Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Portraiture [My Erogeneous Zone] (Chapter.58+59 + Mulustrasi UPDATED 22 APRIL 2024, Chapter.60 on progress))

Karakter mana yang lebih cocok jadi personal assistant Jay untuk saat ini?

  • Kartika

  • Anin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.


Pagi harinya disaat mereka sudah menghabiskan waktu dengan berpesta dan bercinta, tertidur berselimutkan selimut tebal seperti tumpukan ikan sarden diatas satu kasur berukuran king size. Jay perlahan membuka matanya lebih awal dibandingkan para gadis yang tidur disebelahnya, saat itu terlihat anin tidur menghadap dirinya. Wajahnya sungguh manis ketika tertidur, jay tahu anin menikmati kegiatan mereka semalam setelah sekian lama tidak melakukannya.



Jay hanya memandang wajah anin beberapa saat dan berpikir, seperti mengulang kenangan lama ketika dirinya masih tinggal bersama julia. Setiap bangun tidur ada yang menemaninya dan memberikan senyuman pagi yang menyegarkan. Dirinya perlahan bersyukur banyak yang mencerahkan harinya disaat penatnya pekerjaan, mungkin dengan datangnya anin dan yang lain itulah awal dirinya kembali menikmati hidup. Terutama anin yang memberikan kesan lebih mendalam dibandingkan gadis lainnya saat ini tanpa disadari olehnya sendiri.

"Enggggggg..." perlahan siluet anin juga terbangun sambil mencoba membuka matanya yang masih rapat tertutup.

Jay sedikit terkejut kemudian berbalik dan membuka selimutnya meninggalkan para gadis yang masih tertidur kemudian bergegas bangun menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

Tak lama berselang jay yang sedang asyik bercukur yang merupakan bagian dari rutinitas perawatan wajah setiap paginya, tidak menyadari kehadiran anin yang membuka pintu kamar mandinya yang memang didesain tidak memiliki kunci.

Jay yang setengah telanjang tanpa pakaian atasan terlalu fokus dengan yang dikerjakannya kemudian menyadari ada tangan yang melingkar dan memeluknya dari bagian belakang punggungnya. Tidak terlihat dari kaca dan pandangan jay karena yang memeluknya jauh lebih pendek dari tinggi badannya sendiri.

"Tebak siapa?" anin menggoda jay dengan sedikit mengubah nada suaranya.

Jay kemudian melihat kearah perutnya dan mendapati tangan yang tidak asing baginya karena memiliki kuku yang khas yaitu kuku jari tengahnya yang memang rajin dipotong pendek dibanding kuku jari lainnya. Siapa lagi kalau bukan anin yang memang hobby masturbasi dengan menggunakan jari tengah dibandingkan anggota gadis lainnya.

"Ngapain sih nin? Tumben pagi udah bangun?" ujar jay sambil menggenggam tangan anin yang berada diatas perutnya.

"Gak asik ah ketauan...!!! Kamu sendiri bangunnya pagi bener? Jarang-jarang liat cowok serajin kamu apalagi semalem habis..." anin tersenyum tidak melanjutkan perkataannya.

"Apa? Semalem habis apa? Masih belum puas?" lanjut jay membalas permainan anin.

"Ahhhh gitu deh... Tapi semalem makasih ya jay... Kamu udah muasin aku..." anin tersipu melanjutkan ucapannya.

Jay meletakkan pisau cukurnya dan membalikkan tubuhnya kemudian memeluk anin tepat di pinggulnya dan menggendongnya agar mata mereka saling bertemu.

"Gak perlu terima kasih. It's nothing at all.. Kita udah biasa ngelakuinnya kan, apalagi semalem kita semua pertama kali kan bikin party gitu." balas jay

"Iya aku tahu jay. Kamu juga nepatin janji kamu sama adek aku, dia ntar aku yang urus. Kamu gak perlu khawatir, dia orangnya nurutan kok apalagi sama kakaknya sendiri. Btw cukurannya belum selesai yah? Mau dibantu?" balas anin sambil melihat bagian jenggot jay yang belum tercukur rapi

"Emang bisa? Bukannya cewek jarang cukuran yah?" lanjut jay

"Kata siapa? Kamu tau kan kalo memek aku selalu bersih dari bulu, itu dikira aku waxing mulu?



"Yah pisau cukur cewek emang gak banyak macem kaya punya cowok, tapi kan prinsip motongnya sama aja. Wleeeee..." jawab anin sambil menjulurkan lidahnya kemudian tangannya mengambil pisau cukur milik jay yang diletakkannya disamping wastafel tempat mereka saling bertatapan.

"..." tanpa membalas jay menutup matanya mengisyaratkan agar anin membuktikan omongannya.

Anin paham gestur yang jay berikan kemudian perlahan memotong bulu jenggot jay yang belum bersih sempurna itu.

Srkkkk... Srkkkk... Srkkkk... suara pisau cukur yang dikendalikan oleh anin bergerak di sekitar kontur wajah jay.

"Kamu cakep kalo bersih rapi gini jay, aura bos mudanya keluar. Aku suka yang begini, gak gatel atau kesangkut jenggot kalo lagi ehem..." lagi-lagi anin menghentikan ucapannya.

"Ditambah kita tinggal bareng! Lu suka kita bisa bebas begini?" sahut jay sesaat ketika anin akan melanjutkan pembicaraan mereka.

"He em...!!! It's a pleasure!" anin tersipu sambil menyibakkan rambut sebelah kirinya yang terjuntai keatas telinganya.

"Btw udah kelar nih cukurannya, udah bersih tuh tapi ehhh... Ada yang tegang tuh dibawah? Semalem abis bertamu masih mau lagi kah si adik?" anin menggoda jay ketika dirinya merasakan perutnya tersundul gundukan panjang yaitu kontol jay kembali mengeras tepat ketika anin berada diatas gendongannya.

"Tau nih bisa-bisanya ngaceng lagi. Lu emang cakep nin kalo diliat dari jarak deket gini, bikin horny aja bawaannya... Heheheheh..." tawa jay sambil menggesekkan kontolnya diatas perut anin

Karena mereka berdua hanya mengenakan bathrobe untuk tidur semalam, otomatis mereka berdua dalam posisi tanpa pakaian dalam sama sekali. Dalam satu kali tarikan sabuk bathrobe milik anin terlepas, tubuh telanjangnya kembali terekspos didepan pandangan mata jay.

Sementara anin membalas dengan meraba kontol jay yang hampir keluar dari celah celana boxer pendek yang dikenakannya. Melihat kesempatan emas disaat yang lain masih tertidur, anin mendekatkan bibirnya dan melumat bibir jay yang berada 10 cm dari wajahnya.

Hmmmmpppphhh... Hmmmmpppphhh...

Hmmmmpppphhh... Hmmmmpppphhh...

Ciuman demi ciuman anin lancarkan, air liur mereka pun saling tertukar. Anin kembali masuk kedalam mode binal disaat pikirannya mengambil alih seluruh komando, anin hanya menginginkan kejadian semalam kembali terulang ditempat mereka berada saat ini.

"Kita bisa ngelakuin hal-hal mesum tiap malam mulai saat ini jay? Kaya disini sekarang, aku mulai kepingin lagi tapi jangan ngecrot dulu yah..!!!" tanya anin sambil mulai mengeluarkan kepala kontol jay dari celananya kemudian mengocoknya perlahan.

Anin yang mulai tergila-gila dengan bentuk kontol jay terus mengeksplor semua yang ingin dilakukannya. Sesekali dirinya mengocok kencang dan juga pelan memastikan agar jay tetap terangsang penuh sebelum melanjutkan kegiatan utama mereka.

"Aaaaaaassshhhhhhhh... Ninnnnnnnnn... Manteppppppppp...!!!" desah jay menikmati permainan anin.

"Enak kan?" anin terus menggoda dengan suara pelan berbisik ditelinga jay

"Ihhh berkedut gini adik kamu jay... Mau keluar yah? Lucu deh kaya denyut jantung ditangan aku..." jawab anin dengan pipi merona terus mengocok kontol kesayangannya itu.

"Ngggghhhhhhhh..." lenguh jay

Melihat itu anin seketika menghentikan kocokannya dan tertawa karena berhasil menghentikan ejakulasi jay yang sudah berada diujung.

"Eitssss... Gak boleh keluar dulu ya... Belum dimasukin kesini soalnya... Hihihihi...!!!" ucap anin sambil menepuk klitorisnya.



Dengan posisi tepat berpangku pada jay, anin mengangkat pinggulnya agar memeknya sejajar dengan kontolnya yang masih berdiri tegak itu.

"Jay masukin yah..." anin sambil melingkarkan kedua tangannya pada leher jay perlahan menurunkan kembali pinggulnya, jay menopang pantat anin agar tidak terjatuh karena kakinya terkait dibelakang punggung jay.

"Sssshhhhhh... Yessssshhhh..." anin merasakan kontol jay sudah tenggelam hampir sepenuhnya karena posisi anin yang mengendalikan penuh permainan saat itu.

Jay membiarkan anin menggoyangkan pinggulnya sementara dirinya menyerang titik rangsangan anin yang lain yaitu payudaranya. Payudara anin yang berada tepat didepannya merupakan santapan empuk bagi mulut jay yang perlahan menjilat dan sesekali menggigit kecil puting milik anin agar mengencang.

"Jayyyyy... Uuuuuugggghhhhh... Geliiiiiiiiii..." anin yang masih bergerak sesuai irama yang diinginkannya mulai terserang sengatan listrik akibat rangsangan jay pada puting payudaranya.

"Hmmmmmmppphhh...!!!" kepala jay ditekan sehingga terbenam diantara belahan indah itu oleh anin.

"Kamu suka sama tetek aku jay?" tanya anin singkat memberikan waktu untuk beristirahat sebentar baginya sambil terus meraba kepala jay.

"Yep... Lembut banget malah..." jay meneruskan hisapan dan jilatannya.

"Makasihhh... Kamu lanjutin aja hisapannya... Dan... Aku mau... Kamu... Masukin kontol kamu... Kesini... Lagi... Dan lagi... Dan lagi... Trus... Kamu keluarin didalem... Sepuas yang kamu mau..." jawab anin sambil meraba belahan memeknya sendiri.

Mendengar itu keluar dari mulut anin, jay merasa sungguh bahagia dan juga khawatir sebab dirinya juga belum sepenuhnya siap untuk menjadi seorang ayah dari banyak wanita sekaligus. Entah apa yang merasuki anin semalam, jay hanya bisa berpikir apa karena semalam melihat dirinya sangat bergairah untuk menghamili jena?

"Tapi nin... Lu kalo gak waspada sama ovulasi lu sendiri, ya lu bakal bunting. Gua gak mau nanti kerjaan kita keganggu loh, sama kaya clara atau jena kan mereka ada lakinya sendiri nah lu kan gak punya laki. Ntar lu misal balik kerumah sebentar masa lu bawa anak kan gak lucu..." jay mencoba bernegosiasi dengan anin perihal kebiasaan mereka agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.

"Kalo itu mau kamu, gak apa-apa kok jay. Makasih ya kamu perhatian juga sama keluarga aku, aku sendiri sampe lupa mikirinnya loh. Ada benernya juga sih, kalo aku tiba-tiba hamil gak lucu juga karena keasyikan berhubungan sama kamu. Tapi untuk kali ini aku aman kok jay, kita bakal lebih hati-hati kedepannya. Ok?" balas anin tersenyum

"Ahhh.. Kamu geraknya lambat jay, gantian kamu kencengin juga boleh..." lanjut anin setelah beberapa saat berhenti menggerakkan pinggulnya.



Jay setuju kemudian menurunkan tubuh anin agar bersandar pada meja wastafel.Anin yang membuka lebar kedua kakinya bersiap menunggu kontol jay kembali bersarang.

Dengan posisi doggy style, jay meludahi kepala kontolnya sebelum mempenetrasi anin.



Ahhh... Aghhh... Ughhh...

Hmphhhhhh... Shhhhhh...

Selama beberapa menit desahan demi desahan anin keluarkan setiap kontol jay mengaduk-aduk liang memeknya.

"Jay gantian... Kamu dibawah gih, aku naikin dari atas..." perintah anin yang tidak bisa ditolak jay.

Jay berpindah dan menidurkan tubuhnya terlentang di kursi dekat bathtub kamar mandi mereka dan anin menaiki tubuh jay bersiap mempenetrasi kembali.

"Nggggggghhhhh... Blessssss..." anin mendesah akibat posisi WOT yang paling sering membuat dirinya mabuk kepayang ketika bercinta dengan jay.

"Ughhhhh mentoknyaaaaaaa... Boleh aku goyangin lagi jay?"



"Y~yahhh..." jay hanya pasrah mengikuti permainan anin.

Ahhh... Ahhh... Ahhh... Anin menaik-turunkan pantatnya sesuka hatinya.

Tak berapa lama kemudian, jay merasakan akan mendapat ejakulasinya kembali. Kemudian menarik tubuh anin dan mengubah posisinya menungging bersiap untuk doggy style.

"Ughhhh... Nin... Plakk... Plakkk..." jay menggenjot anin dengan kencang dan menampar kedua bongkahan pantat anin.

"Gua mau ngecrot ninnnnn... Udah mau diujung nih...! Aman kan tembak dalem?!!"

Sebelum anin membalas, jay makin menggenjotnya kencang dan satu hentakan terakhir kemudian jay melepaskan semua spermanya didalam liang memek anin.

"Hnggggghhh... Crrrrooooottttttt..."

Anin membalikkan kepalanya ketika jay menembakkan semua benih bayi miliknya.

"Hahhh... Hahhh... Hahhh..." mereka berdua saling mengatur nafas.

"Tadi enak kan nin?" jay masih mendiamkan kontolnya agar dirinya bisa menikmati kehangatan tubuh dan jepitan memek anin lebih lama lagi.

"I~iyahhhhh..." anin menarik wajah jay dan mencium bibirnya sebagai tanda terima kasih sudah bersedia melayaninya kembali pagi ini.

Plopppp... Jay menarik keluar kontolnya dan lelehan spermanya mulai mengalir keluar dari celah memek anin.

"Bentar lagi anak-anak bangun loh nin. Lu sekalian mandi aja disini..."

"He em... Mandi bareng yuk jay?" anin berdiri dan menarik tangan jay menuju shower box yang berada disebelah mereka.

Shower air hangat mulai menyala tepat diatas kepala mereka berdua. Jay dan anin saling bergantian meraba tubuh masing-masing, jay memasukkan jarinya kedalam memek anin untuk mengeluarkan sisa-sisa spermanya. Anin menatapnya hangat dan membiarkan jay mengobel memeknya sampai sisa sperma jay terbasuh keluar bersamaan dengan air shower itu.

20 menit berlalu, jay dan anin sudah selesai mandi dan bersiap kembali ke kamar untuk menyambut pagi seperti biasanya.

Hari-hari berlalu dipenuhi dengan canda dan tawa antar member villa, sampai tiba hari setelah tahun baru itu dimana anin berulang tahun.

Anin mempersiapkan semua keperluan pesta ulang tahunnya dibantu dengan adiknya.

"Ting..." oven kue berdenting tanda kue yang dibuat anin sudah matang.

"Dek... Tolong angkat kuenya dong... Bentar lagi mau kakak hias..."

"Iya kak..." jawab fera.

Sesuai dugaan sang kakak bahwa fera tidak lagi marah karena perbuatan kakaknya dimalam tahun baru kemarin dan hubungan mereka kembali seperti sedia kala.

"Jay nanti pasti suka deh sama kue buatan aku... Tinggal nunggu dia pulang dari kerjaan diluar deh, hmmm... Kartika mana ya? Mungkin masih ngedekor kamarnya jay, coba aku liat bentar deh..."

"Kar..." anin membuka pintu kamar jay.

"Oittt..." jawab kartika kaget mendengar anin membuka pintu.

"Hayo ngapain?" anin melihat kartika menyembunyikan sesuatu dibelakang punggungnya

"Apa ini? Hihihihi..." anin menemukan kartika membawa dildo dan langsung tahu kartika sedang berbuat apa barusan.

"Ahhh kamu nin... Ganggu aja..." jawab kartika dengan muka merah

"Sante aja kali... Kangen jay juga ya? Segitunya pingin dikontolin sampe mainan dildo dikamarnya? Hahahaha..." balas anin

"Apaan sih...!!!"

"Kalo udah kelar, yuk turun... Kita siapin yang lainnya juga... Si jena juga belum balik dari beli buah ke supermarket deket sini..."

Kartika ikut keluar mengikuti anin dan menyimpan dildo yang dibawanya untuk dimainkannya sendiri nanti malam.

Hari berganti sore, semua persiapan ulang tahun anin sudah siap, kue sudah dihiasnya dengan cantik. Tinggal menunggu jay saja pulang kembali ke villa.

Setelah lama menunggu, jay yang ditunggu banyak gadis akhirnya kembali pulang. Terdengar suara pintu garasi terbuka dan mobil sport jay perlahan melewati gerbang.

"Eh jay tuh... Ayo siap-siap..." ucap jena

Kartika dan fera bersiap didekat pintu dapur yang terhubung dengan garasi, sedangkan anin dibantu oleh jena bersiap didekat meja makan tempat mereka meletakkan semua persiapan ulang tahun anin.

Jay keluar dari mobil dan berjalan menuju dapur sambil membawa tas bungkusan besar.

"Cieee... Udah bawa kado aja pulang-pulang? Buat kita mana?" tanya kartika

"Aku juga mau dong..." fera perlahan mulai tidak malu ketika berada didekat jay.

"Nanti ya gantian, kan kalian semua juga belum lama disini..." balas jay sambil berjalan masuk menuju dapur.

"Duh udah siap-siap yang lagi ulang tahun, dandannya cakep bener... Bikin apa aja nih?" tanya jay sambil berjalan menuju meja makan.

"Makasihhhh... Ya dong cantik, anin gitu loh...!!" balasnya tersenyum manis.

"Tau tuh dari siang udah bikin kue... Aku cuma bantuin hiasnya doang...!!" celetuk jena menyela pembicaraan mereka.

"Kalo gitu mulai aja acaranya... Hei kar, fer ayo kesini..." jay memanggil agar semua gadis berkumpul bersama.

"Sayang sih clara masih di jakarta sekarang, kalo disini mah ikut party bareng lagi..." lanjut jay

Mereka kemudian bersiap dengan menyanyikan lagu ulang tahun bersama.

"Fuuuuuhhhhhhh..." lilin ulang tahun anin sudah ditiup.

Anin secara aktif memotong kue pertama . Berkat jay, hidup anin perlahan berubah disamping disaat bersamaan dirinya bisa membantu melunasi hutang orangtuanya.

"Jay... Potongan pertama buat kamu yah... Makasih atas semuanya, aku seneng bisa kenal sama kamu..." ucap anin memberikan piring kue simbolis kepada jay.

"Selamat ulang tahun ya nin... Keliatannya enak ini kue buatan lu... Btw ini ada kado buat lu, moga lu suka ya..." jay juga membalas dengan memberikan bungkusan besar yang tadi dia bawa.

Setelahnya anin membagikan semua potongan kue kepada gadis-gadis yang lain.

"Ayo dicobain dong kue buatan aku..." anin penasaran agar mereka segera mencobanya.

Jay yang belum mengisi perut dari siang terlihat bersemangat ketika menyendok potongan kue itu dan memakannya.

Akan tetapi tak sampai satu menit setelahnya, ada reaksi aneh yang ditunjukkan oleh jay sedangkan yang lain tidak merasa apa-apa.

Jay sedikit gontai dan kemudian batuk-batuk, piring kue yang dibawanya terguling jatuh dari tangannya dan terbalik diatas meja.

"Ughhhh... Uhukkk... Uhukkk... Uhukkk..."

Reaksi jay mendapat perhatian dari semua gadis yang terkejut, beberapa mendekati jay untuk menolongnya. Sedangkan jena merasakan hal yang aneh kemudian bertanya kepada anin.

"NIN... BAHAN KUE YANG KAMU PAKE TAMBAHIN KACANG KE ADONANNYA?" jena terkejut setelah merasakan kue buatan anin.

"Iya... Tadi aku liat resep bahannya pake itu juga, emang kenapa?"

"DASAR... AKU LUPA NGASIH TAHU KAMU... JAY TUH ALERGI BAHAN MAKANAN DARI KACANG-KACANGAN... ADUH GIMANA INI???" jena sedikit marah dengan menaikkan nada suaranya.

Reaksi yang ditunjukkan tubuh jay diluar dugaan mereka, muka jay mulai terlihat membiru karena sulit bernafas.

"Kenapa gak ngasih tahu sih jen? Aku beneran gak tahu kalo jay punya alergi...!!! Jay... Jay..." anin mencoba menepuk pipi jay agar tetap tersadar.

Dalam keadaan yang mendadak panik itu jena tetap berusaha tenang. "Eh tolong dong... Buat dia bernafas pelan..."

"JAY... KAMU GAK APA-APA? EH CEPET DONG, PANGGIL AMBULANCE KEK..." anin panik melihat kondisi jay dalam dekapannya.

"IYA SABAR NIN... UDAH DARIPADA KELAMAAN, GOTONG BARENG JAY KE MOBIL YANG SATUNYA. BIAR AKU AJA YANG NYETIR..." ucap jena kemudian berlari menuju garasi menyalakan mobil suv milik jay.

Para gadis berusaha mengangkat tubuh kekar jay bersama-sama dan membawanya menuju mobil yang disiapkan jena. Setelahnya mereka berempat menuju rumah sakit terdekat dari villa, sedangkan fera tetap tinggal berjaga apabila nanti ada sesuatu yang diperlukan.

Selama perjalanan, anin hanya terisak dan memantau agar jay terus tersadar dan bisa bernafas meski sulit. Keadaan alergi jay yang sudah lama tidak dirasakan tubuhnya, terlihat dengan makin membiru bibir dan kulit sekitar mukanya.

Cukup beruntung rumah sakit terdekat hanya berjarak 20 menit dari villa mereka dan setibanya di ugd mereka meminta dokter yang bertugas jaga untuk segera menolongnya.

"Dok... Tolong dok..!!!" anin membuka kaca mobil paling putus asa meminta tolong meski mereka sudah sampai di rumah sakit.

Para petugas medis dengan sigap mendorong ranjang dorong menuju pintu mobil mereka, beberapa orang membantu agar meletakkan tubuh jay. Sementara dokter yang lain menenangkan para pengantar.

"Mbak tenang... Pasien sudah jadi tanggung jawab kami, kami mohon mbak tenang dulu ya..." dokter kemudian bergegas menuju ugd dan melakukan prosedur tindakan yang tepat sesuai keadaan.

Satu jam berlalu, anin,kartika dan jena menunggu kepastian dipanggil oleh dokter yang menangani jay.

"Dasar bodoh... Kenapa aku sendiri gak tahu kalo jay punya alergi??" anin terus berusaha menyalahkan dirinya sambil memukul-mukul kepalanya.

"Heh apa sih...!!! Udah jangan nyalahin diri sendiri gitu dong... Aku juga salah gak ngasih tahu, aku sendiri ngira kalo kalian pada tahu kalo jay punya alergi..."

"Ya tapi..." belum selesai anin berkata pintu ugd terbuka dan suster cantik yang membantu dokter menangani jay pun keluar.



"Permisi... Keluarga pasien atas nama Jay?" ucap sang perawat memastikan.

"Ya sus... Gimana kondisi jay, sus?" para gadis kemudian berdiri dan bertanya sekaligus.

"Mbak-mbak sekalian... Pasien sudah ditangani dengan baik, sementara pasien masih akan berada di ugd dan dipantau perkembangannya. Untuk itu, kami mohon untuk salah satu kerabatnya untuk tetap berada disini untuk sementara waktu. Silahkan untuk mengisi formulir milik pasien yang saya berikan, nanti setelah itu saya ambil kembali. Permisi..." ucap sang suster cantik itu kemudian berlalu kembali kedalam ugd setelah memberikan formulir pendaftaran pasien.

"Makasih ya sus... Ditunggu kabar selanjutnya..." balas jena setelah menerima formulir itu, dan kartika menenangkan anin yang memang tidak bisa tenang karena kondisi jay bermula dari kesalahannya sendiri.

Setelah lama menunggu, jay yang juga sudah berganti pakaian pasien akhirnya mulai dipindahkan ke kamar perawatan tersendiri karena perawatan yang diterimanya sudah menunjukkan kestabilan.

"Sus... Kita boleh ikut?"

"Maaf mbak. Pasien masih harus dipantau berkala untuk sementara waktu. Mohon sabar menunggu saja, nanti ada dokter yang memberikan kesimpulan untuk diberitahukan ke mbaknya." balas suster itu kemudian membawa jay menuju kamar perawatannya.

Hari berganti pagi. Anin memaksa terus menunggu di lobby dekat kamar jay, sementara jena dan kartika kembali ke villa untuk mengambil segala kebutuhan jay nantinya. Sesekali dirinya melihat dari luar kaca pembatas kamar, jay yang terbaring lemah berbanding terbalik dengan kondisi biasanya yang dirinya lihat setiap hari. Semua hanya karena kebodohan kecil dirinya yang pikirannya meski mengaku mengenal jay dengan baik nyatanya kebalikannya.

Suster dan dokter setiap jam berulang kali masuk ke kamar memantau perkembangan jay. Sampai akhirnya anin dipanggil oleh dokter yang bertanggung jawab akan kondisi jay.

"Ibu anin... Bisa kita bicara sebentar?" sang dokter memanggil anin kedalam ruang kantornya.

"Ya dok... Gimana kondisi jay, dok?"

"Ibu tidak perlu khawatir... Reaksi alerginya sudah berangsur membaik dibandingkan awal masuk sehingga memerlukan penanganan yang tepat. Keputusan untuk membawa ke rumah sakit sudah tepat, terima kasih untuk reaksi cepatnya ya bu. Perlu ibu tahu, alergi seperti yang pasien alami ini memang sepertinya sudah lama tidak kambuh sehingga reaksinya sedikit lebih ekstrem sehingga mengakibatkan pasien kesulitan bernafas. Dimohon kedepan untuk memperhatikan komposisi bahan makanan yang akan dikonsumsi untuk pasien, dan nanti saya akan tuliskan resep untuk menekan reaksi alerginya. Untuk sementara waktu, pasien akan rawat inap selama beberapa hari sebelum pulih total."

"Baik dok akan saya usahakan. Terima kasih ya dok..." anin menyudahi pertemuan dengan sang dokter kemudian kembali menunggu panggilan selanjutnya setelah diberikan resep yang harus ditebusnya.

Hari sudah menjelang malam. Suster sudah memberitahukan anin untuk tidak apa-apa meninggalkan pasien karena kondisinya sudah stabil dan beberapa hari lagi sudah bisa pulang kembali. Anin yang terlihat lusuh karena tidak pulang dan mandi selama 2 hari, akhirnya menyerah dan memutuskan untuk kembali ke villa untuk bersih-bersih diri kemudian kembali setelahnya.

Suster yang bertugas jaga malam itu kembali untuk mengecek kondisi jay.

"Srekkk..."

Pintu geser kamar jay terbuka dan sang suster masuk kedalam. Dengan tatapan tajam sang suster memperhatikan jay yang tertidur itu.

"Tuan... Jay, hmmmm menarik juga pasien yang satu ini. Kebanyakan pasien disini sudah pada tua-tua hanya dia seorang yang terlihat seumuran dengan gue?"

[Andai jay mulai tersadar dan melihat suster itu, siapa pula yang bakal tidak tertarik menatap sang suster sexy itu.]

Entah apa yang ada dalam pikiran suster itu dan kemudian setelah selesai mengecek kondisi jay, dirinya kembali keluar menuju ruangan pasien disebelahnya.

Beberapa jam setelahnya, jay mulai tersadar dan melihat dirinya berada disebuah ruang perawatan rumah sakit disaat bersamaan dirinya ingin sekali buang air kecil. Dirinya mencari tombol panggil perawat, setelah menemukannya jay langsung memencet tombol itu.

Suster sexy yang kebetulan berjaga malam itu melihat lampu darurat menyala dari kamar jay, sehingga dia bergegas menuju kesana.

"Malam bapak. Saya suster bella yang berjaga malam ini dan juga kepala perawat bangsal ini. Ada yang perlu dibantu?" ucap suster bella.

"Maaf suster. Saya ingin buang air kecil, bisa minta tolong ambilkan pispotnya?" balas jay

"Boleh bapak. Tunggu sebentar ya saya ambilkan." suster bella kemudian melihat kebawah ranjang jay dan mengambil pispot yang tersimpan dibawahnya.

"Silahkan bapak, saya bantu buka celananya ya."

Bagi suster seperti bella, hal yang dilakukannya adalah lumrah dan dirinya sudah berkali-kali melayani pasien pria dengan berbagai latar belakang. Namun baru kali ini dirinya bertemu dan merawat pasien bule seperti jay yang memang tidak terlihat seperti wajah lokal meskipun jay merupakan anak setengah bule.

Hal pertama yang membuat suster bella kaget dan juga takjub adalah ukuran penis jay yang tertidur masih cukup besar ketimbang pasien yang pernah dia layani. Dirinya tersipu melihat kearah jay yang sedang buang air kecil dihadapannya itu.

"Sudah bapak?" setelah itu suster bella menuju kamar mandi untuk membuang air seni milik jay dan membersihkan pispot yang dipegangnya sebelum kembali menemui jay.

"Maaf ya bapak. Saya bersihkan juga penisnya." suster bella mengambil handuk yang sudah dibasahinya dengan air hangat dari kamar mandi kemudian membersihkan penis jay dan kulit sekitarnya sampai bersih.

"Terima kasih ya sus." ucap jay

"Sama-sama bapak. Kalau begitu saya kembali bertugas dulu ya pak, nanti kalau ada perlu lagi silahkan panggil menggunakan tombol yang sebelumnya. Selamat malam."

Suster bella menyelesaikan tugasnya dan mematikan lampu kamar jay. Tugas sibuknya kembali berlanjut untuk malam itu. Bayangannya melintas terlihat dari balik kaca berlalu lalang melewati kamar jay.

Jay yang tidak bisa kembali tidur dan memejamkan matanya, terus terjaga memikirkan suster cantik itu. "Wah... Ada juga suster cantik,sexy gitu di rumah sakit ya... Hmmmm... Suster bella..!! Akan gua inget namanya...!!" pikir jay menghabiskan waktu malamnya.

Tak berapa lama disaat sunyi tengah malam itu, jay mendengar goncangan seperti suara deritan kasur disambut lenguhan berasal dari kamar sebelahnya.

"Hmmmmpphhh... Sssssssshhhhh"



Suara lenguhan yang berusaha ditahan oleh seseorang dari kamar sebelah dan jay yakin itu suara perempuan. Dirinya kemudian berpikir sejenak, "Apa suara suster bella yah? Tadi dia bilang tugas malam ini, coba gue panggil ah."

Jay kembali menekan tombol darurat miliknya yang tersambung ke sebuah tablet yang dibawa oleh sang suster tadi.

"Maaf pak. Itu ada panggilan darurat, kita berhenti sekarang yah." ujar suster bella membenahi pakaiannya dan menghentikan kegiatan malam yang dilakukannya dengan pasien lain.

"Tapi kalo sudah selesai kembali kesini ya sus, tanggung belum keluar nih." balas sang pria tua yang baru sebentar mempenetrasi suster itu dengan kontolnya masih terbalut kondom.

Dengan segera dia menuju kamar jay dan menyalakan lampunya.

Jay mencoba mencari alasan agar bisa mengerjai suster bella itu. "Ummm... Sus..."

Suster bella menatapnya dan merasakan ada yang berbeda dengan posisi tidur jay. Dirinya mendekat dan membuktikan dugaannya benar dengan membuka selimut jay kebawah.

"...Sudah saya duga." ucap suster bella ketika melihat batang kontol jay mengeras. Dirinya sekaligus takjub bukan hanya dirinya baru saja merasakan sebuah kontol pria tua yang ukurannya hanya 1/3 milik jay, bagi perempuan seperti dirinya tentu kontol jay menarik perhatiannya.

"Boleh saya bantu?" suster bella mengenakan sarung tangan karet miliknya dan melumurinya dengan minyak pelumas yang biasa dia bawa.

Perlahan suster bella menggenggam kontol besar milik jay itu. Dirinya takjub melihat diameter kontol jay sebesar antara ujung kuku jempol dan ujung kuku telunjuknya saling bertemu. Dirinya tidak pernah gagal membuat KO lawan mainnya dan rumor seputar reputasinya sebagai suster penakluk pasien pria akan dipertaruhkan disini.

"Bapak ingin diginikan kan? Jangan sungkan, ini bagian dari pekerjaan saya..." balas suster bella.

"Suster tahu gak? Dari tadi saya denger ada suara deritan kasur dan juga desahan cewek, apa itu suster?" jay menembak langsung obrolan mereka.

"Tsk..." suster bella terperanjat ketika jay mengetahui aktivitas yang baru saja dirinya lakukan dengan pasien lain.

"Ugh... Bapak benar-benar terus terang yah." suster bella perlahan naik diatas kasur dan berbaring dengan mulutnya menghadap kontol jay sambil terus mengocoknya.

Suster bella tahu apa yang harus dilakukan, dirinya menjulurkan lidahnya dan menjilati batang kontol jay yang berdiri tegak itu.

"Hmmmppphhh... Hmmmppphhh... Slurrrrrppp..." lidah suster bella menari-nari naik turun kemudian memasukkan batang kontol jay kedalam mulutnya.

"Enak sepongan saya pak?" tanya suster bella

"Shhhh... Rasanya enak sus..!!!" balas jay

Suster bella yang tertarik dengan kontol jay itu terus melakukan kegiatannya hampir 20 menit lamanya sedangkan jay tidak sama sekali menandakan akan berejakulasi tidak seperti pasien pria tua sebelumnya yang terburu-buru ingin mempenetrasinya dan lebih sering bertahan tidak sampai 5 menit sudah keluar.

[Sial nih bule. Kontolnya gede banget mana gak keluar-keluar lagi meski udah gue sepongin. Kalo gue terpaksa harus dientotin sama nih kontol, gue ragu kondom yang gue punya bakal muat sama ukuran dia. Sobek ditengah jalan atau gak pake kondom sama sekali jadi sama aja akhirnya.] pikir suster bella akan kemungkinan yang terjadi malam ini. Disatu sisi dirinya juga penasaran melayani kontol seperti milik jay dibandingkan kontol pria-pria yang pernah dilayani sebelumnya.

"Kena lu sus... Suster emang cantik, jarang banget liat suster muda sexy pula. Bisa langsung dapet blowjob aja gue gak nyangka, tapi jangan remehin gue. Gue gak bakal keluar kalo cuma dia gituin doang. Heheheheheh..." pikir jay terkekeh dalam hatinya.

Suster bella merogoh kantongnya dan mengeluarkan bungkusan kondom yang dibawanya. Dia membukanya kemudian mencoba memasukkan melewati kepala kontol jay akan tetapi tersangkut karena diameternya.

"Apa gue bilang? Beneran kan gak bisa masuk kondomnya? Padahal make kondom juga biar gak ada jejak sperma dan gampang buangnya. Masa iya gue biarin dia penetrasi gue gak pake kondom? Huft... Gue nanti harus buru-buru minta pil neh ke anak-anak." pikir suster bella yang sedang dalam dilema itu.

Rok suster bella yang sedikit tersingkap karena posisi duduknya yang bersimpuh memperlihatkan celana dalamnya membuat jay makin terangsang ingin mengetahui bagian privat milik suster bella itu.

"Sus... Kalo boleh, bisa gak tunjukin sedikit lebih... atau kita... Umm... Lupain deh..." jay bermain dengan pikiran suster bella.

Suster bella terlihat menggigit bibirnya sebelum menjawab, "I~iya boleh..." perlahan suster bella menarik roknya lebih keatas dan kemudian menurunkan celana dalamnya tepat dihadapan jay.

Setelah menarik lepas celana dalamnya, suster bella berpindah posisi dan bersiap menduduki muka jay.

"Ini cukup?"

"Y~yeah cukup kok sus... [Yes... Memek suster bella sesuai dugaan bagus bener, gak heran kalo sering ngasih layanan plus-plus. Dirinya gak puas sama kontol pria lain ternyata. Heheheh.]" jay senang dengan apa yang didapatnya malam itu.

"Suster... Maaf ya saya juga benci kalo harus begini, tapi saya memang gak semudah itu untuk ejakulasi. Saya butuh stimulasi yang lebih kuat. Kalo enggak dikeluarin, susah tidur penis saya." jay mencoba berbagai alasan untuk menikmati momen itu.

"Huft... Bapak jay. Sekarang waktunya perawatan tengah malam bapak. Karena bapak mengetahui rahasia saya, bapak mau ini kan?" suster bella kembali menempatkan belahan memeknya dan menggesekkannya naik turun pada batang kontol jay.

"Ughhhhh... Enak sus..."

"Plop... Blessss..." suster bella memaksakan kepala kontol jay masuk kedalam memeknya setelah menggesekkannya.

"Aaaaaahhh..." tanpa disadari suster bella juga menikmati dan mendesah ketika kontol jay mengisi penuh liang memeknya.

Dengan posisi WOT, suster bella mengendalikan permainan. Dirinya masih berpikir bahwa sudah tugasnya melakukan "Semen Extraction Procedure", sama seperti ketika dirinya membantu seorang dokter melakukan tindakan pengetesan sperma bagi pasangan yang membutuhkan tes kesuburan hanya saja kali ini berbeda. Dirinya harus membiarkan seorang pasiennya ejakulasi didalam memeknya sendiri.



"Dengan begini bapak bisa mengeluarkan sperma bapak bukan? Jadi karena kita tidak punya banyak waktu, kita bisa percepat dan bapak bisa ejakulasi didalam vagina saya. Tolong jangan berisik karena ini sudah tengah malam." balas suster bella dengan pinggulnya bergerak naik turun meremas kontol jay agar segera ejakulasi.

Tanpa mengubah posisi mereka, dan suster bella sudah mulai kecapekan bermain solo selama hampir setengah jam. Dirinya mulai merasakan denyutan dari kontol pasiennya itu, sebentar lagi akan menembakkan peluru yang bersarang dalam kantong spermanya itu.

"Ughhhhh... Saya keluar sus..." ucap jay sambil mengejan keras pertanda dirinya menembakkan benihnya didalam memek suster yang bahkan baru dikenalnya itu.

Crrrrrrrrrrttttttttttttttt...

Dirinya tak menyangka bahwa ada seorang yang bekerja dalam area publik yang bersedia memberikan memeknya untuk dibanjiri oleh sperma dari pria yang menjadi pasiennya.

Suster bella menutup matanya pertanda dirinya juga menikmati momen ketika memeknya sendiri ditembak cairan cinta hangat milik seorang pria dari jarak yang begitu dekat yang tanpa dia sadari membuatnya jatuh hati pada kontol perkasanya. Bahkan ketika dirinya mengangkat memeknya sendiri, kontol jay masih terlihat keras meski baru saja berejakulasi.

Kemudian suster bella mencoba mengorek dan menahan lelehan sperma jay dengan telapak tangannya agar tidak berceceran di kasur atau lantai. Perlahan dirinya menuju kamar mandi untuk membasuh hasil perbuatan jay kepada dirinya, dirinya juga tidak bodoh membiarkan seorang pasiennya membuat dirinya hamil karena melakukan prosedur ekstraksi sperma dengan tanpa kondom sama sekali.

Sekembalinya dari kamar mandi, suster bella terlihat mengenakan kembali celana dalamnya. Sungguh pemandangan indah seorang suster dengan proporsi badan langsing meski tidak berpayudara besar itu dalam pandangan mata jay. Ingin kembali dirinya menikmati bahkan mendominasi suster yang aslinya binal itu sedangkan dirinya masih dalam tahap pemulihan.

"Suster... Saya mohon maaf untuk yang barusan ya." ucap jay basa-basi

"Bapak berkata seperti itu hanya karena ingin meminta maaf atas perbuatan bapak? atau bapak meminta maaf hanya untuk membuat bapak merasa lebih baik?" balas suster bella

"Saya tahu pak dan saya tidak mengambil pusing atas kejadian tadi, sudah tugas saya sebagai seorang tenaga medis untuk membantu pasien saya sampai pulih total termasuk prosedur yang baru saja saya lakukan. Selamat malam." suster bella menyudahi kegiatan mereka dan bergegas keluar. Sebelum keluar dan mematikan lampu, dirinya berbalik dan menatap jay.

[Gila nih cowok. Udah ngecrot aja masih keras aja tadi, tapi gue sendiri juga belum puas sebenernya tapi gue harus tahan diri ketemu dia sampe beberapa hari kedepan.]

Klik... lampu kamar jay pun padam dan suster bella menutup pintu sambil senyumnya mengembang dibalik bayangan gelap lorong bangsal itu. Dirinya menemukan kenikmatan tersendiri bisa melayani cowok seperti jay ini, dirinya ingin membiarkan jay mendominasi dirinya tapi juga dirinya tersadar sedang berdinas yang sangat beresiko membuat seisi bangsal mengetahui kegiatan mereka malam itu.

Bersambung...
 
Y masa gratisan k bali.
Maksudnya bukan sekedar duit... Kang foto sama model diluar hubungan profesional ya biar sama2 dpt insight jaman sosmed tau lah ...
 
Y mana mau susah si.. adiknya aj lbh enk pergi tmpt lain
yoi... kaya s*r4h vilonte aja terang-terangan gaji dari konten video kecil banget. Mau hedon ya pake jalan lain lah kwkwkwkw
 
Bimabet
Horsing around 🤣
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd