Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta (Side story 10)

Yaah ternyata cuma mimpi, padahal udeh seneng pas bag trakhir yusange mati tititnye putus
 
Season 2 Part 3: Jangan Pernah Lupakan Diriku Ini.


*flashback*
*Gaby's POV*


"yah aku ada urusan mendadak, maaf ya" aku membatalkan janji yang sudah kami buat.
"oh gitu, okedeh gapapa. Have fun" balasnya padaku.

Aku bisa mendengar nada kecewa di suaranya, ia langsung mematikan telepon dariku. Aku menghela nafas.

"siapa?" tanya mamaku yang duduk di sampingku.
"Yusa ma" balasku singkat.
"oh kamu ada janji pergi sama dia? Maaf ya sayang harusnya mama sama papa kasih tau kamu lebih awal" jawab mama sambil mengusap kepalaku.
"kenapa sih ma dadakan harus ke rumah opa?" tanyaku dengan wajah bete.
"Karena hari ini acara penting buat keluarga Warouw." balas papaku yang sudah berpakaian rapi dan bersiap berangkat.

Kami bertiga berencana untuk pergi ke acara yang diadakan opa dari ayahku, sebuah acara yang menghadirkan seluruh keluarga besarku. Ada juga beberapa tamu undangan dari keluarga lain yang juga berasal dari rumpun Manado. Sebenarnya aku paling malas mengikuti acara seperti ini karena acara ini akan menjadi ajang pamer dan saling menyombongkan anak masing-masing. Orang tua itu terkadang memang egois tanpa mereka sadari.

"ABY!" mamaku tiba-tiba berteriak padaku.
"apa ma?!" balasku terkejut.
"kamu dari tadi mama panggilin" kata mamaku dengan wajah yang kesal.
"ya Aby lagi pake earphone ma. Kenapa sih?" balasku sambil mencopot earphoneku.
"nanti kamu jangan sibuk sendiri disana ya, berbaur" kata mama padaku.
"gak janji, kalo bosen Aby mau makan aja" balasku sambil meledek mama.

Aku kembali memutar lagu dengan HPku, alunan suara merdu dari Taylor Swift memanjakan telingaku. Saat melihat logo twit**ter di layar HPku, membuatku ingin sekali membuka aplikasi itu. Aplikasi penghubung satu arah antara member dan fans itu terkadang seru untuk dilihat dan dibaca. Aku membuka profile seorang fans yang saat ini memiliki status sebagai kekasihku.

Everyday @KakYusa_
Gaby kalau kamu baca tweet ini tandanya kamu lulus SD.

Everyday @KakYusa_
@gabyJKT48 boleh kah aku?

Everyday @KakYusa_
Gaby cantik banget, aku mirip karet nasi uduk yg di toel putus. Tapi jangan sampai kita putus.

|
Yamette @Senpai_666
Enak lah.

|
Tanpa Siauw @FelixReinald
Gils
.

"Hihi" aku terkekeh membaca tweet tweetnya itu.
"kamu tuh paling bisa ya bikin aku jatuh cinta." Aku tersenyum sendiri dibuatnya.

Aku ingin sekali menghubunginya sekarang untuk segera menjemputku dan pergi bersama. Namun aku tidak ingin membuat orang tuaku marah dan kecewa. Karena memang acara ini penting bagi keluarga kami meskipun hanya dari keluarga cabang.

"Aby, yuk udah sampai" papa memarkirkan mobilnya dan mengajak kami turun.

Kami bertiga berjalan melewati puluhan mobil mewah, ada yang bertipe classy, ada yang sport car dan ada juga yang bertipe SUV. Entah kalau dijumlahkan, berapa puluh bahkan ratus miliar aset yang ada di halaman hotel mewah ini. Berbeda sekali dengan keluargaku yang hanya menggunakan sebuah mobil sejuta umat dari korea ini. Aku merasa minder untuk meneruskan mengikuti ayahku.

"pa, mobilnya bagus bagus banget" aku berkata pada papa yang berjalan didepan.
"iya By, liat tuh ada Mercy" Mama menunjuk sebuah mobil.
"iya, papa paling pengen punya yang SUV kayak gitu" Papa menunjuk sebuah mobil bermerk R itu.
"wah mereka kerja apa ya bisa gini" kataku terkagum.
"Pengusaha By, mereka dari umur belasan udah mulai usaha" jawab mamaku.
"yang pasti mereka bukan koki yang gak lulus-lulus." tambah Papa.
"apasih pa!" balas Gaby kesal saat Papanya menyinggung Yusa.
"abis pacar kamu kalo bukan karena orang tuanya bisa apa dia? Kuliah masak aja jadi mahasiswa abadi" Papa kembali menyindir Yusa.
"udah ah pa!" Mama mencoba menengahi kami.

Papa berjalan terlebih dahulu meninggalkan kami berdua dibelakang, bergabung kedalam suasana pesta yang riuh dan ramai. Pesta yang amat mewah dan dihadiri kalangan atas ini benar-benar membuatku tertegun kagum. Wajar saja yang hadir adalah kalangan-kalangan atas karena opaku adalah seorang anggota DPR RI. Aku berjalan pelan disamping mamaku yang menyapa beberapa tamu yang ia kenali.

"Ini dia akhirnya datang!" Opa menyalami Papa dan Mama.
"Yaampun Aby kesayangan Opa, kamu makin cantik aja" Opa menyalamiku dan bercipika-cipiki.

Aku memang cukup dekat dengan Opa, karena ia begitu senang saat aku menjadi anggota JKT48. Ia memang senang memiliki keluarga yang menjadi orang terkenal.

"setelah Kezia menikah. Primadonanya tinggal kamu, si artis girlband hahaha." Opa menepuk-nepuk pundakku.
"Idol group Opa hehe." balasku terkekeh.
"sama aja, intinya kamu joget dan nyanyi kan hahahaha." balas Opa tertawa, "Semua orang nanyain kamu buat dijadiin menantunya"
"yah tapi Aby udah punya…"
"Aby. Kamu gak jadi makan?" Papa memotong kata-kataku.
"oh iya! Opa aku makan dulu ya!" Aku membungkuk sedikit lalu meninggalkan Opa dan kedua orang tuaku.

___________________________

"wah enak enak semua" Aku terkagum melihat hidangan yang berada di meja.
"coba ada Yusa. Pasti dia udah bawel ini itu soal hidangan-hidangan ini hihi" aku tertawa kecil membayangkan betapa bahagianya Yusa bila melihat ini.
"Aku bisa buat ini, yang ini juga, itu juga. Tapi bahan yang ini mahal, yang itu juga butuh ini dan ini jadinya bakal mahal juga. Aku bisa sekali-sekali buatin kamu dirumah" aku menirukan kata-kata yang pasti akan Yusa keluarkan, "bikin buat kamu dan anak-anak kita hehe".

Wajahku memerah membayangkan hal itu. Bisa-bisanya ditengah pesta seperti ini pikiran haluku menyerang. Namun saat ini aku jadi merindukan Yusa, karena sudah berminggu-minggu lebih kita tidak bertemu akibat banyaknya kegiatan JKT48, juga karena kesibukannya magang. Setelah mundur terus-menerus akibat nilai yang kurang, akhirnya Yusa magang juga di daerah PIK. Aku sudah berjanji untuk mengunjungi restorannya itu, siapa tau bisa aku isengin pas dia magang.
Aku memilih-milih makanan di meja dan mengambilnya satu persatu. Meskipun badanku terbilang kurus namun aku memang memiliki nafsu makan yang lumayan. Yusa senang sekali bila jalan denganku karena ia bisa mengajakku mencicipi banyak makanan. Awalnya aku merasa aneh dengan nafsu makanku yang besar ini, tapi sepertinya Tuhan sengaja memberiku nafsu makan besar ini karena aku adalah calon istri seorang koki.

"are you drinking alcohol?" seseorang mencolek lenganku pelan.

Aku menoleh terkejut dan mencari keberadaan orang itu. Ternyata di sebelahku berdiri seorang pria tinggi yang berpakaian jas begitu rapi, gayanya cool dan wajahnya tampan seperti memiliki darah Bule. Aku menatapnya bingung karena di wajahnya tidak ada sedikitpun terlihat bahwa ia orang Manado. Aku juga tidak pernah melihatnya sama sekali diacara acara sebelumnya.

"No I didn't" Balasku padanya.
"are you good in english? Cause you answer with Didn't" ia tersenyum kearahku terkejut.
"little bit." balasku lagi.
"I see, kalau kamu gak minum alkohol. Kamu jangan makan lobster ini dan steak yang disana. They use Cognac and Red wine" jelasnya padaku.
"thanks, I'll pay attention" balasku kembali.
"terakhir yang membalasku dengan english yang benar hanyalah Kezia." tambahnya.
"kamu kenal kak Kezia?" tanyaku menyelidik.
"yes, kita selalu menyempatkan ketemu kalau Kezia sedang ada job di France. Namun saat aku pulang dari France ternyata dia sudah menikah" balasnya.

Perancis? Jadi dia dari Perancis? Kuliah, tinggal atau kerja? Pantas saja dia ngomong pakai bahasa inggris.

"aku sekolah di perancis. Culinary art" ia berkata padaku.
"loh kok kamu tau yang aku pikirin?" tanyaku bingung.
"keliatan di wajahmu. Lagipula semua orang yang tau aku baru pulang dari France pasti menanyakan itu" balasnya.

Ia mengambilkan beberapa makanan untukku serta segelas minuman. Ia memilihkan yang aman dari alkohol untukku. Gerakannya begitu cekatan dan ia mengerti dengan fasih cara mengambil makanan dari sajian Grand Meal seperti ini agar tidak berantakan dan tetap indah di piring.

"Bon Apetit" Katanya sambil memberikan makanan itu padaku.

Ku ambil piring dari tangannya dan berjalan mencari meja yang kosong. Ia mengikutiku sambil membawa piringnya. Aku menemukan sebuah meja untuk 2 orang yang kosong. Ia meminta izin untuk makan bersamaku, sebenarnya aku ingin makan sendiri saat ini namun aku tidak bisa menolaknya karena ia sudah membantuku sejak tadi.

"Kita belum kenalan. Kalau boleh" ia menjulurkan tangannya.
"oh iya, Gaby." aku membalas jabatan tangannya.
"Fajar Dwi Tanuwiyatna, kamu boleh panggil aku Fajar." ia memperkenalkan dirinya, namanya nampak Familiar olehku.
"loh?"
"kamu bingung sama namaku ya? Ibuku Warouw, ayahku Tanuwiyatna." ia memotongku saat aku ingin bertanya akan hal itu, sepertinya ia sudah biasa mendapat pertanyaan seperti ini.

Aku melanjutkan makanku sambil berbincang dengannya, sebenarnya aku agak risih ngobrol dengan orang yg baru ku kenal ini. Namun karena ini acara keluarga jadi rasa risihku sedikit berkurang. tak berapa lama kemudian orang tuaku menghampiri kami berdua yang sedang makan.

"oh kamu disini, sama siapa?" tanya Mama padaku.
"ini Fajar" jawabku.
"Halo om, tante. Saya Fajar Dwi Tanuwiyatna" ia memperkenalkan dirinya pada kedua orang tuaku.
"Fajar Tanuwiyatna?! Anaknya Eva?!" Papaku nampak begitu terkejut.
"loh papa kenal?" Tanyaku kebingungan.
"Dia anak dari salah satu keluarga yang membiayai acara ini setiap tahunnya!" Papa menjelaskan dengan mata yang berbinar dan kagum, aneh sekali aku melihatnya.

Papaku ikut duduk disini dan berbincang-bincang dengan Fajar, sedangkan Mamaku mengambilkan makanan. Aku melihat Papaku dan Fajar yang cepat akrab, obrolan mereka sepertinya nyambung sekali. Aku yang sebenarnya sudah bosan, mengeluarkan HPku dengan malas. Namun tidak ada pesan, DM, maupun mention dari Yusa. Sedangkan waktu sudah melewati angka 11 malam ini. Seharusnya Yusa sudah mengabari kalau dia sudah selesai magang atau sudah sampai rumah. Aku khawatir.

Yusa

Maaf ya aku batalin janji tadi.

Aku melihat beberapa pesan dari Feni sekitar 10 menit yang lalu.

Feni

Kak Gab…
Ka
P
P


"Aby, jangan main handphone aja. Acaranya udah mau selesai. Ayo" Papa memanggilku.

Aku menaruh kembali HPku tanpa membalas pesan dari Feni, mengikuti kedua orang tuaku yang berjalan menuju ruang pesta kembali. Aku melihat Fajar berjalan dengan santai disamping orang tuaku. pembawaannya begitu kalem, terlihat bahwa dia memang berasal dari kalangan atas. Ia menengok ke arahku dan tersenyum, refleks aku membuang mukaku.

"kenapa buang muka sih, entar dia mikir macem-macem" aku memarahi diriku sendiri, namun aku merasa wajahku memanas saat di tersenyum tadi.

Aku mencoba membuang pikiran itu di kepalaku. Kembali melihat kearah ruang pesta itu dan mengikuti acara ini sampai selesai agar segera pulang kerumah. Seluruh hadirin yang datang juga nampak tidak sabar ingin segera menyelesaikan acara ini. Setelah beberapa lagu dan tarian terakhir, lalu Pak Tanuwiyatna memberikan beberapa kata dan diakhiri dengan penutupan dari Opa. Semua tamu undangan bertepuk tangan dan bergantian bersalaman, berpamitan kepada Opa hingga akhirnya di ruangan ini tinggal beberapa orang saja. Aku mengikuti orang tuaku menuju Opa, Fajar berjalan menuju ayahnya. Fajar mengenalkan ayahnya pada kedua orang tuaku.

"Sebentar lagi kita pulang ya" Fajar berbicara padaku.
"iya" balasku singkat.
"ketemu lagi tahun depan dong" kata dia kembali.
"haha iya mungkin" balasku yg merasa gelagatnya aneh.
"jangan pernah lupakan diriku ini" katanya tiba-tiba.
"haha apaan sih" balasku risih.
"sampai bertemu di lain kesempatan. Aku bakal bosan kalau gak ketemu kamu hari ini." Fajar tersenyum padaku, jantungku berdegup. Aneh.
"aku jadi ada alasan buat datang ke acara ini setiap tahunnya" ia kembali berkata, "good bye, Gaby"

Setelah berkata seperti itu, ia berjalan menghampiri ayahnya. Kemudian keduanya berpamitan pulang dan meninggalkan kami. Wajah Papa nampak begitu gembira hari ini, ya dia memang seperti itu bila mendapat kenalan orang besar. Kami bergegas menuju mobil dan pulang.
_________________________________

Ting!

HPku berbunyi, sepertinya ada sebuah notif yang masuk. namun masih tetap tak ada notif dari Yusa disana. Ternyata notif dari Instagram.

FajarTnwytna following you.

FajarTnwytna


Kalau kamu tidak keberatan berteman denganku.

Iya gapapa.

Aku mem follback IGnya dan membalas DM darinya. Kemudian aku menuju aplikasi chat dan mencari nama Yusa. Pesan ku yang tadi ku kirim masih belum ia baca. Aku kembali mengiriminya sebuah pesan singkat.

Yusa

Kamu udah tidur ya? Sleep well, gbu.

Setelah mengiriminya sebuah pesan. Ku tarik selimutku yang menutupi tubuh berbalut piyamaku dari dinginnya AC ruangan ini, memejamkan mataku dan bergegas tidur karena kelelahan.

-Bersambung-
 
Terakhir diubah:
Ini antara Yusa kena NTR atau Gaby dijodohin...

Kemungkinan besar dijodohin sih
 
"sampai bertemu di lain kesempatan. Aku bakal bosan kalau gak ketemu kamu hari ini." Fajar tersenyum padaku, jantungku berdegup. Aneh.
"aku jadi ada alasan buat datang ke acara ini setiap tahunnya" ia kembali berkata, "good bye, Gaby"

Setelah berkata seperti itu, ia berjalan menghampiri ayahnya. Kemudian keduanya berpamitan pulang dan meninggalkan kami. Wajah Papa nampak begitu gembira hari ini, ya dia memang seperti itu bila mendapat kenalan orang besar. Kami bergegas menuju mobil dan pulang.

Hmm mencium aroma perjodohan hehe btw kyknya Feni ada hubungannya sama Yusa yang ga bales-bales chat ya?
Ditunggu kelanjutannya..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd