Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Portraiture [My Erogeneous Zone] (Chapter.58+59 + Mulustrasi UPDATED 22 APRIL 2024, Chapter.60 on progress))

Karakter mana yang lebih cocok jadi personal assistant Jay untuk saat ini?

  • Kartika

  • Anin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 


*Keesokan paginya... Para fotografer mereka sudah mulai meninggalkan venue, tak luput mereka sesekali menjamah tubuh jena yang tertidur lelap di sofa. Edwin yang belum tidur karena mengecek satu per satu data rekaman mereka kemudian menghampiri mereka.

"Terima kasih dorang suda mo bantu sa punya ide eh. Masing-masing dorang sa kasih bayaran 20 juta cash, sd card dorang punya sa ambil boleh toh. Lain kali sa undang lagi sa bikin acara..." edwin memberikan gepokan uang kepada setiap fotografer yang berpartisipasi.

"Anjing enak cok... Ngerjain project orang boleh dapet bayaran sama ngentotin pacarnya pula... Moga aja si jena cepet bunting ya... Hahahaha..."

*setelah mereka semua pergi, edwin kembali keruang kerjanya. "Ah si jay punya obat mancur juga eh, jena punya muka bagus sekali difoto setelah minum obat yang su sa kasih kemarin. Coba sa telpon dia punya mata apa masih trabuka atau tidak?"

Rrrrr... Rrrrr... Rrrrr...

"Hmmm masih tidur mungkin... Ya suda lah, coba sa pantau lagi sa punya project kemarin. Jena punya muka manis ini kalau ganti-ganti costum, beruntung jena punya costum banyak. Hmmm apa sa cari konsep baru kah?" ujar edwin yang merasa costum jena kurang hot padahal semalam jena sudah 4 kali ganti costum sampai ada yang robek karena para fotografer itu mencoba mengkasarinya.

"Eh tapi... Jena punya kenalan sepertinya cantik-cantik juga, boleh sa coba collab mereka punya jadwal. Coba sa lihat dia punya following... Hmmm banyak yang tra sesuai sa punya kriteria, chindo manis seperti jena memang susah didapat eh. Ya suda, nanti sa coba minta jay cari punya teman apa mau jadi teman duet jena foto." ucap edwin menutup layar laptopnya dan menggendong jena yang tertidur untuk pindah ke ranjang villa mereka.

Edwin menidurkan jena perlahan dan menyelimutinya, sementara dia masih menatap tubuh, membelai kepala jena dan sesekali mengelus perut jena. "Sayang... Terima kasih ko suda mo penuhi sa punya mimpi, sa tra sabar menanti ini ko punya perut jadi buncit punya isi janin. Sa senang bisa tebak-tebak nanti siapa yang suda berhasil buat ko hamil dari kitorang yang suda ikut nyumbang benih eh, asalkan ko bakal selalu sa miliki... Hehehehe..." tutup edwin sambil ikut masuk kedalam selimut dan memeluk jena dan ikut berbaring tidur disebelahnya.

[Sore hari...]

"Heh? Edwin nelpon tadi? Ah pantes gua silent sih, mungkin dia masih lanjut seneng-seneng sama jena sekarang. Coba gua sms aja daripada ganggu kan..." gua coba membalas panggilan telpon edwin tadi...

setelah sms terkirim, tak lama berselang hp gua bergetar lama tanda ada yang menelpon. Beruntung gua sedang santai dan langsung mengangkat panggilan itu.

"Yo bro... Gercep amat, lagi santai juga kah?"

"Yo pace... Tadi sa suda kontak tapi ko tak jawab, sekarang ko pasti tahu kitorang sedang apa... Hahahaha... Ahhhh... Ahhh... Terusssssss..." suara edwin bercampur dengan desahan jena didalam perbincangan mereka.



"Dasar lu bro... Lu kasih obat lagi ya si jena? gimana? manjur kan efeknya?"

"Terima kasih pace, mantap ko punya. Si jena sekarang suda makin binal eh, sa suka ini..." balas edwin yang senang dengan reaksi obat pemberian jay.

"Bagus kalo gitu bro, feedbacknya bisa buat nanti produksi nih. Btw kapan lu main kesini? Ah jangan main doang, lu pindah kesini aja bro. Biar si jena juga ada yang nemenin kalo lu lagi keluar, gimana? biar sekalian gua nikmatin jena secara personal gitu maksudnya hehehe, kemarin kan rame-rame rada males gitu join. Nanti kita bisa tuker pasangan, gua juga punya cewek yang mau dipake..." balasku memberikan penawaran kepada edwin.

"Boleh juga ko punya ide, pace... Baiklah sa setuju itu, kasih alamatnya cepat nanti malam atau besok sa ajak jena pindah kesana. Ya suda sa tutup dulu ini telepon eh..."

*Di villa mereka, tanpa sadar ketika jay nelpon edwin barusan ada seseorang yang menguping pembicaraan mereka dan bergegas pergi dari depan kamar jay. Posisi kamar jay dengan kamar para gadis ini memang berdekatan sehingga ada suara seminim apapun akan terdengar oleh orang yang lewat. Jam sudah menunjukkan angka pukul 16.00 atau jam 4 sore, kemudian jay bersiap2 untuk mandi dan mengambil baju di lemari, dan meletakkan baju yang sudah dia siapkan di pinggir kasur.

Di kamar mandi jay yang sibuk menyabuni seluruh badannya dikejutkan oleh seseorang yang mengetuk pintu kamar mandinya, jay langsung menghentikan mandinya dan memikirkan siapa yang berani masuk kekamarnya meski dia tahu kamarnya selalu tidak dikunci.

"Siapa? Anin?" tanya jay yang kemudian membuka pintu geser kamar mandinya tanpa menutupi tubuhnya dengan handuk.

"Bukan anin tapi aku kartika..." sesosok bayangan yang sedari tadi menguping pembicaraan jay akhirnya terjawab.

"Lu kar? Ada apa?" kepala gua sedikit keluar melihat kearah kartika dan tentu saja pemandangan itu tak luput dari mata kartika yang langsung mengetahui gua masih telanjang dan bagian privat gua terekspos.

Kartika yang berjalan menuju kasurku dan merebahkan dirinya disana sambil menatap kearahku memanggilnya. "Jay... Aku denger kamu telpon seseorang tadi, hmmmm... Aku... aku lagi "naik" sekarang... Aku gak tahan cuma masturbasi aja jay..." kartika meremas payudaranya pelan dan melintir putingnya sendiri yang berwarna kecoklatan itu sementara tangan kirinya mengelus2 vaginanya sendiri.



Meskipun mendengar itu darinya, gua sama sekali gak bereaksi dan tidak menunjukkan tanda terangsang ingin menjamah kartika. "Kar... Denger ya... Gua sekarang lagi gak kepingin... Lain kali aja ok?"

"Jay... Pleaseeee... Ssshhhhh... Aku turutin kamu pingin apa besok... Kamu ada ngomong tuker pasangan kan tadi?" ucap kartika mengeluarkan kartu as nya sebagai bukti bahwa dia memang mendengar apa yang dibicarakan jay lewat telepon.



Sontak mendengar itu, tentu gua membayangkan acara yang bakal gua adain buat edwin & jena. Gua perlahan berjalan menuju arah kartika yang terus bermasturbasi diatas kasur pribadi gua.

"Lu denger apa yang gua omongin ditelepon? Beraninya lu nguping ya? Mau lu apaan sih?" gua menjambak kartika agar wajahnya tepat mengarah kepadaku yang berdiri dihadapannya.

"Kamu udah pasti tahu maksudku apaan jay? Aku selama ini diam kamu lebih peduli sama anin, kamu pikir aku gak tahu. Setidaknya kamu peduli sedikit sama aku, mungkin aku gak bakal cemburuin anin dan sering stalking kamu berdua. Please... aku beneran lagi pingin jay..." balas kartika yang mengarahkan tangannya menggenggam kontol jay dan mengocoknya agar segera bangun sambil menatap kedua matanya dalam...

"Lu tunjukin seberapa putus asa lu kepingin sekarang!! Baru gua nilai apa gua ngabulin keinginan lu apa ngebiarin lu sange sendiri. Lu liat lemari sana? Coba lu liat dan ambil sex toys yang menarik perhatian lu dan bawa kesini..." balasku memberikan kartika tantangan agar dia lebih berusaha keras mendapatkan yang diinginkannya.

Kartika turun dari kasur dan berjalan kearah yang ditunjuk jay. Setelah membuka lemari itu, kartika memilih-milih sex toy yang bisa dia mainkan. Mata kartika tertuju pada dildo seukuran kontol jay dan beberapa borgol dan sabuk kemudian dia memberikannya kepada jay.

"Ohhh lu mulai suka yang kasar-kasar ya? Boleh juga pilihan lu kar... Oke sekarang tunjukin kebolehan lu mainin tuh alat..." perintahku masih ingin mengerjai kartika.

Kartika menurutinya dan kembali berbaring dikasur jay, merebahkan tubuhnya, membuka kedua kakinya lebar dan mulai menggesekkan dildo itu tepat dibelahan memeknya sendiri.



"Sssssssshhhhh... Aaaaaaaahhhhhhhh... Berapa... Lama... jay???" kartika memang sedang membutuhkan kontol asli bukan mainan yang dia mainkan sendiri.

"Lu terusin dulu aja, baru gua kasih jawaban. Sebelum itu kayaknya bagus lu colmek kalo tangan lu gua iket kar..." jay membalas dan mengambil sabuk yang memiliki rantai itu dan mengikat kedua tangan kartika sehingga dia tidak leluasa menggerakkan dildonya dengan bebas.

"Lu tahan posisi begini, gua mau ambil minum dulu. Kalo gua balik lu udahan, gua terpaksa gak ngabulin keinginan lu..." jay berpakaian kemudian pergi ke dapur sementara kartika dengan terpaksa tetap colmek sendiri, tak lupa pintu kamarnya dikunci agar tidak ada yang melihat aktivitas kartika didalam kamarnya...

*20 menit berlalu, jay terus mengerjai kartika sampai mencapai batasnya dan baru kembali dari dapur.

Klek... suara pintu kamar terbuka dan...

kartika yang masih mengocok memeknya pelan dan sesekali tubuhnya bergetar karena rangsangannya sendiri.

"Good girl... Tahan juga lu gua kerjain kar... Lu mau ini kan? Oke gua kabulin... Ini minum dulu gua bawain air dingin pake es..." ucap gua sambil memberikan minuman dingin itu kepadanya dan tentu saja gua sedikit tambahin obat agar gua dapet feedback soal reaksi obatnya lebih banyak dari berbagai user.

tak berhenti sampai situ saja, jay masih mengerjai kartika ketika dia meminum air pemberiannya. Jay mengambil sebuah es batu dari mangkuk tempat es yang dia bawa dan memainkannya mulai dari payudara sampai turun kearah memek kartika. Sensasi dingin es membuat kartika makin bergetar dan seluruh otot tubuhnya mengencang. Terlihat kartika mengangkat punggung & pinggulnya naik menahan sensasi es yang diletakkan diatas area kulit sekitar memeknya.

"Ssssssssshhhhhhhhhh... Crrrrrrrrrttttttttttt..." kartika mencapai orgasmenya yang pertama hari itu...

"Hahahahahahaha... Mancur juga kan lu kar... Oke gua kasih lu ini..." jay menahan kaki kartika dan menjulurkan lidahnya untuk menyapu memek kartika yang berlumuran cairan cintanya.

Slurrrrrppp... Slurrrrrppp... Slurrrrrppp...

"Ssshhhhhhhhhh... Terussssssssss... Jayyyyyyyyyyyyyyyyyy..." kartika yang tidak berdaya karena tangannya diikat sebelumnya mulai membalas dengan menjambak rambut dan menekan kepala jay agar tidak melepaskan jilatannya.



Jay merasa kesal bahwa dirinya dikontrol oleh kartika dengan perlakuannya, merubah posisi mereka dengan menarik tubuh kartika sedikit kebawah sedangkan dirinya memutar tubuhnya 180 derajat menjadi 69. Kembali jay menjilati memek kartika dan membalasnya dengan mempenetrasi mulutnya dengan kontol kerasnya sampai tersedak.

"Buuuuuuuhhhhhhhhhh... Uhhhhhooooookkkkkk... Eeeeeeeeeeeeeekkk..." kartika tersedak dan berusaha menepuk perut jay agar membiarkannya bernafas sejenak. Tentu jay tidak membiarkannya dan makin bernafsu mengerjai kartika dengan jilatannya.

Kartika mencoba bertahan dari serangan jay sampai akhirnya dia mendapati orgasme keduanya dengan menyemprot muka jay.

Crrrrrrrrrrrrrrrr...

"Anjing gua dikencingin pula... Awas ya lu kar..." jay terpaksa melepaskan tubuhnya dari atas tubuh kartika dan membalikkan tubuhnya sehingga pantatnya berhadapan langsung dengan dirinya.

Plakkkk... Plakkk...

Kedua bongkahan pantat kartika ditampar keras bergantian sebagai balasannya... "Lu mau gua entotin kan? Rasain nih!!!" jay menggenggam pantat kartika dan mempenetrasinya kasar, beruntung karena dua kali orgasme liang memeknya sangatlah licin.



"Aaaaaaaahhhhh... Iyaaaaaaaaaaahhhhhhhhh... Disituuuuuuuuuu... Enaaaaaaaaaaaaakkkk..." kartika meracau akhirnya hasratnya terpenuhi.

"Lu suka? Kalo gua giniin gimana?" jay kembali mengatur rambut kartika yang panjang itu menjadi satu dalam genggamannya dan menariknya seperti menunggangi seekor kuda. Kepala kartika terus mendongak dan mendesah tak karuan...

"Aahhhhhhhhh... Aahhhhhhhhh... Jayyyyy... Akuuuuuuuuu... Sukaaaaaaaaaaaaa..." balas kartika yang menikmati permainan jay.

Aahhhhhhhhh... Aahhhhhhhhh...

Aahhhhhhhhh... Aahhhhhhhhh...

Desahan demi desahan kartika keluar dari mulutnya. Jay kembali membalikkan tubuh kartika menghadap depan dan bersiap menggendongnya. Dengan perlahan tangannya dilingkarkan disekitar paha kartika dan terus kearah lehernya. Posisi yang sering dibicarakan orang sebagai full nelson, hanya bisa dilakukan ketika sang pria memiliki tubuh jauh lebih tinggi dan membutuhkan tenaga yang lebih besar karena harus menahan berat badan lawan mainnya.





Setelah dirasa posisi sudah mantap, jay kembali menghujamkan kontolnya. Kartika dalam posisi pasrah ketika tubuhnya dikendalikan sepenuhnya oleh jay, tentu baginya itu pengalaman pertama dan menyebabkan lehernya sakit karena tekanan tangan jay yang menekan lehernya dalam mempertahankan posisi itu.

"Eeeeegggggggggghhhhhh..." kartika tidak bisa mendesah normal karena posisinya terhimpit bahkan untuk bernafas saja sudah melelahkan, meski begitu jay tetap menghujamkan kontolnya kencang. Sakit dan nikmat bercampur menjadi satu yang kartika rasakan.

Beberapa menit dalam posisi itu dirasa cukup jay lalu menurunkan tubuh kartika dan mendorongnya kembali ke kasur.

"Siniin muka lu. Lu cakep deh kalo berlumuran peju..." jay menarik kepala kartika dan mengocok kontolnya agar cepat berejakulasi...

Crruuuuttt... Crruuuuttt... Crruuuuttt...

Kartika dengan spontan menutup matanya dan tiga semburan sperma jay mendarat tepat di muka kartika, sebagian masuk kedalam mulutnya dan matanya hampir kena kalo tidak cepat dia tutup.



"Lu yang minta... Ayo bersihin... Cepet...!!! jay menyodorkan kontolnya agar kartika membersihkan sisa-sisa sperma yang tersisa didalam lubang kontolnya itu. Kartika segera menurutinya dengan menjilati bersih kepala kontol jay dan menelan sisa sperma yang bisa dia sedot.

"Gua udah nurutin lu kan... Sekarang kalo gua minta lu lakuin hal yang gua omongin ditelepon tadi lu juga harus nurut... Oke?"

"Hahhh... Hahhh... Iyaaahhh... Aku turutin... Haaahhhh... Haaahhhh..." kartika mengiyakan permintaan jay sambil mengatur nafasnya, sesekali dia menyeka sperma yang tersisa diwajahnya dan menjilatinya.

"Bagus... Lu tidur aja disitu, gua mau berenang sebentar dibawah... Lu keluar kalo udah sanggup berdiri, jangan sampe narik perhatian sewaktu keluar dari kamar gua..."

Klek... Pip... Pip... Pip... Suara kunci pintu elektronik kamar jay menyala, jay tak perlu khawatir orang masuk kamarnya karena hanya dia yang mengetahui kode sandinya sedangkan kunci manual bisa dibuka dari dalam.

"Hei jay... Tumben baru keluar?" tanya anin yang sedang berada didapur...

"Eh nin... Baru kelar ngerjain sesuatu, nih mau renang... Mau ikut?"

"Ngerjain apa sih? Penasaran deh... Kamu mau minum? Boleh dong ikut renang, cuma aku gak ada baju renang nih..." balas anin yang tertarik ikut berenang dengan jay, kapan lagi kesempatan deket sama jay lagi.

"Bikinin iced lemon tea bisa? Oke kalo lu mau renang juga, gua ambilin barang sample deh gimana?" Jay mendekati anin sambil melihat apa yang dia kerjakan, tentu tatapan jay dihadapannya membuatnya terhipnotis sehingga tidak cepat merespon perkataan jay.

"Halo?? Ada orang??" jay iseng mencubit pipi anin yang sedikit chubby itu...

"Oh okeee... Iced lemon tea kan? Ada kayaknya tadi bahan-bahannya di kulkas... Tunggu ya..." anin tersipu dengan perlakuan jay barusan...

"Sipp... Sekalian nunggu, gua ambilin baju renangnya. Mau yang one-piece apa two-pieces??"

"Terserah kamu deh... Kan kamu yang milihin... Hihihihi..." anin makin terbawa suasana karena senang jay meresponnya dengan baik sesuai harapannya.

Kemudian jay kembali ke kamar wardrobe dan mengambil beberapa contoh sample yang cocok untuk anin, akan tetapi aku sadar di bagian lemari yang berisi gaun malam kalau ada night dress yang hilang. Jay melihat dan mengingat bahwa ada 1 gaun berwarna hitam yang dia siapkan sebelumnya sekarang tidak ada pada tempatnya. Jay semakin kesal bahwa itu properti untuk photoshoot selanjutnya, setelah mengambil bikini yang jay cari kemudian bergegas turun untuk bertanya kepada anin.

"Nin... Lu mau pake ini atau ini? Pilih aja... eh btw lu liat gaun yang warna hitam di lemari atas gak? Kok tiba-tiba hilang ya? Bukan nuduh sih, soalnya yang pernah akses ke wardrobe kan cuma gua, kartika, sama lu kan..." tanya gua kepada anin memastikan apakah dia mengetahui sebelumnya.

"Hah? Yakin gak kamu taruh tempat lain? Aku gak tahu sih soalnya kalo gak kamu suruh aku juga gak kesana kalo gak ada perlunya, nanti coba aku bantu cari ya..." balas anin yang ikut bingung.

"Yaudah kalo gitu, besok bantu gua cari ya nin. Udah ganti bikininya sana, gua mau nyebur duluan. Makasih ya minumannya..."

"Oke... Sama-sama... Eh aku ganti disini aja ya biar cepet... Hehehehe..." anin tersenyum genit menggoda jay.

"Ah dasar lu nin, pake ijin segala toh lu udah pernah telanjang depan gua kan. Disini yang malu liat orang telanjang ya dirinya sendiri, cuma gua gak telanjang ntar lu pada sange lagi... hahaha..." balas jay terhadap godaan anin dan berlalu dari dapur menuju kolam renang villa mereka.

"Tchh... Awas aja kamu jay... Aku perkosa kamu nanti kalo ada kesempatan, kangen juga sama kontol kamu. Hihihihi..." pikir anin yang mulai welcome dengan cara dan gaya hidup jay.

"Slurp..." jay meminum lemon tea buatan anin.

"Wah boleh juga nih anin bikin minumannya, udah jago goyang jago bartending pula. Hmmm jago masak gak ya? Penasaran gua, kali aja besok-besok gak perlu order makanan dari luar mulu..."

"Jay... Aku ikut nyebur ya..." anin yang tiba setelah mengganti bikininya dan berenang perlahan kearah jay ditepi kolam renang agak pojok sedang bermain dengan hpnya.



"...." jay terdiam melihat anin dengan bikini yang dikenakannya.

"Wah cakep juga ya anin, jadi model bikini keren nih. Toketnya ranum kenceng bagus tuh sama bikininya matching..." jay yang melihat ada prospek untuk anin dan sekaligus kembali terangsang meski dia baru saja ngentot dengan kartika dikamarnya.

"Eh liatin apa sih kamu? Ini ya? Hihihi..." anin menggoda dengan iseng menjepit payudaranya dengan kedua lengannya.

"Ahh enggak... Besok jadi kan bantuin gua ngecek properti lagi?" jay tersadar dari lamunannya dan membalas pertanyaan anin.

tak lama berselang sembari gua dan anin berbincang, hp gua berdering...

"Halo bro... gimana? Udah gua tungguin telponnya daritadi..." jawab jay

"Halo pace... Oke sa suda terima ko punya alamat villa... Sa tra bisa ikut kesana, sa punya urusan mendadak eh. Jadi sa kirim jena ke dorang punya alamat untuk tinggal disana, tolong jaga sa punya pacar eh. Nanti sa beli semua ko punya stok obat sama jasa foto. Ko ingat kitorang masih banyak project sama jena toh..." balas edwin yang terpaksa tidak bisa ikut mengantar jena kesana.

"Wah sayang banget bro, padahal kamar udah disiapin loh... Ya udah lu kabarin aja kalo udah kelar urusannya, biar jena tinggal sama gua. Disini juga banyak cewek kok bro, gak perlu khawatir jena kesepian."

"Oke terima kasih pace... Sa titip jena sama dorang ya... Sa tutup dulu sa punya telepon eh, bye..." edwin mengakhiri panggilan teleponnya.

"Nin... Habis ini lu kosong gak? Temenin gua nyiapin kamar tamu yuk, ada temen gua nitip ceweknya buat tinggal disini. Dianya lagi ada kerjaan jadi gak ada yang nemenin, lu bisa kenalan juga sama dia nanti..."

"Cewek? Cieee pacar kamu ya? Pake boong segala..." anin tidak percaya dengan pernyataan jay dan mulai menggodanya.

"Yee malah dibilang boong... Ntar lu tanya aja sama anaknya sendiri, lagian dia udah mau jadi istri orang kok..."

"Buktinya apa kalo bukan pacar kamu?"

"Ya mana bisa gua buktiin lah, orang gua baru kenal dia minggu ini cuma gua bisa buktiin soal temen gua yang nitipin dia ke gua..."

"Oke kalo gitu, nanti kamu harus ceritain ke aku kenapa kok temen kamu percayain pacarnya sama kamu..!!!" anin membalas agar jay mendapat kepercayaannya...

"Dasar cewek, suka banget nyampur..." pikir jay dalam hati.

"Iya nanti... Sekarang ayo kita udahan, dingin ntar lama-lama disini apalagi mau hujan tuh. Kita langsung ke kamar..."

"Dih udah kebelet ya? Ngajakin ngamar cepet amat bang? Hahahaha..." anin terus saja menggoda jay karena lucu melihat ekspresi jay.

"Pikiran lu tuh ya, ke kamar tamu ngerapihin maksudnya... Nakal banget ternyata... Awas lu..." jay menyendok air dengan telapak tangannya dan mengarahkannya ke muka anin...

*sementara ditempat lain disudut villa itu, sepasang mata melirik kearah mereka. Sang adik fera melihat kakaknya sedang bersenang-senang dengan jay. "Kakak... akrab bener sama kak jay apalagi sampe pake bikini gitu? Padahal baru kenal, meski aku tahu kakak pernah bilang sewaktu pertama kesini juga tertarik sama kak jay sih tapi kan..."



Anin menyudahi bercandanya dan mengikuti jay menuju kamar tamu untuk membantunya, tak lupa dia menyelimuti dirinya dengan bathrobe yang dia bawa supaya tidak kedinginan. Matanya menatap nakal kearah jay yang berjalan didepannya, seakan memberi tahu bahwa nafsunya sudah tidak terbendung hari itu untuk mengulang melayani tubuh bule jay. Anin sesekali tersenyum saat mengingat pertama kali mereka bertemu bahkan dalam sekejap sudah berhubungan badan dan yang terpenting adalah karena ukuran kontol jay yang tidak biasa dibanding ukuran cowok lokal menjadikannya istimewa didalam pikiran anin.

"Nin... Coba lu cek dilemari situ ada sprei baru nggak? Kalo gak ada mungkin ada 1 lagi dikamar lu, gua lupa naruhnya dimana..."

"Oke... Hmmm... Gak ada nih disini, aku cari dilemari kamarku? yang sebelah mana? lemari bawah kah?" tanya anin setelah mendapati sprei yang dicari tidak ada ditempat yang diperkirakan.

"Iya nin... Kayanya gua taruh sprei lain dilemari sana, iya kayanya yang bawah... Tolong ya..."

*anin bergegas menuju kamarnya... "Si jay keren juga ngerjain houseworking sendiri, jarang banget cowok telaten ngurus pekerjaan rumah begini. Pantes aja hatiku sering degdegan deket dia, husband material banget sih... Hihihihi..." anin tersipu dengan pikirannya sendiri dan tak sadar sudah sampai ke kamarnya sendiri.

"Hmmm... Lemari bawah ya... Srekk... Ahhh ini mungkin, mana lagi yang bentuknya sprei ya cuma ini..." anin mengangkat sprei itu dan ternyata dia menemukan gaun hitam yang dimaksud jay tadi tertimbun dibawah sprei.

"Hah? Ini? Apa yang dicari jay ya? Kok bisa ada dibawah sprei? Gak mungkin banget kalo jay sendiri bilang dia udah naruh dilemari..." anin pun mengambil gaun itu dan berencana memberikannya kepada jay.

Anin berjalan kembali kearah kamar tamu sedangkan dia tidak menyadari adiknya sedang bersembunyi dibalik pintu kamar mandi. "Aduh gimana ini? Ketahuan dong aku diem-diem minjem dress dari wardrobe? Ihh ini gara-gara andy pingin banget liat aku pake dress, udah tahu aku gak suka baju model begitu harusnya emang dari awal gak aku turutin. Kak anin bisa kena marah ini soalnya tempat nemunya dikamarnya sendiri..."

"Jay... Ini spreinya... tapi... aku juga nemu ini... dilaci lemari yang bawah..." anin memberikan dress hitam yang hilang sewaktu jay memeriksanya.

"Loh kok bisa nin? Bukan lu yang ngambil kan? Mana mungkin dress jalan sendiri kan?" jay sedikit kesal dan menarik lengan anin mendekat sampai tubuh mereka berbenturan karena tenaga tarikannya yang kencang.

"Aduhhhh... Sakitttt... Jayyyy... dengerin duluuuu..." wajah anin dan jay hanya berjarak sekitar 20 cm sehingga orang yang lewat terutama sang adik bisa salah paham dengan kondisi mereka.

"Oke... Gua mau denger alasan lu..."

"E... e... tadi aku nemunya dibawah sprei yang kamu bilang simpen dilaci bawah... Sumpah aku gak boong jay... Aku gak tahu kok bisa dibawah situ juga..." ungkap anin sesuai dengan fakta yang dia temukan sebelumnya sambil menunjukkan ekspresi wajah memelas kesakitan.

"Terus ini gimana bisa ada disana? Gua inget gua habis ambil dari laundry, gua taruh langsung dilemari kok..." jay tidak begitu saja mempercayai perkataan anin dan terus meremas lengan anin kencang.

Tok... Tok...

"Kak... Maaf..." fera berdiri didepan pintu tempat jay dan anin berduaan.

Melihat itu jay langsung melepaskan remasan tangannya pada lengan anin dan mencoba bersikap biasa dihadapan fera.

"Maaf kak... Sebenarnya... aku yang salah... minjem dress itu sebelumnya... Belum sempet aku kembaliin udah ketauan dicariin... Aku gak bermaksud gak ijin sama kak jay, tapi aku malu mau bilangnya..." ungkap fera dengan alasan pribadinya mengapa dia diam-diam meminjam dress hitam itu.

"Dek... Kamu... Ngapain kamu pinjem dress begitu? Bukannya kamu gak demen pake baju model itu?" anin meminta penjelasan kepada adiknya itu.

"Anuu... Sebenernya... kakak kenal andy? Yang biasa main kerumah?"

"Iya tau... Terus apa hubungannya?" anin meneruskan pertanyaannya.

"Dia... Dia pacar aku kak... Aku pacaran diem-diem sama dia, takut kakak sama ibu marah... Kemarin dia maksa minta aku coba foto pake baju sexy gitu kak... Aku kan gak pernah punya baju model begitu, kebetulan aku lihat kak jay nyimpen dress buat foto. Maunya aku ijin pinjem tapi... aku takut..."

"Tapi dek... Kamu kan bisa bilang kakak, kalo coba jujur dari awal kakak mungkin bisa bantu kamu... Mana coba liat fotonya?" anin meminta adiknya untuk menunjukkan hasil fotonya dengan menggunakan dress itu.

"Udah stop!!! Jangan nyalahin dia nin, gua tau dari awal dia juga gak pernah make dress malah gua yakin dia gak punya sama sekali... Sini mana coba liat fotonya?" tangan jay terbuka meminta bukti bahwa fera memang menfoto dirinya memakai dress yang dia pinjam.

*fera mengeluarkan hpnya dari dalam saku celananya dan memberikannya kepada sang kakak. "Ini kak... Aku gak foto aneh-aneh kok kak, cuma nyobain pake sama gaya dikit aja..."





"Hmmm... Boleh juga lu foto fer... Image lu beda dari sehari-harinya, kenapa lu gak mau ikutan jadi model aja kaya kakak lu?" tanya jay tertarik setelah melihat foto fera.

"Tapi jay..." anin berusaha menyela perkataan jay karena mengira dia ingin memperlakukannya sama seperti dirinya sewaktu pertama kali melakukan sesi foto.

"Itu dress juga gak rusak kok, retouch lagi juga udah beres. Lain kali bilang sama gua atau kakak lu kalo ada perlu apa-apa, lu kerja disini kan bukan robot masa iya gak bisa tanya sama orang kantor? Ya udah sana fer..." ucap jay mengakhiri polemik yang terjadi.

*fera kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

"Adek lu udah pergi? Maaf ya nin, sakit ya tadi gua tarik? Coba gua liat lengan lu..." jay melunak dan mencoba melihat apakah anin terluka dengan perlakuannya...

"Ahhh enggak... Cuma merah doang jay..." mata anin kembali bertatapan dengan mata jay.

"Sorry ya gua harusnya dengerin lu, gua ambilin kompres ya nin... Tunggu disini..."

Ketika jay berbalik, anin menahan lengan jay dengan tangan kirinya dan memutar tubuh jay kembali mendekat kepadanya dan anin dengan spontan mencium bibir jay. Jay lalu mengangkat tubuh anin berdiri dan bibir mereka perlahan mendekat satu sama lain kemudian saling berkaitan. Jemari Anin bersemangat mengusap kepala jay, bibir mereka saling bertukar air liur sedangkan jay menahan tubuh anin dengan lengannya.

Mpppphhhhhhhhh.... Mpppphhhhhhhhh....

Mpppphhhhhhhhh.... Mpppphhhhhhhhh....

Tak berapa lama badan anin lalu didorong ke ranjang oleh jay, dengan refleknya Anin membuka lebar-lebar kakinya, menyibakkan bathrobenya dan mempertontonkan lubang kewanitaannya yang terbalut bikini itu kearah jay.

"Nin..."

"Jay... Do it!!!" pinta anin memelas.

"We can't nin... Bentar lagi ada tamu dateng, lagian kondisi gua lagi gak mood. Tadi juga ada adek lu, ini kamar juga mau dipake. Sekarang lagi gak enak situasinya buat kita ngentot. Lain kali ya oke..?" jay menolak permintaan anin dan kembali berdiri pergi dari kasur tempat mereka sedikit lagi hampir terjadi hal-hal yang anin inginkan.

"Ihhhh... tegaaaaa... kentang taukkk... Tapi... Oke aku lepasin sekarang, lain kali kamu harus mau ya... Kamu punya hutang sama memek aku..." anin mengalah dan mengedipkan salah satu matanya sembari satu tangannya mengelus gundukan memeknya yang harus kembali menahan hasrat berpuasa.

"Oke... Oke... Liat nanti aja... Sekarang ayo bantuin dikit lagi kelar ini..."

*anin menyadari sesuatu dalam diri jay, jarang sekali cowok menolak ketika diberi umpan apalagi sesuatu yang mereka sukai. Apalagi pertemuan pertama mereka malah jay dengan terang-terangan memperlihatkan dirinya sangat menikmati kegiatan bercinta, tak canggung untuk menembak langsung seperti keinginannya ketika interview kepada anin. Anin merasa seperti jay terlalu mandiri dan fokus dengan dirinya sendiri dalam bekerja, meski sering cepat marah tapi perlakuannya tadi menunjukkan jay juga punya sisi lembut. "Adakah yang dia sembunyikan?". Anin merasa harus mengurus jay apabila ingin bisa lebih dekat dengannya.

Kegiatan mereka selesai dalam 30 menit, sementara jay kembali kekamarnya untuk berganti pakaian.

"Kartika udah gak ada... Ya udah gua mandi dulu lah sekalian..." ucap jay sambil mengambil pakaian ganti untuknya. Belum sempat menyelesaikan urusannya, bel gerbang villa berbunyi tanda ada tamu yang datang.

"Ah mungkin jena ini... Gua kudu ganti pakaian dulu, gua minta tolong anin deh..." jay kembali keluar kamarnya dan memanggil anin untuk membuka gerbang depan karena remote gerbang dia tinggalkan diruang tengah.

"Nin!!! Bisa tolong bukain gerbang dong? Kuncinya ada di ruang tengah, gua ganti baju dulu nih..."

"Okeeee... Bentar..." anin yang memang standby karena mengerjakan sesuatu didapur tak membutuhkan waktu lama untuk keruang tengah mengambil kunci gerbang dan membukanya. Setelah itu dia bergegas keruang tamu untuk membuka pintu dan menyambut tamu mereka.

Klek...

"Halo... Jay ada?" ucap sang tamu.



"Halo juga... Ini tamu yang ditunggu tadi ya? Jena kan?" balas anin memastikan dan matanya tak lepas memandangi jena dari atas ke bawah.

"Iya aku jena. Aku dikirim kesini sama temennya jay. Salam kenal ya..." balas jena lembut.

"Ayo masuk, udah ditungguin jay kok... Sorry ya aku pake baju begini, abis renang juga soalnya..." ucap anin sengaja memperlihatkan tubuhnya untuk membandingkan dirinya dengan jena.

*"Aku akuin jena lebih sexy dari aku, tapi untungnya dia hak milik orang jadi gak mungkin jay tertarik sama dia." pikir anin karena merasa ada saingan yang masuk kedalam lingkungan mereka.

"Oh iya... kamar kamu dilantai bawah ya jen... Aku denger-denger lagi program hamil ya? Suaminya gak ikut tadi?"

"Ah aku belum resmi nikah kok nin... Calonku sendiri juga baru cerai tapi kita serius kok, liat nih cincin tunangan aku. Dia belum persiapan aja soalnya masih banyak kerjaan, jaman sekarang berani jadi beda supaya dilirik cowo mah hal biasa. Apalagi nanti aku ngelahirin anaknya terlebih ketika emang kalo kita jadi tipe ideal seseorang untuk dijadikan istri, pasti suami aku gak bakal bisa lepas dari aku." balas jena dengan percaya diri bahwa dirinya memiliki sebuah kartu as.

"Loh? Udah konfirm hamil dong jen?" anin penasaran.

"Belum sih, tapi ini rahasia ya... Kemarin aku nurutin fetishnya calon aku itu, dia pingin aku hamil tapi hasil dari banyak cowok. Kemarin aku kenalan sama jay itu sewaktu aku sama calon aku bikin acara rame-rame gitu... Kamu paham orgy kan? Aku gak tahu bakal hamil dari benih siapa tapi selain calon aku, ada 10 orang lain yang nyumbang benihnya dalam perut aku sekarang." jena berterus terang kepada anin karena merasa sesama wanita.

"Hah? Serius kamu? Kamu gak masalah? Terus katamu jay ada disana, berarti dia ikut nyumbang gitu?" anin tersentak kaget mendengar pernyataan frontal jena.

"Serius... Aku sih gak masalah, selama dia gak berpaling dari aku. Aku sendiri juga berharap bakal janin ini dari benih calon aku tapi karena dia pingin cepet punya anak dan dia gak masalah apabila membuat peluang hamil lebih besar, makanya dia atur event kemarin itu. Soal jay, dia gak ikutan kok cuma dateng ngobrol sama calon aku sama bantu bikin dokumentasi aja." ucap jena tenang dalam menjelaskan hal yang dialaminya itu.

*"Syukur deh, rupanya jay memang masih membatasi diri tidak sembarangan ngentotin cewek." pikiran anin lega karena merasa dirinya masih menjadi yang spesial pernah bersetubuh dengan jay karena jay yang menginginkannya.

"Wah kalo gitu selamat ya jen... Disini banyak orang yang jagain nanti sewaktu hamil, kayanya seru gitu ada anak kecil disini." anin mulai santai menerima jena untuk tinggal bersama mereka sementara waktu.

"Kecepetan ah, hamil aja belum. Btw kamu disini kerja atau ngapain? Pacarnya jay ya? Beruntung loh bisa dapetin jay, bule ganteng keren gitu. Kemarin aja ada kesempatan ikut ngentotin aku dia tolak, lucu deh liat cowok begitu. Kaya beda aja, apa itu sebutannya sigma male? Picky banget kayanya ya..." jena balas bertanya.

"Ah bukan... Aku kerja disini kok, aku memang jadi PA nya dia sekarang. Eh tapi... Jangan bilang-bilang... Aku juga udah ngentot sama dia kok, sewaktu interview kerja. Kejadiannya sat set sat set sih tau-tau kita udah ngentot aja." anin membeberkan satu rahasia yang dimilikinya.

"Iya kah? Wah bisa gitu ya... Apa semua bos gitu ya? Interview pegawai cewek kalo suka dientotin langsung? Hahaha... Tapi gak apa-apa lah, sekarang mah sex juga bagian dari kebutuhan. Kalo suka sama suka mah gak mikir kaya korban habis diperkosa gitu, sama-sama dapet enaknya. Hahaha..." jena sedikit nyeletuk dalam membalas pernyataan anin barusan.

"Hahahaha bener sih... Aku juga gak sadar kenapa waktu itu langsung aku iyain tapi emang enak sih, sensasinya beda dari cowok lokal sampe sekarang kayak masih membekas banget rasanya... Oh iya aku kedapur dulu ya masih ada urusan yang belum kelar, kamu kalo ada perlu langsung aja kesana." anin menyudahi percakapan mereka berdua dan kembali teringat pekerjaan yang sebelumnya tertinggal.

"Oke nin... Nanti aku kesana habis bongkar bawaan aku sama ganti baju sekalian..." jena membalas dengan senyum dibibirnya yang manis itu.

*15 menit kemudian jay sudah selesai mandi dan berganti pakaian, kemudian turun menemui jena.

"Halo jen... Sorry nunggu ya, habis mandi gua... Semoga betah ya disini, edwin juga temen gua jadi anggep aja rumah sendiri. Btw jangan kaget ya kalo yang tinggal disini banyak, sering gitu talent yang kita kontrak juga kerja-nginep sini."

"Oh it's okay jay... Edwin udah cerita kok soal kerjaan kamu, aku malah seneng disini banyak orang apalagi cewek-cewek. Kamu udah kayak raja minyak aja selirnya banyak, hihihihi..." balas jena

"Ah bisa aja lu jen... Yah menfasilitasi sekaligus lebih baik dan efisien daripada ngurusin semua tapi satu-satu, buang waktu sih jen..." balasku santai.

"Eh win... Sini deh... Aku mau kasih tau kamu sesuatu..." jena menarik tanganku kearah ruang tamu untuk berbicara privat.

"Hmmm?"

"Kamu masih inget permintaan edwin kan? Yang pingin kita swing party? Aku mau mastiin kamu gak nolak, soalnya edwin pingin ngasih hadiah sama kamu. Dia tau mungkin kamu menolak kemarin karena rame-rame, sekarang kamu ada partner gak? Nanti tunggu edwin selesai urusannya, baru kita rencanain dimana."

"Inget kok, kemarin kan emang sempet bahas lagi pas telepon. Gua sih gak masalah, kalo partner sih ada aja. Tapi lu gak masalah kan? Asal lu ngomong kalo ternyata udah positif hamil jangan maksa, belum stabil malah rawan keguguran nanti. Lu tahu sendiri kan laki lu punya kontol segede apa..."

"Iya aku tahu kok, oke nanti aku perhatiin itu. Yang penting kamu setuju kan... Oke kalo gitu, aku balik ke kamar dulu ya." jena berlalu setelah percakapan itu.

"Eh lu mau makan apa ntar jen? Kita pesen sesuatu atau masak bareng aja? Takut gak sesuai selera sih.."

"Ah gak masalah kok jay, nanti kita masak aja. Tunggu habis ini aku liat isi kulkas dulu, siapa yang bisa masak disini? Anin?"

"Oke... Iya anin kayanya bisa tuh masak, coba nanti kamu tanya dia. Kalo bahan makanan abis, kita keluar aja belanja sekalian."

"Okeeee..."

[3 hari berlalu semenjak kedatangan jena, suasana villa mereka sangat happy karena masing-masing penghuni saling berinteraksi dan mulai saling mengenal akrab.]

Ting... Tong...

Klek...

"Yo pace... Sa suda datang ini..." ucap edwin yang sudah ditunggu dari beberapa hari yang lalu.

"Yo bro... Akhirnya lu dateng juga ya... Udah kelar urusannya?"

"Oh suda pasti itu... Makanya sa cepat-cepat punya kaki berangkat kesini untuk bertemu sa punya pacar eh..." ujar edwin senang setelah menyelesaikan pekerjaannya.

"Hahaha good lah... Tuh pacar lu ada dikamar bawah, temuin gih dia juga kangen nungguin lu... Jangan malu lah, enjoy kaya rumah sendiri aja..." jay menutup pintu dan mengantar temannya menuju kamar tamu.

"Sayangggggg... Kangennnnnnn..." jena yang kebetulan pintu kamarnya terbuka melihat kedatangan sang kekasih lalu loncat dari kasurnya, kemudian berlari memeluknya.

"Halo sayang... Ko sehat? Enak tinggal disini toh?" edwin yang memeluk tubuh mungil jena kemudian merangkul pinggul jena dan mengangkatnya setinggi wajahnya. Kedua insan itu saling bercumbu mesra meski kejadian itu dilihat oleh anin,kartika, dan fera yang berada di dekat kolam renang.

"Udah sana lu ke kamar berdua... Pake lama-lama segala... Hahahahaha..." ujar jay iseng menggoda mereka.

[Tanpa diperintah pun, jena dan edwin yang asyik bercumbu perlahan masuk ke kamar pribadi mereka. Pintu pun tertutup dan gairah panas mereka tersalurkan. Suara desahan dan lenguhan sesekali terdengar keluar dimana membuat penghuni cewek lain tertawa mendengarnya kecuali fera yang masih perawan sehingga dia sendiri yang malu ketika mendengar hal itu terjadi dengan sepengetahuannya.]



Keesokan paginya jena pun terbangun pada siang hari dan dikasur itu jena yang tanpa satu helai pakaian dan rahimnya penuh yang terus berulang kali disirami oleh sperma kekasihnya itu tampak berusaha bangun dari tempat tidur tetapi tubuhnya terasa berat untuk bangun karena mereka berdua bercinta tanpa kenal waktu. Ketika sang kekasih memintanya untuk kembali bergoyang, jena dengan senang hati memenuhinya.



"Sayangku ganteng banget sih waktu tidur, kaya bayi aja. Nanti kalo udah hamil, tetek aku udah keluar asi pasti jadi sasaran penuh nih bayi gede. Gila emang nih kontol, perkasa banget makin terbiasa makin enak pas nembus..." jena yang tersenyum kembali bersandar pada lengan edwin, meraba dada kekasihnya perlahan dan matanya tertuju pada kontol tidur yang semalaman menghujam memeknya tanpa henti.

Setelah selesai dan tenaganya berangsur pulih, jena pun mengecek hapenya yang berisi pesan singkat dari orang tuanya yang menanyakan kabarnya. Jena pun terlihat menangis menyadari dirinya lah yang menginginkan hal itu terjadi dan pasrah apabila orangtuanya tidak menyetujui hubungan mereka. Tanpa menyadari kekasihnya sudah terbangun juga dan melihatnya terpaku dengan layar handphonenya.

"Jangan sedih begitu sayang, ko punya mata jelek itu ko pakai menangis eh. Tenang sa pasti pegang sa punya janji, secepatnya kitorang menikah dengan mambawa ini calon bayi dalam ko punya rahim sayang. Kalau ko punya papa mama tra setuju meski ko sudah mengandung, kitorang pergi saja tinggal di kota lain. Sa benar-benar sayang ko punya badan dan personality, sa tra mau lepas ko sebagai satu-satunya sa punya mimpi." edwin menenangkan jena dan mengusap matanya agar air matanya hilang dan senyumnya kembali.

"Makasih ya sayang... Aku percaya kamu sayang sepenuhnya sama aku, aku juga sayang banget sama kamu... Yang aku mau mandi, mau ikut?" jena luluh dan berinisiatif mengajak kekasihnya untuk mandi bersama.

"Apa kata tuan putri suda pasti sa punya mulut tra bisa menolak toh..." edwin yang menyetujui ajakan jena kemudian berdiri dengan kontolnya yang terjuntai menggantung bebas sedangkan jena cekikikan melihatnya seperti belalai gajah bergerak ke kanan-kiri.

30 menit berlalu...

Tok... Tok...

"Jen... Brunch udah siap nih... Lu berdua kaga makan apa?" jay mencoba membangunkan kedua pasangan merpati itu tapi tidak ada jawaban karena mereka sedang mandi.

"Belum bangun mereka jay? Dasar ye... Biarin dulu dah, ntar juga keluar buat makan. Oh iya kapan kamu ketemu si clara? Dia jadi ke bali bulan ini?" anin mengajak jay untuk melanjutkan pekerjaan mereka.



"Oh lupa... Dia udah accept offer gua kan nin? Minggu ketiga kalo gak salah katanya sekalian persiapan pre-wedding nya..."

"Pre-wed?" anin kembali memasuki ruang khayalannya mendengar kata yang selalu membuat wanita bersemangat, pikirannya melayang membayangkan yang tidak-tidak...

"Oiii... Ngelamun lagi nih cewek..." jay mencubit pipi anin menyadarkannya.

"Sorry... Apa tadi?"

"Ngebet nikah lu nin? Hahahaha..." goda jay.

"Ah enggak kok..." muka anin memerah.

"Pake boong lagi... Tuh muka lu merah denger pre-wed... Lu jangan lupa ngurusin dressnya clara besok, jangan sampe kaya kemarin dress ilang..."

"Iya... iya..." jawab anin singkat sambil menepuk mukanya.

Hari itu pun mereka sibuk seperti biasanya sampai malam hari...

Rrrr... Rrrr...

"Sms? Jena?" jay membaca sms dari jena.

"Jay... Kamu malam ini kosong kan? Inget rencana kita kan? Edwin mau ngadainnya malam ini di hotel xxx, kamu bisa kan? Jangan lupa partner kamu..."

"Duh... Gua tau bakal bikin konten lagi, dasar mereka gak ada capeknya. Gua ajak siapa ya? Kartika/anin? Apa gua ajak 2-2nya aja? Daripada bingung milih mending sekalian kelar..." jay mencoba menghubungi kedua anak buahnya untuk mengikuti acaranya.

"Yang... Aku udah sms jay, moga cepet dia dateng..." jena sedang bersiap membetulkan makeupnya setelah mereka selesai dinner diluar.

"Ya suda sayang, kitorang tunggu jay datang ke tempat yang suda sa siapkan." edwin menggandeng tangan jena pergi dari restoran tempat mereka makan malam.

"Nin... Kar... Sini deh..." jay memanggil kedua wanita itu.

"Ya apa? Apa sih? balas kartika dan anin hampir bersamaan.

"Gini... Jujur ya, hari ini ada undangan party bukan party biasa. Lu udah tau kan maksud gua? gua disuruh bawa partner, dari kalian berdua siapa yang kosong? Kartika kemarin sempet curi dengar ditelepon kan soal ini, sekarang gua kasih tau juga sama anin biar fair. Baik kartika atau anin sama-sama pernah ngentot sama gua, gak ada yang diistimewakan. Jadi menurut gua karena kalian pernah berpartner sama gua, gak ada salahnya gua terus terang sama kalian."

Anin terdiam mendengar perkataan jay sedangkan kartika langsung mengiyakan karena balas jasa ketika jay menuruti keinginannya waktu itu.

"Tapi... aku lagi dapet jay... Gimana dong?" ucap anin yang rupanya sedang berhalangan, otomatis dia harus menambah lagi durasi puasa bersetubuhnya.

"Gini... Gua kepikiran supaya kalian berdua bisa deket, gimana kalo kita bertiga? Anin jadi support aja, blowjob atau lesbian kan bisa gak perlu sampe penetrasi. Lu bisa puas-puasin libido lu yang kemarin."

"Gimana ya? Aku belum pengalaman sama cewek juga jay..." anin ragu sejenak. "Udah gak perlu takut, ini juga pengalaman baru buat aku kok." ucap kartika memegang pundak anin agar anin menyetujuinya.

"Oke deh... Kalo itu maunya jay, aku nurut aja..." jawab anin.

"Deal ya ini? Kalo bukan temen gua sendiri rada males sih... Kita berangkat 1 jam lagi, kalian siap-siap dulu. Gua kabarin mereka sambil nyiapin kamera bentar."

[Satu jam kemudian...]

"Jen... Gua sama yang lain udah dibawah, kamar lu no berapa?" jay menelepon jena untuk mengkonfirmasi tempat party mereka.

"Udah dibawah? Kalian naik aja ke lantai 8 kamar 15..." balas jena dengan suara lembutnya.

"Oke... Kita naik sekarang ya..."

"Kalian siap kan? Jangan kecewain gua ya..." lanjut jay.

Kedua gadis yang dibawa jay menggangguk sambil memantapkan dirinya.

...

Ting... Tong...

"Yang, itu mereka udah didepan. Bukain gih..." perintah jena kepada kekasihnya yang sedang menyiapkan minuman untuk mereka nikmati.

Klek...

"Yo pace... Selamat datang sa punya pesta... Mari masuk... Oh halo manis... Kitorang batemu lagi eh..." sambut edwin dengan hangat.

"Yoi bro... Thank you ya party nya... Lu kenal mereka kan? Yang di villa..."

"Oh tentu sa ingat, cuma waktu itu kitorang tra sempat bertukar sapa toh."

"Halo semua... Ayo duduk dulu, kita sekalian minum biar suasananya sedikit cair." jena yang duduk di mini bar menyambut kami dengan hanya menggunakan lingerie.



"Bro... Lu campur obat dari gua kan? Jangan boong deh, gimana reaksinya ke jena?"

"Ah pace, ko tau saja sa punya otak bapikir kemana... Sa suka ini bagus ko punya obat, jena sekarang jauh lebih hot, tapi sa sendiri belum pernah coba..." ungkap edwin memamerkan efeknya kepada jay.

"Oke kalo gitu... Ini yang gua minum gak dicampurkan? Kalo make berlebih ntar cewek-cewek minta kita brutal mainnya..."

"Tanpa obat sekalipun, kitorang bisa terkam 3 cewek itu toh. Hehehehe..." edwin yang tersenyum menunjukkan giginya yang putih dibalik warna kulitnya yang hitam itu.

"Nin... Kar... Cheers..." jay mengangkat gelas wine itu dan mengajak kedua gadis itu minum.

"Tapi aku gak minum jay..." ujar anin yang meski terlihat sedikit nakal namun belum pernah minum sama sekali.

"Gak apa-apa lu coba dulu sedikit aja nin, kalo gak suka jangan lanjut minumnya..." kartika mengambilkan gelas itu untuk anin dan menyodorkannya kepada anin... "

Anin yang terpaksa menerima gelas itu mencoba untuk meminumnya seteguk... "Slurppp... Ng? Rasanya manis-manis pahit gini ya? Menarik sih..."

"Lu belum coba udah nolak nin, aslinya enak kok minum sedikit belum bikin mabuk kok..." jay tersenyum anin menyukainya dan kesempatan emas untuk memberikannya obat produksi baru karena sedari awal anin belum tersentuh pengaruh obat yang diberikan jay kepada kartika atau jena.

"Nanti kalo kamu mau lagi, bisa ambil dimeja ya nin... Botolnya aku taruh disana..." jena masih berbasa-basi agar suasananya menyenangkan sebelum acara sebenarnya dimulai.

"Gua setting kamera dulu ya bro... Ini jadi pribadi ato masuk konten jena kaya kemarin?"

"Ah coba ko tanya jena saja pace... Sa tra ada masalah kontennya mau jena pakai buat apa eh..."

"Jen... Ini kita shooting lagi buat konten?" tanyaku kepada jena yang sedang duduk bertiga dengan para gadis.

"Yang buat konten nanti ada sendiri, kamu sama edwin nanti kita threesome. Kalo swing buat konsumsi pribadi sih, kamu gak apa-apa kan jay? Nanti kalo udah hamil aku juga gak bisa sering-sering ML kan."

"Oke-oke bisa diatur..."

[45 menit berlalu dalam perbincangan mereka.]

"Pace... Itu cewek-cewek suda mulai mabuk toh, kitorang mulai sekarang?" edwin berpikir ini sudah saatnya acara puncak mereka.

"Tapi gua bawa ada 1 cewek yang lagi dapet bro, dia ikutan foreplay aja tapi yang satu lagi oke kok. Udah pernah gua anal juga, lu sama jena udah pernah belom?"

"Anal? Wah sa belum coba tuh pace, jena sepertinya tra suka..." ujar edwin yang paham luar dalam kekasihnya itu.

"Kasih aja lagi obatnya khusus minuman jena, nanti kalo udah gak tahan dia mau-mau sendiri..."

"Boleh juga ko punya isi kepala pace... Sa juga ingin coba itu ambil jena punya pantat masih perawan. Hehehehe..."

"Shall we start?" jay bergegas menuju ruang santai.

Edwin mengangguk dan membuka party mereka. Tentu saja diawali dengan meraba tubuh kekasihnya sendiri, perlahan sedikit membuka lingerie yang dipakainya, edwin terlihat semakin bernafsu ingin segera bercinta dengan jena kekasihnya.

Sedangkan jay menarik kedua gadis yang dibawanya dan duduk disofa sambil merangkulnya dikiri dan kanan tubuhnya, ciuman pertama diberikan kepada kartika bergantian dengan anin. Mereka berdua paham dan membalasnya dengan penuh gairah, sedangkan tangan mereka berdua bergerak kearah yang dipikirkan otaknya yaitu celana jay.

"Kalian lepasin celana gua kalo udah gak tahan..." perintah jay yang melihat tatapan kedua gadis itu tertuju pada senjatanya.

Perlahan kedua gadis itu bersimpuh dan membuka celana jay, seperti paham tugas masing-masing mereka tidak saling berebutan. Jay terlihat senang mengelus kepala mereka berdua.

"Ko bawa itu 2 cewek seperti suda tra tahan pace... Ko lihat itu sayang, tatapannya mirip sekali ko punya mata waktu itu... Hahahaha..." edwin meledek jay dan jena bersamaan padahal sama-sama tahu yang mempengaruhi justru obat yang mereka berikan didalam minuman para gadis.

"Ihhh apaan sih ayang ah... Malu tau..." jena tersipu melihat kartika dan anin yang terlihat bernafsu dan kembali menciumi kekasihnya.

Kedua gadis itu saling menghimpit mulai menciumi dan sesekali menjilati kontol jay agar cepat ereksi. Tak lama berselang mereka mulai melucuti pakaian atas yang dikenakan dan menyisakan bra saja.

Jay melihat para gadis mulai aktif, tangannya iseng memegang kepala mereka berdua dan mendekatkannya satu sama lain. Bibir mereka akhirnya bertemu dan berciuman, tahu apa yang jay inginkan mereka pun saling membalas ciuman.

"Sayang... Aku juga mauuuuu..." jena mulai memelas ingin dimanjakan juga.

"Taserah ko lepas saja suda sa punya celana sayang..." edwin mengelus kepala jena dan membiarkannya berbuat apa yang diinginkannya.



Jena yang mengikuti jejak para gadis lain, ikut membuka dan melepas celana pasangannya sampai tersisa celana pendeknya saja. Dan tentu jena membuka sedikit celana pendek itu untuk mengintip sang adik kecil yang selalu memberinya kebahagiaan.

"Halo sayangku... Mama disini sayang..." jena memanjakan kontol kekasihnya itu.

"Ko hisap saja sayang..." ujar edwin mengelus kepala jena dengan lembut.

Tentu saja tanpa disuruhpun jena bersedia melakukannya dan perlahan dengan skill yang dia miliki mulai menjilati kepala kontol milik kekasihnya itu.



"Mmmmmpphhhh... Slurrrppp... Slurrrppp..." bunyi lenguhan dan lidah jena menyapu seluruh permukaan kontol kekasihnya dari ujung atas sampai kearah buah zakar/skrotumnya. Jena mulai terbiasa untuk rimming job berkat dirinya sering menonton bokep akhir-akhir ini.

"Aaaaaahhh... Enak sekali ko jilatnya sayang..." edwin merasa kegelian efek rimming job pemberian jena.

Disisi lain, kartika dan anin yang melayani jay sudah melepaskan branya masing-masing dan menjepit kontol jay diantara payudara mereka berdua ditambah lidah mereka saling berebut menjilati kepala kontol yang terlihat mulai mengeras.

"Ko lihat itu sayang... Para gadis itu juga mulai merasakan nikmatnya seni bercinta eh, awal seperti ko punya pikiran tra suka sa ajak bercinta toh..."

"Iyah sayang... Aku sekarang jadi ketagihan berkat kamu apalagi sama si junior ini... Aku gerah yang... Aku buka semua yah..." balas jena menyetujuinya dan melepas semua lingerie yang dia kenakan.

"Ko memang punya body super mantap sayang... Tra sia-sia sa pilih ko jadikan sa punya istri..." siluet tubuh jena memang bisa disebut killer body, tak pelak mendadak menjadikannya idola diantara pria.

Kontol jay yang sudah berdiri tegak melihat tubuh mulus jena dari kejauhan ingin merasakan juga tubuhnya bisa dibilang sedikit bosan dengan partnernya sekarang dan mereka berdua masih bermain dengan kontol jay.

"Ayo cepat lu berdua servis kontol kita..." jay menggandeng kedua partnernya menuju sofa dan duduk disebelah edwin dan jena.

Edwin yang paham maksud jay menyuruh kekasihnya untuk pergi melayani jay sedangkan sebagai gantinya kartika melayani edwin.

"Sayang, ko layani dulu sa punya teman eh. Sa mau kenalan dengan jay punya partner dulu, sini nona manis... Jangan takut, coba ko kemari..." edwin melepaskan jena dan menarik tangan kartika mendekat.

Kartika yang sedikit ragu karena melihat ukuran kontol edwin sedikit lebih besar daripada milih jay... "Ha... Haloooo... Nama aku kartika..."

"Wah ko punya nama cantik sekali nona manis... Kenalkan sa punya nama edwin..." edwin merangkul kartika dan membiarkannya menatap senjata perkasanya itu agar terbiasa.

"Hai jen... Sini duduk sebelah gua... Lu manis juga ya dari deket, pantes orang-orang tergila-gila sama lu sekarang ini..." ujar jay kagum melihat tubuh jena dari jarak dekat.



"Ah bisa aja kamu jay... Yang lebih sexy dari aku banyak kok..." jena malu mendengar penyataan jay.

"Beneran kok jen... Gua sendiri juga liat fotografer kemarin yang join event kalian berdua aja dari awal udah tegang semua gitu, apalagi sampe beberapa dari mereka bisa ngentotin lu kemarin. Gimana rasanya? Suka?" jay frontal mengutarakan pandangannya.

"Jujur ya... Awal juga gugup pasti, tapi lama-lama kok aku juga suka sewaktu nurutin permintaan mereka..."

"Bagus deh kalo gitu jen, lu ada bibit binal sih. Sayang kalo gak berkembang, untung kan ketemu edwin... Hahahahaha..."

"Jay... Boleh aku?" jena memainkan telunjuknya di sekitar batang kontol jay lalu memasukkannya kedalam mulutnya.

"Lu udah gak tahan ya? Wah langsung ngentot aja kita, tapi terserah lu jen. Kita pindah deket kamera yuk... Bro gua pinjem jena dulu ya, ntar lu nyusul..." ujar jay menggandeng tangan jena dan mengajaknya pindah ke kamar tempat jay memasang kamera.

"Siap pace... Biarkan sa nikmati dulu ini sa punya momen bareng 2 gadis cantik ini eh..." edwin menikmati kedua partner barunya sedang menjamah kontolnya penasaran bahkan kedua telapak tangan mereka masih tidak cukup menutupi batang kontol edwin.

Mereka berdua pun pasrah menghisap dan mulai mengocok penis hitam tersebut, disatu sisi merekapun merasakan kembali sebuah kontol yang terbesar setelah mereka mengenal jay. Mereka pun begitu menikmati momen bermain-main dengan membandingkan ukuran kontol itu dengan lengan mereka, mereka pun mau tidak terburu" untuk segera melepaskan hasrat mereka.

Sementara jay mengikat tangan jena dengan handcuff milik jena yang tergeletak diatas kasur. "Wah lu sekarang demen juga maen iket-iketan jen? Sama kaya kartika dong ya..." setelah mengikatnya dan membuka lebar kaki jena yang sudah tanpa pelindung sedari tadi. Mata jay berbinar menatap kearah memek jena.



"Gak heran orang demen sama lu jen... Indah banget memek lu, gua boleh jilat sekarang ya?"

"Heeh... Boleh..." jena mengangguk setuju dan efek obatnya mulai mempengaruhi pikirannya.

Tanpa dikomando, jari jempol jay membuka lebar memek jena dan menjulurkan lidahnya tepat diantara belahan memek dan lubang kencing jena. Sapuan-sapuan pelan dilancarkannya sampai membuat jena mendesah.

Sluuuuuuurrrrrpppppp... Sluuuuuuurrrrrpppppp...

Sluuuuuuurrrrrpppppp... Sluuuuuuurrrrrpppppp...

"Aaaaaaaahhhhhh... Uuuuuuuuuhhhhhhhhh... Iyaaaaaaaaaaaahhhhhh..." jena mendesah dan menggelinjang sambil menutup kedua matanya.

Jena pun semakin terangsang ketika jay mulai memasukkan jarinya kedalam, mengocok liang memeknya dan yang mulutnya menjilat puting payudara jena. Jena berusaha menahan desahannya dan jay pun semakin liar bermain dengan tubuhnya, tak lama cairan orgasme mengalir dari memek jena.

Tubuhnya pun bergetar lama karena begitu banyak cairan memeknya yang keluar, jay tanpa pikir panjang langsung menjilati dan menghisap bibir memek jena hingga membuat jena tidak dapat menahan gairahnya lagi. Jena pun mendesah tidak karuan dan memegang erat kepala jay dan menekannya tepat divaginanya.

"Ssssssssshhhhhhhhhhhhh... Eeeeeennnnnnaaaaaaakkkkkkkkkkk..."

Jena pun tidak mau tahu apa2 lagi karena dirinya menginginkan kontol jay segera menghujam memeknya. "Jayyyyy... Masukinnnnnnn..." jay luluh dengan permintaan jena karena menyadari efek obatnya mungkin lebih kuat dari biasanya dan menggesekan kontol kebanggaannya ke memeknya. "Lu mau ini jen?" jay masih mempermainkan jena dengan menggesekkan sesekali, ketika akan memasuki liang memeknya jay kembali menarik kepala kontolnya keluar menjauhi memek jena.

"Jayyyyy... Pleaseeeeeee... Jangan maininnnnnnn... Masukinnnnnnn... Ahhhhhhhhh..." ucap jena yang terikat diranjang itu terlihat menawan ketika memohon pasrah agar keinginannya segera dipenuhi.

"Oke jen... Gua masukin sekarang ya... Nggghhhhhhhh..." jay langsung memasukkan kontolnya kedalam memek jena yang sudah basah akibat orgasmenya sendiri.



Blesssssssssshhhhhhhhhh...

Perlahan kontol jay mulai memenuhi liang memek jena, meski dia sudah berpartner dan sering dihajar dengan kontol jumbo milik edwin dan berulang kali berhubungan badan dengannya akan tetapi liang memek jena masih terasa rapat. Sensasi berkedut mencengkeramnya menjadi tanda memeknya sedang dalam kondisi yang sangat prima untuk bercinta.

Plakkkk... Plakkkk...

Plakkkk... Plakkkk...

Plakkkk... Plakkkk...

"Kar... Sini deh... Lu dibawah badan jena gih..." jay menarik tubuh kartika dan memposisikan wajahnya tepat dibawah pantat jena. Jena memberikan ruang kosong bagi kartika agar dapat bertumpuk menjadi satu. 2 lubang sudah tersaji dan jay bergantian menusukkan kontolnya antara jena dan kartika.



Jay semakin mempercepat goyangan pinggulnya ketika menggenjot keduanya agar kontolnya masuk lebih dalam, suara kulit mereka bertumbukan terdengar makin intens. Payudara jena bergoyang seirama dengan hujaman kontol jay. Jay menggenjotnya hingga menyentuh ujung rahimnya seperti biasa dan jena menjerit karena sodokan tersebut sedikit lagi menembus gerbang pelindung terdalam yang melindungi saluran sel telur milik jena.

Ploppppppppp... Satu hentakan kemudian kepala kontol jay berhasil menembus dan membuka lebar lubang rahim jena selebar ukuran kontol jay. Terlihat kontol jay tenggelam sepenuhnya dalam memek jena tanpa menyisakan celah diantara kedua kelamin mereka. Jay terus menggenjotnya dari dalam dan jena merasakan sensasi tertarik-tarik dari dalam perutnya karena jepitan vaginanya semakin mengencang bersamaan.

20 menit berlalu tanpa mengubah gaya sama sekali, Jay pun tak tahan lagi ingin menyemburkan semua benihnya langsung kedalam rahim jena sedangkan kartika hanya menunggu jay untuk ejakulasi.

"Ahhhhhhhh... Ahhhhhhhh... Uhhhhhhhh... Eeeeennnakkkkk..." jena terus mendesah meski sesekali merasakan perih karena bagian terdalam miliknya tentu memiliki jaringan yang lebih lembut daripada luar tubuhnya dan jay pun semakin bernafsu mendengar desahannya dan expresi jena yang berharap jay segera menembakkan spermanya dan dihamili olehnya. Jay semakin cepat mengenjot memeknya, lalu jay pun tidak menahan lagi untuk memyemburkan spermanya berkali kali dalam memek jena.

"Crrrooooooooottttt... Crrrooooooooottttt..." beberapa tembakan sperma hangat dirasakan oleh jena hingga dia menutup matanya tanda menikmati semburan demi semburan itu. Tentu menjadi kenikmatan yang tidak bisa digantikan dan memberikan kesenangan dan perasaan tenang bagi kedua insan itu.

Jay kemudian berusaha menarik kontolnya keluar tapi seperti tersangkut karena cengkraman mulut rahim jena yang ikut mengencang. "Jayyy... Biarin dulu... Perut aku kaya ketarik-tarik... waktu kamu tarik keluar... Biarin lemes dulu yah..." tubuh jay,kartika dan jena saling bertautan seakan mereka satu raga. Jena menoleh kebelakang memberikan jay sebuah ciuman dibibirnya sebagai tanda terima kasih.

Beberapa menit berselang, kontol jay sudah mulai menciut dan bisa menariknya keluar...



"Enaaaaaaaaakkkkk... Jayyyyyyy..." jena meracau merasakan cairan sperma jay yang hangat keluar dari dalam liang memeknya, turun membasahi memek kartika bersamaan. Tubuhku bergetar hebat karena seksual yang sangat nikmat. Belum sempat jena menghela nafas, edwin menyusul dengan merebahkan tubuhnya diranjang mereka.

"Gimana pace? mantap kan sa punya calon?" edwin sedari tadi sudah mengintip permainan jay, kartika dan jena dari dekat pintu sedangkan anin mengigit jari melihat jay ketika beraksi.

"Gak salah pilih lu bro, mantep banget emang memeknya jena... sorry gua nembak dalem tadi saking enaknya..." jay memang berencana agar membiarkan jena memiliki anak dari benih temannya tapi terlampau menikmati akhirnya menjadi seperti yang biasa dia lakukan.

"Tra apa pace... Sa suda bilang kalau sa ingin jena cepat hamil tra masalah dari siapa punya benih toh..." ujar edwin sambil mengangkat tubuh kartika dan menyandarkan tubuhnya dikasur bersebelahan dengan jena yang kelelahan.

"Nin lu kan lagi mens, sini bersihin kontol gua..." kemudian anin mendekat dan menekan pahaku, ia pun menggenggam kontolku yang setengah tertidur dan menjilatinya sampai bersih.

"Nah sekarang sa punya giliran eh, boleh sa mulai nona manis?" edwin tersenyum ketika meraba tubuh kartika yang belum mendapatkan orgasme karena jay terlalu fokus dengan jena. Edwin ikut bersandar dan menggeser tubuh kartika agar berada diatasnya, dalam posisi duduk edwin mengangkat tubuh kartika dan memposisikan kontolnya tepat dimemeknya.



Tubuh kartika ditarik turun menduduki kontol edwin dan seketika kontol hitam jumbo itupun ambles masuk kedalam memeknya meski hanya 1/3 yang bisa masuk karena penuh sesak mentok.

Blesssssssssss...

"Ahhhhhhhhh..." pengalaman pertama bagi kartika mendapati dirinya digenjot kontol yang lebih besar daripada milik jay, matanya terbelakak mencoba beradaptasi dengan kontol baru itu.

Edwin pun langsung menghujamkan kontolnya dengan tetap meremas pinggul kartika untuk mengontrol gerakan naik-turunnya, payudaranya pun dihisapnya dengan penuh semangat. Pinggul mereka bergantian bergerak sesuai irama, kartika spontan mendorong memeknya lebih turun dan menginginkan kontol edwin menyundul mulut rahimnya lebih dalam lagi.

Ahhhhhhhhh... Ahhhhhhhhh...

Iyaahhhhhhhhh... Ahhhhhhhhh...

Kami berempat berada dalam 1 ranjang yang sama dan jena tergeletak kelelahan karena masih menikmati momen yang baru saja dia rasakan. Jena hanya terdiam lemas dengan memeknya yang penuh sisa-sisa sperma jay yang perlahan tumpah keluar dari celah yang terbuka.

Disaat itu edwin tersadar ingat tentang rekaman video karena dia teringat akan ajakan anal dari jay. "Pace, coba ko gantian. Sa mo tusuk belakang eh..." jay mengerti dan tubuh kartika dihempaskan untuk bertukar posisi. Jay yang perlahan mulai pulih bersiap menusukkan kontolnya, edwin menyusul dengan mengocok dan melumasi kontolnya dengan ludahnya dan menampar pantat kartika.

Plakkk... Plakkk...

"Nona... Sa punya kontol coba masuk kedalam ko punya pantat bisa tahan sebentar eh..." edwin sudah menempatkan kontolnya didepan lubang anus kartika.

"Pantat akuuu! Jangan gesekin kontolnya disanaaa!" lubang pantatnya yang menganggur sekarang perlahan diisi oleh kontol juga. Ini kedua kalinya kartika mengalami double penetration, setelah sebelumnya dengan jay dan om broto...



Ahhhh... ekspresi wajah, mata dan lidah kartika menunjukkan segalanya. Dua kontol jumbo membuat tubuh bagian depan dan belakangnya penuh sesak.

"Aduh apa gak sakit ya? Pertama kali aku liat cewek kena double penetration kaya gini..." anin yang duduk disamping kasur terperanjat dengan apa yang dia lihat.

Jay memeluk kartika agar area belakang tubuhnya lebih rileks ketika edwin mulai menghujamkan kontolnya masuk. Berbeda dengan liang memeknya, kontol jumbo itu seperti tanpa penghalang dan 3/4nya bisa masuk. Hujaman kontol depan belakang membuat kartika hanya bisa pasrah tak bergerak dan membiarkan pejantannya memegang kendali penuh.

"Nin sana temenin edwin..." perintah jay agar anin mengisi jam terbangnya.

"Wah nona manis ini, sa suka ko punya bibir mungil tapi sexy ini eh. Sayang ko punya memek sedang datang bulan toh..." edwin merangkul pinggul anin dan mencium bibir sambil tetap menggenjot kartika tanpa merubah posisi mereka.

"Mmmppphhhhh... Mmmppphhhhh..."

Baik jay dan edwin masing-masing saling french kiss pasangan mereka. Meski sedikit nyeri, kartika terlihat dalam mood yang bagus untuk bercinta karena dirinya meminum sedikit alkohol pemberian jena dan efeknya mulai terlihat.

"Gimana kar? Lu suka kan anal?" tanya jay kepada kartika yang berada tepat sejengkal dari wajahnya.

"Iyahhh! Aku suka banget anal! Aku suka kalo kamu kasarin aku! Kamu nyodok memek dan anus aku kenceng bangeetttt...!" jawab kartika secara sadar.

"Gitu dong manis. Sekarang waktunya puncak kegiatan kita!" ujar jay senang dengan pernyataan kartika.

20 menit tanpa mengganti posisi...

"Aaa-ahhhhhh!!!"

"Ah! Ah! Ahh! K~kencengiiiin~ Aakuuu mau muncratttt!!!" kartika memohon agar permainannya segera diselesaikan.

"Okeeee kar... Terima iniiii...!" jay mengerang.

"Sa juga mo keluarrrrrr...! Aaaaahh nonaaaaaa!" edwin juga menyusulnya.

Crottttttttttt... Crotttttttttt... mereka berdua ejakulasi bersama-sama didalam lubang milik kartika.



Ploppp... Ploppp... kedua kontol yang barusan ejakulasi itu keluar dari lubangnya masing-masing.

Srrrrrrr... Badan kartika bergetar dan ambruk dipelukan jay, sperma mereka mulai keluar diantara sela-sela lubang-lubang itu.

"Hei jena sayang. Ko mau bersihkan sa punya kontol? Itupun kalo kamu mau!" edwin melirik kearah jena yang sedari tadi menonton permainan kekasihnya dengan orang lain.

*Tch... Dia mulai lagi? pikir jena, ada-ada aja idenya tapi apa dayaku kecuali menuruti permintaan kekasihku itu meski dia sadar bahwa baru saja pacarnya melakukan anal.

O~okeeee...! jawabnya sambil tersipu, digenggamnya kontol sang kekasih dan antara jijik dan keinginannya menuruti permintaan kekasihnya itu, jena tetap saja melakukannya.

Mmphhh! Hnn!



"Ehehe! Itu tadi asyik kan jen?" tanya jay.

"I~iyaaaa!! jawab jena sambil mengatur ekspresi mukanya saat sedang menjilat bersih kontol kekasihnya itu.

"Heii... Lovebirds! Kalian enggak pingin anal! Lupa ya...?" jay menyarankan menghentikan adegan itu dan beralih melepaskan kunci handcuffnya dari sisi ranjang dan menarik tubuh jena yang terbebas bersiap menggendongnya. Jay berdiri dan menahan tubuh jena dengan kedua lengannya, jena membalas dengan merangkulnya...

"Kamu ini... Udah tegang lagi aja!" ucap jena yang memeknya kembali diisi oleh kontol jay dan edwin sudah kembali bugar berjalan mendekat kearah mereka. Dibelainya rambut kekasihnya yang sedang digendong oleh jay itu, dan digenggamnya kontolnya sendiri untuk segera mengambil perawan anus jena.

"Yanggg... Pelan-pelan yahh... Kamu boleh ambil perawan pantat akuuuuu..." jena pasrah ketika melihat kekasihnya hendak menganal dan dirinya juga harus bisa melayani seperti itu.

"Ko tenang saja sayang... Ko tau sendiri sa mana pernah kasar sama sa punya pacar toh... Rileks sayang, mungkin sakit sebentar eh..." edwin menenangkan jena yang berada dalam gendongan jay.

Perlahan tapi pasti kontol edwin mengambil perawan anus jena. Blessssss...



"Ngggggghhhhhhhhhh..." jena menutup matanya menahan perih karena lubang pantatnya jelas lebih kecil daripada diameter lubang memeknya sendiri. Tentu dimasuki oleh kontol yang sama, tapi sakitnya mungkin 2x lipat lebih daripada ketika dia diperawani karena anal memang tidak untuk menjadi selera semua orang. Jena tetap berpikiran positif bahwa nantinya dia juga akan terbiasa seperti dia berhubungan badan normal antar kelamin.

"Selamat ya jena. Kamu sudah lulus sekarang, aku aja bisa nikmatin tentu kamu juga bisa..!" ucap kartika bahagia atas kelulusan jena setelah melepaskan keperawanan pantatnya.

"Makasih ya! Aku juga bangga bisa ngasih perawan aku sama pacar aku." balas jena tersenyum.

"Sayang... Sa dari dulu ingin melakukan ini tapi sa tra berani ngomong. Sa merasa bersalah kalau sa minta ko punya pantat masih perawan!"

"Iyahh gak apaa-apa kok yang... Buat kamu, aku harus bisa ngelakuinnya kan..." balas jena meski membelakangi kekasihnya.

"Terima kasih juga sayang... Sa senang ko tra marah sayang. Sa tra ingin lebih selain ko jadi milik sa seorang eh!!"

"Yeah, terusin yang!" lanjut jena yang merasakan tangan edwin meremas pantatnya.

Edwin mengangkat lengan jena dan menyelipkan kepalanya diantara ketiak jena, disaat yang bersamaan jena memiliki 2 pegangan yang bisa digunakan menopang tubuhnya.

"Apa itu sakit sayang?" tanya edwin.

"Ahh udah enggak yanggg... Cuma aku belum biasa saja." wajah jena memerah.

Plakkk! Ah! jay menampar pantat jena sesekali ketika dia sedang berbicara dengan kekasihnya.

"Oops. Gua gak sengaja... Maaf... Hehehehe!"

"Aw sakit tau... Awas kamu kalau lakuin itu lagi, aku akan..." pekik jena.

"Anget banget emang memek lu jen... Mmphhhhhh!" jay mulai menyapu bibir jena dan jena membalasnya dengan penuh gairah pula.

Uhn! Mnn! Nnn! Hnnn! Hnnghh! jena mendesah kesekian kalinya menahan perlakuan teman kekasihnya itu.

Crreeeeeeetttttttt... jena kembali mendapatkan orgasmenya dan menyirami kontol jay yang masih tertancap didalam liang memeknya.

"Dasar mesum lu jen... Udah ngecret lagi aja... Makin licin nih kontol gua... Ayo ganti posisi, biar pacar lu dibawah gua diatas. Hahahaha..." ucap jay berpindah kembali kekasur dan jena tidur diatas tubuh kekasihnya tanpa melepas kontolnya dari lubang anusnya.

"Untungnya lu pacaran sama edwin jen... Privilege pacar hampir gak ada kan? Hampir semua sisi liar lu udah dicobain banyak orang, bahkan pacar lu sendiri gak keberatan lu hamil anak orang. Kalo sama orang lain terus ketahuan mungkin lu udah dibuang kejalan ya..." perkataan jay mungkin sedikit pedas tapi jena tahu intinya karena kenyataannya memang dia yang sekarang menikmati apa yang membuat kekasihnya senang.

"Iyahhh... Terserahhh pacarku aja mau gimanaaaa... Cepat selesaiin dong..." jena mulai kehabisan tenaga lagi melayani kedua pejantan gagah itu.

10 menit berlalu...

"Jen... Gua mau ngecrot nih... Ahh sama... Sa juga mau keluar ini..." ucap jay dan edwin hampir bersamaan.

Ditariknya keluar kontol mereka dari tubuh jena, dan jay menarik para gadis lain yang menonton agar mendekat. Jena, kartika, dan anin berlutut bersebelahan, jay mengapitkan kepala mereka mendekat dan mengocok kontolnya tepat disamping anin sedangkan edwin disamping jena.

Ah! Ah! Aaahhh!

Crottttttttttttttt! Crottttttttttttttt!

Crottttttttttttttt! Crottttttttttttttt!

Jay dan edwin sama-sama ejakulasi dalam waktu yang berdekatan, mereka menumpahkan sisa-sisa sperma yang mereka miliki tepat dimuka para gadis yang kompak menutup mata agar sperma mereka tidak mengenai mata mereka...

"Uhhh nikmat banget dah bro... Mantep event kali ini..." ungkap jay sambil meremas batang kontolnya agar tidak ada sisa sperma yang tertinggal.

"Sa sendiri juga terima kasih pace... Sa suka berbagi dengan sa punya teman... Sa punya mimpi bisa terwujud juga berkat ide kitorang..."

Jay dan edwin duduk ditepi kasur sedangkan para gadis menatap kearah kamera dengan menjilati sisa sperma yang tertuang dimuka mereka.

"Slurrrrppppp..."

jena spontan mendekat kearah kamera dan...

"Makasih buat kalian yang udah dukung aku ya. Sesuai janji ini video aku yang kedua sesuai permintaan pacar aku, ini pertama kalinya aku lepas perawan pantat aku loh... Semoga kalian menikmatinya... Jangan lupa untuk dukung aku selalu dan nantikan konten aku berikutnya! Bye... Muachhhh..." ujar jena tersenyum menutup videonya dengan gestur mengelus perutnya sebagai tanda persiapan konten berikutnya berisi clue akan kehamilan dirinya.

dan CUT... tanda jena mematikan kamera yang merekam dirinya dan yang lain untuk menyudahi orgy mereka kali ini.



[Selama menghabiskan malam dan mereka meneruskan kegiatan mereka secara privat dihotel tempat edwin menginap tentu off record... Edwin dan jena tertidur dikasur sampai keesokan paginya, sedangkan kartika, dan anin tertidur di sofa berpelukan dipundak jay.]

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Hihihi seru update nya, kebayang kalo pada makin liar, minum obat perangsang nya tanpa harus di cekoki tapi minum dengan keadaan sadar karena ketagihan hihihi.
 
@arkfeelspecial luarbiasa gan. Ditunggu kelanjutannya.

Terutama yg 2 gadi berbikini dengan perut membuncit xixixi
iya emang dibuat satu alur, jadi pelan-pelan nyambungnya kaya cerita harian...
Hihihi seru update nya, kebayang kalo pada makin liar, minum obat perangsang nya tanpa harus di cekoki tapi minum dengan keadaan sadar karena ketagihan hihihi.
maunya sih after effect obatnya, kalo lama gak minum bikin kepingin terus... lumayan bisa dibuat adegan iklan kaya selebgram, definisinya bisa diisi suka-suka...
 
soalnya thebest tuh mulus+gif nya suhu apalagi d tmbh kk jena nyaa 😍😍 fans bgt sama kak jena 🥵
 
Ijin masang patok suhu, ceritanya bagus nih. Pikiran jd kemana mana, hadirin yg uzbek juga hu jangan chindo aja. Hehehehe
 
Ijin masang patok suhu, ceritanya bagus nih. Pikiran jd kemana mana, hadirin yg uzbek juga hu jangan chindo aja. Hehehehe
Iya nanti emang rencananya bnyk talent kok sewaktu setting diluar negeri, skrg msh satu spot ya ketemu yg lokal2 aja...
 
soalnya thebest tuh mulus+gif nya suhu apalagi d tmbh kk jena nyaa 😍😍 fans bgt sama kak jena 🥵
apalagi sekarang demen banget make nipple pad, keliatan banget. cocok dibinalin ;)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd