Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta (Side story 10)

Side Story 9: hari yang paling cerah (?)

Hari yang cerah dengan mentari bersinar terang menembuskan cahayanya ke dalam ruang tidurku. Cahayanya yang hangat membangunkanku dari tidur, membuat mataku mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk. Setelah meregangkan badan sedikit dan memulihkan kembali kesadaran, aku melangkahkan kakiku menuruni tangga untuk menuju ke kamar mandi. Saat mencapai bawah, aku dapat melihat Feni yang hanya mengenakan piyama sedang berkutat di dapur.

"Kamu bikin apa?" Tanyaku padanya.
"Kopi, kakak mau?" Ia menoleh kearahku dengan senyuman khasnya.
"Boleh" kataku sambil berjalan melewatinya menuju kamar mandi.

Setelah dari kamar mandi, aku kembali menuju ke dapur kecil dimana Feni sedang duduk disana sambil menyeruput kopinya. Ia yang hanya mengenakan piyama kebesaran itu memperlihatkan pahanya yang mulus. Aku menelan ludah melihatnya.

"Mana kopiku?" Tanyaku pada Feni.
"Ini." Ia menunjuk sebuah gelas diatas meja.
"Aduh masih panas…" kataku saat akan meminum kopinya, kuletakan kembali kopi itu diatas meja.
"Taro deh gelasmu" aku meminta Feni meletakkan gelasnya diatas meja yang langsung ia lakukan namun dengan wajah bingung.

Ku bopong tubuh kurusnya dan kami berciuman dengan penuh nafsu. Bibir kami saling mengecup dengan ganas. Kuangkat tubuh Feni dan ku tekan agar semakin dalam ciuman kami. Lidah kami saling membelit dan saliva kami bercampur aduk. Mulut kami saling menghisap dan bibir kami berpagutan.

"hhhh… mhhh… nafsu banget?" tanya Feni padaku.
"Hehe, sekalian nunggu kopi dingin." balasku sambil menatapnya penuh nafsu.
"trus?" balasnya yg masih didalam gendonganku, meledek.

Aku tak menjawabnya dan langsung membawanya ke balkon. Piyama biru mudanya yg imut begitu kontras dengan apa yg sedang kami lakukan. Tubuhnya yg semakin seksi itu kini terpampang didepanku.

"dingiiiin" Feni mendekap tubuhnya sendiri akibat angin yg berhembus di balkonku.
"yaampun kamu cantik banget kalo polos hehe" puji dengan tatapan sangat mesum.
"kakak suka aku begini, mau aku gini terus? Mesum pisann nghh" bisik Feni sambil mendesah di telingaku.

Feni mengeluarkan penisku, ia membasahi tangannya dengan liur lalu mengocok penisku. Rasa basah, lengket dan tangannya yg lembut membuatku berdesir. Tanganku tak mau kalah dan langsung mengusap vaginanya, jariku memainkan klitorisnya.

"yuk." kata Feni sambil memainkan pre-cumku, mrmbalurinya di penisku.
"yuk" balasku sambil mengorek vaginanya yg sudah cukup basah.

Ku angkat sebelah kaki Feni dan kuarahkan penisku menuju liang surgawinya. Dalam sekali percobaan aku berhasil menerobos masuk. Entah secara tidak sadar aku sudah hapal sekali dengan tubuh gadis Cianjur ini. Tanpa basa basi, kugerakan pinggulku dengan dengan kencang diiringi dengan desahan berantakan dari mulut Feni.

"Aaaaahhhh enaaaakkk……"
"eeeeehhhh….. Iyyaaaahh terrruuusssss….."
"geliiiii…… aaaaaggghhhhhh Kaaaakkk……."

Feni mendesah tak karuan menerima permainanku. Kakinya yang terangkat sebelah membuatku dapat menyetubuhinya dengan mudah. Setelah puas dengan gaya itu, kuputar tubuhnya menungging berdiri. Kuarahkan penisku kearah lubang vaginanya.

"langsung!" Feni memaju mundurkan pinggulnya ketika penisku menerobos masuk.
"eeehhh jangan nanti keluar…" balasku berusaha mengimbanginya.
"aaaahhh enaaak sayaaang… teruuusss…… gateeeeeelll" racaunya.

Kupompa vaginanya dengan cepat. Angin yang berhembus di balkon ini tak dapat mendinginkan tubuh kami yang panas oleh nafsu. Tangan Feni yang kurus ku tarik kebelakang, membuatnya pasrah menerima setiap hujaman penisku di vaginanya.

"KAK YUSAAAA AAAAAAAHHHHHHH" Feni mendesah panjang dan tubuhnya hampir ambruk.

Ku dekap tubuh mungilnya dengan erat, kedutan pada vaginanya membuat penisku terpijat. Cairan hangatnya membanjiri penisku.

"Aaaahhhh Kak ngiluuuuuu aaaaaahhhh enaaaaaakkk" Feni kembali meracau.
"iya aku juga enak sayang." balasku sambil mencabut penisku.
"kalo gini aja manggil sayang…" Feni cemberut.
"hehe maaf" balasku cengengesan sambil menggendong tubuh mungilnya dan membawanya masuk ke ruang tamu.

Feni yang saat ini mengenakan atasan piyama dengan kancing yang terbuka seluruhnya, tanpa bra dan tanpa bawahan. Tubuhnya yang basah oleh keringat memelukku mesra, kulit kami bersentuhan. Entah mengapa kami hanya berpelukan tanpa melakukan apapun, namun jantung kami berdua berdegup kencang.

"love you kak Yusa." kata Feni sambil menatapku.
"Fen…" Feni menghentikanku dengan ciuman lembut.

Kami berciuman lembut. Cukup lama, ciuman yang sangat manis dan membuat ketagihan. Bibirnya yg tipis membuatku tak ingin berhenti.

"I know it! Ternyata kecurigaanku terbukti!" seseorang berkata pada kami berdua.

Gadis itu merangsek masuk menuju ruang tamu tempat kami berdua sedang berciuman. Ia melempar tas di tangannya, membuka cardigan abu abunya. Matanya tak henti menatap kami. Kami berdua terpaku, panik dan ketakutan karena tertangkap basah seperti ini.

"lain kali tutup pintu. Untung aku yang liat." katanya sambil berjongkok didepanku.
"jangan lupa ajak-ajak dong" tambah Michelle sambil mengocok penisku.
"jadi Feni sekarang jago ekspresi nakal belajarnya sama ksk Yusa? sampe acak-acakan liar gini" tambah Michelle.

Michelle menarik Feni dan menyuruhnya berjongkok untuk menggantikannya memainkan penisku, ia yang mengenakan kemeja tanpa lengan itu membuka tasnya dan sepertinya mencari sesuatu dari tasnya, beberapa saat kemudian ia mengeluarkan sebuah ikat rambut. Ia kembali menghampiri ku yg sedang mengerang keenakan menerima blowjob dari Feni. Aku menatap Michelle yang kini berjongkok di sebelah Feni, ia memasukan penisku kedalam mulutnya sedangkan kedua tangannya menguncir rambutnya ponytail. Gerakan menguncir rambutnya benar-benar seksi sekali, dadanya yang condong kedepan, lehernya yang jenjang dan mulutnya yang sedang dijejali penisku membuat nafsuku semakin memuncak.

"Fen, gantiin Michelle" perintahku pada Feni sambil mengangkat tubuh Michelle berdiri.
"ehh mau ngapain?" Michelle kebingungan saat tangannya kuangkat.

Aku tidak menjawab pertanyaan Michelle, aku memandangi ketiaknya yang sangat putih. Kuhirup aromanya yg wangi namun sedikit asam akibat keringat, keringat akibat dari kegiatannya itu membuatku semakin bergairah.

"eeeehhh geliii…. Jangaaan… jorok…" Michelle bergidik kegelian akibat jilatanku di ketiaknya.
"Kaaak yusaaaa aaaaaaarghhhhh" Michelle mengerang kembali.
"Hehe Kak Yusa emang suka banget ketek Chelle…" Kata Feni di sela-sela kulumannya.

Aku menjilati tiap inci ketiak gadis oriental ini. Ia bergerak-gerak tak karuan saat lidahku menyapu lipatan ketiaknya, liurku bercampur keringat membasahi ketiaknya. Puas menjilati ketiaknya, secepat kilat ku telanjangi tubuh Michelle. Kami bertiga telanjang bulat di ruang tamuku. Kuangkat sebelah kaki Michelle dan menopangnya di lenganku.

"Eeeeehhhhhh langsung???!!" Kata Michelle terkejut saat vaginanya yang mulus itu ku buka, dengan sekali hentak penisku menancap di dalam vagina michelle.

Tanpa menjawab Michelle, aku langsung menggoyangkan pinggulku dengan kecepatan sedang. Michelle tersentak sentak menerima perlakuanku ini, vaginanya yang sempit membuat penisku semakin bersemangat menggaruk vaginanya.

"fuck meeee…. Ooouhhhhh hardeeerrr…. " gadis ini mendesah begitu keras saat penisku memompa vaginanya dari bawah.
"Oooohhhh fuck!!" Michelle terus meracau, tubuhnya yang seksi bergoyang seirama sodokanku.
"Enak kak?" Tanya Feni padaku.
"Hhhh enaak… banget…" kataku sambil terus menghujamkan penisku di vagina Michelle.
"Jangan ketagihan ya kakak sayang…" kata Feni padaku.
"Hhhhh mana bisaa, aaaghh enaaak!!" Racauku sambil terus menggoyang tubuh Michelle, Feni menatapku tajam.
"Jangan ketagihan!" Ia menegaskan kata-katanya dengan wajah cemberut.

Aku tak menghiraukan Feni dan terus menghujam vagina Michelle, gadis keturunan Tionghoa itu mencengkram pinggangku menahan kenikmatan.

Plok
Plok
Plok
Plok

"Nggggghhhh"
"Anggghhhh"

Plok
Plok
Plok

"OOOOOOHHHHHHHH GOOOD!!!!" Michelle mendesah panjang bersamaan dengan cairan hangat di dalam vaginanya menyembur penisku.

Tubuhnya yang seksi ambruk kebelakang, nafasnya tak beraturan akibat orgasmenya. Rambutnya yg lepek karena keringat telah berantakan, Michelle terpejam sambil menggigit bibir bawahnya meresapi kenikmatan yang ia terima. Michelle yang sering bergaya sensual dan dewasa di foto itu terlihat begitu nakal saat ini, membuat penisku yang masih semangat itu kembali ingin menggaruk vaginanya.

"Eeeeeehhhhh!!" Michelle memekik saat aku kembali memasukan penisku.
"UDAH!!" Feni mendorong tubuhku, ia menjauhiku dari Michelle.
"Loh kenapa?" Tanyaku kebingungan.

Feni menatapku dengan wajah kesal, melemparkan celanaku hingga mengenai mukaku. Ia memperlihatkan jam yang ada di HPnya.

"Aku sama Michelle ada latihan sebentar lagi buat last show Aya. Lupa!" Feni menarik tubuh Michelle ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Yah kentang dong?!" Aku teriak pada Feni dengan penis yang masih mengacung.
"BODO!! ENTAR MALEM AJA!!" Balasnya padaku dari dalam kamar mandi.

Aku mengusap-ngusap penisku kecewa sebelum akhirnya memakai celanaku kembali. Aku menunggu mereka selesai dari kamar mandi sambil duduk di sofa ruang tamuku, menonton entah apa yang tayang di TV.

"KAK!" Suara Feni kembali terdengar dari kamar mandi.
"Iya?!" Balasku.
"Anterin ke rumah latihan ya, Michelle capek!" Katanya lagi.
"Iya iya!" Balasku malas.
________________________________________

Sebenarnya ini hanya gladi resik kecil untuk gimmick last show Aya sebagai member Team J. Mereka tak bisa melakukan ini di Theater karena ada show 1 sehingga harus melakukannya di rumah latihan. Aku sudah biasa kesini dan para staff serta manager Team J sudah mengenalku sehingga mereka biasa saja melihatku menunggu mereka selesai latihan.

"Kak." Julie memanggilku.
"Iya Jul" Balasku.
"Kata kak Gaby nunggunya di belakang aja, kalo didepan nanti ada wota lewat malah di curigain" tambahnya sambil mengajakku masuk, aku belum pernah masuk sebelumnya.

Aku mengikuti Julie dari belakang, ia yang mengenakan baju crop tee bermotif bunga tanpa lengan dan di lapisi oleh cardigan hitam membuat payudaranya yang bulat tercetak jelas. Celana training hitam yang ia kenakan juga membuat pantatnya yang montok terlihat jelas. Aku melewati para member Team J yang sedang latihan, ada juga yang sedang duduk sambil memainkan HPnya.

"Oh ini nih yang bikin Gaby langgar Golden Rules?!" Frieska meledekku ketika aku lewat.
"Jadi dia yang bikin gak Gaby jadi member boong?!" Ariel menambahkan sambil tertawa kecil.
"Yaampun parah banget nih, blacklist aja!" Eve menambahi.
"HAHAHAHAHA" Member-member yang lain tertawa mendengar ledekan mereka, Gaby tersipu malu akibat ledekan mereka.
"Cintaku" Gaby tersenyum kearahku.
"Hai cintaku, semangat ya latihannya." Balasku padanya sambil tersenyum.
"Iya, makasih ya" balasnya lagi padaku.
"Love you" kataku lagi.
"CIEEEEEE DILANNYA KAK GABY!!" Ledek para member yang menyaksikan kami berdua.

Aku melihat kearah mereka semua sambil tertawa sebelum kembali mengikuti Julie yang juga tertawa sambil menggoda ku. Namun aku sekilas melihat kearah Feni yang menatapku, ia tak ikut tertawa seperti yang lainnya dan terus menatapku hingga keluar.
Aku telah tiba di halaman belakang yang terdapat sebuah kolam berenang dan beberapa sofa, bagian belakangnya sangat luas. Rumah ini memang cocok sekali menjadi sebuah kantor dan basecamp bagi member dan staff, aku terkagum melihat suasananya yang nyaman ini.

"Udah ya kak, aku mau balik latihan lagi" kata Julie berniat meninggalkanku disini.
"Oh latihan lagi, sendirian dong aku?" Tanyaku pada Julie.
"Sebenernya bagian ku udah sih. Paling nanti bagian terakhir doang bareng bareng" balas Julie padaku.
"Oh gitu, oke deh"

Julie berjalan meninggalkanku kearah pintu, ia seperti bertanya sesuatu dan kembali berjalan kearahku lalu duduk di sofa sebelahku.

"Loh kok balik lagi?" Tanyaku kebingungan.
"Ia, kata pelatih gapapa, trus kak Gaby juga bilang suruh temenin dulu." Balasnya padaku.

Kami berdua mengobrol sambil sesekali bercanda. Namun fokusku selalu teralihkan ketika melihatnya tertawa, karena payudaranya itu berguncang. Aku menelan ludah beberapa kali saat melihatnya.

"Jul… tolongin" kataku tiba-tiba yang membuat Julie terkejut.

Aku membuka celanaku dan mengocok penisku di depan wajahnya. Ia tersenyum melihatku lalu menggenggam penisku menurut.

"slluuurpp sluurp" penisku dikulum oleh Julie.

Hisapannya diselingi dengan jilatan lembut dan kocokan yang nikmat. Mataku merem melek menikmati permainannya. Lidahnya yg menusuk lubang kencingku membuat darahku berdesir.

"padahal rame banyak member tapi berani-beraninya kak Yusa ngajak mesum" Julie meledekku menjulurkan lidah.

Namun lidahnya langsung menyapu penisku, ia meludahi penisku agar basah.

"Jul, kiss" aku mengangkat tubuhnya yang seksi itu dan mencumbu bibirnya.
"hhhh Kak Yusa kesambet apasih?!" Julie terkejut ketika bibirku menghisap lidah dan salivanya kuat kuat.
"salah kamu pake baju sembarangan!" jawabku sambil mengelus perutnya yang terbuka jelas.
"soalnya aku tau kak Yusa pasti suka yang begini hehe. Mesum" Julie kembali meledekku.

Kuremasi dadanya yang menyembul, perutnya yang putih dan seksi tak luput dari tanganku yang mengelusnya.

"lanjut" perintahku sambil menyuruhnya berjongkok kembali.
"Ngadepnya kesini kak, biar gak keliatan" Julie mengarahkan tempat berdiriku.

Kupegangi rambut pendeknya itu. Julie memaju mundurkan kepalanya, mengoral penisku yang sudah tegang sempurna. Kepalanya kudorong agar memberikan kenikmatan lebih.

"oohh jul… enaak…" erangku sambil menjambaknya.

Julie menatapku dengan mata bulatnya, ia menatapku senang. Wajahnya yg chubby menggemaskan itu kontra sekali dengan yang sedang ia lakukan. Karena saat ini ia sedang menghisap kedua "buah"ku. Ia menghisapnya kuat-kuat hingga membuatku menggelinjang sembari tangannya mengocok penisku kencang.

" jul!!" aku kembali mengerang.
"sluuuurppp sluurpppp enak kak? Hehe" ia bertanya di tengah kulumannya.
"Kacauuuu!!" balasku merem melek.

Aku kembali menjambak rambutnya. Sepertinya ia mengerti dengan apa yg akan ku lakukan karena julie langsung memegang pahaku. Penisku yang tegang sempurna kini berada di dalam mulutnya yg basah. Hangat mulutnya membuatku semakin gatal, lidahnya yg kenyal menyentuh penisku membuatku mabuk kepayang.

"aaaah fuck…" aku mendesah tak karuan.

Pinggulku bergoyang dengan tempo sedang. Penisku maju mundur di dalam mulut Julie. Julie sesekali mengempotkan pipinya membuat penisku tertekan rongga mulutnya, nikmat sekali rasanya. Terkadang lidahnya ia goyang goyangkan menyapu penisku dan menekannya, memberikan rasa geli pada penisku yang sedang menikmati mulutnya.

"nggggg…." Julie memasukan penisku lebih dalam ke mulutnya.
"ouuuh…. JUL!!" penisku menyentuh pangkal tenggorokannya.
"Aaaaaaaarrrgggghhhh!!" pertahananku jebol oleh deep throat yg ia lakukan.

Entah berapa tembakan yang penisku berikan pada Julie. Aku menyemburkan spermaku di dalam mulutnya, pipinya menggembung menampung spermaku. Ia menelan habis spermaku di mulutnya. Sisa-sisa spermaku yg mengalir dari sela bibirnya ia sedot semuanya.

"hehehe" Julie membuka mulutnya dengan bangga kearahku.

Ku elus kepalanya yang masih menunduk itu. Ingin sekali rasanya aku menyetubuhi gadis berumur 18 tahun ini namun aku ingat ini masih di tempat latihan, ku rapikan celanaku yang membuat Julie menatapku penasaran. Aku memaksa Julie untuk duduk di pangkuanku memunggungiku. Julie menurutiku tanpa bertanya.

"Julie nakal. Kak Yusa bales ya" bisikku kemudian mencium pipinya yg chubby itu.
"kok gak nge…" Julie tak sempat meneruskan kalimatnya saat tanganku membekap mulutnya.

Tanganku meraba bagian tengah selangkangannya, sedikit menekan dan mengelusnya lembut dengan jari telunjukku. Julie bergidik geli akibat perlakuanku, nafasnya semakin memburu dan peluhnya bercucuran. Kutelusupkan tanganku kedalam celana jeansnya.

"nggghh… nggghhhh" Julie mendesah saat jariku menusuk vaginanya dari luar celana dalam.

Julie memegangi kedua tanganku, meremasnya kuat agar memberinya lebih. Julie mengemuti tanganku agar desahannya tidah keluar sedangkan kakinya sesekali tersentak saat jariku yg mengelus vaginanya memutar itu sesekali menusuk dan menekan nekan dari luar pakaian dalamnya.

"geliii…. Ouuuhhh gateeeelll…."Julie menatapku memohon.
"gak bisa disini sayang." balasku mencium bibirnya yg manis dan empuk itu.

Mulutku bertukar posisi dengan tanganku untuk menahan desahan Julie. Jariku mulai bergerilya menuju dadanya yg bulat, BH tanpa tali yg ia kenakan ku lepas. Jari-jariku mulai memainkan putingnya yg mengeras dari luar baju bunga-bunga ketat yg ia kenakan.

"mmmmppph… mmmmphhh…. Mmmphh…" desahannya tertahan ciumanku yang liar.

Tubuhnya menggeliat menahan permainanku. Putingnya yang tercetak jelas di balik bajunya itu sedang kupilin dengan gemas, sesekali kuputar dengan ujung jariku, kutekan kedalam, kucubiti gemas putingnya yg membuatnya tersentak geli. Julie mencengkram tangan kiriku yg memutar-mutar sambil mencubitnya dengan jari telunjuk dan jempolku. Sedangkan tangan kananku menusuk lubang vaginanya dengan 2 jari, jariku menekan dinding atas vaginanya sambil membuat gerakan mengobok. Jariku memainkan vagina Julie dengan intens.

"NNGGGHHHHH!!!!!!" Julie menggigit bibirnya sendiri menahan desahannya, bibirku langsung menangkup bibirnya kembali agar tidak mendesah.

Tubuh Julie tersentak-sentak beberapa kali, punggungnya menegang dan nafasnya tersengal-sengal. Jariku tersiram cairan vaginanya yang menyembur deras, hangat sekali rasanya saat vaginanya berkedut. Putingnya masih kutekan saat orgasmenya tiba dan tak ku lepaskan. Jariku tetap kubiarkan didalam sana saat Julie meresapi orgasmenya.

"Aahh… Kak… hhhh…" Julie tak bisa berkata karena badai orgasme yang melandanya.

Julie kembali tersentak saat jariku kembali merangsangnya dengan kencang. Pilinanku pada putingnya lebih cepat dan kuselingi dengan mengelus bagian ujungnya yg sensitif. Kuciumi dan ku endus belakang telinga dan lehernya yg membuatnya bergidik. Jariku terus bergerak keluar masuk pada vaginanya yg masih sensitif itu. Kukorek korek isi vaginanya hingga Julie tersentak dan kakinya menendang nendang udara menahan rangsanganku.

"Aaaaaaaaahhhhhh….!!!!!!!" Julie mendesah panjang menerima orgasme kembali.

Cairan hangat menyembur jariku yg langsung kucabut cepat, aku melihat celananya yg menjadi basah dan merembes. Julie mengejan hebat akibat squirting yg membuatnya seperti orang mengompol. Tubuhnya terkulai lemas bersandar di dadaku, kepalanya mendongak dengan mulut menganga dan liur yg membasahi sela bibirnya. Matanya nampak kosong menatap keatas. Ku peluk tubuh sekalnya itu agar ia lebih relaks setelah orgasme. Sebenarnya aku masih ingin mengerjainya, namun melihatnya seperti ini membuatku merasa cukup.

"puas?" tanyaku pada Julie yang masih ngos-ngosan seperti habis jogging.
"hhhh…" Julie membalasku dengan anggukan lemas.

Ku rebahkan tubuhnya di sofa taman belakang ini sampai ia telah mengatur kembali nafasnya menjadi normal. Lalu meninggalkanku kembali latihan.
_______________________________________

Aya
Ke Toilet lantai 7 sekarang, penting.

Setelah membaca pesan singkat dari Aya, Aku menuju toilet tersembunyi di lantai 7 mall ini. Toilet yang hanya terdapat satu bilik dan satu wastafel ini pernah menjadi saksi bisu saat Melati membantuku coli.

"Ay, kenapa harus disini? Satu jam lagi gladi resik last show lu di Team J. Se urgent apa sih?" tanyaku bingung.
"gw tau semua yang lu lakuin kak. Gw punya buktinya" Aya memperlihatkan sebuah foto dari HPnya.
"lakuin apa?" tanyaku semakin bingung.
"bukti kalo lo selingkuh" Tambahnya.

Aya mengeluarkan HP dari saku hoodienya. Ia tersenyum licik kearahku. Keringat ku mulai bercucuran deras. Namun aku merasa ia hanya menggertak dan ingin sesuatu dariku.

"bukti apa?!" tanyaku dengan nada keras, namun sebenarnya aku sedang panik.
"liat aja sendiri" Ia menghadapkan layar HP kearahku, menampilkan fotoku sedang menyetubuhi Saktia yang menungging.
"Lo dapet dari mana?!" tanyaku panik.
"Gw ngeliat Melati yang kabur abis ngintip kearah kamar lo lalu gw ikut ngintip dan… ternyata ada yang lagi ena ena" jawab Aya santai.
"semenjak itu gw ngintilin kalo gelagat lu aneh, eh gw jadi dapet foto waktu lu maksa Melati buat coliin lu disini" tambahnya.
"please apus foto itu, gw gak mau Gaby sampai tau" aku meminta Aya untuk menghapusnya.
"eits… udah nyobain memek sana sini tapi takut sama pacar sendiri. Ckck emang ya cowok!" balas Aya sambil melipat tangannya.
"yaudah lo mau apa? Gw akan kabulin asal lo gak kasih foto itu ke Gaby" pintaku menawar.
"hmmm… apa ya?" Aya berpura-pura berfikir.
"Buruan, lo mau duit? Berapa?" tanyaku.
"Gak. Gw gak butuh duit lo…" balas Aya.
"trus lu mau apa?" tanya ku bingung.
"ewe gw kak. Disini" kata Aya sambil melepaskan sweater oversizednya.

Ternyata Aya tidak memakai apapun di baliknya. Ia juga menanggalkan celana trainingnya.

"gw geli waktu mergokin lu. Gw pengen laporin ke kak Gaby karena gw gak mau kak Gaby disakitin cowok brengsek. Tapi gw tahan karena ngeliat dia bahagia sama lo" ceritanya padaku.
"lalu waktu gw sakit gabisa kemana mana. Hiburan gw cuma film, lalu kak Frieska ngasih gw film yang ternyata ada adegan dewasanya, gw inget kejadian yg gw liat itu. Trus gw penasaran dan mulai cari film kyak gitu. Trus mulai nyoba-nyoba masturbasi dari internet. Ternyata gw ketagihan…" katanya sambil memainkan dadanya yg indah dan padat.
"tenang. Gw udah gak perawan kok. Gw minta tolong temen SMA gw yg lagi jenguk buat hehe, trus gantian sepupu jauh gw. Trus temen kampus. Tapi gw belom pernah lagi setelah sembuh…" jelas Aya sambil menatapku sayu, "kangen kontol…"

Ku dekati tubuh telanjang Aya. Kulit sawo matang itu membuatnya terlihat eksotis. Payudaranya yg padat berisi dan mencuat itu membuatku tergiur, putingnya yg kecoklatan semakin memperindah gumpalan daging yg tampak nikmat itu. Putingnya yg agak besar itu sudah keras saat ku pilin. Penisku dengan sengaja ku gesek pada vaginanya.

"gw juga sange tiap liat lo perform. Ngebayangin lo bugil sambil nari cresendo." bisikku di telinganya sambil terus merangsang Aya.
"aaaaah lo kalo bisa juga satu jeketi bakal lo pake" balas Aya.
"hehe iya juga" balasku terkekeh. Ku tunggingkan tubuhnya bertumpu westafel.

Aya menoleh ke arahku sayu. Saat ini tubuhnya yang menungging sedang bersiap-siap. Ku basahi vaginanya dengan liurku karena masih kering. Kuarahkan penisku ke vaginanya yang rapat.

"pelan kak…" Aya mengigit bibirnya.

Mata sayu, mengigit bibir dan peluh yg membasahi wajahnya membuatku semakin tak tahan. Tak ada perasaan yang membuatku harus berhenti, rasanya saat ini memang hanya ada pilihan untuk menyetubuhi gadis palembang yang sudah bersiap didepanku ini.

"Aaaaahhh…" Aya mendesah saat kepala penisku memasuki vaginanya.
"Aaaah baru palkon udah bikin desah…" Aya tersenyum senang.

Ku pegang pinggangnya erat. Mulai menggoyangkan pinggulku dengan tempo sedang. Tubuh Aya bergoyang seirama sodokan penisku. Payudaranya bergelantungan menggoda, membuatku meremasnya gemas. Aya ikut memaju mundurkan pinggulnya mengikuti iramaku.

"aaahhh… pantesan pada luluhh… ouuuuchhhh…" Aya berkata disela desahannya.
"lo ngentotin memek gueeh…. lembut banget… ssshhhh… memek gw enak bangeeett…." Aya meracau yg kutangkap sebagai pujian.

Aku hanya mendengarkan racauannya yg seksi itu sambil terus menyodok vaginanya itu, vaginanya terasa begitu dalam dan terus memijat penisku. Rongga menekan nekan penisku seperti berusaha menghisap penisku lebih dalam, sensasi yang benar-benar membuatmu kalah seketika bila tidak berpengalaman.

"eeeehhhhhh……. Enaaaaakkk…. Teruuusss….. Memek gueeeeehh…….." Aya mendesah tak karuan saat vaginanya ku genjot dengan kencang.

Kuhujam vaginanya dengan cepat, lalu ku pelankan goyanganku dan menusuk dalam dalam. Kugoyang lagi dengan cepat lalu kembali ku hentak dalam dalam. Aya mencengkram wastafel kuat kuat menerima perlakuanku itu. Kembali vaginanya ku hentak dengan kuat beberapa kali yang membuatnya mendesah tak karuan.

"aaahh… ahhh… uhhh… aahhh… aahhh… ngghh… ahhh…" desahan Aya menggema di ruangan ini seirama dengan genjotanku yg semakin cepat.

Suara pinggul ku yg menabrak pantatnya yg seksi beradu dengan desahan kami berdua. Vaginanya yg nikmat membuatku ingin menyetubuhinya terus, namun nikmatnya vagina Aya juga membuatku kewalahan untuk menahan orgasmeku. Vaginanya terus menghisap penisku sambil mengurutnya di dalam sana, vaginanya yg hangat itu membuatku semakin merasa gatal, namun bila lengah sedikit dindingvaginanya akan menekan penisku dan membuat pertahananku seketika jebol bila tidak siap.

"Oouuuuhhh…. Mau nyampeeeee!!" Aya melenguh sambil bersusah payah menopang tubuhnya di wastafel.
"tahaaan gw bentar lagiiii!!" balasku sambil mempercepat goyanganku.

Ku dekap tubuh seksi aya sehingga ia berdiri membelakangiku dengan vaginanya yg terus ku hujam tanpa henti. Ia menciumi wajahku dengan liar hingga menemukan bibirku, kami berdua saling membelit lidah ganas. Hujaman sekuat tenagaku dari bawah membuwt tubuhnya yang seksi dibanjiri peluh memantul mantul dengan indah.

"Aaaaaaaaaaaaahhhhhh!!!!!" Aya mendesah panjang.

Ku cabut penisku paksa dan membuat Aya duduk tergeletak di bawah. Pinggulnya mengejan beberapa kali kemudian menyemburkan cairan yang banyak, Aya squirting. Sementara itu ku kocok dengan cepat penisku yang sudah berdenyut di depan wajahnya yang sedang menganga menunggu semburanku.

"Ayaaaaa!!" teriakku bersamaan dengan semburan penisku.

Penisku menyemburkan spermanya beberapa kali. Menyemprot sembarangan mengenai wajah, rambut dan mulut Aya. Ia langsung menyambar penisku dan memijatnya, mengeluar semua sperma yang tersisa. Bahkan Aya menghisap lubang kencingku. Ia benar-benar membuatku melayang. Ku pegang kedua pahanya dan ku benamkan wajahku di vaginanya, menjilati cairan kewanitaannya hingga bersih.

"hehe enaaaaak… memek gw puaaaas" Aya tersenyum.
"gw juga Ay. Gila enak banget lo!" balasku.
"hehe kapan-kapan lagi ya. Gw nginep di apart lo deh!" Aya menawarkan diri.
"gak gitu juga wey. Itu bersihin dulu." balasku mengalihkan pembicaraan.
"hehehe iyaaaa. Kalo gw perform begini gimana ya…" ia terkekeh sendiri.
"nyaaammm peju kak Yusa enak." Aya mengambil spermaku yang berlumuran di wajahnya dengan tengan lalu mengemuti jarinya.

Pemandangan itu membuatku kembali bernafsu, namun ku tahan karena tidak ada waktu lagi sebelum gladi di mulai. Aya memakai bajunya, mencuci muka dan memakai sedikit make up. Aku hanya terdiam melihat kegiatan yang ia lakukan sambil memakai pakaianku kembali.

"yuk kak… Nanti pas aku perform jangan sange ya…" ledeknya padaku.
"ya gak lah! Hahahaha" balasku tertawa.
"mau tau rahasia gak kak?" Aya tiba-tiba merubah wajahnya serius.
"apa Ay?" tanyaku penasaran.
"gw kalo perform suka gapake CD loh… kyak pas perform nanti hehe" Aya tersenyum menggoda ke arahku.
"selamat menikmati show hari ini!" ledeknya lalu berlari meninggalkan ku.

-End-
 
Terakhir diubah:
Seriusan ini tamat? Lah terus masalah nya dia ama gaby gimana? Gua mah nungguin konflik nya bakal kaya gimana
 
Sekalinya update langsung 4 orang digarap

Memang Yusange

What? Tulisannya END?! Tamat?!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd