Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Portraiture [My Erogeneous Zone] (Chapter.58+59 + Mulustrasi UPDATED 22 APRIL 2024, Chapter.60 on progress))

Karakter mana yang lebih cocok jadi personal assistant Jay untuk saat ini?

  • Kartika

  • Anin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
Bimabet
[Siang hari yang cerah, ketika jay sedang liburan setelah ujian...]

"Hei... Tunggu sebentar... Aku seperti terjebak disini sekarang...!" ucap jay menatap kedua wanita kembar itu yang masuk ke dalam kamarnya.



"Hah? Apa itu jadi masalah? Ayo kita lakukan itu lagi...!"

"Iya... Kamu udah janji kan, jay!? Di telepon kemarin kamu bakal ngentotin aku sama kayak kamu sama nabila kemarin...!"

"Kita berdua bahkan kepikiran untuk berdandan untukmu! Iya, ini waktunya kamu melihat kami... dengan bikini, bukan?" mereka berdua membuka jaketnya dan menempelkan toketnya yang terbalut bikini seksi itu satu sama lain untuk menggoda jay.

Mereka berdua mendorong tubuh jay hingga terbaring diatas kasurnya dan mereka berdua juga menindih jay dan menyodorkan kedua toketnya bersamaan sambil meraba celana jay.

"Tunggu... Bagaimana dengan anak kamu, the...? Apa dia baik-baik saja kamu tinggal begini?"

"Yah... Hari ini aku meninggalkannya di rumah mertuaku... Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan, bukan?"

"B~benarkah? Bukan... Tapi... Aku sudah membuat janji dengan aji... Hmmm... Aku yakin dia bisa menunggu sebentar sih... Oh, aku hampir lupa... Aku punya sesuatu yang menarik... Kalian mau tahu?" ucap jay melirik pada paket yang baru saja diterimanya pagi tadi.

"Aku membelinya kemarin via online! Tahu ini apa? "Double-ended dildo"! jay membuka paketnya dan menunjukkan dildo besar itu pada mereka berdua.

"Nah sekarang, kita mulai dengan mengikat mata kalian berdua...!" jay menutup mata muthe dan nabila dengan kain tipis yang sudah dia bawa.

"Dan setelah itu, baru kita colok ini masuk ke dalam sini...!" jay menusukkan dildo itu menancap masuk ke dalam memek muthe terlebih dahulu.

"AHHHHH!"

"Lalu kamu juga, bil..." jay memasukkan ujung dildo yang lain pada memek nabila.

"AAAAAAAHHHH!!"



"Oh iya, aku meminta aji untuk bertemu denganku hari ini. Jadi aku tidak bisa mengabaikannya begitu saja... Aku akan pergi sebentar... selama itu, kalian bisa menunggu dulu kan!!?" jay kemudian meninggalkan mereka berdua dengan dildo yang menancap dan keduanya saling menungging berlawanan arah akan tetapi tubuhnya seperti tersambung dengan adanya bantuan dildo itu.

Suasana mulai hening ketika jay benar-benar sudah meninggalkan mereka berdua mematung dengan dildo yang menancap pada memek mereka.

"Huh...? Jay...? Apa dia benar-benar pergi?"

"Enggak mungkin... Dia meninggalkan kita seperti ini?"

"Ah jangan! Jangan gerak dong, the!"

"Uuuuhh... Ini berlebihan...! Bagaimanapun... ini juga membuatku horny juga...! Bagaimana denganmu, the...?"

"Sama... jantungku berdetak kencang... Meskipun pria muda yang melakukan ini kepada kita... Ini tidak membuatku kesal sama sekali..."

"Uuuuh... Yah... Aku juga... berpikir begitu..."

Sementara di dalam kafe tempat jay, aji dan alice bertemu...

Alice dengan wajah muramnya yang sedang memprotes jay karena mengganggu acara kencannya dengan aji hari itu, "Hei... Jay! Lu ini yang manggil kita kemari, dan juga lu masih ngebuat kita nunggu lagi... Apa sih yang mau lu omongin sebenernya? Kan kalo gitu lu bisa aja ngomong lewat telepon?"

"Sorry, sorry deh... Yah, aku cuma pikir kalau beritanya ini agak mengejutkan... jadi aku merasa ini lebih baik kalau langsung membicarakannya dengan kalian. Kenyataannya adalah..."

Jay membeberkan fakta yang dia miliki kepada mereka berdua dan reaksi mereka berdua sama tercengangnya.

"EHHHHHH!?"

"LU... BILANG KE KITA KALAU SALAH SATU DARI WANITA KEMBAR ITU..."

"SALAH SATU DARI WANITA TOGE ITU..."

"ISTRINYA SI TANSIL, PEMAIN BASKET LIGA ITU!?"

"Yah benar... Ketika mereka bilang kepadaku, aku sendiri tidak bisa mempercayainya dengan apa yang kudengar... jadi pagi harinya, aku menunggunya diluar kosan jadi aku bisa memastikan bahwa itu benar dirinya. Dan tidak diragukan lagi, dia benar-benar tansil yang itu...!"

"LU SERIUS, JAY!? WAH ANJIR... BERUNTUNG BANGET LU TINGGAL DEKET SAMA DIA...!"

"TUNGGU... TUNGGUUU...!! TIDAK MUNGKIN!! APA... APA YANG HARUS GUE LAKUKAN!!? GUE... GUE SELALU SUKA SAMA TANSIL...!!!" ucap alice tidak karuan sambil menutup wajahnya seperti membayangkan bertemu dengan idol kpop.

"APA LU SUDAH BERBICARA DENGAN DIA!? ATAU LU CUMA NGELIAT DIA AJA!?"

"YA, JAY...! LU HARUSNYA NGENALIN KITA DONG...!"

"Eh...? Sebenarnya..."

"Selama masih ada kesempatan, kita harus coba bertanya dan melihat jika dia bisa menjadi pelatih kita atau tidak?!" aji memberikan ide yang sepintas dia pikirkan dalam kepalanya kepada jay.

"EH!?"

"Iyah...! Itu ide yang brilian! Kita serahin semuanya sama lu, jay!"

"Heeeeeeh... (Bagaimana bisa aku bertanya kepadanya untuk menjadi pelatih kita... sementara aku menjadi "selingkuhan" istrinya sendiri?)" jay membayangkan bahwa mustahil baginya mendekati tansil karena hubungan yang terjalin dengan istri tansil itu sudah menjurus kepada hubungan yang terlarang dan tansil tidak mengetahui bahwa istrinya juga bermain dibelakangnya...

"Oh iya, sayang... Kamu inget gak waktu tansil bermain pada tahun 2008?" alice kembali mengingat masa mudanya sekilas.

"Iya tentu saja...! Itu tahun terbaik karirnya! Gue juga sebenarnya cukup yakin dia akan mewakili timnas...! Tahun segitu, kita masih bocah bersorak di depan tv menonton pertandingnnya..."

"Tentu...! Kita bahkan sangat senang menonton pertandingan waktu itu, kan?" sahut jay setuju dengan perkataan aji.

"Gue masih smp kelas dua waktu itu... itu pertama kalinya gue menonton pertandingannya...!" balas alice ikut pembicaraan jay dan aji.

"Oh iya, jay... Ketika kita terlalu bersemangat mendengar tentang tansil dan lainnya... apa lu bisa ceritain lagi soal ngajak si kembar itu buat jadi cheerleader kita? Bagaimana jadinya?"

"Hah? Itu... yah... Muthe bilang... ******! AKU BENAR-BENAR LUPA!!!"

"Oi... Jay? TUNGGU! JAY! KEMANA LU?!" alice dan aji melihat jay berlari meninggalkan mereka setelah membicarakan muthe. Jay teringat bahwa dia meninggalkan mereka dalam kondisi yang kurang nyaman karena ulahnya.

Jay berlari cepat menuju kosannya dan masuk ke dalam kamarnya. "KLEK..."

"AHHHHHH... SEPERTINYA... YANG PUNYA KAMAR SUDAH KEMBALI... HAAH... HAAA..."

"JAAAAAAAY..."

Mereka berdua tampak kelelahan dan menempelkan kepala mereka diatas lantai dengan pantat mereka tetap menungging tanpa melepaskan dildo itu dari dalam memek mereka.

"A... Apa kalian benar-benar menungguku untuk kembali selama ini?"

"Yaaaaah... itu kan yang kamu bilang ke kita... Hmmm... Kalau begitu, kalian bisa kumpul sebentar?"

"Hah? Apa?" jawab keduanya tidak mengerti apa yang jay akan lakukan kepada mereka. Sementara jay mengambil sebuah kotak yang dia ambil dari gerbang depan bahwa paket kirimannya yang lain sudah sampai dan kemudian membukanya.

Jay dengan perlahan memakaikan barang yang dia pesan via online itu kepada mereka. Keduanya mendapat sabuk kulit dan jay mengunci leher mereka masing-masing dengan menggunakan itu.

"Ahhhh... hadiah yang lain selain dildo yah?" ucap muthe mencoba memegang sabuk yang mengikat lehernya itu.

"Terlihat cukup pantas untukmu, the... Mulai sekarang... kalian berdua bisa mengenakan sabuk ini dimanapun ketika kalian mencoba menggoda seseorang lagi, yah...! Hahahahaha!"

"Baiklah... Sekarang, jay... Aku pikir ini waktunya kita mendapat imbalan... bukan?" sambung muthe kepadanya.

"Hmmm... Kamu benar-benar menyukai kontol yah, the? Yah kalau begitu, sementara kita sedang menginginkannya... kenapa kalian tidak menunjukkannya bagaimana cara kalian memohon!?"

"Hah? Gimana?"

"Kalian tahu para anjing kalau ingin sesuatu pasti menjulurkan lidahnya bukan? Ayo coba..!"

"O~okeee....!" mereka berdua bergaya layaknya anjing dengan tangan mengepal dan lidah mereka menjulur keluar.

"Aku tidak mendengarmu... Coba menggonggong... pasti manis suara kalian...!"

"A... arwff... awfhhh...!" muthe dan nabila mencoba menggonggong seperti perintah jay.

"(Hahahaha... Ini seru...! Kapan lagi kan bisa begini?) Sekarang... toket kalian mainin...!"

"O~okee... Gini...?!" mereka mencoba menjepit toket mereka masing-masing.

"Lalu... coba kalian tarik g-string kalian sampe ngejepit memek kalian dan tunjukkin sambil angkat sebelah kaki kalian?"

"S... Seperti ini?"

"Bagaimana rasanya sekarang?"

"Men... menakjubkan...! Aku mulai horny karenanya! Aku juga ingin kontol kamu! Cepat! Please jay, kontolin kita!" karena mata mereka terus tertutup maka sensasi tidak bisa melihat mereka justru membuat mereka hanya bisa berpikir dalam hati kapan mereka akan mendapatkan kontol jay setelah menunggu sekian lama.

Jay masuk disela-sela kedua kaki mereka yang terangkat dan mulai mengocok memeknya bersamaan. "Baiklah! Kalian ini benar-benar saudari sangean, yah?"

"AH! AH! AHHHHH! JAAAYYY!"

"Yah, aku juga merasakan hal yang sama juga... Karena kalian sudah sabar untuk menunggu... aku akan mulai dengan muthe terlebih dahulu..." jay menurunkan celananya dan kontolnya sudah ereksi keras dengan menatap dan berhasil mengerjai mereka itu. Perlahan jay mulai mempenetrasi muthe sebagai targetnya.



"AHHHHHH...! YESSSSSHHH...! AKHIRNYAAAAAA...! AHH...! AH! AHH! AAAAH!" muthe mendesah sejadinya ketika jay meremas dan menyodot putingnya bersamaan dengan dirinya menggenjot memeknya itu.

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"MMPH! MMMMH! SLRPPP...! SLRRPPPP...!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"AHHH! AHHH! N~NIKMAAAAAAAAAT...! HAAAH! AHNN!" muthe memeluk tubuh jay mengisyaratkan untuk dirinya.

Sementara nabila perlahan mendekati asal suara muthe yang cukup kencang didengarnya. "Jaaaaaay...!" nabila meraba dan menarik wajah jay sebelum mencumbunya.

"MMPH! MMMN! MMM! AAAHHH! AAAAHHHH!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"NNNNGGGHHH!!!"

"Baiklah! Kalian berdua... sini berdiri berdampingan...!" jay mengambil kembali dildo yang dipakai sebelumnya kemudian sambil mempenetrasi muthe, jay juga mengocok memek nabila dengan dildo ditangannya itu.

"AHHHH! YAAAAAHHHH! YEEEEEEEESSSHHH! MMMMHHH!" Kedua toket mereka bergoyang dengan indahnya seirama dengan genjotan kontol dan dildo yang jay mainkan.

15 menit berlalu dan jay merasakan tanda-tanda dirinya ingin menumpahkan benih miliknya dalam sekejap.

"Aku... aku pikir sebentar lagi aku akan keluar...! Kalian berdua, buka mulut dan julurin lidah kalian...!" sesaat kemudian jay menarik keluar kontolnya dan mengocoknya sambil mengarahkan tembakan spermanya ke dalam masing-masing mulut muthe dan nabila.



Setelah jay menuntaskannya dan juga memenuhi keinginan mereka, jay melepaskan ikatan penutup mata mereka. Mereka kemudian berjalan merangkak menuju jay dan berkata...

"Masih ada waktu sebelum malam tiba, wofff! Ayo kita lanjutkan "berkembang biak"nya! Wof! Woff!" muthe dan nabila masih terpaku pada peran mereka dan menginginkan jay untuk sekali lagi bermain dengan mereka.

"Aahhh..."

Disisi lain, suami muthe yang sedang berjalan pulang dari kantornya melewati beberapa gadis SMA dan membayangkan masa mudanya.

"(Lu tahu... Gak ada yang bisa ngalahin pesona gadis muda! Kulitnya yang kencang, tubuh langsing, rambut panjang... Kala itu, gak ada yang buat gue tertarik selain merangkul banyak gadis dalam tangan gue... Ketika bini gue masih mudah, dia tidak ada duanya... tapi sekarang, tubuhnya berubah menjadi gendutan dan juga kendor...)

Sesampainya dirumah, muthe sudah menyiapkan makan malam untuk mereka bertiga. Sementara muthe membersihkan dapur, sang suami makan perlahan sambil menemaninya berbincang.

"Hah? Temennya nabila?"

"Yah... Mereka mengatakan bahwa mereka selalu menjadi penggemarmu sewaktu mereka masih bersekolah... Aku berpikir jika apa kamu gak keberatan menerima mereka kesini?"

"Tunggu dulu, sayang... Kamu bilang kalo anak-anak ini adalah penggemarku sewaktu SMP?"

"Apa boleh buat... Mereka adalah teman-temannya nabila, tapi mereka cukup muda melihat usianya. Aku percaya bahwa gadis yang bersama mereka itu mungkin masih berumur 19 atau 20 tahunan... Apa kamu mau menemui mereka?" tanya muthe memastikan kepada suaminya itu.

"Hmmmm... yah... Meskipun aku tidak lagi bermain, itu selalu menyenangkan untuk bisa menyenangkan fans sendiri. Sekarang coba aku pikir dulu, permainan golf dengan teman-teman kantorku hari minggu ini sudah dibatalkan kan... jadi aku tidak memiliki kesibukan apapun pada hari itu. Yah baiklah, undang saja mereka kesini...!" balas sang suami menyetujui permintaan muthe kepadanya.

Hari minggu yang ditetapkan pun tiba... Jay, aji, alice dan temannya yang senang mendengar jawaban dari permintaan mereka, bersama dengan nabila yang membawa mereka mampir menuju kamar kosan muthe dan suaminya.

"Hei, the... Sil...! Mereka sudah disini...!" ucap nabila membawa mereka masuk ke dalam kosan muthe dan suaminya.

"WOOOOGH...! S~S~S~senang bertemu denganmu!!!" ucap mereka bersamaan ketika melihat benar bahwa idola mereka yang sedang berada di depan mata mereka.

"Halo! Aku sangat senang kalian bisa datang kemari...!"

"Iya... Ijinkan aku untuk memperkenalkan mantan pemain bintang ini... R.Tansil!!!" sahut muthe kemudian memperkenalkan suaminya kepada jay dan teman-temannya.

"Ayo kalian... Silahkan masuk!"

"T... Teri... ma kasih banyak! Maaf mengganggu!!!"

Sementara mereka sudah duduk diatas sofa masing-masing, muthe mengambilkan minuman dan snack untuk mereka, sementara nabila bermain dengan anak muthe.

"Aku sedikit malu dengan kosanku yang kecil dan sempit ini. Aku sekarang hanya pekerja kantoran biasa...!" ucap tansil kepada mereka sambil duduk bersama.

"Ah... Tidak masalah, kak! Jangan merasa sedih begitu! Aku sangat senang akhirnya bisa bertemu dengan kakak! Um... Namaku alice... Aku fans kakak dari lama!" alice tampak bersemangat memperkenalkan dirinya pada tansil.

"Alice, terima kasih banyak yah!" sahut tansil tersenyum kepadanya bisa bertemu dengan fansnya setelah sekian lama.

"Jay... Ini keren asli dah! Ini beneran bintang masa itu...!" aji menyikut jay sambil mengoceh tanpa melepaskan pandangannya dari tansil yang masih terlihat seperti puncak karirnya dulu.

"Yah... tentu saja... Umm... Bil... Sorry sampe membuatmu berurusan dengan mereka... Membuatmu memperkenalkan kita sebagai temanmu... membuat pertemuan ini benar-benar berjalan mulus..." bisik jay kepada nabila yang duduk disampingnya.

"Jangan pikirin itu dan lagipula ini bukan aku semata kok. Lihat, selain itu tansil sangat senang ketika dia dikelilingi oleh gadis muda seperti alice. Sama persis seperti dia waktu itu...!"

Alice tiba-tiba duduk semakin mendekati tansil dan bertanya, "Ummmm... Aku selalu penasaran untuk bertanya ini... Ini tentang pertandingan final kakak tahun 2009 itu..."

"Hmmm? Karena kamu bertanya itu... Aku juga punya rekaman pertandingan itu dalam bentuk dvd... Kenapa kita tidak menontonnya dari awal dan aku bisa ceritakan apapun yang ingin kamu tanyakan?"

"WOW! BENARKAH?" alice, aji dan teman wanitanya yang lain terlihat bersemangat mendengar tansil mengajak mereka menonton.

Sementara jay "(A~aku... gak percaya ini! Sebagai penggemar basket, aku akan mengambil kesempatan ini untuk menonton rekaman ulang itu dengannya! tapi...) Ah... Aku permisi pinjam toilet dulu sebentar yah..."

Jay berjalan menuju kamar mandi, "(Ahhh... Ini membangunkan kenangan waktu itu! Aku masih sangat muda, aku menonton pertandingan itu kala itu...)

Cklek... jay masuk ke dalam kamar mandi dan bertemu dengan muthe yang sudah menunggunya disana. Muthe yang terlihat gelisah dan tidak sabaran kemudian melompat dalam pelukan jay dan mencumbunya dengan liar.

"MMM... MMM! MMMPH! AAHHH! HAAAA!" cumbuannya berbalas dan jay meremas toket milik muthe sebagai gantinya.

"Hooo... Kamu melakukan apa yang sudah aku perintahkan, the... dan kamu memakan g-string seksi ini bahkan terselip masuk diantara memek kamu...!" jay menarik rok muthe hingga terangkat dan memperlihatkan g-stringnya itu kemudian berjongkok memandanginya dengan tubuh muthe bersandar pada tembok dan satu kakinya terangkat keatas ditahan oleh tangan jay.

"Aku gak percaya aku bisa bertingkah tenang saja di depan suamiku dan teman-temanmu itu... dengan mengenakan g-string terselip seperti ini... Ini semua salahmu, jay...!"

"Tapi... kamu terlihat sangat bahagia untukku... Lihat ini bagaimana beceknya memek kamu, dasar istri nakal yah, the...! tapi aku tidak akan mudah memberikan apa yang kamu inginkan sekarang..."

"Hah?"

"Aku punya satu perintah lagi untuk kamu lakukan... Kenapa kamu gak keluar dan hidangkan mereka minuman tambahan ketika menonton dvd bersama itu?"

Muthe terpaksa menurutinya dan berjalan menuju ruang menonton sambil membawakan jus kepada mereka.

"Sayang, ini aku bawakan jus untuk kalian. Aku tinggalkan disini yah..." suara muthe tenggelam di dalam riuhnya suara mereka ketika menonton pertandingan basket tansil itu.

[AHHHH!]

[TEMBAK...! TEMBAK...!]

[YAAAAH... DIA SELALU SEPERTI ITU...!]

"(Dasar... Jay nakal banget sih..! Aku tidak percaya dia bisa membuatku untuk eksib... di dalam rumahku sendiri... Dia tampak sangat senang...!)" muthe berpaling dan mengangkat tshirtnya dan menurunkan branya dan memandang kearah jay yang berada di dalam kamar mandi sambil mengintipnya.

Tiba-tiba jay melompat dengan membawa ponselnya dan berteriak kepada mereka ketika muthe dalam kondisi tiap siap karena sedang memperlihatkan toketnya kepadanya. "Hei semua...! Ayo kita ambil foto semua orang! Semuanya bilang "cheese"!"

Mereka semua berpose untuk foto bersama dengan muthe yang tampak tidak siap dan terpaksa berfoto ketika toketnya terlihat jelas tanpa semua orang mengetahuinya selain dirinya dan jay yang memegang kamera.

Klik...Klik...Klik...Klik...

Setelah itu di dalam kamar mandi, muthe memprotesnya sambil berjongkok dan mengulum kontol jay sebagai hadiahnya. "Jay... Kamu ini nakal banget sih! Kamu bilang padaku aku hanya tinggal membuka dan memperlihatkan toketku dibelakang punggung mereka... tidak lebih kan... Mmm! mmmph! mmmff! slrppp! slrrrrpp!"

"Tapi sepertinya mereka tidak menyadarinya, bukan? dan mereka sangat sibuk menonton ulang pertandingan itu sampai babak pertama berakhirnya... Meskipun semuanya dengan berada diluar, menonton di dalam ruang tengah... Kamu disini di dalam toilet sedang nyepong kontolku ini... The, bukannya kamu yang nakal?" ucap jay duduk diatas kloset menikmati kuluman dari muthe kepadanya.

"Dan juga... apa benar kalau kamu masturbasi setiap harinya dengan membayangkan diriku?"

"I~iyaaaah..."

"Bukannya kamu membenciku diawal pertemuan kita, kan?"

"Iyaaa..."

"Dan sekarang kamu senang sekali mengulum kontolku ini...!"

"I~iyaaa...!"

"Bagaimana rasanya nyepongin kontol... milik seseorang yang kamu benci sebelumnya?"

"I~itu... itu sangat... mendebarkan...! Tapi sekarang... aku menyukainya! Jay... Aku sangat menyukai kontol kamu...! Mmmph! mmmh!"

Jay kemudian membuat tubuh muthe berbalik dan menyandarkan kedua telapak tangannya pada daun pintu ketika jay menyentuh pantat muthe. "Dengan melihatnya saja, g-string yang terselip diantara selangkanganmu ini, apa terasa nikmat?"

"Yaaaah... Itu terasa sakit sedikit... tapi aku rasa aku masih bisa menahannya... itu membuatku merasa sangat kotor dan nakal... dan itu membuat jantungku berdegup kencang... dan kemudian... aku ingin bercinta dengan hebatnya sampai aku tidak bisa berkata-kata lagi...! Ahhh, pleaseeee! Cepat masukin kontol kamu..." balas muthe ketika jay meremas-remas bongkahan pantatnya itu seperti squishy.

"Eh!? tapi kita tidak punya waktu, the... Aku kan bilang kalo kita hanya punya waktu sebentar cuma untuk blowjob aja... Ini seperti memaksa kita untuk menyerang diam-diam diwaktu yang sempit ini...!"

"Aahhh... Mmmhh... Mmm!"

"OHHHH...! INI DIA! KENAPA ITU MENJADI PELANGGARAN, KAK!? PADAHAL BOLANYA ADA KESEMPATAN UNTUK MASUK! DAN JUGA AKHIRNYA, WASITNYA MENGACAUKAN SEMUANYA, BUKAN?"

"Jangan khawatir begitu, the... Mereka hanya bersorak ketika menonton ulang pertandingan suamimu saja... Mereka hanya menunggu babak akhir pertandingan itu saja..."

"I~iyah..."

"Meskipun mereka tahu hasil pertandingannya... Mereka akan terus menonton pertandingan itu berulang-ulang dan terus saja membicarakannya..." sambung jay mendoggy muthe dan meremas kedua toketnya dari belakang.

"Aku rasa... juga begitu..."

"Ketika mereka disambut dan bersenang-senang dengan pertandingan suamimu... Sedangkan istrinya sedang bersenang-senang dengan kontolku disini!"

"Yah... Aku terobsesi dengan milikmu itu...! Ahhh..."

Jay menarik kedua kaki muthe dan membuatnya duduk diatas pangkuannya. "Apa kamu sangat senang bercinta denganku, the?"



"YES! AKU SANGAT MENYUKAI SEKS! TERLEBIH LAGI... ITU... ITU MULAI... TERASA... SANGAT... AH... AH! HAAAH! AH... (NIKMAAAAAAT... SEKS BENAR-BENAR NIKMAT...!)"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

[Malam harinya...]

"Terima kasih sudah mampir kemari yah... Lain kali datang lagi kesini..." ucap muthe dan suaminya mengantar mereka pulang di depan pintu kos mereka.

"TERIMA KASIH KAK!"

Mereka kemudian berjalan menuruni tangga dan meninggalkan kosan muthe dan suaminya.

"Wah! Hari ini benar-benar menyenangkan...!"

"Iya benar! Gue seneng banget bisa ketemu sama idola gue...!"

"Tentu saja dong...!"

"Hei...! Kalian berdua tadi kemana? Kalian melakukannya lagi dibelakangku, bukan?" bisik nabila merangkul leher jay dan menariknya agar berbicara berdua saja sambil berjalan dibelakang teman-teman mereka.

"Huh? Ummm..."

"Lain kali, kamu harus gantian denganku!" lanjut nabila kepadanya.

"O~okeee...!"

[Beberapa hari setelahnya... Jay sedang berlibur dan berjalan-jalan di taman kota bersama nabila sesuai janjinya...]

"Hei... Jay... Aku tidak tahu soal pakaian ini... apa ini terlihat terlalu ketat dan kurang bahan sama sekali?" nabila berjalan dengan menggunakan sebuah kardigan yang dipesan khusus oleh jay yang berukuran besar tapi press body itu. Bagian dadanya yang ketat dan juga bawahan pendek membuat celana dalamnya hampir terlihat mengintip setiap kali dia berjalan.

"Kamu pikir begitu? Aku pikir itu sangat bagus untukmu!" jay mengacungkan jempolnya kearah nabila tampak senang melihat kardigan itu cocok untuknya.

"Terlihat sedikit mengintip kecil... Apa kamu yakin ini bukan lingerie?" Kamu sampai bisa melihat celana dalamku tanpa perlu berusaha mengintipnya... Kamu bahkan bisa melihat braku ketika memakai ini... (Semua orang menatapku...)" balas nabila kepadanya karena merasa kedinginan dengan tubuh bawahnya itu.

"Hmmm... Itu karena aku membelinya online sih, mungkin aku salah membeli ukurannya? Apa kamu malu memakainya, bil?"

"Yah... Sedikit..."

"Bil... Kamu kan sangat nakal toh, kamu sendiri sebenarnya menyukainya ketika orang-orang menatapmu dan kamu tahu itu...!"

"Hah? Aku rasa itu benar, tapi... (Ini masih pagi-pagi sekali...) meskipun begitu, ini terlihat benar-benar memalukan...!"

"Aku tadinya berharap kalau muthe juga bisa berjalan bersamamu dengan mengenakan pakaian yang sama juga... Yah gimana... Aku rasa tidak ada yang bisa aku lakukan dengan itu ketika suaminya mengajaknya keluar untuk berbelanja... Setelah berkenalan dengan alice dan temannya... Itu mungkin membuatnya kembali lapar untuk pergi keluar dan bersenang-senang, seperti waktu lama kan? Yah gak enak juga kalau muthe pergi berbelanja dengan suaminya daripada pergi jalan-jalan dengan kita!"

"Kalau begitu, apa yang kamu harapkan? Lagipula, muthe itu kan sudah menikah... Aku yakin dia juga ingin pergi bersama kita jika dia bisa..." balas nabila kepadanya.

"Ahh! Yah... Aku rasa kamu ada benarnya...! Hahahaha! (Itu benar... Muthe tentu saja milik suaminya...)"

"Hei... Jangan terlihat sedih begitu... Aku kan bisa menjadi pengganti muthe yang absen hari ini..." nabila menggandeng tangan jay dan berusaha mengontrolnya agar tidak memikirkan muthe dan membuat jay menjadi miliknya hari ini...

"B... baiklah! Kalau begitu... tapi pertama-tama, kenapa kamu tidak berdiri disana dan menungguku sebentar? Aku tidak akan lama..." jay menunjuk suatu tempat dengan telunjuknya agar nabila menunggunya akan tetapi tempat yang ditunjuk oleh jay tempat yang cukup terekspos pejalan kaki dan mereka mulai menatap nabila dengan pakaian ketatnya itu.

"... Huh? (Gak mungkin! Dia... dia melakukan ini dengan sengaja agar semua orang menatap kearahku... Tunggu... semua orang menatapku... mereka... benar-benar menatapku... Toketku yang kebesaran... G-string yang ngejepit diantara belahan pantatku... dan juga memek aku, yang tertutupi... oleh g-string tipis ini... Mereka menatapku... mereka bisa melihat wajahku dan melihat bagaimana aku sangat menarik untuk mereka tatap...! Mengetahui itu... aku mulai mendadak menjadi horny karenanya...)" nabila mulai menggeliat seperti berusaha menutupi tubuhnya ketika banyak pria menatap kearahnya.

Jay melihat dari kejauhan dan tersenyum karena rencananya berhasil, "Nabila akan mulai merasa horny jika aku meninggalkannya disana. Dia sangat manis ketika dia berdiri disana menjadi pusat perhatian... Baiklah! Waktunya aku untuk menggodanya lagi dan membuatnya benar-benar basah... Hmm? Seorang karyawan? apa dia mencoba menggoda nabila disaat jam sibuk begini? Huh!? Apa!? Apa dia kenalannya nabila? Terlihat seperti seorang pemburu wanita juga... Dia pasti seorang yang berada di usia 20an... Dia terlihat seperti sangat mengenal nabila... Bil, cepatlah dan usir dia dari sana... AH!! D...DASAR BRENGSEK!!!)" jay melihat pria itu meraba pantat nabila ditempat umum dan nabila tidak terlalu mempermasalahkannya. Justru nabila tampak nyaman berbincang sebentar dengannya dan juga melakukan kontak fisik sebentar itu sehingga membuat jay hendak menghampiri mereka sebelum pria itu berlalu setelah menyapa nabila.

"Baiklah... Mari kita minum-minum lain kali! Seperti yang biasa kita lakukan dulu... Bye!" pria itu kemudian pergi meninggalkan nabila dan berjalan pergi.

"Hei... Jay...! Itu tadi mengejutkanku... pria itu tadi seseorang yang aku kenal..."

"... Apa itu adalah...? Apa kamu juga tidur dengan pria itu...?"

"Eh!?" yah... Kamu benar, jay... Dia juga salah satu "teman tidur"ku sewaktu aku masih muda dulu... Ayolah! Itu sudah lama berlalu! Aku kan pernah bilang sama kamu tentang itu... tapi sekarang..."

"Kamu bilang, kamu akan melakukan apapun, bukan? Kalau begitu, tolong lepas bra kamu sekarang juga!"

"Hah!? Disini, jay...?"

"..... Dasar... Sepertinya aku tidak memiliki pilihan..." lanjut nabila yang berusaha menutupi toketnya itu. Nabila melakukan apa yang jay perintahkan dan kini kardigan itu dengan mudah mencetak jelas puting nabila dari baliknya. Puting keras yang menonjol membentuk dua buah titik di depan dada nabila.

"Sekarang pastikan kamu membuat kedua toket kamu itu bergoyang sambil berjalan...!"

"O~oke... Seperti ini? Mmmmn..."

"Pasti pundakmu sangat kaku bukan? Kenapa kamu tidak melemaskan otot-ototmu sedikit?" ucap jay kepada nabila untuk menggoyangkan tubuhnya kiri dan kanan membuat toketnya bergoyang. Nabila juga menambah gerakan seperti melemaskan ototnya dengan menarik kedua lengannya keatas dan membuat toketnya makin terguncang dan g-stringnya makin terlihat dari celah sempit yang tersisa dari bawah kardigannya itu.

"(Ditambah ini...) Ah! Aku... menjatuhkan dompetku...! Sorry, tapi bisa kamu ambilkan itu untukku, bil?"

Nabila menurutinya dan mulai menunduk sambil mengambil dompet jay dan membuat belahan toketnya dan g-stringnya terekspos dengan jelas di depan dan dibelakang tubuhnya disaat para pejalan kaki lewat.

"Ini...!J... jay...!" nabila berjongkok dan membuka lebar kedua pahanya.

"Ada apa? Mendadak kamu bernafas berat seperti itu..."

"Aku... tidak dapat menahannya lagi... Aku tidak bisa menunggu lagi! Aku menginginkannya..."

"Hah? Ingin apa?"

"K~kontol kamu! Aku ingin kontol kamu, jay... Aku menginginkannya di dalam memek aku... dan aku ingin kamu mengaduk-aduknya di dalam sana...!"

"Mendadak sekali yah, kamu jadi tanpa basa-basi yah... Oh baiklah... kalau begitu... kenapa tidak kita pergi menuju parkiran mobilmu, bil?" jay merangkul pinggul nabila dan berjalan menuju mobilnya. Sesekali tangan jay meremas pantat nabila ketika berpapasan dengan orang lain.

Didalam mobil nabila, jay dan nabila duduk di kursi belakang kemudian mulai bercumbu mesra. Jay mengambil alih peran utama dan membuka kardigan nabila, meremas toketnya dan mencubit putingnya menjadi keharusan bagi jay karena mengetahui titik lemah nabila membuatnya menang telak atasnya.

"MMMH! MMPH! MMM! MMMAHHH! AHHH! MMMPH! MMMF! MMMN! HAHHH! PWAAAAAH! JAY... KAMU KASAR BANGET HARI INI..."

"Tadi... sewaktu aku melihatmu dengan pria itu, membuatku sedikit kesal, bil... Aku... aku ingin dirimu hanya untukku, bil...!" jay menarik turun g-string nabila perlahan.

"B~benarkah? AH! Itu... membuatku... senang... mendengarnya...! Ahhh! JAANGAN!" nabila tidak dapat menahan desahannya ketika jay memasukkan satu jarinya ke dalam lubang memek nabila.

"BIL...! KAMU... MILIKKU...! NGHHHHH!!!" jay menjadi tidak sabaran dan membuka kedua kaki nabila lebar sambil menurunkan celananya sendiri. Kontol jay yang sudah mengeras dengan sekali percobaan jay berhasil mempenetrasinya.

"NGAAAAH! AHHH! AHHH! AH! AH!"

PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...

PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...

PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...

Jay juga meremas kedua toket nabila dengan kasarnya, "Ahhh... Jaaaayy... Itu sakiiiiiiiiit...!"

"ENGGAK... INI NIKMAT TAHU...!"

"JANGAAAAAAN! AH! HAAAAAAAH...."

"BIL... NABILAAAAAA...!"

PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...

PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...

PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...

"AHNN! AAAH! AHHHN! JAAAAAY!"

"NABILAAAAA... MULAI SEKARANG, KAMU TIDAK BOLEH LAGI UNTUK BERMAIN DENGAN KONTOL PRIA LAIN... DAN MEMBUATMU TERANGSANG KARENANYA... KONTOLKU INI... SATU-SATUNYA... YANG MEMILIKI HAK... UNTUK MEMPENETRASI KELUAR MASUK DALAM MEMEK KAMU...!"

"AH! AHH! AH! HAA! HAAAH! HAAHHH! MMMH!"

"AYO BILANG...! BIL...! CEPAT KATAKAN...!" jay menindih tubuh nabila dan nabila juga membalasnya dengan memeluk tubuh jay dan mengalungkan lengannya pada leher jay.

PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...

PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...

PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...PLOK...

"AH! MMMH! AHHH! AHHH! AAH! IYAAAAAH! JAAAAAY... MEMEK AKU... SEPENUHNYA... MILIKMUUUUU!!!" ucap nabila membalas permintaan jay kepadanya.

Setelah itu nabila menatap jay dan kembali bertanya kepadanya, "... K~kalau begitu... haruskah kita mengakui... bahwa kita sedang berpacaran sekarang?"

"Eh!?"

"Iya... Kalau kita melakukannya, kita bahkan bisa bercinta di depan teman-temanmu. Tentu saja, kita bisa selalu bercinta dengan muthe juga dimanapun kita mau. Bagaimana menurutmu?"

Jay berpikir sejenak dan menghentikan kegiatannya, "Hmmm... Aku... Aku akan dengan senang hati menerimanya...!" dan jay pada akhirnya menyetujui ide dari nabila itu.

Nabila mendengar respon jay dan mulai tampak berbinar menatapnya dengan mengatupkan kedua telapak tangannya. "Lalu... mulai sekarang... kita resmi jadi sepasang kekasih...?"

Jay tidak menjawabnya dan mulai mendekatkan wajahnya kearah wajah nabila, nabila berinisiatif menutup matanya dan akhirnya merekapun kembali berciuman dengan sebuah status sekarang...

[Weekend berikutnya... Nabila yang menjaga anak muthe sedang berbincang dengan muthe yang sedang melepaskan pakaiannya...]

"Tunggu dulu! Aku tidak mempercayaimu, bil... Jadi kamu bilang bahwa kalian berdua... sekarang berpacaran?" muthe mengenakan sabuk lehernya yang pernah diberikan oleh jay sebagai syarat mereka akan bepergian bersama.

"Itu benar... Rasanya seperti kita sudah tinggal bersama untuk beberapa waktu sekarang... Kita sudah bercinta setiap harinya..."

Nabila dan muthe kemudian duduk berdampingan kiri-kanan tubuh jay yang duduk diatas sofa dan mengapitnya. Jay yang sudah telanjang tanpa busana itu perlahan merangkul mereka berdua. "Tapi itu kan tidak ada perbedaannya dari bagaimana kita selalu melakukannya bersama... Selain itu, kita masih senang bermain bersama denganmu seperti ini, the...!" lanjut jay menegaskan kepada muthe yang sedang berada disisi kirinya itu.

"Jadi kamu bilang kalau aku diperbolehkan untuk bergabung dengan kalian? Meskipun aku... memiliki sedikit kenangan akan masa laluku?" lanjut muthe perlahan menungging di depan muthe untuk giliran pertama bermain dengan kontol jay.

"Tentu saja, the... Inget, kita saudara kembar tentu kamu harus bergabung. Baik tubuh dan jiwa, kita ini satu, bil... Benarkan jay?" balas nabila duduk dihadapan muthe ketika jay mulai meraba sebelum mempenetrasinya dari belakang.

Nabila menarik muthe sejajar dengannya dan jay berdiri dibelakang muthe bersiap memasukkan kontolnya. "Itu benar, the!"

"AH! AHHH... HNGHHH...!"

"Gimana? Apa kamu menyukainya...? Kontol pacarku itu...? Hmmm?"

"Kerasnya... dan juga menakjubkan seperti biasanya... Mmph... Mmmh..." muthe dan nabila mulai berciuman dan menikmati permainan mereka bertiga itu. Nabila dengan isengnya meremas toketnya muthe dan memaksanya untuk mengeluarkan asinya dan membuka mulutnya ketika asi muthe mulai menyembur keluar.

"HAAA... AHHH! AHHH! AH! HAHHHH! MMPH! MMMH! AHH!"

Jay mulai bergantian memasukkan kontolnya ke dalam memek muthe dan nabila yang posisinya saling berhimpitan itu. Selama jeda 10-15 detik sekali jay mengganti lubang tempat kontolnya bersarang.

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"AH! HAAH! AH! AH! HAAA! AH! AH... AH! AHHHHHH!"



Desahan saudara kembar itu menggema di dalam kamar muthe, beruntung kosan mereka kala itu sedang weekend jadi penghuninya rata-rata sedang berlibur dan tidak ada di dalam kosan mereka masing-masing. Kesempatan emas bagi mereka bertiga untuk mengeksplorasi kegilaan dalam diri mereka bersama-sama. Permainan selesai dengan kekalahan jay, yang membuatnya terbaring lemah diatas lantai sedangkan muthe dan nabila saling memeluk diatas sofa sambil menatap jay.

"Jay... Apa kamu sudah bilang sama teman-temanmu, kalau kamu berkencan dengan nabila?" tanya muthe kepadanya sambil sesekali menatap nabila yang sedang dipeluknya itu mengurut kontol jay yang lemas itu.

"Hah? Belum lah..." balas jay singkat.

"Yah... Aku berpikir seharusnya kita mengumumkan berita ini pada latihanmu berikutnya? Itu harusnya bisa membuat mereka mudah menerimanya ketika kita sedang melakukannya dikeramaian... bener kan?" balas nabila kepada muthe

"Meski jika aku mengijinkan kalian berdua untuk bermesraan ditempat umum, itu tetap saja membuatku cemburu dong..." balas muthe kepada nabila yang tampak cemburu mendengar perbincangan mereka itu.

"Oh? The, apa kamu ingin menciumku juga di depan semua orang?" balas jay sambil tersenyum nakal kepadanya.

"Hah?"

"Kamu tuh manis kok, the! Mmmph!..." jay mendekatkan wajahnya dan mencium bibir muthe dan disambut muthe dengan mencium balik jay.

"Kalau begitu... ketika latihan besok datang... kita bertiga bisa pergi bersama, gimana?!"

"Ah...! Sekarang kamu membahasnya... Ada perbincangan tentang kita untuk bergabung dalam latihan kalian, itu benar?" tanya nabila kepada jay untuk memastikan kabar itu.

"Yah... Aji bilang gak masalah! Dan yang lainnya juga gak masalah! Sebenarnya... Yang aji maksud... tetap saja dia tidak bisa berhenti membicarakan untuk mencarikan tim kita cheerleader..."

"Oke... Okee... Kita paham kok... Kamu mungkin harus berpikir tentang kostum apa yang kamu inginkan sekarang? Mungkin kita bisa coba memakainya disaat kalian latihan...! hihihihihi!"

Muthe dan nabila kembali berjongkok dihadapan jay kemudian bersama-sama menjilati kontol jay. "FUAAAAAAHHH..."

[Hari pelatihan jay dan tim basketnya tiba. Jay membuat muthe dan nabila mengenakan costum untuk menjadi cheerleader mereka. Tentu saja costum dengan belahan dada yang menonjol dan juga celana super pendek.]

"Yayy! Sapalah tim cheerleader baru tim kalian...! nabila mulai bergoyang dan meloncat seperti tidak ingat berapa umurnya dan mulai menyoraki tim basket jay itu.

"Ah... Ini terlihat memalukan sekali, memakai costum seperti ini..." sahut muthe tampak ragu untuk mengikuti gerakan nabila yang bebas karena suaminya juga berada dipinggir lapangan bersama penonton yang lain.

"Kak tansil... Istrimu...!" alice menunjuk kearah muthe ketika dirinya sedang berdiri disamping tansil.

Sementara tansil hanya bisa menutup dan memalingkan wajahnya melihat tingkah istrinya itu. "Sorry yah... untuk pemandangan yang menjijikkan itu..." ucapnya karena tidak tahan melihat tubuh berlemak yang baginya terlihat jelek itu, akan tetapi berbeda dengan reaksi para penonton maupun tim jay yang justru mengacungkan jempol karena keberanian muthe dan nabila memakai costum sexy seperti itu.

"Nah... Baiklah, semua! Untuk permulaannya, kita memiliki sebuah pengumuman untuk disampaikan...!" ucap nabila memimpin latihan hari ini.

"Aku, nabila... Ketua cheerleader kalian ini... resmi berpacaran dengan jay! Kami baru meresmikannya minggu lalu... maka dari itu kami merasa harus mengumumkannya agar kalian tidak curiga atau berpikiran aneh-aneh ketika melihatku dan jay bersama.

Tentu saja setelah pengumuman itu disampaikan, reaksi tim jay sangat bisa ditebak seakan tidak mempercayainya bahwa jay dan nabila resmi berpacaran saat ini... "AP... APA YANG BARU KAMU BILANG!? JAY DAN NABILA!?" mereka semua terperanjat mendengar berita itu termasuk suami muthe melihat adik iparnya menjalin hubungan lagi.

"Karena itulah kenapa, mulai sekarang... Kami akan resmi diperbolehkan untuk berbuat seperti ini di depan kalian...! Ayo sini, sayang!" nabila memeluk jay, membenamkan wajah jay pada toketnya dan kemudian mencium bibirnya. Semua tanpa ragu dilakukan oleh nabila di depan umum.

"YO, JAY! BRENGSEK LU YAH...! BAGAIMANA BISA LU BERANI BERPACARAN DENGAN CEWEK CANTIK BERTOKET BESAR SEPERTI DIA...!?" aji tampak marah melihat jay selangkah lebih maju darinya itu yang merupakan mimpinya untuk bisa mendekati bahkan memiliki pacar seperti nabila.

"T... tenang dulu, guys... Tenang...! Aku hampir lupa! Aku kemarin terkilir... jadi aku akan tetap beristirahat dan tidak mengikuti latihan kali ini...! Jadi aku akan memberikan semua tentang pelatihan kita kepada kak Tansil...! Tolong ya kak!" jay menyerahkan komando latihan kepada suami muthe hari ini.

"(Wah... wah... gue gak nyangka, jay... Gak kepikiran kalau lu bisa berkencan sama nabila...) Ahemmm... Kalau begitu... KECUALI SAMPAI KALIAN MAU BERUSAHA DENGAN SERIUS, PERTANDINGAN BASKET BISA MENJADI SANGAT TIDAK MENARIK! GUA HADIR DISINI UNTUK MELATIH KALIAN DENGAN KERAS, JADI PERSIAPKAN DIRI KALIAN YAH!"

"Uuumm... Kak... Kita ini kan benar-benar amatir, jadi jangan keras-keras yah..." ucap aji tampak ragu melihat semangat pelatih tansil yang hari ini memberikan mereka porsi latihan bekas atlit.

"(Wah... Dia sangat menakjubkan... Memang atlit asli terlihat berbeda yah...) Kalau begitu, kakak bisa mengandalkanku untuk mengurus bayinya... Jangan khawatir...!" alice kemudian berinisiatif bermain dengan anak tansil dan muthe ketika keduanya sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing.

"BAIKLAH! MARI KITA MULAI DENGAN..." tansil memulai latihan perdananya sebagai pelatih pengganti.

"Oh iya, bil... Kalau begitu, kenapa kita tidak... melakukan sedikit latihan juga sendiri...?" ucap muthe dan nabila sambil berbincang sendiri.

"SATU! DUA! TIGA! EMPAT! GO! GO! GO!" nabila dan muthe bergoyang seirama ke kanan dan kiri. Jay yang duduk disebelah mereka kemudian berjalan mengendap-endap mendekati nabila, dan kemudian memeluknya tepat dihadapan tim mereka.

"NABILA SAYANG!" jay memeluk kekasihnya itu tanpa malu dari belakang punggungnya dan membuat latihan muthe dan nabila sedikit terganggu.

"Heh... Heh... Hei! Kamu ini harusnya jangan aneh-aneh dengan cederamu itu..." nabila juga tampak tidak mempermasalahkan tingkah jay ketika memeluknya dihadapan teman-teman mereka.

"AWAS LU, JAY! DASAR BRENGSEK! BERHENTI PAMER OI..! AKU DOAIN PUTUS KALIAN BERDUA...!!" para tim jay yang sedang mulai pemanasan menatap kearah mereka dan mengumpat karena terganggu dengan tingkah jay.

"Hehehehehe... Sekarang, kalian berdua... Coba tukeran tempat! Cepat, cepat...! Coba untuk tidak ada seorangpun yang mengetahuinya...!" jay memiliki ide gila dengan menukar posisi muthe dan nabila. Dengan tubuh, wajah dan costum yang identik, mustahil bagi mereka yang tidak terbiasa untuk membedakan muthe dan nabila apabila hanya melihatnya dari jauh.

"Hah? Seperti ini?" mereka berdua setelah merasa aman kemudian bertukar tempat dengan kembarannya itu.

"Sekarang, aku paham... Setelah meresmikan ini... kita bisa bermain dengan lebih gila lagi...! NABILA, SAYANG!!!" jay dengan tiba-tiba memeluk muthe sebagai ganti nabila tanpa ada orang yang melihatnya.

"Nah? Haruskah kita berciuman juga? (The...?)" jay tampak menggila terlihat dari raut wajahnya itu ketika mencoba menggoda muthe dihadapan suaminya yang sedang fokus memberikan latihan.

"Mmmph!"

"Tunggu, jay...! Lu gak liat ada bayi disini..." alice tampak risih dengan tindakan yang dilakukan oleh jay di depan mereka.

"Apa? Diem deh, lagian kamu juga terbiasa melakukan ini setiap waktu dengan aji, bukan? Jangan cemburu gitu lah...! bukankah itu benar?, bil?" jay tetap memanggil muthe sebagai nabila di depan mereka semua sedangkan nabila yang asli yang berusaha menahan tawanya ketika mereka dibodohi oleh jay hari itu.

"AH... (Gak mungkin... Kita sedang berada di depan semua orang... di depan suamiku sendiri...! Aku... Aku mulai...!!) muthe merasakan jay yang nakal dengan meraba pantatnya dan mencumbunya disaat suaminya sedang berlari di depannya. Tentu saja muthe sangat takut apabila ketahuan oleh suaminya sendiri, dia berselingkuh terang-terangan di depannya. Sementara nabila menutupi mulutnya dengan pompom agar senyumnya tidak terlihat dengan jelas.

Tak lama berselang, karena permainan jay kepadanya. Muthe mendadak memerah dan terlihat tidak bersemangat ketika jay berani menciumnya di depan suaminya.

"Ah... Kayaknya nabila seperti kepanasan... Dia terlihat tidak sehat tiba-tiba saja... Kita bawa dia meneduh sebentar yah... Oke?" ucap nabila yang berpura-pura menjadi muthe itu mencari alasan agar mereka bertiga bisa pergi dari lapangan. Kemudian nabila sambil berjalan menggandeng kembarannya itu mengedipkan matanya tanda sinyal kepada jay untuk mengikuti mereka.

Dibawah sebuah pohon yang rindang, jay mulai duduk bersandar pada batang pohon itu dan duduk bersila sambil menurunkan celananya. Kontolnya yang sudah mulai mengeras terlihat berdiri tegak ketika dia mulai duduk. "Sekarang... Ayo kesini, the...!"

"Hah? Kamu yakin disini...!?" muthe tampak bingung ketika jay mengajaknya bercinta ditempat umum seperti ini. Tempat yang tidak bisa dia bayangkan sebelumnya.

"Bukannya kamu menginginkannya, bukan? Kontolnya jay... Hmmm...?" nabila menggoda saudara kembarnya itu meski tahu mereka akan melakukannya ditempat umum.

"Ughhh... I~iyah... Aku menginginkannya...!" muthe berbalik dan mulai berjongkok ketika menyingkap celana pendeknya dan mulai mengarahkan pantatnya turun diatas kontol jay.

"Yah... Itu sudah masuk, the...!"

"Mmmh! J~jangan jay! Jangan digoyang...! Kamu akan ngebuat aku mendesah nanti... Mmm..." karena posisi jay menumpu sebagai alas duduk muthe sehingga tidak terlihat bahwa mereka sedang bercinta dibalik itu. Tanpa mereka sadari, bola basket menggelinding kearah mereka yang sedang berteduh dibawah sebuah pohon disamping lapangan.

Seseorang mengambil bola itu yang berhenti tak jauh dari hadapan muthe. Dia adalah suaminya sendiri, dan itu membuatnya cukup kaget dan khawatir disaat yang bersamaan akan ketahuan bahwa dirinya sedang memasukkan kontol jay ke dalam memeknya saat duduk diatas pangkuan jay itu.

"Hei, sayang...! Aku pikir sepertinya nabila terkena sengatan matahari jadi dia kepanasan..." ucap nabila berusaha memainkan perannya sebagai muthe.

"Oh gitu... Wajahmu merah sekali... Jangan terlalu dipaksakan, bil...! Oh iya kamu tahu, kamu bertingkah keterlaluan sejak kita sampai disini... Kamu gak perlu sampai begitu, duduk diatas pangkuan pacarmu sendiri... Ya sudah, istirahat saja dulu... Aku kembali melatih mereka dulu sekarang...!" balas suami muthe tidak menyadari bahwa yang dia ajak berbicara adalah istrinya sendiri yang terang-terangan berselingkuh di depannya.

"Hihihihi... Dia benar-benar berpikir kamu adalah aku, the...!" ucap nabila tampak menggoda muthe setelah situasi yang mendebarkan itu.

"Oh tidak... Itu... tadi sedikit menegangkan untukku... Ahh..."

"Apa itu membuatmu sange... di depan suamimu sendiri dengan kontolku berada di dalam memek kamu?"

"Yaaah! Itu memang.... Nghhhh...!" muthe menggoyangkan pinggulnya perlahan agar mereka yang sedang latihan tidak mencurigainya.

"Kamu bener-bener mesum yah, the..."

"I~Iyah... Aku mesum... tapi aku tidak bisa menahannya, jay... Kontol kamu memang yang terbaik...! Aku suka kontolmu, jay! Aku... Aku sangat menyukai kontolmu...!"

"Aku juga loh... Hanya dengan menonton kalian seperti itu... membuatku juga ikutan sange..." nabila berjongkok di depan wajah muthe menutupi tubuhnya dan menyingkap celananya dan mengocok memeknya di depan mereka.

"Fuahhh... Ah! Ahh! Ahhhh! Haah! Haah! Ah! Haaa! Ahhh!"

"The... Kita kan melakukannya sebentar saja...! Tapi aku udah gak bisa nahan..."

"Hah...? Ahhhh... Tunggu sebentar lagi... Please! dan juga... gak apa-apa jika kamu mau keluarin di dalam memek aku... sekarang harusnya bukan masa suburku..."

"O...Oke...! Kalau itu mau kamu...! Aku keluarin di dalam yah...!"

"Hah! Ah! Aaah! AHHH!"

CROOOOOOTTTTT...CROOOOOOTTTTT...CROOOOOOTTTTT...

Crrrrrrrtttt...Crrrrrrrtttt...Crrrrrrrtttt...

Jay menembakkan spermanya ke dalam rahim muthe dan bersamaan nabila juga orgasme karena kocokan jarinya sendiri. Keduanya bahkan saling tersenyum karena berhasil melakukan ide gila mereka bersama-sama.

"Nah... Pacarku ini... kenapa kamu tidak melanjutkannya dengan pacarmu yang asli sekarang?" nabila mendekati jay dan menginginkan apa yang dirasakan muthe barusan. Nabila tampak sangat antusias dan juga horny bersamaan.

"Eh...? Tidak masalah! Yang perlu kita lakukan hanya bertukar posisi lagi kan..." balas muthe memberikan posisinya dengan nabila ketika tidak ada seorang pun yang menatap mereka.

[Weekend mereka berakhir seperti biasanya dengan skala intensitas yang makin meningkat seperti yang mereka lakukan bahkan cenderung menyerempet bahaya dan tentu saja bagi nabila dan muthe justru menikmati ketegangan yang tidak bisa mereka temukan dengan pria lainnya...]

Senin pagi, di dalam kantor milik nabila...

"Selamat bergabung, yah...! Kamu pasti anak magang yang baru masuk, benar kan? Ummm..." ucap nabila menyambut anak magang baru di kantornya itu.

"Ya, bu! Nama saya Agung bu... Senang bertemu dengan anda!"

"Baiklah... sama-sama, nama saya Nabila! Mulai hari ini dan kedepannya, saya akan menjadi SPV kamu, gung... Kamu boleh panggil saya dengan nama saja...!" nabila tampak anggun dengan mengenakan blazer dan rok pendek style resmi pakaian kantornya itu.

Agung yang tergugup menatap nabila itu hanya bisa menelan ludahnya, "(N... nabila...)"

Didalam ruang kerja nabila, nabila sedang memberikan briefing kepada agung tentang detail pekerjaannya.

"Nah, semua udah jelas? Kalau belum jelas, kamu masih memiliki kesempatan untuk bertanya sekarang. Setelah itu, kamu harus bisa beradaptasi dengan semua orang di dalam kantor ini...! Paham kan?"

"Ya, bu... Sebelum mulai proses printnya, saya harus memastikan jumlah file yang ingin dibuat kopinya terlebih dahulu..."

"Benar... dan juga karena kita bekerja dalam satu departemen... Saya tidak menyarankan tidur terlambat setiap harinya karena saya bukan tipikal orang yang mau menunggu apabila itu menyangkut yang berhubungan dengan pekerjaan."

Agung hanya terdiam menatap nabila yang sangat serius bekerja itu, mulai dari ketika mengambil kertas fotokopi, menulis dan juga menghitung. Mata agung tidak luput menatap setiap jengkal tubuh nabila yang memakai pakaian formal yang terlihat sempit pada bagian toketnya itu.

[Waktu berlalu dengan cepat, dan bulan berganti...]

"Nah, gung... Ini sudah sebulan sejak pertama kamu bekerja disini, bukan? Bagaimana, kamu sudah terbiasa dengan rutinitasnya?"

"Iya, bu! Ini semua berkat dukungan dan bimbingan dari ibu nabila juga... Ini silahkan kopinya, bu...!" balasnya sambil menyerahkan secangkir kopi kepada nabila dan nabila menerimanya dengan senang hati.

"Maaf ya, sudah memintamu untuk bekerja lembur denganku, meskipun kamu tahu kamu masih pemula disini..."

"Tidak apa-apa bu! Saya sangat senang bisa membantu pekerjaan ibu disini!"

"Nah kalau begitu... Sekarang, karena semua orang sudah pulang kerumah... Aku pikir ini sudah waktunya... Untuk kamu belajar untuk menghandle pekerjaan ringan yang lain... maksudku untuk para pria sepertimu..." nabila meletakkan cangkir kopinya dan perlahan membuka kancing kemejanya dan membukanya hingga toketnya meloncat keluar.

[Perlahan mata agung terbuka dan dirinya teringat akan kejadian waktu itu...]

Agung yang sedang bersantai di dalam kosannya dan berbaring diatas sofa sambil menghabiskan waktunya dengan coli. "Fiuuuuuhhh... (Lihatlah apa yang aku lakukan... ngocok lagi sambil memikirkan hari itu... Sejak pertama aku bertemu dengannya di taman itu, aku tidak bisa mengeluarkannya dari pikiranku... dan juga karena aku masih perjaka, aku tidak mengetahui banyak tentang hal itu... dan lagi nabila mengajarkanku bagaimana untuk memuaskannya dan bagaimana aku harus mengendalikan diriku... Nabila... Aku harap aku bisa bertemu denganmu sekali lagi...) Baiklah... Aku akan melakukan apapun yang aku bisa untuk bisa bertemu lagi dengannya...!"

[Di dalam suatu kafe terletak dekat dengan kantor nabila, agung terus mengunjungi kafe itu dengan harapan bisa bertemu dengan nabila...]

"Aku sudah menunggu ditempat ini selama 3 malam berturut-turut setelah pulang bekerja... Aku merasa sangat bodoh jadi cowok... Aku rasa... aku lebih baik untuk menyerah dan melupakannya saja..." ucapnya sambil menyeruput kopinya karena tidak ada tanda-tanda nabila datang meskipun dia yang mengirim pesan kepadanya itu.

"EH!? N~NABILA...!?" agung tiba-tiba berdiri karena melihat sosok nabila masuk ke dalam kafe tepat sebelum dia hendak meninggalkan kafe itu.

"Ah... Apa kamu agung?"

"EH?"

"Ahh... Maaf... Maaf ya, aku lupa bilang sebenarnya aku adalah kembaran nabila, muthe..."

"AH! Ohhh..."

"Aku datang kemari untuk mengantarkan pesan yang diberikan oleh nabila..."

"Ohhh... Kalau begitu, silahkan duduk..." balas agung mempersilahkan muthe untuk duduk dan memesankan secangkir kopi kepadanya.

"Ah... Begitu... Jadi nabila sekarang sudah berkencan dengan seorang pria, ya?"

"Yah... Itulah kenapa... Itu yang mungkin paling baik untuk kalian tidak saling bertemu lagi, gung..."

".........."

".........."

"... Aku sudah memiliki feeling bahwa ini akan mustahil untukku... nabila..." balasnya kecewa setelah mendengar bahwa nabila sekarang adalah milik orang lain.

"Tapi coba pikirkan ini... Nabila sekarang sudah cukup berumur sekarang... dan juga diriku... dan dengan melihatmu yang masih muda ini, aku yakin kamu bisa mendapatkan wanita manapun yang kamu suka... pasti ada cewek yang mengantri untukmu..."

"Sejujurnya, itu tidak membuatku bermasalah jika dia memiliki kekasih ataupun bahkan jika dia sudah menikah sekalipun... dan benar aku sendiri juga punya pacar sendiri sekarang... Nabila pernah bilang sedikit tentangmu juga... Muthe, aku dengar bahwa semuanya berjalan tidak mulus untukmu dan juga suamimu..."

"Apa itu masih menjadi masalah untukmu? bukankah kamu kesepian juga? Setiap wanita akan selalu merasa kesepian jika berada dalam posisi seperti itu, bukan? Bagaimana menurutmu? Apa mau ikut denganku... dan kita ubah sedikit permainannya...?"

"Kamu benar-benar sudah berubah ya... benarkan begitu, gung?"

"HAH?"

"Atau mungkin aku harus bilang... "KAMU SUDAH DEWASA"." muthe kemudian melepas ikat rambutnya dan mengeluarkan kacamata khasnya dari dalam tas kemudian memakainya di depan agung dan yang terakhir yang menunjukkan siapa pemilik nabila sebenarnya adalah ketika dia mengeluarkan sebuah choker dan memakainya pada lehernya.

"EH!? N...NABILA!!!" agung melihat penampilan muthe berubah seperti ketika dirinya melihat seorang nabila seperti ketika masih bekerja dengannya.

"Maaf ya... Aku harus membuatmu kecewa seperti itu... Aku mencoba menggodamu dengan cara yang terbaik yang bisa aku lakukan... untuk membuatku lengah dengan memakai identitas saudariku, muthe..." nabila senang sekali menggoda seseorang dengan menyamar menggunakan identitas saudarinya itu, semua berkat jay yang memberikannya ide sewaktu bercinta bersama ditempat umum dan saling bertukar posisi yang membuat baik muthe dan nabila sangat ketagihan dengan sensasinya itu.

Nabila melepas jaketnya dan mulai terlihat tubuh indah montok miliknya yang tertutup jaket sedari tadi. Dari kursi belakang tempatnya duduk persis itu, seorang pria tiba-tiba berdiri dan duduk disamping nabila seperti orang mabuk.

"MMM! MMMPH... MMMH!" nabila membiarkan pria itu mencumbunya dan meremas toketnya di depan agung. Tak lain adalah jay, yang selalu saja iseng dengan orang lain. Ini semua juga bagian dari ide jay untuk menggoda agung yang berani menggoda kekasihnya itu diam-diam...

"BIAR GUE JELASIN SEJELAS-JELASNYA SEKARANG... JAUHIN TANGAN LU DARI WANITA GUE...!!!" jay puas bisa menggoda agung tepat di depan matanya sendiri dan setelah itu mereka berdua meninggalkan agung dan pergi menuju hotel yang sudah mereka pesan sebelumnya.

"Hehehehe... Terkadang, ini menyenangkan juga bisa godain orang dengan cara itu... Dan juga, kita mampir ke hotel juga jarang-jarang, bukan?"

"Yah... Entah kenapa, itu sangat menyenangkan... Kembali ketika kamu masih bekerja di kantoran... Apa kamu terbiasa membawa "mainan"mu itu kesini juga, bil?"

Nabila merebahkan tubuhnya sedikit dan menarik satu kakinya hingga stokingnya terlihat jelas dan berusaha membuat pose yang menggoda di depan jay. "Yah... Setiap minggu, aku selalu mengajak seseorang bermain, siapapun itu..."

"Tapi sekarang?" jay mulai berjongkok dan menatap selangkangan nabila yang hari ini dia tetap mengenakan g-string seperti yang diminta oleh jay. Memeknya yang seperti terjepit tali g-string itu selalu menarik perhatian jay.

"Yah... Seperti yang kamu lihat sendiri... Aku siap apapun yang kamu perintahkan, jay..."

"Hmmm.. Memek kamu sedikit basah seperti ini... dan lagi kamu berbincang dengan pria itu juga, bil...!"

"Ayolah, jay! Kamu ini yang selalu... memaksaku untuk mengenakan pakaian dalam yang nakal seperti ini...!"

"Baiklah, baiklah... Karena kamu sudah menepati janjimu dengan mengenakan g-string itu dan juga mulai horny... Aku rasa kamu berhak mendapatkan hadiahmu sekarang!" jay menurunkan celananya dan kontolnya terjuntai bergerak naik turun di depan mata nabila. Nabila tampak senang dan tidak sabar untuk bermain dengan kontol kesayangannya itu...

"Ahhh... Jay... Kontol kamu! Fuaaaah! Mmmh! mmmph! Mmmn! Mhhhh...!" nabila menggenggam kontol jay dan mejilati batang kontolnya perlahan sebelum memasukkannya ke dalam mulutnya.



"Bil... Melihatmu memakai pakaian kantoran seperti itu dan juga nyepongin kontolku ini... benar-benar terlihat indah sekali..."

"Ahhh... kamu ini..." nabila menatap jay dan membetulkan posisi kacamatanya yang sedikit turun itu sambil menjulurkan lidahnya kemudian nabila melanjutkan kulumannya. "MMMN! MMPH! MMMH!"

"Kamu tidak memakai bra sama sekali, bukan? Itu pasti membuatmu sangat horny?" jay sedikit menunduk untuk meraba dan juga meremas-remas kedua toket nabila bergantian. Setelah itu jay menghentikan nabila untuk menyepongnya dan duduk dibelakang nabila sambil terus meremas toketnya dan juga menjilati lehernya itu.

"AHHH! HNGHHHH! JAAAAAYYY! AAAAAH! HHAAAH!"

"WOAAAAH...! KAMU BENAR-BENAR BECEK SEKARANG YAH... SEPERTINYA KAMU SUDAH TIDAK SABARAN, BIL. APA KAMU SUDAH MENANTIKANNYA?!" jay melihat nabila menungging dan menarik g-stringnya hingga makin terjepit masuk ke dalam celah memeknya itu. jay mendekatkan wajahnya dan berusaha menjilati memek nabila yang basah dari belakang.

"IYAAAAAH! AKU MENGINGINKANNYAAA! CEPAAAAAAT! MANA KONTOL KAMU!?"

"Dasar cewek kantoran nakal yah...!" jay menyingkap g-string nabila menyamping dan berusaha menempelkan kepala kontolnya tepat pada lubang memek nabila.

"A~aku... aku tidak bisa menahannya jay... Ayoooo! AH... JAY! KONTOL KAMUUUU! OHHH! AH! HAH! AAAAH! PALING NIKHMAAATTTHHH..! UUUUHHH!" nabila senang merasakan kontol jay akhirnya masuk ke dalam memeknya dengan posisi doggy itu.



PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"Bil... Kamu tahu... Muthe juga berkata yang sama sebelumnya...!"

"FUH! FUUUH! AHH! AHHH! AHHH! AH! AHH! NIKMAAAAAAT! INI ENAK BANGEEEEEET!" tubuh nabila dengan mudah digendong dari belakang oleh jay dengan tetap menancapkan kontolnya. Nabila membuka kedua kakinya lebar agar beban tubuhnya terbagi rata ketika jay menggenjotnya dengan menggendongnya sambil berdiri itu yang tentu tidak mudah bagi sebagian orang untuk melakukannya.

"TIDAAAAAK! INI... MENAKJUBKAN...! OH! OOOH! AKU BISA... MERASAKANNYAAAA...! OOOOH! KONTOL KAMU... MENUSUK DALAM MEMEK AKUUUUUHH...!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"JAAAAY... HARI ITU... KAMU KELUAR DIDALAM MEMEK MUTHE, BUKAN? HAA... HAAA... AKU INGIN KAMU JUGA MENGELUARKANNYA DIDALAM MEMEK AKU JUGA...! AKU SEDANG MEMINUM PIL KB, JADI ITU TIDAK AKAN JADI MASALAH... AHHHH... AKU INGIN KAMU MENGISI RAHIMKU... DENGAN SPERMA KAMU JAY...!!!"

"AH! AH! AH! AAAH! HAAAAH! AHHHH!"

[Setengah jam berlalu dengan panasnya gairah mereka yang sangat berkobar-kobar dan juga nabila yang merasa cukup aman hari ini...]

"AHHHHHH! BILLLLLLLLL...!!!"

"KELUARIN JAY.... KELUARIIIIIIIIINNNN!!!"

"NGAAAAAAAAAAAAHHHHHH!!!" keduanya melolong ketika jay mendapatkan ejakulasinya dan nabila merasakan hangatnya sperma jay bersarang di dalam rahimnya sekarang.



Nabila mencium bibir jay dan terus merasakan semprotan demi semprotan sperma jay sampai pada akhirnya kontol jay berhenti berdenyut.

"Anak pintar... Kamu melakukannya dengan baik hari ini, jay... Aku puas akhirnya bisa merasakan sperma kamu di dalam tubuhku ini... jay!"

"Bil... Apa kamu pikir kita extend aja malam ini?"



"Yah... Ayo kita melakukannya sampai pagi, jay... Aku milikmu malam ini...! Mmph! Mmmh!" nabila kembali menyambar bibir jay dan menindihnya seperti tidak ada habisnya tenaga mereka untuk terus mengeksplorasi tubuh masing-masing.

Bersambung...

Part. Twin Sisters 4

Nabila memutuskan untuk pindah dan tinggal satu atap dengan jay. Jay membantunya untuk memindahkan barang-barangnya yang cukup muat untuk dibawa pindah ke kosan jay.

"Ayolah, bil... Kamu sudah tinggal bersama dengan jay? Apa itu ide yang bagus?"

"Hah? Yah, aku sudah tinggal sendirian selama ini... Jadi dimana salahnya, the?" balas nabila bersandar pada daun pintu kamar jay menunggu jay selesai membereskan barang-barangnya.

"Ah... Sebenarnya itu gak masalah sih, ada enaknya juga ada seseorang yang bersama kita untuk membantu terutama pekerjaan rumah..."

"Hei... Jangan bilang kalau kalian ini... sibuk ngentot aja setiap hari, ya kan?" lanjut muthe menatap mereka berdua curiga.

"Hmmm... Tentu saja... bagaimana bisa kita tidak melakukannya? Ya kan, sayang...!?" ucap nabila dan jay saling bertatapan satu sama lain di depan muthe.

Muthe memonyongkan bibirnya tampak cemburu melihat saudarinya itu bisa bebas bermain dengan jay. "...... Gak adil...!"

"Sejujurnya, aku juga bakal senang kalau kamu bisa bergabung dengan kita, the... Tapi karena kamu sudah mempunyai suami... yah... begitulah...!" jay menggaruk pipinya mencari alasan.

"Tetap saja... Dia terlihat benar-benar tidak tertarik padaku... terutama sejak dia menjadi pelatih basket kalian, yang dia pikirkan hanya latihan dan latihan saja... Apa kalian berpikir bahwa itu membuatnya mengingat kembali sewaktu dia masih aktif menjadi atlit?"

"Hmmph... Oke! Kalau begitu... Selama seharian ini... kita berdua akan bertukar tempat! Gimana?"

"EH!?"

"Jay... Kamu tinggal disini sama muthe dan berikan dia perhatian yang dia inginkan...!" lanjut nabila kepada mereka berdua.

"Tapi..."

"Stop berdebat denganku...! Aku sudah memutuskannya, sekarang masuk ke dalam!" nabila menarik jay dan muthe masuk ke dalam kamar jay.

"Oh iya... Kita lebih baik bertukar pakaian juga...! Ayolah, the! Copot pakaianmu itu...!" nabila melepas pakaiannya sendiri dengan cepat kemudian tangannya tidak sabar untuk melucuti muthe.

"Enggak! Tunggu! Eeeeek!" muthe berusaha menahan celananya ditarik turun oleh nabila.

"EH!?"

"Oooooooooohhh!!" jay tampak terkejut dengan apa yang dilihatnya. Muthe memakai g-string yang sama seperti yang mereka pakai sebelumnya dan memeknya seperti menjepit g-string yang dikenakannya itu.

"Ahhhh... Kalian melihatnya..."

"Ya ampun, muthe! Jay, lihat... Jangan bilang kalau kamu juga membelikannya dan menyuruhnya memakainya?"

"B~Bukan... Aku tidak pernah membelikan untuknya..."

"Kenyataannya... setelah kejadian yang harus kulewatkan karena jay... Aku sudah mulai benar-benar menyukai pakaian dalam seksi dan nakal seperti ini menjepit diantara selangkanganku. Aku menikmatinya menggesek diantara kakiku tanpa seorangpun mengetahuinya..."

"Ahhh... Muthe, kamu sangat manis sekali...!" nabila mendekatkan wajahnya dan mencium bibir saudarinya itu.

"Mmmph...!"

"Oh iya...! Aku sebaiknya harus pergi, huh? Lalu, suamimu akan segera pergi ke kantor, bukan?" nabila yang sedang menyamar menjadi muthe itu kemudian bergegas mengenakan pakaian muthe.

"Yah... Juga, jangan lupa untuk memberi susu sama si kecil... dan juga laundry nya..." muthe mengingatkan nabila tentang apa saja yang harus dia lakukan.

"Tenang saja... Aku kan selalu ngebantu kamu soal pekerjaan rumah, jadi kamu bisa percayakan padaku! Serahkan saja padaku untuk hari ini... dan bersenang-senanglah kalian berdua...! Aku pergi dulu ya...!" nabila membuka pintu dan pergi meninggalkan muthe dan jay berduaan sambil keduanya saling bertatapan seperti pikirannya sudah terhubung menjadi satu.

Didalam kamar muthe dan suaminya, nabila sedang mengendong anak muthe dan memegangi botol dot agar anak muthe bisa menyusu dengan benar.

"Aku pergi dulu yah...!"

"I~iya... selamat bekerja...! (Dasar... Dia benar-benar tidak bisa membedakan antara kita berdua, ya? Pantas saja muthe tidak bahagia setelah melahirkan si kecil ini...) Baiklah anak manis... Kita terusin minum susunya setelah itu kita bermain, ok?"

[Setelah puas bermain, anak muthe mulai mengantuk dan tertidur. Nabila menidurkannya diatas ranjang bayi milik muthe dan mulai bersantai sendiri duduk diatas sofa sambil melamun...]

Kemudian nabila menyadari kamar muthe ini berada tepat diatas kamar jay, nabila mulai merangkak diatas lantai berusaha menguping dengan menempelkan telinganya pada lantai dan suara desahan ringan terdengar merambat masuk ke dalam telinganya.

"Hihihihih... Mereka benar-benar melakukannya...! Ini sudah lebih dari 3 jam setelah aku mulai bertukar peran dengannya... Apa mereka benar-benar tidak menyia-nyiakan waktu sejak pagi tadi? Jay, kamu ini...! Ah! Suara barusan ini... sepertinya muthe sudah orgasme barusan... Desahannya itu... hihihihi... AHHHHHH!!! Sial... Aku juga jadi ingin melakukannya juga...! Aku bisa meremas toket muthe... ketika aku membangunkan kontolnya itu..." nabila nampak menyelipkan telapak tangannya dan masuk melalui celana panjangnya itu berusaha merogoh memeknya.

Sementara di dalam kamar jay...

"Tunggu jay... Kamu ini... nanti aku bisa tumpahin gelas ini loh... bahaya... ayolah...! AAHHHHH!, JAAAAAAAY... KAMU KAN YANG INGIN MINUM TEH BARUSAN... STOP IHHHHH...!" muthe memakai maid cosplay yang dibeli jay untuknya dan berperan sebagai pembantu dan majikan saat ini. Jay mencumbu leher muthe tanpa ampun dan juga memilin putingnya ketika muthe sedang menyiapkan teh untuk jay.

"Hmmm... Mmmph! Tubuhmu ini... sangat seksi, the... Lihat, kamu udah becek sejak tadi kan... dan puting kamu ini tidak berhenti mengeluarkan susunya menetes setiap kali aku remes kayak gini..."

"Ahhhh, jangaaaaan... Hmmmphh..." muthe terus membiarkan jay bermain dengan toketnya itu ketika dirinya harus membuat teh untuk jay.

"Ah aku ada ide lagi! Kenapa kita tidak mencoba mencampurkan air susumu itu ke dalam teh, the?"

"EH!?"

"Yah... Tuangin aja ke dalam tehnya..."

"EH!? SERIUS!?"

"Dasar... Kamu ini aneh-aneh saja kadang-kadang... (Tidak mungkin... aku tidak percaya aku mau melakukan ini... dipaksa untuk melakukan ini... malah ngebuat aku jadi tambah horny aja...)" muthe mendekatkan cangkir teh itu dekat pada tubuhnya dan dirinya mulai meremas toketnya hingga air susunya muncrat keluar dan mengarahkannya masuk ke dalam cangkir teh itu.

"Mana lihat? Mari kita coba... Mmmn... Slrrppp..." jay tanpa ragu meminum teh yang tercampur dengan asi muthe itu.

"Jay... Apa kamu dan nabila... benar-benar melakukan seperti ini setiap hari?" tanya muthe penasaran dengan kehidupan pribadi saudarinya itu.

"Yah... Aku tetap harus pergi ke kampus dan melakukan hal yang lain... jadi aku tidak selalu melakukannya setiap hari kok... tapi ada hari-hari tertentu... ketika kita menghabiskan waktu bersama dan melakukannya tanpa henti... Apa? apa kamu cemburu, the?" ucap jay yang berdiri di depannya saat itu dengan kontolnya yang seperti memanggil muthe untuk mendekatinya ketika menatapnya.

"Yah... Aku memang cemburu... Sangat-sangat cemburu... Hmmm... Mmmph..." muthe mulai membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya menyapu kepala kontol jay turun menuju batang kontolnya bergantian.

"Ahhhh... The, kamu benar-benar... EH!?" jay terkejut karena tiba-tiba ada dua lidah yang menjilati batang kontolnya itu.

"BIL!?"

"Sorry... Aku baru saja masuk...! Aku mau ikutan dong...!"

"Hei tunggu... Bagaimana dengan si kecil?" muthe mengkhawatirkan anaknya yang ditinggal sendirian oleh nabila itu.

"Oh, tenang saja. Dia sedang tidur kok...!"

Ketika kedua bersaudara itu sibuk bertanya jawab, jay memegang kedua kepala mereka dan menariknya bersamaan hingga pipi mereka berdua saling berhimpitan dengan menjepit kontol jay diantaranya.

"AHHHH... MMMNN! MMMN! MMMN! OHHHH! HAHHHH!" keduanya mulai bersamaan menjilati batang kontol jay dan juga kedua tangan mereka mulai bermain dengan memek satu sama lain.

[Hari semakin gelap...]

"AHHH! AHHHH! AHHHHH! MMMMPH! AHHHH! NIKMAAAAT...! JAAAAAY, KONTOL KAMU... ENAK BANGEEEEET!!!" ujar muthe yang sedang rebahan diatas kasur sambil menikmati hujaman kontol jay dalam posisi misionaris itu. Sementara jay menjilati memek nabila yang sedang berdiri tepat di depan jay. Jay harus membagi fokusnya untuk bermain dengan nabila dan juga muthe bersamaan.



Jay terus bergantian menyetubuhi kedua wanita yang dilanda gairah tingkat tinggi itu. Nabila dan muthe saling bertukar tempat setelah beberapa saat, bahkan nabila tidak malu untuk menyedot susu yang keluar dari puting muthe ketika muthe hendak orgasme untuk kesekian kalinya.

"Haaaaaah... Ggahhhh... Haaaaaahhhh... itu barusan... orgasmeku yang ketujuh..."

"Aku... senang mendengarnya, the... Mmmph!" nabila kemudian mencumbu saudarinya itu dengan mesra setelah mendapatkan apa yang dia inginkan hari itu bahkan sangat lebih sampai mereka tidak sadar akan waktu sudah berjalan cukup lama.

Baik muthe dan nabila kemudian berusaha saling mengapitkan tubuh mereka dan menjepit kontol jay dengan kedua memek mereka dengan kaki yang saling menggunting satu sama lainnya.

"Kita lebih baik memberikan kontol jay ini sedikit hadiah... Ahhh... Aku baru saja keluar beberapa menit yang lalu, jadi memek aku masih sangat sensitif bil..." ucap kedua wanita itu mulai menggesekkan memeknya masing-masing pada batang kontol jay dan membuatnya tak kuasa menahan desahannya karena permainan tag team mereka berdua itu.

"Bil...! The...! Memek kalian ini... ngejepit kontolku...! Rasanya nikmat banget...!!!" jay hanya bisa pasrah menikmati permainan kedua wanita itu dengan menggunakan memeknya masing-masing dan bergantian bergoyang menggesek batang kontolnya itu.

"Ah! Ah! Ahh! Kontol kamu, jay... gelitikin klitoris aku... ahhhh! AHHHHH! AHHHHHH!" baik muthe dan nabila merasakan klitoris mereka saling bergesek dengan kepala kontol jay dan tak lama mereka kembali orgasme dan jay ejakulasi dengan menembakkan spermanya keatas dan berhamburan disekujur tubuh muthe dan nabila.



"..... Eh? Udah gelap banget diluar ya? Enggak mungkin! Bagaimana ini bisa? S~suamiku bisa saja pulang kerumah sekarang! dan aku belum menyiapkan makan malam sama sekali! Apa yang harus aku lakukan!?" muthe tersadar bahwa dirinya melupakan tugasnya dirumah dengan meninggalkan anaknya dan pekerjaan rumahnya untuk bermain dengan jay dan nabila.

"C~cepat... sekarang mandi...! Cepat...! AHHHHHHH!!!"

"M~maaf... aku benar-benar minta maaf!"

Tak lama berselang...

"Hei... Kamu kan bisa bilang dia kalau kamu tadi keasyikan nongkrong di kafe denganku dan kamu sampai lupa waktu... Ini! Bawa makanan ini, tinggal kamu panasin di oven!"

"MAKASIH YA...! SORRY! AKU PERGI DULU...!"

Klek... Brak... muthe terburu-buru untuk kembali ke dalam kamarnya yang berada dilantai atas kamar jay itu.

"... Aku hanya bisa berharap suaminya tidak sampai curiga... Anaknya muthe sedang sendirian sepanjang hari, apa dia baik-baik saja?" ucap jay menatap kearah pintu setelah muthe pergi dari dalam kamarnya.

"Aku yakin gak ada yang perlu dicemaskan begitu... Sebelum aku tadi meninggalkan kamarnya muthe... Kamu tahu, gadis yang bersama dengan kalian dalam tim basket? Alice bukan? Omong-omong, dia tadi mampir jadi aku memintanya jika dia bisa mengasuh sebentar selagi aku pergi... Tentu saja muthe yang tidak mengetahuinya bahwa aku yang meminta tolong alice dengan menyamar jadi dirinya."

"Oh... Iya, dia bilang dia akan mampir untuk memberikan sesuatu..." balas jay teringat akan sesuatu yang pernah diceritakan oleh alice kepadanya.

Sementara dibalik tembok tempat muthe akan belok menuju kamarnya, muthe dengan mata tidak percaya melihat alice keluar dari dalam kamarnya dan juga suaminya yang sudah pulang itu di depan pintu kamar mereka, alice dan suaminya berciuman mesra saat mengantar alice pergi setelah mengasuh anak mereka.

Malam hari keesokan harinya...

Muthe memegang ponselnya dan menunjukkan isi pesan yang dikirim oleh suaminya kepadanya itu. "Dia bilang dia akan bermain sebentar lagi dengan semua orang. Dia juga menambahkan tidak akan kembali paling cepat sebelum pagi nanti..."

"A... apa kamu yakin dengan ini, the?"

"Ini tidak seperti aku tidak bersalam dalam hal ini... Dia itu juga memiliki hak untuk bisa merasakan kebebasan, bukan? Ayo kamu rebahan sekarang...!" muthe dengan dibantu nabila memakai pakaian "dinas" mereka dengan leher yang memakai choker sebagai tanda mereka akan bermain bersama lagi hari ini. Muthe dan nabila mulai berjalan maju ketika jay sudah rebahan diatas kasur dan mereka mulai menunduk tepat diatas kepala jay.

"Ayo jay... Siap-siap yah, terima asinya muthe ini...!" Nabila membantu muthe untuk meremas kedua toketnya itu dan membuat asinya mancur berhamburan diatas wajah jay.

Jay yang membuka mulutnya bersiap menampung asi muthe. "Ahhhhhhhh!" setelah beberapa saat, jay mendudukkan wajahnya ketika muthe sudah selesai menyusuinya dan berkata, "The... emang susumu ini bisa semanis ini? Manis juga kayak orangnya...!" sahut jay sambil menyeka mulutnya yang berlumuran sisa asi muthe itu.

"Dasar gombal ih... Kalau kamu mau, kamu boleh memintanya kapan pun kok... Hihihihi...!"

Muthe kemudian duduk disebelah jay dan jay kembali menyodorkan wajahnya untuk menyedot asi muthe, sementara nabila berusaha menyelip diantara mereka dan mencoba mengulum kontol jay dengan dibantu oleh tangan muthe yang mengocok memek nabila disaat yang bersamaan. Mereka berbagi peran dengan porsi yang sama sehingga tidak berebut untuk mendapat perhatian dari jay.

"CREP... CREP... MMMH... MPHH... CREP... CREP... CREP... CREP... HMM... HMPH... NGHHHH... CREP... CREP... CREP..." kocokan jari muthe pada memek nabila membuat saudarinya itu mendesah setiap kali berusaha menyepong dan memainkan lidahnya pada kontol jay.

Sesaat kemudian, jay menarik tubuh muthe dan mendudukkannya diatas pinggulnya. Dalam satu hentakan jay menurunkan tubuh muthe dan membuat kontolnya menancap ke dalam lubang memek muthe dan nabila hanya melihat proses tertanamnya batang kontol jay ke dalam memek muthe itu yang membuat muthe melihat saudarinya itu sedang menatap area pribadinya dan berkata "Ahhhhn! Bil... Lihaaaat! Lihat bagaimana... binalnya diriku ini...!"

"Ya the... Aku selalu... melihat kearahmu... muthe..." balas nabila singkat sambil terus menatap tanpa jeda bagaimana kontol jay terus mengaduk-aduk liang memek muthe itu.

[Sekitar 2 jam sebelumnya, di dalam sebuah kafe tempat jay dan rekan-rekannya beserta muthe dan keluarganya mengadakan sebuah pesta makan malam bersama...]

Alice yang tampak mabuk setelah meminum beberapa gelas bir ditangannya itu mulai meracau, "Kita beruntung banget tahun ini... Hik...! dan juga... hik... kita mendapat bantuan... hik... dari kak tansil... sebagai pelatih tim kita... hik...! Aku hanya... tidak bisa mempercayainya... hik... hik...!"

Tansil yang duduk disebelahnya tampak berusaha santai sambil menggaruk kepalanya dengan pujian yang dilontarkan oleh alice kepadanya itu, "Ahh... Gak perlu sampai segitunya... Aku sendiri tidak memberikan sesuatu yang besar juga kan..."

"Eh, jangan bilang gitu kak...! Hik... Tentu saja... kakak berperan penting dalam tim kita... Hik... Terima kasih juga... atas arahan dari kakak dari kita yang bukan tim hebat, bisa masuk ke liga lebih tinggi lagi...! Hik... Hik... Meskipun... kita masih memiliki... beberapa anggota yang tidak bisa diandalkan..." balas alice tampak kesal dengan melihat kearah aji pacarnya itu sedang minum disamping nabila dengan riangnya tanpa memperdulikan kekasihnya sendiri.

Disisi lain...

Jay menjadi juri diantara aji dan nabila yang sedang bertanding dan bertaruh siapa yang paling cepat menghabiskan 1 bir gelas besar. "Apaan tuh, ji...? Masa kalah sama nabila...!?"

"PUAAAAAHHH! BRAAAAK!" nabila membanting gelasnya cukup keras setelah sukses menghabiskan seluruh bir dalam gelasnya dan menyelesaikan pertandingan mereka sebagai pemenang disusul oleh aji yang berhasil menghabiskan minumannya beberapa detik setelahnya.

"Ughh... Aku... nyerah...!" balas aji tampak tidak sanggup lagi untuk menambah minumnya ketika melawan nabila itu.

"Ada apa denganmu, ji? Boring amat sih! Kamu gak bisa bilang itu sebuah pertandingan dengan caramu seperti itu...!" ucap nabila dan jay tampak menggoda aji yang awalnya sangat percaya diri namun kalah ditengah pertandingan itupun hanya melawan seorang nabila.

"Bil... Kamu kuat juga yah...! Aku tidak berharap berlebihan sebelumnya tapi malah pacarku ini yang menang...!" sahut jay tersenyum melihat nabila sangat kuat melawan aji dalam pertandingan minum itu.

"Hei, bil... Apa kamu yakin kamu gak minum terlalu banyak? Apa kamu akan baik-baik saja?" ucap muthe tampak khawatir melihat saudarinya itu.

"Hahahahah... Aku hanya... sedikit mabuk saja kok... hik..." tak lama tubuh nabila terhuyung dan terjatuh diatas sofa panjang tempatnya duduk bersama aji, jay dan muthe itu. "Ahhhh! Untuk beberapa alasan... aku hanya merasa sangaaaaaaaaaat... bahagia saat ini! Hik..." tubuh nabila nampak terekspos dihadapan aji dan teman-temannya ketika nabila sedang berbaring dan mengangkat tangannya hingga toketnya menyembul dan memperlihatkan lekuk tubuhnya.

Para pria tentu saja menatap tubuh nabila itu dengan penuh nafsu dengan ukuran pantat yang bulat sempurna ditambah toketnya yang besar seperti menggoda mereka untuk menjamahnya disaat pemiliknya sedang tidak sadarkan diri. Aji yang duduk disamping nabila tampak paling bersemangat dan mulai mendekatinya, "Sorry... A~A~Aku pikir... aku sedikit mabuk sekarang... Alokohol itu membuatku ingin... menggelitikimu...!" aji dengan kedua tangannya maju untuk menggerayangi tubuh nabila yang tanpa pertahanan itu. Aji menyentuh sedikit kulit paha nabila dan membuat nabila nampak bereaksi dengan sedikit sentuhan sensitif itu karena pengaruh alkoholnya.

"Eeeeeeek! Mmmh!"

Sementara teman mereka yang lain mulai terpengaruh ketika melihat aji dengan leluasa menjamah tubuh nabila yang sedang berbaring itu. "Oh sial...! Aku juga jadi sange liatnya! Iya nih, apa karena alkoholnya...? Ah! lihat lipatan roknya ini...! Ahhhhn! Aku menemukan rambut yang terjatuh disini...! Ahhhn! Nah ini, ada bulu kucing dipinggangnya...! Ahhhhn... Hah... Jangaaaan! Ah! Hah! Ahhhh..." banyak alasan yang mereka gunakan untuk dapat mendaratkan jarijari mereka pada tubuh nabila dan mengelus setiap jengkal tubuhnya yang membuatnya mulai mendesah tidak karuan karena tingkat sensitivitas tubuhnya meningkat karena pengaruh alkohol.

"OI... TUNGGU BENTAAAAAR!!! DIA INI CEWEK GUE YAH! HUS... HUS... HENTIKAN DAN PERGI SANA! DASAR PRIA-PRIA KOTOR...!!!" jay menarik tubuh nabila dan menjauhkannya dari teman-temannya itu.

"A~APA? WANITAMU!? JAY, BRENGSEK LU YAH...!!!" mereka tampak geram karena jay merusak usaha mereka untuk menjamah tubuh nabila lebih jauh lagi.

Tanpa jay sadari, tangan nabila menarik pipinya menyamping dan nabila mencium bibir jay tepat di depan teman-temannya itu. "Bil... Kita di depan banyak orang loh...!" jay nampak terkejut dengan tingkah nabila kepadanya itu.

"Lalu kenapa? Hik... Biarkan saja mereka menontonnya... Sesungguhnya... Hik... Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi... hik..." nabila kemudian berdiri dan hendak menarik dress atasannya turun untuk menunjukkan toketnya kepada jay.

"T~TUNGUUUUUUU! HENTIKAN ITU, BIL...! Bil, aku pikir kamu terlalu banyak minum! Ayo kita pulang sekarang...!!" muthe berdiri dan berteriak setelah melihat saudarinya itu hampir lepas kendali karena lupa mereka sedang berada di tempat umum. Sementara teman jay yang lain nampak kecewa karena bisa saja apabila tidak ada gangguan itu akan menjadi tontonan gratis untuk mereka.

"Hik... Apa kamu... pikir begitu? Hik... Hik..."

"(Sial... sayang banget...)" tatapan teman jay tampak kesal karena peluang bagus mereka jadi hilang seketika.

"Ayo kita pulang! Jay, kamu pegangin nabila..." ucap muthe memakai jaketnya dan menggendong anaknya sambil memerintahkan jay untuk membopong nabila untuk pergi dari sana. Tapi sebelum pergi, muthe nampak menatap suaminya dengan kecewa sebentar yang sedang duduk pada meja lain dengan ditemani oleh teman-teman wanita jay.

"Oh iya... Sorry... Kita harus bawa nabila pulang, jadi kita pergi duluan yah... Kamu lanjutkan saja dan nikmatin malam ini lebih lama..." sahut muthe kepada suaminya yang sedang asyik berbincang dengan alice.

"Oh... Baiklah..."

Didalam kamar jay...

Jay dan nabila nampak mengerjai muthe yang sedang kalut karena pikirannya kepada sang suami dengan mengapitnya dan menyusu padanya dari sisi kiri dan kanan tubuhnya. Sementara kedua telapak tangan muthe nampak aktif bermain dengan batang kontol jay dan juga memek nabila sebagai balasannya. Erangan dan desahan mereka bertiga terdengar menggema di dalam kamar jay malam itu.

"AHHH... AHHHHN... HMPPH... AHHH! AH! HHH! MHHHH! MPHHH! HEGHHHHH... HAAAAA...!"

"Sekarang... dia mungkin sedang bersenang-senang dengan gadis itu..."

"Yah... mungkin saja..."

"Sorry kalau kamu harus ngerasain ini semua, the..."

"Tenang saja... Yang anehnya, hatiku rasanya biasa saja oleh masalah ini... Ketika aku bisa tidur bersama denganmu dan juga jay seperti ini... Kekosongan di dalam hatiku dibandingkan dengan tinggal bersama suamiku yang dingin... rasanya perlahan-lahan diisi oleh kehangatan..." lanjut muthe mengungkapkan isi hatinya kepada jay dan nabila.

"The... Mmmn...!" nabila mencium bibir muthe agar tidak melanjutkan perkataannya dan tanpa mereka duga, jay mendekati mereka dan menyelipkan kepala kontolnya disela-sela bibir mereka yang sedang berciuman itu. Target mereka perlahan berubah menjadi saling menjilati dan bergantian mengulum kontol jay.

"Haaah... Hah...! Kontol...! Kontolnya jay...! Mmph! Slrppp! shlrrppp! Mmm!" ucap mereka berdua menunggu giliran sesekali kontol jay diumpankan bergantian. Mereka tidak canggung lagi untuk menservis jay dengan sepenuh hati dan tatapan nakal mereka berdua menunjukkannya bahwa mereka telah jatuh menjadi wanita jay yang bisa jay manfaatkan sepenuhnya.

"Kalian berdua ini sangat menyukai kontolku ini, ya? Kenapa kalian tidak mengatakannya seberapa besar kalian menyukainya?" ucap jay sambil berusaha menahan ejakulasinya ketika mereka berdua saling berebut dan mencoba memberi deepthroat kepada jay.

"Jay, jika aku melewatkan hari tanpa kontol kamu itu... aku bisa mulai gila karenanya! Aku bermimpi... aku bermimpi aku bisa merasakan kontol kamu di dalam tubuhku ini 24 jam penuh! Lihat ini, jay...!" ucap nabila dengan membuka lebar kedua kakinya mengangkang dan mengocok memeknya dengan jari tengahnya dihadapan jay.

"Bil, kamu gak adil ihh! Aku juga... suka sama kontol jay! Aku berharap aku bisa merasakan kontolnya juga kapanpun dan dimanapun! tapi... tapi karena itu tidak ada pilihan lain... Aku harus... mengenakan g-string seperti ini setiap hari... dan mencoba untuk menarik dan menggesekkannya pada memekku ini...!" lanjut nabila menarik tali g-stringnya hingga terselip dicelah memeknya dan terus menarik-nariknya hingga tali g-string itu tenggelam di dalam celah memeknya.

"JAY...! MEMEK KITA... SUDAH BENAR-BENAR JATUH CINTA SAMA KONTOL KAMU!" mereka berdua saling menarik perhatian jay dengan cara memancing dengan gayanya masing-masing.

"Bagus... Bagus.. Kalau begitu, aku bisa mulai pertama dengan muthe yang kesepian ini... Hehehe..." jay menarik sebelah kaki muthe dan meletakkannya diatas bahunya sambil mencoba mempenetrasinya.

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"HAH! HAHH! AH! AHH! AHHHHH! AHHHH! HAAAAH!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"AHHH! AHH! KONTOL KAMU... MEMANG THE BESSSSSST...!!! MMMPH! TERUUUUUUSH!! AHHHHH!"

Tak lama kemudian, jay mendorong tubuh muthe untuk menungging diatas tubuh nabila. "Ayo sekarang, gilirannya nabila juga..." jay menarik keluar kontolnya dari dalam memek muthe dan mendorongnya masuk ke dalam memek nabila yang berada dibawah tubuh muthe persis. Nabila menatap muthe yang berada di depan pandangannya dan mulai bermain dengan puting muthe dan memencet-mencetnya dengan gemas.

"AHHHH! NIKMAAAAAT! AHHHHHH!!!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

Jay sedikit menunduk dan membenamkan wajahnya pada selangkangan muthe dan menjilati memeknya disaat muthe menungging dan menikmati permainan jari nabila itu.

"Mppph! Kontol kamu... memang nikmatttt! Ini yang selalu aku rindukan...!" ujar muthe yang kembali dipenetrasi oleh kontol jay setelah jay mencabutnya dari dalam memek nabila.

"AHHHHH! AHHHHHHH! AHHHHH!" tubuh kedua wanita itu berguncang dengan hebatnya ketika jay bergantian mempenetrasi memek mereka. Nabila dengan senang hati memeluk tubuh muthe itu agar semakin menempel dengan tubuhnya.

Satu jam berlalu, jay ejakulasi untuk terakhir kalinya diatas tubuh kedua wanita itu. Nabila dan muthe kemudian mencoba tertidur diatas kasur jay dan jay nampak mengecek lubang memek nabila dan muthe yang sebelumnya sudah jay sirami dengan sperma miliknya.



"Aku sayang kamu, the..."

"Aku juga, aku juga sayang kamu bil...!"

Nabila dan muthe saling menggenggam tangan masing-masing dan mulai bercumbu kembali satu sama lain.

[Satu minggu kemudian...]

Di pantai dekat dengan kosan mereka, nabila dan muthe sedang berjemur dengan duduk diatas kursi pantai yang mereka tempati sejak satu jam yang lalu. Dengan mengenakan bikini yang senada tentu saja membuat mereka tampak bagai pinang dibelah dua. Dengan mengenakan kacamata hitam dan topi pantai yang lebar, tentu sulit untuk membedakan mereka berdua.



"Aduh... panas sekali...! Kita bahkan tidak pernah berjemur bulan kemarin..."

"Yah rasanya ini juga puncaknya musim kemarau... Wajar kan panas begini...!"

Sebuah bola voli lewat dan menggelinding tepat disebelah kursi nabila. Nabila kemudian bangun dan mengambil bola itu sambil membuka kacamata hitamnya, "Hei, apa kalian gak latihan? Malah main bola yang lain? Latihan yang benar jadi kalian main di liga atas lagi loh...!"

"Jangan seperti itu dong, bil... Kita lagi gak fokus untuk latihan sekarang... Ketika kita mengetahui ada dua wanita berbikini seksi disebelah tempat latihan kita ini..." ucap jay kemudian mengambil bola itu dari tangan nabila sambil membisikkan sesuatu kepada mereka berdua. "Tapi jangan kira aku tidak tahu bahwa kalian berdua tidak menarik perhatian. Lihat saja pandangan mereka yang tidak fokus malah fokus untuk menatap kalian dari atas hingga bawah..."

"Yah... tentu saja... Benar gitu kan?" nabila nampak tersenyum kepada muthe karena bisikan jay barusan yang paham kenapa mereka tidak canggung untuk berbikini seksi disesi latihan tim mereka.

Beberapa saat kemudian...

Prit...Prit...Prit...

"Oke... Semuanya itu cukup untuk hari ini yah, latihannya kita hentikan sampai disini...!" ucap suami muthe kepada tim jay yang sedang dilatihnya saat ini.

Aji kemudian bergegas berjalan menuju kearah muthe dan, "Anu... permisi... Aku dan juga alice sekarang sudah resmi putus... jadi... aku berharap... m~m~maukah kalian menjadikanku "teman" kalian juga?" aji nampak masih penasaran ingin merasakan posisi sebagai jay yang disenangi oleh kedua wanita kembar itu disaat yang bersamaan.

"Hei, jay...! Karena aku udah pake bikini sekrang, dan sekarang sangat panas sekali... Mau pergi berenang sama kita tidak?" ucap nabila kepadanya

"Yah! Boleh juga...!"

"Apa kamu mau ikut juga, the?" nabila menarik lengan jay dan berjalan menuju tepi pantai disaat air tidak terlalu tinggi.

"Yah, ayo aja...! Tapi, aku pergi sebentar yah...!" ucap muthe kemudian berpamitan dengan suaminya yang sedang berbincang dengan alice.

"Yah, baiklah... Hati-hati yah..." balasnya cuek tanpa mempedulikan bahwa istrinya dan juga adik iparnya sedang berselingkuh dibalik punggungnya terang-terangan.

"Pantainya rame juga yah... tapi kalian yakin mau renang?" ucap jay memandangi kearah tepi pantai dan mendapati pantainya cukup ramai oleh pengunjung.

"Yah karena anak aku mulai masuk pre-school... jadi aku bisa memiliki banyak waktu luang untuk diriku sendiri..."

"Itu berarti kita bertiga bisa meluangkan waktu bersama lebih banyak, dong?"

Kedua wanita kembar itu nampak menarik perhatian pengunjung pantai terutama para pria yang menatap kearah mereka dan selalu terfokus pada bikini dan toket mereka yang bergerak dengan bebas.

"Hei... Hei... para pria di pantai ini tampak terpaku pada kalian tahu... apa kalian lihat?" ucap jay nampak mengawasi sekeliling mereka ketika dirinya sedang berjalan bersama.

"Yeah... Aku bisa merasakan pandangan mata mereka tertuju pada kita...!" baik muthe dan nabila merasakan hal yang sama ketika mereka melihat para pengunjung pantai yang menatap kearah mereka berdua.

"Yah, aku rasa kalian berdua menyukainya ketika mereka menatap kalian dengan pandangan nakal tertuju pada tubuh kalian ini... Lihat! Puting kalian itu jelas-jelas terlihat menonjol dibalik bikini tuh! Kalian berdua ini udah berhenti make covering pads ya?" ucap jay sambil menunjuk kearah puting mereka berdua yang tanpa mereka sadari berdiri kencang dan membuat cetakan jelas pada kain bikini mereka.

"Ahhh! Oh sial!" baik muthe dan nabila kemudian berusaha menatap kearah jari telunjuk jay dan merabanya toketnya masing-masing yang pada akhirnya mengetahui alasan kenapa para pengunjung pantai itu bisa cukup lama dalam menatap mereka berdua.

"Hei... Aku jadi ada ide bagus nih, aku rasanya ingin melihat toket kalian berguncang ketika tubuh kalian diterpa ombak disana... Ayo kita coba dan tunjukin pada mereka sedikit... Kalian bebas mau ngapain aja kok, Hehehehe!!!"

Muthe dan nabila kemudian saling menatap dan tersenyum satu sama lain, nabila melepas kacamatanya dan mulai berjalan masuk ke dalam air dan bermain dengan muthe. Nabila mengambil kesempatan untuk mencelupkan tangannya dan melemparkan airnya kearah muthe dan membuat kedua tubuh mereka saling bergoyang dengan indahnya melawan gravitasi. Muthe dan nabila meloncat dengan gembira tanpa mempedulikan bahwa tubuh mereka dipandangi oleh banyak pria di tepi pantai baik ketika mereka saling balas melempar air atau saling berkejaran satu sama lainnya yang tanpa mereka sadari puting mereka sedikit mengintip dari balik kain penutup toket mereka...

Setelah mereka puas bermain bersama, jay mendatangi mereka dengan membawa kaleng minuman dingin untuk mereka berdua. "Ini... Aku bawain teh sama soda dingin untuk kalian...!"

"Oh makasih ya, jay...!" muthe dan nabila mengambil kaleng minuman itu dari tangan jay, dan membuka penutupnya ketika muthe menyadari dirinya ingin juga mencoba menggoda para pengintai diam-diam mereka. Muthe menuangkan soda itu pada bibirnya dan membuatnya sedikit jatuh tumpah menuju kearah toketnya dan menuangkan sisanya pada toketnya untuk pendingin kulit mereka. "Ah segarnyaaaa... Enak bangeeeeet...!!!"

Tak pelak tingkah mereka menjadi tontonan gratis untuk para pria yang menatap kearah mereka dan menelan ludah dengan membayangkan tubuh kedua wanita kembar itu. Sementara jay tersenyum menatap kearah muthe dan nabila yang dia sadari sedang berusaha menggoda para pengunjung pantai yang lain dengan menggunakan minuman yang dia bawakan itu.

"CTAK...!!!" setelah itu jay memberi kode rahasia kepada mereka seperti biasa dengan menjentikkan jarinya kearah mereka berdua.

"Eh!? K~kamu bercanda kan, jay...??" mereka berdua tampak malu dengan ide jay pada siang hari bolong itu. Kemudian dengan nampak malu, muthe dan nabila mendekati jay kemudian saling mendempetkan tubuh mereka dan membuka bikini atas mereka hingga memperlihatkan toket mereka tanpa pengaman sama sekali. Setelah itu muthe dan nabila saling mendekatkan puting mereka berdua dan saling bersentuhan di depan jay. "Oke... Apa ini yang kamu inginkan?"

Jay hanya tersenyum dan memberikan gestur jempolnya kearah mereka. Namun, muthe sesaat kemudian berjalan mendekati jay meski putingnya sedang terekspos bebas diruang umum seperti itu. "Jay... Aku gak tahan lagi...! Nabila punya tenda yang biasa dia pakai untuk kemah bukan? Ayo kita dirikan disuatu tempat... lalu kita bisa bercinta disana...! Please...!"

"Cieee... Muthe akhirnya mengatakannya juga... tapi aku juga berpikiran sama sih... Ayo kita ngentot, jay...!" sahut nabila merangkul saudarinya itu dan ikut membantunya menggoda jay.

Setelah itu, mereka bertiga kemudian pergi meninggalkan pantai dan menuju kesuatu tempat yang jauh dari pengunjung. Mereka berhenti disuatu bukit tak jauh dari pantai dengan kemudian jay membantu mereka mendirikan tenda untuk bermalam disana.

"TUK... KLANG... KLANG... TUK... TUK... Fiuhhhh... Kelar juga...!!!" jay selesai memasang tenda itu untuk mereka dan menyeka keringatnya yang sedikit bercucuran membasahi wajahnya kemudian jay masuk ke dalam tenda mereka dan menutup rapat pintu masuk tenda mereka itu.

"HEi! Kalian berdua ini sudah gak sabaran aja yah?!" jay tertawa melihat muthe dan nabila sedang meraba tubuh masing-masing dan saling berciuman sambil menunggu jay untuk masuk.

"Mmmph! Mmmh! Hah? Apa lagi yang kamu harapkan, jay? Kita berdua udah bilang kalau kita sama-sama tidak bisa menunggu lebih lama lagi, bukan... Tidak... sedetikpun...! Serang dia...!!!" muthe dan nabila menghentikan ciuman mereka dan menatap kearah jay yang baru saja masuk ke dalam tenda mereka dan mulai menyergap jay.

"AHHHHH! UAAAAAH!!!" jay berteriak ketika muthe berusaha melucuti pakaiannya dan nabila berusaha menggenggam batang kontolnya dengan menyelipkan telapak tangannya melalui celah celana boxer milik jay.

Muthe dan nabila nampak tidak sabaran dan berusaha menjadi yang pertama untuk menjilati kontol jay. "Mmph! Mmmh! mmmh! Slrppp! Slrppp! Mhhh! Ahhhh!"

"The... Kamu tampak manis banget... waktu kamu berinisiatif seperti itu...!"

"Ahh... Itu karena... Kontol jay memang sangat nikmat... Lihat saja dirimu, bil...!!!"

Baik muthe dan nabila kemudian kembali berciuman mesra dengan kedua telapak tangan mereka saling menggenggam batang kontol jay dan mengocoknya perlahan, sementara jay hanya tersenyum menatap mereka berdua "Dasar... Kalian berdua ini... Kalian pasti menyadarinya sekarang, bukan? Bil... The... Kenyataannya adalah, kalian berdua saling mencintai dan menyayangi satu sama lain..."

"Yah... Semakin lama hubungan ini berjalan, semakin menjadi menarik... Alasan kenapa aku tidak pernah menikah adalah karena muthe adalah satu-satunya orang yang paling aku cintai di dunia ini..." balas nabila kepada muthe dengan malu-malu menatap kearahnya.

"Dan juga alasan kenapa aku tidak merasa bersalah dengan hubungan ini dan memilih untuk berselingkuh dari suamiku... itu juga karena aku sangat mencintai nabila..." muthe juga membuka hatinya kepada saudarinya tersebut.

"Muthe satu-satunya yang bisa membuatku merasa tidak pernah kekosongan... dan juga... nabila satu-satunya orang yang bisa memenuhi hatiku dengan kebahagiaan... dan... satu-satunya yang bisa memuaskan kita berdua secara biologis... adalah kamu, jay. Meskipun kita hanya dua orang wanita yang terobsesi dengan seks... dengan tubuh yang seperti ini... apa kamu akan selalu ada untuk memuaskan kebutuhan kami, jay?" baik muthe dan nabila mulai melucuti bikini masing-masing dan telanjang sepenuhnya dihadapan jay.

Dengan mata berbinar-binar, jay menyetujui perkataan mereka dan berdiri mendekati mereka. "Tentu saja...! Kalian berdua akan selalu menjadi budak seksku, bukan?!"

"Ahhhhhh...! Tuaaaaaaaan...!" baik muthe dan nabila mulai kembali bermain peran dengan jay seperti apa yang dia inginkan.

Jay, nabila dan muthe nampak bermain 69 dengan membentuk posisi segitiga dengan jay berbaring menjilati memek nabila, nabila menjilati memek muthe sedangkan muthe sedang asyik mengulum kontol jay.

"Mmmh! Mmm! mmm! Mmmh! Mwahhhh! Ahhhh! Haaah! Fuaaaahh! Mmmph!"

Nabila nampak mencubit puting muthe dari balik punggungnya dan berkata "Kamu masih menyusui, the? Asi kamu masih keluar ini...!"

"Ahhhh! Geliiii...!! Mmmmh!"

Setelah itu, mereka berdua bersamaan menjepit batang kontol jay dengan toket mereka dan menggesekkan putingnya pada lubang kencing dan batang kontol jay.

"Gimana rasanya, jay? Kita gesekin puting kita berdua seperti ini... ini juga ngebuat toket kita menjadi hangat sekarang...! Sekarang...! Aku ingin kontol kamu jay...! Ayo cepet masukin...!" muthe nampak tidak sabaran meski hanya bermain dengan toketnya dan nabila nampak menjilati memek muthe menunggu gilirannya.

Jay menarik tubuh nabila dan membuatnya duduk diatas pangkuannya dengan gaya reverse WOT. "Kamu ini lonte bener ya, bil...! Dari semua pria yang pernah mencicipi memek kamu ini... Mana dari mereka yang terbaik menurutmu!?"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...



"Ahhhh... Enaaaaaak... bangeeeeeetttthhh..! Ah! Aaaah! P~punya kamu... jay...! PUNYA KAMUUUUUU!!! YESSSSSHHH! TERUSSSSSSSHHH!" nabila nampak mulai mendorong tubuhnya sedikit condong ke belakang dan menumpu pada alas tidur jay dan membuka lebih lebar kedua kakinya itu. Genjotan pinggul jay membuat toket nabila nampak memantul dengan cukup kencang seiring dengan kencangnya tumbukan kontol jay.

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

Setelah beberapa saat, jay menarik keluar kontolnya dan menindih tubuh muthe disebelahnya. Dengan kasar jay langsung menusukkan kontolnya mentok ke dalam memek muthe. "DAN BAGAIMANA DENGANMU, THE? LONTE DAN IBU RUMAH TANGGA SELINGKUHANKU YANG MANIS...!? KALAU KAMU HARUS MEMILIH ANTARA SUAMIMU DAN DIRIKU... MANA YANG AKAN KAMU PILIH...!?"



PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"T~TENTU SAJA... PILIHANNYA AKAN JATUH... PADAMU, JAY! MILIKMU... JAUH LEBIH NIKMAT DARIPADA SUAMIKU...! AKU TERGILA-GILA... PADA KONTOL MILIKMU INI! AHHHH!!!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

Jay bermain dengan mereka cukup lama dengan tanpa khawatir akan ada orang yang mengetahui kegiatan mereka bertiga disana. Muthe dan nabila nampak saling tindih dan menempelkan tubuhnya satu sama lain menunggu jay untuk bergantian mengisi memek mereka dengan hujaman kontolnya itu.

"AH! EEEEKKK! AAAAH! AAAH! JAAAAAAY, TIDAK... ADA YANG LAIN LAGI... YANG KITA SUKAI SELAIN... DIENTOTIN SAMA KAMU...!!! AHH! AHHHH!" muthe dan nabila nampak mengerang setiap kali kontol jay bergantian memasuki liang memek mereka dalam beberapa jeda yang membuat mereka tidak bisa protes karena jay bertindak adil kepada mereka berdua.

Entah berapa jam berlalu dan berapa kali jay sudah ejakulasi di dalam memek muthe dan juga nabila. "JAY... SEPERTINYA KONTOL KAMU SUDAH... MEMUASKAN KITA SEKALI LAGI...! HEY, JAY... MULAI DARI SEKARANG, AYO KITA BERSAMA-SAMA DAN SELALU MELAKUKAN THREESOME SEPERTI INI, OKE?! KAPANPUN DAN DIMANAPUN...!" muthe dan menjulurkan lidahnya pada jay dan jay ikut menjulurkan lidahnya pada mereka dan mulai saling mencumbu satu sama lain dan bertatapan dalam jarak yang sangat dekat.

"Baiklah, kalau itu mau kalian! Haruskah kita melakukannya sekali lagi ketika kita sampai dirumah!?"

"SIAPA TAKUT...!!!" balas mereka berdua nampak senang karena jay menginginkan untuk kembali bercinta dengan mereka berdua sepulang dari tempat mereka sekarang ini...

Bersambung...
 
Minta jatah terus malem2
In-Shot-20231119-045608637.gif
 
monster energy drink dan zucchini....
 


Seorang wanita muda yang baru saja melangsungkan pernikahan sedang berolahraga disaat mereka harusnya melangsungkan bulan madu di bali. Mereka memilih menyewa sebuah villa tak jauh dari tempat gym dia mendaftar.

Trrrrr... Trrrrr... Trrrrr...

[Ayang Cuami...]

"Ya ayaaaang... Aku baru aja ganti baju buat latian yoga nih... Yah karena aku akhirnya punya waktu luang untuk olahraga untuk pertama kalinya setelah kita nikah... Iya aku lagi pemanasan kok ini, mmm... Agak berat sih... Badanku masih kaku banget, apalagi kita persiapin nikahan kita sendirian kan..."



"Aku gak sempet istirahat banyak jadinya, Ah! Aku pemanasan dibantu sama trainer disini. Posenya agak susah makanya dia bantu buat dorong punggung aku sedikit, jadi mungkin suaraku terdengar agak aneh..."

"Nama posenya? Hmmm... Pose bunga mekar kata trainernya... Hah? Kamu belum pernah denger soal itu? Ihhh... Ini tuh pose asli yoga buat menambah kelenturan tubuh, yang..."

"Nah... Setelah ini, aku bakal latihan pose putik namanya... Nhaaa... Mmm! Ah! Pose ini benar-benar bagus, yang! Ini sedikit menstimulasi tubuhku! Ah! Uaah!"

"Lalu pose terakhir ini cukup sulit, mmmm! Tubuh aku... masih harus terbiasa dengannya... Ahhh!"

"Namanya? Ini katanya pose pembuahan... Nhaaaaa! Mmm! Mph! Aah! Haaa! A~aku... nanti akan tunjukkan padamu ketika ayang pulang..."

Tasya yang rupanya berselingkuh di belakang suaminya dengan seseorang yang ditemuinya di tempat fitnes yang bersebelahan dengan tempat yoga yang dia mendaftar menjadi member disana. Dikarenakan tidak lama setelah menikah, dirinya ditinggal sang suami untuk bekerja diluar pulau sedangkan tasya tinggal sendirian karena tidak kerasan untuk tinggal di tempat yang jauh dari kota dan hiburan tentunya. Tasya tipikal gadis kota yang senang hangout dan berbelanja, maka dari itu dia lebih senang tinggal di bali sambil menunggu sang suami pulang.

Satu bulan sebelumnya, malam hari di dalam sebuah villa mewah yang tasya sewa bersama sang suami.

Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...

Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...

Tasya melakukan masturbasi di dalam kamarnya sambil menatap foto pernikahan mereka, "Ah! Haa! Mmm! Mmm! Sayaaaang! K~kamu bodoh... Mmm! K~kenapa juga kamu harus pergi bekerja tiba-tiba disaat kita harusnya honeymoon? Mmm! Mmm! Bagaimana jika... Aaah... sesuatu terjadi pada istrimu ini ketika kamu pergi? Mmm! Mmm! Mmhh!"

Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...

Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...Crepp...

"AH! MMM! AAAAAAH!" kocokan jari tasya pada memeknya mulai dipercepat dan suara benturan antara jari dan juga memeknya mulai terdengar merdu ketika sesekali tetesan cairan orgasmenya keluar dan membasahi tangan dan juga kasur miliknya.

"Ha! Ha! Ha! Haa! Mmm! Uuuuh! Haa! Sayang... Aku melakukannya lagi... Aku cinta kamu... Aku kangen kamu..." tasya melihat telapak tangannya yang basah oleh cairan orgasmenya dan nafas tasya yang memburu setelah melakukannya.

Pagi harinya ketika tasya masih terlelap tertidur...

Ting... Tong... Ting... Tong...

Bel villa tasya berbunyi...

"Mmm! Mmm... Mmmm..." tasya masih terlarut dalam tidurnya perlahan terbangun karena mendengar bunyi bel villa mereka berbunyi.

"Uahhh? Siapa sih? Pagi-pagi gini... Masih jam 10 juga..." tasya terbangun sambil melihat jam ponselnya. Bagi gadis seperti tasya bangun pagi berkisar antara jam 12-1 siang adalah yang paling pagi baginya, karena kebiasaannya dugem dan juga mengambil kuliah sore membuatnya baru tidur setelah lewat subuh.



Ting... Tong... Ting... Tong...

"Iya... Iya... Bentar..." tasya dengan enggan berjalan keluar dari dalam selimutnya untuk membuka pintu tanpa menyadari semalam sebelumnya dirinya menghabiskan waktu dengan masturbasi. Tasya lupa berjalan keluar tanpa mengenakan celana dalamnya dan hanya daster mininya saja yang melekat.

"Ya... Siapa?"

Cklek... tasya membuka pintu dan mengintip perlahan siapa yang bertama ke villanya pagi-pagi seperti ini.

"Eh? S~siapa yah? (Gila... Cowok cakep kesini pagi-pagi... Ngimpi apa aku semalem?)" tasya melihat tubuh pria dari bawah hingga atas yang bertamu ke villanya pagi-pagi itu.

"Hai... Kenalin nama gue jay... Gue tinggal di villa seberang sana, kebetulan karena kemarin-kemarin gue ngeliat villa ini baru dipakai makanya gue pikir gue bisa mampir buat nyapa tetangga baru. Oh iya, ini sekalian gue ada sedikit hadiah karena gue minta anak-anak villa buat nyisain masakan karena gue tahu disini cukup jauh dari restoran sama jalan utama makanya gue pikir pasti makan diluar kan. Silahkan diterima, mungkin lain waktu bisa mampir ke villa + studio punya gue. Ada banyak cewek yang stay disana, jadi kalo butuh temen mampir aja. Dan juga sepertinya gue dateng diwaktu yang gak tepat, jadi gue bakal pergi sekarang ya..."

"Oh... Makasih banyak mas... Nama aku... Eh...?" tasya terlambat menyadari daster mininya sedikit menyingkap tubuh bawahnya yang tidak mengenakan celana dalam itu dan jay melihatnya.

"KYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!" tasya dengan cepat menutupi selangkangannya dan berlari masuk kedalam villanya dengan membawa bingkisan makanan yang diberikan jay.

Satu jam setelahnya...

"Ha! Ah! Ah! Haa! Mmm! Aaah! Ah!" tasya kembali masturbasi didalam kamarnya dengan kedua tangannya masing-masing mengocok memeknya dan juga bermain dengan putingnya.

"Uaaah! Haa! Haa! Ha! Ahh! K~kenapa juga aku gak bisa berhenti ngelakuin ini...? Ini masih siang... dan juga tubuhku tidak mau berhenti! Mmm! Aaah! Aaaah! Kenapa sih diginiin tuh nikmat banget...? AAAAAAAAAAHHHH!!!" tasya tanpa malu-malu mendesah keras tanpa melihat dari luar jendela kamarnya yang cukup besar itu terbuka sedikit dan ada seseorang yang memata-matainya dan melihatnya melakukan masturbasi.

"Aaah! Keluar! Aku keluaaaaaaar!"

Tanpa disadari seseorang yang mengintipnya itu perlahan mengendap-endap masuk ke dalam villanya. Seperti yang dia duga, tasya tidak mengunci salah satu pintu masuk villa itu dan membiarkannya bebas masuk kedalam villanya.

"Ckckckckck... Lu benar-benar menahannya yah?" ucap pria yang masuk kedalam villa tasya tanpa ijin yang rupanya adalah jay.

"EH? EEEEE! A~APA INI...? KENAPA MAS BISA MASUK SINI?" tasya yang menungging searah dengan pintu masuk kemudian berusaha menutupi memeknya dengan telapak tangannya.

"Inget gue? Gue tetangga villa sebelah. Gue memencet bel, tapi lu gak ngejawab atau membuka pintunya. Pintunya juga gak terkunci dan gue ngedenger lu berteriak kencang. Sebagai tetangga, gue tentu khawatir kalau ada apa-apa karena hanya sedikit orang yang mau tinggal disini dan akhirnya gue masuk kesini..."

"AAAA... SORRY... KALO AKU MENGAGETKANMU! TAPI... MAS SILAHKAN PERGI! (Aku gak percaya kalo dia memergokiku sedang melakukan itu lagi! Itu... sangat memalukan...!)"

Jay perlahan menghampiri tasya dan meraba pantatnya perlahan, "Jangan khawatir, gue bisa bantu lu kok..."

"Hyaaaa! M~mau apa kamu mas?" tasya yang berusaha menutupi toket dan juga memeknya tidak mampu berbuat apa-apa ketika jay semakin mendekatinya dan mulai mengobel memeknya dengan jarinya.

"Wah... Memek lu udah basah bener ya... Lu horny banget, kan?"

"Uuuuuuhh... Jangaaaaaaaaaaannn!!"

"Santai saja... Gue hanya ngebantu lu masturbasi kok..." jay menahan sebelah tangan tasya keatas kepalanya dan tasya berusaha mendorong tubuh jay menjauhinya.

"ENGGAK! STOP! HYAAAAAAAAA!"

"Hmmm... Udah married rupanya... Foto lu bagus juga... Tapi... Ini gak seperti lu ngehianatin suami lu kok!" jay terus memaksakan jarinya masuk kedalam memek tasya dan mengocoknya.



"Uaaaaahh! Ughhhh! Mmm! Huu! Uh! Uuuuuhhh! Nnnnghhh! Uhhhhhnnnn!" tasya tidak berdaya melawan tenaga jay dan membuatnya merasakan nikmat disaat yang bersamaan karena kocokan jarinya pada memeknya.

Crrrrrrrrrrtttttt... Crrrrrrrrrrtttttt...

Crrrrrrrrrrtttttt... Crrrrrrrrrrtttttt...

"(D~dia... membuatku orgasme! Seseorang selain suamiku... membuatku orgasme!)"

Tasya yang terbujur diatas kasur miliknya dan menatap langit-langit kamarnya ketika dirinya mencapai orgasme.

"EH? A... A... A..." tasya melihat bayangan yang terpantul cahaya siang itu kearah wajahnya. Kontol jay yang sudah dikeluarkan dari dalam celananya tampak sangat besar ditambah dengan pencahayaan siang itu membuatnya tampak seperti bayangan hitam dari penglihatan tasya.

"Sorry... Lu keliatan sexy juga sewaktu orgasme barusan, jadi gue sedikit terbawa suasana..." jay mengocok kontolnya didepan tasya.

"Biarin gue ngelakuinnya sekali sama lu, setelah itu gue pergi..." lanjut jay mendekati tasya yang membuang wajahnya sewaktu melihat kontol jay.

"E~enggak... M~makasih...! (Gila itu kontol... Gede banget! Gak kayak punya suami aku yang imut-imut bentuk dan ukurannya...)" balas tasya sambil melirik sesekali kearah selangkangan jay yang berada dibelakangnya.

"T~tungguuuuU! Cuma... suamiku saja... yang boleh menyentuhku... dibawah sana!" tasya berusaha menolak ketika jay mulai menggesekkan kontolnya pada permukaan memek tasya.

"Tapi tenang saja... Gue bisa muasin lu kok!" jay berusaha tidak mendengarkan tasya dan meneruskan usahanya.

"Jangan...! P~punyamu yang besar... itu gak bakal m~muat!"

"Yah gue tahu kok, gak bakal muat ngeliat badan lu yang mungil. Tapi santai aja, pelan-pelan lu bakal terbiasa... Ayolah, coba sedikit aja! Lu pasti ketagihan ntar...!"

"Jangan! Aku... Aku belum pernah melihat... yang sebesar milik mas!"

"Baiklah! Kita coba saja apakah muat masuknya atau enggak. Boleh?" jay menggesekkan kepala kontolnya pada lubang memek tasya, meski hampir dimasukkan tapi jay memainkannya sesekali dan membuatnya meleset.

"Haa! Aaah! J~jangan! Jangan masukin, mas!" pinta tasya dengan kakinya terangkat sebelah dan jay berbaring disamping tasya sambil meremas toketnya dari bawah tubuh tasya.

"Gue masukin yah! Ooooh, kepalanya udah bisa masuk nih!" jay mulai memasukkan kontolnya perlahan kedalam memek tasya.



"Nghhhh!! Maaaaaaas!! K~kegedeaaaaaan!" ucap tasya merasakan perih pada memeknya ketika jay berusaha membelah memeknya dengan memasukkan seluruh batang kontolnya.

"Tenang... Santai aja... Ini baru setengahnya yang masuk, bentar lagi bisa masuk semua ini..."

"AAAAAAAHHH! AAAAAAAAAAAAH!!" tasya mendesah kencang dan jay membalik tubuhnya untuk melakukan pronebone pada tasya yang tengkurap dibawah jay.

"Lihat kan? Bahkan bola naga gue udah nyentuh kulit memek lu! Jadi? Bagaimana rasanya dimasukin kontol segede gini?" bisik jay sambil menciumi tengkuk tasya ketika menindihnya.

"Agghhh!! (Enggaaak... enggak bener... Meskipun kontolnya itu sangat besar... Dia... dia memaksakannya masuk sangat dalam! Kontolnya seperti memperlebar rongga memek aku! Gak lama lagi... memek aku bakalan ngebentuk kayak bentuk kontolnya!) AHH! HYAAAA! HAA! HAA! JA~JANGAN GERAKIIIIIN! HYAAAAAHHH!" tasya merasakan ada bagian dalam perutnya yang bergerak karena sundulan kontol jay dan tubuhnya merespon panggilan itu dengan menjepitnya seakan senang bertemu dengan kontol jay.

"Hmmm... Rasanya kalo gue gak nahan pantat lu, memek lu bakalan ngedorong kontol gue keluar saking susahnya masuk... Memek lu sempit karena udah terbiasa sama kontol kecil suami lu kan?" ucap jay menahan pinggul tasya dan memaju mundurkannya agar tasya terbiasa merasakan kontolnya didalam memeknya.

"Hmppppphhhh! (Kontol pria yang gak aku kenal... keluar masuk didalam tubuhku! Kita... kita ng~ngentot...!!!) Ahhh! Mmm! Uuuhhh!" tasya terus mendesah setiap kali jay menusukkan kontolnya makin dalam.

"S~sorry... A~aku... gak bisa... selingkuh dari suamiku! Jadi please...!" tasya mulai memohon kepada jay untuk menghentikan genjotannya.

"Sorry, gue gak bisa... Lihat!" jay mengangkat telapak tangannya kemudian menampar pantat tasya.

PLAKKKK... PLAKKKK...

"Lihat? Lu mulai ngegoyang pinggul lu sendiri!" lanjut jay dengan menghentikan genjotannya dan membuat tubuh tasya bereaksi dengan sendirinya.

"J~jangan mas!" pinta tasya

"Kenapa!? Gue gak seharusnya ngelakuin ini, tapi gue gak bisa berhenti setelah ngeliat lu pertama kalinya! Lu gak pake daleman pula... Itu karena tubuh lu lagi pingin dikontolin bukan? Gue bakal kasih paham lu sekarang!"

"J~JANG... JANGAAAAAAAAN!!! AH! NHHHH! JANGAN! JANGAN PAYUDARA AKU!" tasya merasakan jay meremas toketnya dan juga memencet putingnya dengan cukup keras bersamaan.

Tubuh tasya bergetar ketika jay memberinya rangsangan yang tidak didapatkannya dari sang suami. Perlahan tasya merasakan ada letupan yang akan meledak di dalam tubuhnya dan sesaat kemudian...

Crrrrrrrrrtttttttt...

Crrrrrrrrrtttttttt...

"Hah! Ahh! Haaa! Nhaaa! A~aku... s~sukaaaa..." tasya mengakui teknik jay dan berhasil membuatnya orgasme seperti yang dia incar beberapa hari belakangan ini.

"Ini baru namanya ngentot beneran... Sepertinya suami lu gak pernah muasin lu yah? Apa dia selalu make kondom?" jay menarik tubuh tasya untuk bersandar pada dadanya dan jay mulai meraba kulit perut tasya dengan terus meremas toketnya.

"E~enggak... Dia b~belum ingin... punya anak... Nhhhhh! J~jangaaaann! Mas udah goyangin lagi ajaaaaa...! Hghhhhh!!!" lenguh tasya.

"Wah... Dilihat dari belakang sini, lu sexy juga ya punya tato begini... Gue penasaran suami lu mikir apa tiap kali ngedoggy lu? Apa lu tutupin punggung lu sama rambut lu? Kalo gue jadi suami lu, pasti udah gue kesampingin rambut lu sambil gue ciumin tato lu ini. Harusnya di perut bawah lu juga ada tato sekalian, jadi tiap kali suami lu nanti ngeluarin sperma di dalam memek lu, rahim lu mulai ditandain jadi miliknya seorang. Tapi untuk saat ini, gue lagi pingin nandain lu boleh? Atau bisa jadi gue yang pertama kali mejuhin rahim lu?" jay mulai mendorong kontolnya masuk lebih dalam dan membenturkan kepala kontolnya pada mulut rahim tasya seperti yang biasa dia lakukan kepada wanita yang dia sukai.



Menggoda wanita seperti tasya yang memiliki suami akan tetapi kesepian merupakan sensasi tersendiri, sama seperti tante diana yang cukup lama absen tidak ditemuinya.

"Aaaaaaaah! Tungguuuuu! A~aku masih... keluaaaaaaaar!!!" ucap tasya sambil meremas bantal dan selimutnya berusaha menahan rangsangan jay.

"Karena lu baru mendapati sensasi baru mulai hari ini... Setelah lu ngerasain ngentot tanpa pengaman, gue bakal biarin lu nikmatin momen pertama kalinya rahim lu dipejuhin, oke?!" jay menindih tasya dan mencumbunya dengan posisi andalannya.



"EH!? JANGAN MAS! APAPUN TAPI JANGAN ITU! HAA! HAAAH! AKU... AKU NANTI HAMIL...! HYAAAAAA!"



"Jangan cemas, satu kali tembak dalem gak selalu bisa buat lu langsung hamil kok. Selain itu... Memikirkan resikonya saja membuatmu terangsang, bukan?" goda jay

"J~ANGAN! JANGAN MAS! AMPUUUNN! MMM! NHAAA! ENGGAAAK! NGHHH! JANGAN! LEPASIN AKUUU!" tasya terus meronta memohon agar jay mengurungkan niatnya untuk membuang spermanya didalam rahimnya.

"Eitsss... Kapan lagi kan, pertama kalinya rahim lu bakalan dibanjirin sperma hangat milik gue...!" jay menekan kedua kaki tasya dan mulai menaikkan tempo genjotannya.

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...



Mata tasya terbuka lebar dan pupil matanya bergetar mendengar bahwa rahimnya sebentar lagi akan terisi penuh dengan sperma milik jay pria yang baru dikenalnya. Memikirkan dirinya bisa saja hamil disaat suaminya sedang bekerja membuat pikirannya berkecamuk. Namun terlambat bagi tasya, kedutan kontol jay di dalam memeknya makin terasa dan kemudian...



CROOOOOTTTTTT...CROOOOOTTTTTT...CROOOOOTTTTTT...

"AAAAH! HYAAAAAAAAAAAAHHH!!"



"YEEEEEEEEEEEESSSSSSSSS!! TERIMA PEJU GUE, SYAAAAAA!!!" jay mengerang dengan membenamkan kontolnya dan kepala kontolnya berciuman dengan mulut rahim tasya yang membuatnya bisa langsung menembakkan spermanya dengan kencang didalam rahim tasya.

Setelah puas dan merasa tidak ada lagi sperma miliknya yang keluar, jay menarik keluar kontolnya dan beralih menghampiri tasya dan menarik kepalanya untuk membersihkan sisa sperma pada kontolnya.

"Mmmph! Mmmm! Mmm!" tasya dengan terpaksa mengulum dan menjilati kontol jay.



"Bagus... Lu udah mulai pinter sekarang, jangan lupa bersihin bagian bawah kontol gue... Aaahhh!" jay mendekap tubuh tasya dan meremas toket dan juga mengocok memeknya yang masih menumpahkan sperma miliknya.

"Lu tahu kan gue tinggal dimana? Disini gak ada tetangga lagi seperti di kota, dateng aja ke villa gue kapanpun kalo lu ngerasa kesepian. Gue sukarela bantuin lu, disana juga banyak cewek seumuran lu yang sering gue pake. Bagus kalo lu pingin belajar orgy, mereka bisa jadi partner lu buat belajar. Ngerti?"

"I~iya... mas...!" tasya mengangguk dan menikmati hasil perbuatan jay kepadanya yang tidak dia dapatkan dari suaminya.

Beberapa hari kemudian...

[Halo... Sayang!? A~ah... Bukan apa-apa... Bagaimana kabarmu? Eh? Apa!? Kamu bakalan pulang?] tasya menerima panggilan telepon suaminya disaat jay diam-diam menggerayangi tubuhnya dan perlahan mencoba melepas celana pendek yang dikenakannya hari itu.

[S~sorry... Itu... sedikit diluar perkiraanku... I~iya... iya... Mmm... Jadi, kapan kamu bakalan pulang? Ahhh...] jay terus menggoda tasya yang sedang fokus menelepon suaminya ketika jay membuka pakaian tasya kemudian menggendongnya sambil perlahan memasukkan kontolnya kedalam memek tasya.

[Bulan depan, ya? Ah! Mmm! E~enggak! Aku... membuat suara itu karena aku senang sayang... Dasar ih, masa belum paham istrinya kaya gimana? Ihhh mesum ya...? Iya... Aku pasti bakal ngasih kamu surprise nanti... setelah kamu pulang kesini... Nghhh! Ayo... Kita buat anak, sayang...! Love you...!] tasya terpaksa menggantung erat pada tubuh jay sambil menahan untuk tidak membuat suara aneh yang bisa terdengar oleh suaminya.

Hari dimana tasya dan suaminya kembali bersatu, dan keduanya sangat aktif yang bercinta pada malam harinya...

"Mmm! Mmm! Mph! Nhaa! Nhaa! mmm! Mphhh! Aaahn! Ah! Sayanggggg! Haa! Haaah! Dasar bodoh... Aku kangen kamu tauuu..." tasya mencumbu sang suami dan menindihnya seperti yang jay lakukan padanya.

"Sorry, sayang... Mulai sekarang, aku bisa pulang kerumah seminggu sekali sampai mereka menyetujui kepindahanku kembali kesini taun depan... Setelah itu, kita gak perlu lagi LDR an. Sabar yah, ini juga buat kita kan nantinya..." balas sang suami berbaring dengan tasya diatas tubuhnya mengocok kontol kecil miliknya.

"Haa! Ha! Ini salahmu sayang! Aku selalu horny setiap hari karena kamu ninggalin aku sendirian!" tasya memasukkan kontol suaminya kedalam memeknya dan menggoyangkan pinggulnya.

"Aaaaah! Tasya sayaaaaaang! Aku bilang maaf kan...!"

"Enggak... Aku yang harusnya minta maaf... Kamu sudah bekerja keras untukku dan aku terus saja meminta lebih..." tasya memperlihatkan permainannya yang sedikit berbeda karena ajaran jay.

Plakk...Plakk...Plakk...Plakk...

Plakk...Plakk...Plakk...Plakk...

"Tapi... jujur aku kesepian tanpamu... Ah! Aaah!"

"Uah! Aah! Syaaa! Uuuuh!"

"Aku sayang kamu sayang! Nhaaaaa!"

Tasya berhasil membuat suaminya ejakulasi didalam memeknya meski dia orang kedua yang melakukannya setelah jay mengambil tempat yang seharusnya menjadi miliknya.

Sore hari sebelumnya, tasya yang mendapat kunjungan oleh teman-teman kuliahnya yang sedang berlibur di bali...

"Sya... Apa suami lu jadi pulang hari ini?" tanya temannya kepadanya.

"I... Iya..."



"Cieee... Akhirnya kalian berdua bisa wikwik semaleman nih!" godanya pada tasya.

"Jelas lah! Dia pasti gak tahan buat genjotin suaminya setelah lama gak pulang, kan? sahut yang lain.

"Ihhh... Kalian ini, mesum amat yah. Kasian tasya tau..."

Tasya hanya bisa tertawa mendengar candaan teman-temannya. Setelah pertemuan mereka, tasya kembali pulang ke villa sewaannya.

"Huftttttt..." tasya masuk ke dalam villa

Drap... Drap... suara langkah cukup berat terdengar dibelakang punggungnya, tasya menoleh karenanya.

"Eh? Kyaaaaaa..." tasya cukup kaget karena jay menggerayangi toketnya dan meremasnya dengan kencang.

"Stop mas! Udah...! K~kenapa mas disini?"

"Ya, maaf udah lancang masuk!"

"Mas, suami aku hari ini bakalan pulang! Aku mau mas pergi, jangan ganggu aku!" ucap tasya dengan meronta dan membuat tas dalam genggamannya terjatuh keatas meja makan.

"Awww, jangan dingin gitu deh!"

"Massss... Dengerin akuuuuuu...! Hyaaa! Jangaaaan...!" tasya merasakan tangan jay menyusup kedalam pakaian dalamnya dan mencubit putingnya.

"Lu sebenernya nungguin gue, kan?" bisik jay pada telinga tasya apa yang terjadi dengan hari-hari mereka selama beberapa hari belakangan.

[Tasya yang tidak bisa menolak jay karena melawanpun percuma, jay menggendong tasya dan membawanya kedalam kamar tasya. Jay tanpa ragu melepas pakaian tasya setelah itu dimulai dengan ciuman bibir, jay perlahan menidurkan tasya diatas kasur miliknya sambil berusaha mempenetrasi memeknya.]

"Lu udah gue kontolin setiap hari... Gue buang sperma gue di dalam memek lu juga, sampai kemarin kita tetap melakukannya disini, di atas ranjang milik lu sama suami lu..."

"I~iya mas... tapi... Mas berjanji bakal ninggalin aku setelah itu... Mmm! Stop mas! Tolong! Kembali ke villa mas! Sekali ini saja!" ucap tasya putus asa karena merasa suaminya bisa kapan saja datang ke villa mereka.

"Dengan kata lain, kalo suami lu lagi pergi itu gue cuma sebuah mainan buat lu, hah?" balas jay menyerang titik-titik sensitif tasya.

"B~bukan... gitu...!"

"Sekarang suami lu bakalan pulang, lu dengan mudah ngebuang gue gitu? Gak peduli sama perasaan gue?"

"KITA GAK BISA NGELAKUINNYA DISINI!"

"Apa lu bilang barusan?"

"Suamiku... mungkin akan menyadarinya... ada aroma sperma didalam kamar ini... itu... itu bisa jadi masalah nanti..." ucap tasya dengan tubuhnya sedikit bergetar.

Jay menarik tangan tasya menuju suatu tempat. Jay membawa tasya menuju kamar mandinya dan melucuti pakaian tasya, jay membuat tasya berjongkok disaat dia berusaha membangunkan kontolnya di depan tasya.

"Sekarang gimana? Kita bisa bebas ngelakuinnya, kan? Gue tanya, apa lu masih inget ukuran kontol suami lu sendiri?" jay mengocok kontolnya dan mendorongnya menuju pipi tasya dan menyerahkan sisanya kepadanya apa yang harus dia lakukan sebagai seorang wanita.

"(Aku... tidak ingat... Aku sama sekali tidak mengingat kontol suamiku sendiri... tapi... Aku tahu bahwa kontol suamiku lebih kecil dari miliknya...)" tasya perlahan membuka mulutnya dan mengulum kontol jay.

"Mph! Ngh! Mmm! Mmm! Mhhh! Uuuh! Mmm! Mmph! Mmm! Mmm! Mmph! Nghhh!" tasya mulai mahir memblowjob kontol jay. Tasya juga mulai belajar bermain kontak mata ketika jay membelai kepalanya dan menekannya sesekali untuk memasukkannya lebih dalam, tasya mulai belajar memainkan lidahnya pada batang kontol jay.

"Ooouhhh! Apa sekarang ini benar mulut yang sering berciuman dengan suami lu? Udah ada peningkatan yah, sekarang mulai tertarik dan bersemangat menservis kontol pria lain!" jay merasakan tasya meremas pantat jay dan berusaha memainkan lidahnya agar bisa memuaskan jay.

Dalam tatapan mata jay yang tertuju kearah bawah dimana tasya sedang berjongkok mengulum kontolnya, dan tangan jay memegangi kepala tasya bersamaan dengan pinggulnya yang mulai aktif bergerak mengimbangi sepongan mulut tasya. Jay sangat bersemangat untuk mengerjai dan juga melatih tasya, dirinya mempercepat genjotan pinggulnya pada mulut tasya.

"Mph! Mphh! Mmm! Mm! Nghh! Mmmm!"

"Gue keluarin ya, sya...!" jay menekan kepala tasya dan batang kontolnya berkedut di dalam mulut tasya. Tasya bisa merasakannya dan matanya melotot kaget merasakan hangat dan juga banyaknya volume sperma yang dikeluarkan jay didalam mulutnya.

"Mmmm! Mphh! Mm! (I~ini... rasanya...?) Nghhh! Mmm! Glek... Glek... Aghhh..." tasya berusaha menelan sperma jay yang ditumpahkan didalam mulutnya. Tasya juga menyeka pinggiran bibirnya dengan lidahnya, dirinya cukup merasa nikmat meminum sperma jay selain dari segi medis juga tidak ada dampak buruknya, juga tasya merasakan sperma jay cukup manis. Dirinya merasa mungkin ini akibat seorang pria rajin berolahraga dan juga makan makanan bergizi yang mempengaruhi rasa spermanya.

"Wah... Lu nelen sperma gue semuanya bahkan tanpa gue suruh ya... Hehehe, lu udah mulai naik standar dari diri lu yang lama sekarang... Suami lu nanti pasti gak bakal percaya, dari mana lu belajar ini... Dan juga istrinya yang dia sayangin ini sangat menyukai sperma baik didalam mulutnya maupun didalam rahimnya..." ujar jay tersenyum melihat perkembangan tasya. Jay mendorong tubuh tasya berbalik dan menungging kearahnya.

"Lu sekarang seorang cewek sangean dengan memeknya yang basah dan cairan orgasme lu netes diantara paha lu..."

"Jangan... Please jangan bilang seperti itu... Haa... Haaah... AAAAAAAAAHHH..." tasya merasakan kontol jay membelah memeknya dan dalam sekejap masuk sangat dalam. Jay meremas pinggul tasya dan mulai menggenjotnya kasar.

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

Selama 30 menit lamanya tasya menikmati genjotan kontol jay, tasya membiarkan jay menindihnya dan juga dirinya merasakan kontol jay yang membuat bagian dalam perutnya terasa sangat nyaman.

"Nhaaa! Ahh! Ahnn! Yessss! Ahhh! T~tungguuuuu! Aaaah! Ah! Mmm! Aaah! Akuuuu... Bisa gilaaaaa... Enaaaaakk..." tasya tanpa sadar mengucapkan kata itu keluar dari mulutnya dan membuat jay tersenyum mendengarnya, sudah lama juga jay tidak menggoda pasangan milik orang lain yang masih terikat dengan pasangannya tidak seperti clara yang ingin membalas dendam kepada suaminya yang berselingkuh dan jena yang menikmati bercinta dengan pria lain karena suaminya yang menginginkannya.

"Apa lu mau gue tarik keluar sebelum gue ngecrot, sya?" jay menarik pinggul tasya dan memindahkan posisinya untuk bersandar pada tembok kamar mandi.

"E~enggak! Jangan! Maaaaas! Ah! Ahh! Ah! Haah!" balas tasya tidak menginginkan jay melepaskan kontolnya dari dalam memeknya saat ini.

"Lu yakin? Bukannya lu pingin punya anak dari suami lu? Bukannya itu akan mempermalukan keluarga lu kalo gue yang ngehamilin lu duluan?" lanjut jay bertanya sambil menggodanya.

"A~aku... AKU GAK PEDULI! AKU GAK PEDULI LAGI, MAS! AH! MMM! AHH! AH!" teriak tasya menjawab pertanyaan jay dengan jawaban yang cukup membuat jay senang karenanya.

"Baiklah kalau lu sangat menginginkannya... Gue bakal mejuhin rahim lu sekarang!" jay menarik satu tangan tasya kebelakang dan menguncinya disaat dirinya mulai mendobrak mulut rahim tasya dengan pertahanan terbuka itu.

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

Jay menaikkan tempo genjotannya hingga beberapa menit kemudian, jay mengerang pertanda dirinya akan segera menembakkan benih miliknya kedalam rahim tasya.

CROOOOOTTTTTTT... CROOOOOTTTTTTT...

"HOOOOOAAAHHH! HAA! HA! AHH!" tasya merasakan hangatnya sperma jay lagi di dalam perutnya.

Belum juga puas, jay menarik tasya untuk berendam bersamanya dengan kontolnya yang masih menancap pada memek tasya.

"Ah! Aah! T~tunggu mas! S~suami aku bentar lagi pulang!" tasya yang menyandarkan punggungnya pada dada jay dan tangannya merangkul leher jay yang berendam bersamanya didalam bathtube. Toket tasya berguncang dengan kencangnya karena kontol jay masih cukup keras dan kuat didalam memeknya saat ini.

"Waktu gak kerasa yah...! Gue pastiin lu gak bakalan bisa ngelupain kontol gue, gue bakal ngecrotin rahim lu lagi abis ini...!!!"

"AAAAAAAAHHH! UGHHHHHHHHH!!

CROOOOOTTTTTTT...

CROOOOOTTTTTTT...



PLOP... jay menarik keluar kontolnya dari dalam memek tasya dan jay menikmati waktunya bersama tasya di dalam bathtube berdua membiarkan tasya mengatur nafasnya terlebih dahulu. Jay meraba memek tasya dan juga perutnya seakan tahu bahwa rahimnya sekarang sedang menyedot sperma jay masuk menuju saluran rahimnya untuk memulai proses pembuahan didalamnya.

"Ha! haa! Ha! Aku... gak bakal... ngelupain mas... Haa! Ah!" ucap tasya sambil memandang langit-langit kamar mandinya.

"Oh iya, sya! Gue pasang alat sadap suara ini didalam kamar lu boleh? Gue penasaran sama reaksi suami lu nantinya... Hahaha" ucap jay dengan keisengannya yang kembali setelah sekian lama tertidur.

Tasya hanya menganggukkan kepalanya menyetujui keinginan jay.

[Bulan berikutnya...]

"Ah! Ahn! Ahhh! Haaah! Sayaaaaang! I love youuuu! Aku mau bayi kamuuuuu!" suara tasya terdengar lewat earphone jay yang tersambung pada alat sadapnya. Jay belum juga mendapat yang diinginkannya, apakah tasya akan dibuang suaminya setelah mengetahui kegiatan ilegalnya atau tidak karena jay percaya tasya sedang berpura-pura kepada suaminya.

"(Hmmm... Gue masih penasaran sama si tasya, kalo dia bakal gak musingin kehamilannya karena ulah gue dan memilih suaminya, atau sebaliknya...)" jay didalam ruang kerjanya dengan santai mendengarkan sambil mengurus beberapa dokumen yang perlu dia bawa ke dubai nantinya.

"Ah... Gue lupa, kemarin si tasya ngasih gue ini. Saking lupanya gue taruh didalam laci meja... Wah... Boleh juga nih...!" jay tersenyum melihat benda yang dikeluarkannya dari dalam laci meja kerjanya. Sebuah testpack dengan 2 strip biru menandakan kehamilan tasya.

"Hmmm... Sepertinya kita memang ditakdirkan ketemu lagi nanti..."

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd