Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta (Side story 10)

27601062f65da7ec885c50e65537b6de27f29a18.png
27601078680fc4ac28bde13c60e59e4661306c5f.png
Maaf yusa sama michelle lagi jalan jalan
 
nunggu side story update
 
Ketika cerita berubah jadi kenyataan
Alias
BANGSAT KOK BISA GITU
 
Ini yg paling ditunggu²
:pandajahat::pandaketawa::pandajahat::pandaketawa:
wah boleh tuh, sama meme tuh perlu kayanya
Setia menanti kisah2 lanjutannya👍👍👍👍👍
Menunggu side story terbaru...
sudah saya duga harus ada part ini
Sabar ya, lagi berantakan banget ini isi kepala. Idenya terlalu kececer jadi susah rapihinnya. Takut ketuker antara plot side story atau plot season 2. Side story julie udah 50%. Season 2 udah 75%
Kayknya adminnya kemaren sibuk ngurusin konser team J
Ngarang
 
Side Story: 18 Juli.


"Happy Birthday!!" Aku mengejutkan Julie di dalam kamarnya yg gelap dengan membawa kue.
"Yaampun Kak Yusa!" Julie terkejut dan berkaca-kaca karena menerima kejutan dariku.
"HBD Jul" Diani memeluk Julie dan mengucapkan selamat.

Kejutan untuk Julie ini semua adalah bagian dari rencana Diani, ia yang merancangnya sejak beberapa hari yang lalu. Ia menyiapkan ini semua karena ia tau Julie akan menginap di kamarnya untuk latihan dan show besok. Jadi ia mengajakku untuk menghias kamarnya dan menghubungiku untuk bersiap memberikan kejutan. Kamar Diani kini dipenuhi balon dan pita. Kami bertiga merayakan ultah Julie yang sederhana ini dengan penuh gembira.

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga" aku dan Diani menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Julie.

Julie yang masih berkaca-kaca meniup lilinnya yang disambut dengan tepuk tangan bahagia dari kami berdua. Diani mengambilkan sebuah pisau dan piring kecil untuk kami memakan kue. Diani nampak begitu bahagia merayakan ulang tahun Julie, begitupula Julie yang sudah hampir menangis akibat bahagia. Aku senang melihat mereka berdua yang sangat dekat dan akrab seperti keluarga ini, yang satu adalah perantau yang menemukan seorang sahabat dan teman seperjuangan hingga seperti keluarga sedangkan yang satunya adalah seorang anak yang kesepian.

"Happy Birthday Julie!" suara Feni mengejutkan kami bertiga.

Feni yang sudah mengenakan piyama itu masuk dan ikut merayakan ulang tahun Julie, sepertinya ia tak sengaja mendengar kami bertiga yang cukup ribut dari kamar apartementnya. Akhirnya kami berempat merayakan hari ulang tahun Julie. Kami saling bercanda, tertawa dan bercerita hingga tak sadar sudah 2 jam dari waktu tengah malam terlewati. Diani yang kelelahan belum lama tertidur, lalu Feni yang sudah sangat mengantuk meminta izin untuk kembali ke kamar. Aku dan Julie mengantarkan Feni ke kamar dan kemudian membersihkan kamar Diani yang berantakan.

"Yaudah ya aku balik ke kamar, ngantuk juga" kata ku pada Julie.
"eh… iya" Julie tersenyum kearahku.

Ia mengantarkanku keluar dari kamar Diani dan menutup pintu kamar itu dengan perlahan.

"Selamat ulang tahun" kataku sambil berlalu meninggalkan Julie.

Aku berjalan memunggungi Julie, meninggalkannya yang masih berdiri didepan kamar Diani. Aku yang cukup lelah karena seharian membantu Diani menyiapkan kejutan berniat untuk tidur. Namun saat aku akan membuka pintu, seseorang memeluk tubuhku dari belakang. Gadis Menado berambut pendek ini mendekap punggungku dengan erat.

"Kak…" ia memanggilku pelan.

Ku baluk tubuhku dan membalas pelukannya. Kudekap tubuhnya yang berisi itu erat. Entah siapa yang memulai, kami berdua berpagutan mesra.

"kak, kangen…" Julie berkata padaku di sela sela ciuman kami.
"I miss you too" balasku bersamaan dengan bibir kami yg saling mengecup.

Kami memasuki apartementku tanpa melepaskan ciuman kami sedetikpun. Kami berdua berciuman dengan liarnya hingga terjatuh di sofa. Entah sejak kapan kami berdua telah saling menggerayangi tubuh masing-masing. Pakaian kami berceceran di ruang tamuku.

"mmmpphhh… uughhh…" Julie mendesah disela sela kulumannya pada penisku.
"sluurrpp.. Sluuurrpppp…" kulumannya yg nikmat membuatku semakin bersemangat menjilati lipatan vaginanya.

Aku dan Julie bergaya 69 untuk saling memberikan kenikmatan. Vagina Julie yg sudah cukup basah membuatku kecanduan untuk menjilatinya. Tanganku mencengkram pantatnya yg berisi itu agar lebih leluasa untuk menikmati vaginanya.

"ouuuuuhhhh kak Yusa…" Julie melepaskan kulumannya dan mendesah tak karuan.

Julie berpegangan pada pahaku untuk menopang tubuhnya agar tak terjatuh. Mulutku terus menyedoti klitoris Julie, vaginanya yg bersih berbulu tipis dan berwarna merah segar itu tak henti-henti kuberi rangsangan. Sesekali jariku ikut menggosok klitorisnya dengan cepat.

"Aaaaaaaahhhhhhh…… enaaaaaaakkkk……." Julie tidak menahan orgasmenya sedikit pun.
"aaaaaaahhhhhh……. Sssshhhhhh……." desah Julie saat cairan orgasmenya habis kulahap.

Setelah memberinya sedikit istirahat. Penisku yg telah dibasahi mulut atasnya siap untuk menikmati mulut bawahnya. Julie menunggingkan sedikit pantatnya agar penisku mudah masuk kedalam vaginanya. Julie mencengkram sofa menahan kenikmatan yg ia rasakan ketika penisku memasuki vaginanya.

"Aah…. Ayo kak…" Julie memintaku untuk segera memuaskannya.

Ku goyang pinggulku dengan tempo sedang agar dapat bermain lebih lama dengannya. Julie mendesah nikmat akibat sex santai yg kita lakukan. Kami berdua ingin menikmati ini selama yang kami bisa.

"nggghhh… terussss…" Julie mulai ikut menggoyangkan tubuhnya.
"aaahhh kak…." Julie merem melek menikmati.

Kumiringkan tubuhnya yg padat itu. Penisku kembali memompa vaginanya. Tubuhnya terpental pental akibat goyangan kami berdua. Tanganku tak henti-henti menggerayangi payudaranya yg besar.

"sssshhhh… kak Yusaaa…." Julie memanggil namaku.
"iyaaahhhh putingnyaaa…." Julie menggelinjang saat putingnya ku pelintir dan kucibiti.
"eeeeehhhhh…… pelanhhh….. Nanti jeboooolll…." Julie semakin meracau.
"Aaaaaaaarrrgggghhhh Kaaaakkkk…………. KAN AKU KALAH LAGIIIII" desahnya panjang diiringi orgasme dan gerutuannya yg lucu.

Ku cabut penisku dari vaginanya agar ia beristirahat. Ku angkat tubuhnya kedalam pelukanku, ia bersandar di dadaku dan kupeluk tubuh mulusnya itu dari belakang.

"aku kalah terus…" Julie cemberut padaku.
"kamu sih gampang jebol." ledekku.
"tapi aku kuat… kalo kakak cuma bisa 2 kali, 3 kali tapi langsung bobo" ledeknya kembali.
"tapi satu kal iku bisa ngalahin kamu 4 kali." balasku sambil meremas dadanya gemas.
"tapi sepongan sama toketku bisa bikin kakak langsung kalah wleeee" ia tidak mau kalah.
"siapa yg ngajarin ngomong gitu???" kataku mencubit pipinya.
"hehe sakiiittt….." ia memegangi pipinya.
"abis nih toket makin gede, mana kenyal banget… tapi lebih gede perut kamu siiihhh…" tanganku menggerayangi perutnya yg gempal.
"iiiihhhhh tapi gemeskan?!" Julie kembali memanyunkan bibirnya.
"gemes laaaah… apalagi aku bisa liat sepuasnya hehe" aku memeluk tubuhnya erat.
"dasar mesum!!!" Julie menjawil hidungku kesal.

Kuangkat telanjangnya yang sedari tadi berada dalam pelukanku, meskipun tubuhnya sedikit berisi untuk seorang member JKT48 tapi sama sekali tidak memberikan kesulitan yang berarti untuk menggendongnya. Ku gendong dia seperti seorang putri menuju kamarku. Sesampainya dikamar, ku tidurkan tubuhnya di atas kasurku. Julie menatapku sayu, seakan memintaku untuk segera bergabung diatas kasur ini. Tanpa berlama-lama, kunaiki tubuh Julie yang tertidur telentang diatas kasur. Aku memandangi tubuhnya yang tanpa ditutupi sehelai benangpun, tubuhnya benar-benar seksi dan menggoda. Birahi semakin memenuhi kepalaku. Kugenggam buah dadanya yang besar itu, lalu kuremas dengan keras.

“Ahhhhh... sakit kak….” Erang Julie saat putingnya kembali dalam hisapanku.

Kuhisap sambil kugigit pelan putingnya yang menggemaskan itu. Julie menatapku penuh nafsu. Kujilat dan kutekan putingnya menggunakan lidahku. Julie menggelinjang hebat mendapatkan perlakuan seperti ini. Gadis ini tak kuberi ampun. Tanpa bicara aku pun beranjak menuju atas tubuhnya. Seakan sudah tau maksudku, Julie melebarkan kedua pahanya. kuarahkan penisku ke lubang vaginanya kembali. kuhentakkan pinggulku, dan penisku menancap dengan sempurna ke dalam vaginanya yang telah licin. Kulihat Julie memejamkan matanya sambil menggigit bibir bawahnya seolah2 sedang menahan sesuatu, entah menahan sakit atau menahan kenikmatan yg tiada tara. Kugenjot vagina Julie dengan perlahan sambil kuperhatikan wajah cantiknya. Desahan yg membuat wajahnya makin manis dan enak untuk dipandang.

“Kaaakkk…… teruuus……..” desah Julie disela-sela goyanganku.

Desahan lembut Julie keluar dari mulutnya, menghasilkan suara merdu yg sungguh nikmat untuk didengar. Lengkap sudah kenikmatan yg kurasakan saat ini. Mataku menikmati tubuh telanjang seorang wanita cantik, telingaku mendengar suara desahan yg amat lembut dan seksi, tanganku menikmati payudara kenyalnya. sedangkan penisku menikmati lubang vagina yg menjepit ini. aku tidak berhenti menggenjotnya.

“Aaaaahhhhh sshhh…. Aaaaaahhhhh…..” Desahan Julie bersatu dengan suara kecipak dari peraduan kelamin kami.
“Juuuu….. Enak bangeeet……” Desahku tak kalah nikmatnya.
“Nghhhhh…… Kakak juga…… Enaaaakkkkk………” Julie membalasku dengan desahannya yang tak tertahan, wajahnya yang dibasahi peluh semakin menaikan gairahku.

Makin lama aku merasakan kenikmatan ku akan mencapai puncak. Goyanganku makin cepat, desahan Julie makin liar dan kencang, membangkitkan gairahku yang benar benar telah memuncak, dan benar saja. Kenikmatan yg sungguh luar biasa menyerang ku tiba-tiba, tidak dapat ku gambarkan rasanya saat ini. Aku tidak peduli lagi, nikmatnya sudah membutakan pikiranku. Kusodok terus vagina Julie dengan keras, Julie makin menggelinjang tangannya mencengkeram dan mencakar punggungku. Namun bukan sakit yg kurasakan, melainkan kenikmatan yg sungguh luar biasa.

“Kak Yusaaaaaa………….!!!!!” Julie mendesah keras menyebut namaku.

Tubuhku ikut mengejang, diikuti dengan hentakan pinggulnya yg makin keras, ku coba mengimbangi gerakannya.

“Juuulieeeeee!!!!” Desahan panjangku membalas desahannya itu.

Berkali kali spermaku menyemprot rahim Julie. Spermaku tumpah di dalam vagina Julie. Kami berdua terkulai lemas diatas kasurku. Namun rasa nikmatnya masih tersisa. Kupeluk Julie, tubuhku ambruk menindih tubuhnya. Penisku masih menancap didalam vaginanya sambil kugoyang pelan. Rasa gelinya membuat sensasi tersendiri. betapa nikmatnya malam ini.

Kucabut penisku dari lubang vaginanya. Lalu aku rebahan di sisi Julie. Kupeluk tubuh telanjang Julie, lalu Julie membalas pelukanku.

“Thanks ya Jul” kataku sambil mengelus rambutnya.
“Hmm…” Julie hanya membalas singkat.
“Kenapa Jul?” tanyaku bingung.
“Gapapa kak.” balasnya singkat.

Aku menatapnya kebingungan, kupandangi wajahnya yang dibasahi peluh itu. Matanya menatap kosong menuju langit-langit kamarku. Seperti ada sesuatu yang memenuhi kepalanya saat ini.

“Jul, kalau ada yang mau diomongin bilang aja” Kataku padanya.
“Tapi…” Julie menahan kata-katanya.
“Tapi apa? Ngomong aja” balasku.

Julie terdiam, ia masih memandangi langit-langit kamarku. Namun sesaat kemudian matanya menatap tajam padaku.

“Pacaran yuk” kata-katanya bagaikan sambaran petir buatku.
“EH?!” Aku tersentak.
“Kakak sama Kak Gaby udah ngapain aja? Udah kyak kita sekarang?” tanyanya menyelidik.
“Nghh… baru ciuman doang. Itupun gak yang kyak kamu pikiran” balasku.
“Udah aku duga…” ia kembali menatap tajam kearahku.
“Maaf ya Jul, aku gak bisa kabulin permintaanmu.” kataku sambil melepaskan pelukanku perlahan.
“Siapa yang suruh lepas?” Julie menarik tanganku, wajahnya juteknya menatapku tajam.

Aku yang kebingungan menuruti permintaan Julie. Namun rasa canggung membuatku seperti orang bodoh yang tidak mengerti apa-apa.

“Kak, pokoknya mulai hari ini aku pacarnya Eyusa. Mau pacar ke 2, ke 3, ke 3000 juga gapapa” Julie kembali tersenyum kearahku.
“Karena kakak udah terlanjur buat aku nyaman… jadi kakak harus tanggung jawab!” kata Julie kembali sambil mencium pipiku.
“Juga tanggung jawab soal ini!” Julie mengorek spermaku yang meluber dari dalam vaginanya.

Kami berdua tertawa kecil diatas kasur ini. Dibumbui dengan sedikit ciuman dan remasan lembut. Juga pelukan pelukan menggairahkan dan bisikan bisikan manja. Sebelum akhirnya aku memutuskan untuk tidur.

“SIAPA YANG NYURUH TIDUR?!” Julie bangkit dari tidurnya, kemudian menindih tubuhku.
“LOH LAGI????” Tanyaku terkejut.
“Iya. tapi kali ini aku yang pegang kendali hehe” wajahnya tersenyum dengan seram kearahku.

------------------------------------------------------

TOK TOK!

“KAK!” seseorang mengetuk pintu apartementku.

Jam masih menunjukan pukul 9 pagi, Julie masih tertidur disebelahku dengan keadaan yang sama berantakannya denganku. Kami berdua sama-sama terkuras habis semalam. Suara ketukan semakin kencang, aku tak ingin suara ketukan itu membangunkan Julie. Aku yang masih setengah sadar turun untuk membukakan pintu agar berhenti.

“Siapa?” tanyaku sambil membuka pintu.
“Kyaaaaaaa!!!” Diani memekik saat melihatku membukakan pintu.
“Sssttt!!” aku membekap mulutnya dan menariknya masuk kedalam apartementku.

Diani yang berusaha melepaskan diri akhirnya kubebaskan dari bekapanku. Aku menyuruhnya untuk diam namun wajahnya masih dipenuhi keterkejutan seperti melihat setan.

“Kenapa sih pagi-pagi udah teriak-teriak?” tanyaku kesal.
“Itu…” kata-kata Diani tertahan, wajahnya memerah sambil menunjuk kearahku.

Ternyata aku lupa memakai pakaianku sehingga penisku yang mengacung tegang di pagi hari membuatnya terkejut.

“Eh maaf, aku pake baju dulu ya!” kataku sambil bergegas ke kamar.
“Kak!” Diani memanggilku, yang membuatku menghentikan langkahku.
“Eh kenapa?” tanyaku bingung.

Diani nampak begitu gelisah, ia tak berani menatap mataku.

“Katanya… kalo… mmm…” Diani terbata-bata.
“Kenapa Di?” tanyaku mendekatinya.
“Eh… gak… itu… aku bantuin ya?” kata Diani terbata sambil melirik kearah penisku.

-Side Story END-
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd