Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TRUTH, CRY AND LIE

Setelah baca part 3, tiba-tiba jadi ingat cerbung di detik dot com

alur ceritanya hampir sama
 
Setelah baca part 3, tiba-tiba jadi ingat cerbung di detik dot com

alur ceritanya hampir sama

Iya om, ada beberapa alur yg terinspirasi dari cerita diforum lain, karena untuk menyesuaikan ama ending yang saya udah buat jauh jauh hari wkwk.
 
Terakhir diubah:
Matap nih cerita, pantengin ahh jd gk sabar baca kelanjutan ceritanya
Keep update huu :mantap::dance::dance:
 
waduh waduh dedek bali dan mmh suni, saya mantau dulu nunggu twistnya
 
Just a Reminder, part kali ini hanyalah filler yang menceritakan dari sisi Author, tapi ini juga nyambung ke cerita aslinya. jadi lebih baik bagi yang belum membaca part 1-3 baca dulu part sebelumnya yaa. Happy Reading.
~~~~~~
Special Part ( Author POV )

Part 1.2

TEARS
CoXuMMaVYAIJUOj.jpg


Pagi itu Jakarta sudah dipenuhi oleh kendaraan yang berlalu lalang di tengah padatnya ibukota, orang-orang berbondong-bondong untuk pergi melaksakan kegiatannya di Kota ini. ditengah tengah itu, terdapatlah seorang gadis yang akan melaksanakan hari pertamanya kuliah.

“Aduh tumben kok Busway macet begini sih, bisa terlambat ini.” ucap Shani yang kesal karena jalur Busway dipenuhi oleh kendaraan pribadi.

Gadis itu adalah Shani, mahasiswi baru yang mengambil bangku kuliah di salah satu Universitas Swasta di Jakarta.

Hari ini adalah hari pertamanya kuliah, tentu dia tidak mau jika datang terlambat, karena itu akan mencoreng nama baiknya.

Setelah berlalu lalang di tengah kemacetan Jakarta, akhirnya dia sampai juga di salah satu halte yang dekat dengan kampusnya itu.

Dia pun berlari menuju kampusnya agar tidak ketinggalan kegiatan yang akan di lakukannya.

Sesampainya disana, gerbang menuju kedalam kampus pun sudah di tutup, dan dia mendengar suara dari dalam kampus itu, yang berarti ospek sudah dimulai.

“Hei, sini kamu.” Sahut salah satu Senior yang sedang patroli.

Shani pun menghampirinya.

“Baru datang kamu?” Tanya Senior itu kepada Shani.

“Iya Kak.” Jawab Shani.

“yaudah sini ikut saya.” Lanjut Senior itu sambil membukakan gerbang.

Shani pun di bawa nya menuju ke lapangan tempat ospek dilaksanakan.

“Ketua, ini ada salah satu mahasiswi yang terlambat!” teriak senior itu yang membuat semua mata tertuju kepada Shani.

“Wah baru masuk saja sudah buat masalah.” Jawab sang ketua sambil menghampiri Shani.

Dia adalah Syahruel, mahasiswa Teknik Mesin yang dipercaya menjadi Ketua BEM dan panita ospek saat itu.

“Nama kamu siapa?” Tanya Syahruel kepada Shani.

“S-Shani Kak.” Jawab Shani dengan nada gugup.

“NAMA PANJANG?” Lanjut Syahruel dengan nada yang agak tinggi.

“Se-Seratus Enam Puluh Lima Senti KAK!”

“NAMA PANJANG KAMU BUKAN TINGGI KAMU!” Syahruel lagi lagi meninggikan suaranya.

Sehamparan lapangan pun tertawa bagai bak menyaksikan lawakan yang sedang ditampilkan oleh Shani itu. Shani malu bukan main.

“yaudah kamu duduk disana dulu, sampai acara ini selesai.” Jawab Syahruel sambil menunjukan ruangan di belakang mimbar.

Shani pun langsung menuruti kata seniornya itu, dia duduk dengan wajah menunduk.

“malu banget aku.” Ucap Shani dengan perlahan.

Ospek pun selesai, Shani akhirnya di panggil oleh Syahruel.

“Shani, saat istirahat temui saya di ruang eksekutif untuk mengisi jurnal ya.” Ucap Syahruel.

“Iya Kak.” Shani menjawab nya lalu pergi menuju ruangan yang untuk melaksakan kegiatan selanjutnya.

***

Waktu istirahat pun sudah tiba, Shani pun segera menuju ke ruang eksekutif untuk menemui Syahruel, sebelum itu dia bertanya dulu kepada salah satu senior dimana kah letak ruang eksekutif berada. Setelah bertanya dia akhirnya menuju ke sana, perjalannya sedikit membingungkan karena ruangannya melewati lorong yang jarang sekali ada orang-orang yang lewat.

Sepi sekali, hanya ada suara hembusan angin yang membuat tubuh Shani merinding.

“Kok malah takut sih kan masih siang ini..” Ucap Shani.

Shani pun memutuskan untuk berlari karena merasa takut jika harus melewati lorong yang sepi itu.

Saat dia berlari dia tidak menyadari ada seseorang yang sedang berjalan di pertigaan lorong itu, dan “Braaak” Shani menabrak seorang pria yang sebenarnya menyadari kedatangan Shani, mereka pun terjatuh, barang barang yang dibawa Shani pun berhamburan kemana mana.

“aduuhhh….” Shani meringis kesakitan.

Seketika pria itu membangunkan dirinya dan membantu Shani membereskan barang bawannya.

“Maaf ya Mas, Saya lagi buru buru.” Ucap Shani ke pria itu.

“Eh..iya gapapa kok mba, sini Saya bantu.” Jawab Pria itu.

“Makasih banyak ya Mas, jadi ngerepotin.” Lanjut Shani sambil melihat wajah Pria itu yang seketika mengingatkan Shani akan memori masa lalunya.

“eh lu kan yang tadi terlambat pas ospek? Si itu namanya eehh, seratus enam puluh lima centi ya” Ucap Pria itu.

Shani tiba-tiba merubah tatapannya menjadi tatapan yang sangat tajam, seperti ingin menerkam mangsanya, dia marah, dan wajahnya semakin memerah nampaknya Ia sudah sangat kesal dengan kehadiran Pria itu.

“Kok diem? Marah ya?”

“Minggir kamu Mas.” Jawab Shani sambil mengambil barang-barang nya yang berada ditangan Pria itu.

Shani mempercepat langkahnya meninggalkan Pria itu yang hanya bisa melihat dari kejauhan.

“Aku yakin pasti bukan dia orangnya.” Ucap Shani dalam hati.

***

Setelah melewati jalan yang membingungkan akhirnya sampailah Shani di ruangan yang Syahruel maksud.

“Tok..Tok..Tok..” Shani mengetuk pintu.

“Masuk..” jawab Syahruel yang sudah ada di dalam ruangan itu.

“Permisi Kak.” Shani membuka pintu dan masuk menuju ruangan.

“Oh Shani, Welcome.”

“Hai, Kak.”

“Sini Shan, diisi jurnal nya.” Ajak Syahruel.

Shani pun menghampirinya.

“Yang mana Kak bagian yang di isi?” Tanya Shani.

“Yang ini Shan, kamu isi nama Kamu sama Fakultas Kamu, jangan lupa tanda tangannya juga dibagian sini.” Jawab Syahruel.

“Oke Kak.”

Saat Shani mengisi jurnal, pandangan Syahruel tertuju pada wajah nya yang cantik bagai bidadari itu, Syahruel pun hanya bisa terpesona dengan kecantikannya.

Shani menyadari bahwa Syahruel sedang memperhatikannya dia pun langsung bertanya.

“Ke-kenapa kak?” Tanya Shani.

Syahruel pun kaget dan langsung tersenyum kecil.

“Hehe engga Shan, Kakak kayak pernah ngeliat kamu tapi ada entah dimana haha, oh iya kamu udah punya pacar belum?” jawab Syahruel sembari bertanya.

“Belum Kak.”

“Loh? Serius? Cewek secantik kamu belum ada yang punya?” Ucap Syahruel sembari tertawa.

“Serius Kak.”

Shani pun selesai mengisi jurnalnya dan pamit kepada Syahruel.

“Udah nih Kak.”

“Oh iya, jangan diulangi lagi ya terlambatnya Shan.” Ucap Syahruel.

“Iya Kak, Saya boleh keluar Kak?” Tanya Shani.

“Sebentar Shan, nanti selepas pulang kuliah boleh kesini sebentar? Kakak butuh bantuan kamu.” Tanya Syahruel.

“Eee..bantu apa Kak?”

“Ya….bantu Kakak beresin buku-buku yang berserakan di Gudang sebelah, ya anggap aja itu hukuman buat kamu karena terlambat ya.” Ucap Syahruel.

“oh..yaudah Kak, nanti Saya kesini lagi, Saya pamit dulu ya Kak.” Jawab Shani lalu keluar ruangan

“Iya..selamat datang di kampus barumu, Shan..”

“Makasih Kak.” Shani pun keluar dari ruangan itu.

“Aku harap kamu datang, Shan.” Bisik Syahruel sambil tersenyum.

Sesaat Shani keluar dari ruangan Syahruel, Ia memilih untuk duduk di sebuah bangku yang berhadapan dengan sebuah pohon yang lumayan besar. Shani mencoba mengingat memori masa lalunya.

~~oOo~~

Yogyakarta, 19-08-2003

Mereka berlarian kesana kemari, menghiraukan bebatuan yang tertancap pada pasir pantai kala itu. Ya namanya juga anak-anak, yang terpenting adalah kebahagiaan mereka.

“Kamu jangan kenceng-kenceng larinyaaa…” Teriak Shani.

“Hehe..Kejar Akuuuu..” Jawab Anak laki-laki itu sembari menambah kecepatan larinya.

“Hah.hah…hahhh..” Shani pun ngos-ngossan dan terjatuh ke hamparan pasir pantai itu.

Anak laki-laki itu pun menghampiri Shani dan membangunkannya.

“Kamu gak papa?” Tanya Anak laki-laki itu.

“hah……hahahahahaha.” Shani pun tertawa.

“Kena deh Kamu…ketangkep sekarang.” Ucap Shani sambil memegang tangan Anak laki-laki itu.

“eeh..dasarr..hahahaa.”

Mereka pun tertawa bersama-sama, sungguh indah melihat senyuman kedua anak itu.

“heeey…ayo pulang.” Suara wanita memanggil dari jauh.

“Eh…itu suara Ibu Aku.. Aku harus pulang.” Ucap Anak laki-laki itu.

“Yaaahh, tapi kita baru main sebentar..” Jawab Shani dengan muka sedih.

“Hehe, Kamu jangan nangis dong, nanti kita juga ketemu lagi..ini Aku kasih kamu ini.” Anak laki-laki itu memberi Shani sebuah kalung.

“Eh..apa ini?” Tanya Shani.

“Kalo nanti kita ketemu lagi, kita sama sama ngasih liat ini, anggap aja ini janji kita, kalo kita nanti pasti akan bertemu lagi.” Ucap Anak laki-laki itu.

“Makasih yaa..” Jawab Shani.

“Aku pergi dulu ya…Dadah.” Anak laki-laki itu berlari menuju Ibu nya sambil melambaikan tangan ke arah Shani.

~~oOo~~

Ditengah lamunannya, tiba-tiba Shani di kagetkan oleh suara yang menyapanya.

“Hai.” Ucap Pria yang ditabrak Shani itu memulai pembicaraan.

Shani tidak menjawab, bahkan tidak menengok sama sekali, Shani mungkin masih kesal dengan Pria ini.

“Gw minta maaf ya tadi kalo lu marah gw, gak maksud buat ngeledek lu kok.” Pria itu mencoba meminta maaf kepada Shani.

Namun lagi lagi Shani menghiraukannya, Ia membereskan barang bawaannya dan bermaksud untuk pergi dari jangkauan Pria itu. Tapi dengan cepat Pria itu menahan tangan kiri Shani.

“Wei, jawab dulu napa, jangan gantungin perasaan orang.” Sahut Pria itu dengan nada yang agak tinggi.

Shani membalikan badannya, namun bukan untuk menjawab Pria itu, melainkan menghempaskan sebuah tamparan yang lumayan keras ke pipi kiri Pria itu.

“Plaaaaaaaaaaaak”

Pria itu pun melepaskan genggamannya dan Shani langsung berlalu dari hadapannya.

“Kenapa…Aku menampar dia?” Ucap Shani dalam hati.

Shani hanya menunduk dan berjalan cepat menuju ke tempat ospek fakultas yang sebentar lagi akan dilaksanakan.

***

Kegiatan Ospek Fakultas pun selesai, Shani segera membereskan barang barangnya dan bergegas menuju kembali ke ruang eksekutif untuk membantu Syahruel.

Sampai disana Shani pun sudah melihat Syahruel yang sedang menunggu nya di depan pintu ruang eksekutif.

“Eh Shan..Udah dateng.” Sahut Syahruel sambil tersenyum kearah Shani.

“Iya Kak” Jawab Shani.

“Ayo Shan ikut Kakak ke dalam.” ajak Syahruel sembari membuka pintu ruangannya.

Shani pun segera mengikuti perintah dari Syahruel, mereka sekarang berada di dalam ruang eksekutif.

“Shan, disana ada gudang, kamu masuk dulu kesana, disana ada banyak buku-buku kali aja kamu suka nanti ambil aja.” Ucap Syahruel sambil menunjukan jari telunjuknya ke pintu yang berada di pinggiran ruangan.

“Buat Saya Kak? Bukunya?” Tanya Shani.

“Iya buat kamu, daripada gak kepake kan disini, sayang.”

Shani pun dengan cepat langsung menuju gudang tersebut, Ia membuka pintu gudang itu, Ia pun terkejut ketika melihat isi gudang yang sangat tertata rapih dan indah itu, terdapat sebuah sofa panjang didalam sana dan dipenuhi oleh buku-buku bermacam judul.

clip_image001.jpg

DXb8on8U8AAUj-N.jpg

“Ini gudangnya? Kok indah banget, katanya berantakan?” Ucap Shani.

“Suka Shan?” Tanya Syahruel yang tiba tiba berada di belakang Shani.

“Iya Kak, Saya baru tau disini ada gudang seindah ini.” Jawab Shani dengan tatapan yang terpesona.

“Haha, Kamu bukan perempuan pertama yang bilang kayak gitu.”

“Maksud Kakak?”

“Iya, Sudah banyak perempuan yang datang kesini dan berkata demikian.” Jawab Syahruel sembari menutup pintu.

“Mereka kesini buat dikasih buku juga Kak?”

“Iya, dan mereka membayar buku itu dengan satu hal Shan, Yaitu mereka harus membuat Kakak merasa puas.” Jawab Syahruel yang tiba tiba memeluk badan Shani dari belakang.

Shani pun kaget dengan apa yang dilakukan Syahruel, Ia berontak dan berusaha melepaskan dekapannya.

“Kak…Jangannn kurang ajar….” Teriak Shani dari dalam ruangan itu.

Relax, and enjoy the show, Honey.” Jawab Syahruel sembari menciumi leher Shani yang putih mulus itu.

“Lepasiiiinnn Kak..Aaaahhh..” teriak Shani sembari menahan tangisannya.

Syahruel sudah termakan oleh yang namanya nafsu, memang, akal sehatnya sudah di bumi hanguskan oleh nafsunya sejak lama.

Di saat Syahruel sedang menciumi leher Shani yang putih mulus itu, kedua tangannya meremas payudara Shani yang masih terbungkus oleh baju nya itu.

Shani terus berusaha berontak untuk menolak wajah dan tangan Syahruel yang masih asik mencium lehernya dan meremas payudaranya yang tidak terlalu besar itu.

Shani masih berusaha untuk melepaskan dirinya dari Syahruel, namun dengan cepat Syahruel langsung memeluknya dan menjatuhkannya ke sofa yang tersedia di dalam ruangan itu.

“Shan..tenang aja, Kakak gak bakal nyakitin kamu, jadi nikmati saja ya.” Jawab Syahruel sembari tersenyum.

Ia menindih tubuh Shani dan mengeluarkan sebuah kain panjang dari kantungnya, dia lipatkan kedua tangan Shani dan mengikatnya di sela sela pinggiran sofa.

Dia kembali menjilati leher Shani dan perlahan lahan naik ke atas menciumi bibirnya. Bibir Shani di kulum dengan penuh nafsu dan gairah.

“Mmpphhhh…Toloongg.” Shani terus berteriak mencoba untuk keluar dari siksaan yang nikmat ini. namun usaha nya mungkin sia sia, Syahruel memang sengaja meminta ruangan eksekutif ini untuk menjadi markasnya karena memang jauh dari orang orang berlalu lalang, apalagi ini sudah masuk jam pulang.

“Shan..kamu bisa diem gak?” Jawab Syahruel sembari membuka Dasinya dan mulai menutupi mulut Shani agar Ia terdiam.

“Kaak…Jangaaan Kakkk.” Teriak Shani saat mulutnya sudah tertutup oleh Dasinya Syahruel.

Syahruel lalu membuka kemeja yang Shani pakai, kancing demi kancing Ia lepaskan. Saat sudah semua kancing terbuka, terlihat lah payudara Shani yang tidak terlalu besar itu tertutup oleh Bra nya yang berwarna merah muda.

Dengan cepat Syahruel melepas ikatan Bra Shani dan melemparnya ke bawah.

“Shan…kamu tenang saja sayang, Kakak janji kok gak bakal keluar di dalam.” Ucap Syahruel sembari memainkan payudara Shani.

Syahruel meremas puting Shani dan Ia jilat dengan secara bergantian.

“hmmmm…aaaaahh…..kaaaakk..” desahan Shani semakin membuat Syahruel mempercepat kulumannya itu.

Syahruel terus mengulum puting Shani dengan penuh nafsu, seakan tak ingin melepaskan payudara Shani sedetikpun.

Puas dengan permainan di payudara, Syahruel turun menciumi tubuh Shani dari atas hingga turun kebawah.

Akhirnya sampai lah ke bagian dimana kemaluan Shani berada yang masih terbukus oleh rok dan celana dalamnya. Syahruel mencoba membuka rok Shani dan menurunkannya secara perlahan hingga yang terlihat hanya celana dalam G-String Milik Shani.

“Shan, kamu nakal juga ya? Haha.” Ucap Syahruel sembari tertawa.

Shani pun hanya bisa menangis melihat apa yang terjadi pada dirinya dan berharap ini semua cepat berakhir.

Perlahan ia lepaskan ikatan celana dalam yang menutupi vagina Shani. Setelah terlepas Syahruel mulai membela vagina Shani dengan tangannya, vagina Shani sangat bersih dan rapih, bulu bulu halus di sekitarnya pun terawat sekali.

Kedua kaki Shani dibuka lebar oleh Syahruel, dan Syahruel mulai menjilati bagian selangkangan Shani dengan lidahnya itu.

Puas menjilati bagian selangkangannya, Ia pun berpindah ke bagian vagina Shani yang sudah siap di santap itu.

Syahruel mulai menjilati vagina Shani itu, Ia cium dan kulum vagina Shani yang sudah basah daritadi itu.

Syahruel pun bergerak menuju bagian klitoris Shani itu dan memulai menjilati nya di bagian sana, tangannya pun sembari meremas payudara Shani.

“oouhhhhhhh…sssshhhhh.” Desah Shani dengan lirih.

Syahruel semakin mempercepat jilatannya, Ia pun memasukan lidahnya kedalam vagina Shani dan memainkan nya disana. Semakin cepat, dan semakin cepat, hingga Shani merasakan sepertinya akan tiba dirinya akan orgasme.

“Kaaaak…aahkuuuu…AAaAaaaaaaaahh.” Shani pun orgasme untuk pertama kalinya, cairan hangatnya mengenai wajah Syahruel.

“Shan, kamu harus membayar lebih untuk ini.” Jawab Syahruel tersenyum sembari membersihkan cairan Shani dari wajahnya itu.

~~oOo~~

17.03

Seanggun warna senjapun menyapa, menandakan tanda berakhirnya kuliah di hari pertama ini.

Para Mahasiswa dan Mahasiswi pun berbondong-bondong pergi meninggalkan ruangan yang mereka tempati itu.


“Nak bisa tolong Saya sebentar?” Tanya salah satu dosen kepada Fajar.

“Iya Pak, ada yang bisa saya bantu?” Jawab Fajar.

“saya ada permintaan, tolong kasihkan berkas ini ke Ketua BEM di ruang eksekutif ya, dari Pak Darmayadi dia juga tau ini buat apa nantinya.” Ucap Pak Darmayadi kepada Fajar.

“Oh, Baik pak..Tapi ruangannya dimana ya Pak?” Tanya Fajar.

“Nanti pas kamu keluar dari lorong ini masuk kekanan disitu ada kok nanti papan nama ruangannya.” Lanjut Pak Darmayadi.

“Oke, Baiklah Pak, Saya permisi dulu kalau begitu.” Ucap Fajar yang langsung bergegas menjalankan misinya itu.

“Terimakasih ya sebelumnya.” Sahut Pak Darmayadi sambil mengancungkan Jempolnya kearah Fajar.

Fajar pun bergegas menuju ruang eksekutif untuk mengantarkan berkas ini, disaat perjalanan menuju kesana terdengarlah ringtone aplikasi line, Ia pun membuka handphonenya dan mengecek siapa yang mengirimkan pesan.

17.04 “Jar dimane lu? Gw belom makan nih temenin gw makan lah sebelum balik.”

17.05 “bentar Fab lu tunggu di gerbang depan aja dulu nanti gw kesana.”

17.05 “ok gw tunggu.”

~~oOo~~

“Shan…ready for the show?” ucap Syahruel sambil melepaskan seluruh pakaiannya.

Shani pun hanya bisa menangis meratapi apa yang terjadi pada dirinya.

Terlihat lah pusaka Syahruel yang sudah berdiri tegak yang siap melaksanakan perintah kapan pun.

“Shan..Kamu disini hanya punya dua pilihan, Kamu mau teriak sekeras mungkin tapi itu hanya membuat kamu tersiksa, atau kamu hanya perlu diam dan menikmati permainan ini.”

Shani pun memilih untuk mencoba terus berteriak dan menangis sekeras mungkin walaupun mulutnya di tutupi oleh dasi, berharap agar ada yang bisa menolongnya.

“Yasudahlah kalau begitu.” Lanjut Syahruel sambil mengarahkan pusakanya kearah vagina Shani yang masih mulus itu.

Ia gesekan penis nya naik turun di vagina Shani, seakan memberikan pemanasan kepada penisnya itu.

Syahruel pun mencium kening Shani dan berkata,

“Shan…ini akan sakit sebentar, Tahan ya sayang.” Ucap Syahruel.

Syahruel pun melakukan aksi nya, Ia mencoba menekan masuk kedalam, perlahan-lahan tapi pasti. Kepala penisnya sudah masuk ke vagina Shani.

Ia kembali mencium kening Shani.

Relax, Honey.”

Ia dorong penisnya dengan sedikit tenaga dan..

“aahhhhh..ahhhhh…Aakkhhhhh..” teriak Shani merasakan perih yang amat sakit ketika penis Syahruel merenggut keperawanannya itu.

Darah keluar dari dalam vagina Shani, Syahruel pun memberhentikan permainannya dan mulai membuka dasi yang melilit mulut Shani dan memberikannya ciuman agar rasa sakitnya hilang.

“Kakak pengen dengar desahan kamu Shan, jadi silahkan kamu mendesah sekeras mungkin.” Ucap Syahruel.

Setelah memberikan ciuman untuk mengurangi rasa sakit yang diterima Shani, Syahruel kembali memaju mundurkan penisnya, perlahan perlahan dan semakin cepat gerakan pinggulnya memasuki vagina Shani.

“Shann…ahhh..sempitt banget Shan..” erang Syahruel.

“Kak….ahhhhhh……..kaaaakkk..hmmmm.” Shani pun hanya bisa menangis melihat hal itu terjadi kepadanya.

Syahruel terus menggenjot penisnya itu, sembari tangan kanannya meremas payudara dan puting Shani yang bewarna merah muda itu.

“Shannn…ahhh..Shaniii…Sayaanggg.”

~~oOo~~

“Dimana sih ini ruangan eksekutif, gw muter muter gak ada-ada.” Sahut Fajar.

Fajar masih mencari-cari ruang eksekutif tempat ketua BEM berada, Ia melihat denah yang tertempel di dinding itu dan mencari ruang eksekutif.

“hmm gw sekarang lagi disini, oh berarti tinggal lurus abis itu belok kanan aja nih.” Ucap Fajar yang akhirnya menemukan jalan menuju ruang eksekutif.

Fajar pun dengan cepat berjalan menuju ruangan itu, dan akhirnya ada papan nama di samping pintu masuk bertuliskan ruang eksekutif.

“Nah ini dia.”

“Tok..Tok..Tok..”

“permisi…” Fajar mengetuk tapi tidak ada jawaban dari dalam, dia pun berinisiatif masuk saja karena tidak ingin berlama lama menunggu.

“ah udah lah masuk aja lagian cuman naro berkas.”

Fajar pun mengarahkan tangannya ke gagang pintu ruangan itu.

Dia mungkin tidak tau saat itu di dalam tedapat Syahruel yang masih asik menikmati permainannya dengan Shani.

“Aku mohon tolong Aku…siapapun.” Ucap Shani dalam hati.

Fajar pun memutar gagang pintu yang ternyata tidak di kunci itu dia mencoba membukanya dan….


Bersambung
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd