Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta (Side story 10)

Bimabet
We want Mpries :((
I want too
haduh 3some sama member
dramanya banyakin aja udh hu wkwkwkw
Tenang, drama akan tetap berlanjut~
Yusa, baik banget atuh. Biarpun sange terus :hore:

===
Dikentangin pas 3some :redcard:
Kurang ajar...

Ya makanan kesukaan Yusa kan kentang kak...
Gadis Manadonya siapa nih? Julie? Vanka? Gaby?
Gadis Sundanya siapa nih? Frieska? Feni?
Hayo di tebak~
Julie aby sih hu kombinasi mantap
Aby, tidak deh hu...
Udah terharu baca cerita nadila
Turun satu paragraf tiba2 ada yang digenjot ... 🤔
Emang sulit kalo terlalu baik kak...
Gaby diselingkuhi.,??? kok gue gak rela ya.,
Aku juga gak rela kak sebenernya, tapi gimana ya :sendirian:
 
Halo semuanya, author disini!

Sekali sekali mau kyak suhu yg lain, nyapa pembaca aja nih hehe...

Mau kasih tau kalau part selanjutnya itu part 12
Jadi sekitar 5 part lagi menuju tamat nih...
Sesuai jumlah lagu di setlist Tadaima Renaichuu. Jadi di tunggu ya kelanjutan kisah Kak Yusa si koki tampan yg baik hatinya.

Terima kasih banyak untuk semua pembaca yg sudah meluangkan waktu dan mengapresiasi cerita ini, terima kasih telah suka membaca kisah medioker ini. :kangen:
 
sumpah marathon ni certa wkkwwk
cerita lu menarik suhu
ditunggu buat update selanjutnya juga, hehe

buat drama ceritanya dapet banget menurut gw
banyak hal yg gak bisa gw tebak jalan ceritanya, itu salah satu yg gw suka
keep posting suhu
 
Halo semuanya, author disini!

Sekali sekali mau kyak suhu yg lain, nyapa pembaca aja nih hehe...

Mau kasih tau kalau part selanjutnya itu part 12
Jadi sekitar 5 part lagi menuju tamat nih...
Sesuai jumlah lagu di setlist Tadaima Renaichuu. Jadi di tunggu ya kelanjutan kisah Kak Yusa si koki tampan yg baik hatinya.

Terima kasih banyak untuk semua pembaca yg sudah meluangkan waktu dan mengapresiasi cerita ini, terima kasih telah suka membaca kisah medioker ini. :kangen:
Ditunggu gan....
 
Side Story: Christmas Eve…?


Author POV

“kamu dimana?” Gaby menelfon Yusa.
“Sabar ya, aku masih dijalan. Jangan telfon dulu” balas Yusa padanya.

Gaby mematikan telfon dan menunggu Yusa didepan apartementnya, mereka hari ini berencana untuk berbelanja keperluan natal. Gaby hari ini berdandan kasual namun sangat cantik. Ia menunggu Yusa sekitar 10 menit.

“sore kak, gocar atas nama Aby?” sebuah motor berhenti didepannya.
“ih aku kira siapa!” Gaby tertawa kecil sambil memasuki mobil Yusa.
“mau kemana mbak?” tanya Yusa.
“ajak saya kemana aja mas, asal sama masnya” balas Gaby padanya.
“saya ajak ke pelaminan mau mbak?” Balas Yusa lagi.
“wah jangan dulu ya mas, tunggu saya lulus dulu.” balas Gaby lagi.
“yah padahal saya juga belum lulus mbak” balas Yusa lagi.
“udah ah, yuk jalan kebur kemaleman” Gaby menyuruhnya jalan.

Hari ini mereka berdua akan berbelanja sedikit keperluan natal, karena hari ini Yusa akan merayakan malam natal bersama dengan keluarganya. Yusa mengajak Gaby untuk ikut dirinya, karena keluarga Gaby merayakan natal di puncak tempat neneknya tinggal sedangkan Gaby masih harus perform di tanggal 26. Jadi Yusa memutuskan mengajak Gaby karena biar dia tidak sendirian dan sekaligus mengenalkannya ke keluarganya.

“Yusa bagus gak?” Gaby mengambil sebuah dress dan menunjukannya pada Yusa.

Ia masuk ke ruang ganti dan mencoba dressnya. Yusa menunggunya di luar sambil menjaga barang-barang mereka.

“bagus” Balas Yusa padanya.

Gaby melihat dirinya di kaca dan kemudian berganti kembali, ia mencari cari di tempat lain. Tak berapa lama ia telah kembali membawa sepasang pakaian di tangannya.

“kalau yg ini?” Gaby menunjukan sebuah blazer hitam.
“bagus juga kok” balas Yusa lagi.
“bawahnya ditambah rok ini bagus ya?” Gaby memperlihatkan sebuah rok pada Yusa.

Kemudian Gaby kembali ke ruang ganti dan mencobanya, tak berapa lama setelahnya ia memperlihatkannya pada Yusa.

“bagus tuh, cocok” Balas Yusa lagi.
“Ih dari tadi bagus bagus, kan aku jadi bingung pilih yg mana…” Balas Gaby sebal.
“kok jadi salah aku… ya abis kamu kan pake apa aja bagus” Balas Yusa pada Gaby.
“aaa… aku serius!” Wajah Gaby memerah malu.
“kamu pilih aja yg menurut kamu bagus, aku pasti suka kok” balas Yusa tersenyum.
“ih emangnya kalo kamu suka kenapa? Kan nanti jelek diliat orang kalo salah pilih” Balas Gaby cemberut.
“kamu kan emang udah jelek…” Balas Yusa.
“Ih kamu mah!” Gaby nampak marah padanya.
“Untung aja kamu jelek…” Tambah Yusa lagi.
“Oh gitu, Iya aku gak secantik Della yg manis. Aku juga gak cantik kyak Melati yg ceria…” Gaby marah dan wajahnya cemberut.

Yusa, mendekati Gaby yg duduk tak jauh darinya. Gaby yg sedang marah tidak menatap kearah Yusa. Yusa tertawa kecil melihat kekasihnya yg cemberut itu. Ekspresi yg paling Yusa sukai dari Gaby pacarnya.

“Karena kalo kamu cantik, aku bakal susah jagain kamu dari laki-laki lain.” balas Yusa sambil mencubit pipinya.
“Kalo kamu cantik, yg aku suka nanti wajahnya aja. Bukan diri kamu seluruhnya…” Balas Yusa lagi masih tetap mencubit pipinya, “Jelek aja aku sayang, apalagi kalo cantik. Pusing abang neng”
“Iiiiih sana!” Balas Gaby sambil menepis tangan Yusa, wajahnya masih cemberut.
“Yah marah beneran, jangan dong nanti jeleknya nambah” Balas Yusa lagi.
“Biarin! Biar makin jelek!” Balas Gaby lagi.
“yaudah deh gapapa jeleknya nambah” Balas Yusa sambil menggenggam tangan Gaby, “biar sayangnya nambah terus juga”
“Bodo! Gombal!” balas Gaby masih dengan cemberutnya yg khas, “Aku ngambek”
“dih ngambek ngomong ngomong” Balas Yusa padanya.

Yusa kembali menggeser duduknya dan memandangi Gaby yg ngambek, ia melihat Gaby sesekali mencuri curi melihat kearahnya. Lucu sekali melihat Gaby yg pura-pura marah seperti ini, Yusa mengambil Dress yg tadi Gaby coba, berdiri dan berjalan perlahan meninggalkan Gaby. Membuat Gaby menatapnya kebingungan.

“Ih kok aku ditinggal?!” Balas Gaby yg juga berdiri mengejarnya perlahan.
“aku mau bayar ini, abis itu mau beli es krim” balas Yusa.
“ya kenapa aku ditinggal?!” balas Gaby kesal.
“karena aku tau kamu gak bakal nolak kalau tau aku mau beli Es krim. Nih buktinya ngikutin kan?” Balas Yusa meledek Gaby.
“Gak mau! Sana beli sendiri, aku pulang aja!” balas Gaby yg sadar bahwa ia terpancing.
“Black Sakura atau Häagen-Dazs ya?” Yusa berpura-pura bicara sendiri.
“Gaby pasti mau Häagen-Dazs, ah tapi dia mau pulang ya katanya” Yusa melanjutkan kata-katanya sendiri.
“Häagen-Dazs!” Gaby berteriak semangat, namun ia sadar kalau Yusa memancingnya lagi.
“Maksudnya, aku mau beli dulu baru pulang!” balas Gaby.
“Oh yaudah, aku makan sendiri aja deh.” Yusa meninggalkan Gaby kembali setelah selesai membayar dikasir.
“Oh oke, aku mau deh makan es krim sama kamu” Gaby kini meledek Yusa balik.
“Oh udah gak ngambek nih?” Balas Yusa mendekatinya dan menggandeng Gaby.
“Ia tiba tiba aku mau makan Es krim sama kamu” Balas Gaby tersenyum, Yusa melihatnya curiga.
“Loh kok gitu?” Yusa menghentikan langkahnya dan menatapnya bingung.
“ia, karena akhirnya kamu mau makan es krim sama aku” Gaby menatap Yusa.
“janji?” Kata Gaby pada Yusa.
“ia deh janji, jangan ngambek lagi ya” balas Yusa.

Gaby menarik tangan Yusa agar cepat sampai ketempat es krim, Yusa masih nampak bingung dengan tingkahnya yg tiba tiba berubah itu. Ia tidak mengerti kenapa mood perempuan ini begitu cepat berubah.

“Es krim Es krim~” Gaby berjalan sambil bernyanyi nyanyi kecil.
“Kenapa seneng banget sih?” tanya Yusa yg kebingungan namun senang karena Gaby tidak marah lagi.
“Karena makan es krim sama kamu” Balas Gaby tersenyum lebar.

Yusa memutar otaknya karena sikap Gaby yg langsung berubah 180 derajat ini. Ia berusaha mencari tau apa penyebab Gadis ini begitu senang. Ia terus memutar otak sampai akhirnya ia sadar dan berubah pucat.

“Cintaku, tunggu!!” Yusa menahan tangan Gaby yg menariknya.
“Ayo cepet, kan mau makan es krim” Senyum Gaby berubah menjadi senyuman yg licik.
“Gak mau!! Please Cintaku!” Yusa sekarang merengek meminta ampun.
“Ayo, kan udah janji” Gaby menyeringai dan kembali menarik Yusa.
“AKU GAK SUKA ES KRIM!” teriak Yusa menolak, namun kini wajahnya pucat dan pasrah mengikuti tarikan Gaby.

Gaby memesankan 2 buah es krim, coklat dan vanilla lalu memberikan es krim coklatnya pada Yusa. Gaby tersenyum manis sekali kearah Yusa, namun Yusa tau bahwa sekarang ia sedang di kerjai Gaby. Sepertinya ini pembalasan dendam Gaby karena tadi.

“cintaku, maaf…” Yusa meminta ampun pada Gaby.
“Apa? Kamu gak salah kok, aku kan emang jelek” Balas Gaby tersenyum, “Aku gak marah kok, malah seneng bisa makan es krim sama kamu”

Namun ini berbanding terbalik dengan kenyataannya, karena Gaby memesankan 2 hal yg sangat tidak disukai Yusa. Es krim dan coklat.

“Gab, jangan marah lagi dong” Yusa menunduk.
“Aku gak marah kok cintaku, dimakan dong es krimnya” Gaby tersenyum lebar kearah Yusa yg menunduk.
“Ma-kan.” Gaby menyuruh Yusa.

Yusa mengangguk pasrah dan menghela nafas panjang. Ia menatap kearah es krim yg ada didepannya itu, ia menyendok sedikit dan mengarahkannya ke mulutnya.

“Udah gak usah dimakan, aku bercanda kok” Gaby menghentikan tangan Yusa.
“Biar aku makan dua-duanya, gak usah dipaksain” Gaby tersenyum, “aku cuma mau tau aja”
“eh… jadi gimana? Udah gak marah?” Balas Yusa bingung.
“aku gak marah kok, becanda aja haha” Balas Gaby.
“Aku gak nyangka kamu mau makan es krimnya, kamu kan orangnya kalo udah gak suka dan gak mau pasti kekeuh sama pendirian.” Gaby meneruskan sambil tersenyum.
“Kamu jahat ya, hampir aja aku eneg seharian. Tapi ya karena kamu yg minta, lebih baik aku eneg sendirian daripada lihat kamu marah ke aku walau semenit aja” Balas Yusa pada Gaby sambil menyelipkan rambut Gaby ke telinga.
“aku jadi makin sayang sama kamu” Gaby berkata pada Yusa sambil makan es krimnya.
“Aku gak” balas Yusa cepat.
“Ih kok gitu?!” Balas Gaby kembali cemberut.
“Ya gimana mau makin sayang, kan udah mentok” Balas Yusa lagi tersenyum lebar.

Setelah selesai, mereka berdua berencana melakukan perjalanan kembali menuju rumah Yusa di Bekasi. Mereka berdua takut terlalu malam sampai sana dan terlambat mengikuti doa malam natal bersama. Yusa dan Gaby berjalan sambil bercanda dan tertawa. Sebuah pasangan yg begitu serasi dan membuat yg melihatnya iri karena mereka terlihat begitu bahagia bersama.

“Gab!” Yusa menghentikan langkahnya dan mengejutkan Gaby.
“apa sih ngagetin aja” Balas Gaby padanya.
“ada Timezo*e” Balas Yusa dengan mata berbinar.
“kamu mau main itu? Kemaleman nanti” Balas Gaby padanya.
“sebentar~” Yusa meminta pada Gaby seperti anak kecil.
“kyak anak kecil deh kamu” Balas Gaby menggeleng.
“Aku sama Della biasa main ini kok, gak bakal kemaleman kita” Balas Yusa lagi memohon.
“biasanya aku sama Della main claw crane atau hockey, kadang main boom boom car. Boleh ya sebentar???” Yusa meneruskan.

Ekspresi diwajah Gaby berubah, tadinya ia ingin memperbolehkan Yusa bermain sebentar. Namun setelah mendengar nama Della ia mengurungkan niatnya dan moodnya berubah kembali. Yusa nampak kebingungan melihat Gaby yg wajahnya seperti sedang bete.

“gak, udah ayo kita berangkat sekarang” Gaby meninggalkan Yusa berjalan keparkiran.

Yusa yg bingung dengan perubahan sikap Gaby, mengejarnya dari belakang sambil bertanya tanya ada apa dengan kekasihnya itu.

Sementara itu dirumah Yusa…

“Hai silahkan masuk Lusi, Theo. Yuk duduk” Ibu Yusa mempersilahkan kedua orang tua Della masuk.
“Yaampun Delly udah ganteng ya sekarang, keren lagi. Kamu ajarin Yusa lah biar kyak kamu” Ayah Yusa bersalaman dengan Delly, kakak laki laki Della.
“hai Debby, kamu tumben bisa ikut. Gak adaj adwal syuting? Kangen loh tante, pangling liat kamu jadi tinggi dan cantik gini” Ibu Yusa memeluk Debby, adiknya Della yg seorang artis sinetron.
“Daniel!” Dua orang anak berlari kearah Daniel, adik Della yg paling kecil.
“Kak Meza, Yosua” Daniel kearah mereka dan selayaknya anak kecil. Mereka langsung bermain bersama.

Namun semua orang yg ada diruangan ini dibuat pangling saat seorang gadis memasuki ruang tamu keluarga Eyusa ini. Della nampak cantik mengenakan dress berwarna putih se lutut dengan ornamen pita di pundak kanannya. Bagaikan seorang malaikat yg turun ke tengah tengah keluarga yg akan merayakan natal malam ini.

“Yaampun, kamu makin cantik ya” puji ibu Yusa pada Della.
“Haha bisa aja Tante Yunita” Della tersenyum simpul dan berjalan mendekati kedua orang tuanya.
“Yusa pasti kaget liat kamu secantik ini, om yakin” Tambah ayah Yusa.
“haha om Jonathan, bikin malu aja” Della tertawa kecil.
“Yusa mana om?” tanya Della pada ayah Yusa.
“Masih dijalan kesini dari Jakarta sama temennya, mau ikut natalan juga.” Balas Ayah Yusa padanya.
“Oh gitu, siapa om temennya? Tumben” tanya Della kembali.
“Kurang tau, dia gak bilang detailnya” Ibu Yusa menambahkan.
“oh oke, kalau gitu kita belom bisa mulai ya kalau dia belum ada” tambah Della sambil menghela nafasnya pelan.
Hati hati ya” Della berkata dalam hati, senyuman tipis merekah di bibirnya.

Malam ini begitu indah dan tenang. Tak ada bulan di langit namun bintang berpendar dengan terang, mengiringi laju mobil yg berjalan dengan santai dibawahnya. Sebuah mobil yg didalamnya terdapat sepasang kekasih yg sedang saling terdiam, keadaan yg begitu canggung terjadi dalam sana. Sang wanita hanya menatap keluar kearah jalan raya dengan keadaan mood yg buruk. Sedangkan sang pria masih fokus kearah jalanan sambil sesekali melirik kearah sang wanita, bertanya tanya apa yg terjadi pada gadis itu.

Malam natal ini, apa yg akan terjadi?

-Bersambung-
 
Terakhir diubah:
Jadi sesuai judulnya, side story...
Ya ini side story aja, pendek dan gak terlalu ngaruh sama cerita utamanya...

Kenapa part 12 belum dibuat???
Sabar yaaaa masih drafting di otak, alias masih nulis, hapus, nulis, hapus. Banyak kendala dan ngerasa ada yg salah. Jadi emang agak rumit nulisnya. Masih dicari dimana missnya dan kenapa ceritanya jadi sulit di hubungin.
Author sih ngerasa ada yg salah dalam build up momennya, tapi ada yg kasih tau kalo salahnya di pembangunan karakternya yg terlalu cepat. Sorry guys :ampun:

Jadi, side story akan selesai besok/lusa. Langsung nyambung ke part 12. Doakan aku ya :banzai:
 
Side story: All I want For Christmas is…


Author POV


Suara mobil terdengar memasuki pekarangan rumah yg saat ini telah ramai oleh dua keluarga yg berhubungan dekat ini. Dari mobil itu, keluarlah Yusa dan diikuti Gaby dibelakangnya. Tampak wajah Gaby yg grogi karena akan bertemu dengan keluarga Yusa, Digenggamnya erat-erat tangan Gaby oleh Yusa agar ia lebih tenang.

“Tenang aja, keluarga aku gak gigit kok” Yusa menenangkan kekasihnya itu.

Gaby mengangguk dan mengikuti Yusa dari belakang. Mereka berdua memasuki ruang tamu Rumah itu dan langsung disambut oleh seluruh orang yg ada didalamnya.

“Yusa!” semua orang nampak gembira menyambut kedatangan Yusa.
“loh kamu sama Gaby toh, papa kira sama siapa” Om Jonathan mempersilahkan masuk.
“Kenalin dulu dong ini siapa…” Tante Yunita tersenyum kearah mereka berdua.
“Hai om, tante. Aku Gaby tem..” Gaby memperkenalkan dirinya namun di potong oleh Yusa.
“Temen?” Yusa berbisik kearah Gaby bertanya tanya.
“Kata kamu tadi temen?” Gaby berbisik kepada Yusa.
“ini Gaby, pacar aku” Yusa melanjutkan perkenalan itu.

Wajah mereka berdua tersipu memerah, kemudian Gaby bersalaman dengan kedua orang tua Yusa dan juga berkenalan dengan keluarga Della. Kedua keluarga itu menanyakan bermacam hal kepada Yusa dan Gaby. Mereka begitu penasaran bagaimana mereka bisa bertemu dan sampai menjalin hubungan. Gaby langsung menjadi pusat perhatian disana.

“Hai...” Della keluar dari ruang makan untuk menyapa Yusa.

Yusa terkejut melihat Della yg menggunakan Dress putih itu. Ia terpaku melihat Della yg sangat cantik malam ini. Bagaikan seorang peri salju yg menjelma menjadi manusia, Dress sepanjang lutut itu benar-benar cocok dengan tubuhnya yg kecil. Dress itu menampilkan sisi elegan dan cantik dari dirinya, namun pita kecil di pundak kanannya juga memancarkan kesan imut yg tak kalah kuat. Della benar-benar memukau.
Della tersenyum senang melihat Yusa, wajahnya begitu cerah melihat orang yg sedari tadi ia tunggu telah datang. Namun ia terkejut melihat Gaby disana.

Oh ternyata sama dia” Della tersenyum tipis dan kemudian duduk diantara kedua orang tuanya.
“Hai Dell” Sapa Gaby padanya, kemudian ia duduk disebelah Yusa.

Mereka berdua saling tatap. Bagaikan ada listrik diantara mata mereka berdua. Yusa merasakan aura-aura mematikan dari antara mereka berdua, keadaan jadi hening seketika karena sambutan yg dingin dari Della.

“Yusa udah makan?” Tante Yunita bertanya pada anaknya itu.
“Belom ma, tadi cuma makan es krim aja sama Gaby” Jawab Yusa pada ibunya.
“Yaudah kamu makan dulu sebelum acaranya dimulai, mama ambilin sebentar” Tante Yunita berdiri untuk mengambilkan makan untuk Yusa.
“Aku aja tante!”
“Aku aja ma!”
Gaby dan Della bangkit berdiri bersamaan dan mengajukan diri untuk mengambilkan makanan Yusa.
“Eh yaampun, yaudah kalian berdua ambilin buat Yusa ya. Makasih loh” Tante Yunita terkejut.
“Jadi bingung deh siapa yg nanti jadi menantu haha” Tambahnya sambil tertawa kecil.
“Siapa yg bisa ambil makanan yg di mau Yusa tanpa dikasih clue, dia yg bakal jadi menantu” Om Theo menjadikannya sebuah sayembara.
“Loh kok gitu om!” Yusa terkejut karena ini menjadi sebuah lomba.

Mereka berdua bergegas menuju dapur. Yusa duduk diantara para orang tua yg tertawa karena tingkah kedua gadis itu.

“Yaampun anak cengeng ini sekarang direbutin cewek” Tante Lusi meledek Yusa.
“Kamu padahal udah janji buat jagain anak om, bisa-bisanya punya cewek lain” Om Theo menatap Yusa.
“Eh gak gitu om, aku sama Della emang cuma sahabat…” Balas Yusa.
Kuharap begitu” Tambahnya dalam hati.
“Mama sama Ana batal jadi saudara dong?” Tante Yunita mencubit Yusa.
“Aduh, mama maksa deh. Nikahin aja Meza sama Daniel!” Balas Yusa sebal.
“Mereka beda 7 tahun Yusa!!” Tante Yunita kembali mencubit Yusa.


Sementara itu di dapur…


“Kenapa lo kesini?” Tanya Della pada Gaby.
“Harusnya gw yg nanya itu” balas Gaby padanya.
“Gw udah bilang kalo kita bersaing secara sehat, walaupun lu udah jadi pacarnya tapi lu ngelanggar batasnya.” Della melipat tangannya di dada.
“Kata orang yg pakai alasan sebagai tetangga dan teman kecil buat natalan bareng dirumahnya…” Gaby mencibir Della.
“Apa?! Ini udah jadi acara tahunan keluarga kita” Balas Della tersenyum licik.
“Iya mulai kedepannya ini bakal jadi acara tahunan keluarga kita” Balas Gaby tersenyum lebar.
“Ish!!” Della berlalu dengan sebal dan membawa makanan untuk Yusa, diikuti Gaby yg tersenyum bangga dibelakangnya.

Mereka berdua meletakan makanan di meja di depan Tante Yunita sambil menunggu makanan mana yg akan di ambil Yusa. Mereka berdua sama-sama yakin bahwa makanannya lah yg akan dipilih. Tante Yunita menatap kedua piring didepannya, ia melihatnya bergantian seperti ragu akan memilih yg mana. Ia mengambil sendok dari piring Gaby.

“Yes.” Gaby berbisik pelan, ia tersenyum senang. Sedangkan Della menatap tak percaya.

Tante Yunita memisahkan kentang dari sambal goreng ati yg ada dipiring Gaby, ia juga memisahkan ayam pedas manis yg ada dipiring itu ke piring Della. kemudian menaruh sendok tadi dipiringnya dan kini ia memegang sendok milik Della. Gaby nampak terkejut dan tak percaya. Della tersenyum sumringah.

Aku tau kesukaan kamu Sa” Kata Della dalam hati.

Tante Yunita mengambil sendoknya, memindahkan telur opor, tahu goreng dan sate ayam ke piring Gaby. Ia memindahkan sebagian nasi yg sudah terkena kuah opor dan bumbu kacang ke piring Gaby, ia mengambil sebagian nasi yg kering dari piring Gaby. Della menatap kebingungan, rasa percaya dirinya menghilang.

“Haha jadi kalian berdua hampir berhasil ya…” Tante Yunita tertawa melihatnya.
“Nih Yusa kamu makan, Biar mama aja yg jelasin.” Tambahnya.

Mereka berdua nampak kebingungan karena Tante Yunita, sedangkan Yusa ikut tertawa melihat perlakuan ibunya.

“Yusa gak suka ati tapi dia suka kentang, dia juga suka ayam pedas manis tapi gak suka dikasih kuahnya.” Tante Yunita menjelaskan pada Gaby.
“Lalu Yusa gak suka opor walaupun dia suka telur dan ayam, ini juga tahu kuning bukan tahu putih. Lalu…” Della menambahkan setelah ia seperti sadar akan kesalahannya.
“Yusa gak suka kacang.” kata Della dan Gaby bersamaan.
“Nah, kalian berdua terlalu terburu-buru dan gak memikirkan secara baik apa yg disukai pelanggan.” Tante Yunita mengingatkan mereka berdua.
“Kalau kalian hati-hati dan…” mulai berbicara tentang dunia kuliner dan kepuasan pelanggan panjang lebar yg membosankan.
“Ma, cukup” Yusa menghentikan celotehan ibunya.
“Eh…” Tante Yunita terkejut, “intinya, kalian berdua udah melengkapi Yusa kok”
“Tapi itu semua tergantung Yusa, mau pilih siapa…” Tante Yunita menepuk kepala Yusa.
“Atau Yusa mau dua-duanya?” tambah Om Jonathan.
“Papa!” Yusa terkejut mendengar perkataan ayahnya, “tapi kalo kalian mau gapapa hehe”
“GAK!!” kata mereka bersamaan diiringi gelak tawa semuanya.

Setelah Yusa menyelesaikan makannya, mereka memulai acara doa malam natal ini. Gaby yg baru pertama kali mengikuti acara ini dibuat takjub dengan dua buah keluarga yg amat sangat dekat ini, tidak terlihat bahwa mereka datang dari dua keluarga berbeda. Kedua keluarga ini begitu erat dan dekat. Dua keluarga yg sudah turun temurun hidup berdampingan. Ia merasa sangat asing disini dan takut bahwa ia tidak bisa diterima oleh keluarga ini. Gaby menjadi gelisah karenanya.

“Sekarang doa anak, Yusa dan Della” Delly mempersilahkan mereka berdua.

Yusa dan Della berdoa begitu khusyuk. Mereka berdua berdoa bergantian dan benar-benar sinkron. Bagaikan sudah berlatih dan memiliki skrip. Mereka berdua mendoakan bermacam hal dengan sangat tepat tanpa ada pengulangan, seperti sudah janjian tentang apa yg akan mereka doakan. Gaby semakin minder karena mereka berdua begitu kompak.

“Semoga tahun ini menjadi tahun mu” Yusa berdoa.
“Tahun mu juga” tambah Della.
“Tahun kita” Balas Yusa.
“Tahun yg indah” timpal Della.
“Bagi kita berdua” ucap mereka bersamaan.
“Dan untuk semuanya, amin” mereka berdua menutup doa itu bersama diiringi tepuk tangan semuanya, Gaby tertegun melihat kekompakan mereka berdua, ia merasa iri namun kagum.

Pesta malam natal dimulai, mereka semua bernyanyi, tertawa, berbincang, bermain dan makan bersama. Kebahagiaan natal begitu terasa dirumah ini, memenuhi seluruh rumah ini, menyelimutinya dengan damai natal dari hati mereka semua.

“Jadi lu masih bisa berdoa?” Della meledek Yusa.
“Gini gini gw pernah punya cita-cita jadi pendeta” balas Yusa padanya.
“Tapi malah jadi koki sesat!” balas Della.
“Kamu keren loh tadi” Gaby memuji Yusa.
“Haha masa? Aku cuma hapal aja, untungnya masih hapal doa yg dibuat Della dulu” Yusa tertawa bangga.
“Oh buatan Della.” senyum Gaby kembali menghilang.
“Keren ya dia, masih kecil udah bisa buat doa kyak gitu.” tambah Yusa.
“Iyalah, Della!” Della tersenyum bangga.

Gaby senang melihat dua keluarga yg begitu bahagia ini. Mereka semua saling bertukar cerita dan membagi kebahagiaan setelah selama setahun tidak pernah berkumpul. Ia sadar bahwa dirinya bukanlah bagian dari acara ini. Ia meminta izin keluar sebentar untuk mengangkat telefon, walaupun sebenarnya ia hanya tidak ingin lebih lama disitu. Harus menahan sakit melihat Yusa dan Della yg sedang bercengkrama, mereka berdua benar-benar meluapkan semua hal yg ada didalam hati dan kepalanya. Mereka berdua benar-benar serasi.

“Gak seharusnya aku cemburu, mereka emang temen dari kecil kan.” Gaby tertawa kecil, menertawakan kebodohannya.
“Harusnya tadi aku di apartement aja, nonton tv series” Gaby menghembuskan nafasnya pelan.

“Eh!”

Gaby terkejut karena ada sesuatu yg dingin menyentuh pipinya.

“Biar pikiran kamu dingin” Yusa tersenyum kearahnya.
“Loh kok kamu kesini? Bukannya lagi ngobrol?” Tanya Gaby, ia mengambil es krim dari tangan Yusa dan membukanya.
“Don’t thinkin’ to much” Yusa melihat ke jalanan didepan rumahnya.
“Gak kok, aku cuma mau cari angin aja” Gaby menyunggingkan senyum tipisnya.

Yusa memegang kedua pipi Gaby, mendekatkan wajahnya ke wajah Gaby. gadis itu terkejut dan tidak tau harus berbuat apa. Wajahnya memerah, pikirannya melayang kemana mana saat ini.

“Eh… Yusa…” Gaby nampak kebingungan dengan perlakuan Yusa yg tiba tiba, ia menutup matanya.
Apa kita bakal…” Pikiran Gaby seakan akan meledak membayangkan apa yg akan terjadi.

Yusa masih memegang kedua pipi Gaby, wajahnya sudah begitu dekat dengan wajah Gaby. Gaby menutup kedua matanya dan diam. Ia menunggu apa yg akan dilakukan Yusa.

“Buang pikiran negatif kamu. Siapa cewek yg aku tembak di kereta malam itu?” Yusa menekan kedua pipi Gaby hingga bibirnya menjadi seperti bebek, Gaby membuka matanya dan kebingungan melihat Yusa menatapnya dalam-dalam.
“Siapa yg aku panggil cintaku? Yg aku sapa setiap hari di twit**ter?”
“Siapa yg aku bela-belain luangin waktu ku untuk datang ke setiap pertunjukannya?”
“Yg aku bela-belain tunggu sampai malam cuma buat mastiin dia pulang dengan selamat?”
“Kamu doang” Yusa tersenyum kearah Gaby dan merangkul pinggangnya.
“Kamu harus biasa dengan hal ini ya. Karena aku ingin kamu jadi bagian dari keluarga bahagia ini” Yusa memutar badan Gaby, memperlihatkannya dua keluarga yg begitu harmonis itu.
“Selamanya akan seperti ini dan kamu akan menambahkan kebahagiaan kami semua.” Yusa mencubit pelan pipi kekasihnya itu.
“I’d choose you, from now on all i want for christmas is you…” Yusa mencium tangan Gaby. ia mengajaknya kembali masuk kedalam.


Della menatap kearah mereka berdua dari ambang pintu, ia tersenyum melihat kedua sahabatnya itu menjadi sepasang kekasih yg saling menyayangi. Ia tidak ingin merusak kebahagiaan mereka saat ini, meskipun ia harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri. Itulah pilihannya, pengorbanannya.

O’ Holy night.
Why’d you bring nightmare. is this supposed to be Holy night?” Della menghela nafas.
Merry Christmas.


-Side Story Tamat-
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd