Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Tiga Sekawan Eps. The Euchre

Tarra Nadhira

Guru Semprot
Daftar
6 Feb 2011
Post
671
Like diterima
72
Bimabet
Tiga Sekawan
Eps. The Euchre

------

Tak dinyana, bila kekecewaannya menunggu EUCHRE di caffee sore itu justru berbuah "reuni-an" dengan sahabat sekelasnya dulu di SMA, Maia, si pemilik gigi kelinci yang telah lama tak berjumpa. Long time no see. Tampaknya, ia juga tak banyak berubah. Masih tetap cantik dan mungkin akan terus cantik selain selalu ber-kacamata. Satu-satunya hal yang berubah dari Maia hanyalah, rambutnya yang kini tak lagi "ekor kuda".

"Aku ga biasa pakai soft-lens, Bre" tutur mahasiswi fak. kedokteran itu enteng menanggapi saran Bryan agar ia menggunakan Soft-lens. Namun, wajah tirus Maia sepertinya tak bisa di pisahkan dari benda berkaca tersebut.

"Oh ya! Nomong-ngomong, Kamu udah lama di sini, Bre?" Maia mencomot kentang goreng di hadapannnya. "Menunggu seseorang-kah?" Godanya di ikuti kerlingan mata yang menggemaskan.

"Lima menit-an." Bre berkilah.

Kenyataannya, Bre sudah hampir satu jam "stay-tune" di sana. Menunggu teman dari dunia maya. Sekali lagi ia melirik Tablet-nya, mengirim lagi PM ke EUCHRE. Meski sadar, account dengan avatar bergambar topi badut itu masih offline dari setengah jam yang lalu. Praktis, 3 pesan Bre sebelumnya pun tak kunjung terjawab.

Bryan sendiri bahkan tak tahu seperti apa wajah EUCHRE. Perempuan-kah? Atau malah lelaki? Yang ia tahu, EUCHRE piawai dalam meracik kata-kata. Salah satu dari karya tulisnya: "Paperclip Operation", adalah artikel tentang teori konspirasi yang banyak mendapatkan acungan jempol dari member-member di forum tersebut. Seperti seorang chef besar yang paham betul dengan selera pengunjung restaurant-nya. Itulah sosok EUCHRE di mata Bryan.

Bryan dan EUCHRE, mereka hanya bersua lewat sebuah forum kepenulisan di dunia maya. Mulai dekat karena hobi yang sama, kemudian saling sharring termasuk di dalamnya berbagi trick and tips semua perihal tentang kepenulisan --dalam hal ini, Bre-lah yang sering meminta kritik juga saran kepada UECHRE, yang memang mengaku sebagai journalist. Hubungan keduanya makin akrab. Hingga tak segan-segan keduanya untuk saling mencurahkan isi hati. Bahkan Bryan pernah membagi rahasianya yang selama ini tak pernah ia bagi dengan siapapun, bahkan itu kepada Panji, sahabat karibnya. Rahasia hati tentang perasaannya kepada teman sekelas dulu, gadis bergigi kelinci. Perasaan "munafik" yang belum sempat ia nyatakan sewaktu di SMA dulu. Ya, Maia, gadis yang kini duduk di seberangnya yang hanya terhalang dua botol soft-drink dan tiga kantong kentang goreng itu tak lain adalah sang pujaan.

"Mungkin kau memang lebih baik menjadi teman" Bre membathin, menatap Maia dengan penuh rasa ingin.

***

Hingga beberapa menit berlalu, mereka kian asyik berbincang. Bre sendiri rupanya sudah berangsur melupakan maksud kedatangannya ke Caffee ini. Saking serunya menikmati reunian yang tak di nyana itu, mereka tak menyadari Panji yang datang tiba-tiba.

"Maia?" Panji tak menyangka akan bertemu dengan Maia, kawan sekelasnya dulu.

"Hey! Panji?" balas Maia hangat menyambut sodoran salam teman lamanya itu.

Sedikit tentang Panji. Dalam komunitas "Bawah Tanah" nama Panji cukup di segani, sekaligus di takuti sebagai peretas yang "licin". Panji memiliki sebuah blog yang mengulas banyak tentang dunia peretasan.

***

"Oh ya Pan, aku turut berbelasungkawa atas kejadian yang menimpa tantemu itu," Maia membuka obrolan setelah sebelumnya meminta tambah minuman ringan dan secangkir Cappucino pada waitress bertubuh aduhai, "Aku baca dari sebuah blog"

Panji yang sempat melirik ukuran bokong waitress tadi hanya mengangguk pelan dan menghirup dalam-dalam rokok putihnya.

"Janggal!" ujar Panji sesambil menggelengkan kepala.

"Maksud mu?" Maia penasaran. Namun Panji justru menoleh pada Bryan.

Bryan pun menjelaskan beberapa kejanggalan yang mereka "baca" pada kasus tewasnya Jullie. Jullie sendiri tak lain adalah adik ipar orang tua Panji. Tante Jullie, begitu Panji memanggilnya.

Alexandra "Jullie" Julliete, 34 tahun, istri dari seorang Chef, Adam Lawrence. Baru menikah setahun yang lalu, belum memiliki anak dan aktif menulis untuk sebuah tabloid --tepatnya sebelum menikah.


|
|
V
 
Terakhir diubah:
|
|
V


Mayat Jullie di temukan di sebuah ladang jagung dekat peternakan dengan kondisi tubuh yang nyaris hangus. Luka bakar yang sangat parah terdapat di bagian wajah dan telapak tangan. Banyak kulit-kulit jagung kering yang juga ikut hangus terbakar di sekeliling mayat wanita malang tersebut.

Sebelum mayatnya di temukan oleh pemilik ladang, Jullie sudah di laporkan hilang sejak satu minggu yang lalu oleh suami dan pihak keluarga. Jullie yang saat itu izin pergi berbelanja sekitar pukul 09.04 p.m. di kabarkan tak pernah kembali lagi ke rumah, sebelum akhirnya perempuan cantik berambut brunnete itu di temukan tewas mengenaskan. Meski sebelumnya pihak kepolisian sulit mengidentifikasi lantaran luka bakar yang begitu serius pada wajah juga hilangnya kesemua sidik jari, namun dari pakaian luar dan dalam yang di kenakannya membuat Adam yakin bahwa itu jasad istrinya yang hilang. Di perkuat dengan di temukannya sebuah tas berisi kartu tanda pengenal dan kartu ATM atas nama Alexandra Julliette tak jauh dari lokasi kejadian.

"Namun, hal yang sangat menarik perhatian adalah: menurut hasil visum, kematian Jullie di sebabkan oleh cairan sulfat yang terhirup. Jullie bukan tewas terpanggang!" Bre menopangkan dagunya lalu menatap tajam dengan mata elangnya ke arah Maia, Seolah menodong kepada pujaan hati sekaligus sahabatnya itu untuk memberi tanggapan.

Di samping kemungkinan Jullie tewas di tangan perampok. Muncul satu nama dari hasil penyelidikan pihak kepolisian sejauh ini. Mariana Rose atau yang akrab di sapa Anna. Ya, satu-satunya orang terdekat yang paling di curigai.

Kemungkinan itu semakin di pertegas dengan "menghilangnya" Anna sejak kematian Jullie. Apartment Anna kosong. Dan kini, polisi tengah memburu perempuan kelahiran 28 tahun silam itu.

"Ada hubungan apa (antara) Jullie dan Anna?" Maia makin penasaran dengan penjelasan Bre.

"Entahlah. Ayahku sendiri pun tak memberitahukan hal itu padaku" jawab Bre singkat setelah mengangkat kedua bahunya bersamaan.

"Ayahmu yang memimpin penyelidikan ini?" Tanya Maia lagi.

Bre mengangguk. "Dan dua hari setelahnya, Adam --suami Jue-- di temukan gantung diri di kamar rumahnya!" lanjut Bre. Expresi wajahnya menyiratkan betapa ia "dahaga" akan kasus yang tak hanya menguji intelejensi, namun juga intuisi.

Seperti kata berita, Adam Lawrence, 38 tahun, di temukan tewas tergantung pada kusen pintu kamarnya sendiri. Foto-foto pernikahannya dengan Juliette berserakan tepat di bawah jasadnya yang menggantung tak bernyawa. Sehari setelah penyelidikan, polisi menyatakan kasus itu murni bunuh diri. Dugaan itu semakin di perkuat setelah di dapati bahwa status terakhir Adam Lawrence pada akun Blackberry-nya bertuliskan "Lebih baik mati daripada hidup tanpamu!" Tertanggal 13/04/2011 pukul 04.35 dini hari.

"Anehnya, kabel cctv di koridor yang menghubungkan ruang tengah dengan kamar tidur Adam, putus!"

"Entah terputus atau di putus" kini giliran Panji angkat bicara.

Tak hanya bicara, sejurus kemudian Panji pun mengatakan kepada kedua sahabatnya itu bahwa ia memiliki bukti "hebat" yang akan membuat mereka terkejut. Ia mengetuk pelan telunjuknya pada laptop yang masih terbalut tas berbahan kulit. Memberi isyarat. Buktinya ada di sini.

Singkatnya, Panji mengajak Bre dan Maia ke rumahnya.

***

Pada kedua sahabatnya, Panji mengaku telah memasang sebuah micro-camera di kamar paman dan bibinya itu sejak dua bulan yang lalu. Tentu tanpa sepengetahuan siapapun. Kecuali mungkin Tuhan. Kamera super mini yang langsung terhubung dengan laptopnya kapanpun ia mau, semula hanya ia peruntukan untuk memantau --lebih tepatnya, mengintip-- aktifitas paling private yang di lakukan paman dan bibinya itu. Bagi Panji, Tante Jullie adalah seorang wanita yang pasif di ranjang, seolah tak pernah mempunyai gairah kepada lelaki.

Panji pun mulai memutar rekaman tersebut.

"Check this out!"

Dalam layar komputer jinjing tersebut tampak seseorang bercadar dan berpakaian serba hitam menyusup masuk ke dalam kamar Adam sekitar pukul 03.15 a.m. tatkala sang pemilik kamar lelap tertidur.


|
|
V
 
Terakhir diubah:
|
|
V


Sesaat setelah berada di dalam, pelaku menyisir pandang seolah mencari sesuatu. Tak lama berselang, penyusup yang hanya seorang diri itu menyambar smartphone milik Adam yang kebetulan tergeletak di meja komputer. Dengan cekatan, pelaku langsung menyambungkan gadget tersebut ke laptop yang di selipkan di balik punggung.

"Lihat! Dia --pelaku-- meng-hack! Lalu membuat status, seakan Adam tak lagi ingin hidup!" Ujar Panji begitu emosional, mengingat Om Adam adalah sosok yang asyik, meski terkenal galak terhadap anak-anak buahnya.

Bre mengangguk di ikuti Maia.

Lalu, rekaman tersebut menunjukan pula bagaimana pelaku menghabisi nyawa Adam menggunakan seutas tali. Adam sempat meronta memberontak, namun tampaknya chef tambun itu tak cukup lincah. Kejadian tersebut berlangsung cukup singkat, sebelum akhirnya pelaku mengantung tubuh Adam pada kusen pintu lantas dengan sigapnya ia menaruh secara sembarang foto-foto pernikahan Adam dengan Jullie tepat di bawah jasad Adam.

***

"Ku pikir, itu pelaku yang sama, yang membunuh Jullie" Maia berujar, matanya memicing ke satu sudut kamar.

"Zaman SMA dulu, kita pernah bertaruh siapa yang yang lebih dulu berhasil menemukan pelaku pengerusakan di perpustakaan. Bagaimana bila kita bernostalgia? Tapi kali ini sebagai tim" Panji tiba-tiba saja menceracau.

"Gimana tuan Sherlock Holmes?" ledek Maia pada Bre yang saat itu berhasil menemukan siapa pelaku pengerusakan perpustakaan di sekolahan mereka.

Bre hanya tersenyum kecil. Membuka kacamatanya, lalu menggosokannya pada lengan baju.

***

Mereka pun memulai saat itu juga.

Panji dengan kelihaiannya keluar-masuk akun seseorang dan mengobrak-abrik file-file di dalamnya tanpa sepengetahuan si pemilik, terus melacak siapa sebenarnya Julliette yang di kenal introvert. Sementara Bryan mengakaji kembali berkas-berkas hasil laporan visum kedokteran, tim forensik dan berkas lainnya. Tak sulit bagi Bryan mendapatkan akses tersebut, mengingat ayahnya yang seorang Jenderal di kepolisian. Tak terkecuali "meminjamkan" Maia, beberapa sampel yang ia dapatkan terkait pembunuhan Jullie.

Seharian penuh, ia berkutat di laboratorium pribadi keluarganya. Sesekali Bre dan Panji datang. Sekedar membawakan sirloin steak kesukaan Maia.

Sementara pihak kepolisian tak kunjung menemukan titik terang tentang keberadaan Anna. Dimana Anna. Siapa dia?

***

Tiga hari penyelidikan oleh ketiga sahabat tersebut pun membuahkan hasil. Munculnya nama seorang perempuan, yang di duga merupakan otak pembunuhan keji yang menewaskan Jullie, tak hanya nama, tapi juga lengkap beserta alamat di mana si buronan itu bersembunyi.

***

Dengan Van milik orang tua Bre, mereka bertolak ke sebuah tempat yang cukup jauh. Ke sebuah perkampungan kecil nan asri di pedalaman. Menemui seseorang perempuan yang mungkin kini warna rambutnya tak lagi berwarna kemerahan, sang pemilik akun bernama EUCHRE.

Sesampainya mereka di sana, segenap anak buah ayahanda Bre berpakaian preman segera menggerebek rumah mungil berhalaman luas tersebut. Tak sulit menangkap pelaku yang malam itu sedang tertidur pulas di atas pangkuan Julliette. Ya. Alexandra Julliette, Sang journalist dengan nama pena "EUCHRE". Seseorang yang telah membunuh "dirinya sendiri"

Betapa terkejutnya Jullie mendapat tamu-tamu tak di undangnya itu sudah mengepung tempat persembunyiannya. Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa lagi selain berpasrah diri. Jullie dan temannya itu pun segera di ringkus. Penangkapan yang begitu mudah tanpa di warnai perlawanan berarti.

***

Setelah di gelandang ke mapolsek setempat. Jullie dan Abi pun di interogasi malam itu juga. Secara terpisah, tentunya.

Jullie yang tampak tengah mengendalikan ketakutan itu pun menceritakan bagaimana ia dan Abi melancarkan rencananya, pembunuhan yang sudah di rencanakan itu. Ia pun mengakui bahwa ia sendiri-lah otak dari pembunuhan tersebut, sementara Abi, bertindak sebagai eksekutor.

|
|
V

lanjut di bawah (ga muat, maklum pake hape)
 
dapat pertamax ya keren nih cerita nya enak nunggu selanjutnya ,,,,

Yap! Tengkyu gan atas kemampiranya!

Sory kalo berantakan and terkesan di buru2 (padahal iya!), maklum ane nulisnya balapan ama odong2. :D

Boleh kritik and sarannya ... Monggo
Apalagi di suguhi segelas Es Cendol Gula Aren ...

:)
 
I
I
V


Jullie menyuruh Abi untuk menculik Anna dan menghabisinya malam itu juga di belakang peternakan dekat ladang jagung. Bukan dengan sajam atau memukulnya hingga tewas, namun dengan sebotol asam berkonsentrat tinggi yang sudah di persiapkan. Setelah memastikan Anna sudah tak lagi bernyawa, Jullie segera memakaikan baju juga underwear yang di pakainya ke tubuh Anna. Lalu membakarnya. Dan, bukan tanpa alasan juga Jullie memilih area peternakan untuk membantai mantan partner-nya tersebut. Ia berharap, bangunan di peternakan itu juga ikut di lalap si jago merah. Namun, hujan yang tiba-tiba turun dengan deras di malam kejadian, membuat api yang sempat berkobar hebat itu padam seketika.

Tak sampai di situ, Jullie pun membuang tas berisi kartu atm dan tanda pengenalnya tak jauh dari lokasi pembakaran.

***

"Dan, kau juga yang membunuh Adam?" tuding Panji pada Abi yang kedua ibujari-nya di borgol.

"Bukan!" Jawab perempuan tomboy itu dengan lantang.

"Bukan ... Bukan aku! Aku bahkan tak tahu kabar tentang kematian Adam!" Abi membela diri dari tuduhan Panji yang emosi "Bahkan aku berani sumpah!"

"Lagipula, aku lebih senang Adam dalam kondisi hidup. Membiarkan ia tersiksa kesendiriannya seperti yang ku rasakan ketika ia merebut Jullie dariku" tutur Abi yang di lehernya terdapat beberapa tanda merah bekas kecupan.

Bre dan Maia saling menatap.

***

"Seseorang telah memanfaatkan moment "tewasnya" Jullie untuk menghabisi Adam. Lagipula, Abi adalah seorang yang gagap tehknologi yang bahkan tak tahu apa itu hacker, jadi tak mungkin ia mampu menghack sebuah akun Blackberry" Bre membathin, matanya tertuju pada sahabat terdekatnya, Panji.

Sementara di luar, malam semakin pagi. Mata fajar yang kian menyingsing tampak bercumbu merayu dengan tanah-tanah yang basah oleh embun, juga wewangi shubuh yang menjelanakan dingin ke pelupuk-pelupuk daun.

"Masih ada satu tersangka lagi, Tuan Sherlock Holmes!" Bisik Maia



--- FINN ---
 
nih tulisan penuh sebuah kesan dan pesan mungkin hanya :cendol: tidak berarti dari nubi tuk penulis selamat buat penulis karya yang apik semoga terus berkarya
 
Keduax dolo :hore:

Masih ada lanjutannya gan?
 
Terakhir diubah:
nih tulisan penuh sebuah kesan dan pesan mungkin hanya :cendol: tidak berarti dari nubi tuk penulis selamat buat penulis karya yang apik semoga terus berkarya

Skali lagi makasih gan!
Cendolnya enak ... Sueger tenan!

Pesan dan kesannya apa tuh gan? :D

:jempol:
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd