Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG The 20 Sec Hug [ Movie Script ]

BanggaHidupDiBandung

Pertapa Semprot
UG-FR+
Daftar
23 Jan 2013
Post
4.131
Like diterima
1.702
Lokasi
U.G.B.D.G
Bimabet
[ DAN KISAH ITU PUN BERLANJUT ]

Vakum dari dunia menulis hampir tiga tahun lamanya hanya membuat jari-jari tua ini semakin membisu , entah karena lelah atau hanya melarikan diri dari dunia alfabet A – Z atau memang tidak ada lagi yang perlu di kisahkan pada akhir tahun 2017 ?

Hari ini aku kembali.

Masih tentang Raden Angga Kusumah , apa kabar dia sekarang ? Yang pasti rambutnya mulai memutih dimakan usia , pandanganya semakin menunduk terhadap hal-hal buruk dan semua yag berkaitan dengan masa lalu berusaha dia tutup rapat – rapat . Sebenarnya hidupnya masih hampa tidak jauh berbeda dari delapan tahun sebelum aku mulai menulis lagi , sialnya pandangan matanya bukan semakin sayu tetapi masih menunjukan bilah tajam yang tidak pernah menua sedikitpun . Jangan kalian kira kisah yang terhenti kemarin tidak terekam dalam ingatan ini , gatal rasanya ingin menuangkan semua ke dalam bentuk tulisan tapi apa daya waktu tidak pernah berpihak .

Angga bukan tokoh hebat jago kelahi seperti kisah Bajindul , dia hanya pria biasa dari Kota Bandung yang diceritakan sudah menikah dengan Viona Dewi , dan ada satu kabar baik bahwa faktanya Viona masih berstatus istri sah Angga sampai sekarang, luar biasa memang wanita yang menjadi favorit kalian di seri :[ 20 SEC HUG ] bahkan seorang wanita tangguh seperti Lidya yang sempat menjadi istri Angga di Jakarta walau kemudian bercerai secara baik – baik hanya karena keduanya begitu saling mencintai tidak bisa mengalahkan pesona ibu muda beranak satu itu . Lupakan saja Defi yang hanya lewat setelah ingatannya kembali selepas kecelakaan yang menimpanya tidak ada lagi plot yang mengisahkan Defi secara gamblang karena dia bertekad kembali memulai rumah tangga dengan suaminya dari awal .

Secara tiba-tiba waktu bergerak mundur ke tahun 1997 , mungkin kalian mengingat dentingan Piano Caroline yang tertulis baik di buku harian Angga muda selepas dia lulus Sekolah Menengah . Pandangan kalian terhadap Angga mulai berubah di seri : [ DAL SEGNO ] walau sebenarnya seri ini seharusnya episode zero dari semua kisah Angga , pembawaan Caroline yang digambarkan gadis keturunan tiong hoa yang mencintai teman les pianonya bernama Raden Angga Kusumah kalian nilai positif bahkan lebih dari ekspetasiku dengan munculnya anggapan bahwa Angga yang kalian kenal tidak seburuk di seri dua : [ 20 SEC HUG ] yang berkesan fakboy . Caroline begitu lembut namun begitu berani menembus batasan “ Faith “ hanya demi lelaki yang dicintainya bahkan hingga akhir hayatnya Caroline hanya menyebut nama Angga ketika terbaring lemah di Rumah sakit dan saat itu Viona Dewi muda yang baru muncul belakangan secara tidak sengaja bertemu Lidya muda yang begitu arogan , mereka tidak saling kenal walau pada akhirnya bersahabat hingga menyatakan diri sebagai kakak dan adik tanpa ikatan darah .

Mulai ingat dengan semua kisah itu ?

Perlu kalian tahu aku menulis seri kedua pada tahun realtime seri ketiga : [ DICTION ] dimana kalian lebih mengira seri ketiga ini menjurus ke Fan Fiksi. Bagaimana tidak , Angga yang sudah dewasa dikisahkan bertemu dengan gadis muda berusia 19 Tahun yang berprofesi Artis bernama Feydora Nicky , jarak usia antara Angga dengan Fey memang banyak dipertanyakan . Fey yang dulunya adalah murid les privat Caroline yang kemudian dilanjutkan Angga selepas Caroline wafat memang tidak pernah diceritakan di seri kedua tetapi hanya berupa kisah sempadan di spin off : [ HARIRING ] yang tidak pernah ditamatkan karena alasan terlalu menjurus ke ranah mistis . Pada seri kedua inipun cerita Angga dengan Fey terganggu oleh kehadiran si gadis penyuka bulan sahabat Fey sendiri bernama April . Dalam kelanjutannya April lebih memenuhi alur cerita ketimbang Fey yang hanya tokoh yang seakan dihilangkan sebagian faktanya . Sialnya aku begitu enggan memberikan akhir cerita seri ini dan terburu-buru dengan kisah yang lebih menarik untuk dituliskan antara Angga dengan April . Tahu apa rahasianya ? Karena base semua kisah ini berawal dari cerita panas mungkin kalian menilai sesi Angga dengan April adalah penggambaran paling panas dari keseluruhan cerita karena tabiat April yang misterius menjadikan kisah ini perlu tertulis dalam satu spin off : [ THATS WHY I LOVE THE MOON ] tetapi kembali Lidya yang selalu ada dalam setiap kisah Angga mulai dari seri nol membuat aku bungkam sehingga tidak ada kata Tamat untuk kisah ini walau sebenarnya Angga sendiri menyatakan telah berpisah dengan April tetapi April tidak mau ini semua berakhir , hampir saja tulisan tangan April sendiri yang akan dirilis ke permukaan tetapi itu semua belum sempat terjadi .

Begitu banyak tokoh bukan ?

Jangan khawatir , walau berkesan seperti jumper tetapi aku berusaha membawa kalian semua ke apa –apa saja yang perlu diketahui . Seri terakhir yang aku kisahkan menjelang vakum adalah kelanjutan kisah mandeg antara Angga – April – Indy . Begitu lucu semesta mempertemukan Angga dengan April kemudian disaat Angga menyerah dengan April gadis lain teman seprofesi bahkan satu manajemen dengan April bernama Indy mulai merebut Angga , bahkan dari tangan istri Angga Dyaningsih . Siapa lagi Dyaningsih ? Aku begitu membenci tokoh ini karena dialah yang menjauhkan Angga dengan Viona , dialah yang membuat Viona yang begitu sempurna sebagai pasangan Angga menjadi tokoh yang dilupakan , semua hanya terfokus ke kisah Angga padahal Viona sendiri punya seuatu yang tidak bisa Angga dustakan .

Aku tidak ingin menulis tentang Dyaningsih .

Lebih seru mengikuti rututan kisah Angga dengan Indy yang dibumbui kehadiran bocah tengil berusia 17 Tahun bernama Caca , dalam kisah Angga mungkin hanya Caca Gadis termuda yang pernah Angga tiduri walau dalam keadaan yang sedikit diluar kebiasaan . Semua ini ditulis di seri [ CARAMEL CHOCHOLATE MACHIATO ] , banyak permintaan kisah ini ditamatkan tetapi apa daya tidak ada info terbaru dari cerita ini dan lagi-lagi semuanya hanya dianggap Fan Fiksi kehaluanku tentang Angga yang memulai hidup barunya di Jakarta .

Mari kita mulai lagi semua petualangan ini .

Semua kisah diatas sebenarnya bisa kalian baca di trit yg ada sebelumnya dimana aku memulai semua kisah Angga , tetapi khusus untuk edisi movie script disini tidak adil bila aku hanya memindahkan secara utuh dengan gaya penulisan yang masih noob di awal cerita .

Aku tahu ini akan jadi marathon yang panjang dimana aku harus menulis ulang keseluruhan cerita dengan gaya yang berbeda dari sebelumnya , aku ingin mencoba hal baru yang belum pernah kulakukan sebelumnya dalam ritme penulisan maupun bentuk utuh cerita tanpa mengurangi esensi cerita bahkan beberapa fakta yang hilang akan aku coba hadirkan disini .


--- BHDB ---

Perlahan akan kucoba menulis ulang semua kisah ini dan akan tayang ketika aku nyatakan siap , butuh waktu yang tidak sedikit tapi mudah-mudahan di waktu yang begitu sempit untuk menulis aku diberi keinginan kuat kali ini untuk bisa menyelesaikan apa yang kumulai .

Penulis bukan penulis skenario profesional mohon diampuni bila masih banyak kekurangan, sama seperti awal menulis cerita ini yang masih meraba-raba , merubah satu cerita menjadi sebuah script ternyata begitu menarik digeluti, semoga semua bisa menikmati pengalaman baru membaca sebuah cerita dalam bentuk yang berbeda.
 
Terakhir diubah:
THE 20 SEC HUG [MOVIE SCRIPT]






[ FADE IN BLACK INSERT BUMPER ]

/VOICEOVER/


“ duapuluh detik itu hanya waktu yang sesaat , duapuluh detik itu hanya hitungan tapi bagiku duapuluh detik menjadi sangat berarti karena di waktu yang sempit itu kita dapat membuat beberapa alinea sebelum kata-kata terucap “

BCU .TITLE

“ THE 20 SEC HUG “

SCENE 1 DAY.EXT. ESTABLISH KANTOR [ DEFI ]

Hanya terlihat beberapa mobil terparkir di depan gedung kantor , satu mobil keluarga berwarna putih ber plat D Tahun 2014 melaju pelan kemudian parkir disamping mobil sedan corolla DX TAHUN 1986 berwarna putih , satu wanita berambut sebahu keluar dari mobil keluarga nampak memperhatikan mobil sedan lawas tersebut [ CAMERA MOVE TO DEFI ] , Defi seorang ibu muda berusia 27 Tahun dengan dress kantoran pada umumnya tampak cantik dengan rambut sebahu ber make up tipis berjalan dengan tergesa menuju ruangan seminar setelah melihat mobil sedan jepang milik Angga.

SCENE 2 INT. RUANG RAPAT KANTOR

[ DEFI – ANGGA – BEBERAPA ORANG FIGURAN ]


Defi masuk ke ruang rapat dan mengambil tempat paling ujung meja , Angga Pria berusia 30 Tahun dengan kemeja biru rapi sibuk dengan laptopnya tidak menyadari kehadiran Defi . Beberapa peserta rapat lainnya sibuk dengan pekerjaannya masing-masing , [ CAM MOVE TO WHITE BOARD ] terlihat jelas tulisan “ RUNDOWN PEMILIHAN KETUA “ Jadwal yang jelas terpampang di white board menunjukan kegiatan di ruangan ini adalah sekitar pemilihan Ketua baru untuk periode berikutnya. Orang lain di dalam ruanganpun nampak sibuk dengan laptop atau catatannya masing-masing tidak ada yang bersuara hanya derit kursi yang ditarik Defi sedikit menyita perhatian mereka , Defi hanya tersenyum tanpa mengucapkan kata . [ BCU CINCIN DI JARI MANIS ANGGA MOVE TO DEFI ] Defi duduk bersebrangan dengan Angga , sejenak tidak ada dialog sedikitpun diantara mereka walau terkadang sesekali Angga mencuri pandang ke arah Defi yang nampak cantik sekali pagi itu. [ CAM TO DEFI ] Defi sibuk dengan laptop silver besutan Apple sementara Angga yang mencuri pandang sejak tadi dengan tiba-tiba menutup laptop lawasnya .

ANGGA : “ Sibuk sekali ya haha apa tidak ada yang mau ngopi ? “ tidak ada reaksi dari khalayak , mereka hanya menggelengkan kepala bergantian.

DEFI : “ Aku mau kang yuk “ Senyum bibir tipis dengan sepuhan lipstik merah muda sungguh menambah manis senyuman.

Angga melangkah menuju posisi Defi duduk

[ CAM IN FRAME DEFI – ANGGA ]

ANGGA : “ Lho punten ibu ini ? “ Angga menunjukan gestur bertanya dengan sedikit menyipitkan matanya.

DEFI : “ Saya Defi Kang dari Cabang kota sebelah mulai hari ini diperbantukan disini cuma pas pemilihan ketua baru , Pak Anggoro belum kasih tahu ya ?” Defi sedikit memanyunkan bibirnya pertanda dia sedang berfikir sesuatu aah sungguh menggemaskan .

ANGGA : “ Kemarin sih beliau bilang tapi tidak bilang siapa yang bakal datang hehe , saya Angga “ Angga menyodorkan tangannya kemudian disambut jabatan tangan Defi .

DEFI : “ Tahu kok , suaminya teh Vio kan ? “ Kembali Defi melengkungkan senyumnya membuat Angga sedikit salah tingkah.

ANGGA : “ Kok tahu ?” Wajar saja Angga keheranan dengan hal ini bagaimana tidak dia baru saja bertemu Defi hari ini tetapi sudah mengetahui bahwa dia Suami Viona Dewi .

DEFI : “ Aku lihat di Facebook Teh Vio Kang aku temen satu angkatan kuliah dengan dia, Bandung memang sempit ya ? Eh Teh Vionya gak ikut kesini Kang ? “

ANGGA : “ Vio lagi ada jadwal nguji dulu mungkin baru besok bisa bantu-bantu disini sama nanti saja sih pas hari H di Hotel Horison “ .

DEFI : “ Ouuh gitu, eh jadi ngopi kita ? “

ANGGA : “ Lah iya ayo bu ke pantry aja atau ke kantin sebelah “

DEFI : “ Bebas pak yang penting kopi dulu pusing saya dari pagi belum ngopi “ Defi mengangkat tubuhnya dari kursi .

ANGGA : “Baiklah mmmmm ke kantin sebelah saja sepertinya bakal lebih nyaman, bisa sambil sebat soalnya ehe ehe”

[ CAM TO ANGGA-DEFI OUT FRAME TO JENDELA ]

SCENE 3 INT. LS KANTIN [ DEFI – ANGGA – IBU KANTIN ]


Angga nampak mengucek kopi hitam pesanannya sementara satu batang rokok mengepul dibibirnya, Defi nampaknya tidak terlalu berkeberatan walaupun sebenarnya bidang kerja dia adalah dosen di salah satu perguruan tinggi bidang kesehatan satu profesi dengan istri Angga. Defi melengkungkan senyumnya melihat kelakuan Angga yang cukup konyol dengan mencoba mengepulkan asapnya menjauhi tubuh Defi namun apadaya angin dari kipas selalu mengarah ke Defi hingga beberapa kali juga terekam gestur Angga meminta maaf ke Defi [ SFX – PIANO PLAY ADENTE ]

[ CAM OUT TO EXT ]

SCENE 4 EXT. PARKIRAN [ DEFI – ANGGA – KANG PARKIR ]


Angga terlihat sibuk memasukan tas punggungnya ke kursi belakang masih dengan rokok yang menempel di bibirnya, sementara Defi sudah di mobilnya sendiri memperhatikan dengan senyum geli, mungkin dia merasa heran suami teman masa kuliahnya itu ternyata seorang pria absurd atau ada keanehan di dalam diri Defi kenapa seorang Viona Dewi bisa memilih pria dengan modelan seperti ini mengingat seorang Viona yang Defi ingat adalah gadis incaran para mahasiswa berprestasi juga lelaki mapan, bagaimana tidak apa yang diingat Defi dari seorang Viona adalah dia tidak pernah mau menerima pria disisinya dengan mudah tapi bisa-bisanya Viona menikahi pria yang kini ada di depannya, pria Bandung pekerja yang biasa saja tidak terlalu tampan berkendaraan sedan tua tahun 1986 dan sedikit absurd kelakuannya, apa yang begitu spesial dari pria bernama Angga ini ?

ANGGA : “ Pulang ke arah mana bu ? “ Angga menghampiri pintu kanan mobil Defi yang memang kacanya terbuka.

DEFI : “ Rumah aku di Cimahi pak “.

ANGGA : “ Aduh jangan resmi gini atuh kalau sudah diluar gini mah panggil nama saja gapapa “ Angga nyengir bak kuda ketawa, aneh dan salah tingkah.

DEFI : “ Panggil apa dong ? “ Defi kembali memanyukan bibir tipisnya dan astaga dipastikan itu sangat menggemaskan.

ANGGA : “ Panggil apa ya ? mmhhh Aa juga boleh lagian kan kamu seangkatan Vio hehe “ Mata Angga melirik keatas entah apa maksudnya manusia satu ini.

DEFI : “ Aduh jangan Aa dong serasa manggil suami atau kakak sendiri, gimana kalau Akang saja ya boleh ? “ Sebelah tangan Defi menutup bibirnya menahan ketawa.

ANGGA : “ Mmm Akang boleh lah, eh iya suami kamu orang Cimahi juga “ Kenapa harus kepo Angga ? Kenapaaa ???

DEFI : “ Iya Kang suamiku orang Cimahi tapi dia kerja di Jakarta pulang pergi seminggu dua kali atau dua minggu sekali “ Lengkung senyum yang berbeda kini hadir dibibir Defi mengguratkan hal yang tidak bisa dibaca Angga.

ANGGA : “ Ouhh macam tuu ok ok “

DEFI : “ Ok bagaimana Kang ? “ Defi sedikit mendekatkan wajahnya sambil kembali ke senyuman awal.

ANGGA : “ Ahahahah nggak gak papa kok cuman mau bilang ok aja aduh apasih mmmm “ Angga tampak grogi dengan pertanyaan Defi.

DEFI : “ ok kalau gitu defi duluan ya kang, sampai ketemu besok “ Tanpa menutup kaca mobilnya Defi memundurkan mobilnya kemudian sambil dadah-dadah manja dia meninggalkan pelataran parker menyisakan seorang Angga yang sedikit terpaku ditempat sambil menggaruk-garuk kepalanya.

CU TO TEXT BLACKBERRY ANGGA

TEXT

VIONA : pah udh mo plg ? ping !

ANGGA : ini mau otw mah knp ?

VIONA : bw makanan pah laper ( emoji sedih)

ANGGA : mau dibwin ap ?

VIONA : Apa aj blh tp klo bisa martabak tlr

ANGGA : ok

VIONA : yes yes tiati di jln pah muach

FADE OUT TO BLACK

ESTABLISH. SUASANA KOTA BANDUNG SENJA HARI [ LAMPU-LAMPU MULAI MENYALA. MSC PETIKAN GITAR AKUSTIK ADANTE INTRO MOCCA ON THE NIGHT LIKE THIS ]

CUT TO EXT – DEPAN RUMAH ANGGA [ ANGGA – VIONA ]


Gerbang rumah Angga nampak terbuka , suasana perumahan tipe lama dengan halaman hijau ditumbuhi satu pohon mangga yang nampak sedang berbuah terlihat juga mobil berwarna putih yang biasa dipakai Viona Dewi , hanya mobil keluarga biasa tidak terlalu istimewa. Angga memarkirkan mobilnya tepat di depan mobil Viona lalu dia mengambil satu bungkusan martabak di kursi sebelah sopir, ada satu lengkung senyum di bibir Angga ketika berlalu menuju pintu mengetuknya kemudian pintu terbuka oleh wanita berusia 28 tahunan berambut sebahu sedikit curly diujungnya mengenakan celana tidur super pendek dan kaos hitam oversize dengan sablonan bertuliskan “ JASAD “ .

SCENE 5 .INT . MEJA MAKAN AREA DAPUR BERSIH RUMAH ANGGA [ ANGGA – VIONA ]

Angga membuka sepatunya kemudian Viona mengambilnya untuk menyimpannya di rak sepatu kemudian mengikuti Angga sambil menggelayutkan tangan dan kepalanya ke bahu Angga , Viona mengecup pipi Angga namun reaksi Angga hanya sedikit menjulurkan lidahnya membuat Viona gemas kemudian melompat ke punggung Angga .

ANGGA : “ Aduh duh berat maah astaga “ Memang sih Angga terlihat sedikit sempoyongan padahal berat badan Viona cukup mungil untuk ukuran wanita Indonesia.

VIONA : “ Biarin weeek masa sih berat ga nyampe limapuluh kilo juga nih “ Viona semakin memeluk erat Angga hingga akhirnya keduanya ambruk tepat disebelah meja makan sambil tertawa.

ANGGA : “ Buka mah “

VIONA : “ Siap pah lagian si dedek udah bobo “ Viona dengan sigap mengangkat kaos tidur oversizenya.

ANGGA : “ Astaga mamah maksud papah itu martabaknya "

VIONA : " oooh jadi itu maksudnya hahaha ya maaf kirain hehehe "

ANGGA : " astaga mama, tapi boleh juga sih lagian udah lama juga kan kemarin-kemarin Mamah kan lagi dapet "

VIONA : " Jadi papah sekarang mau makan dulu atau mmmmhh mau makan Mama dulu hehehe "

ANGGA : " Katanya tadi Mama laper gimana siiih padahal papah sudah buru-buru nih beli martabak "

VIONA : " iya deh iya makan dulu sebentar ya ama si apin mau sekalian dibikinin kopi enggak pah?"

ANGGA : " boleh deh kopi item ya jangan pakai gula seperti biasa " Angga membuka kancing bajunya dan menyimpan tas nya di samping meja makan sedangkan Viona mengambil piring untuk menyiapkan martabak yang di bawah Angga.

CUT IN HP ANGGA

Angga melihat hp-nya kemudian sedikit mengernyitkan kening saat dia melihat satu pesan masuk di Blackberry messenger nya loh ini kan Defi, dan tanpa sengaja Viona melihatnya Anda sedikit panik tanpa alasan sih kenapa harus panik juga padahal ekspresi Viona nampak datar dan biasa-biasa saja melihat pesan masuk dari wanita lain.

VIONA : " teman baru ya pah ? " Viona sedikit kapok melihat kearah Handphone Angga tapi itu tidak berlangsung lama cuma nampak sibuk dengan martabaknya yang sudah terpotong potong rapi kemudian memakan salah satunya

ANGGA: " mmm mmm ini mah Bu Defi loh katanya dia satu angkatan sama mamah pas kuliah masa sih enggak tahu " memang sangat berasa sekali, maksudnya berasal di introgasi oleh istri sendiri.

VIONA: " oh ya ya ya kemarin kemarin memang sempet messenger-an Facebook ingat sih dulu dia satu jurusan dengan aku loh pah dulu dia cantik banget sekarang gimana sih cantik nggak, apa saking cantiknya sampai sempet nge ping lagi orang ya hahaha becanda pah ". Sedikit sarkas si tapi masih bisa kuterima mengingat bukan sifat Viona memperlihatkan kecemburuan secara sporadis.

ANGGA : “ Katanya besok janjian ya mau bantuin acara kantor papah ? “ Memancing pembicaraan sambil mencairkan suasana

VIONA : “ Iya sih tapi gimana besok aja deh lagian mamah gak terlalu kenal sama Defi cuma sekedar tau aja “

ANGGA : “ ouh pantes papah jarang denger ceritanya “

VIONA : “ Udah ah pah Defi lagi Defi lagi mendingan diminum kopinya terus mam martabaknya nih teruss Papah mandi ih bau keringet, jangan lama-lama ya mamah tungguin di kamar “ .

ANGGA : “ bbaa bhaiikkklaahh ahahaha “ Angga memakan martabaknya dengan sekali suap kemudian berlari menuju kamar .

[ SFX . SUARA PERCIKAN AIR DAN SENANDUNG ANGGA.]

CUT TO.

[ CAM. LOW ANGLE TO VIONA ]


Terlihat Viona di wastafel mencuci gelas kopi dan piring, pemandangan ini begitu romantis ditambah lampu yang sedikit temaram memperlihatkan bagian kaki Viona yang ramping tertutupi kaos hitam oversize, Viona membasuh tangannya kemudian melapnya dengan alp kering lalu dia mengikat rambutnya yang pendek sambil menggigit bibirnya, ada senyum nakal dibibir Viona lalu entah kenapa dia kemudian tertawa seperti kegelian kemudian out frame.

[ CAM . LS TO DEPAN KAMAR ]

Viona dengan langkah menggemaskan membuka pintu kamar kemudian menutupnya perlahan. [ SFX ----- masih terdengar senandung Angga bergema menunjukan dia masih di kamar mandi yang memang ada di dalam kamar tidur , beberapa saat terdengar pintu kamar mandi terbuka ]

[ SFX . DIALOG ANGGA - VIONA ]

ANGGA : “ Loh mah …. “

VIONA : “ Sini …. “

ANGGA : “ tapi Papah masi … “ terdengar suara benda jatuh .

VIONA : “ Tuh kan bandel, udahlah sini cepetan “

ANGGA : “ Papah belum mmpphh hhh aahhh maah iihh bentar “

VIONA : “ Berisik Papah nanti si Dedek bangun “

ANGGA : “ Dedek lainnya udah bangun ini astaga “

VIONA : “ Ya baguslah sini-sini dek ahahahah “

[ FADE OUT TO BLACK ]

SCENE 6 [ INT. GEDUNG ACARA . ANGGA - DEFI - VIONA - TALENT KARYAWAN ]


ESTABLISH

Kesibukan terlihat di beberapa titik, terlihat Angga sedang wara-wiri membawa berbagai berkas dari ruangan sebelah dengan tumpukan yang menggunung terlihat juga Angga menghampiri meja Defi yang juga terlihat sibuk dengan laptopnya .

[ CAM IN FRAME TO VIONA ] Viona datang menghampiri Angga yang sedang berbincang dengan Defi di meja pojok.

VIONA : “ Selamat siang Bapak Ibu sepertinya sibuk sekali “ Wajah Vio nampak begitu manis dengan taampilan tenaga pengajar muda , drees kerja yang begitu cocok di tubuh kecil Viona.

ANGGA : “ Eh halo mah ehe ehe oh iya ini lagi mau bahas roundown sama bu Defi “ tampak sekali di wajah Angga tidak kalah kaget dengan reaksi Defi yang langsung berdiri dari duduknya.

DEFI : “ Hei teh apa kabar “ Defi menyodorkan tangannya disambut dengan hangat oleh Viona .

VIONA : “ Baik waah Defi sekarang makin cantik yaa terakhir ketemu kita kapan ya Def ? “ Senyumnya itu lho seakan Vio tidak terlalu mempermasalahkan suaminya sedang bersama wanita lain walau dalam konteks kerja.

DEFI : “ Kapan ya Teh ? mungkin terakhir kita ketemu mmmm pas sama-sama mau ngambil akta dosen kali ya di Jakarta waktu itu teteh sudah nikah sama kang Angga “ Defi tersenyum namun ada arti lain dalam pandangannya kepada Viona.

ANGGA : “ ouhh mmm ya udah mah Papah ke dalem dulu ya mau beresin disana aja “

VIONA : “ lho tadi bukannya mau bikin roundown sama Defi ? “ Viona mengerlingkan matanya ke arah Angga tatapan yang manja namun juga sedikit menohok.



ANGGA : “ lho kan udah ada Mamah disini jadi biar Defi dibantuin Mamah saja ya tolong hehe “ Angga kemudian tersenyum lebih ke nyengir mirip kuda lalu segera balik badan meninggalkan Vio dengan Defi yang masih kelihatan canggung.

DEFI : “ yeee si Aakang ga jelas banget “

VIONA : “ Biasalah cowok hahaha ya udah yuk tadi udah sampai mana ya ? “

[ CUT IN TO ANGGA . RUANGAN SEBELAH. INT]

Bukannya mengerjakan apa yang harus dikerjakan Angga malah duduk santai sambil menghisap rokok mild , kebetulan ruangan yang Angga pakai memang dikhususkan untuk panitia bapak-bapak perokok , cukup lama Angga hanya diam sambil tersenyum-senyum sendiri tampak memikirkan sesuatu namun sebelum hisapan terakhir di rokoknya Angga berjalan ke arah pintu.

[ POV ANGGA TO VIONA - DEFI ]

Mereka berdua tampak akrab , bisa kulihat tawa Viona sesekali memenuhi ruangan disebelahku berbeda dengan Defi yang memang dengan wajah kerasnya hanya sesekali tersenyum menanggapi celotehan Viona . Kulihat juga saat mereka berdiri berdua di depan white board sambil mencoret-coret bagan roundown , Defi memang berperawakan lebih tinggi daripada Vio yang terhitung mungil untuk wanita Indonesia tetapi itu tidak bisa dibandingkan dengan proporsi tubuh Vio yang sungguh menggemaskan di mata pria apalagi dibanding Defi kulit Vio lebih terlihat putih dipadu rambut sebahunya yang khas , dua-duanya wanita sunda satu dari priangan timur satu lagi dari pajajaran.

Sialnya ada satu moment dimana Defi sedikit membungkukan badannya sehingga pinggang rampingnya melengkung dan pose ini sungguh luar biasa bagiku sehingga sempat menelan ludah. Untuk ukuran dada sih bisa dibilang juga Vio lebih unggul tapi mungkin saja untuk kekenyalan masih lebih baik Defi . Halah apasih Angga jangan berpikir macam-macam dah sudahlah yang terbaik itu Viona Dewi tolong ya tanamkan itu di otakmu.

Selain itu ada sesuatu dari Defi yang menggelitik dipandangan Angga, mengingat usia Defi tidak begitu jauh dari Vio dan mungkin juga sudah punya keturunan tetapi lekuk tubuhnya masih terlihat prima lebih fit dibandingkan Vio yang lebih berkarakter kawai. Cukup lama aku memandangi mereka berdua dan entah apa saja yang ada di benaku memikirkan hal yang tidak-tidak.

[ POV ANGGA . END ]

[ CUT TO . ANGGA - VIONA. INT - RUANGAN ANGGA ]


Jam di dinding ruangan Angga menunjukan pukul 17.20 WIB , Angga masih terlihat serius dengan rokok yang masih dihisapnya dalam-dalam juga kopi panas yang masih terlihat kepulan asapnya , kedua mata Angga terlihat fokus ke laptop didepannya sesekali memilah berkas yang bertumpuk disebelahnya. Angga sudah nampak lusuh mengingat sudah dari pagi dia berada di tempat ini , gedung megah tempat pertemuan menyatu dengan hotel berkelas lumayan , esok hari adalah hari tersibuk dimana acara utama semua kegiatan ini adalah pemilihan pemimpin baru di kantor Angga bekerja.

[ SFX. SUARA LANGKAH KAKI ]

VIONA : “ Papah … “

ANGGA : “ Hai Mah “

VIONA : “ Masih sibuk ya ? “ Vio menghampiri Angga

ANGGA : “ Lumayan sih mah kenapa emang ? “ Angga menghentikan kegiatannya kemudian memandang ke arah Vio yang kini sudah disebelahnya sambil menggelayut manja “

VIONA : “ Mamah boleh pulang duluan gak pah ? soalnya si adek harus dijemput dulu dari rumah omah kan, mmm Papah jadi nginep disini ? “

ANGGA : “ Sepertinya emang harus nginep ya, ini persiapan masih belum beres paling agak tengah malem nanti baru beres dikerjain kalo pulang dulu takutnya kesiangan “

VIONA : “ Oh ya udah mmm Mamah udah siapin baju juga kan tadi pagi ya ? “

ANGGA : “ Iya mah masih di tas bajunya di mobil belum Papah pindahin ke kamar panitia “

VIONA : “ Sekamar sama siapa Pah ? “ Mata Vio sedikit melirik kearah luar ruangan “

ANGGA : “ Pak Rahmat mungkin ya soalnya tadi beliau yang ngurusin kunci, gampanglah itu “

VIONA : “ Oooohh ya sudah Mamah duluan ya “

ANGGA : “ Papah gak anter kedepan gapapa ? Udah PW nih ehehehhe “

VIONA : “ Iya gapapa kok Pah ...eh bentar “ Viona mendekatkan wajahnya namun sebelumnya sempat melirik kembali ke arah luar ruangan dengan cekatan bibir bergincu merah Vio mendarat lembut di bibir Angga .

ANGGA : “ Mppph heh aduh ini tempat umum Mah “

VIONA : “ Hahahha biarin kan kita suami istri … bye Papah besok Mamah kesini pagi ya “

Viona meninggalkan Angga di meja dadakan yang menjadi tempat kerjanya, Angga menyalakan sebatang rokok kemudian memperhatikan pintu yang masih terbuka, Angga melangkah dan sudut panjangnya trerfokus kepada Defi yang masih terlihat sibuk dengan bahan pekerjaannya yang menumpuk.

Mungkin Angga tidak berniat menghampiri karena memang dia hanya akan mengambil selotip di meja dekat Defi, tidak ada dialog ketika Defi melihat Angga kemudian melemparkan senyum di tengah peluh lelahnya , Anggapun demikian dia hanya nyengir seperti kuda kemudian kembali ke ruangan panitia tapi tidak begitu lama Angga kembali ke meja Defi mengambil serutan pensil , Defi kembali tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala dan dengan kikuknya Angga kembali teribirit-birit menuju ruangannya. Tebak beberapa menit kemudian sudah dipastikan Angga kembali ke meja Defi hingga padak akhirnya diiringi dengna suara petikan gitar sebagai backsound terlihat Defi menyuruh Angga mengambil laptopnya untuk bergabung di mejanya , selama backsound diputar terlihat sekali mereka berdua bekerja sambil saling lempar topik yang begitu seru hingga akhirnya cam fade out to white memperlihatkan jam dinding di ruangan tengah yang menunjukan sudah larut malam kemudian berganti frame ke suasana kosong di depan lift.

SCENE 7 [ INT. LIFT . ANGGA - DEFI ]

Angga berjalan menghampiri lift, Defi nampak mengikuti disebelahnya keduanya nampak menunggu lift turun untuk menuju kamar tempat mereka menginap masing-masing . Bisa dipastikan mereka akan menginat di hotel sekaligus tempat acara besok pagi,m itu terlihat dari koper kecil yang Defi seret disampingnya juga Angga yang nampak membawa backpack berukuran sedang dipunggungnya. Angga menoleh kemudian tersenyum sehingga itub membuat Defi ikut tersenyum lalu keduanya masuk kedalam lift secara bersamaan dan berdiri dengan jarak yang cukup dekat.

[ Pintu lift tertutup ]

SCENE 8 [ INT. DI DALAM LIFT. ANGGA - DEFI ]

Sejenak suasana begitu hening ketika pintu lift tertutup hingga akhirnya Angga membuka pembicaraan.

ANGGA : “ Kebagian kamar di lantai berapa bu ? “ Angga menoleh ke arah Defi sambil menghirup aroma parfume Defi , itu terlihat dari kerakan dada Angga yang sedikit mengembang.

DEFI : “ 807 Kang “ Defi tersenyum ingin menoleh ke arah Angga namun begitu canggung sehingga akhirnya hanya bisa menunduk malu sambil memainkan kunci kamarnya

ANGGA : “ Sendiri ? “ Nah loh Angga apa maksudnya ini ?

DEFI : “ Harusnya sih berdua tapi tadi bu Ambar malah izin pulang katanya rumahnya memang deket dari sini jadinya dia mau pulang saja besok pagi baru kesini lagi “ Kini Defi berani menoleh ke arah Angga walau kembali menunduk seperti ingin mengatakan sesuatu lebih jauh lagi.

ANGGA : “ ouh …. “

Lift bergerak menuju lantai atas dan di lantai 7 lift terhenti lalu Angga keluar dari lift.

ANGGA : “ Duluan ya bu “ Angga melambaikan tangannya manja.

DEFI : “ Iya Kang … mmmh “

Pintu lift segera menutup tapi Defi seperti ingin mengatakan sesuatu dan secara reflek Angga menahan pintu lift dengan memijit tombol lift.

ANGGA : “ Kenapa bu ? “

DEFI : “ Akang nginep sendiri ? “

ANGGA : “ Oh harusnya berdua sih sama pak Bambang tapi dia pulang juga sama kaya bu Ambar haha , emangnya kenapa bu ?” Sesaat Angga menatap Defi yang kini nampak panik

DEFI : “ Nggak Kang mmmh nanya aja “

ANGGA : “ oh Ya udah selamat istirahat bu “

DEFI : “ Selamat istirahat Kang ….”

Pintu lift perlahan tertutup, kedua mata mereka masih beradu seakan ada satu hal lain yang ingin disampaikan namun suasana begitu canggung hingga akhirnya pintu benar-benar tertutup Angga masih berdiri di depan lift tersenyum aneh sambil menggeleng-gelengkan kepala kemudian berjalan outframe meninggalkan frame pintu lift yang kemudian lambat laun [ FADE OUT TO BLACK ]

MONTAGE [ POTONGAN ADEGAN KEGIATAN PEMILIHAN KETUA BARU ]


Pagi hari begitu dingin di kota Bandung, itu terlihat dari banyaknya peserta yang memakai jas atau jaket sebelum memasuki ruangan acara kemudian beberapa dari mereka bahkan ada yang memakai syal dilehernya. Belakangan memang daun-daun berguguran pertanda musim panas sedang berlangsung tetapi suhu begitu dingin ditambah angin gunung yang selalu bertiup sepanjang hari.

Ruangan pemilihan ketua memperlihatkan para peserta berdiri dan terlihat bernyanyi sambil menghormat bendera merah putih, adegan cepat berganti ke suasana pemilihan layaknya pemilihan umum pemilihan kepala pemerintahan namun dalam skala yang lebih kecil.

Terlihat juga di frame Angga nampak serius di meja panitia mengingat dia sebagai operator utama kegiatan ini dengan segala atribut radio yang menempel mengkomando jajaran panitia lain , Defi nampak begitu cantik wara-wiri bersama ibu-ibu muda lainnya yang terlihat mengenakan name tag panitia.

Viona sendiri terlihat sibuk dengan kamera digital generasi pertamanya, rambutnya dicepol lucu menambahkan kesan resmi dipadu dress seragam panitia tapi dasar viona sepertinya rok diatas lutut itu terlalu memperlihatkan sebagian paha putihnya dan itu tentu saja menjadi bahan lirikan peserta laki-laki yang kebetulan dilewati Viona ketika mengambil gambar dokumentasi.

Adegan berlanjut dimana suasana nampak begitu tegang mengingat hasil pemilihan yang begitu tipis diakhiri sorak sorai kubu pendukung yang menang. Ketua baru nampak memberikan sambutannya sambil mengenakan jas perlambang sang Ketua , semua nampak masih bersemangat termasuk Vio yang nampak kerepotan dengan segala sudut foto yang dia bisa.

Defi nampak tersenyum ketika sedang berada disamping Angga , Vio kadang memperhatikan dari jauh namun tidak ada reaksi berlebihan darinya dia hanya kembali fokus ke tugasnya. Kini adegan beralih ke suasana tegang pemilihan ketua baru yang mirip-mirip dengan pemilu pada umumnya dipilih secara langsung melalui voting tertutup.

Sorak sorai mewarnai kubu pemenenang ketika ketua baru terpilih didaulat untuk naik mimbar memberikan sambutannya. Beberapa potongan frame suasana ceria mengisi bergantian hingga akhirnya [ CAM FADE TO WHITE ]

SCENE 9 [ INT. NIGHT. RUMAH ANGGA . VIONA -ANGGA ]

Angga hanya mengenakan kaos singlet berwarna putih duduk di sofa ruang tengah sambil memperhatikan acara TV yang tidak begitu menarik, terlihat dari tingkah Angga memindahkan channel berulang kali sampai akhirnya dia menyerah lalu berjalan menuju dapur ke arah lemari pendingin mengambil sekaleng soda favoritnya. Tidak selang begitu lama Vio yang baru saja mandi sudah mengenakan kaos oversize seebagai baju tidurnya, tapi kali ini dia tidak memakai celana bawahan dan itu cukup menjadi perhatian Angga, Vio tersenyum kemudian menghampiri Angga.

VIONA : “ Papah jangan kebanyakan minum soda ih nanti perutnya ndut “

ANGGA : “ Ya ampun mah minggu ini baru minum sekaleng ini kok “ Angga membalikan badannya bak anak kecil yang menyembunyikan makanan favoritnya.

VIONA : “ Coba icip pah “ Vio dengan sedikit memaksa mengambil kaleng soda milik Angga walau Angga bersikukuh mempertahankannya tetapi pada akhirnya Vio berhasil merebutnya kemudian mereguk soda dengan rakus.

ANGGA : “ heyy jangan dihabisiiin “ Angga protes keras melihat tingkah laku Vio.

VIONA : “ Aaaahh memang seger ternyata biar ga sehat juga ahaahhahah “ Rambut Vio yang masih basah mencipratkan air saking girangnya tingkah laku Vio yang kekanakan ini.

ANGGA “ “ Yaaahh tinggal dikit, buka sekaleng lagi boleh ya ?”

VIONA : “ Heeeh jangan ga usah mendingan mandi sana papah bau acem ih” Vio mendorong-dorong tubuh Angga menuju kamar untuk segera mandi.


ANGGA : “ Iya -iya eh mah laper nih ada makanan ga ? “

VIONA : “ Mmmm ada ga ya ? ya udah nanti mamah bikinin nasi goreng mau ? “

ANGGA : “ Wah boleh juga tuh, yang pedes ya “

VIONA : “ Siap boss pokonya dijamin pedes sampe mencret ahahah “

Angga masuk ke kamarnya sementara Vio langsung membuka lemari pendingin mengambil bahan-bahan yang ada untuk membuat nasi goreng [ BCU TO .PENGGORENGAN ] Rupanya Vio memberikan cabai cukup banyak di bahan nasi goreng yang sedang dibuatnya. [ CAM.CU TO VIONA ] Bibir Vio bergumam seperti bersenandung sebuah lagu [ BACKSOUND . GITAR SOLO . INTRO ON THE NIGHT LIKE THIS BY MOCCA ] Kini terlihat frame dari samping Vio yang sedang memasak nasi goreng dengan teliti , lampu dapur yang tidak terlalu terang terpapar sorotan lampu dari ruangan sebelah sehingga sesekali membentuk shilluete tubuh Vio yang mungil namun tidak terlalu kurus apalagi lekuk pinggang ke atas hanya tertutup kaos oversize tapi itu tidak bisa menyembunyikan isi dada Vio yang terbilang cukup besar bila terlihat lebih bawah pinggang lekuk belakangnyapun tidak kalah menarik walau pada kenyataannya Vio sudah memiliki satu anak tetapi dia cukup bisa merawat tubuhnya sehingga adegan ini begitu menggemaskan untuk dilihat.

[ ESTABLISH. RUANGAN DAPUR . VIONA-ANGGA ]

Masih terdengar [ BACKSOUND GITAR SOLO ] Vio menyiapkan piring kosong yang diatur sedemikian rupa juga segelas air putih disampingnya, kini nasi goreng buatannya sudah tersaji rapi berikut ada sedikit cemilan yang Vio siapkan juga gelas lain yang mungkin berisi kopi di tangan Vio. Angga masuk ke dapur sudah mengenakan boxer juga kaos tidur, dengan segera dia menyantap nasi goreng buatan Vio ditemani Vio disebelahnya, nampak mereka mengobrolkan sesuatu kemudian tertawa bersama, [ BACKSOUND ] masih terdengar, lantunan gitar bersenar nylon membawakan lagu yang sangat pas mendukung suasana Angga dengan Vio, suasana keluarga kecil yang begitu bahagia hingga setelah santapan makan malam itu habis terlihat keduanya saling berpelukan juga saling mencium. Vio nampak begitu gemas merangkul Angga sedangkan Angga dengan usahanya yang lebih mengelus paha Vio yang kini tersingkap jelas, rupanya dari tadi dia tidak memakai celana bawahan.

[ FADE OUT TO BLACK ]

[ FADE IN TO . ESTABLISH ]


Ujung Timur kota Bandung terpapar mentari pagi, kabut tipis masih menyelimuti puncak gunung terlihat lampu-lampu kota mulai dipadamkan, semua terekam secara timelapse indah [ CUT TO . MOBIL ANGGA ] Terlihat dari kejauhan mobil DX tua berwarna putih memasuki ruangan parkiran kantor di tengah kota Bandung , kantor di deretan jalan penuh pohon rindang. Di PArkiran sudah terlihat ada beberapa kendaraan mungkin rekan kerja Angga . [ CUT. TO ANGGA ] Angga turun dari mobilnya kemudian terlihat menyalami security kantor kemudian masuk kedalam.

SCENE 10 [ INT. RUANG KERJA ANGGA . ANGGA .DAPUR. ANGGA - DEFI- MIRA-PAK BUDI ]

Meja kerja Angga terlihat sedikit berantakan, Angga membereskan sekedarnya kemudian membuka laptopnya sambil mengkoneksikan satu kabel ke speaker kecil yang ada di meja Angga juga. Terdengar playlist mengalun dari speaker melantunkan lagu The Milo dengan volume tidak terlalu keras. Angga menguap lalu mengucek-ngucek matanya, beberapa berkas kembali dia rapikan [ CU . LAPTOP ANGGA ] Angga membuka sosial media pribadinya mengecek beberapa notifikasi kemudian tersenyum karena dia melihat Defi mengirimkan permintaan berteman dengannya , setelah menerima pertemanan jiwa keingintahuan mengusik Angga , laman per laman Angga selusuri dan frame memperlihatkan Foto-foto Defi bersama suaminya dan anaknya yang mungkin seusia anak Angga . Angga juga mengecek Sosial media Vio dan rupanya sudah ada beberapa hasil foto kegiatan kemarin ter upload disana, Angga hanya kembali tersenyum melihat Foto Vio menggandeng Defi dengan ceria dengan latar belakang banner kegiatan.

Setelah lagu berganti Angga berdiri berjalan meninggalkan ruangan.

[ CUT .TO . INT. PANTRY]

Sudah dipastikan Angga menuju dapur kantor untuk membuat segelas kopi padahal biasanya sebelum berangkat kerja Vio pasti sudah membuatkan segelas untuknya, tapi dasar si Angga pecinta kopi dimana satu gelas dipagi hari itu tidaklah cukup. Rupanya lemari dapur kantor menjadi tempat penyimpanan beberapa jenis kopi favorit Angga.

Air sudah begitu mendidih di ceret yang Angga panaskan , Angga menoleh ke arah pintu dapur ketika sayup-sayup terdengar [ SFX. LANGKAH KAKI ] , Ada sedikit kebingungan di wajah Angga setelah dia tidak menyangka yang datang adalah Defi.

ANGGA : “ Nah lho kok ada bu Def disini ?’ “ Angga terlihat kikuk

DEFI : “ Selamat pagi Kang Angga “ Defi tidak menjawab pertanyaan hanya melemparkan senyum sambil menghampiri Angga

ANGGA : “ Oh iya hehe selamat pagi bu, mmmm “

DEFI : “ Bingung ya kenapa aku disini ? “

ANGGA : “ Mmmh ya sih “

DEFI : “ Jadi …. aku pindah kantor kesini Kang “

ANGGA : “ Serius ? “ Angga terlihat kaget namun ada sedikit senyum dibibirnya .

DEFI : “ Ahahahha gak Kang bercanda, aku cuma mau beresin laporan kegiatan kemarin yaaa paling beberapa hari disini terus nanti ke Kota sebelah lagi balik ngantor biasa “ Tawanya begitu mewarnai pagi ini, Defi begitu segar pagi ini dengan dress putih hitam dipadu rambut sebahu dihiasi sejenis hiasan rambut yang membuat kesan dewasa muda semakin terlihat.

ANGGA : “ ooh padahal beneran pindah kesini aja gapapa kok bu aku seneng malah “ Defi menundukan wajahnya seperti tidak percaya perkataan seperti itu keluar dari bibir Angga dan untuk mengalihkan rasa paniknya Defi mulai mengalihkan pembicaraan.

DEFI : “ Mmmhh lagi apa Kang ? bikin kopikah ? “

ANGGA : “ Iya nih hehe masih belum bangun padahal tadi pagi sudah minum “

DEFI : “ Aku juga mau dong Kang aku bawa kopi sendiri nih “

ANGGA : “ Oh boleh bu itu gelasnya diatas “ Angga menuju rak atas lemari dapur

DEFI : “ Kang ga usah panggil ibu ih panggil Defi aja “

ANGGA : “ lho ? “

DEFI : “ Iya gapapa Kang panggil Defi aja ahahha ga usah sok kaget gitu ah “ Gigi Defi begitu rapi berbaris dan tawanya sungguh … ah sudahlah.

ANGGA : “ Iya iya eh sini gelas sama kopinya Fi biar sekalian diseduh ini airnya banyak kok “

DEFI : “ Oh iya Kang “ Defi membuka bungkus kopi instan yang dibawanya kemudian menyerahkan gelas ke Angga .

ANGGA : “ Nanti lagi ga usah bawa kopi ini di lemari banyak stok punya aku “

DEFI : “ Iya Kang makasih ya udah nawarin “ Defi bergeser menjadi begitu dekat dengan Angga sehingga wangi parfume nya yang manis cukup membuat Angga sedikit grogi.

Angga mengaduk kopi miliknya berlanjut ke gelas milik Defi, terdengar langkah kaki dan benar saja Pak Budi rekan kerja Angga masuk ke dapur .

PAK BUDI : “ Wah wah wah disini rupanya Angga dicari ke ruangan malah lagi mojok disini sama cewek ck ck ck “ Pak Budi yang memang lebih tua dari Angga menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum.

ANGGA : “ Lah ini cuma bikin kopi paaak lagian bapak emangnya gak kenal Bu Defi ? “

PAK BUDI : “ Wah gak kenal tuh taunya tadi pagi ibu ini akrab banget sama Mira “

DEFI : “ Aduh maaf pak belum sempet berkenalan saya Defi dari kantor cabang kota sebelah mira kebetulan memang kenal sudah agak lama “ Defi menyodorkan tangannya disambut dengan terburu-buru oleh pak Budi.

PAK BUDI : “ Ooohh satu payung dengan kami juga hehe saya kira tadi mahasiswi mana lagi magang habisnya terlihat muda banget “

DEFI : “ Ahahha bapak bisa saja saya sudah punya anak satu kok pak “

PAK BUDI : “ Masa ? kukira masih gadis habisnya cantik seger-seger gimana gitu “

ANGGA : “ Sudah-sudah bubar-bubaar malah digombalin ayoo bubarr “

Angga misuh-misuh sambil sedikit mendorong-dorong tubuh pak Budi , Defi hanya tertawa melihat kelakuan mereka berdua yang seperti anak abg. Akhirnya mereka bertiga berkumpul diruang tengah yang biasa digunakan meeting.

[ CUT TO. INT. RUANG RAPAT ]

Mira staff keuangan di kantor Angga rupanya sudah ada disana ketika tiga orang yang sedang saling bercanda masuk ke ruangan rapat, Mira memang sudah cukup lama sekantor dengan Angga dan mungkin juga sudah kenal Defi sebelumnya tapi tidak dikira seakrab itu Defi dengan Mira.

MIRA : “ Bikin kopi gak bilang-bilang kirain tadi mau ke toilet “

DEFI : “ Ahahah ya maaf tadi baru inget kalau aku bawa kopi sendiri tersu ketemu Kang Angga di pantry “

MIRA : “ Haciyee sudah panggil akang saja nih “

DEFI : “ Gitu deh Miraaa ya gapapa atuh panggil Akang lagian aku juga kenal Teh Vio kan “

MIRA : “ Lah emang iya ? kok gak pernah cerita “

DEFI : “ Teh Vio itu kakak kelas aku waktu kuliah lho “

MIRA : “ Lah bisa gitu ya ? ahahah Bandung emang sempit “

ANGGA : “ Maaf nih nyela, tapi ini bu Def disini kan mau ngerjain laporan berarti harus nunggu kerjaan aku selesai dong ? “

MIRA : “ Kira-kira begitulah Pak “

ANGGA : “ Adduh berarti aku harus ngebut dong kerjanya “

MIRA : “ Iya pak harus ngebut wuusshh wuusshh kayak mobil panther ahahah “

ANGGA : “ yee serius kalau emang gitu mau dikerjain sekarang nih , hhhh tadinya mau santai-santai dulu “

DEFI : “ Sini Defi bantuin Kang “

ANGGA : “ Gak usah bu ahhahah cuman tinggal kumpulin semua ke satu folder agak acak-acakan sih tapi nanti siang juga beres kok ibbu tunggu disini aja ya santai-santai sama Mira “

PAK BUDI : “ Iya bu dek Defi disini aja kita ngobrol-ngobrol biar akrab “

DEFI : “ eh iya pak “ Defi terlihat risih melihat kelakuan Pak Budi yang memang suka keganjenan.

Angga meninggalkan ruangan rapat menuju ke ruangannya sendiri .

Frame berikutnya hanya berupa montage kegiatan Angga diruangannya sendiri sesekali berpindah ke meja rapat dimana Mira, Pak Budi dan Defi saling bercengkrama satu sama lain. Beberapa kali Angga menguap dan terlihat menambah volume speakernya menghindari kantuk. Hingga menjelang siang Angga baru bisa menyelesaikan bahan pekerjaan yang akan dilanjutkan Defi .

[ CUT TO . INT. RUANGAN ANGGA. DEFI - ANGGA ]

ANGGA : “ Kalau ada yang kurang jelas nanti boleh ditanya ya “ Angga merebahkan punggungnya di kursi kerjanya.

DEFI : “ Makasih ya Kang, capek ya ? aduh maaf “ Defi memasang wajah memelas namun itu justru membuat Angga panik

ANGGA : “ ahaha jangan sungkan gitu ah emang harusnya emang dikerjain cepet juga kerjaannya “

DEFI : “ Tapi aku ngerjain ininya dilama-lamain deh “ Defi menutup bibirnya dengan sebelah tangan menahan tawa.

ANGGA : “ lho kok “

DEFI : “ Biar disininya lebih lama aja gitu “

ANGGA : “ Eh ….” jujur sih muka Angga tidak sepolos niatnya karena sangat terlihat wajah sumringahnya ketika Defi berkata seperti itu.

DEFI : “ Aku ke depan dulu ya Kang flashdisknya dipinjem dulu”

ANGGA : “ Iya ….”

Angga memandangi lekuk tubuh Defi ketika dia meninggalkan ruangannya, Defi yang berperawakan lebih tinggi dari Vio memang sama sekali tidak terlihat ibu beranak satu malah lebih kurus dari Vio tapi mungkin juga karena tinggi badannya jadi terlihat lebih kurus. Nafas Angga sedikit tercekat ketika Defi sedikit meliriknya pas banget keluar pintu sambil mengibaskan rambut hitam sebahunya, dia mengeluarkan kacamatanya kemudian dipakainya astaga itu tentu saja membuat Angga sedikit salah tingkah hingga akhirnya Defi hilang dari pandangan Angga yang hanya bisa mengusap wajahnya berulang kali. [ FADE OUT ]

[ CUT TO. GELAS KOPI ] [ BACKSOUND. LEGATO PIANO ]

Asap tipis dari gelas kopi itu mengepul di pinggiran jendela menghadap keluar ruangan kerja yang menampilkan pemandangan halaman belakang kantor . Tidak begitu lama frame menampilkan timelapse suasana ruangan kerja Angga mulai dari kegiatan siang sampai sore hari, beberapa kali terlihat Defi bolak balik ke ruangan Angga , kadang begitu serius menanyakan hasil kerjanya kadang pula tertawa terbahak-bahak mungkin mendengar celotehan Angga yang memang konyol. Lampu ruangan mulai menyala pertanda hari mulai sore terlihat dari warna jingga yang menerobos masuk dari jendela , Angga terlihat beres-beres kemudian menutup pintu ruangannya.

SCENE 11 [ INT. KANTIN KANTOR . ANGGA -DEFI ]

Angga duduk di meja kantin sambil menikmati minuman berwana merah cerah, mungkin semacam jus buah naga sambil mengepulkan asap rokok mildnya. Beberapa kali dia melihat HP android generasi pertamanya dengan seksama [ CU TO HP ] Ada tulisan “Kamis” lengkap dengan tanggal tahun juga jam penanda waktu. Bila dilihat mungkin ini menandakan beberapa hari setelah adegan diatas. Tidak selang begitu lama Defi datang menghampiri meja Angga kemudian duduk disebelahnya.

ANGGA : “ Nah datang juga kirain mau makan diluar lagi sama Mira “ Angga tersenyum begitu akrab kepada Defi, itu bisa dibilang wajar karena mungkin sudah beberapa hari ini Defi berada satu kantor dengannya.

DEFI : “ Tadi sih Mira ngajak makan bakso di belakang BIP Kang, tapi males aah maunya disini aja deket terus ada Akang juga “

ANGGA : “ Ealaaah bisa ajaa, eh mau pesen apa ? sekalian nih Akang juga belum pesen makan “

DEFI : “ Apa ya ? mau pecel lele aja Kang kalo gak repotin “

ANGGA : “ Nggak kok gak repot “

Angga bergerak menuju etalase Ibu Kantin dan nampak memesan sesuatu untuk Defi dan juga dirinya, lalu sambil menyambar kerupuk di meja sebelah Angga kembali ke meja bersama Defi.

ANGGA : “ Jadi gimana ? sudah beres ? “

DEFI : “ Laporan ? dari kemarin juga sudah kang “

ANGGA : “ Lah kenapa gak bilang ? “

DEFI : “ sengaja ahaha, kalau bilang nanti kan aku cepet balik ke kantor Cabang”

ANGGA : “ Dasar “ Angga memakan kerupuknya dengan lahap sementara Defi terlihat cukup sibuk dengan gawainya .

DEFI : “ ummhh … “

ANGGA : “ Kenapa fi ? “

DEFI : “ Gapapa “ Tetapi raut wajahnya mendadak berubah menjadi sedikit muram.

ANGGA : “ oh ….. eh boleh tanya sesuatu ? “

DEFI : “ Boleh Kang “

ANGGA : “ itu mau tanya kok di facebook sama pathnya Defi gaya postingannya agak beda ya ? “

DEFI : “ Waduh Akang Stalker ya ahahah “

ANGGA : “ Lah gimana gak stalker postingan Defi di path apalagi hampir tiap hari ada ya keliatan lah, nah kalo di facebook malah akang lihat terakhir post itu tiga bulan yang lalu kan ? “

DEFI : “ Hehe iya kang, mmm jadi seneng juga sih ada yang perhatiin “ Suasana mendadak hening, Defi seakan tercekat dan dia hanya bisa mengambil kerupuk punya Angga kemudian memakannya canggung.

ANGGA : “ Jadi memang sengaja beda ya, di path gak ada postingan sama suami sejak beberapa bulan lalu malah “

DEFI : “ Iya kang sengaja “ Defi sepertinya ingin mengalihkan pembicaraan namun apadaya situasi seperti ini sepertinya sangat mendukung untuk membicarakan hal ini.

ANGGA : “ Ya udah sih cuman mau nanya itu aja “ Angga kembali memakan kerupuk di tangannya, suasana hening beberapa saat hingga Defi kembali membuka pembicaraan.

DEFI : “ Sengaja habisnya sebel banget sama suami belakangan tingkahnya mulai mencurigakan “

ANGGA : “ Ouh … biasalah rumah tangga ada pasang surutnya “

DEFI : “ Iya Kang aini semua gara-gara kami LDR juga sih mungkin, awalnya biasa aja lama-lama kok aku makin curiga ya klelakuan dia di Jakarta kaya gimana “

ANGGA : “ oh suaminya kerja di Jakarta ? “

DEFI : “ Iya Kang kebetulan aja CPNS nya keterima disana terus aku awalnya mau ikut suami tapi yagimana aku juga ada tanggung jawab di kantor cabang terus juga suami malah nyuruh aku tinggal di rumah ibunya biar terawasi sedang dia sendiri di Jakarta tidak ada yang mengawasi “ Dada Defi nampak turun naik menceritakan ini semua sudah dipastikan ada hal yang teramat sensitif tentang pembicaraan ini.

ANGGA : “ Sabar nanti juga bakal kumpul lagi “ Angga hanya bisa tersenyum .

DEFI : “ hhh lega rasanya bisa cerita ke orang lain soalnya selama ini Fi hanya diam gak mau cek cok padahal Defi sering kok lihat ada grup chat whatsaap yang terhapus kalau dia pulang ke Bandung, rasanya malas kang emnghadapi week end ketika dia datang cuman mau minta jatah doang “

ANGGA : “ eh ? “

DEFI : “ Mungkin Akang paham lah lagian kita sudah sama-sama dewasa haha jangan sok kaget gitu “ Defi tertawa padahal matanya sudah berkaca-kaca bisa-bisanya.

ANGGA : “ iya paham … wajar kan namanya juga suaminya emang Defi gak pengen juga ? “

DEFI : “ Wajar sih wajar tapi kan dia gimana disana aku gak tahu kang ! “ Nadanya kemudian meninggi khas wanita sedang dapet tamu bulanan apakah iya ?

ANGGA : “ Ya kan belum terbukti “

DEFI : “ Sementara belum tapi semua mengarah kesana ada satu teman kerjanya wanita super ganjen sudah pernah aku peringatkan suamiku tapi dianya juga memang sama-sama ganjennya pake istilah kalau sudah masuk Kota Bandung diterkam Induk macam lah apa-apaan itu ? ! “

ANGGA : “ weey seloow jangan emosi ahahahha “ Angga dengan sedikit ketidaksengajaan mengelus tangan Defi mungkin Angga kira Defi akan menepisnya tetapi tidak ada gestur keberatan terlihat.

DEFI : “ Maaf kang suka emosi kalau bahas ini, bahas yang lain aja boleh ? “

ANGGA : Boleh … mmm apa ya ? Oh ya jadi masih enakan pecel lele disini apa di Surabaya ? “

DEFI : “ Hah ? “

ANGGA : “ Di surabaya kan asal pecel lele kan ? jadi enakan mana ? “

DEFI : “ di lamongan juga ada pecel kenapa harus Surabaya ? “

ANGGA : “ Lah iya kenapa ya ahhahaha “

DEFI : “ Ahahah pengalihan isu yang aneh “

ANGGA : “ Iya ya ahahaha “

[ ESTABLISH . SUASANA KANTIN ] [ BACKSOUND . KWARTET VIOLIN DIMAINKAN SECARA ADANTE ]

Hingga hidangan disajikan Defi masih terlihat tertawa mendengar celotehan Angga, ingat tangan Angga yang mengelus tangan Defi tadi ? kini sebaliknya Defi malah berani menepuk pundak Angga dengan sedikit manja bak pasangan muda mudi yang baru saja menemukan pasangan yang pas.

SCENE 12 [ EXT .DAY. PARKIRAN KANTOR ]

Angga sedang menghabiskan sebatang rokok di pelataran parkiran pada hari yang sama dengan adegan tadi siang ketika Defi menyapanya.

DEFI : “ Lho belum pulang Kang ? “

ANGGA : “ Oh belum nih lagi nunggu kabar dari Vio katanya dia masih meeting hh “

DEFI : “ Oh Akang mau jemput teh Vio ? “

ANGGA : “ Oh nggak sih malah Akang yang dijemput Akang tadi pagi nebeng mobil dia soalnya tapi kalau masih meeting ya paling nunggu dulu disini “

DEFI : “ Oooh eh Kang nunggunya bisa ditempat lain gak jangan disini dimana gitu sambil cerita-cerita lagi yuk “

ANGGA : “ Mmmhh dimana ya ? Ah Defi nanti masuk tol kan kalo arah Kota sebelah ? “

DEFI : “ Iya Kang biasanya gitu “

ANGGA : “ Ya udah Akang nebeng sampai pintu tol aja nanti Akang tinggal kabari Vio Akang nunggu disana biar Vio masuk tol Pasteur aja keluar pintu tol tempat Akang nunggu gitu “

DEFI : “ Ok kang yuk “

ANGGA : “ Sini biar Akang yang nyetir ahaha masa disetirin cewek “

DEFI : “ Oh iya hehe kebiasaan nyetir sendiri kemana - mana sih “

Angga mengambi kunci mobil yang Defi sodorkan, mereka berdua menuju satu mobil minibus keluaran terbaru berwarna putih kemudian melaju pelan meninggalkan parkiran kantor.

[ CUT TO . EXT. DAY. JALANAN MENUJU PINTU TOL ]

Jarak kantor dengan pintu tol memang tidak terlalu jauh hanya sekitar lima menit perjalanan bila tidak ada kendala bernama macet, dan sore itu entah kenapa si macet tidak menghampiri .Beberapa frame menunjukan bahkan Angga bisa memacu mobil Defi dengan cepat.

[ CUT TO. INT . DI DALAM MOBIL DEFI YANG MELAJU ]

ANGGA : “ Maaf ya jadi repotin “

DEFI : “ Jangan gitu Kang lagian aku juga seneng kok ditebengin “ Defi melirik ke arah Angga yang sedang berkonsentrasi memandu mobil.

ANGGA : “ Hehe “

DEFI : “ Kang , makasih ya tadi sudah mau denger cerita aku lega rasanya “

ANGGA : “ Iya hmmm kenapa gak cerita ke temen-temen ceweknya ? “

DEFI : “ Males ah mereka terlalu sibu dengan hidupnya lagian mereka paling cuman ketawain situasi ini Kang “

ANGGA : “ Ouhh “

Mobil sudah mendekati pintu tol dan Angga sengaja menepikannya diantara bis-bis kecil jurusan luar kota yang memanfaatkan lahan di dpn tol ini menjadi terminal bayangan.

ANGGA : “ Sudah nyampe tapi Vio masih agak lama kayanya “

DEFI : “ Ya udah aku tungguin disini sampai teh Vio udah deket “

ANGGA : “ Gapapa ? “

DEFI : “ Gapapa kang santai saja lagian rumah aku tidak terlalu jauh dari pintu tol keluar jadi santai lah “

ANGGA : “ Def … Kok nangis “ Angga memang melihat Defi mengambil tissu lalu menyeka bagian bawah matanya “

DEFI : “ Maaf Kang lagi melow saja ini “

ANGGA : “ Ya udah sini “ Demi apa Angga dengan keberanian tinggi Angga mendekatkan tubuhnya kemudian memeluk Defi yang sedikit kaget dengan perlakuan Angga tapi tidak ada tanda perlawanan sedikitpun dari Defi bahkan kini Defi merangkulkan kedua tangannya sambil memeluk Angga dan tangisnya semakin menjadi .

Dua puluh detik berlalu Angga mulai melepaskan pelukannya kemudian ikut menyeka air mata yang masih meleleh di pipi Defi, sedang Defi menangkap tangan Angga yang sedang menyeka tangisnya kemudian menghirup aromanya dalam-dalam.

DEFI : “ Sekali lagi terimakasih Kang terima kasih, mulai sekarang Akang mau gak jadi teman Defi ? “ Mata Defi yang masih basah kini menatap sayu menusuk pandangan Angga, emosi Angga mulai tidak stabil menerima ini.

ANGGA : “ kan Akang sudah jadi temen kantor Defi “

DEFI : “ Iya Kang tapi Defi maunya Akang mau jadi temen Defi lebih dari itu, Temen yang bisa dengerin Defi disaat Defi seperti ini, temen yang bisa peluk Defi ketika ….. “ Defi menghentikan perkataannya kemudian memeluk Angga sekali lagi dan dalam duapuluh hitungan Angga mulai melepaskannya lagi .

ANGGA : “ Duapuluh detik saja jangan kebanyakan, dalam waktu segitu juga Akang sudah paham “

DEFI : “ Kalau lebih ? “

ANGGA : “ Jangan nanti sayang “

DEFI : “ Peluk lagi Kang “

ANGGA : “ Udah cukup … “ Angga mengelus rambut Defi perlahan lebih tepatnya mengucek-ngucek pelan dan secara kebetulan juga Handphone Angga berdering , dengan segera Angga membukanya lalu tersenyum ke arah Defi.

DEFI : “ Teh Vio ya ? “

ANGGA : “ Iya dia udah jalan mungkin beberapa menit lagi sampai, lebih baik Akang turun sekarang ya mau nunggu disebrang jalan “

DEFI : “ Iya Kang , mmm Kang boleh gak apa yang terjadi sekarang cukup kita yang tahu ? “

ANGGA : “ Aman … “ Angga tersenyum, ada sedikit gestur Defi mendekatkan wajahnya ke wajah Angga namun dengan segera Angga membuka pintu meninggalkan Defi , Defi hanya bisa melambaikan tangannya ke arah Angga .

[ CUT TO. ESTABLISH . SUASANA DEPAN TOL ]

Warna Jingga mewarnai langit sore itu , terlihat Angga menyebrang jalan diantara padatnya bisa antar kota dan dibawah rambu sebrang jalan Angga yang hanya membawa satu tas punggung terlihat menyalakan sebatang rokok ketika mobil Defi melaju menuju pintu tol .

[ CAM MOVE TO . LANGIT SENJA ]

[ MUSIC BACKSOUND . STRINGS ENSEMBLE ADANTE ]

[ TO BE CONTINUE CREDIT / COMMERCIAL BREAK ]

[ BUMPER ENDING / CREDIT TITLE ]




















 
waduh waduh ini teh gimana a? mau dijadiin pelem ini teh jadi mupi skrip mupi skrip gini?

astaga ini aku nanti mesti nyari dvdnya gitu nanti ke aa2 di k*ta k*mbang?
kebayang entar ngobrol gini.

sayah : "a, ada dua puluh sekon hug? endonesah a."
aa2 k*k*m : "ada a. yang cerita angga angga tea kan. baru keluar nih a."
 
waduh waduh ini teh gimana a? mau dijadiin pelem ini teh jadi mupi skrip mupi skrip gini?

astaga ini aku nanti mesti nyari dvdnya gitu nanti ke aa2 di k*ta k*mbang?
kebayang entar ngobrol gini.

sayah : "a, ada dua puluh sekon hug? endonesah a."
aa2 k*k*m : "ada a. yang cerita angga angga tea kan. baru keluar nih a."
ajig 2020 mang masih usum VCD ?
Wow... Ijin neduh ya mang... Butuh waktu lama nih buat baca fullnya aha ha ha haturnuhun lah mang
:beer:
nyimak :baca: sambil ngemil :kentang:
:beer:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd