Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta (Side story 10)

waduh saya tersinggung loh hu...
karena buat saya dari seluruh cast wanita yg ada disini, Gaby yg paling cantik. saya pun memilih Gaby ya karena pribadi author dan memang jalan ceritanya seperti itu.
maaf kalau tidak sesuai keinginan atau ekspektasi suhu, semoga cerita saya tetep menghibur dan menarik buat dibaca :ampun:

Yah jangan dong, saya mah pembaca yang pasti semua karakter yah baca aja karena seru fantasinya gitu, maaf deh ehe :sendirian:

Hanya penasaran aja, sekiranya ada yang spesial gitu dari Gaby kan bisa sharing siapa tau saya juga bisa menyadari hal itu :tendang:
 
Saya sangat mendukung suhu untuk membuat cerita itu :thumbup
Mereka denial tingkat akut gan, harus dikasih pelajaran dikit :fiuh:
Dibuat macem apa? BBF? Meteor Garden? apa Hana yori dango? atau yang lebih banyak cowoknya macem hanakimi? 1 cewek direbutin satu sekolah?
 
Bukannya BFF sama meteor garden terinsipirasi dari Hana Yori dango ya?
lah iya sama Freeza dibawah. cuma bedanya BBF/HYD anak sekolaan MG anak kuliaan, HYD banyak adegan konyolnya sampe si matsujun, aduh lupa namanya siapa lagi di HYD yang season 2 rela sujud ke si shun oguri buat ngebiarin si cewek sama dia. HYD lebih dramatisir.

BFF, meteor garden, hana yori dango kan sama ya haha
Btw hana YORI dango ya. Yori hehe

Crows Zero :D
Hahaha if i can, bro. Sepertinya kalo yang seperti itu kasih ke penulis yang baru pulang dari planet Namemek eh Namek aja dah.
 
Part 10.5: apakah ada cinta atau tidak tak peduli.



Saktia melumat bibirku, ciumannya itu begitu liar dan bernafsu. Saktia memberikan gigitan-gigitan kecil dibibirku sambil lidahnya memaksa untuk masuk. Lidahnya langsung membelit lidahku, Saktia menarik tubuhku kekasur tanpa melepaskan ciuman kami. Tubuh kami jatuh kekasur dan kini aku menindih tubuh tinggi semampainya itu. Ciuman kami semakin panas hingga bunyi decakan memenuhi ruangan kamar ini.


“Lo emang gak dicariin temen sekamar lo?” tanyaku pada Saktia ketika ciuman kami terlepas.

“Tenang aja, gw udah bilang ke Shanju kalo mau ke kamar lo.” balas Saktia.

“Gapapa sama dia? Gak curiga?” tanyaku.

“Santai dia mah, udah sering juga dia begini-begini hahaha” balas Saktia sambil tertawa.

“Hah?! Kalo gitu gak lu ajak sekalian hehe” balasku sambil membelai rambutnya.

“Maunya lo itu mah!” Saktia kembali menarik kepalaku dan kami kembali berciuman.


Puas dengan bibir Saktia yg manis, aku beralih ke lehernya yg jenjang. Kukecupi lehernya tanpa menyisakan satu bagian pun yg terlewat, Saktia melenguh pelan sambil menahan kepalaku. Ku angkat tubuhnya hingga terduduk dan kembali kucumbu Saktia, tanganku mengelus pahanya dan bergerak menuju pantatnya. Tanganku meremasi pantatnya yg masih terbungkus celana tidur pendeknya.


“Lo gak pake CD Sak?” tanyaku penasaran karena remasanku di pantatnya begitu terasa.

“Hehe” balasnya sambil menatapku sayu, perlahan ia menurunkan retsleting jaket putih yg ia kenakan.

“Lo gak pake apa-apa lagi di balik jaket?!” aku terkejut melihat tubuhnya yg tidak dibalut apapun dibalik jaketnya.

“Hehe dingin sih, tapi pasti dihangatin Yusa…” balasnya sambil membuka jaket dan celana pendeknya, kini tubuhnya sudah telanjang bulat dihadapanku.


Aku menelan ludah melihat tubuh telanjangnya didepan mataku, Saktia menatapku sayu sambil menggigit bibir bawahnya. Ia menindih tubuhku dengan tubuh telanjangnya. Nafasnya telah memburu, tangannya meremas penisku yg mulai menegang dibalik celana tidurku. Perlahan tangannya mengeluarkan penisku dari dalam sarangnya dan Saktia menelanjangiku.


“Tunggu Sak tunggu!” aku memegang pundaknya dan mendorong tubuhnya untuk sedikit menjauh.

“Kenapa lagi Sa? Lu bosen ngewe sama gw?” Saktia bertanya bingung.

“Bukan gitu, gw suka ngewe sam… gak gak maksud gw…” aku menghela nafas.

“Gw udah punya pacar sekarang Sak, gw gak bisa begini terus.” aku melanjutkan kalimatku.

“Serius?! Lu sama Della udah jadian?” Saktia nampak terkejut dan kini duduk didepanku.

“Bukan Della, gw jadian sama Gaby” balasku pada Saktia.

Hmm… gw gak kaget juga sih” balasnya lagi, “tapi serius lu milih Gaby. ini udah yakin?” kata Saktia sambil menunjuk dadaku.

“Belom yakin juga sih gw, tapi gw tau kalau gw harus memperjuangkan pilihan gw.” aku menatap matanya dalam.

“Jadi sampai saat ini pun gw masih belom masuk kedalam pilihan lu Sa?” tanya saktia padaku.

“Maksudnya?” aku tidak mengerti.

“Lupakan, selamat ya sa” Saktia mencium pipiku dan merebahkan tubuhnya disebelahku.


Aku bingung dengan kelakuannya saat ini, melihatnya yg tadi begitu bernafsu sekarang malah menyelimuti dirinya di kasur dan tidur disebelahku. Ku rebahkan tubuhku disebelahnya dan juga masuk kedalam selimut, ku pegang pundaknya dan dia sedikit menoleh kearahku.


“Sak, gak jadi?” tanyaku sambil menempelkan daguku di pundaknya.

“Jadi gak mood gw” balas Saktia.

“Yah masa udahan” tanganku mengelusi punggungnya.

“Mesum banget sih padahal tadi sok sok gak mau, inget Gaby Sa. udah ah tidur aja yuk” Saktia memunggungiku.


Aku menurutinya dan merebahkan tubuhku di kasur. Merebahkan diri dalam keadaan tidak berbalut apapun bersama Saktia, hanya dibalut selimut yg menutupi tubuh kami. Nampaknya Saktia kini sudah tertidur disebelahku, sementara aku masih tidak bisa tidur karena mencerna kata-kata Saktia tadi.


Aku dengan mudahnya untuk menikmati tubuh Saktia, Feni bahkan Julie. Tapi aku sama sekali tidak pernah memasukan mereka kedalam hitungan” pikirku dalam hati.

Padahal, mereka berdua dengan mudahnya memberikan semuanya padaku. Sedangkan aku juga memberikan seluruhnya pada mereka, kecuali hatiku.” kembali kepalaku dipenuhi banyak pikiran.

Apakah aku lelaki yg buruk?


“Yusa” Saktia memanggil namaku.

“Peluk” Saktia memintaku untuk memeluknya.


Kupeluk tubuhnya dari belakang, kini seluruh tubuhnya berada dalam dekapanku. Kuusap rambutnya hingga ia kini benar-benar terlelap dalam dekapanku. Kuberikan kecupan dikepalanya, aku berharap dia nyaman malam ini. Aku ikut tertidur disebelahnya, Selamat malam Saktia.


*Author POV*



Suasana didalam mobil jemputan sangat buruk. Cindy duduk diantara Gaby-Michelle dan Della-Yupi. Biasanya mereka selalu membicarakan banyak hal bila bersama, tapi saat ini baik Gaby maupun Della sedang menghadap kearah luar jendela terlarut dalam pikiran mereka masing-masing. Cindy yg kebingungan hanya menengok ke kanan dan ke kiri memperhatikan mereka berdua.


Beberapa waktu sebelum berpisah dengan Yusa…


“Hati-hati dijalan cintaku” balas Gaby pada Yusa.


Gaby berjalan mendekati Della dan Yupi yg sedang merapikan kopernya kedalam mobil, ada Michelle dan Cindy Hapsari juga disana. Gaby nampak sedang bahagia disana dan senyumannya merekah sedari tadi. Michelle menggoda Gaby yg hanya dibalas cengiran olehnya, sedangkan Della disana hanya fokus merapikan kopernya.

270082237b15ef5c015c6c4697186caaaa9f9e24.jpg

27008225d34ad686cd28cb4843b014bcf5449a15.jpg


“Ci Della… gapapa?” tanya Yupi sambil menarik ujung baju della.

“Iya” balas Della.

“Ci, serius.” Yupi bertanya sekali lagi.

“APASIH YUPI?! GAK DENGER GW BILANG IYA?!” Della membentak Yupi hingga Yupi mundur akibat terkejut, semua yg berada disekitarnya terkejut dan menatapnya.


Yupi nampak terkejut dan matanya berkaca-kaca, ia tidak pernah menyangka akan dibentak oleh Della. Gaby, Michelle dan Cindy menghampiri mereka berdua dan menanyakan pada Yupi. tapi tidak ada jawaban dari Yupi dan kini ia bersembunyi dibalik tubuh Gaby. Gaby menghampiri Della yg masih berdiri terdiam membelakangi mereka semua, ia tau ini adalah tugas untuk seorang kapten.


“Lo kenapa?” Gaby menepuk pundak Della, Della menggerakan pundaknya agar tangan Gaby terlepas.

“Gapapa” balas Della tanpa menghadapnya.

“lo ada masalah apa? Lo harus cerita ke gw” kata Gaby mencoba membujuk.

“kenapa gw harus cerita sama lo? Lo siapa?” balas Della, ia menghadap kebelakang kearah Gaby.

“loh gw kapten lo, gw kapten Team J. Gw wajib membantu anggota team gw kalau ada masalah” Gaby mendekati Della perlahan untuk menenangkannya.

“oh, oke KAPTEN. gw emang punya masalah saat ini” kini Della menghadap kearah Gaby dan menatapnya tajam.

“masalah gw itu lo!” balas Della sambil menunjuk Gaby.


Gaby dan yg lainnya terkejut mendengar pengakuan Della. Michelle mendekat kearah Gaby untuk menangkannya, Gaby nampak terguncang dengan perkataan Della.


“gw fikir lo sahabat gw, bahkan lo udah mau dengerin curhat gw selama ini.” Della mengepalkan tangannya.

“tapi… bahkan… dengan teganya… gw gak nyangka” Della terbata-bata, amarah terpancar dimatanya yg kini sudah tidak bisa lagi mengeluarkan air mata, hanya ada amarah didalam sana.


Gaby bergetar. Ia nampak berusaha untuk mengeluarkan kata-kata namun mulutnya tidak dapat terbuka. Ia tak menyangka bahwa ia dan sahabatnya akan bertengkar saat ini. Michelle mengusap punggung Gaby menenangkannya. Yupi berjalan mendekati Della, Yupi memeluk Della dari samping dan menenangkannya.


“Lo yg munafik!” Gaby membalas perkataan Della.

“Lo yg dari awal pengecut, Lo yg dari awal gak berani jujur, dan Lo juga yg dari awal gak pernah membuka hati lo buat Yusa!” Gaby menatap Della, matanya memancarkan amarah yg sama pada Della.

“4 tahun yg lalu, ketika gw mulai mengenal Yusa. Lo gak pernah ada disana, gak pernah Yusa sekalipun membahas tentang lo.”

“sejak 4 tahun lalu, gw mulai jatuh cinta sama Yusa. Dia buat gw selalu bahagia dan dia selalu bahagia karena gw, dia pernah melupakan lo selama itu.” kata Gaby lagi, “dan lo pindah ke team J, saat itu juga perhatian Yusa kebagi dua. Dari mulai saat itu juga mulai ada Della diantara gw dan Yusa.” tambah Gaby.

“Pengecut!” Gaby berusaha mendekati Della namun Michelle menahannya.


Della menatap Gaby tajam, namun ia tidak membalas perkataannya. Yupi menahan Della agar tidak mendekat kearah Gaby. Yupi dan Michelle sama-sama tau kalau saat ini mereka berdua bisa saling memaki bahkan saling membunuh. Gaby menatap Della dengan pandangan mata yg meremehkan sedangkan Della menatap Gaby dengan penuh kemarahan. Tidak ada lagi cahaya di mata mereka berdua saat ini.


“4 tahun? Lucu juga lo berani bilang 4 tahun didepan gw yg udah kenal Yusa 20 tahun.” Balas Della mencibir.

“Selamat ya, jagain teman kecil gw.” tambah Della kemudian mengajak Yupi masuk ke mobil.

27008224154bd1acbbe10f907b8f38198ad4b077.jpg

27008220361b031decd0734243857842a6177594.jpg



Cindy mendekati Gaby yg masih berdiri terdiam di peron stasiun Pasar Turi ini. Michelle berusaha menenangkan Gaby yg nampak masih dipenuh emosi disana, Cindy ikut menenangkan Gaby.


“Kak Gebi, lo jadian sama kak Yusa?” Cindy bertanya pada Gaby.

“yaampun Cindy, mereka udah berantem kamu baru nanya itu?” Michelle menatap Cindy kesal.

“aku kira mereka berantem karena duduknya misah. Jadi kak Gebi udah temenan sama Kak Yusa dari kecil?” Cindy bertanya kembali.

“Kak Della temenan sama Kak Gebi 4 tahun yg lalu?” Cindy masih bertanya pada Michelle.

“jadi Kak Gebi pacaran sama kak Yusa, tapi Kak Yusa suka sama kak Della sedangkan Kak Dellanya suka sama Kak Gebi, gitukan?” Cindy nampak bangga karena sudah menemukan jawabannya sendiri.

“YA GAK GITU LAH CIMOT, CINDY LEMOT!” Michelle membalas dengan kesal.

“Hehe maaf kak, aku tau aku tau. Berarti Kak Della itu sahabatnya kak Yusa, trus Kak Yusa suka sama Kak Yupi tapi Kak Gebi pacaran sama kak Yusa.” Cindy nampak berfikir keras, “Aaahhhh bingung!!”


Michelle yg kesal mengajak Gaby masuk kedalam mobil dan meninggalkan Cindy yg masih berfikir sendirian.


“Kak Michelle, Kak Gebi tunggu!” Cindy berlari menuju mobil yg menunggunya naik.


*Author POV end*


Sinar matahari menembus sela-sela horden kamar ini, sinarnya mulai menerangi kamar. Kubuka perlahan mataku yg mulai silau terkena cahaya matahari. Kesadaranku perlahan kembali ke tubuhku, aku merasakan sesuatu yg kenyal didalam genggaman tanganku. Aku ingat, saat ini aku sedang bersama Saktia. Tubuhnya masih berada didalam dekapanku dari semalam. Tanganku menyentuh payudaranya itu, meremasnya perlahan. Penisku yg menegang dipagi hari semakin menegang.


“nghh…” Saktia melenguh pelan ketika tanganku mulai meremasi payudaranya.

“bangun Sak udah pagi” Aku kembali mendekap tubuhnya.

“nghhh… Yusa… Pagi sayang” Saktia memutar tubuhnya kearahku dan mencium bibirku lembut.


Kami berciuman lembut, kemudian aku bangun menuju kamar mandi untuk membuang air kecil dan meninggalkan Saktia yg belum sepenuhnya pulih dikasur. Setelah membuang air kecil, aku menuju dapur mengambil segelas untukku dan Saktia. Aku kembali ke kamar membawa dua gelas air putih.

Sesampainya di kamar, aku melihat Saktia yg sedang duduk di atas kasur. Ia menutupi tubuhnya dengan selimut, ia memandang kearahku yg baru memasuki kamar, rambutnya masih berantakan karena baru bangun. Tubuh telanjangnya itu tertutup selimut dan hanya memperlihatkan sedikit paha dan pundaknya. Aku menelan ludah melihat Saktia saat ini, benar-benar menggairahkan.

2700821815fea3ffcd02646ab419ca589aad388d.jpg


“Yusa telanjang gitu gak ditutupin” Saktia melihat kearah penisku yg tegang.

“cowok kalo bangun tidur emang begini Sak” balasku sambil memberikan segelas air yg langsung dihabiskannya.

“oh gitu, aku baru tau. Soalnya baru pernah bobo sama cowok, telanjang lagi. Gabener banget ya kita haha” Saktia tertawa.

“tau gak apa lagi yg lebih gabener?” tanyaku padanya.

“apa tuh?” Saktia balik bertanya.

“ini” jawabku sambil menerkam tubuhnya.


Kuterkam Saktia hingga kini berada dibawahku dan kugesek gesekan penisku di selangkangannya. Ku pegang kedua tangannya dan membuka tubuhnya lebar-lebar, kujilati putingnya bergantian. Aku paling suka menghisap puting seperti bayi menyusui, Saktia menggeleng nikmat.


“Aaah… terussss…” Saktia mendesah ketika putingnya yg menegang ku emut kencang.


Kuarahkan penisku ke lubang vagina yg semalam tak jadi kunikmati, Saktia pasrah menggigit bibirnya. Vaginanya mulai basah akibat permainanku di payudaranya. Kepala penisku menyentuh permukaan Vaginanya dan dalam sekali hentakan.


“Aaaaaahhhh….” Cairan hangat dari Saktia membanjiri penisku yg sudah berada didalam vaginanya.


Kugerakan pinggulku pelan, lenguhan-lenguhan Saktia benar-benar menaikan birahiku. Saktia kini memejamkan matanya pasrah, Tubuhnya bergoyang-goyang lemah seiring pompaanku pada vaginanya. Rangsangan pada setiap titik sensitifnya yang tergesek terus menerus, semakin ia merasa tak berdaya. Aku terus memompa dan memberi rangsangan kenikmatan yang tidak dapat ia tolak. Tubuhnya terangsang, gerakan penisku semakin mudah karena cairan vaginanya yang semakin banyak.

Aku menarik pinggul Saktia terangkat ke belakang, memaksa Saktia bertumpu pada lutut dan sikunya. Gadis itu sedikit mengerang saat tubuhnya kembali kumasuki, kali ini dari arah belakang. kupercepat pompaan penisku di vaginanya. Membuat buah dada kencang gadis itu berayun makin kuat. Membuat Saktia tak bisa menahan desahan yang keluar dari bibirnya. Desahan kenikmatan yang keluar begitu saja akibat gesekan kuat dan kencang pada dinding-dinging vaginanya. Gerakan pinggulku semakin kencang tak beraturan. Membuat tubuh Saktia terhentak-hentak.


“Aaaahhhh…. Teruuus….. Enaaaakkkk……” Saktia mendesah menikmati garukan penisku di Vaginanya yg semakin gatal.


Aku terus memaju mundurkan pinggul dengan cepat. Dengan tetap menjaga irama permainan dengan cepat, menikmati setiap gesekan demi gesekan. Vagina milik Saktia berdenyut-denyut, mencengkeram milikku. Terasa beberapa kali Saktia mengejankan dinding-dinding vaginanya, menahan rasa nikmat dari gerakan penisku yg bergerak keluar masuk itu. Membuat penisku semakin gatal karena bagian dalam vagina Saktia menjadi semakin keras menjepit penisku. Saktia pun terlihat menikmati genjotanku, hasratnya semakin meningkat seiring keluar desahan-desahan erotis dari mulutnya.


“Annhhh…. Yusaaa…. Nghhhhh….” Desah Saktia.


keringat kami bercucuran. Kurasakan vagina yang nikmat ini, memijat-mijat penisku dan penisku rasanya mengobok-obok di dalam vaginanya. Kurasakan gerakan kami berdua lebih cepat dan ganas. Aku merasakan kenikmatan yang sangat ketika dinding vagina Saktia menekan rapat dan memijat batangku yang tegang sempurna. Aku peluk erat tubuh Saktia dari belakang. Lenguhan Saktia menghipnotisku. Suara patah-patah Saktia dengan nafasnya yang tersengal sengal, kini menjadi alunan melody di telingaku. Aku bergerak lebih cepat dan lebih dalam.


"Yusaaaaaa….... Ouuuuuhhhhhhh!!!” Saktia meneriakkan namaku ketika orgasme melandanya.


Saktia mencapai orgasmenya yang kedua. Cairan dari vaginanya langsung menerjang keluar di sela-sela vaginanya yang masih dipenuhi batang penis milikku. Pada saat yang bersamaan, aku pun kehilangan kontrol. Satu tanganku mencengkeram erat sprei dan tanganku satu lagi memeluk tubuhnya erat saat denyutan dinding vagina Saktia membuatku mencapai klimaks. Penetrasiku terhenti, kucabut penisku dan ku kocok dengan cepat hingga penisku akhirnya menyemburkan spermanya. Semburan spermaku mengenai pantat, punggung dan sedikit mengenai belakang kepala dan lehernya.


"Aaaaaahhh!!” Erangan kenikmatan lolos dari mulutku. Badanku mengejang dan kemudian rebah disisinya.


Kami terkulai lemas. Saktia memutar badannya menghadapku yg merebahkan diri disebelahnya, sayu matanya menatapku, mendekat dan dengan lembut mencium bibirku. Permainan kami pagi ini berakhir dengan indah. Saktia memeluk tubuhku sambil mengistirahatkan dirinya.


“Kok lo tiba-tiba ngentotin gw sih Sa?” Saktia bertanya padaku.

“Abis lo seksi banget cuma ditutupin selimut pas bangun tidur” balasku sambil tanganku bergerak merangkul dirinya.

“gw sering nginep di kostan lu ya Sa” balas Saktia sambil menaiki tubuhku, “biar tiap pagi lu bisa liat gw begini, trus…”

“Gak bisa gitu dong, gw udah punya Gaby” balasku sambil menggeser tubuhnya dari atas tubuhku.

“Emang lu gak mau bisa ngewe sama gw tiap hari?” Saktia bangun dari tempat tidur dan mengambil pakaiannya yg berserakan.

“Mau lah, tapi gw cintanya sama Gaby. Jadi gak bisa gini terus” Balasku sambil menatap Saktia yg berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

“hmmm…” Saktia tidak membalas perkataan ku dan menutup pintu kamar mandi.

“tapi apakah ada cinta atau tidak tak peduli. Yg penting enak Sa” Saktia mengeluarkan kepalanya dari pintu dan mengedipkan matanya padaku.


Kunyalakan TV untuk sekedar mengisi waktu menunggu Saktia selesai bersih-bersih, karena aku juga ingin segera mandi dan sarapan. Aku merapikan kasurku yg berantakan.


“ckck, inget pacar lu Kak Yusa.” sebuah suara berkata padaku dari arah pintu masuk.

“mana gak dikunci, untung gw yg masuk.” tambah gadis itu berjalan kearah kasurku, mengambil celanaku yg tergeletak sembarang dan melemparnya ke mukaku.

“loh…” Aku kebingungan karena perkataannya.

“tadi pagi waktu Kak Gaby manggil semua buat sarapan di LINE, kak Cindy yg lemot seperti biasa keceplosan soal hubungan lu dan Kak Gaby. Selamat ya” Julie memotong perkataanku dan menjelaskan.

“Jadi kak Gaby ya bukan kak Della? Plot twist” Julie menambahkan.


270082192c2c5b9d446ccc5c93b697f10509491e.jpg



Buru buru aku mengenakan celanaku dan duduk dikasur. Julie menatapku dengan tatap sinis, nampaknya ia kesal melihatku. Ia mengambil gelas dan mengisinya. Ia membawa 3 gelas itu ke meja didekat TV untukku dan Saktia.


“gw cuma mau manggil kak Saktia karena udah ditungguin buat sarapan. Gak bakal mulai kalo dia belom dateng” Julie duduk dikasur sambil memakan sebungkus chitato yg dibawanya.

“iya ngerti” balasku pada Julie sambil kembali menonton TV.

“kak Gaby nyari lo dan Kak Saktia, untung Kak Shania mau kerja sama. Dia bilang kalo Kak Saktia masih tidur dikamar.” Julie menambahkan, “jadi gw volunteer buat manggil kalian berdua”

“Makasih banyak ya Julie!” Aku mendekatinya.

“Stop, jauh-jauh. Bau” Julie melarangku mendekat, “masih bau cewek lain, gw gak suka”

“hehe sorry” balasku.

“nanti buruan turun, laper” tambah Julie.


Saktia telah selesai membersihkan dirinya dan bersama Julie kembali ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Kini aku bergegas membersihkan tubuhku, Mengganti pakaian, dan pergi menuju restaurant hotel untuk sarapan, restaurant ini adalah cabang dari restaurant Italia milik ibuku di Jakarta, Dio La Cucina.


“Mas Yusa!” seseorang menyapaku.

“Mbak Atika, apa kabar?” aku menyapanya kembali.

“Baik, Mas Yusa baik?” tanyanya balik.

“Baik juga, aku gak kaget sih ternyata yg mama bawa ke Surabaya itu mbak Atika. Emang ya tangan kanan mama” aku memujinya.

“Ah mas Yusa bisa aja, kebetulan aja karena Mas Robby juga dibawa sama ayahmu.” balasnya padaku.

“Ehem cie cie jadi udah resmi nih sama Mas Robby? Ditunggu undangannya ya!” aku ikut senang mendengarnya.

“Doain ya Mas Yusa. btw ada JKT48 ya mas, bisa-bisaan emang nih Mas Yusa, ada Mbak Della juga dong?” tanyanya padaku.

“Ada, paling lagi sarapan. Yuk kesana” ajakku padanya.

“Mas Yusa ini lucu deh hahaha” Mbak Atika tertawa mendengar ajakkan ku.

“Oh iya, di jam Breakfast aku malah ajak Head Chef keluar. Yaudah selamat bekerja mbak” aku berpamitan dan dibalas senyum olehnya sambil ia kembali ke dapur.


Aku melihat member Team J sudah lengkap disana dan sudah bersiap untuk sarapan, aku bisa melihat Gaby sedang bersama Cindy, Feni dan Frieska. Di meja yg berbeda juga ada member dari Team lain yg sudah memulai sarapannya. Aku melihat Della mengambil meja yg agak sedikit menyendiri ketika aku berjalan mengambil sarapanku di meja Buffet.

Aku menuju meja Buffet berniat mengambil sepiring sausage Frittata, 3 potong Pane Laterza dan semangkuk Minestra. Ketika aku sedang sibuk mengambil makanku, aku merasa ada seseorang yg berdiri dibelakangku. Dia hanya diam disana tanpa berkata sepatah katapun, mungkin menunggu giliran untuk mengambil makan juga pikirku. Setelah selesai mengambil makan dan berbalik badan, aku terkejut karena ternyata orang yg berdiri di belakangku adalah Nadila.


“Kenapa?” tanyaku padanya, sebenarnya aku sudah sangat malas untuk bertemu dengannya.

“Mmm… gw…” Nadila nampak sedikit canggung.

“Cepetan, gw mau makan” kataku padanya.

“Gw… minta maaf buat selama ini” Nadila berkata sambil menunduk, “gw gak tau kalo lu ternyata yg punya hotel ini dan Restaurant ini. Gw kira lu kyak fans-fans biasa”


Aku terkejut dengan permintaan maaf Nadila. Aku melihatnya yg sepertinya sungguh-sungguh minta maaf. Aku menghela nafas panjang, menenangkan emosiku.


“Gw udah maafin lo. Gw orangnya santai kok” balasku tersenyum padanya, Nadila nampak tersenyum kearahku.
“Tapi gw bukan yg punya hotel ini, bukan juga yg punya restaurant ini. Gw juga hanya fans biasa yg suka JKT48, gak ada yg beda antara gw dan lainnya.” aku meneruskan kalimatku, “jangan pernah meremehkan fans, siapapun dia dan apapun statusnya.”


Aku meninggalkan Nadila yg nampaknya terpukul dengan kata-kataku tadi. Aku menuju ke meja tempat Della makan, ia sedang menikmati makannya sendirian disana.


“Boleh duduk?” tanyaku padanya.


Della bangkit, membawa makanannya dan meninggalkanku yg masih berdiri menunggu izin darinya. Ia pindah ke meja di sebelahku dan melanjutkan makannya disana. Aku terkejut menerima penolakan tanpa kata darinya, aku duduk di meja yg tadi Della pakai sambil melahap sarapanku. Makanan ini enak sekali, resep ibuku memang nomor 1.


“Kenapa pindah?” aku bertanya padanya disela-sela makanku.


Tidak ada jawaban.


“Lo marah sama gw?” aku bertanya lagi padanya.


Tetap tidak ada jawaban darinya.


“Lo gak suka gw jadian sama Gaby?” tanyaku lagi, Della sedikit melirik kearahku.

“Bukannya lo ngedukung gw sama dia?” kini aku menatap kearahnya.


Della masih tetap melanjutkan makannya, ia kembali fokus ke makanan yg ada didepan mejanya. Della hanya memakan sepiring salad dan sepotong Pane Laterza beserta semangkuk kecil Minestra. Aku masih menatapnya yg makan dengan pelan, menikmati setiap suapan kedalam mulutnya. Aku masih menunggu jawaban darinya sampai ia menyelesaikan makannya. Della melirik kearahku dan menghela nafas.


“Beg*!” katanya padaku dan meninggalkanku yg kebingungan mendengar jawabannya.


Tidak lama setelah kepergian Della, aku menyelesaikan makanku dan menuju Gaby yg masih sarapan. Aku duduk dibangku depan menghadap kearahmya. Aku tersenyum dan melihatinya makan. Dia masih fokus pada sarapannya dan sesekali melirik kearahku, aku masih melihatnya makan sambil tersenyum.

27008221e4c5df61d924669fb6e57d860dae96d0.jpg


“Kamu ngapain ngeliatin aku gitu? Aku gak fokus makannya” tanyanya padaku.

“Gapapa, pengen liat aja” balasku.

“Ngeliatin orang makan, aneh kamu haha” balasnya padaku sambil tertawa.

“Gapapa, sekalian latihan” balasku tersenyum, “biasain diri, biar nanti pas udah bisa makan sama kamu setiap hari aku gak kaget lagi ngeliat cara bidadari makan.”

“Iiiih So sweet~” kata Frieska, Feni dan Cindy bersamaan.


Gaby nampak malu dan wajahnya memerah, ia tersenyum seperti salah tingkah.


“Emangnya aku mau makan setiap hari sama kamu? Gak sih!” tanyanya meledek, namun ia masih salang tingkah.

“Jadi kamu gak mau?” tanyaku padanya.

“Aku mau!” Feni menyambar cepat.

“Aku gak mau~” balasku sambil meledeknya.

“Oh jadi yg ini pacarnya Gaby, yg genit itu ya” Frieska melihatku sambil meledek, “udah berapa cewek yg kamu ajak makan setiap hari?”

“Gak banyak sih” balasku, Gaby menatapku terkejut dan kini wajahnya cemberut kearahku.

“Tapi kalo ngajak makan bidadari setiap hari, baru kali ini” balasku lagi sambil tersenyum pada Gaby, wajahnya semakin memerah akibat gombalanku.


Kami melanjutkan sarapan kami sambil bercanda sebelum mereka semua pergi untuk gladi resik di Ballroom hotel untuk acara Pre-event besok. Aku merasa ada seseorang yg sedari tadi menatap kearah kami, namun pandangan itu rasanya sangat tidak enak. Mungkin hanya perasaanku saja.


-Bersambung-
 
Udah punya pacar cakep masih juga Ngawe sama yang lain, heran.
Iya nih, sama. Gue juga heran
Sok ganteng banget lagi si Yusange, pake diceritain kalo direbutin 2 cewek.
Heran saya heran

Alias

Bego kau Yusa!!
Gak bisa ngertiin cewek ya? Ckckck
 
Eh bentar deh itu bini gw kok bisa nyempil diantara nakanak tim j gimana ceritanya yak kmrn



Yaelah, bini gw katanya
 
Siapa yang mantau yusa ya?member lain yang pengen diewe yusa kah?kita tunggu di cerita berikutnya
 
Udah punya pacar cakep masih juga Ngawe sama yang lain, heran.
Yusa mah sama siapa aja asal cakep dan enak hehe
Cindy lemot harus dihukum gan wkwkwk
Sepertinya menarik hmm...
Iya nih, sama. Gue juga heran
Sok ganteng banget lagi si Yusange, pake diceritain kalo direbutin 2 cewek.
Heran saya heran

Alias

Bego kau Yusa!!
Gak bisa ngertiin cewek ya? Ckckck
Dihujat mulu astaga, Yusa sedih :'(
Eh bentar deh itu bini gw kok bisa nyempil diantara nakanak tim j gimana ceritanya yak kmrn



Yaelah, bini gw katanya
Nadila? Kan yg nginep di hotel semua member hu :ngupil:
Siapa yang mantau yusa ya?member lain yang pengen diewe yusa kah?kita tunggu di cerita berikutnya
Terima kasih telah meringankan beban saya untuk membuat preview :hore:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd