Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Masih awal belom tau mau kemana arah ceritanya.....
Tetep dipantau kok....keep update
 
Gaya penulisan nya asyik nih.
ringan buat di baca.
alur cerita kek nya bakal bagus.

cumam kurang panjang update nya suhu !!!!
bagus nih, mesti RAJIN UPDATE kalo cerita bagus kek gini.
 
Chap 02



819e17543663572.jpg

Nakula Andreas

bbce44534401798.jpg

Sandra Wilhelmina Angela


3f23a0534401800.jpg

Nadya Clara Navista


Pintu lift terbuka dan tiba di lantai 10 kamar apartemen ku.

“Oh... Dua kantong belanja ku sungguh merepotkan ini cukup berat” dengan segera aku melangkah ke arah kamarku.


Kok ini ada sepasang sepatu high hells disini?


“ Sandra... Apa kau di dalam?”

Aku langsung menuju ke dapur menaruh semua kantong belanjaanku disana. Karena tak ada jawaban aku pergi melihat kamar tamu siapa tau dia tertidur disana.
“kosong” gumamku.

“ Sandra dimana kamu.”

Astaga, aku sempat mengumpat kaget melihat seorang wanita tertidur pulas di sofa ruang tv. Begitu cantik, seksi dan dua gundukan payudaranya besar.

“siapa dia?”

Perlahan ku beranikan diri mendekatinya yang terlihat tidur begitu nyenyak dan tenang. Dia mulai mengerjapkan matanya dan melihatku yang berjarak hanya beberapa cm darinya.


“AAARRRGGGHHHH....”teriaknya kencang terjatuh terduduk. Dan aku juga sempat berteriak sambil bangun duduk disisinya.


“Aish... Kenapa kamu berteriak sekencang itu?” gerutuku sambil menutup kedua telingaku.

“Si...Siapa ka...kamu!” tanya dia terbata-bata.


“ Justru aku yang seharusnya bertanya , denganmu, nona? Mengapa kamu bisa berada di kamar apartemenku.” protesku.

“Aku temannya Sandra!”

“Eh...begitu ya!” aku terus menatapnya heran, makin kucondongkan wajahnya ke arahnya. Ia semakin risih dan posisi tubuhnya sedikit mundur kebelakang.

“Kamu begitu cantik, seksi dan payudaramu begitu berisi seperti milik Sandra, aku suka tipe sepertimu dan Sandra, bak model.”


“Jangan macam-macam kamu sama aku? Kalau berani macam-macam aku bakal teriak, karena kamu mau memperkosaku, dasar pria gendut.” gusarnya.


Hmmm. Galak juga ini cewek, makin tertantang ingin mengenalnya lebih dekat, bahkan dia mengaku-ngaku temannya si Sandra.

“Wow... Santai saja nona, aku tidak tertarik dengan tubuhmu, dan jangan sekali-kali menyebutku gendut.” balasku sedikit berbohong. Mana ada yang menolak tubuh seksinya itu bego aja.


“Hampir terlupa! Bagaimana bisa kamu masuk ke kamar apartemen ku, sedang password lock hanya aku dan Sandra yang tau, kamu maling ?” cecarku.


Jangan asal bicara kamu, enak aja maling? Aku tau password kamar apartemen kamu Sandra, yang memberitahukan paham kamu? ”


Aku tidak percaya denganmu nona.” aku langsung mengambil ponselku dan mendial nama Sandra disana. Dan teleponku tersambung.

“Halo sand! dikamarku ada maling dia seorang wanita dan dia mengaku-ngaku mengenali mu.”

Wanita itu langsung merebut ponsel yang sedang ku genggam.

“ Woii....

“ Sandra ini aku Clara, tolong jelaskan siapa aku pada lelaki gendutmu itu. Dia juga mengaku-ngaku pemilik kamar apartemen mu sand?”


Dia memberikan ponselnya lagi padaku.

“.........”

Iyakah. baiklah aku mengerti.

“..........”

jam berapa kamu pulang, Sand?

“...........”

Ya ! akan kusiapkan makan malamnya, seperti biasa cantik.”


Dia memang temannya Sandra, sebegitu dekatnya mereka hingga sebebas ini. Masuk apartemen orang seenaknya aja. Apalagi kami berdua saja, tanpa ada orang lain. Bisa terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Sekejap kutengok tatapannya begitu sinis.


“Apa kamu sudah percaya.” dengan sok-nya dia tersenyum menang.


“Ya, lagipula kamar Sandra berada disebelah kamar apartemen ku. So, kamu disini dulu menunggu Sandra pulang dari kantor. Ingat kamu jangan seenaknya aja di apartemenku” jelasku dan meninggalkannya.


“Huhh. kamu itu pria yang tidak tau sopan santun harusnya meminta maaf karena mengataiku maling.”


“ Kenapa harus aku, kamu duluan yang seharusnya meminta maaf karena mengataiku gendut terlebih dahulu.” balasku tak mau kalah dengannya.


“Kalau kamu itu memang fakta, lihatlah dirimu sangat berisi, berisi dengan lemak yang tertimbun di perutmu dan kamu juga tidak tampan.”

“AARRGGHH....aku bisa tambah emosi di buatnya, perkataannya itu sungguh tidak mengenakkan di hatiku, dasar cewek gila” gumamku yang tak peduli lagi aku padanya, pergi meninggalkannya begitu saja di ruang tv, menuju kamar mandi.

Aku langsung menuju shower, itu yang kebutuhkan untuk menyegarkan pikiran dan emosi ku. Namun itu hanya sesaat, pikiran ku kembali mengumpat tentang perkataan gadis itu, beraninya dia mengejekku.


Kulihat tubuhku sendiri saat sedang kusabuni. “sialan mulutnya tajem banget tuh cewek,nggak ada yang salah jika aku gendut seperti ini, bukan ini termasuk yang ideal. Dasar dia mengada-ada.”

Aku segera menuju kamarku mengenakan kaos longgar dan celana boxer. Kurasa 20 menit aku meninggalkannya di ruang tv, jam di nakasku sudah menunjukkan pukul 7 malam sebentar lagi Sandra pulang.

“Huft. Hampir lupa, aku harus menyiapkan makan malam. Dia masih disana sambil menonton tv dimeja sudah ada bekas botol kaleng softdrink dan sepotong bolu yang belum habis ia makan.


Aku melotot kearahnya. “ I-itukan kue bolu yang aku pesan beberapa hari yang lalu bahkan untuk mendapatkannya harus rela mengantri dan ini, ahh...!” gerutuku.


“Bagaimana bisa kamu mengambil boluku, lancang!”

“Aku sangat lapar dan ada bolu itu didalam kulkas jadi kuambil saja untuk mengganjal ” dia menjawab santai seolah tak merasa punya salah padaku.

Aku sangat dongkol sekali, tapi aku enggak bisa memarahinya karena dia temen baik Sandra. Kutinggalkan dia aku langsung menuju ke dapur. Aku memulai mengambil beberapa potong sayuran dan daging untuk ku buat sup. Tanpa sadar aku melihat bayangan seseorang tepat di sampingku. Dia gadis menyebalkan itu, sedang kesusahan mengambil piring yang berada di lemari atas.

“ Kalau kamu, tidak bisa seharusnya kamu minta tolong.” sahutku membuatnya terkejut.

Aku merasakan didalam dadaku berdetak lebih kencang seperti genderang. Mata kami saling bertatapan. Sungguh manis sekali dia seperti seorang idol, wajahnya begitu ayu, kulitnya transparan putih bersih tanpa cacat sedikitpun. Dan penampilannya sungguh anggun dengan balutan blazer biru yang ada logo sebuah maskapai penerbangan milik BUMN dan ada name tagenya Nadya Clara Navista dengan dipadu dengan rok mini berwarna biru selutut. Gadis ini sungguh sempurna tidak kalah dengan Sandra.


“Sampai kapan kamu akan memandangiku seperti itu? Kamu pasti lagi berfikiran mesum terhadapku, dasar semua laki-laki sama, matanya tidak mau dijaga.” wajahku langsung pucat merasa malu, mungkin saat ini sudah me-merah seperti kepiting rebus. Dan aku menyerahkan piring yang ia maksud, memalingkan pandangan kearah lain. mungkin saat ini juga dia sedang mentertawaiku, melihat kegugupanku yang sekarang menjadi canggung. Dia terus nyerocos .

Aku pura-pura tidak mendengarkan panggilannya, kuputuskan kembali untuk menyiapkan jamuan makan malam.

Suara lagu dari Imagine Dragon - Demons
berdering di ponselku.

Ya, Sand?”

“…......”

“Harusnya kamu bilang dari tadi,agar aku tidak terlalu lama menunggu.”

“...........”

“okey, hati-hati Sand!”.
Balasku dan seraya mematikan sambungan telepon.
Clara menatapku tajam seperti ia ingin bertanya siapa yang menelepon ku.


“Sepertinya Sandra pulang terlambat, lebih baik kita makan dulu, itu dimeja sudah ku masakan beberapa hidangan, dimakan semoga kau suka.”


“ ahh... memang Sandra selalu seperti ini, harusnya bilang dari tadi aku sudah sangat lapar.” gumamnya.

Aku juga mengikutinya, kami duduk berhadapan. Aku mulai menyuap pelan sampai tidak berani melihat tatapan matanya karena kejadian tadi.


“Apa kamu roomate yang diceritakan Sandra itu?”

What'? Sandra ternyata suka menggosip juga. Aku tidak menyangka dia bakal menceritakan hubungan kedekatan kami. Semoga dia tidak menceritakan yang tidak-tidak kepada Clara. Jika iya! bisa gawat bila pacarnya Sandra tau, bakal jadi masalah.

“ Eh...iya! Kami sekamar, tapi aku sama Sandra tidak pernah melakukan hal yang....”ujarku menggoyang-goyangkan kedua jari telunjuk ku seperti tnda kutip.


“Iya aku percaya sama kamu, tidak mungkin kamu berbuat seperti itu. Tetapi matamu itu yang mesum, hehehe .”

“Njirrr... Ini cewek mulutnya kalau ngomong mak jlebb banget.” batinku

Sumpah pengen aku sumpelin mulut pake penisku biar tidak asal ngomong aja. Harusnya makanannya aku kasih racun biar mati sekalian. Cantik mulutnya berbisa banget.

“ Tak perlu melotot seperti itu” dia begitu santai mengataiku saat melihat perubahan wajahku.

“Aku... Biasa saja.” singkat ku.


“Seharusnya Sandra bisa mengoperasikan matanya, bagaimana wanita cantik seperti Sandra bisa tertarik denganmu ketimbang, pacarnya sendiri” ucapnya, aku tak menghiraukannya terus menghabiskan sisa makanan dipiringku.


“kamu sungguh tidak sopan nona, aku memasak semua ini untuk aku dan Sandra tapi lihat kau menghabiskan semuanya.”


“Aku sahabat Sandra, apa kamu mau aku adukan karena aku tidak dijamu dengan baik.” ancamnya.


“Hei, ingat ini apartemenku, sedang apartement Sandra ada disebelah. So, apa urusanku menjamu tamu seenaknya saja, macam kamu ini.” jawabku santai namun tegas.


“ Oh... Kamu nantangin. Aku adukan ke Sandra dan kamu bakal tidak bisa menikmati fasilitas mewah ini lagi.” cecarnya


“Hahaha, tidak takut! Memangnya kamu anak pemilik perusahaan aku bekerja apa? Ngaca untuk melakukan itu!”


“Aku akan buk....?”

“Wah ternyata kamu sangat lapar Clara,” suara Sandra mengagetkanku dan memotong pembicaraan gadis yang bernama Clara itu.


“Ya, mungkin sebentar lagi dia akan memakan piringnya juga.” jawabku menimpali ucapan Sandra pada Clara.

“Apa kamu mau aku masakan lagi Sand?” tanyaku.

“ Tak perlu aku sudah makan tadi di kantor.” sahut Sandra yang tengah menyandarkan dirinya di sofa ruang tv.


“Hei cowok gendut, jaga omongan kamu! Kau pikir aku kuda lumping yang memakan piring-piring,” sinisnya dengan tatapan tajam seperti seekor elang yang hendak memangsa. Dalam hati aku hanya tertawa senang melihat dirinya merasa tidak terima dengan sindiranku.


****

Setelah acara makan malam itu selesai aku melihat mereka sudah mulai asyik mengobrol dan bercanda saat aku sedang membersihkan piring-piring kotor di dapur.
Tatapan ku melihat Sandra tertawa seriang itu, setiap harinya dia hanya tertawa biasa saja dengan Clara berbeda.

“ baguslah, aku senang melihatnya seperti itu.”

Pekerjaan ku udah beres semua, aku sempatkan bertanya kepada Sandra akan menginap atau kembali ke kamarnya ,dia hanya mengangguk setuju tapi entahlah dengan gadis cerewet yang bernama Clara itu. Yang kutahu tentang Clara dia seorang airplane attendant yang mengambil jam terbang rute internasional.

Suara tv dan tawa mereka berdua membuatku tidak bisa fokus mengerjakan laporan yang sedang aku buat.

“Ah... SHIITTT.....”

Tepat jam 09.45 malam.

Mungkin kukebut besok pagi-pagi saja setelah ibadah. Aku sungguh terganggu dengan suara mereka, kuputuskan untuk segera tidur.

Jam 11.00 malam.

Aku terbangun saat hendak mengambil minum. Masih terdengar suara tawa mereka. Kembali kuputuskan untuk segera tidur lagi.

Jam 01.00 dinihari.

Sudah tidak ada suara, mungkin mereka sudah tertidur, akupun tertidur kembali.

Jam 04.30 pagi.

Alarm wekerku bergetar keras membangunkan tidur ku. Aku terseok-seok berjalan menuju kamar mandi dengan mata masih terpejam, nyawa masih belum terkumpul lengkap. Sempat terdengar suara gemericik air kran kamar mandi. Kutepis semua itu.


Aku masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Kulepas kaos dan seluruh celanaku menyisakan dalamannya saja. Segera menuju shower di balik tirai.

Aku membuka tirai itu, bola mata ku merasa mau copot keluar. Aku melihat kaki dengan betis kecil,putih mulus,pantat yg polos dan pinggangnya bak gitar Spanyol tanpa sehelai benang pun. Dia membalik badannya dan kami saling bertatapan.

“AAARRGGHHH.....

“keluarrr.....



[Bersambung]
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd