How it Started
Hahaha....
Buku macam apa ini…
Mind Power Seduction..
Dari judulnya saja terlihat konyol..
Kekuatan pikiran? Merayu wanita? Pfftt….
Tapi setelah aku sendiri coba ternyata terbukti…
Dengan ini…
Aku bisa menguasai semua orang dan…
MENGUASAI DUNIA …hahahahaha….
Pikirku saat selesai membaca buku yang merubah hidupku dan rute hidupku. Kuputuskan saat itu juga aku pilih jalan menjadi manipulator. Aku ga mau lagi jadi orang yang selalu dimanipulasi oleh orang lain, baik cinta maupun keuangan.
Sudah kubuktikan efektifitas buku ini, ku coba pada dini, lala, sugie, yustin, ira, dan teman-teman kelompok keagamaan yang baru ku ikuti semua memberikan respon dan gerakan yang aneh saat kupraktekkan visualisasi touch… mereka jadi dekat dan akrab, bahkan dini mau antar jemput kalau si bagus sedang tidak bisa jemput (aku saat itu blm punya motor jadi kalau ada rapat2 mengandalkan bantuan teman2) dan pada saat aku punya motor kemudian hari lala, sugi dan yustin selalu memeluk erat perutku saat kubonceng.. dengan kekuatan baruku ini aku bisa dapatkan semua wanita yang ku mau.. pasti asik rasanya mencicipi semua wanita yang secara sukarela menyukai ku.. hahaha…
Pikiranku melayang-layang dalam rapat mudamudi keagamaan yang sedang kuikuti ini. Bahkan dalam hitungan bulan aku dipilih jadi ketua lingkungan pada saat pergantian ketua… aku harus buat strategi agar bisa dekat dengan semua wanita2 tanpa ketahuan karena mereka semua bersahabat dan saling curhat…
Asri: halo,, selamat sore..
Semua orang kecuali aku: sore, hai…
Aku tekagetkan denga suara lembut seorang wanita.. siapa dia? Wajahnya tidak cantik tapi dandanannya pas. Kulitnya putih pakai rok pendek sehingga pahanya kelihatan. Hidungnya agak pesek tapi pas di wajahnya yang imut dan penuh senyum. Rambut ikal, tinggi 152 cm.. tatapan matanya sayu tapi menggoda… aku harus kenal dia.. dan kalau bisa kujadikan pacar…
Bayu: semuanya perkenalkan ini Asri, dia dari lingkungan sebelah mewakili ina yang tidak bisa hadir, dia kesini mau membahas persiapan retret bersama se Wilayah. Bagaimana mas Arude, apa peran dan tanggung jawab lingkungan xxx?
A: eh.. emm… terima kasih mas bayu atas perkenalannya, selamat datang mbak… (ah sial mulutku kelu lagi kalau ada wanita cantik..) Asri ya…
Asri: (senyum) iya mas arude.. salam kenal ya…
Ah senyumannya…
A: salam kenal juga mbak, jadi nanti untuk lingkungan xxx dapat peran menggalang dana ya di depan gereja pada saat bubaran parkir. Karena di lingkungan situ banyak yang jago alat musik dan pintar menyanyi..
Acara rapat kulanjutkan dengan penuh kecanggungan.. kuputuskan aku harus dapatkan asri… tapi lewat siapa aku tidak kenal siapa2 di lingkungan itu…
Setelah tanya2 ke bagus yang mengantarku ke rumah pakai sepeda dan aku membonceng berdiri di belakang, aku minta dikenalkan sama ketua lingkungan xxx. Kata bagus nama ketuanya ina, kata bagus dia anaknya supel, komunikatif, jadi ketua kelompok ikatan se kota solo dan juga merangkap ketua lingkungan xxx, dimana asri ada disitu. Jadi kalau mau dikenalkan asri bisa lewat Ina.
Oke, kita sepakati besok sore aku dengan bekal keliling menyambangi ketua-ketua kelompok lingkungan sekitar lingkunganku untuk silaturahmi sekalian minta didekatkan sama asri…
..-..
Pada hari yang dijanjikan aku dan bagus berangkat kerumah Ina, pakai motor butut ku. shogun yang komodif jadi setengah kopling yang baru datang dr cianjur dikirim bapakku. Sepeda bagus ditinggal dirumah nenekku. Kami berkeliling dahulu kerumah ketua-ketua lain sebelum terakhir kerumah ina.
Wait ini… rumah ini, pinggir rel kereta ya. Ingatanku mundur saat masih SD aku pernah kesini. Rumah ini yang punya monyet didepan pager yang sering aku isengein dan akhirnya karena terlalu dekat temanku kecakar monyet haha. Warga sekitar mengira rumah ini pesugihan monyet. He2..
Ibu nya ina: cari siapa gus?
Bagus: cari Ina Bu, mau bahas agenda retret wilayah…
I: belum pulang anaknya masih latihan paskibra, masuk dulu.. kamu sama siapa itu?
B: oh sama mas arude Bu ketua yang baru yang kebetulan lingkungan kita ditunjuk jadi kordinator semua lingkungan untuk adakan retret.
A: selamat sore Bu..
B: sore.
Tak lama ibunya ina bawakan teh
B: ayo diminum dl...
Tanpa pikir panjang aku langsung meminum teh buatan ibunya ina dan langsung kusembur lagi karena kepanasan…
B: eh itu masih panas tadi habis dari panci langsung he2
A: eh maaf Bu…
Ah sial mulutku kebakar…
Ibu ina ambil pel didapur dan saat dia masuk ina sudah datang. Anaknya biasa, tinggi 151 CM, tidak putih tapi kuning dan karena masih anggota paskibra SMA dia jadi agak kecoklatan kulitnya. Wajahnya simpel simetris dengan rambut diikat ekor kuda. Tidak ada pesona dan ketertarikan apapun kepadanya saat itu. Tidak ada bayangan apapun tentang dia, tidak ada rasa klik atau sreg apapun bahkan bayangan kalau dia akan masuk jadi kandidat istriku. Kami bersalaman dan ngobrol singkat. Tidak ada rasa kelu apapun dari mulutku krn aku tidak ada rasa tertarik sedikitpun padanya. Mungkin karena pikiranku hanya asri saja… saat itu aku tak tahu bahwa dia ternyata adalah istri masa depanku.
B: ini arude, katanya naksir sama asri
A: hah.. em.. kok gitu gus?
B: buwahahahaha langsung aja tundepoint ngapain basabasi segala
A: asem gus
Ina: eh asri udah punya pacar lho
Deg
I: tapi kl mau dikenalin g papa ayo sekarang ikut aku kerumahnya
B: yuk berangkat
Kami bergegas menyalakan motor
Ibu ina: eh.eh,eh mau kemana ini minuman belum dihabisin (Sambil mengepel lantai bekas semburanku)
B: nanti kita balik lagi Bu ada yang urgent..
A: bentar Gus
Aku langsung turun dari motor dan meminjam pel Ibunya ina dan aku pel sendiri karena merasa tidak enak..
Setelah selesai aku naik motor lagi dan membuntuti ina kerumah asri..
Sesampainya dirumah asri aku canggung lagi ga bisa ngomong apa2.. akhirnya ina dan asri ngobrol biasa dan membahas persiapan retret saja, taklupa aku minta nomor HP asri dan ina untuk kordinasi lebih lanjut.
Setelah kami antar ina pulang dan menghabiskan teh yang sudah dingin aku pamitan pulang.
Dijalan bagus cerita bahwa benar asri udah punya pacar dan mainnya terlalu jauh untuk ukuran pacaran.. kalau bisa jangan sama asri, maksud bagus antar aku ke ina ternyata biar aku lebih tertarik sama ina.. akhirnya kuputuskan untuk tidak mengejar asri lagi (walau tiap malam galau mikirin senyuman dan parasnya yang biasa saja tapi berkharisma) dan tidak mendekati ina juga..
..-..
Beberapa minggu berlalu dan saat aku mau berangkat kekampus dan duduk2 di motor, aku lihat ina naik sepeda, dengan jaket dan sarung tangan padahal kondisi jam 12 siang.. nenekku sedang didik di teras rumah.
Ternyata ina belok kerumahku dan memberikan coklat.
I: selamat valentine mas
Nenek ku senyum2 aja..
Nenek: mbak ina ini putrinya bu xxx ya,
I: inggih Bu
N: kok bu aku sudah nenek2 lho, pangil eyang
Hmm nenekku ini memang masih merasa keturunan raja Mangkunegaran xxx makanya gengsinya masih tinggi padahal kehidupan ekonomi kita sudah menurun..
I: oh inggih eyang, monggo
Ina langsung pergi naik sepedanya. Hmm aneh rumah dia jauh ngapain effort kerumahku pakai sepeda, motornya kenapa? Panas2an tapi pakai jaket biar ga item kali ya haha.. tapi anehnya lagi walau berkeringat gitu kok dia tidak ada aroma apa2… menarik…
N: hahaha arude ada yang naksir tuh sama kamu. Dikasih coklat ya..
A: buat eyang aja deh..
Aku kasih coklat dari ina ke nenekku dan bergegas berangkat ke kampus.
N: kamu jangan cuek2 nanti ga punya pacar. Ina ini anaknya manis lho..
A: hmmm
Beberapa bulan berlalu aku sudah tidak komunikasi dengan ina, karena aku tugas praktek ke cilacap dan dia sedang fokus ujian nasional dan selsksi masuk ke akper.
Sepulangku dari cilacap tiba-tiba ada sms dari ina.
I: mas boleh kerumah? Tolong….
A: kenapa Ina?
I: aku ga tahu lagi harus minta tolong kesiapa…
A: iya oke aku kesana tunggu ya…
Sesampainya dirumahnya aku lihat dia sedang menangis di pojokan teras ada batang sapu lidi dari bambu yang terlepas dari sapunya, dan ada kursi yang tergeletak tidak pada posisinya. Dan kulihat ibu ina masih ngomel2 sambil menstater motor dan berangkat kerja..
I: tuh kelakuan si ina, ga usah ditolongin… aku berangkat dulu
A: i..iya Bu..
Aku lihat punggung ina terlihat bajunya sobek dan disobekannya kulihat kulitnya ada darah karena luka sabetan batang bambu dan kursi.. dia menangis tanpa suara hanya sesengukan..
A: kamu kenapa? Yuk Masuk dulu..
I: ga papa mas.. anterin aku ke kampus
A: hah kamu luka-luka gini mau kekampus? Aku obati dulu ya.
Ina hanya mengangguk dan masuk kedalam..
A: ada obat merah?
Ina menunjuk kotak obat lalu berbaring di kasur tengkurap, aku bergegas mengambil alat antiseptik dan obat merah.
A: ijin di buka bajunya sedikit biar bisa aku obati…
I: ……
Sesaat ina terdiam lalu membuka bajunya semua.. tubuhnya sekarang hanya tertutup bra. Ukurannya payudaranya kuperhatikan sekilas cukup mungil untuk anak umur 19 tahun bisa ku genggam setelapak tangan.. Kulihat kulitnya yang putih mulus di punggungnya walau banyak luka dan memar. Ternyata ina ini kulitnya putih kekuningan. Beda saat kulihat dulu dia suka panas2an karena jadi paskibra.
I: mas… sakit….
Kata ina saat ku tempelkan kapas yang sudah ku kasih obat merah..
I: Aku pingin mati aja…
A: ina jangan bilang gitu… kenapa cerita aja...
Hatiku terasa iba pada ina…
Bersambung..