Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 11 Maret 2024 Page 318

Part baru cerita Selina akan update soon. Kalo gak ada masalah ntar malem bisa update. :beer:
Yang mau tanya" bisa DM aja ya hu :cim:

Cerita ini dilanjut nya kapan ya??

Soon hu. :cendol:

Wait a minute, berarti yang di forum gak pernah di update lagi?

Akan update tapi slower hu. Gak adil utk yg pay to read di TVA kalo disini cepet kan. :Peace:
Ibarat nonton film di bioskop dengan bajakan yg gratisan. hehehe.

Info link anastasya gan

Siap hu, sudah ane DM :)

Nungguin kelanjutannya

Iya hu uda mau update :beer:
 
Terakhir diubah:
Part 43

Dengan cepat aku terus memaju mundurkan kepalaku yang sedang mengulum penis hitam pak Maliq. Pria berdarah arab ini terus menceracau seraya melampiaskan kenikmatan pada kontolnya dengan meremas-remas rambut panjangku yang basah ini. Tangannya yang kehitaman pun diarahkan ke bukit dadaku dan lalu meremas-remasnya. Aku merasakan nikmat dari sentuhan tangan pak Maliq itu.

Sekitar 5 menit kemudian, pak Maliq yang sudah puas dengan oral seks dariku pun ingin kembali menikmati memekku. Ia kemudian memposisikan diriku menungging di atas batuan kecil yang terletak di belakang pohon-pohon yang menghadap ke arah kolam renang. Ya, di posisi kami ini memang cukup terlindung dari pandangan orang walau tentu saja kalau ada yang mendekat dapat melihat kami.

Lalu guruku ini pun segera mendorongkan kontolnya memasuki lubang memekku dari belakang. Tubuhku ikut terdorong saat dia menghentakkan pinggulnya ke depan, menyebabkan buah dadaku agak menempel dengan batang pohon kelapa ini. Aah, muncul sensasi geli nikmat pada kedua puting susuku yang bergesekan dengan kasarnya kulit pohon ini. Pak Maliq dengan bernafsu menggenjotku sambil memainkan gunung kembarku dari belakang. “sshh.. aah.. ahh.. ngghh..”, desahan meluncur dari mulutku merespon setiap hunjaman batang kejantanannya di vaginaku.

Aku berpegangan pada batang pohon yang besar ini sambil mendesah pelan menikmati sodokan Pak Maliq di memekku. Aku tidak berani mendesah terlalu keras karena takut kedengaran oleh orang-orang yang sedang berenang di sekitar area kolam renang hotel ini. Tempo genjotan kontol pak Maliq di memekku begitu cepat sampai menimbulkan suara peraduan kulit yang khas.

Aku yang takut suara pertemuan kulit kami terdengar orang yang sedang berenang pun meminta pak Maliq untuk lebih pelan menyodok vaginaku. “Ehh pakhh.. aahh ahhh.. agak pelan sedikit.. nanti kedengaran orang-orang.. ahh ahhh..”, pintaku pada si pria keturunan arab ini.

Pak Maliq tidak menggubris permintaanku dan tetap saja memompa vaginaku dengan tempo cepat seperti tadi. Aku pun kini pasrah saja disodok-sodok di posisi doggy style ini. Payudaraku yang bergoyang seirama genjotan dari guruku ini membuat buntalan susuku terus bergesekan dengan batang pohon. Sensasi nikmat yang bercampur geli membuatku makin terbuai dalam birahi. Terutama saat pentil susuku yang merah muda ini terkena batang pohon. Oh, aku jadi blingsatan dengan stimulasi yang sangat unik ini.

‘Plok Plak Plok Plak!’, suara kulit pantatku yang beradu dengan kulit paha pak Maliq terus menimbulkan suara.

Aku melihat dengan was-was apakah ada yang berenang ke dekat kami. Untungnya tidak ada orang yang mendekati posisi kami, jadi kurasa kami masih aman. Gawatnya, disodok dengan cepat begini oleh kontol perkasa pak Maliq, aku mulai merasakan akan kembali orgasme. Aku pun kian tidak kuat menahan suara rintihanku yang kini jadi lebih keras.

“Ahh ahhh ahhhh ahhh..”, suara desahanku yang erotis saat aku terus disetubuhi oleh pria yang usianya lebih tua sekitar 40 tahun dariku ini.

Tangan pak Maliq yang hitam lalu meremas-remas buah dadaku yang putih ini. Dimainkannya puting susuku yang sudah keras ini dengan dipencet dan dipilin-pilin. Aku makin menggelinjang dan melenguh keras merespon rasa nikmat dari seks interracial dengan pak Maliq ini.

Saat aku begitu dekat dengan klimaks seksualku, tiba-tiba munculah sesosok pria yang dari seragamnya adalah petugas di kolam renang hotel ini. Aku pun kaget dan coba menutup dada dan vaginaku tapi gilanya pak Maliq tidak peduli dan tetap saja menghentakkan penisnya keluar masuk vaginaku! Kulihat si petugas kolam renang yang melongo menyaksikan persetubuhanku dengan pak Maliq.

Aku pun mencoba sekuat tenaga menahan orgasmeku yang sudah di ujung ini. Pak Maliq terus saja memompa memekku dengan kecepatan tinggi walau ada si petugas hotel yang menonton kami. Tapi sayangnya aku pun tidak dapat menahan klimaksku lagi.

Akhirnya badai orgasme itu datang menerpaku. Vaginaku pun berkedut-kedut dan disertai tubuhku yang bergetar-getar hebat. Kulampiaskan nikmat ini dengan mendongakkan kepala dan reflek aku pun melepaskan lenguhan, “Ooooooohh..”. Dan tidak lama pak Maliq melepaskan kontolnya dari memekku. Lalu ia segera mendorongkan penisnya ke mulutku yang menganga karena sedang terengah-engah.

Aku pun pasrah saja saat pak Maliq menjadikan mulutku liang senggama. Dengan cepat ia pun memaju mundurkan pinggulnya membuat penisnya menyodok-nyodok mulutku. Tidak lama ia pun menggeram, “Ugghhhh terima peju bapak..”. Terasa lendir kental yang hangat disembur ke dalam mulutku. Aku pun terpaksa menelan sperma pak Maliq karena terlalu banyak untuk kutampung dalam mulutku yang mungil.

“Kenapa mas sampe melongo gitu? Pengen juga ngewein amoy ini?”, ucap pak Maliq yang membuatku jadi shock dan sadar aku mesti ngeseks dengan si petugas kolam ini.

“Eh eh ya pengen pak. Haha. Emang boleh pak?”, tanya si petugas hotel ini sambil cengengesan.

Kuperhatikan wajah si petugas ini yang tidak sedap dipandang. Tampak ada bopeng-bopeng di wajahnya sepertinya bekas jerawat yang digaruk. Belum lagi matanya yang besar dengan hidung pesek. Ditambah giginya yang kuning dan ada yang ompong itu makin mempertegas kesan buruk rupa si pria karyawan hotel ini. Usianya kutaksir mungkin sekitaran 30-40 tahun. Kulitnya coklat kehitaman dengan bulu tangannya yang lebat. Badannya termasuk bongsor dengan tinggi badan kuperkirakan setidaknya 185 cm. Terlihat lengannya yang kekar itu terbalut baju polo seragamnya.

“Ya boleh aja tapi pastiin gak ada yang lewat sini ya dek biar kita bisa ngewe dengan tenang. hehe.”, ujar pak Maliq pada si petugas itu.

“Oh siap pak, sebentar saya kasi penghalang.”, ujar si petugas yang lalu tampak berjalan ke samping dekat tepi kolam dan ia mengambil semacam papan spanduk iklan menu cafe hotel ini yang memang cukup besar. Lalu ia pun menaruhnya di area tempat kami berada ini yang agak terbuka. Kini cukup tertutup walaupun orang bisa saja melihat dari celah pepohonan jika cukup dekat.

“Nah mantap dek. Lu mau langsung ngentot ni amoy?”, tanya pak Maliq seenaknya menawarkan diriku ke si petugas hotel ini.

“Iya pak, gua uda ga tahan liat body ni amoy. Hehe.”, jawab si petugas hotel sambil nyengir menampakkan giginya yang kuning itu.

“Sip, mau disepongin dulu sama si amoy ga dek?”, tanya pak Maliq lagi.

Si petugas kolam hotel langsung melepaskan celana pendeknya berikut celana dalamnya. Dan terpampanglah kontolnya yang sudah ereksi maksimal itu. Gila ukurannya termasuk jumbo. Diameter dan panjangnya bisa dibilang setara dengan kontol jumbo lain yang pernah kucicipi. Warna kulit penisnya sangat hitam seperti kulit tubuhnya. Rambut kemaluannya juga begitu lebat seperti tubuh si petugas ini.

“Gak perlu disepong udah ngaceng nih pak. Ngeliat tetek putih si amoy uda cukup. Tapi ya disepong juga ga nolak lah gua. Haha.”, ujar si petugas sambil terkekeh.

“Ya udah lu disepong dulu ya. Bapak mau istirahat bentar sambil nonton lu ngewe sama ni amoy. Hehe.”, timpal pak Maliq yang lalu tampak duduk di sebuah batu dekat kami.

Si petugas itu pun langsung dengan seenaknya menodongkan penisnya ke arahku yang sedang duduk ini. Aku yang tahu tidak bisa menolak keinginannya pun segera mengenggam batang kontolnya. Aku lalu segera mulai mengocok-ngocok penis dalam genggamanku ini. Diameter kontol si petugas hotel ini sangat lebar hingga tanganku tidak bisa memegang keseluruhan batangnya.

“Uhh alusnya tangan lu moy.”, komentar si petugas kolam hotel yang merasakan saat telapak tanganku yang memegang batang kejantanannya.

Beberapa detik kemudian, aku pun mulai memberikan servis mulutku pada kontol hitam pria ini. Aku menjilati kepala penisnya dan lalu mengarah turun ke leher penisnya. Setelah itu jilatanku kembali naik ke kepala penisnya. Kemudian kukulum bagian kepala kontolnya dan segera mulai kucoba mengulum batang kejantanannya. Terasa begitu penuh mulutku dijejali kontol si petugas hotel ini yang memang termasuk sangat besar. Dan rambut kemaluannya yang lebat juga mengenai pipiku saat aku sedang memblowjob penisnya.

Aku pun mulai memaju mundurkan kepalaku dengan tempo cepat. Petugas hotel ini menceracau keenakan menikmati teknik blowjobku yang sudah sangat jago ini. Terus aku mengulum dengan gerakan maju mundur seolah penis si petugas kolam ini sedang menyodok mulutku.

Sambil menikmati oral sex dariku, si petugas hotel ini pun mengarahkan tangannya ke selangkanganku. Setelah menemukan vaginaku, tangan si petugas kolam ini pun segera memainkan vaginaku. Digosok-gosokkan jarinya ke bibir vaginaku hingga agak masuk ke liang kewanitaanku. Saat jarinya mengenai klitorisku, aku langsung bergetar dan mendesah tertahan oleh kontolnya dalam mulutku.

Setelah itu jari-jari petugas kolam hotel ini terus menstimulasi klitorisku membuatku makin menggelinjang. Ia gosok gosokkan jari dan lidahnya pada daging kecil yang sensitif itu. Tubuhku sampai bergetar ketika merasakan usapan jarinya pada klitorisku. Begitu nikmat yang kurasakan dari aksi jari-jarinya di titik sensitifku itu membuatku terus mendesah walau teredam oleh penisnya yang sedang menjejali mulutku. Pijatan lembut telunjuk dan ibu jarinya pada klitorisku membuat pinggulku meggeliat-geliat.

Tidak sampai 1 menit kemudian si petugas ini pun bicara, “Nah moy, mas mau masukin kontol mas ke memek lu sekarang. Mau kan?”.

Aku hanya mengangguk dengan nafas yang terengah-engah menahan kobaran birahi setelah dari tadi vaginaku dikobelnya. Sungguh hebat permainan jarinya di klitorisku, sepertinya si petugas hotel ini termasuk jago dalam bersetubuh. Ia tahu bagaimana memainkan klitorisku dengan sangat enak. Jujur aku kini jadi tidak sabar menunggu memekku disodok oleh batang hitamnya yang sudah keras itu.

“Eh iya, kenalan dulu moy. Masa kontol mas mau bertamu ke memek tapi lu masih belum tahu nama mas. Haha.”, ucap si petugas hotel ini yang membuat pak Maliq ketawa.

“Haha, iya kenalan dulu lah dek sama si pemilik memek yang mau lu coblos.”, celoteh pak Maliq seenaknya.

“Nama mas Paijo. Nama lu siapa amoy cantik?”, ujar si pria ini memperkenalkan diri.

“Selina mas.”, ujarku singkat.

“Oke udah kenal nama. Sekarang kontol mas mau kenalan sama memek Selina. Haha.”, ujar mas Paijo yang lalu mendekatkan penisnya ke vaginaku. “Ni kita jabat tangan pake kontol dan memek. Jabat kelamin. Hahaha.”, celoteh mas Paijo dengan tertawa norak.

Mas Paijo lalu menggesek-gesekkan kepala kontolnya ke bibir memekku di gerakan naik turun seolah “sedang berjabat tangan”. Gerakan gesekan penisnya itu menimbulkan sensasi geli di vaginaku. Tidak lama pria berkulit coklat kehitaman ini pun mulai coba mendorongkan batang kejantanannya ke liang senggamaku.

Kontol hitam mas Paijo ini secara perlahan tapi pasti semakin memasuki liang vaginaku. Aku menggelinjang merasakan ganjalan batang jumbonya dalam rongga organ kewanitaanku. Ukurannya yang memang besar ini tidak mudah untuk memasuki liang vaginaku yang rapat berkat aku rajin senam kegel dan juga ramuan yang diberi si dukun suku di pulau kemarin.

“Ssshh.. terus masukin mas.. ngghh..”, ucapku seraya menarik nafas menahan ganjalan kejantanan mas Paijo yang terbilang keras dan sangat besar ini.

Kontol hitam si petugas hotel ini terasa sekali dalam vaginaku, begitu keras dan berdenyut-denyut. Tak lama kemudian penis itu pun mulai menyentak-nyentak dengan tempo cepat di liang memekku. Buah dadaku pun bergoyang searah sodokan penis mas Paijo di vaginaku. Tangan kasar mas Paijo yang kanan merayap ke arah buah dadaku dan mulai meremas-remasnya dengan begitu kuat. Saking brutalnya remasan tangannya di payudaraku sampai membuatku agak merasa nyeri.

“Ngghhh pelan-pelan mas remasnya. Sakit tau.”, aku merintih agak keras dan memintanya lebih pelan saat meremas karena merasa sakit dari remasannya di payudaraku.

“Sip moy. Ughh, maaf terlalu semangat tadi. Maklum baru pertama kali nyobain memek amoy yang peret banget gini. Hehe.”, ujar mas Paijo sambil cengengesan menatapku yang sedang disetubuhinya ini.

Mas Paijo kembali meremas-remas buah dadaku yang putih bulat ini tapi kini agak lebih pelan. Aku pun jadi bisa menikmati rangsangan di gunung kembarku ini. Apalagi jari-jarinya memilin-milin pentilku yang pink ini. Dicubit pelan sambil diputar dengan jarinya membuat puting susuku makin mancung dan keras.

Aku pun dilanda rasa nikmat yang hebat saat kepala penisnya melesak begitu dalam menghunjam ke dalam vaginaku dengan kuat. Apalagi ketika batang kontolnya yang sengaja agak ditekan ke dinding memekku. Terasa batangnya yang berurat ini bergesekan dengan dinding vaginaku saat keluar masuk dengan kecepatan tinggi. Libidoku sudah begitu tinggi dan aku sudah tidak bisa mengontrol desahanku yang meluncur begitu saja dari mulutku dengan jujur.

“Aahhh… iyahh terushh.. ohh ohhh.. iyahh.. gituhh masshh.. yang cepathh.. ahh ahhh.. mmhhh.… mmmhhhh!”, ceracauku dengan amat liar sambil turut menggoyang-goyangkan pinggul menyambut sodokan mas Paijo.

Ya, aku sudah dikuasai birahi tidak malu lagi mengekspresikan kenikmatan seksual yang sedang kurasakan. Aku bagaikan pelacur yang sedang menyemangati pelanggannya supaya cepat keluar. Sungguh binalnya diriku yang sedang berpacu dalam gairah seksual dengan pria yang baru kukenal tidak sampai 20 menit ini dan bahkan aku tadi sudah memblowjobnya sebelum aku tahu namanya.

“Aahh ahh ahhh terushh mass entot aku.. ahh ahhh..”, aku terus mendesah-desah dengan binal sambil kupejamkan mataku.

“Ohhh gila memek lu moy.. jepit banget.. mantappp jiwa.. ughh..”, ceracau mas Paijo sambil terus menggenjot memekku.

Ohhh.. Tiba-tiba terasa geli dan basah di pucuk payudaraku. Kulihat ternyata mas Paijo sedang menyusu. Ia mengenyot puting susuku dengan semangat sampai pipinya kempot. Aku pun makin meracau tidak karuan menerima tambahan stimulasi di titik paling sensitifku. Kulihat wajah bopengan mas Paijo yang tampak asyik mengisapi pentil susuku yang merah muda ini.

“Ngghhhh masshh..”, desahku saat puting susuku terkena gigi ompongnya yang menyisakan gusi saja. Sensasi saat terkena gusi begitu memang sangat nikmat.

“Enak kan moy pentil toket lu mas isep gini?”, tanya mas Paijo di sela kuluman bibir tebalnya di putingku.

“Ssshh.. iyahh massshhh enakhh.. terusshh isep pentilku.. nghhh..”, jawabku dengan jujur sambil mendesah.

Gairah seksual ini sudah sangat tinggi hingga seolah memabukkanku. Aku tidak lagi peduli keadaan sekitar yang ada banyak orang sedang berenang. Aku bahkan tidak peduli lagi saat kulihat guruku sedang memvideokan diriku yang sedang ngeseks dengan mas Paijo. Aku terus melenguh keenakan sambil terus menggoyang pinggulku.

Sodokan-sodokan si petugas hotel yang begitu buas ini membuat gelombang orgasmeku terasa makin mendekat. Ditambah lagi stimulasi bibir tebalnya di puting susuku makin memperkuat rasa nikmat yang kuterima. Dan beberapa detik kemudian, gelombang orgasme ini pun tiba. Dinding vaginaku pun berdenyut-denyut di ambang klimaks seksualku. Kombinasi denyutan memekku ini dengan gerakan maju mundur membuat kontol pria bopengan ini seolah-olah diperas.

Aku pun orgasme sambil melolong cukup keras melampiaskan badai kenikmatan ini. Tubuhku sampai melengkung ke depan selagi sedang dilandai badai orgasme. Aku melenguh keras, “Ngghhh yeahhhh.. Aaahhhhhh!”.

Mas Paijo yang tahu aku sudah orgasme pun mencabut kontolnya dari memekku. Ia kemudian mengangkat tubuhku dengan tangannya yang kokoh dan dengan mudah ia bisa menggendongku. Lalu ia mengatur posisi selangkanganku untuk menduduki kontolnya di posisi digendong ini. Mas Paijo yang memang tinggi besar ini tentunya sangat kuat untuk mengangkat diriku yang slim ini.

“Ngghh..”, desahku reflek ketika memekku kembali dijejali kontol hitam dan jumbo mas Paijo.

Ya, kini posisi seksnya sudah berubah dari misionaris menjadi posisi 99 berdiri sambil digendong. Ughh posisi ini sangat jarang kulakukan karena memang harus pria yang kuat baru bisa ngeseks seperti ini. Dan mas Paijo ini termasuk pria perkasa dengan tinggi menjulangnya.

“Siap ya moy, mas entot lagi sampe lu oh ah oh ah lagi. Haha.”, ujar mas Paijo sebelum memulai ronde dua seks denganku.

Di posisi digendong membelakanginya ini aku pun tidak terlalu leluasa dan hanya bisa pasrah percaya dengan kekuatan lengan kekar mas Paijo untuk dapat menahan tubuhku. Pria kekar ini pun menghunjamkan batang kejantanannya keluar masuk vaginaku dengan tempo yang awalnya sedang dan terus meningkat. Sungguh hebat stamina mas Paijo ini yang tetap bisa terus memompa memekku dengan kontolnya begitu cepat dan belum ada tanda-tanda akan orgasme.



Terasa gesekan batang kemaluan mas Paijo yang besar ini di dinding vaginaku. Di posisi seks begini penisnya melesak masuk makin dalam hingga ke rahimku. “Ohhh mass.. enakhh.. ahh ahhh ahhh..”, aku pun makin merintih merasakan rasa nikmat yang lebih kuat ini. Dengan gencar mas Paijo menggenjot memekku yang sudah begitu basah ini.

Dan mas Paijo juga seenaknya mendorongkan tubuhku ke batang pohon yang mengarah ke kolam. Jadilah aku begitu dekat dengan celah pohon yang menutupi kami dari pandangan orang-orang di kolam renang. Dan dengan isengnya mas Paijo memajukan diriku hingga kepalaku jadi terdorong menyembul melewati celah pohon. Tentunya aku tidak kuasa menghentikannya karena aku digendong olehnya. Tanganku pun kugunakan untuk memegang batang pohon di kiri dan kananku.

Wajahku yang sayu karena horny ini dengan mulut yang sedang membuka saat mendesah ini pastinya dapat dilihat orang yang berada area kolam dekat pohon. Aku coba menutup mulutku supaya tidak membuka tapi apa daya karena enaknya hunjaman penis mas Paijo, aku tidak kuasa menahan desahanku. Apalagi mas Paijo menjilati telingaku dan menciumnya juga.

“Tuh moy banyak orang lagi berenang bisa liatin wajah sange lu. Hehehe.”, ujar mas Paijo menggodaku di sela ciumannya di telingaku.

Kini ia mengalihkan cumbuannya ke leher jenjangku. Diciuminya tengkukku membuatku kegelian bercampur nikmat. Sungguh hebat teknik bercinta mas Paijo ini. Apalagi kini ada rangsangan ekstra yang kurasakan saat buah dadaku ini bergesekan dengan kulit kasar batang pohon. Setiap gerakan sodokan mas Paijo membuat tubuhku naik turun sehingga jadi bergesekan dengan pohon. Terasa geli nikmat sensasi gesekan dengan pohon itu. Apalagi saat puting susuku ikut terkena kulit pohon. Oh, makin nikmat yang kurasakan bagai aliran listrik menjalar ke seluruh tubuhku.

Aku yang baru beberapa menit lalu orgasme, kini sudah merasakan gelombang berikut orgasmeku mendekat. Rasa takut ketahuan karena wajahku yang terlihat oleh orang-orang ini membuat gairah seks ini makin menggebu. Ditambah rangsangan yang sangat nikmat dari kontol perkasa mas Paijo yang sedang menyodok sangat cepat keluar masuk memekku. Jilatan dan cumbuannya di leher hingga punggungku pun menambah stimulasi seksual yang kurasakan. Serta sensasi gesekan payudara dan pentil susuku dengan batang pohon turut menambah kenikmatanku. Tidak lama aku pun mencapai orgasme keduaku bersama mas Paijo.

“Nghh mas… aahh.. aku keluarrrr.. Oooohhhhhhh..”, kudongakkan kepalaku dan melepaskan lenguhan puas dengan badan mengejang-ngejang.

Beberapa kali memekku menyemburkan cairan orgasmeku hingga membasahi kontol mas Paijo. Si petugas hotel ini tidak berhenti menyodok selagi aku orgasme dan terus memompa liang senggamaku. Entah apakah ada yang melihat ketika mulutku sedang membuka lebar membentuk huruf O selagi aku sedang dilanda klimaks seksual barusan. Aku terlalu lemas untuk memikirkan itu.

Mas Paijo tiba-tiba duduk di lantai area tempat kami berada ini. Kini ia mengubah posisi seks kami menjadi Woman On Top. Ia memutar tubuhku hingga kini menjadi menghadapnya. Dengan segera ia memulai kembali persetubuhan kami. Sodokan demi sodokan penis hitamnya dengan tempo cepat menghantam liang kewanitaanku.

Aku pun berinisiatif menyambut hunjaman kontolnya dengan tumbukan memekku. Mas Paijo juga terus menyodok ke atas dengan cepat. Melihat payudaraku yang berguncang naik turun itu membuat mas Paijo gemas dan langsung meremas-remasnya.

Aku menengok ke arah mas Paijo dan melihat ia semakin tidak bisa menahan kenikmatan yang melandanya, sodokannya semakin liar, mukanya terlihat menegang, dan peluh meleleh dari dahinya. Melihat hal ini, timbul keinginanku untuk membuatnya mencapai puncak kenikmatan. Pinggulku membuat gerakan memutar seperti mengulek saat ia melakukan gerakan menusuk.

“Ughhh gila moy goyangan lu.. nampol… ahhh enakkk anjingg…”, ceracau si mas Paijo yang begitu keenakan oleh gerakan ulekan memekku. Tampak wajah jeleknya yang makin jelek ketika ia sedang merem melek dengan mulut mengange memperlihatkan giginya yang kuning dan tidak terawat itu. Tapi keburukan wajahnya tidak kupedulikan karena kontolnya begitu perkasa memberiku kenikmatan seksual yang dahsyat.

Aku pun makin semangat menggoyang pinggulku karena tahu ia pasti sudah akan orgasme. Dan benar saja tidak sampai 5 menit kemudian, mas Paijo pun menggeram, “Uuhh mas mau crott ni.. di dalem aja ya moy?”.

“Ahh iyahh dalem aja gapapa masshh..”, ujarku sambil mendesah karena aku juga kembali horny.

“Oke moy.. mas hamilin lu.. ohhh..”, ceracau mas Paijo di ambang ejakulasinya. Kontol hitam si petugas kolam hotel ini pun berkedut-kedut dalam jepitan dinding vaginaku. Tidak lama terasa semburan lendir kental dan hangat mengisi rahimku. Begitu banyak semburan spermanya sampai memekku terasa penuh. Lendir benih mas Paijo pun meluber keluar dari vaginaku saking banyaknya.

“Wah puasss moy ngewe sama kamu. Hehe.”, ujar mas Paijo yang tampak senang setelah menuntaskan nafsu birahinya padaku.

“Bahh kampret ternyata lu disini toh Jo. Dicariin juga dari tadi. Taunya malah ngewek! Gila lu!”. Kami dikagetkan dengan suara seorang pria yang ternyata adalah rekan kerja mas Paijo sesama karyawan di kolam hotel. Perawakannya agak lebih gendut daripada mas Paijo dengan tubuh yang pendek. Wajahnya juga termasuk buruk rupa.

“Eh maap Rip. Tadi juga saya awalnya cuma ngecek area sini karna denger suara desah. Eh taunya mereka lagi pada ngentot. Terus saya ditawarin boleh ngentot asal gak laporin mereka. Ya gimana mau nolak memek cewe cantik gini kan Rip. Haha.”, ujar mas Paijo sambil cengengesan kepada rekannya yang dari name tagnya itu kutahu namanya Urip.

“Wah aje gile bening bener. Amoy ya?”, ujar si rekan mas Paijo ini dengan mata melotot melihat tubuh bugilku.

“Iya amoy ni. Sempit memeknya Rip.”, jawab mas Paijo sambil menyeringai.

“Bedeh kalo gitu gua juga mau dah ngewek sama amoy. Gantian sana lu yang di pos jaga.”, ujar si pria yang baru datang ini sambil ia lalu mulai menanggalkan celananya berikut celana dalamnya.

“Yo wes Rip, gua gantiin lu jaga kolam dah.”, mas Paijo berkata sambil mengenakan kembali seragamnya. Tidak lama ia pun sudah berjalan ke luar dari area persetubuhan kami yang tertutup pohon ini.

“Hehe, ya udah dek. Kita barengan aja ngentotin ni cewe ya. Bapak udah ngaceng lagi.”, ujar pak Maliq yang memang kontolnya sudah ereksi lagi setelah menonton persetubuhan liarku dengan mas Paijo.

Aku pun pasrah bakal merasakan double penetration lagi. Tapi mas Urip ternyata mau merasakan servis mulutku dulu. Dan pak Maliq yang melihat itu tidak mau ketinggalan. Jadilah dua kontol pria berkulit gelap ini menodong mukaku. Aku pun tidak membuang waktu lagi dan segera menggenggam dua batang kejantanan yang tidak lama lagi akan mengaduk-ngaduk liang vagina dan anusku ini.



Penis mas Urip ini termasuk penis pria pribumi paling pendek yang pernah kutemui. Tapi diameternya cukup mencengangkan dan hampir setebal dengan punya mas Paijo. Tercium bau pesing saat hidungku berdekatan dengan penis mas Urip ini. Sepertinya dia baru kencing dan tidak dibersihkan. Aku yang masih horny ini pun tidak peduli dengan bau pesing penis mas Urip dan segera memblowjobnya.

Dengan telaten aku memberikan oral sex ke dua kontol di kiri dan kananku. Kuhisap dengan gerakan maju mundur membuat pak Maliq dan mas Urip mendesah-desah tapi tentunya aku secara bergantian. Tapi pak Maliq yang merasa ia adalah “owner” dari tubuhku ini pun menolak melepaskan penisnya dari mulutku ketika aku mau mengganti memblowjob penis mas Urip.

Mas Urip yang tidak terima penisnya tidak dihisap olehku pun protes. “Eh gantian lah neng nyepongnya.”, ujarnya memprotes.

“Hehe, bapak masih pengen disepong dek. Ya udah Selina kamu sepong kontol kami sekaligus aja.”, perintah pak Maliq yang membuatku shock.

Hah? Gimana dua kontol sekaligus kublowjob? Mulutku tidak selebar itu. Aku pun melepaskan sejenak penis pak Maliq dan bertanya, “Gimana bisa pak mulut saya nyepong dua kontol sekaligus?”.

“Hehe, bisa dong Selina. Cukup sekitaran kepala kontol kami aja. Yuk dicoba dulu. Anggap aja teknik baru. Haha.”, ujar pak Maliq sambil tertawa.

Aku pun terpaksa menuruti kemauannya. Kubuka mulutku selebar mungkin dan kuposisikan mulutku di hadapan kontol pak Maliq dan mas Urip. Lalu kontol mereka kuarahkan mendekat hingga hanya terpaut sekitar 2 cm saja. Aku pun segera mengulum kepala kontol mereka dengan mulutku. Ya, memang bisa masuk jika hanya bagian kepala penis dan sebagian batang penisnya.

Mulutku pun jadi begitu kepenuhan oleh dua kontol berkulit gelap ini. Sungguh begitu sesak rongga mulutku yang dijejali batang kejantanan pak Maliq dan mas Urip. Benar-benar sebuah pengalaman baru bagiku yang memblowjob dua penis dalam waktu bersamaan begini. Aku pun mulai coba menggerakkan kepalaku maju mundur memberikan servis oral seksku.

“Uuhh… enak… asyik moy.. terus gitu sepongnya..”, desah mas Urip.

“Ahh bisa juga kan Selina mulut kamu nampung dua kontol. Hahaha.”, komentar pak Maliq sambil tertawa-tawa.

Aku diam saja tidak mempedulikan celotehan mereka berdua. Sambil aku memblowjob itu, tangan pak Maliq dan mas Urip tidak diam saja. Guruku meremas-remas buah dadaku dengan semangat selagi menikmati servis blowjobku. Sedangkan si petugas kolam hotel ini meremasi rambutku dengan gemas sambil melenguh.

“Ohh baru ini loh liat cewe bisa nyepong dua kontol langsung. Gile bener ni amoy. Haha.”, celoteh mas Urip.

“Haha, emang binal amoy ini.”, timpal pak Maliq yang sebenarnya begitu merendahkanku.

“Namanya Selina ya ni amoy pak?”, tanya mas Urip.

“Iya dek. Hehe.”, jawab pak Maliq.

“Nama yang indah, seindah toket dan memeknya. Hahaha.”, celoteh mas Urip dan membuat pak Maliq tertawa mendengarnya.

Sekitar 5 menit kemudian mereka pun sudah ingin memulai sex threesome denganku. Aku pasrah saja diatur posisinya oleh mereka. Dimulai dari mas Urip yang sudah menanggalkan seragamnya itu segera berbaring telentang. Kemudian giliran aku yang diposisikan menaiki kontolnya. Tidak sulit vaginaku menelan penis mas Urip karena memang liang senggamaku sudah licin oleh cairan orgasmeku dari tadi.

Setelah aku di posisi WOT dengan mas Urip maka pak Maliq pun bersiap di belakangku. Didorongnya aku hingga aku jadi tengkurap di atas tubuh mas Urip yang gemuk ini. Buah dadaku pun menempel dengan dada mas Urip yang berambut. Terasa geli saat permukaan kulit payudaraku bersentuhan dengan rambut dada mas Urip.

"Wih padet ni. Ukuran berapa toket lu moy?", tanya mas Urip yang merasakan kekenyalan buah dadaku. Lalu tangannya menggrepe bukit payudaraku yang putih ini.

"Sshh.. 34B pak.. aahhh!", jawabku yang menjerit ketika si petugas kolam hotel ini mencubit puting susuku dengan agak kuat.

“Alus bener tetek lu moy.. nyamuk kalo hinggap mah pasti kegelincir. Hahaha.”, komentar mas Urip lagi sambil tertawa. Pak Maliq juga tertawa mendengar celotehan si pria gemuk ini.

Bongkahan pantat mulusku yang menungging ini sudah tersaji bagi pak Maliq. Tanpa menunggu lebih lama lagi guru Fisikaku ini pun mulai mengarahkan penisnya memasuki anusku. Centi demi centi kontol pak Maliq yang hitam berurat itu didorong ke dalam liang pantatku. Uhh, kurasakan saat batang kejantanan pria keturunan arab ini yang bergesekan dengan dinding lubang pantatku. Tidak lama pak Maliq pun berhasil menganalku.

Setelah kedua penis itu menusuk vagina dan pantatku, mulailah kedua pria itu menyodok keluar masuk secara berbarengan. Kontol mereka keluar masuk dengan cepat di kedua lubangku menimbulkan suara khas peraduan kulit. Tidak butuh lama aku pun mulai menikmati sensasi seks double penetration ini.


“Ngghhh.. aahh.. ahhh ahhh ahh..”, erangan nikmatku yang sedang disandwich oleh dua pria yang warna kulitnya kontras dengan kulitku ini.

Bahkan aku yang sudah dikuasai libidoku pun ikut bergoyang dengan liar mengimbangi kedua pria ini. Suara erangan nikmat kami dan ceburan air dari orang yang sedang berenang di kolam renang ini bercampur baur jadi satu. Untungnya keadaan kolam cukup berisik oleh suara-suara anak-anak yang bermain dan suara ceburan air sehingga desahanku jadi teredam.

“Ahhh ahhhh enak.. terus.. ahh ahhh iyahh gitu.. ahh ahh ahhh!!”, rintihku yang sudah dimabuk birahi ini.

“Uhhh asoy juga ya ngewe bertiga gini.. baru pertama cobain. Hehe.”, celoteh mas Urip yang menikmati kenikmatan seks threesome yang kami lakukan.

“Haha, nikmatin dek. Kapan lagi kan lu ngentot sama amoy sebening ini. Cuma-cuma lagi. hehe”, timpal pak Maliq sambil terkekeh.

“Iya pak. Selama ini cuma bisa coli sambil bayangin amoy-amoy yang nginep di hotel ini. Sekarang kesampean main sama amoy secantik ini. Uhh..”, ujar mas Urip.

“Iya, body amoy emang mantap ya dek. Hehe.”, timpal pak Maliq.

“Banget pak. Putihnya itu loh. Noh sampe uratnya aja keliatan. Uhhh apalagi puting ni amoy pink gini. Gokil dah.”, mas Urip berkomentar tentangku seraya tangannya memilin puting susuku yang sudah keras ini.



“Bapak aja sampe ketagihan ngewe sama amoy-amoy. Hehe.”, ujar pak Maliq.

“Wah beruntung banget bapak bisa ngewein banyak amoy.”, ujar mas Urip lagi.

“Udah dek. Ngewek koq malah ngobrol kita. Hahaha.”, ujar pak Maliq yang disambut gelak tawa mas Urip.

Mas Urip lalu mengenyoti pentil susuku yang kiri dengan rakus sampai terdengar suara menghisap yang keras. Aku pun merasakan nikmat dari hisapan mulutnya yang barbar di pucuk payudaraku. Sedangkan pak Maliq menepuk-nepuk pantatku dengan cukup keras memberi stimulasi lain yang makin membakar birahiku.

Tubuh kami bertiga sudah basah bersimbah peluh. Persetubuhan ini memang sangat panas. Aku yang merasakan kenikmatan bertubi-tubi dari sodokan dua kontol di memek dan pantatku ini pun membuatku kembali akan klimaks. Tidak sampai 1 menit kemudian aku pun orgasme. “Ngghhh.. aku keluar.. Aaaahhhhhh!”, lenguhku keras. ‘crrrtt…crrrtttt…crrtt..’, cukup banyak cairan orgasmeku yang keluar dari liang kewanitaanku membasahi penis mas Urip di vaginaku.

“Uhhh berasa dipijit kontol gua sama meki ni amoy.”, ceracau mas Urip yang keenakan dengan kontraksi vaginaku.

Mereka ternyata mendiamkan sejenak selagi aku sedang dilanda orgasme. Mungkin mereka tidak mau sampai buru-buru keluar karena kontraksi otot vaginaku membuat dua lubangku jadi makin menjepit penis mereka. Sekitar 1 menit kemudian barulah mereka kembali memompa liang memek dan anusku.

Tiba-tiba kami dikejutkan dengan ada bola pantai yang masuk ke area tempat kami sedang threesome ini. Kami pun melihat bola itu yang menggelinding ke dekat kami. Dan yang lebih mengagetkan adalah masuknya seorang anak kecil berambut pirang. Kami pun spontan jadi panik karena ada anak kecil yang melihat perbuatan kami.

“Eh pak. Berhenti pak. Ada anak kecil.”, ujarku yang berusaha menutupi tubuhku dengan tangan.

“Ah nanggung Selina. Kita lanjut lagi aja.”, dengan seenaknya pak Maliq bicara begitu.

“Waduh, kayanya si bocil bule ini cuma cariin bolanya. Kasiin aja bolanya ke dia.”, ujar mas Urip padaku.

Memang posisi bola itu lumayan dekat dan bisa kujangkau dengan tanganku. Aku pun coba meraih bola itu dengan tangan kiriku. Setelah kupegang bola itu aku pun melemparnya ke arah anak itu. Anak itu tampak bingung melihat apa yang sedang kami lakukan.

Saat melihat bola itu menggelinding ke arahnya, anak itu pun tersenyum. Tapi sayangnya ia malah melempar kembali ke arahku! Duh gawat mungkin dikiranya aku sedang bermain lempar-lemparan bola dengan dia nih. Aku pun coba melempar lagi ke arah si anak bule ini tapi agak kesulitan akrena aku sedang digenjot dengan cepat oleh pak Maliq dan mas Urip.

“Ngghh hei kalian.. berhenti dulu.. Aku mau kasitau anak ini!”, ujarku agak menghardik.

“Ahh biarin aja moy. Gua nanggung ni uda mau crot.”, ujar mas Urip yang terus menghentakkan kontolnya keluar masuk memekku.

“Iya biarin aja. Kita tuntasin aja cepat. Hehe.”, sambung pak Maliq sambil terkekeh. Ia memang gila! Sepertinya ia malah tidak khawatir kalau bisa saja ada orang yang masuk mencari si anak itu!

“Sshh kalian brengsek.. berhenti.. ahh.. cepat berhenti.. nghh..”, ujarku yang coba menghentikan mereka tapi apalah dayaku yang hanya seorang wanita dihimpit dua pria berbadan besar seperti mereka.

Mereka terus menyodok dengan tempo cepat membuat aku pun kewalahan dengan birahi ini. Aku tetap melempar bola itu ke anak bule itu. Dan lagi lagi ia melempar balik kepadaku. Aku coba bicara ke si anak walau tentu saja suaraku tidak terlalu jelas karena bercampur desahan.

“Ahhh.. boy.. ahh.. take.. ahh.. the ball.. ngghh.. and go.. ahh…”, kataku ke si anak itu.

Anak itu tampak bingung dan ia malah berjalan mendekatiku! Aku yang kembali dikuasai kenikmatan seksual dari penis pak Maliq dan mas Urip pun kesulitan untuk konsentrasi bicara dengan si bocah ini. Aku coba bicara tapi kesulitan akibat begitu dahsyatnya rasa nikmat ini.

Apalagi mas Urip yang kini mengulum puting susuku sambil tangannya meremas buah dadaku. Pak Maliq malah memainkan bibir vaginaku dengan tangannya. Aku makin terombang ambing oleh kenikmatan seksual yang diberikan oleh dua pria ini. Aku pun pasrah saja dan tidak lagi melempar bola itu ke si anak itu. Bola itu kujatuhkan begitu saja.

Si anak itu pun mengambil bola itu dan duduk tepat di samping kami. Ia yang masih bingung dengan apa yang disaksikannya ini pun membelai pipiku. Sungguh lucu apa yang ia lakukan. Tapi aku tidak bisa benar-benar meladeninya karena aku yang sedang dilanda gairah seksual ini.

Pak Maliq dan mas Urip dengan tempo cepat terus menggenjot dua lubangku. Aku tahu aku akan orgasme lagi. Dan si anak itu yang coba membelai pipiku malah meleset dan tangannya mengenai payudaraku. Karena gerakanku yang mengikuti goyangan dari kedua pejantan yang sedang memompa tubuhku ini membuat tangan anak itu hanya sampai di buah dadaku. Tidak sengaja jari-jari mungil anak itu malah terkena pentil susuku. Aku pun jadi merasakan nikmat dari stimulasi yang sebenarnya tidak disengaja oleh si bocah bule ini. Anak itu yang tentu saja tidak mengerti terus saja mencoba membelai pipiku tapi tidak terjangkau dan hanya bisa membelai area dadaku.

Oh tidak, sungguh malu aku dengan diriku yang bisa-bisanya jadi keenakan dengan sentuhan tidak sengaja dari si bocah. Rangsangan di putingku yang mancung ini membuatku makin blingsatan keenakan. Dan aku pun merasa orgasme berikutnya sudah dekat. Terdengar juga geraman dari pak Maliq yang aku tahu artinya ia sudah mau ejakulasi. Aku yang sudah tidak peduli dengan kehadiran si anak kecil ini pun ikut menggoyang pinggulku dengan liar menyambut hunjaman dua kontol di memek dan anusku.

Tanpa bisa kutahan lagi akhirnya klimaks seksualku meledak. Saat orgasme itu tiba, kulepaskan kepuasan seksual ini dengan menjerit keras, “Oohhh.. aku keluar… aaaaahhhhhhhhhhh!!!”. Vaginaku yang berkontraksi dengan kuat ini meremas-remas kontol mas Urip membuatnya kewalahan dan langsung berejakulasi.

“Ughhhh anjingg gak tahan lagi gua.. crottt dah. Aahh!”, mas Urip mendorongkan kontolnya ke atas hingga mentok rahimku dan menyemburlah spermanya.

Pak Maliq lalu bilang padaku, “Selina, bapak mau keluar pake toket aja. Sini jepit kontol bapak.”.

”Dek, kamu urus anak itu daripada ntar ortunya cari bisa gawat.”, ujar pak Maliq memerintah mas Urip.

“Siap pak. Makasih ya pak dan amoy cantik udah dibolehin ngentotin. Hehe.”, ujar mas Urip yang baru berdiri.

Tampak mas Urip buru-buru memakai pakaiannya. Ia lalu segera bicara dengan anak itu dan lalu menemani anak itu keluar dari area ini. Duh, semoga anak itu tidak ngomong ke siapapun tentang apa yang ia lihat barusan disini.

Aku pun segera berlutut di depan pak Maliq yang berdiri. Kuposisikan buah dadaku menghimpit penis pak Maliq yang panjang dan hitam ini. Segera aku pun memberikan servis titfuck pada kontol guruku. Dengan gencar kunaik turunkan tubuhku membuat buah dadaku jadi menggesek kontol pak Maliq.



Aku yang ingin memancing pak Maliq supaya cepat ejakulasi pun berkata dengan binalnya, “Ayo pakhh.. keluarin pejunyahh.. ngghh.. ayo.. sembur toketku dengan peju bapakhh..”.

Terus kugerakkan buah dadaku yang naik turun memberi servis boobjob buat pria keturunan arab ini. Tidak lama caraku pun berhasil. Terdengar ia pun menggeram tanda sudah mau keluar. Aku pun makin liar dengan kujilat ujung kepala kontolnya saat naik ke dekat mulutku.

Di ambang ejakulasinya, pak Maliq pun melepaskan jepitan buah dadaku di penisnya. Ia segera mengarahkan penisnya di belahan payudaraku. “Ahhhhh bapak keluarin di toketmu Selina!”, lenguh pak Maliq yang menembakkan spermanya ke buah dadaku. Penisnya berkedut dan tanpa ampun spermanya menyembur berulang ulang membasahi gunung kembarku. Terasa lendir hangat dan kental berwarna putih yang belepotan di payudaraku.

Berakhirlah seks di tempat umum ini sesuai keinginan guruku yang mesum. Dimana persetubuhan nekat kami nyaris saja tadi ketahuan oleh orang-orang. Beruntung yang mengetahui perbuatan kami disini hanya dua petugas hotel yang bisa dibungkam dengan sogokan berupa pelayanan seksual dariku. Serta anak bule yang masih terlalu kecil untuk memahami aktivitas birahi kami.

Saat aku sedang mau melap sperma di payudara dan vaginaku tiba-tiba pak Maliq menghentikanku. Ia bilang biarkan saja lendir itu di tubuhku. Aku sebenarnya mau protes tapi terpaksa menurutinya karena lagi-lagi aku yang bergantung padanya untuk nasib kelulusanku. Jadilah aku pun memakai bikiniku lagi dengan kondisi tubuh yang masih belepotan sperma.

Kami pun langsung berjalan ke area restoran hotel karena jam sudah menunjukkan pukul 8:23. Kami akan breakfast dulu dan setelah itu baru mandi sebelum ke airport. Aku sebenarnya mau langsung ke kamar karena kondisiku yang tentu saja keringatan dan bau sperma begini sangat tidak nyaman. Tapi guruku tidak peduli dan mau aku tetep ikut makan dengannya.

Saat melewati orang-orang mereka langsung menatap aneh karena pastinya mencium bau sperma. Apalagi memang kondisiku agak berantakan dengan rambut yang tidak rapi. Jika ada yang melihat lebih jeli pasti bisa melihat ada sperma mengering pada buah dadaku dan pahaku.

Guruku memang gila dan aku benar-benar begitu malu dengan orang-orang yang menatapku saat berpapasan. Tapi aku yang berpikir lebih baik cepat sarapan dan kembali ke kamar pun segera mengambil makanan yang sudah tersedia.

Ada dua pria bule saat aku sedang mengambil sup asparagus. Mereka pun menyadari bau sperma dari tubuhku dan mereka menatapku dengan senyuman nakal. Ya, pastilah mereka tahu aku bau sperma dan jelas mereka dapat menebak aku baru saja ngeseks. Uh, malunya aku. Untung saja ini di Lombok dan beberapa jam lagi aku akan pergi dari pulau ini.

“What is your perfume girl? Is it sperm? Haha.”, ledek salah satu pria sambil tertawa.

“Hey I bet it’s spermfume. Hahaha.”, teman pria itu menimpali dan membuat ia tertawa.

Aku tidak menggubris mereka dan buru-buru pergi setelah mengambil sup asparagusku. Setelah itu aku pun mengambil lagi makanan lagi. Dan ada wanita tua yang berdiri di dekatku dan ia tampak memandang rendah aku saat ia mencium bau sperma dari tubuhku. Aku merasa begitu terhina dan cepat-cepat kuambil makanan yang aku mau.

Sekitar 30 menit kemudian kami pun selesai sarapan. Cepat-cepat aku segera mengajak pak Maliq kembali ke kamar. Dan gawatnya lift dalam keadaan cukup ramai. Kebanyakan adalah pria. Ada 1 wanita. Saat aku masuk aku pun sadar mereka semau menatap diriku. Pastilah mereka tahu ada ceceran sperma. Apalagi diperparah dengan bau sperma yang menyengat.

Aku menunduk saja karena sangat malu. Pak Maliq tentu saja senang karena memang ini keinginannya. Uhh, aku ingin segera lulus saja supaya terlepas dari cengkraman si guru bejat ini.

Deg! Kurasakan ada tangan yang sedang meremas-remas pantatku dari belakang. Aku coba menoleh dan kulihat ada seorang pria yang dari fisiknya sepertinya masih orang asia tenggara tersenyum mesum menatapku. Ia terus meremasi pantatku yang hanya tertutup celana bikini yang kecil ini.

Aku mau teriak tapi aku pikir malah membuat gaduh dan pasti si pria bisa langsung menarik tangannya. Kondisi lift yang memang penuh begini membuat aku tidak bisa menghindar. Dan aku terhenyak saat kurasakan jari-jari pria itu yang memasuki celah samping celana bikiniku..



~ BERSAMBUNG ~


NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd