Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Portraiture [My Erogeneous Zone] (Chapter.58+59 + Mulustrasi UPDATED 22 APRIL 2024, Chapter.60 on progress))

Karakter mana yang lebih cocok jadi personal assistant Jay untuk saat ini?

  • Kartika

  • Anin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
I saw a milky way....
So bright and shiny.... bwahahaha
 
"Kak... Aku udah sampe di villanya... Kakak kemana yah? Apa aku nungguin disini aja?" ucap seseorang pada teleponnya didepan villa tasya.



Gadis yang sedang menunggu didepan villa itu adalah Thalia, adik dari tasya sedang berlibur mengunjungi sang kakak yang sudah lama tidak ditemuinya itu.



"Ya, lia...?? Kakak masih diluar sebentar, kamu tunggu bentar yah... Atau ada tetangga disebelah yang punya villa besar, kamu tunggu aja disana. Kakak kenal orangnya, kamu tinggal bilang aja kamu adik aku pasti dia ngerti..." balas tasya pada telepon adiknya.

"Masih lama ya, kak?" sambungnya

"Iya... Tunggu sejam lagi yah, coba kamu mampir ke villa sebelah aja dulu..."

"Y~ya udah deh kak... Aku coba dulu, ada orangnya apa enggak... Cepetan balik... Bye kak..." ucap thalia menutup panggilan teleponnya.

Thalia kemudian terpaksa menuju villa yang ditunjuk oleh sang kakak yang merupakan villa milik jay. Thalia berada di depan villa jay tapi cukup ragu apakah harus bertamu disana atau tidak karena dirinya tidak mengenal jay sama sekali, hanya kakaknya yang mengenalnya.

Thalia mencoba memencet interkom villa jay, sebelum jarinya memencet bel interkom itu, pintu gerbang jay terbuka secara otomatis. Rupanya jay sedang keluar dan dari kejauhan mobil yang dikendarainya mulai mendekat seiring dengan terbukanya pagar yang dikendalikan via remote itu.



Vroooommm... Suara knalpot mobil sport jay terdengar ketika melakukan downshift dan berhenti didepan thalia.

"Huh? Hai... Siapa yah?" jay membuka jendela mobilnya dan menyapa thalia yang berdiri didepan gerbang villanya.

"Hai... (Wow... Keren juga nih cowok! Kenalan kak tasya? Gila mimpi apa aku semalem?)" thalia terpana melihat sosok jay yang berkacamata hitam membuka kaca jendela mobilnya.



[Setelah mendengarkan alasan thalia, jay kemudian mempersilahkannya masuk kedalam villa miliknya untuk menunggu sang kakak kembali dari tengah kota yang memakan jarak sekitar satu jam lamanya apalagi ditengah cuaca panas terik seperti ini, tidak mungkin seorang thalia bisa menahan berdiri didepan pintu saja.]

"Makasih ya mas, sudah memperbolehkanku menunggu disini!" ucap thalia sembari meminum segelas minuman dingin yang disajikan oleh jay.

"Tidak masalah... Dan juga, tasya gak pernah ngasih tahu gue soal adiknya yang sama cantiknya ini...!" balas jay duduk bersama dengannya di ruang tengah.

"Ah... Masnya ini... pinter gombal deh ya? tapi... lihat?" thalian memperlihatkan jari manisnya yang sudah memakai cincin pernikahan kepada jay.

"Oh! Lu udah punya suami juga kaya tasya dong? Wah anak-anak muda jaman sekarang pada suka nikah muda ya?"



"Ahahahaha...! Bener mas... Aku sama kak tasya memang dari kecil pingin nikah muda, tapi aku yang paling kecil malah nikah duluan sewaktu masuk kampus awal semester. Kalo kak tasya, baru nikah setelah ujian skripsinya selesai... tapi..."

"Jangan menyesal dulu kak... Hehehehe..." thalia melepas cincin pernikahannya dan membuangnya ke dalam gelas minuman miliknya.

"Wah... Gue tersanjung, tapi... apa lu yakin dengan ini, lia?"

"Tentu saja aku yakin. Aku pindah kesini dan pingin tinggal sama kak tasya karena... suamiku sudah berselingkuh di belakang aku... Ini adil jadinya kalau aku melakukan hal yang sama, bukan?" ucap thalia dengan satu kakinya dia tempatkan pada selangkangan jay dan mengusap batang kontolnya yang masih tertidur itu.

"Yah... Kamu benar, selingkuh ketika seorang wanita dikhianati bukanlah selingkuh bukan?" jay meletakkan gelasnya diatas meja, kemudian menghampiri thalia yang mengenakan celana pendek dan juga crop top itu. Jay langsung saja memangsa dirinya dan menyerang titik lemah milik seorang wanita.

"Wah... Lu udah basah juga ya? Lu sama aja pecun kaya kakak lu si tasya, yang sekarang lagi hamil..."



"Hghhhh! Aaaaaahh! Mmm! H~hamil? Kak tasya udah hamil? Kok gak ngomong sama aku?"

"Mana mungkin dia bilang, kalo dia dihamilin cowok lain bukan dari suaminya sendiri? Hahahaha..."

"Mmmhhh... M~maksud kakak?"

"Iya... Gue yang ngebuntingin kakak lu, sewaktu dia kesepian ditinggal suaminya kerja mulu. Gue sama tasya ngentot tiap hari di villanya, gue kasian ngeliat dia cuma bisa masturbasi sendiri. Karena kakak lu yang minta, ya gue buntingin tanpa pikir panjang karena kakak lu gak puas sama kontol suaminya sendiri... Gue penasaran, apa lu sama kayak tasya atau enggak? Mmmm!" jay menyedot puting thalia setelah menarik crop topnya keatas dan terlebih lagi lebih mudah karena thalia juga tidak memakai bra dibaliknya.

"(Jadi... ini maksudnya kak tasya? Aku gak percaya kalo ternyata kak tasya bisa selingkuh sama suaminya sendiri...! Tapi... kalo cowoknya macem dia begini... siapa juga yang bakal nolak ya kan?)Mmmm... S~setelah aku menikah, aku tentu saja belajar menjadi istri idaman untuk suamiku..." thalia membiarkan jay menyedot puting thalia seperti seorang bayi dan jarinya memencet-mencetnya bergantian.

"Setelah lu menikah? Jadi... sebelum itu..." tanpa melanjutkan perkataannya, jay menghentikan kegiatannya kemudian duduk disamping thalia dan membuka celananya.

Kontol jay yang terekspos disamping mata thalian menunjukkan ukuran yang sebenarnya. Thalia hanya melongo melihat ukuran kontol jay dan perlahan jay mendekatkan kontolnya kearah mulutnya. Thalia tanpa sadar membuka mulutnya seperti menginginkannya, kepalanya terus bergerak maju mendekati kepala kontol jay.

"Haa! Haa! Mmmhh! Mpphhh!" thalia menjulurkan lidahnya dan mencicipi lubang kencing jay sebelum jay mendorong kontolnya masuk kedalam mulut thalia. Dengan posisi 69, jay merebahkan dirinya menyamping ketika dirinya menyodokkan kontolnya pada mulut thalia dan dirinya mengincar memek thalia.

"Mpph! Mmm! Mmm! Mmm! Mmm! Mnn! Mph! Mmmh! Mmm! Mhhuuu!"

10 menit berselang, Jay mempercepat genjotannya dan kemudian menahan kepala thalia ketika dirinya ingin ejakulasi. Thalia tidak dapat menahannya dan terpaksa menerima sperma jay di dalam mulutnya.

"MPHHHHHHH!!!" thalia melotot merasakan hangatnya sperma jay didalam rongga mulutnya saat ini.

CROOOOOOTTTTT...

CROOOOOOTTTTT...

CROOOOOOTTTTT...

"UHUUUUUKKK... UHUUUUUUUUKKK... HAA! HAAA! HAHH! HAAAAH!"

"Oke... Kalo lu memang pingin ngerasain one night stand, gue bisa bantu lu tha..." jay menarik kontolnya keluar dari mulut thalia dan mengocoknya untuk menguras sperma yang tertinggal pada pucuk kepala kontolnya dan mengoleskannya pada toket thalia.

Thalia yang menggerakkan lidahnya diantara bibirnya terlihat senang mendengar hal itu. Akan tetapi jay tiba-tiba mendorong punggung thalia untuk tengkurap dan dengan cepat jay berjongkok dibelakang pantat thalia.

"Gue masukin sekarang, gimana?" jay menempatkan kontolnya tepat diantara lubang memek dan anus thalia.

"E~EH!? MAAAAS... T~TUNGGUUU! D~DIMANA KONDOMNYA!?" thalia meski terlihat nakal tapi tidak cukup nakal ketika mengetahui jay akan mempenetrasinya tidak memakai pengaman sama sekali.

"Kenapa? Gue gak suka pake kondom... Itu prinsip gue...!!!"

"A~APAAAA!!! JANGAN! NGHHHH! AKU BENCI MAS! MMMM!" terlambat bagi thalia, jay dengan segera mempenetrasinya disaat dia lengah. Jay menahan kedua lengan thalia ke belakang punggungnya dan mulai menggenjotnya dengan kasar.



PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"Gue pingin lu kayak tasya... Awalnya gue paksa buat nikmatin kontol gue secara langsung, sampe akhirnya dia ketagihan dan hamil sekarang..."

"Mmmm! T~tolong! Naaaah! Nghh!(D~dia... pria yang buruk! tapi... Kontolnya... amazing... Aku gak pernah ngerasain segini enaknya sebelumnya... S~suamiku kalah jauh...) Uuuh! Ughhh!"



"(Gak adik gak kakak, rasanya kok mirip yah? Gue bisa ngerasain gspotnya di area yang mirip seperti tasya... Hehehe... Meruntuhkan keyakinannya sangat mudah buat gue, dia cuma menginginkan sebuah one night stand, tapi... Gue malah berpikir gak punya rencana ngelepasin dia...! Boleh juga nih kakak adik bisa jadi lonte gue, biar mereka bisa nemenin yang lain juga... Kontol gue rasanya mentok... Minta gue buntingin juga nih badannya, hah?)"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"AH! NGHH! AH! UUHH! AH! AAAH! AAAAAAAAAAAH!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

15 menit kemudian...

"NHAAAAAH! K~KONTOLNYA... MAS... MEMBESAAAAAAAAAAR! (Dia mau keluar? Didalam vagina aku? T~tapi aku sedang... ovulasi! P~pernikahanku... berakhir kalau aku sampe hamil, hari ini... aku bakalan dihamilin sama dia...) JANGAAAAN! AH! LEPAS MAAAAS! NGHHH! HAAA! HAA! AAAAHH! MMMMMMM!!!"

CROOOOOOTTTTT... CROOOOOOTTTTT... CROOOOOOTTTTT...

Thalia merasakan kontol jay seperti meledakkan sesuatu didalam perutnya saat ini. "(Oh tidak! Ini gak boleh terjadi! Aku membuat kesalahan fatal!)"



Jay yang selesai menumpahkan benih bayinya di dalam rahim thalia kemudian berbaring disampingnya tanpa menarik keluar kontolnya. "Apa lu suka sama kontol gue? Mau ngelakuinnya sekali lagi?" bisik jay pada telinga thalia yang masih berusaha mengatur nafasnya dan termenung karena memikirkan resiko yang terjadi apabila sepulang dari sini dia berbadan dua.

"Haa! Ahhh! Haah! (Aku... ingin kembali pada suamiku setelah bermain-main sedikit... tapi...)"

Malam harinya, thalia dibawa pergi ke dalam villa jay dan dipaksa melayaninya berkali-kali di dalam kamarnya.

"Halo... Lia? Kamu dimana? Bukannya kamu mau nginep ditempat kakak?"



"Mmm... Kak tasya?" jawab thalia terbata-bata karena sedang melakukan wot ketika dirinya dipaksa mengangkat panggilan telepon itu oleh jay.

"Kakak denger kamu berantem sama suami kamu..." lanjut tasya mencemaskan adiknya itu.

"Haa! Gak ada apa-apa kok kak... Kita udah baikan... Mmm... Itu mendadak sih, haa! tapi... Ha! Kita ketemu lain hari ya kak... Haa!"

"Ya udah kalo gitu, kakak kira kamu kemana? Untung kakak gak jadi nyariin kamu di villa sebelah... kakak tutup dulu ya? Kamu lagi asyik-asyikan sama suami kamu pasti, hihihi..."

I~iyaaaa... Kaaaaak... Aaaaah!"

2 hari kemudian... Tasya yang mendapat telepon dari sang adik bahwa dirinya ingin berwisata berdua dengan sang kakak, akhirnya memutuskan untuk meninggalkan suaminya untuk berlibur dengan sang adik.

"Sayang... Aku pergi dulu ya!" ucap tasya



"Yah... Aku juga ingin ikut denganmu, sayang. Aku harap kamu sama thalia bisa bersenang-senang disana..."

"Iya gak apa-apa kok yang... Kamu kan harus tinggal karena urusan kerjaan, oh... Itu dia thalia, dia nyewa mobil sendiri kayaknya... Ya udah sayang, aku pergi dulu ya..." lanjut tasya mencium bibir sang suami kemudian meninggalkannya sendirian.

"Hati-hati ya sayang..."

Tasya berjalan cepat menuju mobil thalia dan membuka pintu penumpang bagian depan tanpa melihat dikursi belakang.

"Soooorry, biasa kakak iparmu itu... Makasi at... EH!?" tasya melihat kursi penumpang ada jay yang duduk disana.

"YO..! Syaaaaa!" sapa jay melambaikan tangannya pada tasya.

"Apa ini...?" tasya tidak mempercayai bahwa thalia datang dengan jay di dalam satu mobil.

"Tenang kak... Kalau kakak membuat keributan, kakak iparku bisa curiga nanti..." tasya kemudian ingat suaminya sedang memandangi kepergian mereka dari balkon villa. Tasya tidak mempunyai pilihan lain selain memasang wajah ceria dan melambaikan tangannya padanya.

Setelah mobil mereka meninggalkan kompleks villa...

"Thalia... Apa yang sedang terjadi disini...?"

"Kak... Aku selalu berpikir kalau kakak tuh terlalu baik dan membosankan orangnya. Sekarang aku tahu bagaimana kerennya kakak aku ini... Oh iya, jay memberitahukanku semuanya kepadaku kemarin..."

"T... TUNGGU!"

"Kita bisa bahas tentang hal itu secara mendetil setelah kita sampai di sana, oke?"

"B~baiklah..."

Di sebuah penginapan yang terletak di daerah pegunungan...

"Selamat siang... Pesanan atas nama tuan dan nyonya jay..." thalia menggandeng lengan jay dan memasuki penginapan dengan tasya berjalan dibelakang mereka.

"Ah...Yang kemarin menelepon dan memesan dua buah kamar, benar?"

"Benar, mbak!"

"Oh iya, kak... Ada pemandian air panasnya juga, kita bisa bicara disana nanti!" sahut thalia kepada sang kakak kemudian mengajak mereka meletakkan barang-barang kemudian menuju pemandian bersama.

"Mmmm! Segarnyaaaaa!" ucap thalia meregangkan otot lengannya dengan menarik lengannya keatas.

"Lia..."

"Kak... Aku pikir pernikahan kakak tuh sempurna banget di mata aku..."



"Lia... Please... Please... jangan bilang suami kakak!" tasya terlihat panik setelah sang adik mulai berbicara tentang arah pembicaraan mereka.

"Hmmm... Kita lihat itu nanti ya kak..."

Sreeeeeek... pintu dorong pemandian itu terbuka dan jay mulai masuk kedalam tempat mereka berdua sedang berendam.

"EH!? EH? A~APA...?"

"Hah? Ada yang aneh?" ucap jay masuk dengan telanjang bulat dan kontolnya berjuntai didepan mereka berdua. Jay kemudian masuk kedalam kolam pemandian itu menemani kedua gadis yang sedang berbincang tersebut.

"Hei...! Mas jay, berhenti disitu!" thalia menghentikan jay dan mendekatinya.

"J~jangan masuk ke dalam sini, sebelum aku membersihkanmu terlebih dahulu..." thalia kemudian mengocok kontol jay dan mengulumnya di depan tasya.

"EH!? DEK!?"

Thalia menghiraukan sang kakak dan meneruskan sepongannya. "Mph! Mmm! Mmm! Mmmnn!"

"EH? EH? APA YANG KAMU LAKUIN...?" tanya tasya dengan wajah memerah kepada adiknya itu.

"Kakak lihatnya gimana? Bukannya udah jelas? Mmm! Kak, kakak selalu saja lambat memahami..." balas thalia sambil mengocok kontol jay dan menjilati kepala kontolnya.

"Sebenarnya, gue udah "menggauli" adikmu untuk beberapa hari ini... Bilang saja tasya, thal..." jay membelai kepala thalia dan sesekali menekannya untuk memberinya deepthroat.

"Y~yaaaaaaaaahhhh..."

"Kita mutusin buat coba ngentot outdoor dan perjalanan liburan ini adalah bagian yang sudah kita rencanain dan yang paling kita butuhin... Selain itu... Ini menjadi alibi yang sempurna, bukan?" sambung jay menyusul dirinya menarik tubuh thalia untuk duduk diatas pangkuannya. Jay dengan leluasa bermain dengan toket dan juga memek thalia dengan kedua tangannya.

"I~iyaaaah, aku akhirnya bisa menjauh dari suami aku untuk sebuah kenikmatan bercinta yang tidak bisa aku rasakan bersama dengannya...! Ayo, kita nikmatin ini bersama kak... Haa! Aaah! Meskipun jika... aku hamil nantinya... Haa!"

"EH? THALIA, APA YANG TERJADI PADAMU!? KENAPA!? KENAPA KAMU INGIN MENGKHIANATI SUAMIMU...?" teriak tasya sambil berdiri menutupi tubuhnya dengan handuk ingin mendengar alasan sang adik berselingkuh dengan jay.

"Kaaak, Haaa! Haa! Kakak yang ngaku saja, kakak mengkhianati suami kakak... Ah... dan kakak juga hamil dengan benih milik mas jay, bukan? Mas jay... Mari tinggalin kak tasya di sini dan kita pergi ke kamar kita..." ucap thalia sambil mengalungkan tangannya pada leher jay dan bersikap tidak peduli dengan pertanyaan tasya.

"Hmmm... Baiklah kalo itu mau lu, tha... Kita balik ke kamar sekarang... Sampai jumpa lagi, sya..." ucap jay menggendong thalia dan menuju ke kamarnya.

Tasya hanya terdiam mendengar apa yang dikatakan sang adik kepadanya, tubuhnya bergetar melihat sang adik seperti berusaha memiliki jay meskipun dia tahu dia bisa saja hamil dengan anak jay seperti yang dia lakukan. "(Tapi... aku sudah terlanjur hamil juga dengan sperma milik jay, bohong jika aku bilang aku tidak menginginkannya sama seperti apa yang dikatakan oleh thalia.)"

Di dalam kamar mereka, thalia dan jay sedang asyik beradu mekanik dengan mesranya ketika tasya hanya duduk diam mendengar suara desahan sang adik yang menikmati genjotan kontol jay di dalam memeknya.



"Nhaaa! Aaaah! Ketika aku memikirkan kehamilanku nanti, ini benar-benar membuatku terangsang hebat..." thalia menduduk kontol jay dan mulai menggoyangkan pinggulnya berputar. Thalia juga melihat sang kakak juga sesekali mengintip kearah mereka seperti menginginkan untuk bergabung juga dengan mereka.

"Uaaaaaaaahhh! Yeeeeeeeeeessssss! Tanpa kondom memang terasa sangat nikmat!!" lanjut thalia

"Tha, kenapa lu kepingin banget buat hamil sih?" ucap jay menggodanya.

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

"I~itu... karena..."

Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...Plok...

"Aku juga mau... seorang bayi, seperti kak tasyaaaa...! Ah! Mmm! Aaaah!" balasnya dengan jujur sambil mempertahankan ritme goyangan pinggulnya diatas tubuh jay.

"Mas jay terus aja menyetubuhinya sampai kak tasya hamil..."

"Gue gak bisa menahannya... Dia sendiri yang meminta, apalagi dia tinggal di sebelah villa gue..."

"Tapi... kalau aku sampai hamil dan bilang ke suami aku yang sebenarnya, dia akan meninggalkanku dan aku bisa tinggal bersama dengan mas lalu kita akan selalu berhubungan intim, kan?"



"Lu terdengar seperti calon ibu yang bajingan yah... Tapi kalo lu beneran kepingin punya bayi... GUE DENGAN SENANG HATI NGEBUNTINGIN LU MALAM INI!!!" ucap jay sambil merangkul tubuh thalia dan mulai menggenjotnya dengan kasar.

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"Nhaaaaa! Yeeeeeeeeesssss! Teruuuuuuusssss! Hajar rahim aku maaaaaaaaaas! Aku mauuuuuuu! Aku akan melahirkan anaknya massssss! Pleaseeeeeee, hamilin akuuuuuuu...!! Ahh! Ahh! Ah! Ah! Hnghhhh! Mmm! Uuuuuuhhh! Ahnnnnn! Aaah!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

Goyangan pinggul jay makin kencang setelah mendengar ucapan thalia.

"HNGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHH!!! BUNTINGGGGG LU, THAAAAAAA!!!" jay mengerang keras dan menekan pinggulnya makin dalam dan membuat kontolnya berusaha menembus mulut rahim thalia dan menumpahkan benih anak miliknya kedalam rahim thalia



CROOOOOOOTTTTTT...

CROOOOOOOTTTTTT...

CROOOOOOOTTTTTT...

"Ooooooohhh! Mantaaaaaappp!!! Lu gak mau gabung, sya?" ucap jay kepada tasya yang membuang wajahnya ketika jay memergokinya sedang menonton ketika sang adik menerima semprotan sperma miliknya.

"Oooh lihat! Sepertinya lu juga udah horny, sya... Lu harusnya menikmatinya juga sama seperti adik lu ini..."

Perlahan tasya pun luluh dan mendekati mereka berdua, satu jam setelahnya jay berbaring dan menikmati kedua wanita itu sedang menyepong batang kontolnya bergantian. Sesekali lidah tasya dan thalia saling terkait ketika menjilati kontolnya dari dua sisi.

"Aghh! Haa! Mmm! Haa! Hmmm! Ahmmm! Mpphh! Uaaah! Ah! J~jangan usap perutku mas! Ah!" tasya mendapat giliran untuk bercinta dengan jay. Tasya menidurkan tubuhnya terlentang sementara jay menggenjotnya dengan MOT sambil berciuman dengan thalia.

"Mas jay... Setelah itu giliranku yah... Mmm! Mph! Mmm!" thalia menyambar bibir jay ketika berjalan maju dengan menggunakan lututnya menunggu giliran untuk menikmati kontol jay setelah sang kakak.

Setelah jay puas dengan tasya, jay menggantinya dengan bergerak kesamping tubuh tasya dimana sang adik berbaring menunggunya. Jay mengangkat sebelah kaki thalia keatas dan mulai menghujamkan kontolnya meski baru saja ejakulasi didalam memek tasya.

Permainan berlanjut dengan thalia hampir setengah jam lamanya. Thalia duduk diatas pangkuan jay sambil terus mengaduk-aduk memeknya. Thalia mengalungkan lengannya pada leher jay dan bertatapan mata dengan mata kemudian mencumbunya.

"Aaaah! Maaaaaas! Mmppphh! Ah! ha! Aah! ah! Haaa! ha! ha!" erang thalia disaat yang bersamaan tasya berjalan kearah mereka dan menarik pipi jay untuk mencumbunya. Thalia menyandarkan kepalanya ketika jay mengerang kesekian kalinya dan menembakkan spermanya didalam memek thalia.



Permainan dihentikan sementara. Kemudian setelah memulihkan tenaga sebentar, jay kembali menarik tubuh tasya untuk berbaring didepannya. Thalia yang juga membantunya dengan ikut menyedot puting sebelah kiri milik sang kakak dan jay juga menyedot puting sebelah kanan secara bersamaan. Telapak tangan jay yang cukup besar mampu meremas toket tasya dengan genggaman tangannya seperti berusaha memerah asi milik tasya yang belum bisa keluar dari putingnya tersebut.

"Haah! Ha! Mmm! Mph! Ah! ha! Ah! Mmmm!" thalia menyumpal bibir sang kakak dan membiarkan jay melakukan tugasnya.

Setelahnya bergantian, tasya kembali memberikan posisinya pada sang adik untuk berada diatas tubuh jay. Sedangkan tasya menungging disamping jay dan memainkan toketnya dan menyuapkannya pada mulut jay.

Banyak gaya dipraktekkan oleh mereka bertiga, disaat akan mengakhirinya untuk mallam itu. Thalia dan tasya saling tindih dengan tasya berada dibawah dan thalia diatas tubuh tasya menikmati celupan kontol jay keluar masuk bergantian didalam memeknya masing-masing. "Ahh! Ah! Yaaaah! Haa! Hmm! Mmh! Oooh!"

"HNGHHHHHHHHHH... GUE KELUARRRRRRRRRR...!!!" erang jay ketika kontolnya berdenyut kembali. Jay menembakkan sisa spermanya didalam memek tasya terlebih dahulu kemudian dengan cepat jay menariknya dan memasukkannya kembali kedalam memek thalia.



"HAAA! HA! MMM! MPHH! HAAA! AHHH! AAAH! HAA! HAA! HAHH! AHHHH!"

Thalia kemudian berbaring disamping tubuh sang kakak, keduanya sama-sama lemas melayani jay yang mampu membuat mereka berdua takluk disaat yang bersamaan. Ditambah mereka berdua merasakan benih milik jay didalam rahimnya masing-masing malam itu.

"Mas... B~belum pernah ada pria yang bisa menyetubuhiku seperti mas... Haa! Haa! Ha!" ucap thalia membuka lebar kakinya dengan memperlihatkan lelehan sperma milik jay keluar dari dalam celah memeknya.

"Haah! Haah! Hah! I~iyaaa... mas... Haa! Sekarang, kita berdua... pasti bakalan hamil... anak mas..." sahut tasya menatap kearah sang adik disebelahnya.

"Ha! Haa! Haa! Kak, apa kakak senang bisa kesini?" tanya thalia ikut membalas tatapan mata sang kakak.

"I~iyaaaa... Kakak senang..." balas tasya tersenyum.

Dua hari berselang, mereka bertiga kembali ke villa...

Tasya turun didekat villa yang dia sewa agar tidak dicurigai nantinya oleh sang suami.

"Bye kak! Salam buat kakak iparku juga ya! Dan... kakak lebih baik... mempertimbangkan untuk ****** sebelum suami kakak mengetahuinya... Akulah yang nanti bakal ngelahirin anaknya mas jay..." thalia yang cukup gila dengan ucapannya sambil memegangi perutnya yang berharap akan segera hamil itu tetap bersikeras akan bercerai dengan suaminya dan juga melahirkan anak jay disaat yang bersamaan meski dia tahu jay hanya ingin bersenang-senang dengannya.

Tasya terdiam mendengar ucapan sang adik dan kemudian berjalan masuk ke dalam villa.

"Klek..."

"Eh sayang? Udah pulang? Enak liburannya?" ucap sang suami yang sedang membaca buku diruang tengah dengan tv yang menyala.

"Hmmm..." tasya ragu untuk mengutarakan pikirannya didepan sang suami.

"Apa? Ada apa? Cerita dong..."

"Sayang... K~kita... kita harus bicara... ada sesuatu yang kamu harus tahu... Aku... aku..." tasya memberikan tanda dengan jari-jarinya membentuk hati tepat didepan perutnya kepada sang suami menandakan dirinya hamil.

"A~APA? SERIUS KAMU? BENERAN KAN SAYANG? YAHOOOOOOOOOO!!!" sang suami berteriak dan loncat kegirangan mendengar tasya memberitahukan kehamilan dirinya.

bersambung...
 
Momen dimana lu satu apartemen gak pernah ketemu, tapi idaman cewe sekali ketemu sampe bikin salting...
 
Mendengar kehamilan sang istri, suami tasya berubah menjadi protektif. Setiap harinya meski diusia kandungan yang terbilang muda, tasya tidak diberikan kesempatan untuk melakukan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga.

3 bulan berselang...

"Sayang!"



"A~apa yang...?" tasya menoleh kearah sang suami memanggilnya.

"Kamu jangan angkat-angkat itu sendirian dong!" lanjut sang suami melihat tasya membawa keranjang belanjaan yang cukup besar sendirian.

"Eh? Ini gak berat kok sayang..."

"Sini biar aku bantu! Kamu harus berhati-hari dengan tubuhmu sekarang!" sang suami mengambil paksa keranjang belanjaan tasya dari tangannya itu.

"Ihhh... Kamu tuh ya, khawatir berlebihan ih! Sedikit olahraga kan gak apa-apa, yang..."

Sang suami meletakkan keranjang belanja itu diatas meja dapur kemudian mendatangi tasya sambil berjongkok dan menempelkan telinganya diatas perut tasya. "Tapi, aku gak bisa biarin apapun terjadi pada bayi kita sayang..."

"Ihhhhhh... Sayang..." tasya merasa geli ketika sang suami mengusap perutnya itu.

"Sayang... Mau gak malam ini kita gituan lagi...?"

"Eh... Ah... Maaf yang... S~sekarang... ada bayi di dalam perutku ini... Aku tidak ingin melakukannya..." tasya mendorong kepala sang suami dan memegangi perutnya ketika tasya menolak permintaan sang suami untuk bercinta malam ini.



"A~ah... Oke yang... Gak masalah...! Gak ada yang lebih penting daripada kesehatan bayi kita! Maaf yah, hahaha!" sang suami berusaha agar tasya tidak cemberut dengan ajakannya barusan.

"Maaf ya sayang...!" tasya membalasnya.

"Gak perlu minta maaf sayang... Omong-omong, kamu jadi pergi ke dokter hari ini? Aku bisa mengantarmu..."

Tasya bingung harus berkata apa kepada sang suami, "A~aku lebih suka berangkat sendiri sayang... Kamu juga kerja kan habis ini... Rumah sakitnya gak jauh dari sini..."

"T~tapi yang..."

Tasya kemudian berjalan meninggalkan sang suami sendiri menuju kamarnya. Tak lama tasya turun sudah mengambil tas miliknya dan berjalan keluar villanya. Akan tetapi ada satu hal yang dipegang di dalam genggaman tangan tasya, sebuah kunci. Sesekali tasya berusaha melihat kunci itu ketika berjalan keluar dari villa. Dan tak jauh berjalan, tasya membuka gerbang villa lain yang tak lain milik jay. Tasya bergegas masuk kedalam villa jay dengan menggunakan kunci serep yang diberikan kepadanya setelah berbohong kepada sang suami akan pergi memeriksakan kehamilannya hari itu.

Klek... tasya masuk ke dalam villa jay dan bertemu dengannya.

"Selamat datang, sya... Wah... Sekali lagi, kamu berbohong kepada suami lu sendiri dan datang nemuin gue yah..."

Jay menarik tangan tasya dan bersama dengannya berjalan menuju kamar miliknya. Di dalam kamar jay, tasya duduk di sebelah jay diatas kasur miliknya. Dengan tanpa berpikir panjang, jay melumat bibir tasya seperti predator yang tidak sabar memangsa buruannya.

"Mmm! Mph! Mphh! Nghhh! Mmm! Haaah! Haa!" jay dan tasya saling berpagutan mesra menikmati waktu mereka berdua. Lidah tasya sangat aktif membalas sentuhan lidah jay pada rongga mulutnya, tidak seperti yang dia berikan kepada suaminya setiap kali hendak foreplay. Jay paham bagaimana menaikkan gairah pasangannya dan membuatnya lebih horny hanya dengan foreplay saja.

"Sya... Toket lu gedean sekarang? Lu keluar gini mau ke dokter gak pake bra juga? Hmmm, mau godain dokternya juga ya?" ucap jay setelah mengehentikan ciumannya dan memandangi tubuh tasya dengan menurunkan pakaian tasya yang menutupi area tubuh atasnya dan memperlihatkan toketnya yang kenyal tanpa bra.

"Haah... Haa... A~aku rasa... gitu mas..." balas tasya menyetujui pertanyaan jay kepadanya.

"Karena lu hari ini gak pergi ke dokter buat ngecek kandungan lu, gue bisa ngegantiinnya kan?" lanjut jay dengan berdiri menunggu didepan tasya persis.

"Uuhh... I~iya..." dengan cukup ragu, tasya meremas rok yang dipakainya dan mengangkatnya dihadapan jay dan memperlihatkan perutnya dengan kandungan berusia sekitaran 2-3 bulan itu. Gundukan kecil mulai terlihat pada perut tasya, berbanding terbalik dengan pertama kalinya ketika mereka bertemu, tasya yang sangat langsing menawan kini mengandung benih jay didalam perutnya. Perubahan bentuk tubuhnya selain membuat toketnya lebih montok, juga mengeluarkan aura lebih memikat dari sebelumnya.

"Oooh! Gak buruk juga untuk ukuran gadis penurut sepertimu! Ini akan membantumu mencegah stretch mark dimasa kehamilan sekarang..." jay mengolesi kedua telapak tangannya dengan minyak bening yang biasa ditemukan pada tempat spa pijat. Perlahan jay mengusapkan telapak tangannya pada perut tasya.

"Hyaaaaaa! D~dingiiiiin... Massss...! Mmmhh! Mphh! Ughhh! Nnn!" tubuh tasya bergetar dengan dinginnya minyak yang dioleskan pada tubuhnya oleh jay.

"Jangan gerak dulu... Gue harus ngeggosokin minyaknya disini..." ucap jay ketika satu telapak tangannya mengarah kearah bawah menuju memeknya. Setelahnya jay memasukkan jari-jarinya untuk mengocok memek tasya bersamaan dengan dirinya mengusap perut tasya.

"Mmm! Aaah! Haa! Aah! Nhaa! Naaaaah!"

Crep...Crep...Crep...Crep...Crep...Crep...

Crep...Crep...Crep...Crep...Crep...Crep...

Gerakan kocokan jari jay makin dipercepat dan membuat tasya mendesah tidak kalah kuatnya mengimbangi suara kocokan jay pada memeknya.

"Oke... Untuk membantu lu ngelahirin dengan mudah kedepannya, gue bakal mijitin bagian dalam memek lu ini... Coba santai dikit yah..." jay mengoleskan minyak itu keatas kontolnya untuk melumasinya, setelah itu jay berbaring dibelakang punggung tasya dan mengangkat sebelah kaki tasya untuk memasukkan kontolnya yang sudah licin berkat olesan minyak itu.

"Mmmm! M~makasih maaaaaas... Ahh! Haa! Haa! Mmm!" tasya meski cukup khawatir dengan posisinya apabila bayinya tergencet, meskipun begitu tasya membiarkan jay melakukan semaunya dengan tubuhnya meski beresiko dengan kehamilannya sendiri.

Jay kembali mengusap perut tasya dan juga meremas toketnya sambil terus memompa memek tasya. "Nah dengan gini, gue bisa perlahan ngelumasin minyaknya kedalam memek lu, lu bisa berteriak sekeras yang lu mau disini..." bisik jay disebelah telinga tasya.

"Mmm! Mphhh! Ughhh! Nghhh! NNNGGHHHH!! t~tapi... suami aku sedang dirumah sekarang..." tasya berusaha menutup mulutnya ketika menyadari desahannya terlalu keras.

Jay membalik tubuh tasya dan menindihnya dari atas, "It's oke, gak bakal denger dia...!"

"B~bukan, itu maksudnya mas...!"

"Lu inget boneka yang gue kasih ke lu beberapa waktu lalu?"

"Ah! Ahh! Mmm! A~apa...?" balas tasya bingung dengan pertanyaan jay.

"Baiklah kalo lu belum sadar juga, itu bukan boneka biasa..." jay mengambil remote tv diatas meja lampu disebelah kasurnya kemudian menyalakan tv didepan mereka.

[Pemandangan yang tidak biasa diperlihatkan jay kepada tasya. Boneka yang diletakkan di dalam kamarnya itu, mengarah ke arah sofa tempat tv kamar tasya berada. Tasya melihat suaminya sedang menonton film bokep dengan menggunakan headset dan tasya yakin suaminya pasti sedang masturbasi dengan menonton pemeran wanita didalam film itu. Dirinya paham, suaminya tidak pernah memiliki koleksi film porno sebelumnya bahkan setelah menikah dengannya...]

"Lu lihat sya? Itu semua salah lu... Sejak lu bilang sama suami lu soal kehamilan lu, lu selalu berusaha menghindari suami lu bukan..." ucap jay dengan percaya diri dengan bukti yang dia punya.

"Eh? Enggak! Ah!" tasya berusaha menahan berat badan jay ketika menindihnya dan mulai menggenjot memeknya dengan irama satu hentakan keras dan dia tarik kembali. Tasya yang hanya mengkhawatirkan kehamilannya saja berusaha meronta akan tetapi tidak bisa mengalahkan tenaga jay yang besar itu.

"Gue pernah denger kalo cewek lagi hamil tuh jam-jam segini harusnya bakalan sangat bergairah. Lu tahu apa yang tubuh lu pingin, bukan?"

"Mmm! Mm! Mmm! Ahh! Mm! Nhaaa!"

"Dan selanjutnya, meskipun lu tidak sabar untuk bisa hamil, lu tiba-tiba melarikan diri ke tempat pria itu..." jay mulai menggoda tasya yang merupakan fakta bahwa tubuh tasya lebih menginginkan jay daripada suaminya sendiri. Jay menarik tubuh tasya untuk duduk diatas pangkuannya dan mereka bisa saling bertatapan. Toket tasya berada didepan mulut jay persis dan jay menyambarnya dengan cepat.

"M~maaf...! Tapi... A~aku gak punya pilihan lain...! Mmmhh! Mmmph!"

"Itulah kenapa suami lu sekarang ngocok sendiri di dalam kamar... Yah, mungkin itu yang terbaik untuknya..."

"T~terbaik untuknya...?" tasya terlihat bingung dengan ucapan jay.

"Gue tahu... Dia gak bisa muasin gairah lu bagaimanapun caranya bukan? Itulah kenapa, lu selalu kembali kesini tiap lu pingin ngentot..." jay meremas pinggul tasya dan membuatnya bergerak naik turun dengan sensasi kontol jay yang mengaduk liang memeknya dan ujung kontolnya yang seperti memencet bel mulut rahimnya untuk meminta ijin bertamu.

"Mmm! Ahh! Ahh! Mmmh! Iyaaaa... Haa! Haa! Mas... Benar... Mmm! Mm! Mmm! Uuuh! Mph! Uuh! Mphhh!" tasya menyambar bibir jay dan melumatnya.

"Uahhh... Meskipun aku lagi hamil... Tubuhku ini sangat horny seperti biasanya... Aku ingin... ngentot sepuasnya... Dia hanya tidak bisa memuaskan aku..." ucap tasya dengan jujur sambil mengusap perutnya di depan jay.

"Jangan khawatir... Gue bisa bantu itu..." balas jay sambil tersenyum ketika mangsanya luluh kepadanya dan jay mulai menggenjotnya seperti yang diinginkannya.

"IYAAAAAH! DISANA MAS! AAAH! AH! HAA! WOW! GITUUU! AHN! AAAH!" erang tasya dengan kerasnya ketika kepala kontol jay menggempur bagian terdalam memeknya yang membuat tubuhnya tersengat listrik seketika.



"Aaah! Yaaa! Jangan berhenti, sya... Terus teriak sampai suami lu yang bodoh itu denger desahan lu!" sambut jay dengan meletakkan kedua betis tasya diatas pundaknya.

"Ahh! Pleaseee... Jangan... Nhaaa! Maaaaaas!" tasya mendesah makin menjadi disaat jay memainkan tempo genjotannya cukup keras dan membuat tubuhnya berguncang mengikuti arah genjotan jay.

"SINI...!" jay mengangkat tubuh tasya dan menggendongnya kemudian jay duduk ditepi kasur bersamaan dengan dirinya mencoba membuat tubuh tasya turun dengan efek gravitasi hingga membuat tubuhnya turun cukup kencang dan kontol jay makin menusuk kedalam menyentuh mulut rahimnya.

"KASIH TAHU SUAMI LU SEMUANYA...!"

"Nhaa! A~apa mas?"

"TUNJUKIN KE SUAMI LU, SIAPA LU SEBENERNYA?" jay menarik kedua tangan tasya kebelakang dan mulai bergerak kasar terlihat dengan guncangan toket tasya yang tak beraturan membuktikan jay bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"Eh? E~enggak! Aku gak bisaaaa! Ahh! K~kalo dia melihatku seperti ini, itu akan menyakiti dirinya seumur hidupnya...!!!"

"GAK MAU JUGA? GUE PANGGIL DIA SEKARANG DEH... HEI, SUAMINYA TASYA! CEPAT KEMARI!" jay menggoda tasya dengan berteriak kearah villa tasya melalui jendela kamarnya yang terbuka sambil terus menggenjot tasya.

"Haa! Ha! M~mas, apa yang mas lakukan!?"

"OIIII... BINI LU SEDANG SELINGKUH DI BELAKANG LU NIH!" lanjut jay

"Jangan! Haa! Jangan masss! ENGGAK! AKU ENGGAK SELINGKUH! SAYANG! DIA BERBOHONG! SEMUA ITU BOHONG! JANGAN DENGERIN DIA SAYANG! UAAAAAHHH!!!" tasya tanpa sadar mengikuti permainan jay dan berteriak membalasnya.



PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"NGHHHH! T~TUNGGU...! P~PUTINGKU... SEKARANG CUKUP SENSITIF!" tasya merasakan jari-jari jay bermain dengan kedua puting miliknya dari belakang punggungnya itu.

"AHHH! GUE MAU NGECROT SYAAA! GUE BAKAL NGASIH MINUM BAYI KITA DENGAN BANYAK SPERMA KENTAL MILIK GUE!" tubuh bawah jay seperti tersengat aliran listrik yang membuat tubuhnya ingin segera ejakulasi didalam memek tasya.

"EEEEEEEH!? JANGAAAAAAAAN! MAS, JANGAN! APAPUN TAPI JANGAN ITU!! SUAMIKU... BAKAL DENGER NANTIIII..!!!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"MAKAN NIH! UGHHHHHHH! NGHHHHHHHHH!!!" jay mengerang dengan cukup keras dan mengeraskan otot-otot tubuh bawahnya untuk ejakulasi saat itu dan memencet puting tasya.

CROOOOOOOTTTTTT...

CROOOOOOOTTTTTT...

CROOOOOOOTTTTTT...



"AHHHHHHH! J~JANGAAAAAAAAANNN!!!" teriak tasya ketika merasakan hangatnya sperma jay didalam memeknya dan dirinya berada tepat didepan tv melihat suaminya sedang asyik coli menonton film porno. Dan juga putingnya mulai merespon dengan mengeluarkan sedikit air susunya.

"AH! AAAH! HAA! JANGAAAN! AAH! AKU GAK BISA BERHENTI... MENYEMBURKAN AIR SUSU MILIKKU! HHH! OGHH! OOH! AH! AAH! SAYANG, MAAF.." erang tasya sambil menatap tajam kearah layar tv yang memperlihatkan suaminya tidak mendengar teriakannya sama sekali karena telinganya tersumpal dengan headset yang dipakainya saat itu.

Beberapa jam kemudian...

"Klek..."

"Oh, kamu udah pulang yang! Apa yang dokter bilang tadi?" ucap suami tasya cukup kaget melihat istrinya pulang lebih cepat dari biasanya. Dirinya sibuk menyembunyikan dvd porno yang dia tonton sebelumnya karena mendengar tasya kembali ke rumah begitu tiba-tiba.

Tasya meletakkan tasnya diatas meja makan dan mengambil segelas air untuk diminum. "Yah... Bayi kita sehat... sampai hari dimana aku melahirkan nanti, aku akan sering "mengunjungi" rumah sakit untuk menemui dokter..."

[Bulan terakhir usia kandungan tasya...]

"Aku pergi ya, sayang!" tasya bersiap meninggalkan villanya untuk menuju "rumah sakit" seperti biasanya.

"Baiklah, hati-hati sayang. Kalo ada apa-apa, telepon aja yah..." ucap sang suami melambaikan tangannya kearah tasya yang konsisten tidak ingin ditemani menuju rumah sakit olehnya sejak awal kehamilan itu.

Setelah tasya pergi, sang suami kembali menuju kamarnya seperti biasa. Dirinya hanya bisa melampiaskannya dengan masturbasi sendirian sambil menonton dvd porno baru setiap bulannya.

"Haaaaaaaaah... Aku bisa nontonin lagi bokep yang aku sewa sebelumnya... Hmmm, yang mana harusnya aku tonton sekarang...? Eh...? Aku gak inget aku nyewa yang ini? Terserah deh, coba nonton aja dulu... [Kehidupan Rahasia Sang Istri Muda]" ucap suami tasya yang mengambil dvd bokep dengan merogoh kolong kasurnya tempat dia menyimpan bokep yang dia sewa.

[Suami tasya menonton dvd itu dengan seksama, adegan dimana pemeran wanita sedang mengulum kontol pemeran prianya...]

[Mmm! Hah! Hah! Agh! Mmm! Mmph! Mmmn! Mmm! Mmph!]



"Waaaaah... Bagus juga ceritanya... Ini emang sedikit menarik selera aku, video tentang ibu rumah tangga... Mana pemerannya manis banget... Wah... Itu baru namanya nyepong... Meskipun pemeran ceweknya kena sensor muka yang cukup menyebalkan, tapi... entah kenapa itu membuatnya lebih menarik karena aku bisa melihat hanya sedikit wajahnya..." ucap suami tasya sambil duduk mengocok kontolnya seperti biasa tidak menyadari bahwa dalam video itu dengan diperhatikan seksama tidak lain adalah istrinya sendiri yang sedang melayani jay. Dvd yang tersimpan dibawah kolong kasur mereka juga hasil perbuatan jay selama beberapa bulan ini rutin mendokumentasikan kegiatan mereka ketika tasya menggunakan alasan kandungannya untuk pergi ke rumah sakit.

[Selanjutnya, apa yang lu mau gue lakuin sekarang?]

[Stop ngegodain aku, mas. Kontol mas, aku mau kontol mas d dalam memek aku...]

[Haruskah kita pake kondom?]

[Aku gak peduli, cepet entot aku mas!]

[Gue masukin yah... Kontol yang lu pingin dari tadi ini...]

[Ahhh... Gedenya...! Pria itu gak bisa nandingin ini!]

[OH! OOH! AHHH! INI ENAAAAK! YAH! JANGAN BERHENTI MAS! TERUSSSSSSSSS! HAAH! HAA! HAAAH!]

"Wanita itu tahu bagaimana cara menggoyangkan pantatnya, benar-benar lonte..." ucap suami tasya sambil tersenyum mengocok kontolnya menonton adegan itu.



[AH! AH! AH! HAA! AHH! MPH! MPH! MMM!]

[SEKARANG, GUE BAKAL PEJUHIN MEMEK LU SAMPE PENUH... DENGAN BENIH BAYI YANG JADI FAVORIT LU INI...]

[NGHHH! UAAAAAAAAAAHH! NHA! JANGAAAAAAAAAN! JANGAN KELUARIN DIDALAM MEMEK AKU! AKU... NANTI HAMIL!]

[APA...? GUE PIKIR LU SUKA DITEMBAKIN DALEM...]

[AH! AAH! JANGAN! NHAAA! MAS GAK BOLEH KELUAR DIDALAM...]

[LALU KENAPA LU MASIH NGEGOYANGIN PINGGUL LU SEKARANG? GUE BAKAL NEMBAKIN SPERMA GUE DAN NGEBUNTINGIN LU GAK PEDULI LU NOLAK...]

[JANGAN! HAA!]

[KENAPA JUGA GUE HARUS BERHENTI PAS LAGI ENAK-ENAKNYA?]

[JANGAAAAAAN!]

"Ini memang terdengar cukup ekstrim, tapi... wanita itu... dia terlihat seperti tasya..." suami tasya membayangkan pemeran wanita itu sebagai istrinya padahal memang benar yang berada didalam dvd itu adalah istrinya sendiri apabila dia mau peka.



[NGHHH! MAS, AKU BISA HAMIL MAS! JANGAAAAAAAAAANN! AAAAHHH!]

Adegan itu berakhir dengan sang pemeran pria berhasil mengisi memek pemeran wanita dengan spermanya bersamaan dengan suami tasya yang selesai ejakulasi dan menyemburkan spermanya keatas meja didepan sofa yang dia duduki.

"Uuuhh... Itu mungkin hanya kebetulan semata... Tasya tidak akan pernah berkata seperti itu atau bertingkah seperti seorang pelacur. Hehehe, aku udah keluar juga. Cukup banyak hari ini, aku bakal nikmatin lagi dvd ini sampai tasya melahirkan nantinya..." suami tasya hanya malu sambil menelan ludahnya selesai menonton film bokep itu.

Di tempat lain...

"Lihat, seperti biasa dia tidak menyadari apapun. Kalo aja suami lu tahu itu... Dia baru saja menonton momen dimana istrinya dihamilin... Bisa lu bayangin betapa shocknya wajah suami lu, sya?" ucap jay sambil memantau cctv rahasia yang dia berikan kepada tasya dan diletakkan didalam kamarnya itu. Sementara tasya berjongkok dan mengulum kontol jay sambil menonton suaminya sedang masturbasi dengan menggunakan dvd yang dia perankan sendiri.

"Jangan khawatir, gue kan janji buat nyensor muka sama suara lu dikit sebelum gue rekam itu. Suami lu gak bakal ngenalin lu... tapi mungkin hatinya bisa... Oke, sekarang liat ke kamera. Kita bikin video baru lagi, sya..."

"Oke mas..."

"Dasar... Suami lu masih aja nontonin bokep yang kita buat..." jay menunjuk kearah tv yang menunjukkan suami tasya belum berhenti menonton video bokep itu dan mengulang menontonnya.

"Yah... Sayang, maafin aku yah... Aku sudah berkhianat darimu..." tasya duduk diatas tubuh jay dan bersiap memasukkan kontol jay kedalam memeknya dan menggoyangkan pinggulnya tanpa diminta.

"Haa! Dulu aku kesepian ketika kamu pergi kerja keluar... tapi... karena kamu hanya satu-satunya pria yang tidur denganku... aku tidak menyadari... betapa nikmatnya berhubungan seks itu! Pria ini... Mas jay... membuatku merasa jauh lebih hidup... daripada denganmu!!"

"Ah! Ah! Setelah kamu kembali ke rumah, ha! haa! Aku mencoba meninggalkannya... tapi... Aku menyadarinya... Mas jay... menghamiliku...!!!"

"Mmm! Dan... Uhh! A~aku tidak tahu harus bagaimana... Aku terus saja berbohong kepadamu... Uh! Uuuuh!"

"Maaf sayang! tapi... Aku ingin seorang bayi! Haa! Mmm! Uuu!"

"BUKAN BAYIMU! AKU... AKU INGIN BAYI MILIK MAS JAY! AHHHH!"

"KENAPA KAMU GAK MAU DENGERIN AKU!? AAAH! KALAU KAMU TIDAK MENGHENTIKANKU... MMM! AKU BISA NGELAHIRIN KAPANPUN SEKARANG! RASANYA INGIN CEPAT-CEPAT AKU MELIHAT ANAK AKU SAMA MAS JAY..."

"NGH!" tatapan mata tasya menuju kearah perutnya yang berkontraksi.

"E~enggak mungkin... Ini...! Nnh! Mas jay... Air ketubanku... pecah!" tasya panik merasakan perutnya yang banjir dan insting tasya menyala akan berbahaya apabila bayinya tidak segera ditangani.

"Tenang saja, sya..."

"Eh?"

"Lu bisa ngelahirin bayi lu disini sekarang..." jay masih saja menggenjot memek tasya yang saluran rahimnya tertutup oleh kontolnya.

"Enggak mas! Mmm! Ah! Ahh! Ah! Aaaaaaaaaah!!!"

Satu jam kemudian... Di sebuah rumah sakit bersalin...

"Oh mas jay! Dokter bilang semuanya kepadaku! Terima kasih atas bantuan mas dengan membawa istriku ke rumah sakit!"

"Jangan... Gak perlu kok, bukan masalah besar!"

"Mas jay yang selalu menolong tasya setiap saat ketika saya tidak berada disampingnya!" ucap suami tasya menjabat tangan jay berterima kasih.

"Udah dibilang, tenang saja... It's okay... Masyarakat harus saling membantu, bukan?"

[Tasya melahirkan seorang putri dari hasil perselingkuhannya dengan jay. Beruntung sang putri terlihat mirip dengannya sehingga suami tasya tidaklah terlalu mencurigainya. 2 tahun kemudian...]



"Papa... Jangan pergi... Huaaaaaa!!!" ucap tania putri pertama "mereka" itu sambil menangis karena akan ditinggal pergi oleh sang "ayah".

"Tania, bagaimana bisa papa pergi selama 6 bulan kedepan tanpamu? Papa bakalan kangen sama kamu!" ucap suami tasya sambil memeluk anaknya itu dan ikut menangis dengannya.

"Tania sayang, papa gak punya pilihan lain. Pekerjaannya juga penting sayang..." ucap tasya menenangkan anaknya itu.

"Aku sendiri gak percaya mereka mengirimku untuk pekerjaan itu secara mendadak..." suami tasya memberikan tania dalam gendongannya pada tasya.

"Tania sayang, ayo kasih salam buat papa yang bentar lagi mau berangkat..."

"O~oke... Papa... hati-hati dijalan..." ucap tania menyeka matanya

"Aku pergi dulu ya, sayang. Aku akan meneleponmu malam ini..."

"Good luck, sayang..."

Keduanya berciuman dan memeluk anak mereka sebelum sang suami pergi mengendarai mobilnya menuju bandara.

[Berapa lama ini sudah berlalu sejak saat itu...?]

[Waktu berjalan, aku sudah bisa pergi dari rumah sakit dan kembali ke rumah. Villa sebelah sudah kosong, seperti tidak ada yang terjadi. Pria itu juga ikut menghilang tanpa jejak. Terangsang berbulan-bulan tanpa ada kegiatan malam, suamiku membuatku hidupku kembali. Semuanya kembali normal ke hari-hari yang damai dimana seperti sebelum mas jay muncul. Dia meninggalkanku dengan sebuah bukti dari kehadirannya... Tania... Anak dari mas jay... yang selalu aku sembunyikan dari suamiku sendiri... Waktu berlalu, kami pindah ke tempat lain dan putri kamu mulai tumbuh besar... Dalam hal itu, aku perlahan mengingat kembali mas jay... Sampai... Dia muncul kembali didepan pintu rumahku...]

Ting... Tong...

"Ya siapa?"

Cklek...

"Ah... E~enggak..." tasya terkejut melihat bahwa jay berdiri didepan rumahnya ketika membuka pintu.

"Lama tidak berjumpa, sya..."

[Tak lama berselang...]

"AH! JANGAN! JANGAN MAS! LEPAS!" tasya terbaring diatas kasur miliknya dan jay menahan tangannya sambil menindihnya.

"Apa masalahnya, sya? Bukannya lu seneng bisa ketemu gue setelah bertaun-taun lamanya?"

"Please... Mas, aku gak mau ngehancurin hidup aku lagi...!"

"Hidup lu, eh...? Lu ngomongon hidup lu tanpa gue dengan keluarga baru lu?"

"I~itu benar, mas!! Semuanya yang aku lakukan dengan mas waktu itu adalah kesalahan! Tolong mas! Putriku sedang tidur dibawah. Pergilah..."

"Tasya..." jay mendekatinya dengan celana yang sudah turun dan kontolnya mulai mengeras dihadapan tasya.

"Apa lu beneran puas dengan hidup lu sekarang?"

"I~iyaaah..."

"Apa lu gak merasa... ada sesuatu yang hilang?" goda jay mendekatkan kontolnya pada wajah tasya.

"E~ENGGAK... ENGGAK ADA!" balas tasya memalingkan wajahnya.

"Kalau begeitu... bagaimana kalau kita bertaruh..."

"Kasih gue kesempatan sekali, kalo hidup lu itu sudah sebaik yang lu bicarakan."

"L~lalu, mau mas apa?"

"Ngentot sekali tidak akan mengubah pikiran lu bukan? Gue biarin lu yang jadi penilainya... Kalo lu bilang gue harus pergi, lu gak bakal ngeliat gue lagi tapi... juga, putri kita akan..."

"UGH! BERJANJILAH PADAKU... JANJI KALO MAS GAK BAKAL KEMBALI KESINI LAGI!"

"Itu terserah sama lu yang menilai nantinya..."

[Tasya akhirnya menerima taruhan itu dan melayani jay...]

Tasya melepaskan pakaiannya dan membuangnya disamping kasur miliknya dengan tetap memakai bra dan juga celana dalamnya.

"Gak buruk juga! Lu terlihat cantik untuk ukuran seorang ibu muda!" Sekarang, mari kita lihat..." jay menarik bra tasya dan mengangkatnya hingga membuat toket tasya berguncang karena setelah hamil dan melahirkan, dirinya harus menyusui tania yang membuat ukuran toketnya bertambah lebih besar dari sebelumnya.

"Wooooh! Mantep sekali ini...! Oke, lu masih inget bagaimana nyepong kontol gue kan?" jay menarik kepala tasya mendekat dan mendorongnya tepat didepan kepala kontolnya.

"T~tentu saja..." tasya cukup ragu untuk menggenggam kontol jay yang juga ukurannya bertambah lebih besar dari yang terakhir dia ingat. Tasya berusaha memasukkan kontol jay kedalam mulutnya yang cukup kesusahan.

"Aggh! Ahhmmm! Mmmph! Mmm! Mmmp! Mmmh!"

"Yah... Itu enak... Seenak yang gue inget... Bagus... Jepit juga dengan toket lu itu... Setelah itu, ayo kita coba posisi lain. Gue pingin mencoba sesuatu dengan lu..."

Jay menarik tasya keatas kasurnya dan jay merebahkan tubuhnya sementara tasya diatas tubuh jay sambil menyepongnya membentuk posisi 69. Jay dengan kedua matanya menatap pantat tasya yang tersaji didepan wajahnya kemudian menurunkan celana dalam tasya dan bersiap mendekatkan wajahnya.

"Meskipun lu bilang begitu, memek lu yang basah ini masih menginginkan kontol, bukan?"

Jay menjilati memek tasya dan tasya mendeepthroat kontol jay disaat yang bersamaan.

"mmm! Mmp! Hmm! Hghhh!"

"Slurrp... Hmmm... Slrrrrpp... Mph! Mppph!"

"Uahhh! Sepertinya lu udah gak tahan aja nih... Gue bakal tunjukin gimana orgasme yang sebenarnya itu, sya..."

Tasya mengetahui maksud jay dan berusaha mendorong tubuhnya. "Mas jay, tungguuuu! P~pake kondomnya!"

"Jangan konyol... Gue tahu kalo lu gak pernah make kondom, kan?

"Eh? Please mas! Jangan... hari ini bahaya buat aku! Aku lagi subur!"

"Yah... Gue tahu itu..."

"Eh!? Nnnghhhhhh!" terlambat bagi tasya untuk menghentikan jay sekarang ketika jay berhasil mempenetrasinya kembali setelah sekian lama.

"Jadi? Bagaimana perasaan lu ketika lu kembali berselingkuh untuk pertama kalinya setelah lu ngelahirin anak kita? Lubang memek lu jadi lebih sempit karena lu terbiasa ngelayanin kontol suami lu yang kecil itu, hah?"

"Uuh! Ah! Hha! Haa! Ha! Mmm! Nhhh! Mmm! Uhhh! Nhhaaa!" tasya hanya bisa mendesah sambil meremas sprei kasur miliknya menikmati genjotan kontol jay.



"Apa lu mulai mengingatnya sekarang? Hari dimana kita biasa bersama ngentot untuk memberimu seorang bayi. Bagaimana kalau sekarang kita memberi seorang adik untuk anak perempuan kita yang manis itu? Lu udah ngelakuinnya sekali, lu bakal ngelakuinnya sekali lagi..."

"Enggak! Jangan! Jangan buat aku mengkhianati suamiku lagi! Mmph! Nghh! Uuuh! J~jangan mas! Haa! jangan cium aku! Ha! Haa!"

"Kenapa enggak? Lihat! Lu meluk gue pake kaki lu! Tandanya apa? Sya, tubuh lu... tidak setuju dengan perkataan lu!"

"Hyaaaa! Enggak...! Jangan! Jangaaaaaan!" tasya mencoba meronta ketika merasakan denyutan kontol jay didalam memeknya.

"Gue keluarin sya...! Bunting lagi lu...!! Nghhhhhh!!!" jay mengerang keras dan menembakkan spermanya kedalam memek tasya.



"AAAAAAHHHH! JANGAAAAAAAANNN!!!"

CROOOOOOTTTTT...CROOOOOOTTTTT...CROOOOOOTTTTT...

"AAH! HAA! HAH! SPERMA... HANGAT... MAS JAY... MENGISI PENUH... RAHIMKU LAGI... HAH! HNGHHH! AHH!"

Setelah selesai, mereka berdua memakai pakaiannya kembali.

"Mas jay... Waktu itu... Kenapa mas tiba-tiba menghilang tanpa berpamitan?"

"Setelah lu ngelahirin... Gue pikir lu bakal cerita yang sesungguhnya sama suami lu, kan?"

"uuuh..." tasya hanya terdiam mendengar jawaban jay.

"Lu tahu gue benar kan..."

Malam harinya...

"Iya sayang, aku baik-baik aja kok..."

"Mama! Kasih teleponnya sama aku! Aku mau bicara sama papa!" tania merengek ketika mengetahui ayahnya menelepon.

"Iya sayang, ini sudah malam jadi cepat yah..."

Tania duduk diatas pangkuan tasya dan memanggil sang ayah, "Papa? Iya, tania jadi anak yang baik hari ini! Tania kangen papa! Tania telepon papa besok ya... Tania sayang papa!"

"Udah kan sayang? Anak kamu mau tidur sekarang... Aku bakal telepon besok, love you..."

Tuuuuuut...

"Tania sayang..."

"Apa ma?"

"Apa tania... ingin seorang adik laki-laki atau perempuan?"

Dengan wajah berbinar-binar, tania menjawab pertanyaan tasya. "Iya ma!!"

"Kalau begitu... Mama bakal bicara dengan "papamu" lagi nanti yah..." ucap tasya sambil memeluk tania dan mengantarnya tidur.

Tasya menyimpan cincin pernikahannya dan bersiap menentukan arah hidupnya sekali lagi.

bersambung...
 
Christmas Eve Night, kita buka kado natal duluan...
412946935-17978641040634294-8166626858951748250-n.jpg
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd