Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sekarang Sedang Jatuh Cinta (Side story 10)

Bimabet
gimana gimana, sorry ya baru bisa nulis lagi haha.

btw cerita di forum ini ternyata makin banyak ya. tapi banyak yg nyangkut juga ceritanya haha.
gw lagi suka cerita holy grail sama cerita the island.
tapi cerita Last Chapter juga bagus penulisannya...

Sama nih hu, Gue juga lagi baca 2 cerita itu
 
Gpp hu, setidaknya cerita ini masih berlanjut hehe salah satu cerita yg saya tunggu di forum ini
Hahaha thank you, karena malas ngapa2in selama di rumah aja jadi gak niat lanjutin sebenernya
Jujur, waktu dapet notifikasi kalo cerita ini update..., saya terharu...
Hahaha bisa aja... Ada sebenernya yg bikin malas untuk lanjut. Cuma ya apa yg udah di kerjakan sebisa mungkin harus di selesaikan ya
 
Yusange, apa kabar ini
Baik baik, makasih ya udah nunggu!
Sama nih hu, Gue juga lagi baca 2 cerita itu
Gw suka recehnya the island sih.
Trus suka holy grail karena basicnya dari franchise anime kesukaan gw.
Nah kalo last chapter ini seneng aja, genre kesukaan ada adventure, action dan survivalnya. Udah gitu gak ada zombienya makanya mantengin banget cerita ini haha...
 
gimana gimana, sorry ya baru bisa nulis lagi haha.

btw cerita di forum ini ternyata makin banyak ya. tapi banyak yg nyangkut juga ceritanya haha.
gw lagi suka cerita holy grail sama cerita the island.
tapi cerita Last Chapter juga bagus penulisannya...
Setuju hu sama last chapter... Fresh gitu penulisannya wkwk....
 
Part 12 : Tak akan pernah ku selali.

Mencari perlengkapan untuk rumah baru tidak mungkin bila tidak mengunjungi IK*A, begitulah awalnya pikiran kami berdua. Menggunakan sepeda motor matic kesayanganku yg sudah cukup butut, dengan helm hitam jelek yg penuh lecet di kepalaku. Di belakangku duduk seorang wanita yg memegang pinggangku, ia menggunakan helm baru yg tidak terlalu mahal. Sesampainya di pusat furniture itu, kami mulai mencari kebutuhan-kebutuhan untuk tempat baru kami yg kecil.

"Temen kamu jadi ambil barang-barangnya hari ini?" Tanya Gaby padaku.
"Jadi kok." Balasku padanya.
"Berarti kita bakal dapet duitnya sekitar sekian juta kan? Trus kasur juga masih bisa kita pakai. Paling kita cuma cari lemari, meja tv, dan rak rak kecil ya biar muat." Katanya sambil mengeluarkan list di handphonenya.
"Jemuran sama mesin cuci 1 tabung…" tambahku lagi.

Kami berdua berkeliling mencari yg kami perlukan, cukup lama kami melihat lihat barang yg harganya cocok dan pas di kantong kami.

"Haduuh mahal…" keluhku di sebelah Gaby.
"Salah nih aku tinggal sama suami miskin…" ledek Gaby padaku.
"Suami suami, nikah aja belom…" balasku padanya.
"Astaga belum nikah udah tinggal bareng! Bener-bener ya!" Ledeknya lagi sambil tertawa kecil.

Kami akhirnya menentukan mesin cuci yg akan kami beli, lalu membeli barang-barang kecil lucu yg bisa menghias kamar. Kami kembali berkeliling dan membeli sebuah lemari kaca putih dengan pintu geser, cukup besar namun muat di kamar kami.

"Kenapa sayang?" Tanya Gaby padaku.
"Emmm gapapa, ke ATM dulu yuk…" ajakku pada Gaby, aku ingin mengecek rekeningku dan meminta transferan uang dari ibuku, aku tak menyangka uangku tak cukup untuk membeli barang-barang ini.
"Pake ini aja." Gaby menyerahkan kartu kreditnya padaku.
"Eh jangan!" Balasku padanya.
"Loh, uangku kan uangmu juga, uangmu ya terserah kamu mau kamu anggap uangku juga gak hahaha" Gaby menggeser tubuhku dari depan kasir dan menyelesaikan pembayarannya.

Setelah memberikan alamat untuk pengantaran, kami berdua keluar membawa barang-barang kecil yg bisa kami bisa bawa. Kami mengenakan helm dan kembali menuju rumah baru yg sudah kami tempati hampir 2 minggu itu.
Tak butuh waktu lama, kami telah sampai kembali ke rumah. Rumah kami adalah sebuah apartement kecil dengan 1 kamar tidur, kamar mandi, ruang tengah dan dapur kecil di pojokkan. Kami mulai menata tiap ruangan, menghias dan merapikannya. Cat di tempat ini sudah kering semua, minggu lalu Senpai dan Felix membantu kami mengecat rumah. Perlahan lahan kami berdua telah membuat apartement ini menjadi rumah tinggal yg nyaman buat kami berdua. Memang bisa dibilang waktu pindahan kami memakan waktu yg lama karena jadwal latihan dan perform Gaby yg padat serta pekerjaanku di restoran yg sampai malam. Hanya di waktu senggang saja kami bisa merapikan rumah ini.

"Huaah akhirnya selesai!" Gaby berteriak girang sambil duduk di sofa.
"Iya akhirnya rumah kita selesai ya, tinggal mesin cuci sama lemari aja ya." Balasku lagi.
"Iya hehe…" balasnya sambil memeluk dan bersandar di dadaku.

Kami berdua beristirahat sebentar, ia meninggalkanku mengambil laptop dan melanjutkan skripsinya yg sudah hampir selesai. Aku menemaninya sambil menonton televisi. Ia duduk di karpet dengan laptop di atas meja yg sekarang penuh dengan buku-bukunya. Aku meninggalkannya yg sedang sibuk. Mulai berkutat di dapurku, membuka kulkas dan mencari-cari sesuatu.

"Kamu bikin apa?" Tanyanya padaku, sepertinya ia mencium bau masakanku.
"Aku buat ini…" kataku sambil meletakkan sepiring penuh mozarella stick dan semangkuk saus pizza.
"Waaah kyaknya enak!" Balasnya sambil mencomot makanan di sampingnya.

Kami kembali dengan kesibukan kami masing-masing, sambil memakan snacks buatanku berdua.

Ting tong

"Pengantin baru, permisi~" seseorang dari luar pintu memanggil kami.

Kami tau siapa yg datang itu, aku bergegas membukakan pintu dan mempersilahkannya masuk. Orang itu mencopot sepatunya dan meletakkan barang bawaannya di rak kecil dekat kulkas.

"Ini makan dulu…" katanya sambil membuka makanan yg dibawanya.

Aku membantu menyiapkan makanan itu lalu meletakkannya di atas meja ruang tengah yg sudah Gaby rapikan dari buku-bukunya.

"Astaga, istrinya yg mana sih sebenernya?" Orang itu mencubit lengan Gaby yg dibalas Gaby dengan wajah cemberut.
"Iiih mama! Aku kan juga ada kesibukan lain!" Balas Gaby pada ibunya.
"Hahaha gapapa tante, saya kan kuliah hospitality dan juga pendalamannya di dunia masak. Jadi saya udah biasa untuk urusan kyak gini." Balasku sambil duduk di sebelah Gaby.
"Yusa!" Tante Vany memarahiku.
"Eh iya, maksudnya mama…" balasku masih belum terbiasa.

Kami bercerita, mengobrol dan sesekali bercanda. Tante Vany menceritakan tentang ayah Gaby dan untuk memakluminya. Tante Vany juga berpesan menitipkan Gaby padaku.

"Jagain Gaby ya Sa, mama tau kamu orang baik, jangan kecewain dia." Tante Vany menepuk bahuku.
"Kalian ini anggap saja sudah suami istri, jadi mama gak akan ganggu kalian, sesekali mama bakal nengokin bareng papa." Tambahnya.
"Iya, makasih udah percaya sama Yusa tan, eh ma." Aku mengangguk mengerti.
"Yaudah kyaknya udah kemaleman juga, mama pulang dulu ya." Tante Vany bangkit dari duduknya.
"Kalau butuh apa-apa bilang mama aja ya." Tambahnya sambil mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu depan.

Gaby yg sedang mencuci piring menoleh ke arah ibunya yg sedang memakai sepatu untuk pulang. Mereka berpelukan sesaat, air mata Gaby menetes perlahan. Tante Vany mengusap air mata Gaby dan mengusap kepalanya, ia memberikan sepatah kata pada anaknya dan mencium keningnya. Kami berdua mengantarkan Tante Vany hingga ke lift, menemani hingga lift terbuka.

"Oh iya… mama gak sabar mau punya cucu By" tambah Tante Vany sebelum lift datang.
"EH!" Kami berdua terkejut dan saling menatap.
"Hahaha lucu ya kalian ini. Tapi jangan dulu ya, Gaby belom lulus kuliah dan JKT48nya, kamu juga Yusa fokus dulu ya." Tambah Tante Vany mengingatkan kalian berdua.

Lift datang dan pintunya terbuka, kami melambai pada Tante Vany yg membalas lambaian kami sambil tersenyum.

"Tapi kalo mau coba-coba buat mah ya silahkan aja, kan suami istri." Tante Vany mengedipkan sebelah matanya bersamaan dengan lift yg perlahan menutup.

Kami berdua berdiri terpaku saling menatap, kembali ke kamar tanpa berkata sepatah katapun. Aku kembali menemani Gaby yg masih mengerjakan skripsinya. Melihat wajah seriusnya yg menggunakan kacamata membuat hatiku berbunga bunga, kekasih ini tampak sangat cantik sekali.

"Sayang, kamu cantik banget deh." Kataku tiba-tiba.
"Ih apasih kamu tiba-tiba ngomong gitu…" balasnya tersipu.
"Gak tau, pengen aja hahaha…" balasku membelai rambutnya.
"Udah malem, istirahat dulu aja. Besok kamu kan perform…" kataku padanya.
"Iya iya." Gaby membereskan buku-bukunya dan menutup laptopnya.

Tak terasa hari sudah mendekati tengah malam, Gaby memakai perawatan wajahnya sedangkan aku menggosok gigi dan buang air kecil. Kami berdua bersiap akan tidur sekarang. Gaby masuk ke dalam kamar dan mematikan lampunya. Aku tiduran di sofa dan juga mematikan lampu ruang tengah. Aku memang memutuskan untuk tidak tidur bersamanya, karena memang sejak awal kami tidur terpisah sejak di apartement sebelumnya. Memang aku bisa dibilang bajingan karena tidak ingin menyentuh dan tergoda dengan kekasihku ini mengingat apa saja yg telah ku lalui di hidupku, namun aku tau kalau dia adalah gadis yg baik. Aku memejamkan mataku dan tak lama terlelap.
__________________________________

Aku merasakan ada yg mengguncang-guncang tubuhku, perlahan aku membuka kedua mataku. Ruangan ini begitu gelap dan hanya terlihat siluet orang yg membangunkanku. Ia memakai sepasang piyama putih bermotif beruang, sedang mengguncang-guncang tubuhku.

"Sayang…" ia membangunkanku lembut.
"Hoaam… kenapa sayang?" Tanyaku pada kekasihku ini.
"Bobo dalem aja." Katanya padaku.
"Ah gak ah" balasku padanya.
"Gapapa sayang, temenin aku." Katanya lagi dengan lembut.

Ia menggenggam jariku dengan jarinya dan mengajakku ke kamar. Ia masuk ke dalam selimutnya dan kembali tiduran, akupun melakukan hal yg sama dan tidur di sebelahnya. Aku dapat merasakan bahwa sekarang ia sedang tertidur miring dan menatapku. Aku menoleh sedikit karena penasaran kenapa ia menatapku seperti itu.



"Sayang… aku mau tanya boleh?" Katanya padaku.
"Iya, tanya aja kali." Kataku padanya, aku berganti posisi menjadi miring menghadap dirinya.
"Kamu udah… ehm… udah gitu gitu sama siapa aja? berapa banyak?" Tanyanya padaku dengan suara lembut.
"Ehhh itu… eng…" aku terkejut mendengar pertanyaannya.
"Jawab aja, gapapa aku gak marah…" katanya lagi sambil tersenyum ke arahku.
"Eehh… berapa ya…" aku mencoba menghitung berapa wanita yg sudah pernah tidur denganku.
"Astaga banyak banget? Bener-bener yaampun…" kata Gaby terkejut.
"Nakal kamu ya, bisa-bisanya aku mau pacaran sama kamu sampe tunangan dan mau nikah pula hahaha" tawanya padaku.
"Ya gimana ya…" balasku kebingungan.
"Gapapa, asal jangan dilakuin lagi ya, kali ini kan kamu udah bener-bener punya rumah untuk pulang jadi gak perlu kan nginep nginep di rumah lain lagi." Katanya sambil tersenyum.
"Sejauh apapun, kalau kamu ingat aku sebagai rumahmu, kamu pasti tau jalan untuk pulang dan berjuang untuk sampai di rumah." Katanya lagi.

Aku memeluk tubuhnya erat, ia membalas pelukanku pada tubuhnya. Aku menyesal telah meragukan dan menjadikannya pilihan sedangkan ia benar-benar mencintaiku seperti ini. Aku menyesal telah menyakiti hatinya begitu sering yg dengan mudahnya ia maafkan, aku memeluknya sebagai tanda penyesalanku padanya. Kami berpelukan beberapa saat lalu ia mendorong tubuhku menjauh. Ia menatapku dengan tajam.

"Jawab dulu pertanyaanku!" Aku kembali gugup karena perkataannya.
"Mmm… Saktia, Feni, Julie, Michelle, Diani, Melati, Della…" jawabku takut takut.
"Ckck, aku udah tau semua sih sebenernya hahaha." Ia kembali tertawa dan meledekku.
"Ckck gimana ini fans fans kalo tau ya oshinya udah di gitu gituin sama temen sendiri… mana Team J semua lagi..." Katanya lagi sambil menggeleng geleng.
"Kalo aku biarin, satu team J sampe ke yori yori juga kamu abisin kali ya…" ia mencubit perutku kesal.
"Astaga aduh sakit sayang… ya gak lah kalo yori mah! Aku gak gila kali!" Balasku padanya sambil mengusap perutku yg memerah.
"Tapi kalo azizi sama eve gak tau deh…" balasku becanda.
"Ihhhh!!" Ia memukuliku dengan bantal.

Kami tertawa bersama lalu kembali merebahkan tubuh kami di kasur, mencoba untuk tertidur karena besok ada banyak hal yg harus dilakukan. Beberapa menit aku mencoba memejamkan mataku untuk tidur. Namun aku kembali merasa bahwa Gaby sedang memperhatikanku dari samping.

"Kenapa lagi sayang? Kamu gak ngantuk?" Tanyaku padanya.
"Gapapa sih…" balasnya.
"Aneh deh kamu…" kataku menoleh ke arahnya.

Aku kini menghadap padanya, namun ia justru memunggungiku sekarang. Nampaknya ia mencoba untuk tidur dengan merubah-rubah posisi tidurnya. Aku memperhatikannya dari belakang, piyamanya yg bermotif beruang itu sangat lucu. Semakin aku memperhatikannya semakin aku sadar bahwa piyama putih itu cukup tipis, aku dapat melihat samar-samar punggung mulusnya dari belakang. Aku tau ia pasti tidak memakai bra ketika tidur. Nafsuku perlahan naik, namun aku menahannya sekuat tenaga.

"Aku gak kebayang bakal tidur satu ranjang sama seorang cowok yg aku harap akan selamanya sama aku." Katanya tanpa menoleh.
"Iya aku juga gak nyangka sayang" balasku padanya.
"Iyalah kamu pasti bingung siapa yg akhirnya bakal tidur sama kamu tiap hari, fakboy sih" balasnya.
"Walaupun fakboy gini, aku cuma mau sama kamu loh…" balasku.

Kupeluk tubuhnya dari belakang, kutarik perlahan agar semakin berada di dekapanku. Tanganku yang melingkar di tubuhnya menggenggam tangannya. Kucium wangi rambut hitamnya itu. Ia memainkan jari-jariku dengan lembut. Aku merasa bahwa jalanku mulai mulus.

"Aku cuma mau untuk meluk kamu sebelum tidur dan cium kamu saat bangun tidur seumur hidupku. Aku cuma mau jadi koki pribadi seumur hidup kalau tuannya adalah kamu." Kataku lagi.

Kuciumi kembali rambut dan puncak kepalanya dengan lembut. Dekapanku mengencang membuat tubuh kami tak berjarak. Tanganku mengusap usap tangannya lembut. Ku hembuskan nafasku perlahan kearah tengkuk dan belakang telinganya.

"I want to give my love only for you. " Bisikku di telinganya lembut.
"Menggendong anakku denganmu, menjagamu hingga tua sampai anak-anak kita mulai memiliki hidupnya sendiri…"
"Aku cuma mau sama kamu seumur hidupku, aku cuma mau anakku di kandung olehmu, aku cuma mau memuaskan seorang wanita sampai mati, cuma kamu" bisikkan ku perlahan menjadi kecupan lembut di tengkuknya.

Kepalaku mencari celah di antara rambutnya untuk mencumbui leher jenjangnya. Ia mengerang pelan tanpa perlawanan, tangannya memegang tanganku makin erat.

"Apa semua gadis itu juga kamu bilang begini? Nghh" tanyanya padaku.
"Gak, walaupun aku bajingan tapi aku jujur…" jawabku diantara cumbuanku.
"I know… do me mphh…" ia memberikan lampu hijau.
"Please be gentle." Ia membalik tubuhnya dan menatapku penuh arti.

Aku melompat dari kasur dan bergegas menyalakan lampu kamar, ia memperhatikan tingkahku dengsn wajah bingung. Aku kembali ke kasur dan mulai merangkak kembali ke arah Gaby, kuputar tubuhnya telentang dan kini aku berada ke atas tubuhnya.

"Kok kamu nyalain?" Tanyanya bingung.
"Biar aku bisa liat kamu seutuhnya sayang hehe." Balasku cengengesan.
"Dasar mesum!" Balasnya lalu membiarkanku mencium bibirnya.

Ciuman kami begitu lembut dan penuh cinta, bibirnya empuk dan memanjakan bibirku. Kecupannya saja membuatku ketagihan. Aku mencoba menggunakan lidahku pelan-pelan, ia mengikutiku tanpa pertanyaan. Aku mengarahkannya untuk menggunakan lidah, sebentar saja ia sudah mengerti dan membalasku. French kiss dengan kekasih sendiri memberikanku sensasi yg luar biasa. Kulepaskan ciuman kami karena ia kehabisan nafas.

"Mphhh… sayang…" Gaby mendesah pelan saat bibirku mengecupi lehernya.

Aku tidak meninggalkan tanda di sana karena besok ia akan perform, perlahan aku turun sambil terus memberi kecupan. Dadanya ku kecupi lembut, bongkahan payudaranya tak lepas dari kecupan bibirku. Ia memegangi kepalaku sambil menikmati cumbuanku.

"Sayang, aku tandain disini ya…" kataku menunjuk bagian atas payudaranya.
"Kalo aku nunduk pas di M4 yg pake tanktop nanti samar-samar keliatan gimana?" Ia mencoba melarangku.
"Justru itu biar penonoton penasaran dan mereka spekulasi jadinya. Toh gak bener-bener keliatan jadi gak valid." Balasku kemudian memberikan tanda cupang di dadanya.
"Aaaanhh Yaampun nakal kamu…" balasnya menggodaku.

Piyama yg sudah terbuka 2 kancing itu kembali kulepas kancing-kancingnya. Ku sibak piyama itu dan terpampang payudara berukuran sedang miliknya, puting kecoklatannya sudah menegang dan begitu imut menggoda. Ku sentuh perlahan putingnya yg membuat Gaby mengerang. Tanganku mulai meremasi payudaranya pelan sedangkan mulutku menjilati payudaranya yg mulai di basahi peluh. Gaby mendesah tak karuan menerima setiap rangsanganku di tubuhnya.

"Aaaanhhh sayaaaang…." Ia tak tahan dan menjabak rambutku saat mulutku mulai memainkan puting kerasnya.

Kupilin puting kirinya dengan jempol dan telunjuk, menarik nariknya lembut dan sesekali mencubit pelan. Sedangkan puting kanannya kujilati seperti anjing, sesekali kuputari areolanya dengan lidahku dan kembali mentoel-toel putingnya dengan lidah.

"Aaaaaaaaahhhhhh aakuu pipiiiiss sayaaang" Gaby mendesah panjang dan terkulai lemas, dadanya kembang kempis tak beraturan.
"Itu orgasme bukan pipis, gimana enak kan?" Tanyaku padanya yg di balas anggukan lemah.

Sambil menunggunya istirahat, aku menelanjangi kekasihku itu. Ia menurut saja dan dalam sekejap piyama beruangnya sudah berada di lantai. Ku telanjangi tubuhku sendiri di depannya. Ia menatapku heran, wajahnya memerah sambil mengamati bagian bawah tubuhku. Aku mendekati kembali tubuhnya dan menunggu di sebelahnya sambil mengelus penisku sendiri.

"Aku udah pernah liat punya cowo sebelumnya, tapi ternyata beda-beda ya haha" katanya sambil memegang penisku.
"Liat dimana kamu?" Tanyaku.
"Ya berapa kali lah, dari film dewasa yg gak sengaja ke puter, atau kirim-kiriman iseng temen di grup gitu buat becanda, sama ya kalau ada fans kurang ajar yg foto-fotoin punya sendiri gitu karena kepalang nafsu…" jawabnya sambil mengelus pelan penisku, tanganku memegang tangannya dan mengajari bagaimana cara memanjakan penis dengan tangan.
"Aku jijik liatnya, kyak aneh gitu kan iiih… tapi punyamu gak buat aku jijik, mungkin karena liat langsung kali ya, dan punya kamu juga hehe" tambahnya.

Aku tertawa kecil melihat kepolosan kekasihku ini, ku cium kembali bibirnya dengan lembut. Kami ciuman beberapa saat dan ku posisikan kembali tubuhnya telentang di bawahku. Ku buka kedua pahanya mengangkang, vagina bersihnya membuatku terpana. Vagina berbulu hitam tipis yg meski terlihat tidak dirawat namun tidak berantakan, terlihat ia tetap menjaga bagian kewanitaannya. Ia tersipu malu saat bagian intimnya itu ku pandangi tanpa berkedip.

"Sayang…" panggilnya pelan.
"Iya… kamu yakin gak sayang?" tanyaku padanya.
"Iya sayang… aku mau kamu jadi yg pertama buatku." Gaby tersenyum memberikan izin padaku.
"Aku juga mau kamu jadi yg selamanya di hidupku sayang." Balasku sambil kembali mengecup bibirnya singkat.

Ia menoleh ke bawah memperhatikanku. Aku mengingatkan bahwa ini akan sedikit sakit, aku memintanya untuk relax dan percaya padaku agar tidak sakit. Gaby mengerang pelan, kepala penisku perlahan mulai membuka vagina yg tak pernah terjamah itu. Kepala kemerahan yg cukup besar itu menjelajah dengan pelan, hati-hati dan lembut. Gadisku meremas sprei kasur berwarna coklat ini, tanganku langsung mencari tangannya agar ia merasa nyaman. Ku goyang pinggulku perlahan, menarik dan mendorong pelan saat kepala penisku mulai menyentuh sesuatu. Ku buat rongga vaginanya agar sedikit terbiasa.

"I love you Gaby" kataku sambil mencium bibirnya.
"Mppphhh!!" Ia mengerang kencang dan matanya melotot, kemudian matanya terpejam seperti menahan sesuatu.

Ku diamkan penisku di dalam vaginanya, ciumanku terus berlanjut sampai ia mulai membalas ciumanku. Kuusap air matanya lalu menciumnya kembali hingga genggaman tangannya mulai mengendur dan vaginanya tak lagi tegang.

"Sekarang ya sayang?" Tanyaku memastikan.
"Coba" balasnya pelan, wajahnya yg memerah di tambah matanya yg sayu menjadi pemandangan baru buatku.

Memang sebenarnya aku telah berpengalaman dengan perawan seperti saktia, della, michelle, melati, maupun Diani namun hanya dengan calon istriku inilah aku ingin membuatnya senyaman mungkin dan sesiap mungkin. Ku gerakkan pinggulku perlahan. Erangan di mulutnya perlahan berubah menjadi desahan. Desahannya begitu manis dan lembut, gairahku semakin membara mendengar suara kenikmatannya. Ia pasrah menatapku, senyumannya begitu lembut padaku. Perlahan kupercepat sodokan penisku di vaginanya, jepitan vaginanya membuatku ketagihan. Dinding vaginanya memanjakan penisku, memijat dan menekannya di setiap tarikan dan dorongan pinggulku.

"Uuh uhh ah ahnh anh anh" Gaby mulai mendesah tanpa kontrol, matanya terpejam menerima setiap kenikmatan yg kuberikan.
"Sayang aah aah anh enaaak sayaaang anh anh" ia menarik kepalaku meminta untuk kembali bercumbu.
"Ah ah ah anh anh ah anh"
"Anh sayang anh anh"
Enaak enaaak anh"
Aahnh anh"
"Anh"

Ku pangku tubuhnya yg pasrah pada kenikmatan yg kami rasakan, ia mendekap ku erat agar tak terjatuh. Pinggulku menyodok dari bawah dengan tempo sedang, sesekali penisku menghujam dengan kuat sedalam dalamnya di sambut dengan goyangan cepat kembali. Beberapa menit posisi itu kami lakukan. Ku akui untuk seseorang yg baru pertama, staminanya benar-benar kuat. Desahannya sudah tidak terkontrol namun belum ada tanda2 dia akan sampai.
Ku ubah kembali posisi kami berdua, sekarang Gaby kembali telentang namun kedua kakinya menumpu di pundakku, membuatku lebih menghujam penisku makin dalam. Ia nampak begitu menikmati ketika penisku menghujam lebih dalam dan kuat di banding bila ku hujam dengan cepat. Ku goyang kembali pinggulku lebih pelan namun kuat. Gaby menggelinjang semakin tak karuan dan mencengkram lenganku.

"Aaanh iyaah gituuh" Gaby mendesah tanpa henti.
"Aaanhhh enaaak, iyaaah enaaak"
"Aanhh anhh"
"Aanh anhhh anhh annhhh"
"AAAAAANHHHHHHHHH!!" Gaby mengerang begitu seksi saat orgasmenya tiba.

Ku cabut penisku yg hampir sampai, aku tak mau memaksa gadisku lebih lagi. Tubuhnya terkulai lemas dengan nafas tersengal, tangannya yg lemah ku ambil dan ku arahkan untuk mengocok penisku. Ku bantu tangannya untuk mengocok dengan cepat. Beberapa saat kemudian ia yg sudah mulai pulih kini memperhatikan penisku dari dekat.

"Kocok teruuus" aku merasa sebentar lagi akan sampai.
"Aaah…" penisku yg berkedut kedut menyemburkan isinya.

Spermaku menyemprot sembarangan mengenai tangan, rambut dan pipinya. Ia tertawa geli melihat ku yg terkulai lemas, ia mengambilkan tissue dan membersihkan sperma di tubuhnya dan sisa-sisa sperma di penisku. Kami berdua kembali berpelukan di kasur untuk beristirahat dan ia mengecup bibirku lembut.

"Lucu banget ya kalo cowo tuh haha." Tawanya padaku.
"Ya gitu deh haha…" balasku padanya.
"Cowok tuh emang keluarnya di kocok gitu ya? Kalo aku kan kalo kamu gituin kalo gak tahan bisa langsung keluar." Balasnya.
"Enak ya?" Tanyaku padanya.
"Hehe iya enak… kamu gak enak ya? Soalnya keluarnya lama gitu dan harus di kocok kocok" tanyanya padaku, wajahnya nampak kecewa menatapku.
"Bukan gitu sayang… aku gak mau kamu kecapean atau kesakitan jadinya kalo aku paksain, yg penting kan kamunya enak…" balasku, tanganku membelai rambutnya lembut.
"Yaudah pokoknya aku mau belajar sampai kamu juga enak kyak aku gitu!" Katanya sambil tersenyum lebar menampakan gigi.
"Iya iya, sampai kita bisa keluar barengan ya sayang, aku bakal ajarin kamu terus hehe" aku mencium keningnya lembut, Gaby mendekap lebih dalam dipelukanku.
"Huu maunya kamu mesum!" Ledeknya padaku.

Aku beristirahat dengan Gaby di dalam dekapanku dan tak sadar kami berdua mulai terlelap.
__________________________________

*Beberapa bulan kemudian*

"Aku sudah lama di JKT48, Awalnya aku berfikir akan menggenapkan perjuanganku di sini hingga 10 tahun. Namun aku sadar bahwa ada banyak keinginan, impian, hobby, tujuan, dan cinta yg ku korbankan demo menjadi Idola." Gaby menarik nafasnya panjang menatap ke arah penonton yg hadir pada malam ini.
"Awalnya aku yg selalu berada di posisi belakang, di posisi 15, 16 bahkan tak mendapatkan posisi pastiku sendiri. Aku yg awalnya tidak memiliki baju dengan namaku sendiri, aku yg hanya tertidur di kamar, belajar dan menunggu pesan masuk berisikan jadwal performku minggu… tidak, bahkan jadwal perform pertamaku di bulan itu." Air matanya mulai mengalir pelan dari kedua matanya.
"Aku yg menyerah, aku yg putus asa, selalu punya keinginan untuk menyerah. Mungkin ini terdengar klise dan munafik, namun aku tetap bertahan di sini karena adanya kalian, fans yg selalu mendukungku secara langsung, tidak langsung, maupun yg membenciku. Kalian lah yg menguatkanku, membakar semangatku, dan menjadikanku tidak mau kalah." Ia mulai tersenyum di sela-sela air matanya.
"Kekuatan ini datang sejak aku mulai mengenal lebih jauh, mulai mencari tau tentang kalian yg awalnya tidak terlalu kupedulikan, yg selalu menjadi semangat meski tak kuanggap, yg semakin lama semakin tidak bisa hilang dari kepalaku. Yg menjadi orang pertama yg marah bila aku berbuat salah, namun kemudian juga menjadi orang pertama yg menemaniku untuk memperbaiki kesalahan itu. Menjadi orang yg selalu mengisi hari-hariku, dan memberikanku begitu banyak cinta." Gaby sesekali menatap ke arahku dengan lembut.
"Aku… Gabriela Margaret Warouw, Kapten JKT48 dan member JKT48 Team J menyatakan untuk lulus dari JKT48." Ia membungkuk berterima kasih untuk beberapa saat lalu disambut dengan para member yg memeluknya.

Aku keluar dari theater disusul oleh ibunya. Saat ini aku menunggu bersama Tante Vany sampai semua urusan di theater hari ini selesai. Pukul setengah 11 malam akhirnya Gaby muncul bersama dengan Julie, setelah sedikit berbincang dengan Julie dan berpisah dengan Tante Vany. kami meninggalkan FX dan kembali ke apartement.

"Sayang, kamu serius mau graduate sekarang?" Tanyaku padanya, aku tau bahwa waktunya sekarang tidak pas karena tahun depan sudah genap 10 tahun.
"Keputusan ku tak akan pernah ku sesali…" balasnya pelan.
"Daripada nanti hancur karena kita berdua ke gep atau papa mulai campur tangan, lebih baik aku selesaikan sekarang, bertahan sampai konser lalu lepas dari semuanya." Tambahnya.
"Ya aku dukung keputusanmu apapun itu, karena sejak dulu aku masih jadi fansmu sampai sekarang aku yg jadi teman hidupmu, aku tau kamu pasti sudah memikirkan semuanya dengan matang" kataku padanya, jalanan ibukota yg di penuhi lampu ini membuat suasananya menjadi lebih melow.
"Pede banget… sampai sekarang juga kamu tetep fans aku, inget!" Ia mencubit lenganku sambil meledek.
"Fans nomor 1 ku, jadi kamu harus dukung aku selamanya!" Gaby mencium pipiku lalu tersenyum manis padaku.

-Bersambung-
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd