra yang begitu bijaksana akan tetap menjadi 'milikku'.

Sorenya,kuusulkan kepada Mbak citra agar mengadakan acara perpisahan sederhana di kantor ini saja. Toh,nanti diacara resepsi pernikahannya dengan mas Anton kami semua juga bakal diundang lagi.

Dan sebagai 'adik' yang baik semua kebutuhan acara aku yang support. Tentunya siapa lagi yang kumanfaatin kalau bukan kedua istriku. Titahku kepada mereka cukup jelas,atur kebutuhan untuk farewell party mbak citra. Harus yang terbaik! Tapi jangan yang mahal mahal. Kedua permaisuriku terbahak mendengar permintaanku. Bokir. Mo nyomBOng tapi kiKIR.

4 hari setelah kabar baik dan kabar buruk di kantornya,Mbak Citra mengajakku hang out sepulang kerja. Istriku berdua sudah paham kalau aku pulang malam2. Kalau gak lembur ya pasti aku lagi entertaint tamu perusahaan. So,aku iyakan aja ajakannya.
Awalnya aku berpikir pasti rame2 seperti biasanya. Rupanya aku salah. Kami hanya berdua saja di mobilnya. Mobilku kutinggalkan di parkiran kantor. Pak Anto,security kantor kesenangan kala kuselipkan selembar 50ribu ketangannya. "Siap Pak! Mobil Bapak akan aman ditangan saya. Saya siap korbankan jiwa dan raga demi menjaga mobil Bapak"
Aku tertawa. Hilang pun aku juga gak rugi2 amat,wong mobil dinas. Palingan ribet aja disidang sana sini. Aku kasihan dengan Pak Anto. Duda,umur sudah hampir 60 tahun. Hidup sebatang kara. Anak2nya merantau semua.

Back to Mbak Citra. Kami berdua kini sudah duduk di salah satu restoran tidak ternama di kota kami.

Banyak yang kami bicarakan. Dan salah satunya mengenai Helen.
"Ri,Helen menurutmu gimana?"
"Maksud Mbak?"
aku masih pura2 bego.

"Ayo,Ri. Ya jelas performancenya di kantor. Bukan di kasur,"
tegas mbak citra lagi.
"Hah!"
aku terkejut. Kenapa Mbak Citra bisa tau mengenai affairku dengan Helen?

"Sudah,Ri. Ngaku aja deh. Mbak udah tau kok"

Aku terdiam.
"Kamu kira Mbak ini anak kecil yang bisa dibohongin? Yang laen sih bisa kamu boongin. Mbak udah lama mengenalmu loh,Ri."

"Gak lah,Mbak. Kami cuma lebih akrab dibanding yang lain. Itu aja kok,"
bantahku berusaha menghindar.

"Terus kenapa urusan sepele saja kamu sampai mesti terbang ke kantornya?"
"Bukan sekali aja loh,Ri"

Aku tertunduk. Bagai anak smp yang ketangkap merokok di toilet sekolah.

"Bagi Mbak bukan masalah. Selama kamu bisa menyimpannya sebaik mungkin. Biarkan tetap menjadi rahasiamu,"
lanjut mbak Citra bijak.

Perlahan aku mengangkat kepala.
"Mbak ingin Helen menggantikan posisi Mbak. Pak Abidin meminta Mbak mencari pengganti yang tepat."
"Menurutmu bagaimana?"

Angin segar yang dihembuskan mbak citra membuatku bernafas lega. Semangatku timbul kembali.
Dalam hatiku aku kegirangan. Seandainya Helen menggantikan posisi Mbak Citra,kami mungkin bisa sering bersama. Memang selama ini visitku ke berbagai daerah hampir separuhnya kujalani dengan mbak Citra.

"Aku gak keberatan,Mbak. Hanya saja Mbak sendiri menilai performance Helen sampai dimana?"

"Menurut penilaian Mbak,Helen terlalu pintar ditempatkan di kantor cabang. Kantor yang dipimpinnya hampir mendekati zero problem."
"Seandainya dia bisa handle semua kantor cabang dibawahnya,"
lanjut mbak citra kemudian.

Makan malam terus berlanjut hingga mbak citra mengajakku lanjut ke karaoke. Aku manut mengikuti keinginannya. Toh bagiku bisa menemaninya disaat2 terakhir sebelum kami 'berpisah' merupakan suatu anugerah.

Di karaoke langgananku,kami memesan 1 jar bir saja. Toh akupun gak berniat lama2 disini.
Lagu demi lagu. Solo maupun duet. Mengalir keluar dari mulut kami berdua. Gelas demi gelas bir jatuh menyirami keringnya tenggorokan kami. Aku begitu menikmati saat saat mbak citra bernyanyi. Saat orang yang pernah 'kucintai' memberikan suaranya hanya untukku. 'Cintaku' yang tak pernah terwujud. Aku tak pernah tahu apakah cintaku ini karena nafsu atau karena aku memang tulus mencintainya.

Mbak Citra berbalik. Lagu I Will Always Love U nya Whitney Houston baru berjalan beberapa bait. Diciumnya bibirku. Aku terkejut. Aku tidak siap.
Bibirku terus dilumatnya. Aku paham apa yang diinginkannya. Kubopong dan kupangku dia. Roknya terangkat dan kedua kakinya terbuka diatas pangkuanku.
Tangannya merangkul leherku. Ciuman kami tidak berhenti. Lidah kami saling berpilin. Saling menghisap.

Aku tersadar.
Kuhentikan ciumanku.
"Mbak..."
panggilku lirih.
Mbak-ku yang akan segera menikah. Pantaskah aku berbuat seperti ini?
"Ri,berikanlah malam yang terbaik untukku. Inilah hal terakhir yang kuinginkan sebelum aku 'mengabdi' kepada mas Anton"

Kupeluk mbak citra erat-erat. Kusandarkan tubuhnya ketubuhku. Aku ingin tubuhku ini mengingat 'rasa' dari tubuh mbak citra sebelum semuanya berlalu.

Ciuman kami kembali berlanjut. Panas. Tanganku menyusup melalui belakang kemejanya. Kuusap punggung yang begitu mulus sebelum kulepas kaitan branya yang berwarna cream.

Seketika kurasakan payudara seakan jatuh begitu branya terlepas. Tanganku kemudian mengusap turun ke pinggulnya. Kuturunkan resleting roknya kala bibirku sudah mencumbu lehernya.

"Ooohhh...Ri,"
Mbak Citra mendesah ketika cumbuanku semakin intens. Tak sabar dibukanya kemejanya sendiri. Dicampakkan bajunya ke sofa. Kini mbak Citra sudah topless.
Disodorkannya payudaranya ke mulutku. Kusambut tawarannya dengan sukacita. Kulumat puting dan payudaranya dengan kasar.

Tanganku masih asyik meremas pantatnya. Nafsu dan desahannya semakin berkobar.

Aku tidak perduli kami sedang bercinta di ruang karaoke. Aku tidak takut sewaktu2 waitress bisa masuk kedalam ruangan ini. Toh,mereka semua sudah mengenalku. Mereka takkan berani mendekat kalau bukan aku yang memanggil.

Tanpa melepaskan celanaku,mbak citra merogoh celanaku. Diraih dan digenggamnya penisku yang bertahun tahun lalu 'terjebak' dalam kemaluannya. Aku tidak tahu apakah mbak citra masih mengingat 'rasanya'.

Remasan dan belaian tangan halusnya membuat kejantananku semakin siaga. Ingin segera kutindih mbak citra dan kuobok obok vaginanya dengan penisku. Tapi kuurungkan. Biarlah dia melakukan apa yang diinginkannya. Tanganku masih meraba dan membelai setiap jengkal tubuhnya.

Mbak citra bangkit dari pangkuanku. Dilolosinya rok dan celana dalamnya. Mbak citra kini telanjang bulat dihadapanku. Vagina dengan bulu yang terpangkas rapi kini berada dihadapanku. Vagina yang bertahun tahun lalu memberikanku pengalaman pertama kini kutemukan kembali. Ya,kutemukan kembali sebelum aku kehilangannya lagi.

Bibirku mencium perut mbak citra yang rata. Sambil berdiri mbak citra,kucumbu vaginanya dengan bibirku. Kakinya merenggang. Tangannya menahan kepalaku agar tetap bertahan dibawah sana.

Tak henti hentinya vaginanya mengeluarkan cairan yang membasahi mulut dan wajahku. Aku tak perduli. Aku ingin wajah ini mengingat cairan cinta mbak citra.

Kemudian aku bangkit dan kubaringkan mbak citra di sofa. Kuusap wajahnya dengan jariku.
Mataku menatap matanya. Kau tak akan terganti...

Perlahan penisku menerobos liang vaginanya. Sempit. Basah. Hangat.
Kudorong dengan segenap kerinduan dan rasa kehilangan.
Meski waktu takkan pernah kembali
Kau tetap citraku seorang

Seolah tak ingin berakhir, kudorong penisku keluar masuk vaginanya begitu pelan dan lembut. Aku mencium bibirnya disela desahannya.

Perlahan Mbak Citra meraih orgasmenya. Dia memelukku erat. Kukunya mencengkram bahuku. Perih. Tapi tak seperih jika kusadari ini saat terakhir kami bersama.

Kucabut penisku dari vaginanya. Aku terduduk dengan penis yang masih tegak berdiri. Mbak citra bangkit dan memelukku. Tanpa sadar airmataku jatuh. Beginikah rasanya kehilangan orang yang kita sayangi?

Mbak citra seolah memahamiku. Berulangkali dia mencium kening dan bibirku.

Mbak Citra membelai penisku yang masih tegang. Sambil tersenyum dia berkata,"Gak nyangka ya,Ri. Otongmu dulu yang pangkat Peltu (Nempel Metu alias Edi) kini udah jenderal. Sampe2 3 cewek takluk."

Aku tersenyum.
"Mbak juga gak nyangka Yunita dulu sempat icip2 otongmu ini"
Kaget aku. Tragedi eek nikmat rupanya juga sampe ke telinganya.
Belum sempat kujawab,Mbak citra sudah duduk dipangkuanku. Penisku digesek2nya sebentar di vaginanya kemudian dimasukkannya. Secelup dua celup,rpm mbak citra makin tinggi. Kugamit payudaranya yang berguncang dan kukulum didalam mulutku.

Berulang ulang penisku bagaikan pompa ban sepeda. Ditarik trus ditekan. Ditarik terus ditekan. Dan kini pompaku hampir meledak. Ingin sekali kutahan tapi apalah dayaku yang cuma manusia biasa ini.
Dan aku lebih kaget ketika tiba-tiba Mbak Citra berhenti memompa. Tubuhnya jatuh telungkup menimpaku. Vaginanya berdenyut2 dan penisku serasa dibanjiri air hangat. Tak ayal pompaku yg sudah mau meledak diperas2 oleh vaginanya semakin kencang ledakannya. Berceceran benih2 cintaku didalam rongga rahimnya.

Kami berdua terkapar lemas. Puas. Bahagia sekaligus sedih.

Di hari H pernikahan mbak Citra,aku didaulat menjadi supir mobil pengantin. Aku tidak keberatan. Bahkan aku memiliki kesempatan terakhir untuk melihat wajah bahagianya. Kubisikkan kepada Mas Anton,"Tolong jaga dan bahagiakan Mbak-ku."
Mas Anton mengangguk dan tersenyum.



 
Terakhir diubah:
Mentor yg tak terganti, tapi Berita baiknya Helen kembali .. yayyyyy
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Mentor yg tak terganti, tapi Berita baiknya Helen kembali .. yayyyyy

Yoi,Suhu. Kembalinya Helen disambut dengan penuh sukacita. heri bahkan merencanakan pool party selama 7 hari 7 malam untuk menyambutnya. Tapi apa daya,rencana tinggal rencana. Heri terlalu pelit untuk itu. Hehehe...

Apa yg akan terjadi selanjutnya..??? Apakah helen akan jadi yg ketiga..??? Dilanjut hu biar ceritanya lebih mengalir sampe ke laut...:mantap:

Bagaimana kalau ternyata Helen menjadi yang ke-4?
Apakah selama ini ternyata Heri juga 'mencintai' agnes si cewek uzbek?
:bingung:


Helen gimana suhu?

Helen baik-baik saja,Om. :berat:
 
Waduh, posisinya Mbak Citra bukannya diatas Suhu @boobscom ? Klo Helen yg gantiin Mbak Citra, berarti Helen jadi atasannya Suhu dong :jimat:

Helen berubah gak ya setelah on Top ?

secara perempuan biasanya klo WoT biasanya kan suka saenake dewe :tkp:
 
Waduh, posisinya Mbak Citra bukannya diatas Suhu @boobscom ? Klo Helen yg gantiin Mbak Citra, berarti Helen jadi atasannya Suhu dong :jimat:

Helen berubah gak ya setelah on Top ?

secara perempuan biasanya klo WoT biasanya kan suka saenake dewe :tkp:

Dulu emang Mbak Citra diatas ane. Terakhir ini posisi ane dan mbak citra sudah setara.

Biar aja saenake dewe,yang penting nikmat Diewe
:panlok3:
 
Kali aja anaknya mau om, bisa warna warni gt yha om...




Acuan buat apa nih,Om? Buat praktek biologi sama anak SMA? [/QUOTE]
 
Beach

"Pa,mama rindu banget sama Helen. Gimana kalau liburan kali ini kita ajak Helen saja?"Lina berkata kepadaku disaat kami bertiga sedang bersiap2 untuk tidur.
Glek! Aku menelan ludah.
Belakangan ini setiap salah satu istriku menyebut nama Helen aku selalu ketakutan. Takut apa yang kusimpan rapat akan terbongkar.
"Emangnya dia mau?"jawabku datar seolah tak bersemangat. Padahal khayalanku sudah sampai ke 4some di atas pasir pantai.
"Ya,papa bujuk dia dong,"timpal Lia sambil merebahkan kepalanya di dadaku.

Sejujurnya,Membayangkan Helen berlibur bersama kami semua. Mimpi pun aku tidak berani.

Kucium bibir Lia sebelum dia melanjutkan lagi pembicaraan yang 'menakuti'ku.
Kulumat bibirnya. Lidah kami berpilin. Sementara dibawah sana Lina sudah sibuk dengan batangku semata wayang. Kuluman,jilatan hingga sedotan membuat penis dan zakarku basah oleh ludahnya. Mulutnya yang hangat membuat nafsuku semakin terbakar.
Birahiku kulampiaskan dengan meremas dan melumat payudara Lia.

Posisi kini berganti. Aku terbaring di ranjang. Setengah duduk Lina menempatkan vaginanya didepan wajahku. Lia sudah duduk diatas penisku. Penisku sendiri sudah didalam 'pelukan' vaginanya. Lina dan Lia duduk berhadapan. Saling berciuman dan saling meraba.

Lidahku menerobos jembut Lina dan menyapu bibir vaginanya. Lia sudah mulai menggenjot penisku.

Lia yang kecapekan digantikan posisinya oleh Lina. Kini vagina Lina yang mendekap penisku. Genjotannya juga tidak kalah heboh dibanding Lia. Vagina Lia menebarkan bau khas vagina yang sudah terangsang. Semakin kujilat semakin basah saja vaginanya. Aku tidak perduli wajahku kini ikut2an basah. Aku mau kedua istriku bisa orgasme bersama.

Double attack begini benar2 menguntungkanku. Akibatnya aku lebih tahan lama karena fokusku tidak ke satu titik saja yaitu penisku. Tapi fokusku bercabang ke vagina Lia juga. Kukira sebentar lagi mereka berdua akan 'ambruk'. Dan tebakan benar. Lia yang pertama menyongsong orgasmenya malam ini. Gelagapan aku disembur cairan hangat dari vagina Lia. Belum aku selesai dengan Lia,kini Lina yang dihajar oleh orgasmenya sendiri. Bertepatan ketika dia bangkit dari penisku dan terjatuh di ranjang. Napasnya berantakan. Lia sendiri berbaring disampingku.

Penisku mengacung tegak sendirian. Aku bingung. Rasanya gak lucu kalau aku onani dihadapan kedua istriku.

Rupanya kedua istriku mengerti. Begitu nafas mereka sudah mulai teratur mereka berdua bangkit dan sama2 menuju ke penisku. Mereka berdua berbagi penis dan zakarku. Wow! Rasanya tak tergambarkan. Diemut 1 mulut aja rasanya sudah luar biasa. Sekarang selangkanganku diserang 2 mulut. 20x lipat lebih luar biasa.

Giliranku sekarang yang seperti cacing kepanasan. Seprei ranjang kuremas. Aku ingin merasakan sensasi enak seperti ini lebih lama. Biarlah mulut kedua istriku sampai pegal. Aku tak perduli. Yang penting otongku termanjakan.

Harapan tinggal harapan. Dirangsang sedemikian rupa membuat otongku muntah peju. Semprotan pertama membuat Helen tersedak dan reflek mengangkat kepalanya. Semprotan selanjutnya jatuh di wajah dan payudara Lia.

"Len,Lina dan Lia mau mengajakmu ke pantai di liburan harpitnas minggu depan,"ujarku kepada Helen sambil membelai kepalanya yang bersandar didadaku.

"Yang bener nih,Ri?"
"Yoi"

"Kamu mau aku ikut gak,Ri?"Helen bertanya dengan nada manja.
"Gak. Aku maunya Gal Gadot yang ikut. Bukan cewek yang sendawanya bisa bangunin gajah pingsan...aduhhhh,"aku menjerit kesakitan ketika pahaku tiba2 dicubit oleh Helen

"Rasain!"Helen menertawaiku.
"Jangan Gal Gadot,kalau kamu sanggup ajak Elly Sugigi aja,"sambil mengejekku Helen tertawa geli. Payudaranya berguncang menggesek perutku. Birahiku terbakar kembali.

Kugigit kecil telinganya. Kuhembuskan nafasku meniup tengkuknya. Helen mendesah.
....

Pagi itu kami sudah didalam mobil menuju cottage yang kami sewa didekat pantai. Lina memang jeli. Dikala semua orang liburan ke gunung dia memilih ke laut. Alasannya biar gak terlalu ramai. Otomatis perjalanan kami lancar2 saja sementara jalur menuju gunung cukup ramai walaupun tidak sampai macet.

Dan tentu saja cemilan tersedia sepanjang perjalanan. Helen membawa 1 kaleng biskuit tapi isinya? Rengginang! Aku baru tahu,Lia begitu suka rengginang. Kalengnya sampai dipeluknya sambil mulutnya mengunyah. Anak2 bermain di barisan tengah bersama Helen dan Lia.
Lina sendiri bersamaku didepan. Sekilas kulihat dia begitu bahagia melihat 'keributan' di bagian belakang. Ada suara kriuk2 rengginang,ada suara air yang didalam botol disaat Helen minum dan suara Melly dan Robert yang rebutan mainan.

Setibanya di pantai,Lina dan Lia langsung membawa anak2 ke pantai dan bermain. Aku dan Helen menurunkan bawaan kami kedalam kamar. Kamar yang kami sewa mempunyai 2 kamar yang terhubung oleh pintu. 1 kamar utama dengan 2 ranjang besar dan 1 kamar lagi diisi oleh 1 ranjang.

Disaat aku dan Helen berada didalam kamar,kusempatkan memeluknya dan menciumnya. Kemudian kami menyusul Lina dan Lia ke pantai.

Setelah hari tidak begitu panas,kami semua berganti pakaian dengan baju renang. Aku takjub. Keempat wanita yang kucintai termasuk anakku Melly, memakai bikini 2 piece yang seragam! Sama warna dan sama modelnya!

Lina tertawa melihatku bengong. Aku sendiri dan Robert memakai celana renang semodel dan sewarna. Belakangan aku baru tahu ini ide Lina.

Sisa sore itu kami habiskan dengan berenang dan bermain air hingga tiba saatnya kami menikmati sunset. Berenam kami duduk diatas pasir sambil menghadap kelaut. Menikmati detik detik terbenamnya matahari. Dikananku duduk Helen dan Robert. Dikiriku ada Lina dan Melly. Lia memelukku dari belakang dengan dagunya menopang di bahuku.
Aku bahagia didampingi mereka....
 
Terakhir diubah:
A Love Letter

Kubuka laptop 'warisan' dari Mbak Citra dikamar kerjaku. Lina dan Lia sudah terlelap dikamar tidur. Di layar depan ada icon notepad dengan judul yang menarik perhatianku. Nama filenya You must read this HERI.

Dear Heri,
Harusnya kau tahu kenapa aku mewariskan laptopku untukmu. Aku sendiri memilih mewariskan laptop ini untukmu karena ini adalah laptop kita berdua. Masih ingat tidak sewaktu aku memintamu menemaniku membeli laptop ini?
Apakah kau masih ingat ketika limit kartu kreditku yang terbatas dan kau langsung membayar kekurangannya?
Aku yakin kau pasti masih ingat ketika kau menolak pembayaran dariku dan beralasan bonusmu tahun itu lebih dari cukup?

Heri,aku beruntung bisa mengenalmu. Bahkan sejak pertama kita dipertemukan oleh Irwan aku sudah jatuh cinta padamu. Hanya saja yang kusesali,aku tidak cukup pantas untukmu. Aku bukan lagi seorang 'gadis'. Andai kita bisa lebih cepat bertemu.

Aku tahu,ketulusanmu tak akan mempermasalahkan aku masih gadis atau tidak. Tapi yang kulihat saat itu,masa depanmu dan masa depanku berada dijalan yang berbeda. Walau seolah tampak sama.

Bahkan hari ini pun aku salut dengan Lina. Dia rela dimadu demi menjalankan pesan dari Irwan,sahabat suaminya. Dia rela berbagi kehidupan dengan Lia demi membantunya yang hanya seorang teman. Aku? Aku mungkin takkan mampu berbuat seperti Lina.

Aku tahu ini bukan keinginanmu. Aku tahu bagaimana kau masih bisa berpikir jernih sewaktu kau mengantarkan Yunita pulang ke apartementnya. Kejadian itu bukan kesengajaan. Tapi dari apa yang Yunita ceritakan,aku semakin yakin kau adalah seorang 'pria'.

Mengenai 'bonus' dari Nita kuanggap itu pantas kau dapatkan. Toh Nita juga dapat 'sisa' dariku. Hahahaha...

Maafkan aku,jika selama ini aku terlalu keras mengenai karirmu. Aku percaya suatu hari ada manfaatnya bagi kita semua. Dan hari ini terbukti. Kau mampu dan kau bisa menjaga 'harta paling berharga' milik Irwan.

Heri,terima kasih untuk segalanya. Terimakasih untuk kesempatan terakhir bersama pria yang kucintai. Pria yang tidak mungkin kumiliki. Aku yakin suatu hari nanti kau akan lebih 'besar' dari sekarang. Kau dikelilingi oleh wanita-wanita terbaik yang mengasihimu. Ini takdirmu. Bukan takdirku.

Sekali lagi,thanks for everything,Ri... I Will Always Love You....

N.B :
1. Aku bukan Mbakmu,jadi jangan sok pesen2 Mas Anton suruh jagain Mbakmu. Lagian emangnya aku nikah sama security? Weks...
2. Ini bukan film Mission Impossible. So,tolong didelete manual ya sehabis dibaca. Aku gak tanggung jawab kalau kau dimutilasi kedua istrimu. Hahaha...
3. Mengenai Helen,aku hanya menebak nebak aja. Kupikir aku bakal tau menjebakmu dengan keyword performance di ranjang. Hahaha.. So enjoy it. YOLO,You Only Live Once...

Kuhembuskan asap rokok dari mulutku. Di meja masih tergeletak segelas scotch. Aku tersenyum. Terimakasih,Citra. Kau cinta pertamaku dan selamanya.
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Pesan dan Kesan

Ane memohon maaf yang sebesar besarnya kepada semua suhu diforum ini karena ane harus menutup cerbung ini sementara sampai disini. Sesuai judulnya My Sex Logbook,seharusnya ini menjadi kumpulan setori seks ane selama ini. Walau tidak semua (karena kebanyakan hampir sama,pengki ketemu meki.hahaha...) ane merasa hanya itu semua yang bisa ane berikan. Faktanya memang semua SS yang ane tampilin di cerbung ini yang memang paling berkesan buat ane dan SS itu sudah termasuk SS yang berkesan dalam waktu belakangan ini. So,gak mungkin ane mengupdate SS yang akan terjadi dimasa depan. Itu namanya fiction or khayalan.

Ane yakin cerita ane ini tidak sesuai dengan harapan para Suhu. Alurnya berantakan,ceritanya ngalor ngidul plus ngibul. Tanda bacanya juga ndak beres. Tau2 udah masuk ke SS atau SS nya ngegantung.

Ane cuma inget pesan salah satu mentor ane, Kalo mo nulis ya nulis. Anggap aja nulis itu ibarat belajar berjalan. Emang bayi mo belajar jalan mesti ikut kelas teori dulu? Kelamaan.

Ane juga mohon maaf jika cerbung ini bukan lagi menjadi cerita panas tapi menjadi drama yang terlalu mellow ataupun lebay. Ane tidak marah jika ada yang menganggap ini kisah bualan belaka. Toh di real life memang tidak semanis apa yang ane tuliskan di cerita ini. Ada kalanya ane harus berhadapan dengan situasi yang pelik. Lina dan Lia tidak pernah bertengkar? Come on,Bro! Itu hil yang mustahal. Tapi sengaja ane tidak tampilkan di cerita ini karena mengingat ini masih lingkup cerita panas.

Seperti yang ane bilang diawal post ini,cerita ini hanya berhenti sementara. Menunggu terkumpul bahan yang real ane alamin. So,ane belum bisa memastikan kapan sebagaimana ane memastikan status Helen.

Buat semua Suhu yang sudah menaburkan comment maupun like di cerbung pertama ane ini,ane haturkan ribuan terimakasih. Sekali lagi maafkan ane apabila ane belum mampu membalas kemurahan hati para Suhu.

So,last but not least,Thank You Very Much and KEEP NGACENG! :konak:
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd