Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Portraiture [My Erogeneous Zone] (Chapter.58+59 + Mulustrasi UPDATED 22 APRIL 2024, Chapter.60 on progress))

Karakter mana yang lebih cocok jadi personal assistant Jay untuk saat ini?

  • Kartika

  • Anin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
[Di pagi yang cerah... Di sebuah kos-kosan cukup sederhana, didalam kamar seorang wanita yang sedang berbaring dan menggenggam tangan seorang pria yang sedang menindihnya dan memasukkan kontolnya kedalam memeknya itu...]



"Mutiara... Itu terasa nikmat sekali, bukan?"

"Oh? Bagaimana kamu bisa mengetahui namaku?"

"Aku melihatnya pada papan nama kosanmu... Sejak pertama kalinya kamu pindah ke kamar kosan diatas milikku... Aku sudah ingin bersamamu seperti saat ini... Oh... Namaku adalah..."

"Aku tahu... Jay... bukan?"

"Jadi, kamu sudah mengetahui namaku, huh?" ucap jay meremas toket muthe yang sedang menduduki kontolnya saat ini.

Dengan menyibak rambutnya sedikit kebelakang, dia membalasnya "Tentu saja... Lagipula... sejak awal bertemu denganmu... Aku sudah sangat benar-benar ingin berhubungan seks denganmu, jay..."

"Aaaah! Mutiaraaaaaaaa!"

"AAAAAHHH! Jangan meremasnya sekencang itu dong...!" muthe merasakan sakit dan juga geli setiap kali jay memainkan toketnya itu dan perlahan air susunya mulai berhamburan mengenai wajah jay.

"AAAAHHH..." jay tampak senang melihatnya, akan tetapi itu hanya sementara sampai...

[Jay terbangun dari mimpinya yang indah tersebut karena adanya air menetes yang turun membasahi wajahnya dan juga barang-barang miliknya...]

"EH? AHHHHHH!? BOCOR ATAP?" jay kemudian terbangun melihat air menetes dari atas plafon kosannya membasahi buku-buku porno miliknya diatas meja.

Disaat yang hampir bersamaan, "Tok... Tok... Tok..." pintu kamar jay diketuk oleh seseorang...



"M~maaf...! Apa kamarmu bocor? Aku menjatuhkan teko air panas dan membasahi lantai kamarku, akan tetapi aku baru menyadari bahwa lantai kos ini menggunakan kayu setelah membuka karpetnya. Pasti merembes turun kebawah kan?"

"Mm.. Ah! Mbak, mutiaraaa...? (D~dia disini...!!)"

"Maafin aku yah!" muthe berusaha meminta maaf dengan sedikit membungkuk dan memperlihatkan toketnya dari balik piyamanya.

"(Wow! Dia bahkan tidak malu memperlihatkan bra dibaliknya!) T~tidak perlu begitu, mbak! Itu tidak seperti mbak sudah menyakiti atau apapun... Semuanya baik-baik saja! Maksudku, barang-barang yang basah adalah... itu majalah olahraga milikku saja..."

"HAH!? ITU BURUK BUKAN!? BISAKAH KAMU MEMPERLIHATKANNYA KEPADAKU, AGAR AKU BISA MELIHAT MAJALAH YANG RUSAK KARENA KECEROBOHANKU!?" muthe berusaha masuk kedalam kamar jay.

"Eh!? (Majalah porno gue sedang terbuka!) J~jangan khawatir mbak! Aku bersumpah, semuanya baik-baik saja..." ucap jay yang kaget sambil mendorong kedua tangannya melihat kearah rak mejanya tanpa melihat ketika muthe berusaha masuk dan menyentuhkan toketnya pada telapak tangan jay.

"(AH!)" jay baru menyadari bahwa telapak tangannya menempel pada kedua toket nabila.

[Pagi harinya sewaktu jay bersiap pergi ke kampus sambil sarapan dengan aji...]

"Jadi selama semua keributan itu... lu jadinya meremas toketnya itu, jay?" aji tidak percaya dengan apa yang dialami jay semalam.

"Jangan bodoh lah ji! Aku hampir tidak menyentuhnya, yah jujur aja... Aku harap bisa meremasnya sebentar lagi." ucap jay menyombongkan dirinya bisa meremas toket nabila meski sesaat kepada aji.

"YOU LUCKY BASTARD..." aji tampak cemburu dengan jay.

"Yah, ini sudah sebulan sejak kepindahannya ke kosan gue... tidak hanya gue bisa berbicara dengannya... Gue juga bisa mendapat kesempatan menyentuhnya... Apa ini berarti...? Memikirkan gue masih belum mendapatkan part time sekarang, dan gue rasa... ini hadiah dari Tuhan untuk menghibur kesengsaraan gue...!"

"Slrrppp... Tapi apa enaknya itu kalau lu cuma dapet ngeremes toketnya doang?" aji menyeruput kopinya sambil mencemooh jay.

"Heh... Hal lainnya adalah... Muthe datang menemuiku pagi harinya sebelum gue pergi untuk meminta maaf sekali lagi... Dia ngebawain gue majalah olahraga baru sebagai gantinya, padahal kalau dia tahu bahwa itu majalah porno punya lu yang rusak, pasti dia ogah ngegantiinnya...! Apa lu gak berpikir itu sebuah tanda!? hah?"

"Sepertinya terdengar juga dia hanya berusaha memperbaiki saja... Apa lu yakin dia gak ngebenci lu, jay? Apa lu ngeliat cara dia menatap lu ketika dia meminta maaf sebelumnya?"

"L... Lu pikir begitu...? Tapi ini tetap lah sebuah kesempatan, ji! Gue gak bakal ngebiarin kesempatan ini pergi! Gue bersumpah, gue bakal ngedeketin wanita menikah bertoket besar itu!" ucap jay sambil berdiri berkata yang tidak-tidak padahal disekelilingnya banyak orang yang juga sedang minum kopi dan tidak sengaja mendengar perkataan jorok jay.

Mereka akhirnya menyelesaikan minum kopi didalam kafe itu dan mulai kembali ke kampus.

"Yah, jangan terlalu ngarep terlalu deket sih. Lagipula, dia sudah menikah toh! Gue pergi duluan deh..."

"B... benar... (Dia masuk akal juga... Gak mungkin juga ngedeketin wanita udah menikah seperti itu...) Gue harus beli sesuatu untuk makan malam dulu... Yeah benar! Dasar bodoh! Kenapa juga gue mikirin sampe jauh kesana..." jay berusaha mengambil cup mie dan tangannya bersentuhan dengan sebuah tangan halus ketika mengambil mie itu.

"M~maaf... OH!?"

"(Mbak... mutheeee!!?)"

"Oh... Jay... bukan?"

"Y... (Dia disini...!!! dan dia benar-benar menyapaku!!) Iyah! Aku jay...!!!" jay tampak sumringah menatap muthe dengan pakaian cukup seksinya itu. Persis seperti yang dia bayangkan dalam pikirannya.

Akhirnya jay dan muthe pergi berbelanja dan pulang bersama-sama sambil berbincang-bincang...

"Hmpph... Jadi kamu bermain sepakbola, kah?"

"Uhh... Yah, tidak juga sebenarnya... Kami hanya amatiran yang hanya menyukai olahraga saja kok..."

"Tapi aku dengar kamu mendirikan tim sepakbola juga di kampus? Itu bagus loh..."

"Hah!? Mbak juga berpikir begitu? (aaah... Bahagianya! Gue harap gue bisa terus berjalan bersamanya selamanya! Juga... mbak muthe... cara toketnya bergoyang-goyang sungguh menakjubkan! Yang dia lakukan hanya berjalan pelan... dan toketnya berguncang dengan parahnya..!)" jay tersenyum dan membayangkan yang tidak-tidak sambil sesekali mengintip kearah toket muthe itu.

"Maaf sebelumnya..."

"Hah?"

"Itu... sudah mau membawakan belanjaanku meski kosan kita dekat sekali dari minimarket itu..."

"Ah...! Tidak masalah kok, mbak...! (Gue gak nyangka cepet banget kita balik kosannya...! Gue harap gue bisa mengulur waktu sedikit lebih lama! Apa yang harus gue lakuin? Apa yang harus gue omongin!? Hmm... Hmmmm...! gak ada gunanya... Gak ada satupun yang terlintas dalam benak gue...) Ah... Yah... Aku rasa, aku akan kemba..."

"Chuuuuuppp..." muthe mendekatkan wajahnya dan mencium bibir jay tanpa dia bayangkan.

"Terima kasih ya, jay! Ini balasanku sebagai rasa terima kasihku karena telah membawakan tasku...!"

"Ah?"

"Kamu tahu... Sejak dari tadi... kamu sudah menatap toketku ini, bukan? Haruskah kita melakukannya...? jay?" muthe menarik tubuh jay dan berusaha memeluknya.

Jay tidak tahu keajaiban apa yang menerpanya, dirinya ditarik menuju kamar kosan miliknya dan mereka mulai bercumbu dengan hebatnya setelah pintu kamar jay tertutup sempurna. Jay berusaha menurunkan dress muthe dan mencopot bra yang dikenakannya. Muthe juga berusaha membuka celana jay sambil mengelus-elus batang kontolnya itu.

"MMMN! HAAAAH! MMMM! AAAHH!"

"(Oh? Kenapa aku melakukan ini...? Kenapa aku mendadak... akan berhubungan intim dengannya!?)"

"Kamu tahu... Selama ini... Aku sudah sering berpikir tentang berapa banyak aku ingin kamu untuk menyetubuhiku... dan aku tidak bisa menahannya lagi... Itu tidak masalah, kamu boleh melakukannya sekasar apapun yang kamu suka..." muthe menarik turun celana dalam berwarna hitamnya itu sambil menungging didepan jay.

Jay pun menerimanya dan mulai menghujamkan kontolnya yang sepenuhnya mengeras kedalam memek nabila bahkan muthe tidak mempermasalahkan ketika jay tidak memasang kondom sama sekali. Jay menurutinya dan menggenjotnya dengan kasar dalam sekali percobaan.

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"AAAAAH! MENAKJUBKAAAAAAAN! KAMU SEPERTI... SEORANG HEWAN BUAS, JAY! YESSSSHHH... AKU... SUKAAAAAAA...! YES! MANTAPPP! SANGAT NIKMAAAAAAT!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

20 menit berlalu...

"AKU... AKU SUDAH... TIDAK..."

CROOOOOOOTTTT...CROOOOOOOTTTT...CROOOOOOOTTTT...

Jay menarik keluar kontolnya dan mengocoknya sebentar kemudian menembakkan spermanya diatas punggung muthe. Dirinya juga tidak ingin meninggalkan kesan dirinya hanya menginginkan bercinta dengan muthe saja lalu meninggalkan dirinya setelah puas bermain dengannya.

"Jay... Mari jaga rahasia kecil kita ini, ok...?" muthe meninggalkan bra miliknya didalam kamar jay dan meninggalkannya untuk kembali menuju kamar kosannya sendiri.

"Itu tadi... bukanlah mimpi, kan...?" jay yang terduduk diatas lantai tanpa mengenakan celananya dan bra nabila yang terlempar disebelah tubuhnya. Jay termenung memikirkan apa yang barusan terjadi padanya.

[Keesokan harinya... Masih di kafe tempat jay menghabiskan waktu luangnya...]

"(Ini tidak baik... Dia memiliki seorang suami dan anak... Bagaimana caranya agar aku bisa meminta maaf kepadanya? Tapi meminta maaf saja tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi... lagipula... muthe sendiri yang mendatangi dan mengajakku! Aku masih berpikir bahwa kemarin adalah sebuah mimpi. Seperti aku tidak sedang berada didalam dunia nyata... tapi... ku benar-benar melihat bra milik muthe... yang benar-benar tertinggal didalam kamarku... Aku menggunakan bra miliknya itu... untuk coli terus menerus...)"

"Hei, jay!"



"Oh, ji! Kamu disini... Whoaaaaa...! Alice!? Apa yang sedang kamu lakukan disini...?" jay terkejut ketika ada seseorang mengintipnya dari balik punggung aji dan itu adalah alice, pacar aji saat ini.

"Ada apa dengan lu, jay? Masalah buat lu? Apa aneh kalo gue nemenin pacar gue jalan?" balas alice ketus kepada jay sambil menggandeng lengan jay.

"Hei, jay... Aji bilang ke gue kalau lu mencoba ngajak aji untuk kencan di tempat klub apa tuh namanya? Klub pecinta cewek toge...? Apa lu gak malu apa!? ngajak pacar gue untuk masuk klub gituan?"

"(Haiiiiisshhh, nih anak meski cantik tapi mulutnya tuh selalu aja bikin gue naik darah tiap dia buka mulut...!)"

"Jadi, apa yang mau lu omongin sekarang sama gue?" ucap aji penasaran karena panggilan jay.

"Aku gak yakin ini sebuah urusan yang penting atau enggak... tapi... (Aku gak bisa ngomong didepan tuh lonte pacarmu...)"

Klek... Krincing... pintu kafe terbuka dan bunyi bel masuk yang terpasang pada daun pintu berbunyi tanda ada pelanggan yang masuk.

"OH, SELAMAT DATANG!" ucap pelayan kafe itu yang sedang mengambil pesanan milik jay, aji dan alice.

"(EH!?) AAAAAAAAAHHHH!" jay menatap kearah pintu masuk dan dua orang wanita seksi masuk bersamaan kedalam kafe tempatnya meminum kopi itu dan terkejut melihatnya.

"Oh!?" kedua wanita itu menatap kearah suara jay berasal. Setelah mengetahuinya, kedua wanita itu juga terkejut melihat siapa yang berteriak.



Muthe dan saudari kembarnya nabila, berjalan masuk kedalam kafe.

"Ah... jay... Halo! Nah, ayo kita duduk disebelah sana dengan mereka, nab!" ucap muthe kepada saudari kembarnya itu.

"Huh?"

"M~uti...ara...! K~kalian KEMBAR!?" ucap jay terkejut tidak mempercayai matanya. Nabila yang dikenalnya membalasnya dengan riang, sedangkan muthe yang membawa bayinya dalam stroller tampak enggan menyapa jay.

"Itu benar, jay! dan ini pasti teman-teman kamu, yah? Halo, kenalkan namaku muthe. Tetangga kosannya jay!" balas muthe kepada mereka yang sedang duduk bersama jay.

"Helo... dan namaku nabila... Biasa dipanggil bila...!"

"Eh...? Bil... apa kamu sudah mengenal jay?" ucap saudari kembarnya itu.

"Yah... Kita bertemu didalam minimarket kemarin... meski cuma sebentar, bukan?" ucap nabila sambil mengedipkan matanya kepada jay.

"(Rupanya dia! Kalau begitu, aku tidak berhubungan badan dengan muthe... tapi dengan nabila!?)" jay terkejut karena tidak menyangka bahwa muthe dan nabila sangat kembar identik. Baik dari wajah, bentuk badan, ukuran toketnya semua bak pinang dibelah dua. Mustahil bisa membedakan mereka dengan sepintas.

"Ohhh... Jadi kamu ikut pindah kesini untuk membantu muthe bermain dengan bayinya, toh?" aji merasa sksd kepada mereka berdua meski baru pertama kali bertemu dengan mereka.

"Yah... Aku tidak memiliki kegiatan apa-apa sekarang..." balas nabila kepada aji yang bertanya kepadanya.

"Oh? Kalau begitu, kamu juga sudah menikah dong, mbak nabila?" lanjut aji penasaran.

"Aku masih single kok... Untuk sekarang sih...! Slrrrrppp..." balas nabila sambil menyeruput es kopi yang dipesannya.

BRAK...

"TUNGGU SEBENTAR... AJI...! BUKANKAH LU KEMARI KARENA LU PINGIN BICARA SAMA JAY!? KALAU KAMU SUDAH TIDAK ADA YANG DIBICARAKAN LAGI, SEKARANG AYO KITA PULANG!" alice memang tipikal cewek pencemburu dan posesif terhadap aji. Alice menarik kerah aji dan menyeretnya keluar dari kafe karena aji terlalu bersemangat bertanya kepada kedua wanita kembar seksi itu.

"Hei... Alice! Tunggu! Kita baru saja sampe kan... Adudududududuhhhhh..." kerah baju aji ditarik oleh alice dan pergi meninggalkan kafe tempat mereka bertemu.

"Uuuh... Dia sepertinya sedikit marah, bukan?" ucap nabila penasaran.

"Dia sebenarnya memang gadis yang cukup merepotkan untuk diajak berkencan... Jangan khawatirkan tentang dia! Sudah biasa itu... Hehehehe!" balas jay kepada nabila.

"NGOAAAA... NGOAAAA... NGAAAAA..." bayi muthe menangis karena mendengar teriakan alice barusan.

"Oh? Aduuuuuu, sayang...! Ada apa , sayang?" muthe tampak berusaha menenangkan putrinya itu.

"Ah... Yah... Kalau begitu aku mohon pamit juga yah..." jay berdiri dari kursinya dan hendak meninggalkan mereka berdua.

"Tunggu, jay...!" nabila berusaha menghentikan jay.

[Didalam mobil nabila...]

"Mbak nabila... Mbak tidak perlu membayar makanan yang aku pesan begitu... gak perlu juga mengantarku pulang... Maksudku, kita tinggal hanya beberapa blok dari sini..."

"Iyah, itu benar... Lagipula, sekarang kita adalah tetangga... Kita benar-benar berpikir untuk mengajakmu untuk bertamu untuk meminum teh... Benarkan, the?" tanya nabila kepada muthe yang sedang menggendong bayinya dikursi belakang itu.

"Hmmm? Yah benar..."

Sesampainya di kosan mereka, nabila memarkirkan mobilnya ditempat teduh dan muthe kemudian turun terlebih dahulu.

"Makasih ya, nab! Aku benar-benar harus menyusuinya sekarang! jadi aku duluan naik...!" ucap muthe terburu-buru keluar mobil dan menuju kamarnya.

"Kalau begitu... Terima kas..." belum sempat jay hendak keluar dari mobil dan membuka pintunya, tangan jay ditarik oleh nabila.

"Jay, apa kamu tidak keberatan untuk menemaniku sebentar? Ayolah, kita jalan-jalan sebentar..."

Pandangan jay tertuju pada seat belt yang dikenakan nabila diantara kedua toketnya sehingga membuat toketnya seperti terbelah sempurna dengan seat belt yang terjepit diantara kedua toketnya itu. "Uuuh... A~apa kamu yakin...?" jay menahan ludah menatap besarnya ukuran toket nabila seakan menggodanya untuk segera meremasnya.

Mobil nabila berjalan kearah pegunungan yang tak jauh dari jalan utama kos mereka.

"Wow! Indah sekali pemandangannya disini, bukan? Omong-omong... Aku melupakan bra milikku yang tertinggal dikamarmu, bukan?"

"...!!!" jay terkejut karena mengingat bra milik nabila dia gunakan untuk coli sebelumnya.

"Hmmmph... Apa kamu menggunakannya untuk melakukan "itu"? Jujur saja, jay...!" ucapnya sambil tersenyum mengetahui pikiran setiap pria seperti apa.

"ENGGAK! MAKSUDKU... IYA... BEBERAPA KALI..." jay cukup gugup untuk membalasnya meskipun akhirnya dia kelepasan berkata dengan jujur karena dirinya benar-benar menggunakannya untuk coli sebelumnya.

"Kamu jujur sekali yah...! Kalau begitu, kamu bisa menyimpannya, jay! Anggap saja itu bukti dari pertemanan kita..."

"B... BUKTI!?"

"Kamu kan orangnya jujur, jay dan aku sangat menyukai orang yang jujur... Kenyataannya adalah... aku... sebenarnya cukup binal... Aku sangat menyukai seks sampai aku tidak bisa menahan diriku sendiri... Aku selalu menginginkannya... bahwa aku meninggalkan suamiku... Please, jay! Apa kamu bersedia menjadi "sex friend" ku? Ini hanya sebatas itu saja, kamu bebas mempunyai pacar kalau kamu mau..."

"HUH!?"

"Kalau kamu setuju... Aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan, jay...!" nabila mulai menggerayangi selangkangan jay seperti tidak sabar merasakan kembali kenikmatan waktu didalam kamar jay itu.

"E~enggak, tapi... maksudku..."

"Apa kamu menolakku? Tidak tertarik dengan seorang wanita di usia 30an sepertiku?" nabila berusaha menempelkan toketnya pada lengan jay untuk menggodanya.

"T~tidak begitu! Mbak bila, kamu sangat cantik... Kamu juga... menakjubkan...!"

"Benarkah? kalau begitu, ini sudah diputuskan!"

"A~apa... kamu benaran yakin, mbak...?"

"Tentu saja...! Dan juga jangan memanggilku mbak, panggil nama saja apabila kita sedang berdua seperti sekarang. Apa kamu keberatan... kalau aku sepongin milikmu ini?" nabila berhasil membuka zipper celana jay dan mengeluarkan kontolnya dari balik celananya. Dengan sedikit menunduk, nabila mulai menjilati kepala kontolnya jay meski posisi mereka masih duduk didalam mobil.

"Ahhh... Aku... sangat senang..." lanjut nabila mulai mengeluarkan teknik lidah miliknya sebelum pertunjukkan utamanya dimainkan. Kepala nabila naik turun dengan cepat mengulum kontol jay sampai ke pangkal kontolnya, nabila memberi jay deepthroat yang jarang dia rasakan.

"AH! AAH! AHHHHHH! MBAK, EH? BILAAAAAA!!! ITUUUU... AMAZING...!!!" jay memegang leher nabila dan tangannya ikut bergerak naik turun seperti dirinya mencoba menekan kepala muthe untuk terus mengulum kontolnya.

Tangan jay terus berusaha turun dan menarik one piece dress yang dikenakan nabila hingga tertarik keatas sebatas pinggulnya dan memperlihatkan celana dalam putihnya. Jay mencoba menariknya hingga celana dalam nabila terselip diantara belahan memeknya.

"AAAAHN!?" nabila mengerang karena gesekan kain celana dalamnya pada memeknya.

"Ah! Apa itu sakit, bil?"

"A~aku baik-baik saja... Sedikit sakit tidak masalah kok...! Terusin aja kalau kamu mau?!"

"Baiklah...!" jay makin menarik celana dalam nabila hingga terselip makin kencang dan menggesek memeknya.

"MMMN! MMMN!" nabila membalasnya dengan mengulum kontol jay makin kencang dari sebelumnya.

"(Aaaaah... Wow! Dia bahkan mengulumnya makin kencang...)"

"Fwaaaaahhhh! Aku.. tidak tahan lagi, jay! Bisakah kamu memasukkan kontol kamu ini kedalam memek aku sekarang? Aku benar-benar tidak dapat menundannya lagi..! Hah... haaa... hah..."

"T~tentu..."

Pertama kalinya jay berhubungan badan ditempat sempit dan didalam parkiran seperti ini dengan nabila. Nabila duduk diatas pangkuan jay dan memeluknya, nabila tampak aktif menggoyangkan pinggulnya memutar dan naik turun dan wajah jay terbenam diantara kedua toketnya.

"T~terima... kasiiiiiiiihh! Jaaaaaayyyy! Mmmmn! Haaaah! Aaaaahhhn!"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Mobil nabila tampak bergoyang seirama dengan gerakan pinggul nabila yang sangat liar. Mustahil bagi orang yang lewat bisa tidak menyadari apa yang sedang terjadi didalam mobil itu.

"AAAAAH! AHHHN! AAAAAAH!"

"Hei, bil... Kalau kamu goyangin mobilnya juga seperti itu... orang-orang bakal ngeliatin kita nanti..."

"Benar! Biarkan saja! Itu lebih baik ketika banyak orang yang menontonnya, itu lebih menegangkan, bukan? Hihihihi... jadi ngebayangin kan? AKU INGIN SEMUA ORANG MELIHATNYA... TOKET INDAH MILIKKU INI...!" balas nabila sambil membuka pakaiannya dan mengguncang toketnya setelah pakaian atasannya terangkat.

"Nabila... Kamu benar-benar seorang masokis, yah?"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"YAAAAH! ITULAH AKU...! AKU PENYUKA SEKS... SEORANG WANITA YANG MASOKIS DAN MESUM...! DAN JUGA... PENYUKA KONTOL!!"

[Dan begitu, kita terus melanjutkannya... Mengacuhkan setiap orang yang berada disekitar parkiran... dan terus ngentot didalam mobil sampai malam menjelang...]

Keesokan paginya, didalam kamar kosan jay...

"Bil... Kamu sangat menyukai seks, bukan? Aku bahkan tidak mempercayai ini, kamu benar-benar sangat menginginkan melakukannya setiap hari..."

"Aku tidak bisa menahannya, jay... Seks itu candu bagiku, apalagi setelah merasakan kontol milikmu...! Nikmatnya berkali-kali lipat...!" balas nabila sedang mem-WOT jay diatas kasurnya.

"Yah... Aku harus mengakuinya... Sekarang tidak ada yang lebih baik darimu, bil...! Terutama kedua toketmu ini... Paling the best...!" jay terus meremas-remas kedua toket nabila dengan kedua telapak tangannya.

"AAHHHNNN! AAAH... S... SO GOOD...!!! AAAAAAHHH!" nabila tidak menahan erangannya meskipun mereka berada didalam kosan yang lumayan ramai penghuninya. Seperti ingin memberitahukan pada semua orang bahwa dia senang sangat menikmati kontol jay didalam kamarnya itu.

Hari berlalu...

"Nah, apa keponakanku ini senang menyusu yah? Apa rasanya enak?"

"Hei... Tante nabila bertanya itu loh, sayang? Eh, apa dia sudah tertidur?" ucap muthe yang baru saja menyusui anaknya dalam pangkuannya itu ketika dirinya sedang bersama dengan nabila.

"Tentu saja, the... Dia minum banyak sekali, bukan? Makanya mengantuk... Oh iya, dia sudah beradaptasi dengan lingkungan sini bukan? Tiga bulan pertama memang sungguh berat..."

"Itu juga karena bantuan kamu kan, bil...!" balas muthe menidurkan anaknya diatas kasur bayi miliknya.

"Kalau begitu... Bagaimana semua dengan suamimu, the? Apakah tetap sama?"

"Yah... Tidak ada yang berubah sih...!"

"Ini sudah lebih dari setahun, bukan? Ini tidak normal untuk dilanjutkan, kehidupan pernikahan tanpa seks itu hambar, the!"

"Sorry deh... Aku gak bermaksud untuk membuatmu khawatir... Ini hanya seperti dia masih merasa jijik kepadaku... Kamu tahu... Sejak aku melahirkan anakku ini... Kedua payudara milikku terus bertambah besar dan besar... Sekarang terlihat aneh mungkin baginya sehingga dia tidak menginginkan untuk bercinta denganku..."

"Huh... The, aku berani bertaruh kalau suamimu itu seorang pecinta gadis muda saja...! Yah... Gimana kalau gini? Kenapa kamu tidak mencoba untuk berpura-pura bahwa dia tidak ada, the?! Ayo kita cari cowok muda untukmu, untuk memberikan apa yang hilang dan yang kamu butuhkan saat ini! Aku bisa menjaminnya itu akan bisa membantu melepaskan stresmu..." ucap bila kepada muthe dengan ide gilanya.

"... Tapi siapa yang sedang berada didalam pikiranmu itu...?"

"Jadi... tentang undangan minum teh waktu itu..."

[Waktu berganti dan hari undangan minum teh yang dijanjikan sebelumnya pun terjadi hari ini...]

"T~terima kasih... sudah mengundangku untuk makan siang...! Aku jay, dari lantai bawah..."

"Nah... Ini namanya jay!" ucap nabila memperkenalkan jay kepada saudari kembarnya itu.

"S~selamat datang, jay... Ayo... silahkan masuk..."

"Terima kasih! M~maaf mengganggu...!"

Jay duduk diatas sofa panjang milik bila dan muthe sambil menunggu mereka sedang membuat minuman didalam dapur.

"Hei... Bil! Kenapa mendadak begini, tiba-tiba mengajaknya kesini?" ucap muthe tampak bingung dengan saudarinya itu.

"Jangan khawatirkan itu, the... Selain itu, dia adalah mahasiswa yang tidak terlalu mempedulikan kuliahnya. Jadi sewaktu akhir pekan, aku yakin dia hanya berdiam diri saja dikosannya..." ucap bila santai sambil membuatkan teh untuk jay.

Sementara jay yang duduk menanti mereka berdua datang, mulai memikirkan hal-hal yang aneh dalam pikirannya. "(Wah... diundang oleh nabila membuatku sangat bersemangat... tapi aku juga menjadi gugup! Aku sering berfantasi tentang bertamu didalam kamar kosan nabila berulang kalinya...)"

Tak lama berselang...

"Ini silahkan! Tehnya sudah siap, jay!"

"Ah! T~terima kasih banyak...!"

"M~maaf ya kalau nabila mengganggu kegiatan belajarmu... bukankah kamu sibuk? dengan ujian misalnya?" sahut muthe menghantarkan snack setelah nabila selesai memberikan cangkir teh kepada jay.

"Tidak kok! Tidak masalah sama sekali! Aku tidak memiliki rencana apapun seharian ini, Hahahaha!"

Muthe yang sedang menungging meletakkan snack itu diatas meja kemudian dengan sengaja nabila menyenggol pantatnya dengan pantat muthe agar terdorong tepat didepan jay duduk.

"Ahhhh...!!!" muthe terdorong jatuh diatas pangkuan jay dan sontak jay berusaha membantunya agar tidak terjatuh. Akan tetapi tangan jay yang ingin membantu rupanya salah mendarat dan meremas toket muthe.

"KYAAAAAAAA!!!" muthe berteriak kencang karena tangan jay yang tidak sengaja menempel pada toketnya itu karena ulah saudari kembarnya sendiri.

"A~Aaaah... M~M~Maafin ya... MAAF! Aku... bersumpah aku tidak pernah berniat sengaja untuk melakukannya..."

"Benar, the... Itu cuma kecelakaan saja, gak sengaja itu. Gak perlu sampe berteriak seperti itu... Tapi the... barusan... ketika tangan jay mendarat diatas toket kamu... apa itu membuatmu sange? Mukamu merah tuh...!" goda nabila kepada muthe.

"A~a... apaaaa? Jangan bodoh ya, bil...!"

"Jangan malu-malu gitu... Oke... Cukup! Lalu aku punya sebuah pengumuman untuk kalian dengar...!" lanjut nabila sambil duduk disamping jay.

"Kenyataannya adalah... jay dan aku... resmi menjadi "teman tidur"..." ucap nabila dengan bangga kepada saudarinya itu.

"Hei... A~APA!? BIL, JANGAN NGADI-NGADI YAH... LAGI?" sahut muthe yang tidak sengaja membocorkan rahasia nabila didepan jay.

"L~LAGI!?" jay yang bingung dengan balasan muthe itu hanya terbengong melihat kedua saudari kembar itu beradu mulut.

"Iyah... Lihat ini, the...! Semua yang dia lakukan barusan hanya megang toket, dan lihat gimana dia bisa ngaceng seperti ini...! Ah... Bengkaknya gede banget... Aku bakal cicipin sekarang...!" nabila tidak canggung untuk membuka celana jay dan menarik kontol jay kemudian menundukkan kepalanya dan mengulum kontol jay langsung didepan mata muthe.

"Mmmph! Mmph! Mmmh! Slrppp! Slrrrppp! Mmmh!"

"Kenapa kamu tidak ikut gabung sama kita aja, the? Kan kamu juga seneng nyepongin kontol juga seperti yang aku lakukan ini..." nabila kembali membocorkan rahasia keluarga mereka didepan jay tanpa malu.

"ENGGAAAAAAAAAAKK!!!" muthe pergi dari hadapan nabila dan jay kemudian masuk kedalam kamarnya.

"BRAAAAAAK...!!!"

"(Nab...! Apa yang sedang kamu pikirkan!? Itu tadi...)"

"AHN... HAAAH... AAAAH! AAAAHHN! IYAHHH! TUSUK TERUSSSSSH! MASUKIN, JAY! AAAH! AAAHN! AAAHN! AAAAH! UUUUUHHH!" suara erangan nabila terdengar sampai kamar muthe, muthe tahu apa yang sedang dikerjakan saudarinya itu. Mukanya kembali memerah hanya dengan mendengar desahannya saja.

"OII, THE... KAMU BISA DENGAR KITA? KITA SEDANG NGENTOT SEKARANG... KAMU TAHU... KONTOL BESAR DAN KERAS MILIK JAY INI... AAAAAAHHHNN!! MMMN! AAAH! AH! AAAH! HAAAH! HAAA!" nabila tidak berhenti menggoda saudarinya itu dengan makin menaikkan volume suaranya agar terdengar sampai kamar muthe.

"(ENGGAK... ENGGAK! ENGGAK! BIL, KAMU GILA!)"

"AYOLAH, THE... SINI DAN COBAIN SENDIRI...!"

"BIL, INI GILA UNTUK MELAKUKAN INI DIDALAM RUMAH ORANG LAIN!!!"

"YAH, AKU BISA DENGAR OCEHANMU, JAY... TAPI KAMU SENDIRI YANG TERLIHAT TIDAK INI MENGHENTIKANNYA SEGERA...! HEHEHEHE...!!!"

Baik jay dan nabila bertukar dialog cukup kencang hingga muthe mendengar isi pembicaraan mereka.

"AHHN! AAAH! HAAAAH! AHHHHHH! AHHHHH! JAAAAYYY... TAMPAAAAAAAR... TAMPAR PANTATKU...! OKEEEEE?!" nabila menungging dan jay mendoggynya dengan gerakan cepat ditambah tamparan pelan yang jay berikan kepadanya membuat suasana bercinta mereka sangat hidup.

"S~seperti ini? Plak..."

"Aaaah! LEBIH KERAS DONG!"

"K~kalau begitu...! PLAK! PLAK!"

"HAAAAAHHHH! AAAAAAAHHHH! IYAAAAAH! BEGITUUUUUHHH! AHHHH!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"NIKMAT BANGEEEEEET, JAY! AAAAAH! HAAAA! AKU MAU KELUAR...! KELUARRRR! KELUAAAAAAAARRR!!!"

Sementara di sisi lain, di dalam kamar muthe yang perlahan meraba toket dan putingnya sambil mengocok memeknya sendiri mendengar kegiatan bercinta yang dilakukan nabila untuk memprovokasi dirinya sukses membuat dirinya ikut menikmati meski hanya bermain sendirian didalam kamarnya.

"Oh tidak... Oh tidaaaak! aku juga... keluaaaaarrr!!!"

Kedua saudari kembar itu orgasme di waktu yang hampir bersamaan.

Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...

Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...

Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...Crrrrrrrrtttt...

"Haaa... haaah... haah... hah..." muthe ambruk diatas lantai kamarnya dengan kondisi setengah telanjang setelah masturbasi sendirian.

[Setelah itu, setelah membuat jay ejakulasi dua kali pada hari itu. Jay kembali dimalam harinya seperti seorang pencuri, seperti terhipnotis olehnya karena ajakan tiba-tiba darinya itu. Pikirannya seperti menghapus sebuah memori tanpa mengetahui apa yang baru saja terjadi didalam kosan muthe dan nabila itu.

[Lusa berikutnya...]

"Oke... Jadi kamu tidak akan makan malam hari ini, kan? Baiklah... Aku baru saja menyusui si kecil dan dia langsung tertidur... Yah, oke..." muthe menutup teleponnya dan mulai mengintip isi kausnya. Kedua gunung kembarnya yang membuncah tepat dibawah matanya. Muthe mengenang masa-masa dimana dia senang bisa mengenakan bikini maupun lingerie seksi. Muthe membuka laci lemarinya dan mencari pakaian masa dinas masa lalunya dan setelah menemukannya, muthe mencoba mengenakannya.

"(K~kalau aku mencobanya, aku pikir jika aku masih cukup seksi bukan...? Sama seperti nabila... Tidak mungkin! Apa tubuhku selalu... terlihat montok seperti ini...? Semua lingerie yang pernah aku beli dulu... sudah tidak muat menutup area payudaraku sendiri... Bagaimana bisa kamu, bil...? Kamu bisa tahu betapa aku sangat menginginkannya untuk berhubungan seks... Bagaimana bisa kamu menunjukkan wajahmu ketika mengulum penis jay seperti itu...? Meskipun suamiku menolak untuk memperhatikanku... tidak mungkin bagiku untuk bisa tenggelam dalam perselingkuhan seperti itu...!)" ucapnya sambil bercermin dan memutar tubuhnya melihat seluruh lekuk tubuhnya yang mulai terisi lemak setelah melahirkan. Wajar bagi seorang wanita yang terbiasa terlihat kurus dan seksi tiba-tiba sedikit membengkak karena proses alamiah seorang wanita yang dilalui setelah hamil dan melahirkan.

"AAAAAH! AAAH! HAAAAH! AHHHN! (Tapi... aku sangat menginginkannya! Aku ingin bercinta saat ini!!)" muthe mulai meremas toketnya dan mengocok memeknya sendiri seperti malam itu ketika dia mendengar saudarinya sedang menikmati bercinta dengan jay. Muthe penasaran seperti apa rasanya sampai nabila mendesah sebegitu nikmatnya.

Sementara jay yang sedang berangkat ke kampusnya, sambil berjalan dia kembali memikirkan kejadian malam itu. "(Aku tahu bagaimana bodohnya nabila... tapi aku masih gak percaya bahwa dia bisa membiarkan saudarinya sendiri menonton kita sedang bercinta! Aku yang merasa cemas ketika aku tidak sengaja menyentuh toketnya... bahwa dia bisa saja membenciku karena hal itu... tapi sekarang dia pasti berpikir bahwa aku benar-benar seorang pria mesum semata...)"

"Oi! Jay...! Lu denger gue gak?" rupanya jay sedang menelepon aji ketika sedang melamun itu.

"Hmmm? Apa? Sorry, ji...!"

"Oh ya, sekarang! Gue ingat kita seharusnya berlatih hari ini, tapi gue udah punya rencana pergi sama alice. Jadi gue terpaksa melewatkan latihan hari ini, lu ngerti kan?"

"Oke... Oke... Aku paham, pacar diatas segalanya kan? Oke, kita bertemu nanti setelah jam 6 sore dilantai dasar, kan? Oke, bye...!"

"Aaaah! Aku sampai gak bisa berhenti mikirin nabila dari kepalaku! Aku... Hmmm?" jay melihat sosok nabila sedang berbelanja terlihat pada tangannya yang menggenggam tas belanjaan.

"(B~bukankah itu... nabila!?" Oke!)" jay sambil mengintipnya dari balik tiang listrik berusaha memata-matai nabila yang sedang berjalan pulang.

Jay mengendap-endap mengikuti nabila pulang kembali ke kosannya, belum sampai tangga kemudian jay membekap mulut nabila dan menariknya masuk kedalam kamar kosannya sendiri.

"!!! MMMH! MMPPH! MMMHHH!!!"

"Nah, bil... Berusaha kembali ke kosan muthe tanpa mampir ke kamarku? tapi sebelum kamu pergi kesana, aku ada sesuatu yang ingin kubicarakan denganmu...! Bagaimana bisa kamu, bil!? Bagaimana bisa kamu melakukannya didepan muthe seperti itu!? Karena dirimu, dia pasti berpikir bahwa aku hanya seorang pria pencari kesenangan seksual semata! Apa yang harus aku lakukan jika muthe benar berpikir dan mengucilkanku!? Aku... aku hanya ingin berhubungan normal seperti tetangga lainnya dengan muthe..."

"..."

"!!!" jay perlahan menatap toket nabila dan meremasnya dengan kencang.

"Kamu selalu berkata bahwa dimanapun aku sedang ingin, aku diperbolehkan untuk ngentot denganmu, bukan? Kali ini, ayo kita bersenang-senang dikamarku jadi kita tidak akan terganggu dengan muthe yang sengaja kamu bawa-bawa kemarin..."

"J~jangan... heiii... aaah! (Jangan...) Mmph! Mph! Mmmh!" jay melihat mulut nabila terbuka dan dengan segera jay melumatnya agar tidak mendesah terlalu kencang. Ditambah satu tangan jay menyusup kebelakang punggung nabila dan meremas bongkahan pantatnya.

Karena jay salah mengenali nabila yang berada didepannya ini adalah muthe, muthe yang belum bisa menerima jay itu perlahan mendorong tubuhnya menjauh.

"Huh!? nabila!? tidak mungkin... Tidak..."

Jay yang tampak panik berpikir bahwa didepannya adalah muthe kemudian berusaha menjauh, akan tetapi muthe yang perlahan mendapatkan keberaniannya dan mencoba bertukar kepribadian dengan nabila agar jay yang berada didepannya saat ini tidak curiga. Muthe membuka pakaiannya dan menunjukkan lingerie yang dia pakai sebelumnya kepada jay.

"Aku... bila... Tenang saja... jadi... mari kita teruskan..." muthe mendekati tubuh jay dan menariknya untuk memeluknya.

"Enggak... tapi..." jay melihat lingerie hitam seksi itu dan membuat wajahnya memerah. Muthe kemudian mencumbu jay dan melumat bibirnya. Lidah mereka saling mengait dan bermain dengan liarnya.

"Mmmn... Mmph! Mmmh! Mwaaahhh! Fuuuuuhh!"

Muthe menarik tubuh jay dan membaringkannya diatas kasur milik jay. Muthe melucuti pakaiannya dan juga pakaian jay hingga telanjang sempurna. Muthe melanjutkan mengulum kontol jay untuk pertama kalinya.

"K... kontol... Aku tidak bisa puas dengannya... Mmmh! slrppp! mmmn! Mmmh! Mmfh! slrrppp! fuuuh! Mmmn!" ucap muthe sambil menungging mulai mendorong kepalanya naik turun mengulum kontol jay.

"K... kamu benar-benar menyukai kontol... bukan, bil...? Karena kalian anak kembar... aku berpikir jika itu berarti muthe juga menyukainya juga, bukan? Kamu ngerti kan, kontol...!"

"Yahh... Dia juga menyukai kontol kok... Setiap hari dia berfantasi... tentang kontol anak kuliahan seperti dirimu dan juga yang lainnya... yang tinggal disekitar kosan kita... Dia bahkan masturbasi sambil memikirkan wajah mereka...! Jay... Please... ENTOT AKU!" muthe kemudian tiduran sambil mengangkang memanggil jay untuk segera menusukkan kontolnya kedalam memeknya.

"NABILA!!!" jay masih belum menyadari bahwa yang sedang berhadapan dengannya saat ini adalah muthe.

"(Ahhhh... maafin aku... anakku... Mama menjadi... wanita yang buruk untuk kamu...!)" muthe mulai berusaha merelakan harga dirinya demi merasakan kontol jay seperti yang dia dengar kemarin ketika nabila bercinta dengan jay.

Blessssss...

"AH! AAAAAH! AAAH! AHHHHHH! YAAAAAHHHH!" kontol besar jay mulai mengoyak liang memek muthe, ukuran kontol jay yang jauh lebih besar dari milik suaminya membuatnya langsung merasakan getaran hebat yang membuat punggungnya menekuk kebelakang merasakan tusukannya.

"AH! AAAH! AHHHHHH! AAAH! (tapi mama sudah menahannya untuk waktu yang cukup lama! Mama ingin melakukannya juga...! Ini... menakjubkan! Aku... jadi sangat terangsang sekarang! Yeeessshhh! Ini diaaaa! Ini ternikmaaaaaatt!!!)"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Crrrrooootttt...Crrrrooootttt...Crrrrooootttt... jay tentu masih menahan untuk tidak berani menembakkan spermanya kedalam rahim gadis itu karena statusnya yang sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Cari mati namanya apabila dia mencoba melakukannya seperti yang biasa dia lakukan.

Jay bermain dengannya hingga sore menjelang, muthe bahkan hampir tidak memikirkan anaknya yang masih bayi karena sedang bersama dengan nabila. Sementara jay sedang menelepon aji sambil menikmati sepongan muthe.

"Oh? Aji? Sorry ya, aku benar-benar ada perlu juga... Kita tidak jadi latihan saja hari ini..."

"Ah? Lu pasti lagi asyik-asyikan sama wanita di lantai atas kosan lu itu kan?"

"Hahahahaha! Yah begitulah... Kalau ada kesempatan, aku bakal kenalin dia sama kamu nanti... Oke, bye...!"

"Yesssss... Aku suka... Kontol... kamu ini, jay...! Mppph! mmh! Mmphh! Slrrppp! Slrrpp!" ucap muthe berbaring sambil mengulum kontol jay.

bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd