Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Selina, Amoy Petualang Seks [Update 22 Mei 2024] Page 334

Part 27

Kurasakan vaginaku mulai berdenyut-denyut dan aku tahu tidak lama lagi aku akan kembali orgasme. Tapi Kribo tiba-tiba menghentikan genjotannya dan lalu mencabut penisnya dari memekku. Aku baru mau protes saat Kribo tiba-tiba bilang, “Eh moy, cepet lu ngumpet ke belakang gerobak ini. Ada orang masuk bengkel..”. Kulihat ke arah jalanan. Deg! Memang ada seorang bapak tua yang sedang berjalan masuk ke dalam bengkel.

Aku pun panik dan dengan buru-buru segera beranjak dari meja gerobak ini dan segera membungkuk di balik gerobak ini. Si Kribo yang juga telanjang bulat ini pun agak menutupi bagian bawah tubuhnya dengan berdiri di balik gerobak.

Si Kribo lalu berusaha bersikap normal dan menyapa si bapak yang berdiri sambil melihat ke arah Kribo. Lalu si Kribo berteriak memanggil si Gondrong yang masih di dalam ruangan kantor bos mereka itu. Tidak lama si Gondrong pun keluar dan ia mendekati Kribo.

“Eh lu layanin tu bapak ye. Gua masih belum crot nih.”, ujar si Kribo pada rekannya.

“Yowes, lu gimana caranya masuk ke dalam? Bakal keliatan lah sama si bapak itu.”, kata Gondrong dengan mengerutkan dahi.

“Gua diri disini aja dah sambil pura-pura maku meja gerobak ini. Tapi lu usahain si bapak jangan jalan ke sini ye.”, timpal si Kribo.

“Ya udah..”, ucap Gondrong yang lalu berjalan menemui si bapak.

Huff.. setidaknya kami tidak ketahuan walaupun memang kami pun tidak bisa masuk ke ruang kantor karena bakal kelihatan oleh bapak yang memang berdiri tidak jauh dari pintu kantor bengkel. Sepertinya kami harus menunggu sampai si bapak pergi baru bisa kembali ke dalam kantor bengkel itu.

Tiba-tiba kurasakan tubuhku didekap dari belakang dan terasa kontol Kribo bersentuhan dengan kulit pantatku. Lalu Kribo berbisik, “Moy, kita ngewek lagi ya. Tapi jangan bersuara ya.. hehe..”.

Duh ini sungguh gila. Bagaimana bisa tidak bersuara selagi disetubuhi pemuda mesum ini.. Aku ingin melawan tapi aku takut malah akan menimbulkan suara gaduh yang akan memancing perhatian si bapak itu. “Eh ja jangan mas.. ntar ketahuan..”, ucapku.

Si Kribo tidak memedulikan protesku dan dengan segera didorongnya kontolnya yang keras itu mencoblos memekku kembali..

Tanpa ampun si Kribo terus memompa memekku dengan tempo cukup cepat seolah tidak peduli akan kehadiran si bapak yang sedang berbicara dengan si Gondrong. Sodokannya ini membuatku makin kelabakan dan mau tidak mau melepaskan suara desahan.

“ahh ahhhh ahh..”, desahanku yang sedang disetubuhi si Kribo sambil berpegangan di gerobak. Suara rintihanku ini sudah coba kutahan tetapi tetap saja keluar akibat rasa nikmat yang hebat di vaginaku ini. Brengseknya si Kribo ini malah makin sengaja memompa memekku dengan lebih cepat.

Berhubung aku takut suara desahanku membuat kami ketahuan oleh si bapak yang berada tidak jauh dari kami itu maka kuputuskan untuk meredam suaraku ini. Dengan segera kubalikkan tubuhku agak menghadap ke si Kribo dan dengan buru-buru kupagut bibir tebal dan gelap si Kribo dengan harapan dapat meredam suara desahanku. “Mmmhh..ummm..mmmhhh..”, desahanku yang tadi lumayan keras menjadi lebih pelan karena pertautan bibir kami.

Sambil menggenjot, kedua tangan Kribo tidak diam saja. Dengan begitu bernafsu tangannya meremas-remas kedua payudaraku yang berguncang seirama sodokan batang kejantanannya. Bongkahan susuku yang bulat padat ini terus diperah-perah oleh kedua tangan kasar si Kribo.

Sensasi bercinta di tempat terbuka dan resiko ketahuan ini semakin menambah kenikmatan yang kurasakan dari persetubuhan ini. Begitu dahsyat rasa enak yang sedang menjalar dari memek ke sekujur tubuhku ini membuatku makin liar hingga kini aku ikut menggerakkan pinggulku berlawanan dengan sodokan penisnya.



Keliaranku ini makin menambah rasa nikmat yang kami rasakan. “Aaagghh.. mantep.. gitu terus moy.. ah.. enak memek lu.. mas ketagihan..” bisik si Kribo di dekat telingaku. Ia pastinya menikmati gerakan pinggulku yang juga ikut maju mundur ini. Mendengar ucapannya itu membuatku makin terbakar birahi. Maka aku lalu memegang kedua tangan si pria ini yang sedang bercokol di payudaraku dan lalu aku semakin menekan tangan itu untuk lebih keras meremasi buah dadaku.

Di sela remasannya, dipelintirnya juga kedua puting susuku yang sudah mancung dan keras ini. Sesekali dicubitnya juga pentil merah mudaku itu, membuatku tambah menggelinjang mendapat rangsangan pada bagian sensitif pada pucuk payudaraku itu.

Kulirikkan mataku ke arah si bapak yang sedang fokus bertanya mengenai sebuah gerobak pada si Gondrong yang berdiri di sampingnya. Kulihat bagaimana si bapak menunjuk ke arah bagian roda gerobak di hadapannya dengan serius tanpa sama sekali menyadari kehadiranku yang sedang telanjang bulat ini. Aku yang sedang keenakan dengan bibir merekah selagi si Kribo di belakangku menyodok-nyodok batang kontolnya dengan cukup cepat.

Ahh, ada sensasi luar biasa mengetahui aku sedang ngeseks tidak jauh dari si bapak yang bisa memergoki kami. Apalagi posisi area bengkel tempat kami bercinta ini juga tidak jauh dari jalan. Sungguh kondisi ini membuat libidoku jadi begitu menggebu-gebu.

Tidak lama mulai kurasakan gelombang orgasme itu mengumpul. Oh, entah apa aku bisa menahan suaraku saat mendapat klimaks. Terasa ada semacam sengatan listrik di vaginaku di saat orgasme itu kian dekat. “Nghh mas.. bentar lagi aku keluar.. ohh.. terus.. ahh ahh..”, rintihku yang mulai kehilangan kendali terhadap volume suaraku menjelang ledakan orgasme ini.

Mendengar ucapanku itu, si Kribo makin semangat dan menambah tempo genjotan kontolnya di memekku. Kini dipeganginya pantatku yang putih mulus ini sambil menyodok dengan cepat. Aku yang makin keenakan akibat gencarnya genjotan si tukang bengkel gerobak ini meremasi payudaraku sendiri seiring orgasme yang hampir tiba.

Akhirnya orgasme itu pun meletus dengan hebat. Aku sampai tidak bisa menaha mulutku untuk tidak melenguh. Mulutku membentuk huruf O saat aku melepas lenguhan puncak kenikmatanku itu. Selagi orgasme itu badanku yang sedang menungging ini berkelojotan beberapa kali. Vaginaku berkontraksi dan menyemburkan cairan orgasme membasahi penis si Kribo yang masih menancap di rongga vaginaku.

Oh gawat! Suara yang keluar dari mulutku barusan lumayan keras dan terdengar oleh si bapak. Kulirik ke arah si bapak yang langsung menoleh ke asal suara. Beruntung ia tidak bisa melihat kami karena tertutup dua gerobak yang berada di samping gerobak yang menjadi tempat kami bersembunyi. Tapi gawatnya kini si bapak berjalan mendekati kami karena mau mencari suara lenguhanku. Pastinya si bapak ini sudah tahu itu suara seorang wanita yang sedang keenakan sehabis klimaks.

Si Kribo yang juga panik pun buru-buru membuka bagian bawah gerobak yang menjadi tempat menyimpan barang dan mendorongku masuk ke dalam. Lalu ia memberi kode padaku dengan jari telunjuk di bibirnya untuk memintaku diam. Kulihat ia memungut sebuah sarung yang tergeletak di lantai dan buru-buru memakainya. Pastinya bakal runyam juga jika ia ketahuan tidak berbusana oleh si bapak.

Lalu si Kribo buru-buru keluar dari balik gerobak dan menghampiri si bapak yang sudah persis di depan gerobak ini. Aku hanya berusaha diam sambil mencoba memposisikan tubuhku di dalam gerobak yang sempit ini. Duh, kakiku sampai tidak semuanya bisa masuk dan telapak kaki kiriku menjuntai keluar. Semoga tidak kelihatan oleh si bapak itu.

“Hei nak, tadi bapak ada dengar suara cewek.”, ujar si bapak dengan wajah penuh selidik.

“Eh a anu itu tadi suara dari HP saya pak. Hehe.”, ucap si Kribo yang berusaha mencari alasan.

“Heh bapak tau itu suara cewek yang lagi ngentot! Jadi coba jelasin gimana suara itu dari HP kamu nak?”, si bapak menegur cukup keras ke si Kribo.

“Umm i itu suara video pak.. bokep..”, ujar si Kribo dengan agak gugup yang kembali berusaha membohongi si bapak.

“Ah tidak mungkin video. Tadi suaranya cuma sekali gitu.”, si bapak kembali menyanggah penjelasan pemuda berambut Kribo ini.

Duh, si bapak masih curiga. Bagaimanapun suaraku tadi cukup keras dan tidak ada suara lanjutan seperti pada video bokep pada umumnya.

Kuintip dari celah pintu gerobak ini bagaimana si Kribo tampak tegang dan panik dengan sergahan si bapak. Dan terlihat si Kribo agak mundur hingga menempel dengan tembok ketika si bapak kini maju. Kudengar suara langkah si bapak yang makin dekat ke balik gerobak tempat aku bersembunyi ini.

Deg! Kini aku bisa melihat kaki si bapak hanya berjarak 2 meter dari gerobak tempat aku sedang meringkuk di bagian lemarinya. Kulihat si bapak meraih HP si Kribo dan menatapnya lalu menghardik dengan keras, “Heh mana videonya nak. Gak ada ini! Kamu berani-beraninya bohongin bapak ya!!”.

Lalu HP itu dikembalikan ke pemuda berambut Kribo itu dan tampak si bapak melihat ke sekitar area gerobak tempatku bersembunyi. Kucoba sebisa mungkin menyembunyikan kakiku dari pandangan si bapak.

Tapi percuma saja karena ada bagian ujung jari kakiku yang tidak bisa disembunyikan seluruhnya. Tidak lama sudah kudengar suara langkah kaki si bapak ke gerobak ini dan pintu lemari gerobak ini pun dibuka. Si bapak pun tampak kaget ketika melihatku yang sedang duduk di dalam lemari gerobak ini. Aku reflek menutupi tubuh bugilku ini dari pandangan si bapak. Terlihat bagaimana si bapak memandangi tubuh putih mulusku ini cukup lama sebelum kembali menatap si Kribo.

“Wah ternyata lu lagi berbuat asusila sama cewe ini di bengkel. Benar-benar rusak moral anak muda seperti kalian. Bisa-bisanya berzina di tempat terbuka begini! Bakal bapak laporkan ke RT sini biar kalian ditindak!”, ujar si bapak dengan nada mengancam.

“Eh eh sa saya minta maaf pak udah bohong. Ta tapi jangan laporin ke RT ya pak..”, kata si Kribo dengan terbata-bata dan ketakutan.

“Enak aja. Hal begini mesti ditindak. Kalian masih muda udah kelakuan tidak baik. Asusila begini. Mau jadi apa bangsa kita!?”, kembali si bapak menegaskan niatnya melaporkan kami.

Gawat, kalau sampai kami dilaporkan bisa runyam masalah. Aku yang dari keluarga baik-baik begini pasti bisa malu besar, tidak hanya diriku tapi juga untuk kedua orang tuaku. Uh gimana ya solusinya. Aku berpikir keras bagaimana bisa keluar dari masalah ini.

Aku pun akhirnya memikirkan sebuah cara yaitu membuat penawaran supaya si bapak tutup mulut. Cara yang kupercaya sulit untuk bisa ditolak oleh pria seperti si bapak ini. Kuberanikan diriku untuk keluar dari lemari ini dengan kondisi telanjang bulat begini.

Si bapak yang tadi masih menatap marah ke si Kribo kini terpancing perhatiannya untuk menoleh ke arahku. Dari sorot matanya dia terlihat kaget dan jelas terpukau dengan kemolekan tubuhku ini. Kulihat matanya melotot seakan mau keluar ketika aku yang awalnya menutupi payudara dan vagina dengan tanganku, kini melepaskan tanganku. Kugenggam kedua tangan si bapak dan lalu aku berlutut di depannya dan memohon dengan wajah sememelas mungkin. Ini caraku untuk membuatnya berubah pikiran walau aku sudah siap dengan kemungkinan lain. Semoga dia bisa luluh hanya dengan permohonan ini dan tidak minta jatah servis dariku, tapi kutahu itu hampir mustahil.

“Pak.. aku mohon maaf udah berbuat asusila sama mereka. Tapi aku ini hanya korban pak disini. Aku dipaksa mereka untuk mau melayani nafsu mereka. Tolong pak jangan laporin aku ke RT ya.”, pintaku pada si bapak.

Si bapak tampak diam sejenak seperti berpikir sambil matanya tetap jelalatan menatap ke arah buah dadaku dan area kewanitaanku yang tidak tertutup sehelai benangpun ini. Lalu tidak lama ia pun berkata, “Ya gak bisa gitu neng. Bapak mana tahu kamu dipaksa wong kamu harusnya tadi bisa melawan dan minta tolong ke bapak. Ini malah ngumpet di dalam gerobak. Udah berbuat gini ya harus mau tanggung resikonya.”, timpal si bapak yang masih kukuh dengan keputusannya melaporkan kami ke RT sini.

“Eh gi gimana kalo aku bayar aja pak. Nanti aku transfer soalnya lagi gak bawa uang..”, kembali aku coba bernegosiasi dengan si bapak.

“Ah gak mau neng. Bapak ngerasa udah cukup dari cari rezeki tiap hari.”, tegas si bapak tua ini yang membuatku sadar tidak ada pilihan lain selain terpaksa menggunakan “jurus” terakhir yang kupunya yaitu servis sex dariku. Memang ini membuatku seperti pelacur tetapi di kondisi seperti ini mau tidak mau aku harus menawarkan kehangatan tubuhku sebagai ongkos tutup mulut buat si bapak ini. Ketimbang dia melaporkan kami ke RT dan ayah ibuku tahu perbuatan mesumku yang sangat memalukan ini??

Sekarang aku harus berusaha yang terbaik menggodanya untuk tergiur bercinta denganku sehingga mau menerima tawaran untuk tidak jadi melaporkan kami. Fisik si bapak tua ini sangat tidak menarik kalau tidak mau dibilang buruk rupa. Kulitnya sawo matang dan perawakannya agak pendek, mungkin hanya sebahuku dengan badan agak tambun dan perutnya buncit. Kepalanya botak sula dengan hanya ada rambut tumbuh di samping kepalanya saja. Di wajahnya ada bopeng, kumisnya tebal dan janggutnya mirip janggut kambing. Giginya sudah hampir ompong semua menambah jelek wajahnya. Apalagi si bapak ini sepertinya jorok karena jarang mandi, ada bau busuk yang menyengat dari tubuh si bapak. Memang aku sudah terbiasa bercinta dengan pria-pria buruk rupa seperti bapak ini jadi tidak masalah bagiku. Maka aku pun mulai berdiri lebih dekat ke si bapak ini.

“Ummhh kalo gituhh.. gimana kalohhh bayarannyahh pake yang lain pakhh..”, ucapku agak mendesah sambil mengerlingkan mata dan tersenyum genit menatap si bapak ini. “Pake ini gimanahhh? Mau yahhh pakhh?”, lalu aku menunjuk ke arah memekku dan agak merentangkan bibir memekku. Kuelus-elus juga di bagian selangkangan si bapak ini yang masih tertutup celana pendek kain.

Terlihat reaksi si bapak yang kaget dengan tindakanku yang sangat binal ini. Tapi ia tidak menepis tanganku yang terus mengelus-ngelus area sekitar batang kejantanannya. Walau masih terbungkus kain celana dan dalamannya tapi dapat kurasakan penis si bapak mulai agak mengeras. Sepertinya umpanku berhasil dicaplok si bapak, hihi.

“Eh eh neng.. beneran ini?”, dia bertanya seolah ingin memastikan apa yang kutawarkan ini memang benar.

“Iya pak.. aku bakal layanin bapak dengan sebaik mungkin. Bakal aku bikin bapak puas sampe kelojotan seperti mereka tadi.. tapi jangan laporin ya..”, bisikku di dekat telinganya dan lalu kujilat daun telinganya membuatnya agak menggelinjang. Kini tanganku menyusup masuk ke balik celananya yang menggunakan karet ini dari atas. Kucari “pentungan daging” si bapak ini dan ketika kutemukan segera kuremas pelan dan kukocok-kocok. Dari genggamanku di penisnya, ukuran diamaternya termasuk lumayan.

“Ohh..”, desah si bapak dengan mata merem melek begitu menikmati servis handjobku ini.

“Gimanahh pak? Mau kan nerima tawaran saya?”, ucapku dengan nada manja menggodanya.

Si bapak masih merem melek dengan mulut agak menganga meresapi rasa nikmat saat kontolnya kukocok-kocok. Lalu ia menjawab, “iya boleh neng..”.

“Nah gitu dong.. kalo gitu di dalam ruang itu aja ya pak..”, ucapku sambil menunjuk ke ruang kantor bengkel gerobak ini.

Si bapak yang sudah membuka matanya ini menatapku dengan wajah yang sudah sangat bernafsu. Ia melihat sekilas ke ruang kantor yang kutunjuk sebelum ia bilang, “Di tempat bapak aja neng. Kalo disini gak bebas bisa ketahuan orang.”.

Aku sebenarnya enggan harus diajak ke tempatnya lagi karena memang aku sudah ingin pulang. Tapi sepertinya si bapak ini bukan tipe yang mau mengalah dan ada benarnya disini resiko ketahuan lebih besar. Maka kujawab seraya bertanya, “Ya uda pak. Rumahnya dimana?”.

“Dekat sini juga koq neng. Neng tunggu bentar ya bapak bawa masuk gerobak bapak.”, ucapnya lalu berjalan ke luar ke arah jalan.

Aku pun buru-buru ke dalam ruang kantor untuk mengambil barang-barangku. Kulihat si Kribo dan Gondrong yang dari tadi panik karena mau dilaporkan kini hanya cengengesan saja melihatku.

“Wah lu ternyata lebih binal dari yang gua kira moy. Bisa aje pake nawarin badan lu buat bikin si tua bangke itu tutup mulut. Hahaha.”, kata si Kribo dengan nada agak mengejekku.

“Iya loh, hot banget tadi pas lu lagi godain si bapak. Mantul bener gak kalah sama perek jalanan. Huahaha.”, si Gondrong ikutan mengejekku dengan begitu merendahkanku.

Aku yang kesal dengan hinaan mereka pun membalas, “Bajingan kalian! Ya ini juga kan karena lu yang maksa mau main di luar gini. Daripada dilaporin dan gua juga kena masalah lebih baik dia dibuat tutup mulut. Bukannya terima kasih malah ngehina aja!”.

Mereka yang agak shock karena kumarahi ini pun jadi merasa tidak enak dan minta maaf. “Eh jangan marah dong amoy cantik. Makasih banyak loh udah dibantu biar gak kena masalah sama warga sini. Hehe.”, ujar si Kribo.

Si Gondrong juga ikutan minta maaf, “Maap maap. Cuma becande aja koq moy. Makasih yak uda mau nego sama si bapak. Makasih juga udah puasin kita-kita tadi.”.

Aku pun melengos melewati mereka dan kuambil tas dan iphoneku yang tergeletak di meja kantor bengkel gerobak ini. Lalu kukumpulkan pakaianku yang berceceran di lantai. Saat aku baru mau mengenakan braku tiba-tiba pintu ruangan kantor ini dibuka.

Muncullah si bapak tua tadi yang mencegahku mengenakan braku. Direnggutnya bra yang sedang kupegang ini lalu ia mengambil juga CD, kemeja dan rok seragamku yang barusan kuletakkan di meja. Ia dengan seenaknya berkata, “Ga usah pake neng. Nanti bapak mau langsung ngentotin lu.”.

“Ih nanti kalo aku telanjang gitu kan malah runyam pak dilihatin orang-orang sekitar.”, jelasku dengan mengernyit heran dengan permintaannya.

“Lah neng ngumpet di dalam gerobak saya. Ini buat jaga-jaga neng gak kabur pas lagi di tengah jalan. Hehe.”, ucap si bapak yang ternyata lumayan licik juga. Kulihat semua pakaian seragam dan dalamanku dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam yang ia gantung di dekat pegangan gerobak.

“Wih gokil juga ide bapak. Haha.”, komentar si Gondrong sambil tertawa.

“Iye nih, bisaan aja pak.”, si Kribo juga ikutan menimpali.

“Nah sini neng lu ngumpet di dalam gerobak bapak.”, ujar si bapak sambil menarik tanganku untuk mengikutinya.

Oh damn! Ternyata gerobak yang dimaksud si bapak ini adalah gerobak sampah yang mana dia ini adalah seorang pemulung! Kukira dia ini seorang penjual bakso ato jajanan lain seperti si kakek Wahid, si penjual pentol yang tadi ikut menggarapku bersama para tukang bengkel gerobak.

Memang tadi sempat kucium ada aroma bau menyengat dari tubuhnya tapi kukira itu hanya karena dia jarang mandi atau tidak mencuci baju. Duh ini gila, selama ini aku bercinta dengan pria kalangan bawah tapi masih berprofesi satpam, OB, dan supir. Belum pernah aku harus melayani nafsu seks seorang pemulung!

Ada perasaan jijik saat memikirkan bersenggama dengan seorang pemulung yang bau seperti si bapak tua ini. Tetapi anehnya ada perasaan lain yang bergejolak di tubuhku. Ya, denyutan-denyutan di organ intimku membuatku tahu jika aku.. merasa.. horny karena akan disetubuhi si pemulung tua yang bau ini. Apa aku sudah ada kelainan karena malah horny jika akan ngeseks dengan pria yang jelas-jelas kelas sosialnya sangat timpang denganku bagai langit dan bumi.

Aku yang melamun karena memikirkan diriku yang aneh karena horny ini pun disadarkan oleh si bapak tua yang meremas payudara kiriku dengan cukup kuat. “Heh neng! Koq malah bengong aja. Cepetan sini naik ke dalam gerobak bapak!”, hardiknya lalu menarikku ke ujung gerobak sampahnya.

Aku yang tersadar dari lamunanku pun segera menurutinya dan memanjat naik ke gerobak sampahnya. Beruntung gerobaknya ini sedang tidak begitu ada banyak barang alias sampah. Kulihat hanya ada beberapa botol plastik air minum kemasan dari beberapa merk, kaleng cat yang sudah kosong dan kering serta ada juga banyak piring plastik bekas. Walau begitu dengan masuknya diriku, gerobak ini jadi lumayan penuh.

“Dadah moy. Moga kita bisa berjumpa lagi ya. Memek lu nagih soalnya moy. Hehe.”, ucap si Kribo seperti pamitan denganku.

“Iya moy, kalo bisa mampir ke bengkel ya biar kita kasi servis. Lu kan demen main rame-rame kayak tadi. Hahaha.”, giliran si Gondrong yang bicara dengan nada mengejek.

Aku hanya diam tidak menggubris omongan mereka yang kurang ajar dan melecehkanku itu. Kini si bapak tua menutup bak dari gerobaknya ini dengan terpal biru yang memang ada di dalam bak tadi. Tentu saja ia juga tidak mau ketahuan warga sini membawa seorang wanita telanjang bulat dan kena masalah berat.

Aku terpaksa harus agak meringkuk supaya kepalaku tidak tercetak menonjol di terpal yang menutup bak tempatku disembunyikan si pemulung. Ada perasaan tegang saat tahu diriku yang bugil ini akan melintasi jalanan yang tentu dilalui orang-orang. Saat kulihat jam tanganku ini sudah menunjukkan jam 5 sore dimana tentu orang-orang sudah akan pulang ke rumah mereka di area ini.

Memang mendebarkan memikirkan hanya gerobak yang tidak terlalu tebal bahannya ini satu-satunya pembatas yang melindungiku dari pandangan orang-orang di luar. Tentunya banyak orang yang sedang melewati gerobak ini di samping kiri atau kanan. Begitu dekat orang-orang itu denganku yang tidak berbusana sama sekali ini. Bahkan mereka pastinya dapat mendengar jika aku berbicara dari balik gerobak yang hanya ditutupi terpal yang tidak terlalu rapat.

Aku coba mengintip sedikit dari celah terpal dan memang jalan yang kami lalui cukup padat dengan orang baik itu yang berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor. Uh, benar-benar menegangkan kondisi yang sedang kualami saat ini. Dan ada rasa horny yang ikut muncul mengiringi ketegangan yang kurasakan. Nafasku menderu dan terasa vaginaku berdenyut-denyut pertanda aku mulai dilanda birahi.

Tanpa sadar aku menyandarkan tubuhku ke dinding dalam bak gerobak ini dan kusentuh memekku. Secara reflek jari-jariku bergerak menstimulasi bibir liang kewanitaanku dengan cekatan. Awalnya kuusap-usap dengan pelan-pelan dan makin lama makin cepat usapan di bibir memekku. Muncul cairan cintaku yang mulai merembes dari rongga vaginaku seiring aku yang mulai bergairah.

Tangan kiriku kugunakan untuk memainkan buah dadaku yang kiri dan kanan secara bergantian. Kusentuh-sentuh ujung pentilku dengan cepat. Kurasakan puting susuku yang sensitif ini dengan segera mengeras dan mancung.

Kumasukkan dua jariku ke celah vaginaku dan mulai kugerakkan keluar masuk dengan tempo agak cepat. “Ohh..”, aku agak melenguh nikmat tapi dengan suara pelan karena aku tidak mau memancing perhatian di luar. Jari-jariku terus bekerja memilin-milin kedua puting merah mudaku secara bergantian. Sesekali kucubit-cubit pentilku ini dengan cukup kuat. Kini birahiku yang sudah amat tinggi, dapat kurasakan vaginaku sudah amat basah.

Sungguh gila yang kulakukan di dalam gerobak milik si pemulung ini. Aku bermasturbasi selagi gerobak ini ditarik si bapak tua di jalanan yang ramai orang-orang lalu lalang! Apalagi gerobak pemulung seperti ini yang ada bau sampah jelas bukanlah tempat yang cocok untuk masturbasi. Tapi aku yang memang sudah birahi tinggi ini tidak peduli lagi dimana aku sedang berada. Mungkin aku bisa seliar ini juga karena tadi saat disetubuhi si Kribo aku belum orgasme.

“clepp..clepp..clepp..”, suara yang dihasilkan dari permainan fingering di lubang memekku yang sudah becek oleh cairan cintaku. Sungguh nikmat masturbasiku ini sampai aku merem melek. Tapi tidak sengaja kakiku mengenai sesuatu dan kulihat ternyata itu adalah botol kosong dari bahan kaca dan berlabel minuman Vitamin C merk terkenal asal Jepang. Pikiranku yang dikuasai nafsu seks itu pun dengan cepat mengambil botol kaca yang masih utuh itu.

Kuarahkan botol kaca dengan posisi bagian dasarnya yang diameternya lebih lebar dari lehernya itu menuju ke kemaluanku. Kucoba memasukkan botol ke dalam liang memekku. Agak sulit awalnya kemudian kubantu dengan merentangkan memekku menggunakan dua jariku. “Ahh..”, desahku reflek ketika botol ini akhirnya tertanam di vaginaku. Dengan segera aku pun mulai menggerakkan tanganku mengocok memekku menggunakan dildo alternatif ini.



Sambil bermasturbasi ini kubayangkan jika pria-pria kalangan bawah di luar mengetahui aku ada di gerobak dan mereka lalu menggangbangku dengan liar. Aku berfantasi jika botol yang sedang mengocok liang memekku ini adalah kontol perkasa mereka. Kugigit bibirku untuk menahan rintihan nikmat dari kocokan botol di memek dan permainan jari di payudaraku.

Baru 10 menit aktivitas self serviceku ini akhirnya aku pun mencapai orgasmeku. “Nggghhhh..”, lenguhku yang sudah kutahan sebisaku. Badanku menggelinjang beberapa kali dengan kuat di dalam gerobak sampai aku menendang beberapa piring plastik di sampingku. ‘crrttt..crrrttt..’ Cukup banyak cairan orgasmeku yang tumpah di atas lantai bak gerobak si pemulung tua.

“hosh.. hosh.. hosh..”, nafasku tidak beraturan selepas klimaks hasil masturbasiku barusan. Ternyata nikmat juga menggunakan botol beling ini. Kucabut botol ini yang sudah basah belumuran cairan orgasmeku dan kuletakkan di sampingku. Tidak lama aku yang kelelahan ini pun tertidur pulas di gerobak sampah.

Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur tapi aku tersadar ketika ada yang mengangkatku. Kubuka mataku pelan-pelan dan kudapati diriku yang telanjang bulat ini sedang digendong si bapak tua yang akan menikmati tubuhku ini. Ternyata kami sudah tiba di tempat si bapak yang aku baru sadar adalah sebuah rumah tua yang kondisinya sudah reyot dan seperti mau roboh. Rumah ini juga tidak besar dan hanya satu lantai. Ada papan bertuliskan “rumah ini dijual” di depan rumah ini dengan cat yang sudah agak mengelupas.

Kulihat jamku ternyata sudah jam 5.47 sore. Artinya aku tertidur lebih dari setengah jam tadi. Lumayanlah istirahat tadi untuk menambah tenaga sebelum harus melayani nafsu bejat si pemulung tua ini. Kini kamipun sudah tiba di bagian dalam rumah tua ini. Hampir tidak ada apa-apa di rumah ini selain hanya sebuah meja makan dari plastik dan kursi. Dan ada sebuah kasur lipat kecil yang sudah agak compang camping di bagian pojok. Begitu berdebu rumah ini seperti sudah sangat lama tidak ada yang tinggal.

Aku lalu dibaringkan di atas kasur lipat kumal yang untungnya tidak ada debu. Mungkin si kakek biasanya memang tidur di kasur ini. Lalu si kakek menatapku yang masih melihat sekeliling rumah tua ini. Ia lalu berkata, “Nah ini tempat tinggal bapak neng. Hehe.”.

“Tadi katanya gak jauh pak. Ini koq saya lihat jalanannya agak sepi. Kita lumayan jauh dong dari bengkel gerobak tadi.”, protesku.

“Hehe, bagi bapak gak jauh ini mah neng. Biasa juga bapak keliling jakarta narik gerobak. Gini-gini bapak masih kuat kayak anak muda loh. Haha.”, timpalnya dengan wajah bangga.

“Nah yuk kita mulai neng yang tadi neng janjiin. Hehe.”, ucap si bapak seraya menatap diriku dengan wajah yang begitu mesum bak predator kelamin. Lalu ia mulai melepaskan celana beserta celana dalamnya yang sudah dekil itu hingga kini terpampanglah batang kejantanan si pemulung tua ini yang ukurannya lumayan besar dibandingkan tubuhnya yang pendek. Panjangnya termasuk lumayan. Batang kontolnya ini juga jauh lebih gelap daripada warna kulit badannya dengan rambut kemaluan yang sudah ditumbuhi sedikit uban. Dan testis pemulung ini juga agak besar dan agak turun menjuntai.

Tahu tidak mungkin menolaknya, aku pun mulai merangkak ke arahnya. Lebih baik aku cepat puaskan si bapak ini dan bisa segera pulang, begitu pikirku. Maka tanpa malu-malu lagi kugenggam batang kontol pemulung ini yang sudah setengah ereksi karena melihat tubuh bugilku dari tadi. Uh, ada bau sampah bercampur pesing tercium dari kontolnya. Tapi tetap kutahan bau busuk itu dan kukocok-kocok penisnya dengan agak cepat karena ingin batang kejantanan si pria tua ini segera siap tempur.

Lalu kini tanpa merasa jijik kujilati kepala kontolnya naik turun ke lehernya berulang kali. Kujilati juga bagian biji pelirnya dengan menyeluruh sebelum lalu jilatanku kembali naik ke arah leher dan kepala kontolnya. Sekitar 5 menit kujilat sambil kukocok-kocok dengan tanganku barulah kumasukkan kontol tua ini ke mulutku. Kuhisap sambil kumaju mundurkan kepalaku, membuat pemulung tua ini meracau, ”aahhh.. asoy neng.. iya gitu.. isep terus neng..”. Sambil kusepong, si bapak ini menjamah buah dadaku dengan kedua tangannya dari atas dan diremasnya dengan cukup kuat saking bernafsunya, membuatku merintih di sela seponganku pada penisnya. “mmpphhhh..mmppphhhh”, hanya itu yang terdengar dari mulutku yang sedang dijejali penis si pemulung ini. Tidak hanay meremas bukit payudaraku, tangan-tangan kasarnya juga memelintir kedua puting susuku. Rangsangannya di pucuk payudaraku ini membuat aku makin semangat memberi oral seks di penis si pria tua ini.

Puas dengan mulutku, si pemulung ini memintaku untuk berbaring telentang. Aku pun menurutinya karena memang sudah agak horny dan ingin disetubuhinya. Kemudian mulailah pemulung tua ini coba memasukkan batang kontolnya yang sudah keras maksimal itu ke dalam memekku.

Terlihat betapa kontrasnya warna area kewanitaanku yang putih kemerahan dengan kontolnya yang hitam. Kusaksikan saat-saat batang kejantanan pemulung ini akan menjelajahi liang vaginaku. Diameter kontolnya yang lumayan lebar membuat kontolnya tidak bisa langsung masuk dengan mudah. Barulah di usaha ketiga akhirnya kontol si pemulung ini bisa masuk ke liang nikmatku.

Mulai dipompanya liang vaginaku dengan tempo yang langsung cepat, membuat sepasang payudaraku jadi memantul-mantul. Si pemulung ini gemas melihat goyangan buah dadaku itu dan ia meremas-remasnya dengan kasar. Lalu tidak lama ia melumat puting susuku yang kiri. Pentil susu kanan dan kiriku ini dihisap bergantian olehnya seolah sedang menyusu. “slrrrppp..slrrppp…”, suara kenyotan rakus si pria tua ini pada puting susuku. Oohh yes this is so good. Luar biasa nikmat yang kurasakan dari gigi ompong pejantan tua ini. Aku memang begitu menikmati ketika pria ompong menghisap putingku karena memberi sensasi yang luar biasa.

“nghhh… sshh.. yes.. ahh.. isep terus.. ahh ahh ahh..”, desahku yang keenakan. Saking nikmatnya, aku meremas-remas kepala botak pemulung tua ini yang sedang asyik menyusu selagi menghentak-hentak liang vaginaku.

Uh, walau badannya pendek dan agak gemuk tapi harus kuakui ia punya batang kejantanan yang keras dan panjang. Dan si pemulung tua ini punya fisik yang prima, terbukti dari bagaimana ia bisa menghunjam penisnya dengan kecepatan tinggi begini sampai terdengar suara ‘plak plak plak’ yang keras dari pertemuan kulit kami. Aku begitu keenakan dan terasa gelombang orgasme mulai terbentuk di organ intimku.

Tidak sampai 3 menit kemudian, vaginaku pun berkedut-kedut ketika aku mencapai puncak kenikmatan seksual ini. Aku menjerit melepaskan rasa nikmat dari orgasme yang sedang menderaku ini, “Ahhhh pak.. enaakkhhhh aku nyampeeee! Aahhhhhh!!!”. Tubuhku sampai berkelojotan beberapa kali sebelum akhirnya diam. Aku terengah-engah dengan mata terpejam meresapi kepuasan seksual yang baru kuterima dari pria tua yang bahkan aku belum tahu namanya ini.

“Enak kan neng dientot bapak? Huehehe.”, tanya si pemulung ini dengan wajah mesum.

Kulirik ke pria tua ini dengan wajah sayu dan aku menjawab jujur, “Iyahh pak.. enak dientot ba.. mmhh..”, belum selesai bicara si bapak ini sudah mencumbu bibirku dengan nafsu. Penisnya tetap mengaduk vaginaku tapi dengan tempo lebih pelan.

Ada 2 menitan kami berciuman dengan begitu panas sebelum si pemulung ini melepaskan pagutan kami dan bertanya, “Eh nama neng siapa ya? Lupa kenalan tadi malah udah bapak coblos aje mekinya. Ehehe.”.

“Selina pak..”, jawabku singkat karena memang masih beristirahat setelah orgasme tadi.

“Wah namanya secantik orangnya. Hehe.”, ujar si bapak memujiku sambil meraba bukit payudaraku yang sekal. Pompaannya kini mulai terasa lebih cepat, membuatku mulai kembali dilanda gairah seksual.

“Nghh.. makasih.. ahh pak.. ahh pujiannya.. ahh ahh..”, aku menimpalinya di sela lenguhanku. “Kalo.. ahh.. nama bapak.. ahh.. siapa? Ahh ahh..”, aku balik bertanya.

“Nama bapak Tarmiji neng.”, jawabnya sambil menyeringai. Tiba-tiba ia mencabut penisnya dan memintaku untuk mengubah posisiku menjadi menungging. “Neng, nungging ya. Mau gaya anjing kawin. Haha.”, ucapnya.

Aku pun dengan segera membalik badanku menjadi menungging di atas kasur lipat ini. Aku yang ingin menggoda si pemulung ini supaya makin bernafsu untuk menggenjotku pun bertindak sangat binal. Kurentangkan bibir memekku dengan jari tengah dan telunjukku. Tentu saja bagian rongga vaginaku yang berwarna merah muda itu tersaji di depan si pemulung tua ini.



Tidak lama kurasakan ujung kepala kontol pria tua ini bersentuhan dengan bibir memekku yang sudah amat becek. Dan tanpa menunggu lagi, ia mendorong kontolnya itu mempenetrasi memekku di posisi doggy style ini.



‘Bles’, kembali dihunjamnya vaginaku dengan penisnya yang keras ini. Di posisiku yang menungging ini ia langsung menaikkan kecepatan sodokan kontolnya di memekku.

Sambil menggenjot, diremas-remasnya bongkahan pantatku yang bulat dan putih mulus ini. Kadang ia juga memainkan lubang anus dan belahan memekku dengan jari-jarinya. Kontan aku makin mendesah lebih kencang akibat stimulasi tambahannya itu.

“Ahh ahh ahhh! Enak pak! Terus! Sodok memekku! Ahh ahhh ahhhh!”, jeritku dengan begitu binal.

Setelah cukup lama bermain di area pantatku, kini kedua tangan pak Tarmiji disisipkan melewati ketiakku dan meremas-remas buah dadaku yang sedang bergoyang seirama genjotan yang kuterima. Dipilin-pilinnya pentil susuku yang sudah begitu keras ini dan sesekali ditarik-tariknya dengan gemas.

Sudah hampir seperempat jam berlalu dimana aku terus digenjotnya tanpa ampun. Tetapi hebatnya sama sekali belum terlihat tanda-tanda si pemulung tua ini akan orgasme, justru nafsuku yang malah jadi bangkit lagi. Aku terus melenguh-lenguh merasakan begitu dalamnya penis pemulung tua ini menghunjam memekku.

Beberapa menit kemudian si bapak pemulung ini mencabut kontolnya lalu ia berbaring di atas kasur. “Nah neng gantian ya sekarang di atas. Hehe.”, pintanya.

Aku pun menurutinya dan segera memposisikan tubuhku berjongkok tepat di atas selangkangannya. Kupegangi kontol perkasa pak Tarmiji dan kuarahkan ke memekku. Aku pun menduduki kontolnya dan akhirnya kembali penis si pemulung tua ini bersarang di liang senggamaku.

Tidak perlu disuruh, aku segera bergoyang naik turun di atas perut buncit pak Tarmiji. Memang tadi aku berjanji akan memberikan servis sampai dia keenakan, maka inilah yang kulakukan. Dengan bertumpu menggunakan tanganku pada perut buncit si pria tua ini, aku pun naik turun dengan cepat. Pemulung tua ini tampak keenakan dengan goyanganku sampai ia meracau, “ahhh ebat neng goyangannya.. uhh terus.. ahh mantep..”.

“Aahhh iyahhh pak.. ahh ahh.. memek Selina bakal bikin bapak kelojotan seperti yang Selina bilang tadi.. ahh ahhh ahhh..”, kataku sambil terus mendesah-desah. Aku begitu binal bagaikan pelacur saja tapi entah kenapa aku menikmati berbuat nakal terhadap pria yang status sosialnya jauh di bawahku seperti pak Tarmiji ini.

“Ohh gila neng memekmu jepit banget.. ahhh..”, pemulung tua ini terus melenguh nikmat. Pastinya ia tidak habis pikir betapa beruntungnya dia yang hanya seorang pemulung tua dan miskin ini bisa menikmati wanita muda seperti diriku yang dari kalangan orang kaya dan juga berdarah taiwan ini.

Aku dengan sangat liar menaik turunkan tubuh putihku bahkan kini kugunakan tangan kananku untuk menggesek bibir vaginaku sendiri seperti sedang masturbasi. Oh, rangsangan tanganku ini menambah kenikmatan yang kurasakan.

“Ahh ahh ahh kontol bapak enak ahh ahh Selina suka ohh ohh!”, aku melampiaskan dengan menjerit penuh kenikmatan.

Kini sedikit kurubah gaya bercinta kami dari yang tadi aku jongkok menduduki batang kejantanan pak Tarmiji kini kuselonjorkan kakiku. Aku kini tampak seperti koboi yang menunggangi kuda. Dengan liar aku seperti tadi masih memegang kendali ini menaik turunkan tubuhku di atas tubuh tambun pak Tarmiji.



Kedua tangan pak Tarmiji yang tadinya hanya berada di sampingnya itu kini dengan aktif meremas-remas bukit kembarku yang sedang bergoyang seirama goyangan tubuhku. Dicubit dan dipuntirnya juga puting susu merah mudaku yang sudah amat mancung itu dengan jari telunjuk dan jempolnya.

Kini si pemulung ini pun tidak hanya diam dan ikut menggerakkan pinggulnya menyodok ke atas. Ah, kenikmatan bercinta dengan pemulung ini begitu hebat membuatku merasa jadi tidak rugi tadi kepergok olehnya. “Ngghhhh ahhh ahhh ahhhh!”, rintihku dengan mata merem melek selagi terus berpacu dalam birahi bersama pria yang umurnya terpaut jauh dariku ini.

Tubuhku yang telah bermandikan keringat ini pasti tampak berkilat. Apalagi selagi tergoncang-goncang, buah dada 34Bku pun ikut terayun naik turun. Pastinya sangat erotis apa yang sedang terjadi di dalam rumah tua yang reyot ini. Jika ada yang melihat betapa panasnya interracial sex antara aku dan pak Tarmijib pasti akan terpancing birahinya.

Tangan si pak Tarmiji ini tetap meremas-remas dadaku yang putih mulus dan tampak kontras dengan kulitnya yang gelap terbakar matahari itu. Lalu mulutnya menggigit puting susuku dengan giginya yang ompong. “Ohh iyahh.. kenyotin putingku pak.. kenyot terus.. ahh ahhh!”, ceracauku liar. Sesekali ia juga menjilati pentilku dengan lidahnya yang memberikan sensasi hangat basah.



“Uhhh bapak bentar lagi keluar neng.. di dalem apa luar?”, racau si bapak yang ternyata sudah akan orgasme itu.

“Ngghhh.. gapapa di dalem ahh.. aja pak.. ohh.. Selina minum pil koq.. ahh ahh..”, jawabku di sela desahanku.

“Ughh.. siap neng.. bapak sembur memek neng.. ohhhh!!”, si pemulung tua ini melenguh keras menjelang klimaksnya.

Aku pun sudah amat dekat dengan orgamse kedua dari seks dengan si pemulung tua ini. Aku pun makin gencar menggoyang tubuhku di posisi cowgirl ini.

“Owwhhhh neng.. terima peju bapak!”, racaunya dengan mata melotot di ambang orgasmenya. Kurasakan batang kontol pak Tarmiji berkedut-kedut di dalam memekku dan tidak lama terasa semburan hangat yang menyemprot di dalam rahimku.

Beberapa detik kemudian giliranku yang dihajar badai orgasme. Memekku berkedut-kedut dengan kuat dan tubuhku bagaikan kesetrum hingga melengkung ke belakang membuat payudaraku membusung. Kudongakkan kepalaku dan melepaskan jeritan orgasme, “Ohhhh pak.. aku nyampe.. ahh.. aaahhhhhh!”. Beberapa kali vaginaku menyemburkan lendir orgasmeku hingga membasahi permukaan kasur lipat ini.



Selesailah sudah sesi bercintaku dengan si pemulung tua di rumah yang reyot ini. Aku pun melepaskan pertautan kelamin kami dan segera roboh berbaring di samping si pejantan tua yang baru saja mereguk kepuasan birahi bersamaku. Dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan kami sampai membentuk semacam gumpalan di atas kasur lipat ini.

Kutatap wajah pak Tarmiji yang tampak lelah bercampur puas ini. Akhirnya selesailah bayaran yang kujanjikan sebagai uang tutup mulut untuk pria tua ini. Walaupun lelah tapi aku tetap memikirkan untuk pulang karena sudah mau malam. Lingkungan ini tentunya tidak aman untukku jika sudah terlalu malam.

Aku pun bertanya pada si pak Tarmiji, “Dimana bajuku pak. Mau pulang nih. Hehe.”.

“Loh loh, tadi kan katanya sampe bapak puas. Nih kontol bapak masih kuat loh.”, ucap si pemulung tua ini yang membuatku terhenyak.

Kulirik ke penisnya yang ternyata memang masih ereksi! Gila, padahal sudah ngecrot di memekku tadi tapi masih bisa tegak begitu! Aku sampai takjub melihat keperkasaan pria tua satu ini.

“Hehe, kaget ya neng. Bapak emang punya kelainan kontolnya bisa ngecrot berkali-kali. Dulu istri bapak di kampung sampe gak kuat dan minta bapak cari istri lagi. Hahaha.”, jelas si pak Tarmiji dengan bangga.

Oh shit.. tugasku belum selesai ternyata.. sadar dengan itu aku pun kembali berbaring di kasur ini untuk setidaknya mengistirahatkan tubuhku sebelum harus disetubuhinya lagi. “Istirahat bentar ya pak. Selina capek nih..”, pintaku. Memang aku sudah begitu kecapean dari tadi ngeseks bersama banyak pria.

“Ya udah neng. 5 menit yak. Hahaha.”, ujarnya sambil terkekeh.

Tiba-tiba terdengar pintu rumah tua ini terbuka dan terlihat dua orang pria tua yang tidak kalah kumal dan jelek dengan pak Tarmiji..







~ BERSAMBUNG ~


NB : Dilarang Mengcopy Cerita Ini Ke Blog / Website Manapun Tanpa Seizin TS.
 
Siap suhu kita tunggu setia menunggu selina di gangbang orang banyak

Widiiih selina mau update

Ayo cpt gnt page

Semangat Huuu, anda adalah the best

masih nunggu

Biar cepat ganti page.....

lets gooo wkwk

Absen hu moga cepet ganti page biar bisa liat seline lagi

Absen juga ah biar cepet ganti page

Tak sabar menanti

Niihh ganti page nihhh

bismillah gangbang

Selina... Main yukk

Sudah update ya suhu2 semua yang setia menunggu Selina. hehe :klove:
Part kali ini no gangbang dulu yak. :cif:
 
Mantap bro.....
Kaya kata pepatah....
Lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut harimau.... 🤣🤣🤣
Selina.... Enjoy.... 🤣🤣🤣🤣
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd