Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Portraiture [My Erogeneous Zone] (Chapter.58+59 + Mulustrasi UPDATED 22 APRIL 2024, Chapter.60 on progress))

Karakter mana yang lebih cocok jadi personal assistant Jay untuk saat ini?

  • Kartika

  • Anin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
@arkfeelspecial , buat cerita dong mengenai seorang gadis cantik ( cewek SMA terpopuler, Kapten Cheerleader Seksi, atau Model Terkenal ) yang Diperkosa... And langsung Hamil. Binal. Hobi pake dalaman seksi seperti g-string. Sosialita, hobi clubbing Dan merawat diri seperti fitness. Punyanya badan yg bagus.

Jangan Hijab...

Pas diperkosa, g-string nya dikesampingan aja, gak dilepas, karena "rapist" nya sange melihat sang gadis menggunakan g-string tersebut. dan gadis tersebut sangat takut dihamili. namun benih sang pemerkosa tersebut berhasil membuahi ovum sang gadis.
 
@arkfeelspecial , buat cerita dong mengenai seorang gadis cantik ( cewek SMA terpopuler, Kapten Cheerleader Seksi, atau Model Terkenal ) yang Diperkosa... And langsung Hamil. Binal. Hobi pake dalaman seksi seperti g-string. Sosialita, hobi clubbing Dan merawat diri seperti fitness. Punyanya badan yg bagus.

Jangan Hijab...

Pas diperkosa, g-string nya dikesampingan aja, gak dilepas, karena "rapist" nya sange melihat sang gadis menggunakan g-string tersebut. dan gadis tersebut sangat takut dihamili. namun benih sang pemerkosa tersebut berhasil membuahi ovum sang gadis.
Bisa aja nanti. Soalnya ane kurang pede kalo make tag SMA karena sering nyerempet2 meskipun dalam pendahuluan cerita udah ane disclaimer dari awal, ane cari2 referensi yg lebih mendekati kelulusan sekolah aja pasti udah punya ktp kalo scenenya mengharuskan ada part yg berisi tentang sekolahan...
 
Melihat popularitas dan seringnya dijadikan figur cerita disalah satu platform khusus penulis, buat fanbasenya mereka ane ijin masukin mereka jadi karakter baru ya... Clue : sibling + debt...

 
Request :
Jay hamilin amoy kayaknya seru hu. Kontol pribumi vs memek cina selalu menggairahkan. Kalo bisa amoinya masih muda (20an) tapi dah jadi istri orang hehehe
 
Terakhir diubah:
Waah. Perutnya rata... Butuh effort rutin, olahraga setiap hari sampai bisa begitu.


Pengen lihat perutnya pelan2 membuncit karena ada anak yg tidak diinginkan tumbuh di dalamnya.
 
Waah. Perutnya rata... Butuh effort rutin, olahraga setiap hari sampai bisa begitu.


Pengen lihat perutnya pelan2 membuncit karena ada anak yg tidak diinginkan tumbuh di dalamnya.
Jangan lupa duid jajan yg cukup, perawatan bakar lemak itu penting jaman sekarang. Tapi tidak dalam jay's universe, tidak ada rahim yg aman wkwkwkwk
 


Keesokan paginya, kartika terbangun dengan tubuhnya masih terasa pegal dan lemas karena pergumulan tanpa henti baik yang diterimanya dari om broto maupun jay. Dirinya mencoba bangun dan membersihkan dirinya dikamar mandi dari bekas-bekas sperma yang mengering disekujur tubuhnya, terutama liang vaginanya yang berulang kali menjadi sasaran utama tembakan sperma para pria semalam. Dia menyalakan shower dikamar mandi tersebut dan segera membilas liang vaginanya sampai benar-benar dirasanya bersih meskipun dia sudah meminum pil pemberian om broto. Dia belum sepenuhnya yakin apakah itu benar pil pencegah kehamilan atau malah sebaliknya...

Om broto tak lama berselang datang ke kamarnya untuk mengecek keadaan kartika sambil membawakan makanan. Ada alasan kenapa om broto meski tinggal di sebuah villa mewah tapi tidak mempekerjakan pembantu sama sekali, karena terbiasa hidup sendiri baginya memasak maupun melakukan pekerjaan rumah merupakan olahraga baginya ditambah adanya kartika disana om broto menambah lagi 1 porsi olahraga yang baik untuk jantung dan kesehatan prostatnya tanpa perlu mencari atau membooking wanita yang sering ditawarkan kepadanya via sns, terkadang ada temannya yang menawarkan bila ada seorang artis yang sedang berlibur di bali untuk bisa menemaninya tapi sering kali diabaikan karena baginya petualangan seks nya sendiri sudah sangat tinggi sehingga tidak terlalu bernafsu setiap kali melihat wanita muda cantik. Dirinya sekarang lebih menginginkan sensasi baru dalam menaklukkan wanita selain menggunakan kekayaan yang dimilikinya.

Tok... Tok...

Tok... Tok...

"Kartika sayang... Kamu dimana?" om broto mencari hingga dia mendengar suara shower kamar mandi menyala dan seseorang sesenggukkan menangis dibawahnya.

Tok... Tok... Om buka pintunya ya sayang... ucap om broto yang kemudian membuka pintu geser kamar mandinya yang terbuat dari kaca dan memang disetting tidak memiliki kunci sehingga kartika sedikit terkaget ketika om broto membukanya. Kartika berusaha menghindari om broto karena takut kembali diperkosa sewaktu melihatnya sedang membersihkan diri.

"Pergi om... Jangan deketin aku..." ucap kartika berusaha menutupi payudara dan vaginanya dengan menggunakan tangannya.

Tentu disuguhkan pemandangan itu bahkan dikamar mandinya sendiri tak pelak membuat om broto kembali menatap seluruh lekukan tubuh kartika yang polos tanpa busana itu meski semalam sudah dia kerjai habis-habisan.

"Tenang sayang... Om cuma mastiin kamu udah bangun atau belum, ini sekalian om bawain kamu sarapan. Kamu pastikan makan itu ya, om gak suka ada yang bantah atau gak ngehargain om. Untuk pakaian kamu, kamu bisa pake bathrobe yang ada di lemari pakaian setelah selesai mandi. Kamu gak perlu malu sewaktu disini, kamu telanjang juga gak bakal ada yang ngeliat selain om atau jay. Yang penting kamu inget, kamu macem-macem akibatnya kamu tanggung sendiri. Kalo gak percaya coba kamu nanti nyalain laptop yang ada dimeja dan lihat sendiri gimana ekspresi kamu semalem. Hahahahahah..." ujar om broto yang pergi dari kamar mandinya puas dengan gertakan yang dia berikan kepada kartika karena dirinya selalu memegang setiap perkataan yang keluar dari mulutnya.

Kartika yang menyelesaikan mandinya kemudian mengambil bathrobe didalam lemari yang diceritakan om broto tadi karena tidak mungkin dia memakai pakaian yang sama yang sudah sangat kotor akibat keringat dan bekas sperma. Meski dia memakai bathrobe tersebut akan tetapi dia tidak memakai pakaian dalam sama sekali, sering dia merasakan kedinginan akibat angin yang masuk lewat celah bathrobe itu maupun yang masuk kedalam celah vaginanya. Kartika ingin mengutarakan keinginannya untuk mengambil kopernya di hotel tempatnya menginap akan tetapi dia ragu om broto akan mengijinkannya apalagi masa hukumannya baru dimulai dan mengingat perkataan om broto sebelumnya dia telanjang saja tidak menjadi masalah. Sementara dia bingung harus bagaimana, dia melihat sebuah laptop yang tertinggal disana. Kartika perlahan menjadi penasaran videonya sendiri semalam dan menyalakan laptop tersebut.

"??? Kartika sayang??? Apa ini folder video yang diceritakan om broto?" kartika penasaran memberanikan diri memutar rekaman video itu dan terkejut dengan reaksinya sendiri

"Om... Om... Ampuuuuunnnn... Saaaakkiiiiittttt... Mmmphhh... Maafin akuuuuuuuuu om..." suara desahan dan kesakitan dirinya ketika kedua lubangnya digagahi bersamaan membuatnya kembali memikirkan kejadian semalam tapi dia sendiri tidak berdaya karena video ini bisa beredar kemanapun apabila aku mencoba membuat masalah. Kartika yang bingung dengan sedikit kesal menutup paksa bagian layar laptop yang menampilkan video erotisnya tersebut.

Kartika berjalan seperti melamun sambil membawa sandwich buatan om broto itu kebawah, pikirannya kosong tidak menyadari langkahnya menuruni tangga lantai dua itu membuatnya terpeleset. "Aaaaaa..." piring yang dipegangnya terlempar dan tubuhnya berguling turun beberapa putaran sebelum berhenti menabrak ujung tiang tangga yang mengakibatkan kepalanya sedikit terluka dan kakinya sedikit terkilir karena salah pijakan.

Prang... bunyi piring yang pecah itu terdengar sampai kamar jay yang berada dilantai satu. Jay bergegas melihat apa yang terjadi.

"Eh? Kar? Lu gak apa-apa?" jay mengerti kartika juga masih belum sepenuhnya pulih dan spontan menggendong tubuh kartika dan menidurkannya ke sofa ruang tengah dan mengambilkan kotak p3k untuknya.

*Jay tak berapa lama setelah menemukan kotak p3k yang dicarinya, bergegas kembali ketempat kartika dan mulai mengobati lukanya. Jay mulai mengoleskan antiseptik dan pengering luka tanpa sengaja matanya kembali menatap tubuh kartika yang memakai bathrobe tanpa pakaian dalam yang tersingkap karena posisi tidurnya. Kedua bongkahan payudara yang dia hisap dan remas bergantian, memek yang digenjot dan banjiri dengan spermanya semalaman. Memori soal malam kemarin kembali terulang, ingin rasanya dia kembali menjamah kartika akan tetapi dia sudah diberikan tugas oleh om broto jadi dia urungkan niatnya meski hanya menjamah sebentar saja.

"Kar... Kartika... Bangun..." ujarku menepuk pipinya membangunkannya tapi dia tak segera sadar sampai 10 menit menunggu. Baru 5 menit setelahnya dia mulai sedikit sadar.

"Hngghhhh... Sakittttttt..." ucap kartika sambil memegang kepalanya yang terbentur tadi.

"Kar... Untung lu bangun... Lu gak apa-apa? Mana yang sakit?" tanyaku kepadanya agar memastikan apakah perlu membawanya kerumah sakit atau tidak.

"Kamuu?? Kepala aku kamu yang obatin?" tanya kartika yang menyadari kepalanya ada yang mengobati saat dia pingsan tadi. Beberapa detik kemudian dirinya menyadari tubuhnya sedikit terekspos dan jay beberapa kali mencuri pandang kearah pribadinya itu sehingga dia reflek menutup pakaiannya.

"Tenang... Gua tahu maksud lu, lagian gak bakal tega juga ngerjain lu pas lagi begini... Udah tunggu sini, gua ambilin pakaian dalem dulu mungkin dilemari kamar atas ada sisa barang dagangannya om broto." ucapku meninggalkannya menuju lemari wardrobe yang berisi properti iklan milik om broto.

Srek... Hmmmm... pikirku setelah membuka lemari itu dan tidak mendapati pakaian yang cocok untuk dipakai casual untuk kartika. Hotpants? Mini jeans? Dia mau gak ya pake ini doang? Ah bodo amat, dia yang pake kenapa gua yang pusing.

"Kar... Lu pake celana pendek gini oke kan? Gua ambilin kemeja gua aja, buat badan lu kan jadi oversize. Gak perlu khawatir diliatin orang meski lu gak pake daleman, lagian hari ini rencananya gua disuruh buat ngawal lu checkout bookingan kamar dan ngambilin koper lu. Abis itu kita mampir kerumah sakit bentar oke?"

"Aku bisa apa... Selain nurutin kalian... Tapi... aku boleh pinjem handphone gak? Aku harus ngabarin keluarga aku supaya mereka gak khawatir soal kenapa aku gak bisa pulang dalam waktu dekat..." balas kartika singkat yang masih sedikit takut melihatku tapi merasa tenang karena mereka sudah paham apa yang aku perlukan sekarang ini padahal belum aku utarakan sama sekali.

"Tenang... Kan kita udah janji selama lu gak macem-macem soal rahasia semalem, kita juga pegang semua janji kita kok tapi inget semua yang mau lu lakuin harus sepengetahuan atau dihadapan gua. Gua harus mastiin semua terkontrol dengan baik, om broto ngasih hukuman+pekerjaan sama lu itu tandanya dia masih dalam kondisi mood yang baik, kalo kalap mungkin kamu udah dijual jadi budak orang lain yang hidupnya lebih parah dari yang om broto lakukan." balasku mengingatkan dirinya agar menyingkirkan pikiran untuk mencari kebebasan dirinya.

"glek..." kartika hanya terdiam menelan ludah mendengar perkataan jay. Dia tidak bisa membayangkan hidupnya jauh lebih parah dari yang diterimanya sekarang.

"Oke paham? Lu kan udah mandi, sekarang pake nih yang gua kasih. Ganti disini sekarang, lagian gak ada orang lain. Gak perlu malu juga, gua siapin mobil dulu abis itu kita berangkat." balasku menuju garasi meninggalkannya sambil mengambil kunci mobil yang dititipkan om broto kepadaku.

"Disini??" kartika memang belum membiasakan seberapa jauh dia bisa bertahan dipermalukan seperti ini meskipun tidak ada yang melihatnya saat ini akan tetapi dia berada ditempat asing yang tidak seperti kediamannya sendiri. Dia mencoba melihat sekeliling apakah jay benar-benar pergi dari pandangannya atau masih berada didekatnya. Setelah dirasa aman, kartika memberanikan diri melepas bathrobenya itu dan memakai pakaian yang diberikan jay kepadanya.

[15 menit berlalu dan mobil mereka sudah dipanaskan dan siap dipakai...]

"Mana ini si kartika? Gua panggil sekarang deh..." gua yang penasaran mencari keberadaan kartika didalam rumah, sebelum melewati pintu belakang garasi tiba-tiba...

Brukkkkk... tubuh gua dan kartika bertabrakan. Ternyata sedari tadi dia menunggu disana karena memperhatikanku selama menyiapkan mobil.

"Aduhhhhhhh... Lu ngapain sih disini? Gak langsung nyamperin gua malah berdiri disini...!!!" balasku dengan suara sedikit meninggi sambil menarik tangannya agar terbangun karena tabrakan tadi.

"Ma...maaf... Gak sengaja soalnya aku gak paham rumah ini..." balas kartika berbohong yang jatuh terduduk itu.

"Oke... Maaf gua yang salah harusnya gua ngasih tahu lu dulu dimana garasinya... Btw lu cakep juga pake baju begitu, gak pake daleman oke juga kan ternyata. Banyak kok cewe disini yang hangout no bra kaya lu sekarang, lebih adem kan... Hahahahaha... Udah lu sekarang masuk mobil, lu gua bolehin minjem handphone gua pas dimobil..." balasku yang segera bergegas kembali kemobil.

*kartika mengikuti jay menuju mobil dan membuka pintunya tetapi tidak bisa.



"Tok... Tok... Ini tolong bukain?" kartika yang bingung karena knob pintu mobil itu tersembunyi.

"Dasar tuan putri sialan, buka pintu mobil modern sekarang kaga bisa." ucap jay yang kembali harus keluar untuk mengajarinya membuka pintu.

"Lu belum pernah naek mobil modern ya? Sekarang liat ini, telunjuk teken knobnya disini sementara jari yang lain narik handlenya. Inget itu biar nanti gak manggil-manggil orang lagi." lanjutku setelah mengajarinya

"Ohh... Oke makasih..." kartika mencoba membuka pintu itu kembali setelah diajari oleh jay dan duduk dikursi penumpang setelahnya.

"Kita berangkat sekarang ya..."

Piiiiippppppp..." gua mengarahkan remote pintu otomatis garasi dan pagar itu agar terbuka bersamaan.

[Perlahan mobil mereka meninggalkan rumah setelah kembali menutup semua pintu otomatis itu dan mengarah ke hotel tempat kartika meninggalkan kopernya.]

"Ini katanya lu mau nelepon? Nih pake handphone gua yang ini, gua mau denger lu ngomong sama siapa dan apa isi perbincangan lu. Jangan lupa loudspeaker aktif...!" perintahku sambil memberikan hpku kepadanya.

"Pip... pip... pip..." jemari kartika memencet nomor yang akan dihubunginya dan beberapa saat setelahnya tersambung.

"Ha~halo ibu... Ini kartika... Kartika mau bilang, di bali dapet kerjaan disalah satu agensi. Kartika kemarin kehilangan hp sewaktu nongkrong, ini minjem hp temen buat ngabarin ibu. Nanti kalo kartika beli hp baru nanti kartika kabarin nomor yang dipake. Sementara itu dulu ya bu, kartika banyak pekerjaan jadi gak bisa ngobrol lama sekarang, jaga kesehatan tunggu kartika pulang nanti ya bu... Dah ibu..." ucap kartika yang menenangkan ibunya agar tidak mencemaskannya selama beberapa waktu kedepan.

"Bagus... Lu lulus tes pertama sekarang, gua belum bisa mastiin lu gak bakal macem-macem lagi kedepannya. Tes kedua yang om broto kasih buat lu, lu harus bisa narik talent baru masuk agensi kita dan ngurus semua kebutuhan mereka selama disini. Lu tahu kan maksud gua apaan?" balasku kepada kartika yang mulai paham. Dirinya harus berkontribusi dalam girl's hunting dan menjadikan cewek-cewek lain agar mau bekerja untuknya.

"Terus aku gimana?" balas kartika penasaran

"Gak selamanya juga lu bakal tinggal bareng gua atau om broto, sedari awal emang om broto nyari orang yang bisa dipercaya lainnya sebagai bawahannya. Ngehukum lu kaya semalem cuma buat ngeyakinin lu kalo om broto bisa berbuat apa aja kalo mau. Tugas lu sekarang udah jelas dan lu bakal berurusan sama jenis-jenis obat yang pernah lu minum sebelumnya kalo lu mau bisa lulus tes selanjutnya."

"Tapi setelah itu... Aku lulus bisa pergi kan?"

"Tergantung... Itu tergantung nanti lu nikmatin kerjaan lu atau enggak... Gua gak selamanya horny ngeliat lu kok meskipun libido gua tinggi, gua masih punya standar cewek yang menurut gua layak buat gua entotin. Sayangnya lu berada diwaktu dan momen yang salah, kalo enggak ya mungkin yang jadi asisten gua atau om broto kemarin bisa lebih cantik dari lu sendiri. Tuh cewek inceran gua cukup beruntung bisa lepas dari gua sekarang, tapi nanti pasti bakal ketemu lagi. Hahahahaha..."

"...." kartika terdiam mendengar balasan jay. Dirinya sebagai perempuan juga ingin dicintai dan disayang oleh lawan jenis, meski pertemuan awal mereka sangat tidak menyenangkan. Ada sedikit rasa cemburu yang menghampiri karena sepintas dia melihat jay bukanlah sosok yang kasar secara natural. Perlakuannya padaku saat terjatuh tadi, membawakanku pakaian baru, membuatku sedikit menaruh hati tapi sayangnya aku bukanlah tipe idamannya dan harus puas hanya melihat jay akan melampiaskan cintanya kepada orang lain sementara aku ikut andil membantunya mencapai apa yang dia inginkan tanpa ada balasan.

[Beberapa saat berlalu dalam hening... Mobil yang mereka tumpangi sudah sampai tujuan awal...]

"Ayo turun... Kita ambil koper kamu baru kerumah sakit!!!" ujarku keluar dari mobil terlebih dahulu dan menunggu kartika diluar.

"Jay... Tu~tunggu... Anginnya... Baju aku..." kartika meminta tolong agar membantunya menghalau angin yang bertiup kencang karena kemeja yang dia kenakan berkibar tertiup angin sedangkan dia tidak memakai dalaman sama sekali. Dia tidak ingin bagian tubuhnya terekspos di area publik.



"Dasar lu ahh, tadi kenapa gak minta sabuk sekalian sebelum nerima kemejanya... Sini pindah sebelah gua, gandeng lengan gua..." perintahku kepadanya agar mendekat.

Meskipun kartika kesal akan respon jay tapi sebentar kembali reda karena jay memang asli gentleman dalam menanggapi masalah terlepas dari caranya berbicara. Dia cepat tanggap ketika ada sesuatu yang tidak beres dan berusaha menunjukkan dia memang tipikal pria yang bisa diandalkan.

Setelah selesai mengambil koper dan menyelesaikan proses check out kamar kartika, kami berdua bergegas kembali ke parkiran dan untung saja ukuran kopernya terbilang kecil sehingga mudah masuk kedalam bagasi mobil yang kubawa lalu melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit. Dalam perjalanan menuju parkiran tentu banyak orang yang memandangi kami, tidak mungkin orang tidak berpikiran macam-macam karena melihat dandanan kartika siang hari itu dengan kemeja putih tanpa dalaman tentu bentuk payudara dan putingnya tercetak sangat jelas. Kartika yang kesusahan berjalan juga harus menutup erat lengannya ketika berjalan. Sesekali kartika berpapasan dengan pejalan kaki lainnya dan mendengar "Boleh juga tuh cewek, kayaknya habis ngentot deh sama cowok bulenya. Cewek jaman sekarang gak siang gak malem ngentot aja kerjaannya. Giliran beranak gak mau." terkadang kartika menjadi risih karena topik pembicaraan para pria hanya seputar cuci keris atau ganti oli, berbeda dengan jay meski melihat ada kesempatan tapi jay tidak membiarkan libidonya selalu mengambil alih pikirannya.

"Eh udah... Aku bisa buka pintu sendiri, gini kan kaya yang kamu ajarin tadi?" kartika mulai hafal dan terbiasa dengan mobil keluaran eropa tersebut.

setelah kami berdua duduk dan memasang sabuk pengaman, jay segera melajukan mobil itu ke rumah sakit terdekat.

"AC nya gak perlu dingin kan? Gua juga lupa tadi kenapa lu kaga ganti baju sekalian sebelum check out, udah pasti sedikit gerah soalnya bali cuacanya gak enak banget siang-siang gini." ujar jay membetulkan setelan ACnya tidak terlalu dingin.

"Iya gak apa-apa kok... Kita gak perlu kerumah sakit ya Jay... Aku gak apa-apa kok, pusing sedikit tapi udah mendingan... Mending kita belanja buat kebutuhan dapur aja, barangkali kamu perlu sesuatu" balas kartika yang menginginkan segera pulang karena kepentingannya mengambil koper sudah selesai.

"Lu mau ngurus bagian dapur juga? Gua sih oke tapi hati-hati jangan berlebihan restock nya, om broto juga gak suka buang-buang bahan makanan. Cari aja yang multifungsi tapi gak cepet busuk pas disimpen di kulkas. Ya udah terlanjur, kita ke pom bensin aja isi bensin sekalian lu ganti baju."

[Satu jam setelahnya mereka kembali ke villa...]

"Jay... Siapa itu yang didepan gerbang? Ada tamu kah hari ini?" tanya kartika kepadaku penasaran karena dia belum sepenuhnya diberikan wewenang untuk mengelola jadwal agensi.

"Hmmm... Gak tahu ya... Coba gua inget, hari ini perasaan gak ada schedule tamu deh soalnya om broto lagi gak ada disini juga abis bikinin lu makanan, om broto udah cabut pake heli charteran. Bentar gua tanya pas buka gerbang..." balas jay memarkirkan mobilnya tepat didepan gerbang dan turun untuk menemui kedua gadis itu.

"Helo... Kalian kesini maaf cari siapa ya? Udah lama nunggu disini?"





"Halo kak... Kita lagi cari om broto, kita dikasih alamatnya disini soalnya disuruh buat nyampein surat ini sama ayah. Kita nungguin baru setengah jam..." jawab sang gadis yang mungkin adalah kakak dari dua bersaudara itu, sedangkan yang berhijab mungkin adiknya. Sepintas terlihat dari mukanya siapa yang lebih tua diantara mereka berdua.

"Masuk dulu yuk, kalian pasti kepanasan kan? Gua asistennya om broto, panggil aja Jay." kataku mempersilahkan mereka berdua masuk disusul kartika membawa belanjaan dari mobil, sementara gua kembali mengambil koper kartika setelah membuka gerbang.

"Kar... tolong lu buatin mereka minum ya, gua mau ngecek apa bisa ngontak om broto sekarang. Kayanya mereka ngirim surat penting kesini..."

"Oke... Hei kalian... Kesini, duduk sini aku ambilin minum..." panggil kartika kepada kedua gadis yang berdiri didepan pintu masuk.

"I~iya makasih kak... Permisi..." ucap gadis berhijab itu sopan sementara kakaknya terpada melihat interior ruang tamu villa itu.

"Ini kalian minum ya yang dingin, diluar panas kan... Oh iya panggil aja aku kartika, kalau boleh tahu nama kalian siapa biar enak manggilnya?" tanya kartika mengakrabkan diri.

"Halo kak kartika... Nama aku fera, ini kakak aku namanya anin. Salam kenal kak..." balas si adik yang spontan menjawab pertanyaan kartika.

"Salam kenal juga ya... Oh iya kalian aku tinggal dulu ya, mau beres-beres koper sama belanjaan dulu. Enjoy aja disini, nanti jay turun setelah coba nelepon om broto."

*kartika pergi meninggalkan mereka dan bergegas menuju kamarnya meletakkan kopernya.

"Wah bagus ya kak villanya... Untung ketemu ya alamatnya dibantu warga di perumahan depan, gak nyangka jauh juga dari jalan utama." ujar fera.



"Hooh dek... Coba ayah kaya mungkin kita tinggal dirumah model begini ya, mana cowok yang tadi ganteng banget sumpah..." balas anin singkat sambil mengutarakan mimpinya. Tidak seperti sang adik yang pemalu dan terlihat alim, anin tipikal cewek yang modern yang antusias dengan banyak hal.

"Oh gitu bro? Jadi mereka gimana? Terserah gua gitu ya? jay yang melanjutkan percakapan pribadinya dengan om broto via video call, setelahnya segera jay memberikan informasi lanjut kepada kedua gadis yang menunggunya itu.

*drap... drap... Srrrtt... suara langkah kaki jay khas sesekali menyeret menuruni tangga tempat ruang kerjanya berada.

"Hei gadis-gadis... Mohon maaf sebelumnya ya, om broto tidak bisa mengabulkan isi dari surat yang kalian bawa karena itu berhubungan dengan hutang pribadi antara ayah kalian dengan om broto." ungkap isi percakapan jay dengan om broto dalam mengambil keputusan dalam perbincangan terakhir mereka.

"Gua bersimpati dengan kondisi keluarga kalian semenjak ayah kalian jatuh sakit, tapi tidak serta merta menggugurkan hutang piutang keluarga kalian. Gua bertanggung jawab sebagai asisten om broto menyampaikan bahwa kalo ayah kalian tidak bisa melunasi hutangnya maka kalian harus bekerja untuknya. Kalian bisa kerja disini, nanti om broto carikan posisi pekerjaan untuk kalian tempati. Gaji bulanan kalian akan dipotong untuk membayar sisa hutang tersebut, kalian tidak perlu khawatir soal tempat tinggal. Om broto membeli villa dengan banyak kamar ini agar bisa dibuat kantor, kalian tinggal saja disini jadi tidak perlu kembali kerumah kalian setelah ini. Bagaimana?" lanjut jay memberikan penawaran dari om broto untuk mereka.

"Hmmm... Boleh kami diskusi dulu kak?" ujar anin mengajak adiknya keruangan terpisah untuk berbicara.

"Dek... Gimana? Mau terima tawaran mereka ndak? Ini kesempatan bagus buat deketin eh dapetin pekerjaan di bali loh. Kita dirumah mau ngapain? Lulus kuliah kita belum kerja juga kan..." kata anin yang bersemangat akan tawaran itu.

sementara saat sang adik fera bingung, "tapi mbak... Kita kan belum tahu pekerjaannya apa, adek pernah denger cerita kalo ayah minjem uang ini bukan dari orang biasa. Adek takut..!!" balas fera yang khawatir tapi raut mukanya terlihat memelas tapi manis seperti anak kecil akibat bentuk wajahnya yang babyface itu.

"Dek... Inget kita gak punya pilihan, kita habisin uang bekal kita untuk bisa kesini. Ada harapan kita bisa bantu lunasin hutang ayah kenapa kamu gak mau? Gak kasian sama ayah?

"Iya mau sih mau mbak tapi..."

"Udah nurut kata mbak... Mbak yang jagain kalo ada sesuatu yang terjadi..."

setelah mereka berdiskusi panjang dan mengambil kesimpulan, anin sebagai anak tertua mengiyakan penawaran om broto.

"Baik kak... Kami terima tawarannya, tapi beneran langsung kerja kan kak?"

"Iya masa gua boong sih... Pertama kalian naik kelantai dua taruh barang-barang kalian dikamar yang nanti ditunjukin sama kartika, setelah itu gua mau anin pergi ke ruang kerja gua buat tandatangan kontraknya." balas jay

"Tuh kan dek... Kita kerja beneran dapet kontrak lagi..." ujar anin berbisik senang sambil menyikut lengan adiknya itu. Setelahnya mereka diantar kartika menuju kamarnya dan mengeluarkan semua perbekalan pakaian yang mereka bawa dan disisi lain anin meninggalkan adiknya untuk bertemu jay di ruang kerja.



"Tok... Tok... Permisi..."

"Ya nin... Masuk, silahkan duduk..." kata jay sambil mempersiapkan kamera yang dipegangnya.

"Makasih kak..."

"Lu gak perlu khawatir soal kerjaan, om broto selalu nepatin janjinya. Sekarang lu mau kan tanda tangan kontrak yang gua pegang ini? Lu kalo mau baca dulu juga boleh..." jay perlahan berdiri dan memberikan kontrak ditangannya kepada anin sedangkan dia menaruh kamera yang dipegangnya dimeja sebelah.

*klek... anin yang lengah ketika membaca kontrak itu tidak menyadari jay berjalan kearah pintu, mengunci mereka berdua dan menyembunyikan kuncinya sementara kamera sudah menyala.

"Sekarang sesi interview pribadi ya nin... Gua harap lu mau menjawab semua yang gua tanya sebagai ganti kontrak yang udah gua kasih sama lu itu." jay berbisik disebelah telinga anin dan mata mereka pun bertatapan dengan jarak yang dekat.



*anin yang terpesona dengan ketampanan jay hanya terdiam tanpa merespon pertanyaan jay barusan dan jay berusaha menyadarkannya dengan menepuk halus pipi anin.

"eh iya kak ngomong apa tadi?" anin kemudian tersadar dari lamunannya

"Intinya gua bakal interview lu buat nanti laporan kepada om broto. Lu tahu kan bisnis om broto apa?"

"Enggak kak, emang apa? balas anin usai menanda tangani kontrak itu.

"Lu udah tanda tangan kan? Taruh aja disana, lu sekarang ganti pakaian lu pake ini. Gua harus ngambil sample foto lu dengan pakaian produksi dari pabrik om broto ini." jay mengeluarkan salah satu pakaian yang ada didalam lemari itu dan memberikannya kepada anin.

"Kak... ini? Bikini? Aku harus pake ini? Gak ada orang lain yang lihat kan? Kalo emang harus gitu aku permisi ke kamar mandi buat ganti."

"Iya lu pake ini, siapa suruh ganti diluar? Lu harus ganti disini, gua gak bakal ngintip selagi gua nyiapin setting kameranya."

"Tapi kak... tolong aku malu ah..." ucap anin yang memang terbiasa dengan kehidupan modern sekarang, baginya memakai bikini sebagai bagian dari fashion tidaklah salah meski dari keluarganya sendiri menentang dirinya berpakaian seksi.

"Lu baru mulai kerja disini udah berani nolak? Kan gua udah bilang gak bakal ngintip atau gua minta adik lu yang berhijab itu buat gantiin..??"

*anin yang terdiam meski tahu dirinya dalam kondisi yang kurang mengenakkan tapi pikirannya kalah karena yang memintanya adalah seorang jay yang sedari tadi mencuri perhatiannya dan tidak ingin adiknya yang lugu itu menggantikan posisinya. "Baik kak... Aku ganti disini tapi janji jangan sentuh adik aku dan jangan ngintip ya..."

"Iya iya... Nih gua balik badan ya buat lu mastiin gua gak bakal balikin punggung gua kearah lu dan coba ngintip." jay tersenyum berbohong karena yang melihatnya sedari tadi adalah kamera yang berada dimeja yang tidak disadari anin, jadi meski jay tidak mengintip tapi kamera itu sudah merekam percakapan mereka sejak tadi.

Anin yang melihat kondisi sudah dirasa aman, dia bergegas mengambil pakaian itu dan segera melepaskan pakaiannya. Ada sedikit rasa malu, aneh yang membayangi ketika seorang cewek berganti pakaian dengan seorang cowok berada didekatnya. Sedangkan dari posisi kamera terlihat jelas setiap inchi tubuh anin yang hampir polos tanpa busana itu, ukuran payudaranya yang sedang tapi kencang dan proporsi tubuhnya yang langsing cocok lah disematkan bahwa anin seorang kutilang lokal yang juga fotogenik.











"K~kak... Sudah..."



"Tunggu bentar..." jay belum selesai menyiapkan peralatannya

"Oke gua balik badan, nih udah siap semua peralatannya." jay tertegun melihat tubuh anin yang mengenakan bikini itu, seketika kejantanannya kembali berdiri setelah absen tegang semenjak terakhir malam dia melampiaskannya kepada kartika.



"Kak? Halo? Liatinnya sampe segitunya? Aku malu ah..." ucap anin yang malu-malu menutupi setengah tubuhnya dengan tangannya.

"Gak usah malu gitu, disini cuma ada kita berdua. Sekarang lu fokus pose buat foto, gak perlu gua arahin lu bebas aja pose. Ntar kalo sesi photoshoot resminya baru gua arahin." balas jay yang sudah siap dibelakang kamera.

"Siap ya..."

Ckrek... Ckrek...

Ckrek... Ckrek...

Ckrek... Ckrek...



*10 menit berlalu kegiatan diantara mereka berdua sudah berlangsung.

"Lu oke juga posenya..! Udah biasa jadi model ya? Nakal juga lu ternyata..." kata jay menunjukkan hasil fotonya kepada anin

"I~iya kak... Aku beberapa kali menerima job foto..." balasnya singkat

"Apa foto yang lebih hot pernah juga? Coba lu jujur sama gua, diantara kita aja ini..." lanjut jay

"Maksudnya telanjang kak? P~pernah... sama cowok aku buat koleksi pribadi dia..."

"What? Beruntung banget cowok lu ya, berarti lu udah pernah begituan?" jay perlahan mendekati anin dan menuntunnya kearah sofa dan melanjutkan percakapan mereka.

"Sudah pernah kak..."

"Kapan itu kalo boleh tahu?"

"Sewaktu kelulusan SMA kak, kita liburan ke puncak berdua."

"Jadi udah paham kan?" jay semakin mendekati tubuh anin dan memandanginya seperti hendak menerkam dirinya.

"Maksudnya kak?" Anin sedikit berusaha menjauh tapi mata anin kemudian sejenak melihat gundukan besar dibalik celana jay dan mengerti inti pertanyaannya.

"Lu liat kontol gua berontak sedari tadi pengen keluar sangkarnya, gua mau lu puasin gua sekarang!!!" ujar jay yang merangkul anin dan memegang 1 tangan anin agar merasakan kontolnya yang sudah menegang dan membuat celananya menjadi sempit.

*Anin yang tidak asing dengan apa yang tangannya pegang saat ini hanya terpana merasakan besarnya kontol jay. Tanpa menunggu lama, jay menarik kepala anin dan melumat bibirnya sesekali tangannya meraba memek anin yang menggunakan sexy bikini itu.

Mmmmppphh...

Mmmmppphh...

Cloppp... Cloppp... Cloppp...

jay memainkan jarinya diantara belahan memek anin setelah menyibakkan tali bikini yang berada disela-sela pantat anin kesamping sehingga memeknya terekspos lebih jelas, sesekali bergerak dengan irama yang lambat dan cepat. Anin yang sedang asyik menikmati ciuman dari jay hanya terus mendesah pelan seakan tidak menolak perlakuan jay kepadanya. Tak puas hanya dengan itu, jay menarik kesamping bikini yang menutupi puting payudaranya yang berwarna kecoklatan dan menjilatinya dengan semangat. Tubuh anin terus menggelinjang akan sensasi yang nikmati itu dan putingnya sedikit menegang akibat rangsangan dan cumbuan jay.

Ssssssssssshhhhhhh... Aghhhhhhh... Kakkkkk...

Lidahnya yang mencumbu balik dan tangannya secara aktif membalas jay dengan membuka retsleting celananya dan mengeluarkan kontol jay dari dalam sana. Setelah sepenuhnya lepas, anin mulai mengocoknya perlahan seakan paham apa yang harus dia lakukan.

"Nin... Sialan lu... bikin gua horny siang-siang gini... Bentar lagi udah sore nih, kita harus cepet-cepet nin. Lu mau kan ngentot sama gua disini mumpung orang-orang belum sadar?" tanya jay mengambil kesempatan karena tidak ada gunanya memaksa kepada cewek yang secara aktif tidak melawan ketika digerayangi seperti anin.

*Anin teringat pertama kali diperawani oleh pacarnya itu tidaklah seperti sekarang yang ahli dalam bercinta meski dia tidak terlihat seperti maniak seks.

"Ayo kakkkkk... Entotin aku sekarang..." pikiran anin yang sudah sulit dia kontrol hanya menginginkan nafsunya juga tersalurkan setelah lama dia putus dengan pacarnya.

"Gercep amat jawabnya nin... Udah lama gak ngentot ya?"

"He eh... Kebetulan aku suka sama kakak, malah aku kaget kakak juga tertarik sama aku!!!" Anin melawan permainan jay dengan membalas mendekap jay dan mencumbunya di sofa itu dengan mengganti posisi duduknya sendiri keatas pangkuan jay. Posisi yang bisa sewaktu-waktu membuat kontol jay tanpa pengawasan memasuki memek anin tanpa permisi. Anin yang terus mencumbu jay dan menggesekkan memeknya maju mundur, mulai merasakan orgasme ringan dan memeknya mulai berkedut-kedut tanda sudah mulai basah.

Kemudian anin bergeser condong kedepan dan menjilati kontol jay yang baginya adalah kontol kedua yang pernah dia nikmati sedangkan ukurannya yang terbesar dari mantan pacarnya. Anin tidak percaya bahwa dia bisa merasakan sendiri kontol bule jay, cukup susah dia mencoba menghisapnya karena lubang mulut anin yang tidak terlalu lebar.


jay mengambil kesempatan dengan menjambak rambut anin dan berusaha menekan kontolnya masuk kedalam mulut anin.

Nghhhhhhhhhhhh... anin meronta ketika jay mencoba memaksa kontol besarnya menerobos mulutnya dan menepuk-nepuk pahanya agar menghentikannya.

Blesssshh... Kepala kontol jay berhasil masuk dan anin yang rambutnya ditarik agar pandangannya menatap kearah kamera memperlihatkan sisi lain anin. Bentuk wajahnya yang manis dan raut wajahnya ketika menghisap kontol jay yang hanya masuk dan terjebak kepalanya saja sangatlah kontras.

Merasa tidak menarik begitu anin tidak bisa memblowjobnya, jay kembali menarik kepala anin dan mengarahkannya ke buah zakarnya dan mendorongnya agar menciumi dan menjilati buah zakarnya itu. Anin tidak merasa jijik karena area sekitar selangkangan jay yang bersih terawat.

Slurpppppp...

Slurpppppp...

Slurpppppp...

Jay membalasnya dengan terus mengocok memek anin dengan mencoba beberapa jari tangannya masuk bergantian sampai akhirnya dia mendapat orgasme besar pertamanya dengan mengencingi tangan jay...



Srrrrrrrrrrrrr... Ahhhhhhhhh... Kakkkkkkkkkkk... Keluarrrrrrrrrrr...

Setelah cukup singkat foreplay yang mereka lakukan, jay memutuskan untuk segera menggenjot anin. Membayangkan dia sendiri belum banyak dijamah pria tentu terbayang betapa rapatnya memek anin.

Ahhhhhhhhh... Kakkkkk... Gak tahannnnnnnn...

Tak berhenti disitu, tangan jay yang berhiaskan cairan orgasme anin dia arahkan kepada pemilik aslinya dan meminta anin untuk menjilati cairan memeknya sendiri...

Mmphhhhhhhhhhhhh... Slurrrrrrrrppppppppp... dengan sadar dia menjilatinya dan menelannya.

"Nin gua udah gak tahan... Masukin sekarang ya..." ujar jay yang memposisikan anin reverse cowgirl dan tubuh mereka menghadap kamera. Sementara anin yang tahu harus apa mulai membimbing kontol jay yang sudah ereksi berat itu masuk kedalam memeknya sendiri.



Blesssshhhhhh... Agggggghhhhhhhhhh... Anin yang merasakan besarnya kontol jay yang baru masuk setengahnya didalam memeknya hanya bisa melenguh sambil membuka mulutnya.

"Gilaaaaaaaaa... Penuhhhhhhhhhh... Mentokinnnnnnnnnn... Kakkkkkkkkkkk..." ucap anin yang berharap jay menekan lebih dalam kontolnya. Entah sensasi apa yang dipikirkannya sedangkan mulut rahimnya sekarang sudah berciuman dengan ujung kontol jay meski baru masuk setengahnya.

Anin kemudian mengambil alih kendali dengan menggerakkan tubuhnya naik turun dan menggoyangkan pinggulnya berputar masih dalam posisi awalnya. Payudara anin yang bergerak naik turun itu akhirnya kembali dijamah tangan nakal jay dengan meremas-remas dan mencubit kedua puting anin yang tegang itu. Sontak jay ikut mendesah dengan permainan anin yang memijat kontolnya dengan jepitan lembut memeknya sendiri, tapi mereka berdua masih bisa menahan suara mereka karena sadar berdekatan dengan penghuni villa lainnya. Apa jadinya bila sang adik melihat kakaknya sedang bersetubuh dengan pria yang baru dikenalnya belum satu hari.

"Awhhhhhhhh... terusssssss..." lenguhan lembut anin yang tertahan telapak tangannya sendiri.

Plok... Plok... Plok...

Plok... Plok... Plok...

Sementara jay mencoba untuk memainkan temponya agar dia tidak cepat ejakulasi kemudian menggendong tubuh anin dengan tetap menancapkan kontolnya. Memek anin yang sudah sangat basah menambah pelumas bagi kontol jay yang semakin aktif bergerak.



"Kakkkkkkk... Aku keluarrrrrrrrrrrrrr..." anin yang kembali orgasme sambil menatap jay dalam pelukannya. Meskipun jay belum lama sejak terakhir bercinta, siang itu jay kembali membuktikan keperkasaannya dengan membuat lawan mainnya selalu orgasme duluan.

"Nin... Lu numpu gih, gua mau doggy lu..." perintah jay menurunkan anin yang digendongnya dan membalikkan tubuhnya memunggungi jay. Jay mendorong tengkuk dan payudara anin menempel di meja, menahan kedua tangannya diatas pinggul anin dan mengangkat sedikit pantatnya agar menungging dan lubang memek anin sedikit terbuka kemudian kembali jay menghujamkan kontolnya perlahan.



Plok... Plok... Plok...

Plok... Plok... Plok...

beberapa menit dengan gaya itu, suara kelamin mereka beradu dan derit meja tempat mereka bertukar desahan. Jay memiliki satu tangan bebas yang menjadi ciri khasnya yaitu menjambak rambut lawan mainnya dan menariknya kearah jay untuk kembali bibirnya saling mencumbu sedangkan dalam posisinya jay menambah kembali kecepatan hujaman kontolnya. Anin yang kaget sedikit kesakitan akibat jambakan dan hujaman kencang secara mendadak jay tapi itu menambah sensasi baru yang dirasakannya bahwa dia sepenuhnya berada dalam kontrol seorang pria yang jauh lebih handal daripada mantan kekasihnya.

Plok... Plok... Plok...

Plok... Plok... Plok...



"Nin... Lu cakep deh kalo jadi lonte! Mau gak lu jadi lonte pribadi gua? Gua suka ada cewek yang bisa ngimbangin gua, sebagai gantinya gua bisa kasih lu report yang bagus ke om broto nantinya."

"L~lonte? aku jadi lonte? Apakah sungguh aku menikmati bercinta seperti ini?" pikiran anin terus bertanya-tanya sedangkan tubuhnya sendiri berkata sebaliknya.

"T~tapi... Apa aku akan merasakan ini setiap saat?" tanya anin

"Gua bisa jamin selama lu tetep binal seperti ini, atau lu mau gua ngentotin adik lu? Gua bisa kasarin dia kalo gua mau! Dan ya gua pingin lu lebih binal dan kotor lagi, jangan kaya anak alim gitu deh ngomongnya gak cocok sama muka lu. Jadi apa jawaban lu?" balas jay mengungkapkan keinginan pribadinya.

"Kan udah janji gak nyentuh adek aku... Apapun demi dia, aku bakal nurutin kemauan kamu... Aku bakal coba lebih kotor lagi, pleaseeeee... E~entot...innnnnnn... akuuuuuuu... Fuckkkkkkkkkk... Dalemnyaaaaaaaa..." balas anin yang membiasakan dirinya menjadi orang lain yang mungkin ini adalah jati dirinya yang terpendam.

"As you wish sayang... Let me fuck you deeper... Ahhhhhhhhhhhhhhh..." balas jay dengan menghentakkan kontolnya sesekali tapi dalam dan kasar. Anin merasakan perih ketika ujung kontol jay sedikit menerobos mulut rahimnya.



"Fucccckkkkkkkkk... Sakitttttttttttt... Ahhhhhhhhh..." lenguh anin kepada jay.

"Enak sayang? Lu suka teknik gua barusan?" jay menghentikan hujaman kontolnya disaat yang tepat saat anin kembali orgasme tak lama berselang.

"Iyaaaaahhhhh... Akuuuu... Sukaaaaaaaa..." sambil matanya terpejam dan mengiyakan pertanyaan jay

Disusul kembali anin mencapai orgasmenya dan sedikit muncrat menetes tepat di lantai kayu kamar itu, ditambah badan anin bergetar hebat diatas meja tumpuannya.

Crrrrrrrrtttttttttt...

Crrrrrrrrtttttttttt...

Crrrrrrrrtttttttttt...

"Hahh... Hahh..." nafas anin tersengal-sengal tapi masih menunjukkan tubuhnya menginginkan lebih dengan bergerak sendiri. Sensasi yang tidak pernah dia dapatkan selama dia bercinta dengan mantannya sendiri.

Jay melepaskan kontolnya, membalikkan tubuh anin dan menidurkannya diatas kasur tak jauh dari meja itu, sedangkan jay mulai menjilati memek anin. Lidah jay menggelitik klitoris anin, anin yang pertama kali mendapat cunnilingus hanya bisa menikmatinya dengan mendongakkan kepalanya keatas sambil menutup matanya sementara jari-jarinya aktif menjambak jay dan menekan kepalanya tidak menjauh dari memeknya.



Beberapa menit kemudian dirinya beralih tiduran dibawah anin, kembali jay menarik tubuh anin turun agar tidur dalam dekapannya. Anin yang lemas membiarkan jay berbuat sesuka hatinya dengan tubuhnya.



"Gua tahu lu udah capek dan mungkin adik lu yang manis itu penasaran kemana kakaknya pergi. Bentar lagi gua kelarin ya sayang... Lu mau gua keluarin dimana? Didalem boleh? Nanti gua kasih pil deh..." tanya jay yang makin bernafsu memastikan mangsanya bertekuk lutut terhadapnya.

"T~terserahhhhh... Kamu buang didalem juga... Okeeeee..." balas anin yang sedikit kecewa bahwa permainan mereka akan berakhir dengan orgasme jay, disatu sisi jay ada benarnya kalau permainan mereka semakin lama bagaimana bila adiknya mencarinya, apa yang dia jawab nanti.

"Hhhmmmpppppphhhh... Hhhmmmpppppphhhh..." anin secara aktif mencumbu jay dan jay merangkulkan tangannya di area tulang belakang anin.



Genjotan jay makin mendekati klimaksnya dengan tempo yang semakin kencang.

Plokkk... Plokkk... Plokkk...

Plokkk... Plokkk... Plokkk...

Plokkk... Plokkk... Plokkk...

"Gua keluar sayanggggggggg... Nikmatin sperma guaaa..." lenguh jay didekat telinga anin...

Crrrrroooooooooooooottt...Crrrrroooooooooooooottt...Crrrrroooooooooooooottt...

Beberapa semprotan sperma jay bersarang langsung didalam rahim anin dimana ujung kontol jay sedari tadi masuk melewati mulut rahim anin dan ikut tertarik dengan gerakan kontol jay, setelahnya jay membiarkan kontolnya diam sampai semua spermanya lepas dan kontolnya menciut dengan sendirinya baru kemudian dia menariknya keluar. Lelehan sperma jay meski tidak banyak akibat dia bercinta berkali-kali dengan kartika sebelumnya tapi masih terlihat bisa meluber keluar dari celah memek anin.



"...." anin dengan tersengal ingin berkata tapi tidak bisa, dia hanya bisa mengekspresikan wajahnya bahwa dia menikmati persetubuhan mereka siang itu. Anin menyerah setelah mendapat tiga kali orgasme melawan jay.

"Makasih ya nin... Gua nikmatin banget siang ini... Lu keren mainnya... Lain kali kita ngentot lagi oke? Bilang apa sama gua sebagai balasannya?"

"Sama-sama kak... Makasih udah jadiin aku lonte kakak, kakak juga keren. Aku nyerah kalah buat hari ini, tapi tidak dengan lain hari. Tunggu pembalasanku..." jawab anin sambil mengatur nafasnya.

"Bagusss... Gua suka gaya lu nin... Gua paham lu belum sanggup ngulum kontol gua, sebagai gantinya..." balas jay terakhir kalinya mengeluarkan lidahnya dan meminta anin mencumbunya sekali lagi sambil berpelukan. Anin paham dan menyambut lidah jay dengan lidahnya dan kembali berpagutan.

Setelahnya jay mendorong tubuh anin dan menggendongnya agar tidur di sofa, sedangkan dia fokus menyelesaikan rekamannya itu untuk diberikan kepada om broto.

"Nin... Lu cepet pake baju lagi, setelah ini mungkin kartika bakal kesini. Lu kalo mau tidur cepet balik ke kamar, ntar malem gua bangunin buat makan malem bareng. Ini pil buat lu, awas lu kaga minum ya. Lu tahu nama kita kalo digabung? Jay+Anin = janin , bisa jadi anak tuh benih yang ada didalam rahim lu." perintah jay

"Iyahhhh..." anin mencoba mengumpulkan tenaganya dan kembali berpakaian dimana pakaiannya terlepas berserakan disekitar sofa.

Permainan mereka resmi berakhir untuk saat ini dan anin keluar dari ruang kerja jay dengan berjalan gontai karena memeknya masih belum terbiasa dengan kontol besar jay. Dalam hati anin menantikan saat ini kembali terulang sementara dan bisa merasakan kontol perkasa jay, anin bisa menghabiskan waktunya untuk bersama jay ketika bekerja sebagai bawahannya.



*Nb : anin akan masuk proyeksi jangka panjang menemani karakter Jay. Ane nyadar kenapa image seorang Anin sering dipake model cerita dewasa, potensi kebinalannya patut dieksplor. Ane usahakan setiap 1 bulan ada 2 chapter baru sembari ane buat plot untuk masing-masing karakter yang bakal masuk jadi target, lumayan menguras imajinasi dan referensi ternyata...

Chapter 4 PHOTO HUNTING + GANGBANG CREAMPIE = SIAPAKAH DIA? ...

Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd