dvrnta
Semprot Kecil
- Daftar
- 16 Feb 2018
- Post
- 86
- Like diterima
- 4
Chapter 1
Part 2
Seharusnya Aku tidak begitu kepadanya, bayangkan saja dia sudah malu karena kejadian tadi pagi dan aku bukannya menghibur dia malah menambah luka dihatinya.
“bodoh banget gw, mending sekarang gw minta maaf dah” ucapku saat terbayang raut wajahnya yang marah tadi.
Aku memutar arah yang tadinya kearah taman menjadi ke arah perempuan itu menuju, aku kejar dia berharap dirinya belum jauh dari jangkauan tempatku berada.
Setelah berjalan agak cukup lama, akhirnya aku berhasil menemukan dia.
“nah... itu dia” seruku saat menemukan perempuan itu sedang duduk dibangku yang berada di depan sebuah ruangan.
Kulayangkan pandangku kearahnya dan berjalan menuju tempatnya bersandar dengan harapan semoga dia bisa memaafkan hati ini.
“hai...” sapaku kepadanya untuk memulai pembicaraan
Namun tidak ada jawaban darinya, matanya masih tertuju kedepan memperhatikan sebuah pohon besar yang berdiri tegak tepat dihadapan kami berdua.
“gw minta maaf ya tadi kalo lu marah gw, gak maksud buat ngeledek lu kok” aku mencoba meminta maaf
Lagi lagi dia tidak menjawab dan malah dia langsung mengambil barang barangnya dan bergegas pergi meninggalkanku. Dengan cepat aku pegang tangan kirinya dan menahannya.
“wei jawab dulu napa jangan gantungin perasaan orang” jawabku dengan sedikit kesal.
Dia membalikan tubuhnya dan “Plaaaak” sebuah tamparan yang cukup keras menghantam pipi sebelah kiriku. Lantas aku lepas genggaman tanganku yang menahan tangan kirinya.
Dia pun langsung bergegas pergi meninggalkanku dengan wajah menunduk. Aku pun hanya bisa memandangi punggung nya dengan rasa kecewa.
“sial malah tambah parah keadaannya kalo begini” cetusku
*Laine* bunyi ringtone menandakan ada sebuah private message yang masuk, Aku buka handphone ku dan mengecek siapa yang mengirimkan pesan kepadaku.
10.45 “wey kampret dimana lu gw tungguin gak dateng dateng”
Ah... Fajar ternyata, karena mengurus hal ini aku malah lupa dia sedang menungguku di taman.
10.45 “eeeh sorry Jar tadi gw sembelit dulu” jawabku berbohong kepada Fajar.
10.46 “buset dah, makan beloman udah panggilan alam aja lu, sorry gw tinggal udah saatnya ospek fakultas gw.”
10.46 “iya Jar gapapa, btw sorry ya, gimana lagi gw gak bisa menolak panggilan alam”
10.47 “santai ae”
Akhirnya aku pun langsung menuju ruangan yang sudah ditentukan oleh kampus untuk mengikuti ospek fakultas ku, disana seperti biasa hanya memperkenalkan lebih dalam tentang fakultas yang aku pilih, kadang pembicaraannya menyenangkan kadang pula membosankan.
Sore hari pukul 17.00 WIB akhirnya kegiatan hari pertama kuliahku pun selesai, perasaanku campur aduk hari ini, di sisi aku senang dengan hari pertama kuliahku disisi lain aku kecewa karena diriku membuat perempuan yang bahkan aku lupa siapa namanya membenciku.
“Memang benar kata orang, wanita sangat sulit untuk dimengerti”
Aku buka aplikasi line di hp ku dan langsung saja mengirimkan pesan ke Fajar.
17.04 “Jar dimane lu? Gw belom makan nih temenin gw makan lah sebelum balik”
17.05 “bentar Fab lu tunggu di gerbang depan aja dulu nanti gw kesana”
17.05 “ok gw tunggu”
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya aku melihat Fajar yang datang menghampiri ku.
“sorry sorry nih lama” Fajar meminta maaf kepadaku sambil menepuk pundakku
“santai aja tadi juga gw buat lu nunggu lama haha” jawab ku ke Fajar
“haha impas ya sekarang” cetus Fajar
“mau nongki dimana nih?” tanyaku ke Fajar.
“di warung samping parkiran aja biar deket ama motor” jawab Fajar
“yaudahlah oke” aku menuruti katanya
Setelah sampai disana kami pun memesan indomie telur ditemani dengan secangkir kopi susu, kami pun makan sembari mengobrol tentang kampus, perempuan dan banyak lagi, sampai sampai terlalu asyik dengan obrolan kami waktu sudah menunjukan pukul 19.30 WIB.
“udah malem nih Jar gak balik? Besok masih kuliah kan” tanyaku ke Fajar
“iya yah, yaudah gw ngambil motor dulu lu tunggu mari ye” dia meninggalkanku untuk mengambil motornya.
Disaat aku sedang menunggu Fajar, aku melihat seorang perempuan yang mukanya tidak asing lagi, ya dia perempuan yang tadi pagi terlambat, yang menabrakku dan yang menamparku, dia lewat tepat di hadapanku, tapi dia tidak menyadari adanya aku di warung ini.
Aku bingung buat apa dia pulang malam malam begini? Sendirian lagi, aku pun mengikutinya sekaligus untuk mencoba meminta maaf sekali lagi. Namun disaat aku hendak menyusul dia, aku melihat ada 3 pria muncul menghadang perempuan itu.
”mau ngapain itu mereka?” tanya ku kebingungan.
Salah satu pria kemudian memegang tangannya tapi perempuan itu dengan cepat melepasnya, lalu pria itu semakin menjadi jadi, dia memegang dagu dari perempuan itu dan 2 pria lainnya satu satu memegang masing masing tangan dari perempuan itu. Aku yang menyadari hal itu sangat berbahaya berinisiatif untuk menolong perempuan itu, aku melihat ada kayu yang menganggur di samping tong sampah, aku ambil kayu itu dan berlari dengan cepat layaknya pahlawan super yang hendak membasmi kejahatan.
“woy anjing jangan macem macem lu dimari” teriakku sambil menghempaskan kayu yang aku pegang kepada pria yang berada disamping kanan perempuan itu.
”PLAAAAK” kayu itu tepat menghantam punggung pria itu dengan keras, dia pun terjatuh ke tanah, kedua pria itu pun melepaskan pegangan nya kepada perempuan itu, aku melihat perempuan itu berlari ke pojokkan lalu terjatuh sambil menutup kepalanya menahan tangisan.
“dih ****** kenapa malah lari kesono sih” cetus ku dalam hati.
Saat aku melihat kearah perempuan itu 2 pria itu lalu membalas dengan cepat, bogem mentah mengenai wajah ku, belum sempat aku membalas, pria yang 1 nya lagi menendang ku dengan keras tepat di perutku yang membuatku tersungkur kebawah, aku mencoba membangun kan diriku, tetapi mereka semakin membabi buta menyerangku aku dihabisi disana, tubuhku sepertinya sudah hancur sehancur-hancurnya dan disaat aku sedang di jadikan bahan pukulan aku melihat perempuan itu menangis semakin keras, salah satu pria menuju ke arah dia.
“gw gak boleh mati disini, kalo gw mati seengganya cewek itu selamat dari para laki laki biadap ini” cetus ku dalam hati.
Aku mencoba bangkit tetapi disaat aku ingin membangkitkan diri, tubuhku lagi lagi ditendang oleh pria itu. Perempuan itu masih menangis, , entah dia menangis karena ketakutan atas apa yang terjadi kepada dirinya atau dia menangis karena diriku yang babak belur ini, pikiranku sudah kacau aku hanya pasrah dan berharap ada sebuah keajaiban datang kepadaku. Tapi sekarang Aku sudah tidak kuat, darah bercucuran dari dalam tubuhku, mataku sudah tak karuan, aku merasa sepertinya aku akan mati.
”Jadi beginilah akhir dari masa mudaku? ” cetusku dalam hati sambil melihat kearah perempuan itu.
“FAB ALFAB DIMANA LU FAB” tiba tiba terdengar suara yang tidak asing bagiku.
“suara itu? Fajar kah? Syukurlaah”
“Pak ini pak mereka disini” teriak seorang warga memanggil warga lainnya.
“eh bangsat ngapain lu dimari bisa bisanya lu ngusik daerah sini, nyari mati lu ye” salah seorang warga berteriak kepada para pria itu.
Mereka pun kabur dan warga mengejar mereka, aku melihat Fajar yang menghampiriku dan seorang warga menghampiri perempuan itu sedang menangis dipojokan tembok sana.
“Fab? Lu kenapa fab?” tanya Fajar
“syu..kurlah jar, lu da...teng tepat wa..ktu uhukkuhuk” jawab ku terbata bata.
Aku pun tidakkuat dan aku akhirnya tidak sadarkan diri.
**
Aku terbangun dalam tidur yang tidak ku rencanakan ini, dimana ini? Apakah aku sudah mati?
“sudah bangun?” suara perempuan yang tiba tiba ada dihadapanku saat aku membuka mataku.
“ehh? jadi ini bidadari surga? Ahh.. Jadi gw sudah mati.. ” ucapku
“hahaha... belum kamu masih hidup kok, sekarang kamu di rumah sakit” jawab dia
Lagi lagi suara yang tidak asing, ku fokuskan pandanganku kearahnya dan mulai menyadari sesuatu, ahh, dia ternyata, perempuan yang menyebabkan aku bisa seperti ini.
“rumah sakit? Tunggu elu bukannya mahasiswi nampar gw kemarin?” tanya ku keheranan
“hmm, maaf ya soal kejadian kemarin , dan juga aku meminta maaf karena gara gara aku sekarang kamu jadi begini” dia meminta maaf sambil menundukan kepalanya kearahku.
“eeh iya gapapa kok, lagian gw juga yang salah pertama” jawabku kepadanya.
Dia tersenyum kearah ku, sungguh indah, saat melihat senyumannya, aku merasa kesakitan yang kurasakan saat ini hilang begitu saja.
“aku pamit dulu ya, maaf ya sekali lagi udah membuat kamu jadi begini” perempuan itu pamit sekaligus mengusap pipiku yang memar ini.
Aku memegang tangannya lalu berkata
”tunggu, nama lu siapa?” tanyaku kepadanya
”Shani Indira Natio, panggil aja Shani” jawab dia sambil tersenyum.
“Shani ya, gw Alfab Suteja panggil aja Alfab” jawab gw
“Alfab, terimakasih yaa” Shani tersenyum
Aku pun melepaskan genggaman tanganku, dan Shani pun akhirnya pergi meninggalkanku, di depan pintu dia menoleh ke arah ku dan melambaikan tangannya. Aku pun membalasnya dengan senyuman.
https://encrypted-tbn0.***********/images?q=tbn:ANd9GcQ2iaksotjyyANlxg3oejYy5gdZ0HYAHnRLGbs8_4JYRXWTaa-k
Kepedihan yang kurasakan semalam seperti terhapuskan jika bisa melihat dirinya tersenyum seperti itu.
Bersambung
---------
Buat agan agan yang menunggu exe ama shani nya sabar ya gan ane masih membangun chemistry antara alfab dan shani, tapi part selanjutnya ada kejutan kok
Part 2
HARMONY
https://encrypted-tbn0.***********/images?q=tbn:ANd9GcSJOnhVFF9A9J67quEv4udSxV7LhzzgKUksWbBV6IzpSbvtlu28
https://encrypted-tbn0.***********/images?q=tbn:ANd9GcSJOnhVFF9A9J67quEv4udSxV7LhzzgKUksWbBV6IzpSbvtlu28
Seharusnya Aku tidak begitu kepadanya, bayangkan saja dia sudah malu karena kejadian tadi pagi dan aku bukannya menghibur dia malah menambah luka dihatinya.
“bodoh banget gw, mending sekarang gw minta maaf dah” ucapku saat terbayang raut wajahnya yang marah tadi.
Aku memutar arah yang tadinya kearah taman menjadi ke arah perempuan itu menuju, aku kejar dia berharap dirinya belum jauh dari jangkauan tempatku berada.
Setelah berjalan agak cukup lama, akhirnya aku berhasil menemukan dia.
“nah... itu dia” seruku saat menemukan perempuan itu sedang duduk dibangku yang berada di depan sebuah ruangan.
Kulayangkan pandangku kearahnya dan berjalan menuju tempatnya bersandar dengan harapan semoga dia bisa memaafkan hati ini.
“hai...” sapaku kepadanya untuk memulai pembicaraan
Namun tidak ada jawaban darinya, matanya masih tertuju kedepan memperhatikan sebuah pohon besar yang berdiri tegak tepat dihadapan kami berdua.
“gw minta maaf ya tadi kalo lu marah gw, gak maksud buat ngeledek lu kok” aku mencoba meminta maaf
Lagi lagi dia tidak menjawab dan malah dia langsung mengambil barang barangnya dan bergegas pergi meninggalkanku. Dengan cepat aku pegang tangan kirinya dan menahannya.
“wei jawab dulu napa jangan gantungin perasaan orang” jawabku dengan sedikit kesal.
Dia membalikan tubuhnya dan “Plaaaak” sebuah tamparan yang cukup keras menghantam pipi sebelah kiriku. Lantas aku lepas genggaman tanganku yang menahan tangan kirinya.
Dia pun langsung bergegas pergi meninggalkanku dengan wajah menunduk. Aku pun hanya bisa memandangi punggung nya dengan rasa kecewa.
“sial malah tambah parah keadaannya kalo begini” cetusku
*Laine* bunyi ringtone menandakan ada sebuah private message yang masuk, Aku buka handphone ku dan mengecek siapa yang mengirimkan pesan kepadaku.
10.45 “wey kampret dimana lu gw tungguin gak dateng dateng”
Ah... Fajar ternyata, karena mengurus hal ini aku malah lupa dia sedang menungguku di taman.
10.45 “eeeh sorry Jar tadi gw sembelit dulu” jawabku berbohong kepada Fajar.
10.46 “buset dah, makan beloman udah panggilan alam aja lu, sorry gw tinggal udah saatnya ospek fakultas gw.”
10.46 “iya Jar gapapa, btw sorry ya, gimana lagi gw gak bisa menolak panggilan alam”
10.47 “santai ae”
Akhirnya aku pun langsung menuju ruangan yang sudah ditentukan oleh kampus untuk mengikuti ospek fakultas ku, disana seperti biasa hanya memperkenalkan lebih dalam tentang fakultas yang aku pilih, kadang pembicaraannya menyenangkan kadang pula membosankan.
Sore hari pukul 17.00 WIB akhirnya kegiatan hari pertama kuliahku pun selesai, perasaanku campur aduk hari ini, di sisi aku senang dengan hari pertama kuliahku disisi lain aku kecewa karena diriku membuat perempuan yang bahkan aku lupa siapa namanya membenciku.
“Memang benar kata orang, wanita sangat sulit untuk dimengerti”
Aku buka aplikasi line di hp ku dan langsung saja mengirimkan pesan ke Fajar.
17.04 “Jar dimane lu? Gw belom makan nih temenin gw makan lah sebelum balik”
17.05 “bentar Fab lu tunggu di gerbang depan aja dulu nanti gw kesana”
17.05 “ok gw tunggu”
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya aku melihat Fajar yang datang menghampiri ku.
“sorry sorry nih lama” Fajar meminta maaf kepadaku sambil menepuk pundakku
“santai aja tadi juga gw buat lu nunggu lama haha” jawab ku ke Fajar
“haha impas ya sekarang” cetus Fajar
“mau nongki dimana nih?” tanyaku ke Fajar.
“di warung samping parkiran aja biar deket ama motor” jawab Fajar
“yaudahlah oke” aku menuruti katanya
Setelah sampai disana kami pun memesan indomie telur ditemani dengan secangkir kopi susu, kami pun makan sembari mengobrol tentang kampus, perempuan dan banyak lagi, sampai sampai terlalu asyik dengan obrolan kami waktu sudah menunjukan pukul 19.30 WIB.
“udah malem nih Jar gak balik? Besok masih kuliah kan” tanyaku ke Fajar
“iya yah, yaudah gw ngambil motor dulu lu tunggu mari ye” dia meninggalkanku untuk mengambil motornya.
Disaat aku sedang menunggu Fajar, aku melihat seorang perempuan yang mukanya tidak asing lagi, ya dia perempuan yang tadi pagi terlambat, yang menabrakku dan yang menamparku, dia lewat tepat di hadapanku, tapi dia tidak menyadari adanya aku di warung ini.
Aku bingung buat apa dia pulang malam malam begini? Sendirian lagi, aku pun mengikutinya sekaligus untuk mencoba meminta maaf sekali lagi. Namun disaat aku hendak menyusul dia, aku melihat ada 3 pria muncul menghadang perempuan itu.
”mau ngapain itu mereka?” tanya ku kebingungan.
Salah satu pria kemudian memegang tangannya tapi perempuan itu dengan cepat melepasnya, lalu pria itu semakin menjadi jadi, dia memegang dagu dari perempuan itu dan 2 pria lainnya satu satu memegang masing masing tangan dari perempuan itu. Aku yang menyadari hal itu sangat berbahaya berinisiatif untuk menolong perempuan itu, aku melihat ada kayu yang menganggur di samping tong sampah, aku ambil kayu itu dan berlari dengan cepat layaknya pahlawan super yang hendak membasmi kejahatan.
“woy anjing jangan macem macem lu dimari” teriakku sambil menghempaskan kayu yang aku pegang kepada pria yang berada disamping kanan perempuan itu.
”PLAAAAK” kayu itu tepat menghantam punggung pria itu dengan keras, dia pun terjatuh ke tanah, kedua pria itu pun melepaskan pegangan nya kepada perempuan itu, aku melihat perempuan itu berlari ke pojokkan lalu terjatuh sambil menutup kepalanya menahan tangisan.
“dih ****** kenapa malah lari kesono sih” cetus ku dalam hati.
Saat aku melihat kearah perempuan itu 2 pria itu lalu membalas dengan cepat, bogem mentah mengenai wajah ku, belum sempat aku membalas, pria yang 1 nya lagi menendang ku dengan keras tepat di perutku yang membuatku tersungkur kebawah, aku mencoba membangun kan diriku, tetapi mereka semakin membabi buta menyerangku aku dihabisi disana, tubuhku sepertinya sudah hancur sehancur-hancurnya dan disaat aku sedang di jadikan bahan pukulan aku melihat perempuan itu menangis semakin keras, salah satu pria menuju ke arah dia.
“gw gak boleh mati disini, kalo gw mati seengganya cewek itu selamat dari para laki laki biadap ini” cetus ku dalam hati.
Aku mencoba bangkit tetapi disaat aku ingin membangkitkan diri, tubuhku lagi lagi ditendang oleh pria itu. Perempuan itu masih menangis, , entah dia menangis karena ketakutan atas apa yang terjadi kepada dirinya atau dia menangis karena diriku yang babak belur ini, pikiranku sudah kacau aku hanya pasrah dan berharap ada sebuah keajaiban datang kepadaku. Tapi sekarang Aku sudah tidak kuat, darah bercucuran dari dalam tubuhku, mataku sudah tak karuan, aku merasa sepertinya aku akan mati.
”Jadi beginilah akhir dari masa mudaku? ” cetusku dalam hati sambil melihat kearah perempuan itu.
“FAB ALFAB DIMANA LU FAB” tiba tiba terdengar suara yang tidak asing bagiku.
“suara itu? Fajar kah? Syukurlaah”
“Pak ini pak mereka disini” teriak seorang warga memanggil warga lainnya.
“eh bangsat ngapain lu dimari bisa bisanya lu ngusik daerah sini, nyari mati lu ye” salah seorang warga berteriak kepada para pria itu.
Mereka pun kabur dan warga mengejar mereka, aku melihat Fajar yang menghampiriku dan seorang warga menghampiri perempuan itu sedang menangis dipojokan tembok sana.
“Fab? Lu kenapa fab?” tanya Fajar
“syu..kurlah jar, lu da...teng tepat wa..ktu uhukkuhuk” jawab ku terbata bata.
Aku pun tidakkuat dan aku akhirnya tidak sadarkan diri.
**
Aku terbangun dalam tidur yang tidak ku rencanakan ini, dimana ini? Apakah aku sudah mati?
“sudah bangun?” suara perempuan yang tiba tiba ada dihadapanku saat aku membuka mataku.
“ehh? jadi ini bidadari surga? Ahh.. Jadi gw sudah mati.. ” ucapku
“hahaha... belum kamu masih hidup kok, sekarang kamu di rumah sakit” jawab dia
Lagi lagi suara yang tidak asing, ku fokuskan pandanganku kearahnya dan mulai menyadari sesuatu, ahh, dia ternyata, perempuan yang menyebabkan aku bisa seperti ini.
“rumah sakit? Tunggu elu bukannya mahasiswi nampar gw kemarin?” tanya ku keheranan
“hmm, maaf ya soal kejadian kemarin , dan juga aku meminta maaf karena gara gara aku sekarang kamu jadi begini” dia meminta maaf sambil menundukan kepalanya kearahku.
“eeh iya gapapa kok, lagian gw juga yang salah pertama” jawabku kepadanya.
Dia tersenyum kearah ku, sungguh indah, saat melihat senyumannya, aku merasa kesakitan yang kurasakan saat ini hilang begitu saja.
“aku pamit dulu ya, maaf ya sekali lagi udah membuat kamu jadi begini” perempuan itu pamit sekaligus mengusap pipiku yang memar ini.
Aku memegang tangannya lalu berkata
”tunggu, nama lu siapa?” tanyaku kepadanya
”Shani Indira Natio, panggil aja Shani” jawab dia sambil tersenyum.
“Shani ya, gw Alfab Suteja panggil aja Alfab” jawab gw
“Alfab, terimakasih yaa” Shani tersenyum
Aku pun melepaskan genggaman tanganku, dan Shani pun akhirnya pergi meninggalkanku, di depan pintu dia menoleh ke arah ku dan melambaikan tangannya. Aku pun membalasnya dengan senyuman.
https://encrypted-tbn0.***********/images?q=tbn:ANd9GcQ2iaksotjyyANlxg3oejYy5gdZ0HYAHnRLGbs8_4JYRXWTaa-k
Kepedihan yang kurasakan semalam seperti terhapuskan jika bisa melihat dirinya tersenyum seperti itu.
Bersambung
---------
Buat agan agan yang menunggu exe ama shani nya sabar ya gan ane masih membangun chemistry antara alfab dan shani, tapi part selanjutnya ada kejutan kok
makasih udah mampir
