Ya sudah kalau begitu ane panggil ente dengan adek leman saja ya
tapi juga jangan panggil ane Suhu, gimana?
Ane mah gak yakin kalau diksi ente itu macam kapasitas tangki si Dolmen.
Kelihatan kok kalau ente itu banyak perbendaharaan kata.
Bahasa sederhana itu maksud ane bukan diksi, tapi bagaimana ente membawakan cerita ini tanpa perlu menggunakan bahasa yang gak perlu, itu maksud ane.
Simple,, tak mendayu-dayu, mengena. Ini yang membuat cerita ente menarik.
Tinggal nanti nunggu konflik dan pelajaran hidup apa yang akan di pelajari oleh si Slamet.
Pelajaran hidup si Slamet mungkin saja berguna bagi para Pembaca dalam menjalani kehidupannya, kan siapa yang tahu?
Mungkin kesederhanaan si Slamet?
Atau yang lainnya?
Hehehe.
Sedikit saran dari ane, maaf kalau berkenan.
*PS : pertahankan keunikan ente, seperti Pare Berotot dan yang lainnya. Pembaca boleh komen, tapi ente yang membuat cerita ini unik jadi semua terserah ente.