Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Slowly, Din! × updt. 20/2/24

tu.juh (7) - Live Show​



"Jadi gitu ceritanya", ucapku


Aku baru saja menceritakan kejadian tempo hari pada Risa, kejadian yang sedikit banyak membuatku mulai ketagihan dengan yang namanya masturbasi.


"Anjir, gila lo ya, seru banget tuh, gue baru tau ternyata Putri juga doyan colmek", seru Risa
"Gue juga sering sih, tapi ga pernah nyobain di luar gitu hahaha"

"Untung aja waktu itu cuma dia yang mergokin gue, kalo yang lain sih bakal berabe"

"Lo sih nekat hahaha", ujar Risa

"Hehehe", tawaku kecil


Kami yang siang ini sedang berada di rumahku lalu mulai berpakaian untuk menuju ke rumah Wisnu, sebenarnya Risa yang ingin ke rumahnya, namun karena Wisnu sedang sendirian di rumah, maka Risa mengajakku untuk menemaninya.

Aku mengenakan celana kulot yang tidak ketat dipadukan dengan kaos lengan pendek oversize yang dibungkus cardigan hitam, sewarna dengan jilbab yang menutupi kepalaku. Sedangkan Risa tak jauh berbeda, hanya saja dia menggunakan hoodie untuk menutupi kaos lengan pendeknya.

Seperti biasa, Risa lah yang memboncengku sampai ke rumah pacarnya yang terbilang lumayan bagus.


"Emang mau ngapain sih?", selidikku

"Yaa temenin gue aja, katanya dia ga enak badan, tapi gue ga enak kalo dateng sendiri, rumahnya sepi", jawab Risa


Setibanya di rumah Wisnu, kami disambut Wisnu yang memang tampak sedikit lesu dan sedikit pucat, tidak parah menurutku, mungkin hanya melebih-lebihkan agar Risa mau datang hihi


"Dateng juga kamu hehe", ucap Wisnu ceria melihat kedatangan pacarnya
"Masuk yang, Din", sambutnya yang berdiri di pintu

"Dateng dong, masa kamu sakit aku ga jenguk", balas Risa centil


Aku dan Risa lalu masuk lalu menghempaskan pantat kami ke sofa ruang tamu Wisnu yang cukup empuk, lalu aku mengedarkan pandangan ke ruang tamu ini, cukup menunjukkan kalau keluarga Wisnu merupakan keluarga yang lumayan berada.

Wisnu yang tadi langsung masuk ke dalam lalu kembali ke ruang tamu sambil membawa minuman kaleng dingin untukku dan Risa.


"Maaf ya cuma ada ini", ucap Wisnu lalu duduk di sofa yang berseberangan dengan kami

"Ini aja udah bagus tau yang haha", jawab Risa menenangkan


Kamipun selanjutnya mengobrol, lebih tepatnya Risa dan Wisnu, sedangkan aku hanya sesekali menimpali percakapan mereka dan lebih banyak bermain handphoneku.

Suasana dan hawa di rumah Wisnu terbilang cukup panas meskipun sudah menyalakan kipas angin, mungkin karena di sekeliling rumahnya tidak terdapat pohon-pohon yang melindungi, kalaupun ada, tak mampu untuk meneduhkan rumahnya karena berada mungkin sekitar 15-20 meter dari bangunan rumahnya. Mungkin itulah sebabnya saat ini, Wisnu hanya mengenakan kaos tanpa lengan, bersama dengan celana pendek yang hanya menutupi setengah pahanya, sehingga menampakkan sedikit otot pahanya. Saat duduk celananya akan lebih tertarik ke atas, menampakkan lebih banyak pahanya, bahkan memperjelas gundukan di selangkangannya.

Aku lalu bergidik mengingat aku pernah melihat isi di balik celananya yang menggembung itu, meskipun tidak secara langsung, aku masih ingat betul bagaimana bentuk penisnya.

Aku berusaha menghilangkan bayangan itu dan berfokus pada layar HPku, namun tetap saja, sesekali aku memperhatikan gundukan celana Wisnu yang semakin jelas. Semoga Risa dan Wisnu tidak menyadari kalau aku sering mencuri pandang ke arah mereka yang kini duduk bersebelahan.

Karena sofa yang kududuki merupakan sofa panjang, sehingga bisa digunakan untuk berbaring. Setelah minta izin kepada Wisnu, aku lalu berbaring di sofa itu, sambil tetap menghadap kepada mereka. Dengan posisi ini, aku bisa lebih leluasa memperhatikan mereka, atau lebih tepatnya gundukan milik Wisnu yang entah perasaanku atau apa, gundukan itu terlihat sedikit membesar. Aku merasakan selangkanganku mulai hangat, sepertinya aku mulai terangsang.

Sambil terus bermain HP dan bergantian mencuri pandang ke arah sana, mungkin karena bosan dan sudah cukup lama berbaring, perlahan aku mulai mengantuk, dan benar saja aku ketiduran.

Tak lama aku tertidur, aku terbangun dan membuka sedikit mataku tanpa merubah posisi tidurku, yang selanjutnya mataku terbelalak karena apa yang kusaksikan, tepat di depan mataku Risa dan Wisnu sedang berciuman, aku lalu refleks menutup mataku meskipun tidak sepenuhnya, setidaknya aku masih bisa sedikit memperhatikan mereka dengan mata menyipit.

Dadaku berdegup kencang, darahku berdesir menyaksikan hal yang pertama kali kulihat secara langsung ini, mereka berpagutan dengan liar, dapat kuliat sesekali Risa menoleh ke arahku, mungkin ia khawatir aku akan terbangun dan melihat mereka melakukan hal yang tak senonoh ini.

Aku yang harusnya menegur sahabatku itu, karena melakukan hal yang tak seharusnya ia lakukan, justru sedikit-banyak menikmati live show ini. Dengan pasti, saat ini aku sedang terangsang.


"Ntar Dini bangun yang", ucap Risa di sela-sela ciuman mereka sambil memperhatikanku yang 'tertidur'

"Ga kok, itu dia tidur gitu", jawab Wisnu sambil kembali menarik wajah Risa untuk kembali memagut bibirnya

"Mmmhh..nhh, tapi ntar kalo bangun gimana?", khawatir Risa

"Kalo kamu berisik ya dia pasti bangun, makanya jangan berisik sayang", suruh Wisnu

"Mmhhh hah hah hah, iyah yang"


Mereka pun kembali lanjut berciuman, bahkan semakin panas, jilbab milik Risa meskipun masih terpasang, namun sudah dalam bentuk tak karuan, menampakkan beberapa bagian rambutnya.

Risa bahkan semakin jarang memperhatikan ke arahku, seolah yakin bahwa aku takkan terbangun saat ini.

Tangan Risa melingkar ke belakang leher Wisnu seolah tak ingin ciuman mereka terhenti, sambil sesekali menarik gemas rambut Wisnu. Sedangkan tangan Wisnu yang sedari tadi melingkar di pinggang Risa, kini tangan kanannya meraih gundukan payudara Risa dibalik hoodie yang ia kenakan.

Risa menggelinjang keenakan, lalu kembali memagut bibir pacarnya itu. Tangan Wisnu semakin liar meremas-remas sepasang payudara Risa yang sepertinya pas dengan ukuran telapak tangannya.

Wisnu lalu mencoba melepas hoodie yang dikenakan Risa, yang selanjutnya Risa bantu untuk meloloskannya melalui kepalanya. Kini Risa dengan kaos lengan pendek dan jilbab yang berantakan, yang pada akhirnya jilbab itu turut ia lepaskan.

Mereka kembali berciuman dengan makin panas, remasan Wisnu pada payudara Risa pasti akan semakin terasa karena semakin sedikit halangan antara tangannya dengan daging kenyal itu.

Kali ini Wisnu turun ke leher Risa dan menjilatinya sambil terus meremas payudara Risa dengan ganas, Risa gemetar dan melenguh keenakan.


"Aahh.. yaaang, nakal ya..aa enghhh"


Puas dengan lehernya, Wisnu kini mencoba mengangkat kaos Risa, yang sedikit ditahan oleh pemilik kaos, namun dengan sedikit paksaan Wisnu berhasil meloloskan kaosnya itu, lalu dengan segera menjilati dada Risa yang terpampang, sambil meremas kedua payudara Risa yang kini hanya tertutupi bh itu, Wisnu menjilati gundukan daging kenyal milik Risa.

Risa yang kini dalam pangkuan Wisnu semakin panas, ia menekan-nekan kepala pacarnya itu seolah tidak rela melepas kenikmatan yang sedang ia rasakan.

Wisnu kemudian melepaskan kaitan bh milik Risa,


"Gede banget yang", ucapnya sambil menatap kedua payudara Risa yang kini tergantung bebas di hadapannya itu


Wisnu lalu meremas kedua payudara Risa bersamaan, lalu memainkan kedua puting payudaranya yang kecoklatan dengan jempol dan jari telunjuknya, alhasil Risa kelojotan merespon tingkah pacarnya itu.

Lau dengan perlahan, Wisnu memeletkan ujung lidahnya ke puting payudara Risa yang kini berdiri tegak,


"Mmhhh aaaahhh, yaaaang", desah Risa cukup keras


Wisnu tak menghiraukannya, lalu dengan mantap menyedot kedua payudara Risa bergantian, tubuhnya kini basah akibat keringat.

Setelah puas dengan sepasang daging kenyal itu, Wisnu menyuruh Risa untuk turun dari pangkuannya. Yang selanjutnya terjadi membuatku hampir berteriak, yang untungnya masih bisa kutahan. Wisnu berdiri lalu kemudian membuka kaos dan juga celana pendeknya, yang ternyata tanpa ada celana dalam di baliknya.

Kini Wisnu sepenuhnya telanjang bulat, aku dapat dengan jelas melihat penisnya yang ternyata lebih besar dan panjang bila dilihat secara langsung dibanding lewat foto waktu itu. Badannya yang sedikit berotot terlihat sangat seksi, ditambah penisnya yang seolah menggetarkan vaginaku, aku yakin bahwa aku sudah sangat banjir di bawah sana.

Risa yang memelototi Wisnu seolah protes lalu memperhatikan ke arahku, namun Wisnu dengan tegas menarik kepala Risa ke arah kemaluannya, dan benar saja, Risa dengan senang hati menjilati batang penis pacarnya itu, sambil tangannya bermain di buah zakar dan meremas-remasnya.

Wisnu sontak menengadah sambil mendesah saat menerima perlakuan Risa pada penisnya. Lalu tangan kanan Wisnu turun ke arah payudara Risa, lalu juga meremas dan memilin putingnya.

Risa lalu mencoba memasukkan batang penis berurat milik Wisnu itu ke mulutnya, namun sepertinya hanya sampai 3/4 dari keseluruhan batangnya yang dapat masuk. Ia lalu memaju mundurkan kepalanya sambil terus meremas buah zakar Wisnu.

Setelah beberapa saat dengan posisi itu, Wisnu menyuruh Risa untuk berdiri, sepertinya akan berganti posisi lagi


"Gila kamu, jangan ah, ntar ketahuan yang, ntar Dini bangun", tolak Risa seolah mengerti maksud Wisnu

"Ga bakal yang, itu nyenyak banget dia tidurnya, kamu sendiri kan yang bilang dia kalo udah tidur bakal susah dibangunin", jelas Wisnu

"Ya iya, tapi ntar kalo bangun gimana", ucap Risa

"Udah sini", ucap Wisnu sambil menarik Risa mendekat ke arah sofaku


Mereka kini berdiri tepat di sampingku yang masih 'tertidur', ditambah kini Risa dan Wisnu sudah sepenuhnya telanjang bulat tanpa sehelai benangpun.

Mereka lalu kembali berciuman dengan panas, Risa melingkarkan tangannya di leher Wisnu, namun tak lama satu tangannya turun dan menggenggam batang kemaluan Wisnu yang ku yakin sudah sangat keras itu, dan Wisnu sambil meremasi payudara kiri Risa dan pantatnya bergantian.


"Y..yaang nghhh ntar Dini ba..nguunn", ucap Risa terbata-bata

"Coba aja bangunin, pasti ga bangun dia", tantang Wisnu


Risa lalu mencoba membangunkanku dengan menepuk-nepuk bahuku, setelah beberapa saat, seperti ingin melakukan uji terakhir, Risa lalu meremas payudaraku yang kini sangat sensitif mengingat aku sedang super terangsang. Aku menahan gerakan tubuh dan desahanku setengah mati, akan sangat berbahaya jika aku sampai terbangun di tengah kondisi seperti ini.


"Iya ga bangun nih", ucap Risa

"Tuh kan bener", yakin Wisnu


Dengan keyakinan itu, mereka kembali saling memagut tepat di sampingku yang sudah sangat becek.

Risa lalu duduk pada sandaran tangan sofa ini tepat di samping kepalaku, meskipun aku tidak dapat melihat dengan jelas vagina Risa karna posisinya yang seperti hampir menduduki kepalaku, tapi aku dapat melihat dengan jelas betapa gagahnya penis Wisnu yang mendekat pada vagina Risa, kini penis itu hanya berjarak beberapa senti dari kepalaku.


"Jadi gini penis", pikirku dalam hati


Dan tak lama, adegan final akan dimulai, Wisnu mulai menggesek-gesekkan kepala penisnya yang mengkilat itu ke vagina Risa


"Mmhh ayaa..aang, geli tauuu hah hah hah", desah Risa

"Mas..sukin buruu", ucapnya tak sabar


Aku tak dapat melihatnya, tapi aku dapat mendengar saat ini mereka sedang berciuman, dan perlahan kuperhatikan dengan jelas batang penis Wisnu mulai merangkak masuk ke dalam vagina Risa. Batang itu perlahan tenggelam ditelan vagina Risa yang cukup gemuk.


"Aaaahh...", desah Risa cukup keras, ia sepertinya sudah benar-benar diluar kendali dan yakin bahwa aku tidak akan terbangun

"Goyang yang, goyang kontolnya, memek aku gateeeel, ngghhh ahhh", ucap Risa

"I..iya yaang", turut Wisnu lalu mulai memaju mundurkan pinggangnya


Sehingga kini aku melihat dengan jelas sejelas-jelasnya, bagaimana batang penis itu keluar masuk dan terbasahi oleh cairan vagina milik Risa.


"Nghhh yaaang, k..ontol kamu en..naak aaahh", desah Risa

"Memek kamu juga enak yang, rapet, hahh hah hah", balas Wisnu
"Gimana, enak ga ngentot deket Dini?,

"Engghhh, ee..nak yang, enak, gila ini aaahhh", jawab Risa sambil terus mendesah


Aku terangsang penuh, bahkan aku bisa merasakan kini celana dalamku sudah basah oleh cairanku.

Saking bersemangatnya Wisnu, batang penisnya beberapa kali sampai keluar dari liang vagina Risa dan tergelincir melewati pantat milik Risa, yang tentu saja itu adalah tempat dimana kepalaku berada, alhasil beberapa kali kepala penisnya itu hampir menyentuh wajahku, aku bahkan dengan jelas dapat mencium aroma penisnya yang sudah dilumuri cairan vagina Risa itu.


"Ter..us yangghh, dik..kit lagiihh", desah Risa

"Barengan yang, aku juga mau keluar", balas Wisnu yang semakin mempercepat goyangannya

"Aku nyampe yannghh, aku nyam..peee, aaaakhhhh, nghhh", desah Risa mencapai orgasmenya

"Aku juga yang.. nghhh aaahhh", teriak Wisnu lalu menarik keluar penisnya dari vagina Risa


Wisnu lalu mengocok penisnya sebentar dan lagi-lagi aku dapat dengan jelas bagaimana batang penis berurat itu mengeluarkan cairan putih dari ujungnya. Wisnu mengarahkan penisnya pada perut Risa, namun saking banyaknya, cairan spermanya itu sampai mengalir turun melewati vagina Risa dan jatuh tepat di samping kepalaku, alhasil baunya langsung menyeruak masuk ke hidungku.

Wisnu lalu sepertinya memeluk Risa, yang membuat penisnya yang masih belum melemas itu mendekat ke arahku, semakin jelas saja gambaran akan penis di mataku.

Setelah mereka selesai, aku terus berpura-pura tertidur dan bangun ketika sudah hampir sore, aku tidak lagi memperhatikan apa yang mereka lakukan setelah batang penis Wisnu menggantung tepat di wajahku. Aku hanya mendengar mereka membereskan dan membersihkan aktivitas mereka tadi. Sementara aku fokus untuk menekan rasa terangsangku yang luar biasa ini, perasaan yang melebihi kejadian tempo hari bersama Putri.

Setelah aku lagi-lagi berpura-pura untuk menyiapkan diri untuk pulang, hanya beberapa saat, aku lalu mengajak Risa yang sudah berpakaian rapi tentunya untuk segera pulang dengan alasan aku ada urusan, lalu berpamitan dengan Wisnu.

Dalam perjalanan pulangku, aku masih terus terbayang-bayang kejadian tadi,


"Aku harus tuntasin ini di rumah".
Mantaafff....Lanjoootttt.....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd