Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Portraiture [My Erogeneous Zone] (Chapter.58+59 + Mulustrasi UPDATED 22 APRIL 2024, Chapter.60 on progress))

Karakter mana yang lebih cocok jadi personal assistant Jay untuk saat ini?

  • Kartika

  • Anin


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
wah di gb seru tuh cast baru aja kayanya, temennya AK boleh tuh yg toky0lag1
 
In-Shot-20230428-234124636.gif
 
Rame rame gitu enaknya yang polos2 kek Fera min, dibolak balik hihi
Jd pngn nambahin detail beberapa cerita yg udah2, kan biasanya sebatas intro. Penggambaran detailnya misal si A kena gangraped gmn, dll
 
Nah... maksud ane itu si Gracia,
ya nyeritain saat masih jadi sexslave sebelum ketemu Bang Jay...
 
Nah... maksud ane itu si Gracia,
ya nyeritain saat masih jadi sexslave sebelum ketemu Bang Jay...
terkadang yang jadi problem itu durasi bacanya, terlalu pendek juga jelek, kepanjangan orang ngantuk. Ane sendiri coba baca2 cerita di platform sebelah yang per chapter bisa 6000-10000 kata, asli ngantuk karena kebanyakan detail tiap ganti dialog dijelasin ekspresi dll. Bukan gak penting buat dapetin soulnya, tapi orang terkadang bisa membayangkan sendiri gimana dengan menambah mulustrasi jpg/gif udah lebih dari cukup menurut ane pribadi. Sisipan2 yang kepanjangan itu yang nyari sourcenya makan waktu, kalo bikin ceritanya sendiri sih cepet lah seminggu jadi.
 


[Beberapa hari yang lalu...]

"Selamat bro...! Menangin undian jackpot untuk berlibur di jepang selama 7 hari 6 malam ini...! Ini silahkan, terima hadiahnya...!" ucap salah seorang manajer sebuah maskapai ternama yang memberikan hadiah undian itu kepada theo.

Theo nampak senang dan juga bingung disaat yang bersamaan, karena ini merupakan hadiah undian pertama yang dimenangkannya karena sering bepergian menggunakan maskapai tersebut bersama dengan kakaknya, thea.

"Travel ke jepang... (Bisa berduaan dengan cici... Yah tapi suami cici pasti ikut kesana, jadi itu mustahil...)" theo membayangkan dirinya sedang berlibur bersama dengan kakaknya yang sekarang sudah resmi menikah dan memiliki dua orang anak itu. Setelahnya theo kemudian bergegas kembali pulang menuju rumahnya.

"Klek..." theo membuka pintu dan berjalan masuk.



"Kamu telat banget sih, kemana aja tadi?" thea menyambutnya dengan jengkel karena theo disuruh pergi membeli popok untuk anak thea yang baru berusia beberapa bulan itu. Thea nampak santai duduk diatas sofa dengan menyusui anaknya ketika theo berjalan masuk.

"Apa itu yang kamu pegang, dek? Siniin, cici mau lihat...!" lanjut thea melihat theo sedang berusaha menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya ketika dia mengetahui thea sedang duduk di ruang tengah.

"Ah... bukan apa-apa ci...!"

"Siniin...! Pasti ada sesuatu didalamnya, perlihatin sama cici... Sini... sini!" thea kemudian berdiri dan menghampiri sang adik sambil menggendong bayinya yang masih menyusu itu dan mengambil amplop hadiah itu dari tangan theo.

Thea mengambil amplop itu kemudian membukanya setelah memberikan anaknya untuk theo gendong sementara, setelah membacanya sejenak thea nampak girang. "Wow! Cici gak percaya ini, kamu bisa menang tiket liburan ke jepang...! Ah, disini disebutkan kalau bayi juga OK bisa ikut. Asyik dong, kita bisa liburan dek...!"

"(Yah... mau gimana lagi, tidak masalah selama cici dan yang lainnya ikut pergi...)" theo menggendong anak thea dengan hati-hati sambil menatap kearah kakaknya yang terlihat cukup seksi itu dengan mengenakan tanktop dan celana pendek sambil terus membawa tiket undian itu.

"Hei dek... Kamu masih libur kan ini? Lihat ini! Ini menarik banget, kamu bisa mengundang hingga 7 orang untuk berlibur dengan tiket ini. Kita bisa liburan sekeluarga dong sama papa mama juga...!" lanjut thea mengedipkan matanya memberikan kode kepada adiknya itu.



[Pada hari yang ditentukan, thea dan keluarganya kemudian berangkat ke jepang bersama...]

Didalam kereta shinkansen, thea duduk bersebelahan dengan mamanya sambil menggendong putrinya. Sedangkan theo duduk dengan suami thea. "Kakak ipar, apa mau minum?" ucap theo memberikan bir kaleng kepadanya dan juga kepada thea.

"Ah tidak perlu... Kakak tidak kuat dengan alkohol, lagipula ini masih siang kan...!"

"Iya tuh, kamu jangan minum bir ya the..." sahut mama thea setelah mendengar pembicaraan antara anak dan menantunya itu.

"Tenang aja, mah... Aku tahu kok, ini bir yang tanpa alkohol..." thea membuka kaleng bir itu kemudian meneguknya sedikit.

[Dua jam perjalanan berlalu dan kereta mereka pun sampai di kota yang mereka tuju sesuai dengan hadiah tiket liburan itu yang memberikan akomodasi penginapan disalah satu kota yang terkenal dengan panorama pantainya.]

"Wah bagus juga penginapannya..."

"Tentu saja... Kalau begitu, aku pergi ke pantai duluan yah...! Titip bungsu ya mah...! Bye sayang...!" ucap thea meninggalkan mama papanya bersama anak bungsunya dan pergi bermain dengan suami dan juga anak pertamanya diikuti oleh theo yang mengekor dengan mereka.

"(Semua orang lebih baik berterima kasih kepadaku...)" ucap theo sambil meneguk kembali minuman dingin di tangannya itu sambil menatap thea, suami dan anak pertamanya sedang bermain lempar tangkap bola.

"Fuuuu... Capeknya..." thea berhenti bermain dan berjalan menuju payung pantai tempat berteduhnya disebelah theo sedang duduk berjemur.



"Kakak ipar dan anak cici?"

"Biarkan saja mereka bermain, mereka kan cowok jadi cukup kuat lah berjemur lebih lama. Lagipula cici tidak ingin terlalu gelap kulitnya nanti...!"

"Heheheh, begitu rupanya...? Kalau begitu berarti hanya kita berdua saja sekarang..."

"Hei dek...! Bisa minta tolong olesin sunscreen pada punggung cici?" thea rupanya sudah membuka bikini penutup toketnya dan berbaring diatas alas berupa kain pantai memperlihatkan punggung putih mulusnya itu kepada adiknya.

"Eh...? Aku kira cici ingin berjemur...! (Sial..! jika saja aku bisa memijat pantat ci thea ini dan kemudian memasukkan kontolku dari belakang...!)" theo kemudian meraba sedikit pantat kakaknya itu sambil mencoba menuangkan cairan sunscreen pada telapak tangannya dan mulai mengoleskannya merata pada sekujur kulit punggung thea.

Setelah beberapa saat, "Sudah ci...!" theo kemudian bergegas pergi dari tempat thea berteduh itu.

"Tunggu dek... Makasih yah, omong-omong kamu bisa mengambilkan cici minuman gak?"

"Apa maksud cici dengan "Omong-omong" itu, tentu saja tidak masalah. Tunggu sebentar...! (Tidak boleh... Aku mungkin saja menyerangnya jika kita tetap bersama seperti sekarang ini!)" theo berlalu dan mengambilkan minuman dingin untuk thea. Namun dalam perjalanan kembalinya, theo melihat sang kakak sedang digoda oleh dua orang pria berkulit gelap terbakar matahari karena melihatnya sedang berjemur sendirian.

Mereka memanggil thea dalam bahasa jepang yang tentu saja membuat thea hanya bisa menggeleng dan menggunakan bahasa tarsan untuk membalas mereka. "Hai manis...! Dimana hotel tempatmu menginap? Ayo kita bermain bersama setelah ini..."

"Eh... Apa yang harus aku katakan agar mereka mengerti... Hmmm..." thea cukup gugup untuk membalas mereka yang semakin mendekatinya dan tentu saja mata mereka yang tertutup kacamata hitam itu tertuju pada tubuh mulus thea yang mengenakan bikini itu.

"Ah! Sorry... Ini harus terjadi...!" thea kemudian melihat adiknya berjalan menghampirinya dan langsung saja dia memeluk sang adik dengan erat seperti sepasang kekasih agar para pria itu berhenti mengganggunya.

Mereka pun tidak terima dan berkata sambil menarik lengan thea, "Eh?! Dengan pria seperti ini?! Tentu, kita lebih baik darinya manis...! Ayolah, ikut kita...!" mereka semakin kurang ajar dengan berusaha menarik thea dan merangkul tubuhnya.

"EH! TIDAK, TUNGGUUU!" thea berusaha memberontak ketika pria itu berusaha menarik lengannya untuk ikut dengannya.

"(Kalau aku tidak bertindak, sesuatu akan terjadi nanti...) P~PERGI... PERGI KALIAN DAN LEPAS TANGAN KALIAN DARI..." theo berusaha membentak mereka dan tanpa disadarinya, suami thea kemudian datang dan membentak mereka pergi.

"WHAT ARE YOU TRYING TO DO [UTTING YPUR DIRTY HANDS ON MY WOMAN?!" dengan keras suami thea membentak mereka dan membuat mereka akhirnya memilih menyerah dan pergi.

"Ayo kita main lagi, pah!" ujar anak pertama thea mengajak sang ayah untuk bermain bola kembali.

"Oh, oke... Tunggu papa yah...!"

"(... Benar-benar berbeda, sesuai yang diperkirakan dari seorang pria yang sudah dipilih oleh ci thea untuk menjadi suaminya...! Sebagai perbandingannya, aku hanya... Haaaaahhh...)"

Thea menatap adiknya yang menghela nafas kala itu dan menggelengkan kepalanya, "(Dasar adik bodoh...) Hei dek...! Ayo kita berenang sebentar disana...!" thea kemudian mengajak sang adik untuk sedikit menjauh dari suami dan anaknya dan pergi kearah pantai yang terdapat sebuah karang yang ditunjuknya.

Thea yang kurang pandai berenang kemudian membawa ban pelampung besertanya, setelah itu berenang bersama dengan adiknya. Dari belakang kemudian theo bertanya kepada thea, "Ci... kemana cici mau berenang? Jauh bener...!"

"Baiklah... Ini mungkin cocok disini... Hei, dek... Kenapa kita melakukannya disini?" ucap thea setelah dirasa batu karang itu bisa menyembunyikan tubuh mereka berdua dari pandangan pengunjung pantai lainnya.

"Huh? HAH?!" theo melihat sang kakak sedang menungging menumpu pada batu karang dan menyingkap bikini yang menutup belahan memeknya itu.

"Kamu ingin melakukannya sekali, benar bukan? "Outdoor sex" di sebuah pantai...! Hmmm..." ucap thea yang tampak berusaha menggoda adik kandungnya itu, image thea yang bak princess luntur seketika melihat aslinya dibalik kamera yang sering orang lihat.

"Cici... bodoh ya? Mau melakukan ini disini? Kalau kita terlihat orang lain..."

"Tenang saja kalau kamu masukin sekarang... Orang hanya akan melihat kita seperti pasangan yang sedang bermesraan saja dari kejauhan..."

"I~itu mungkin saja ci... tapi..."

"Ayolah... Meskipun kita pada akhirnya bisa berlibur disini... Ini akan terasa nikmat kok, ayolah...!!!" thea semakin liar menggoyangkan pinggulnya dan memperlihatkan belahan memeknya yang berwarna cerah itu dan tampak bersih diterpa cahaya matahari siang itu. Sang adik hanya bisa menelan ludahnya melihat bagian privat milik kakak kandungnya itu.

Theo kemudian dengan segera mengeluarkan kontolnya dari celah samping celana pendek miliknya, tentu saja kontolnya sudah mengeras hanya dengan melihat memek kakak kandungnya sendiri itu. Theo berusaha memasukkannya kedalam memek sang kakak perlahan sambil memegangi pantat thea.

"Ahhh... Mmm... Kontol kamu ini dek... Hangat...!"

"Uuuuh... Ini juga rasanya nikmat banget jepitan memek, cici...! (Batas antara air laut yang sedikit dingin dan juga suhu tubuh cici ini membuatnya makin terasa nikmat daripada biasanya...)" theo berusaha terus memasukkan seluruh batang kontolnya kedalam memek sang kakak.

"Ahh! Haa! ahhh! Haaa! Dek... Kaki cici capek..." baru sebentar saja thea merasakan kakinya sedikit kram karena tubuhnya yang pendek itu mengapung dengan bantuan ban pelampung sedangkan dia mencoba untuk menungging yang membuat otot-otot kakinya sering tegang.

"(Yah... Karena ci thea mengambang, aku bisa bergerak dengan leluasa seperti yang aku inginkan dan mempenetrasi memeknya seperti ketika aku bermasturbasi dengan menggunakan tenga!"

Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...

Bunyi kecipakan antara tumbukan kulit thea dan theo bercampur dengan air laut yang membentur tubuh mereka.

Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...

Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...

"(Langit yang biru... Laut jernih... Kulit putih bersih cici... Suara teriakan turis dan juga suara ombak... Suara desahan berat ci thea... Sensasi tidak bisa ini...! Suasana yang menegangkan dan perasaan yang sangat terbuka ini... Ini... INI BEACH SEX! UOOOOOOHHHH...!!!)" theo mendadak bersemangat untuk lebih menggenjot memek sang kakak setelah banyak membayangkan hal-hal erotis dalam pikirannya.

"Ah! Ahhh! mmmh! Ahhh! Hahhhh! Haaa! Ahhhh"

Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...

Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...

Crooooooootttt... Crooooooootttt...

"AHHHH! DEK... KAMU... BUANG DIDALEM YAH? ANGET BANGET RASANYA PERUT CICI...!!" thea merasakan adiknya baru saja ejakulasi dan menumpahkan semuanya didalam memeknya ketika sedang berada dibawah air itu.

"(Ini rasanya seperti pikiranku sudah terinjeksi oleh obat-obatan, ereksiku ini tidak berakhir dengan sekali ejakulasi saja...)" Theo kemudian menarik keluar kontolnya yang berlumuran sperma miliknya dan memeluk sang kakak dari belakang. Tak puas sampai disitu, theo kemudian membalik tubuh sang kakak dan menggendongnya. Theo menempelkan punggung sang kakak pada batu karang dan menahan kedua kaki thea dengan lengannya sambil terus mempenetrasinya.

Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...Spak...

"Hah... Ahhh... Dek... Amazing... Posisi ini...! Apa kamu ingat? Ketika keluarga kita berlibur di pantai waktu itu?" ucap thea sambil menatap wajah adiknya itu dengan jarak cukup dekat.

Thea melanjutkannya, "Karena kamu tidak bisa berenang waktu itu, kamu hanya bisa menempel pada cici dengan berkata "Ci... jangan tinggalin aku...!" Hehehehe... Itu lucu banget tahu...!"

"Itu... itu karena... cici yang memaksaku untuk masuk ke tempat yang lebih dalam permukaannya..!"

"Sekarang theo yang waktu itu sudah tumbuh besar dan kuat seperti ini..."

"Karena kita berada didalam air, ci... Sementara tubuhku ini tidak cukup kuat untuk bisa menggendong cici seperti ini kalau diluar permukaan air...! (Tapi... ini pasti mudah untuk suami ci thea...)"

"Mmm... Dek, makasih untuk sebelumnya ya... udah bantuin cici dari para penggoda tadi...!"

"B~bukan... Aku malah gak ngelakuin apa-apa kok, kakak ipar yang..."

"Sssssttt... Itu tadi... keren kok...!"

"...... (Cici ini, bermain dengan hati pria seperti itu... Sial!) CICI...! CICIIIIIII...!!!"

CPLAK...CPLAK...CPLAK...CPLAK...CPLAK...CPLAK...CPLAK...CPLAK...CPLAK...CPLAK...

Theo kembali menaikkan tempo genjotannya setelah dipuji oleh kakaknya itu, dan thea hanya bisa menatap adiknya dan membiarkannya untuk melakukan apa yang dia inginkan saat ini. "AHHH! AHHNNN! HAAA! HAAH! AHHH! DEKKK...! HNGHHHH!"

Tak lama berselang, theo kembali merasakan akan mendapat ejakulasinya. "Ci... Aku... Aku mau keluar lagi nih...!"

"Mmm... O~Oke... Cici juga...!"

"AHH! AHHH! HAAH! AHHH! HAH! AHHN! MMMH! AHHH! AHHH! AHHH! HAAAAH!"

"KELUAR CIIIIII...!!!"

CROOOOOOTTT...CROOOOOOTTT...CROOOOOOTTT...

Thea memeluk adiknya dan mengalungkan kedua kakinya pada punggung sang adik sementara dia merasakan kembali kedutan dari kontol theo dan menumpahkan kembali spermanya didalam tubuhnya.

Dengan masih mencoba mendorong keluar semua spermanya kedalam rahim sang kakak, thea kemudian mencium bibir sang adik. "Mmmh! Ahhh! mmmm! Ahhh! Mmphh! Puwahhhh...! Lidah kamu dek... asin...!"

"Cici... juga...! Mmm..."

Sementara thea ingin kembali bercumbu dengan sang adik, tanpa mereka sadari anak pertama thea sedang mencari mereka dan kemudian berteriak setelah menemukan mereka. "AH! KETEMU... MAMA DISANA RUPANYA...! Eh? Apa mama dan kakak ipar baru saja... berciuman...?"

"OH... INI... BUKAN SAYANG, INI HANYA LATIHAN BANTUAN PERNAFASAN BUATAN! PERNAFASAN BUATAN! B~BUKANKAH KAMU... PERNAH NONTON ITU DI TV? K~KAKAK IPARMU INI TIDAK SENGAJA TENGGELAM BARUSAN... HEHEHEHEH...!" ucap thea mencoba mencari alasan untuk menutupinya dari anaknya itu.

"Eh iya... Kakak memang tidak keren yah... Sudah besar seperti ini, masih saja tenggelam. Memalukan deh ya, hahahaha...!" ucap theo sambil tertawa membantu thea untuk mencari alasan karena anak pertamanya memergoki mereka sedang berduaan.

"I~itu benar sayang... Om kamu yang satu ini memang sangat ceroboh...! Hyaaaahhh!!!" thea merasakan jari theo sedang masuk kedalam lubang memeknya dari belakang punggungnya yang menutupi sebagian tubuh theo sehingga dia dengan bebas bergerak tanpa anak thea ketahui.

"Kenapa mah? Kok mukanya begitu...!?" anak thea nampak curiga melihat mamanya mendadak mendesah tanpa sebab.

"E~eh... Tidak... apa-apa..." thea merasakan jari milik theo mulai makin masuk kedalam memeknya dan berusaha untuk mengeluarkan sisa sperma miliknya yang terdorong masuk karena thea masih berenang didalam laut itu.

[Sore harinya, mereka pergi menuju hotel dan juga onsen sebelum makan malam tiba...]

Theo keluar dari pemandian air panas dan pergi menuju kamarnya yang bersebelahan dengan kamar thea.

"Fuuuu... Segarnya tuh onsen, bagus juga sesekali bisa berendam seperti ini...! Loh, cici sudah kembali?"



"Oh, selamat datang... Ah? Kamu sendirian, dek?"

"Yep ci, mereka bilang mereka tidak akan kembali sampai pemandiannya tutup nanti malam. Rupanya mereka juga senang bisa berendam seperti itu ya...!"

"Oh begitu... Dasar papa sama anak sama saja...!" balas thea yang sedang duduk memunggungi theo ketika dirinya sedang menyusui anak bungsunya itu.

Theo nampak membuang wajahnya ketika melihat gundukan gunung kembar thea yang menonjol ketika dia berdiri dibelakang tubuh thea. "Hmmm... Kemana papa sama mama, ci?"

"Mereka bilang mereka akan pergi berjalan-jalan keluar sebentar sebelum makan malam. Mereka berdua masih romantis saja diusia mereka sekarang ini, biarkan saja...!"

"Kalau begitu, ini berarti... (Itu... ini berarti?!)" theo nampak merah wajahnya karena memikirkan bahwa mereka sedang berduaan saja sekarang ini.

"Oh... Apa kamu sudah kenyang, sayang? Waktunya untuk menidurkanmu sekarang... Hmmm?" tiba-tiba thea menoleh melihat kearah theo yang sedang memandangi kakaknya yang sedang membetulkan kimono tidurnya setelah menyusui anaknya barusan.

"Apa yang sedang kamu lihat, dek? Apa kamu... ingin merasakannya juga? Asi cici yang baru saja diminum keponakan kamu ini? hmmm?" thea nampak mulai merebahkan tubuhnya dan berpose cukup seksi dengan menyibak kimononya dan memperlihatkan pahanya yang mulus dan juga setengah bagian dadanya terlihat jelas didepan theo.

Namun theo tetaplah theo, seorang pemuda yang menyukai lawan jenisnya apalagi kakak kandungnya sendiri. Pria manapun tidak mungkin bisa menolak pesona thea, apalagi dirinya bisa merasakan tubuh thea diluar suaminya sendiri. Theo lepas kendali meski mencoba mengontrol pikirannya dan mulai menerkam thea yang sedang berbaring itu, " CICI... CICIIIIII!!!"

"Aaaahhh... Melihat ekspresimu seperti itu... Kamu pasti sangat menyukai toket cici kamu ini bukan?" thea meraba kepala theo yang sedang menyusu kepadanya itu. Theo berusaha menyedot dan meminum asi thea sebanyak yang bisa dia tarik keluar dalam mulutnya seperti ketika anak bungsu thea sedang menyusu seperti tadi.

"Mmmh... Mmmm... Mmmmph..." theo terus menyedot puting thea dan menempelkan batang kontolnya yang menonjol dari balik kimono pada paha thea.

"Ihhhh, kamu ini... nyedotin puting cici sampe segitunya...! dan juga, kita tadi kan udah ngelakuinnya di pantai kan, tapi kamu masih bisa berdiri kencang seperti ini. Hei... Hei... kamu gak perlu terburu-buru seperti itu, dek! Mmmmh!"

"Pantat cici ini sangat lembut setelah berendam tadi...! Enak banget digesekin gini...!"

"Hah! Ahh! Cici ngerasa... sangat sensitif sekarang, jangan buang-buang waktu lagi jika kamu ingin segera memasukkannya kedalam. Cici tidak tahu kapan yang lainnya akan segera kembali...! Apa? Kamu ingin cici make tangan cici untuk enakin kamu ini? Ahhh... Kamu nakal banget sih, dek...!" thea menyelipkan tangannya dan mengocok batang kontol theo yang ditempelkannya pada paha thea.

"Gini? Apa udah enak? Lihat, berdenyut-denyut seperti ini... Apa kamu juga ngerasa jauh lebih sensitif dari biasanya?"

"(Pantat cici ini selembut kulit bayi yang baru lahir... Aku jadi ingin memasukkan kontolku kedalam memeknya...!) Ahhh! Guuuh!" theo hanya bisa mendesah setiap kali thea mengocok kontolnya dengan cepat kemudian berhenti untuk menggodanya.

"Gimana rasanya tangan cici? Benar-benar lembut kan? Cici dengar kalau pemandian air panas ini memiliki kemampuan untuk meremajakan kulit... Fufufu, kalau bukan karena perjalanan ini, kita mungkin tidak akan bisa melakukan ini ya! Ahh, tunggu! Jangan disedot kenceng gitu dong, dek! Kontol kamu ini... bergerak-gerak dengan sendirinya juga. Tangan cici dan pantat cici bukan alat bantu seks yang seperti kamu punya di kamar itu, kamu tahu! Ahhh! Apa kamu ingin menyemprotkannya seperti ini?! T~tungguuuu!!" thea merasakan kedutan pada batang kontol theo yang menjadi pertanda dirinya sebentar lagi akan ejakulasi hanya dengan kocokan tangan dari thea tersebut.

Crooooootttt...Crooooootttt...Crooooootttt.

Crooooootttt...Crooooootttt...Croooooottt..

"Guuuuuhh! Mmmmhhh! Ughhhhh! (Nyedot putingnya cici... sementara aku ngeluarin sperma milikku diatas pahanya ini...)" theo terus menghisap puting milik cicinya tersebut dengan tubuh yang sedikit bergetar mengingat dirinya baru saja ejakulasi.

"Uhhnn... Mmmmhhh! (Hangatnya...!)" thea terus membantu adiknya itu dengan mengocok kontol theo sampai tidak ada sisa sperma yang tertinggal.

"Ahh... Haaaah! Kamu keluar banyak banget, dek! Cici sekarang basah dan lengket meski cici baru saja selesai berendam..."

"M~maaf ci...!"

"Ah... Cici harus kembali kesana lagi deh untuk membersihkan tubuh cici ini...!"

"EH? K~kalau begitu, ayo kita pergi ke pemandian campuran bersama-sama, ci!" theo nampak belum cukup puas dengan menyusu dan mendapat handjob dari thea itu dan mengajaknya untuk melanjutkan kegiatan mereka didalam pemandian campuran.

"D~dasar bodoh...! Apa kata orang nanti, kamu mau dimarahin papa mama, dek...!?"

[Tak lama kemudian, semua anggota keluarga thea sudah kembali. Jadi mereka harus menghentikan sementara rencana mereka untuk pergi ke pemandian campuran bersama itu. Setelah menyelesaikan makan malam keluarga mereka, thea kemudian pamit untuk pergi ke kamarnya untuk menidurkan bayinya, yang mana keluarganya melanjutkan untuk tinggal di ruang tengah untuk pesta dan minum-minum...]

Dari balik dinding kamar thea, terdengar suara suaminya sedang menghibur ayah mertuanya itu,

[Hahahaha... Silahkan minum lagi, papa mertua...!]

[Ah kamu ini... Papa malu ditemani minum olehmu, kamu sampe harus nemenin pria tua ini untuk minum-minum...!]

[Tenang saja pah, ini liburan bukan. Aku harus menemani mertua sendiri untuk minum selama yang papa inginkan...!]

[Oho! Kamu baik juga ya, nak menantu...! Tentu saja anak papa sangat beruntung mendapatkan kamu sebagai suami... Dibandingkan dengan anak papa yang cowok satu itu, kamu...]



"(T~tunggu... Dek...! Ahhh, jangaaaan! Stop nyedotinnya! Kamu ini... Mmmh! K~kalau kamu genjotin... pinggul kamu seperti itu... ughhhh...!)" thea sedang berbaring diatas kasur dengan menutupi tubuhnya dengan selimut dan tentu saja sang adik ikut bersembunyi didalamnya. Theo kembali menyusu dan menggenjot thea kembali setelah sebelumnya terpaksa membatalkan rencana mereka.

[Dengan mencari alasan yang tidak masuk akan seperti "Aku capek, jadi aku pergi tidur duluan." Dasar anak bodoh belum dewasa yang menolak untuk tumbuh menjadi pria dewasa padahal umurnya sudah 18 tahun lebih...]

"(Ahhh... Jangan dek... Please, kendalikan dirimu sampai semuanya pergi tidur nanti... Ahhh jangaaaan! Stop nyedotin puting cici! Kamu ini benar-benar yah... Ahhhh)"

[Hahahaha! Bukankah itu bagus pah? Terima kasih sama si kecil itu jadi kita bisa bersenang-senang seperti ini sekarang...]

"(Mmmmh... Dek... Jangan genjotin gituuuuu...! Ah! Haaa. Cici gak percaya gimana kamu bisa terang-terangan seperti ini sekarang. Kamu masukin kedalam kakak meskipun tahu keluarga kita sedang berada di kamar sebelah. Meskipun juga kita menutupinya dengan selimut sekarang, kita bakalan ketahuan oleh mereka kalau sampai mereka masuk kesini... Ahh.. Ah...)"

"(Mmmh... Mereka sekarang sedang bersenang-senang dan minum sepanjang malam, ci jadi mereka sebentar lagi pasti akan tidur seperti bayi mirip anak cici, jadi jangan dikhawatirkan begitu... Ini akan baik-baik saja selama cici tidak bersuara sedikitpun...!)"

"(Hyaaaahhh! Adeeeeekkk!)"

"(Desahan manis cici barusan ini tidak terdengar seperti suara cici yang biasanya...!)" theo mengusap klitoris thea sesekali dan membuatnya tanpa sadar mendesah dan segera menutup mulutnya saat itu.

"(Ah! Adekkk?! Jangan seperti ini dong...! Hnghhhh...)"

"(Oho... Cici mendadak menyempit yah hanya dengan sedikit aku gelitikin seperti ini...!)"

[Oh benarkah? jadi thea dulunya lebih kuat daripada cowok-cowok seusianya?]

[Benar sekali... Kalau papa boleh bilang apa yang pernah dia katakan sewaktu kecilnya, "Cuma aku seorang yang boleh ngebully adek aku...!". Begitu dia kecilnya... Preman bener...]

[Wahhh... Menarik juga kayaknya cerita thea sama theo waktu kecil ya pah...]

"(Mmmmh... Kamu ini... Terus aja nyedotin puting cici... Ohh tidaaaak, cici tidak bisa menahan desahan cici lagi... Siaaaalll... Ini baru dengan theo saja dan dia bisa membuatku... MMMH... MMM... MMMMM...)" thea berusaha menahan mulutnya dengan telapak tangannya itu agar suara desahannya tidak terdengar sampai luar.

[Mereka berdua itu memang dua bersaudara yang sering menghabiskan waktu bersama ya kan, pa?]

[Apanya? Mereka tuh gak lebih kayak tom and jerry kok. Thea tuh biasa memperlakukan adeknya seperti hewan peliharaan ketika mereka masih muda...]

[Oh? Terus bagaimana sekarang?]

"(Ciciiii... CICIIIIIIIII... HNGHHHHHHH!!!)" theo menuntaskan hasratnya ketika papa dan kakak iparnya masih berbincang itu, theo kembali menumpahkan spermanya kedalam rahim kakak kandungnya disaat keluarga mereka tidak mengetahui kegiatan terlarang dua bersaudara tersebut.

"(Hyaaaahhh... Adeeeekkk!! Ahhhhh)"

[Hari kedua liburan mereka... Mereka pergi ke tempat yang terkenal sebagai tempat favorit turis disana, "Sex Museum"]

Suasana cukup panas dan thea yang mengenakan tanktop sexy itu kemudian menjilati es krim ditangannya yang baru saja dibelinya disebuah vending machine.

"Hei... Lihat ini dek...! Es krim ini enak banget loh...!" thea memaju-mundurkan es krim itu pada lidahnya yang berputar-putar seperti ingin menggoda theo.

"Aku... mau beli yang manis-manis aja deh...! Stop ngelakuin itu ci! Lihat cara cici makan es krim itu!" theo nampak malu karena thea menjilati es krim itu cukup vulgar seperti ketika dirinya menjilati batang kontol theo akan tetapi karena ini ditempat umum yang membuat theo menjadi salting karenanya.

[Setelah mengunjungi berbagai tempat terkenal disana, pada malam harinya. Ci thea memutuskan bahwa "Besok adalah hari untuk bersenang-senang", jadi ci thea meninggalkan anak-anaknya dengan orang tua kita, sementara kita pergi minum sampai larut malam. Kakak ipar dan aku bersama dengan ci thea juga...]

"Stop ci...! Cici udah mabuk sekarang...!" ucap theo nampak tidak percaya dengan cicinya yang sedang duduk diatas meja sambil mengangkat sebelah kakinya naik keatas meja dan menyingkap kimononya sambil berusaha menggoda theo ketika suaminya sudah tertidur disamping mereka.

"Haa? Kenapa? Hik... Ini ganjarannya untuk apa yang sudah kamu... perbuat sama cici kemarin... Hik..."

"Ci... Gak sopan duduk diatas meja gitu! Cepat turun dan duduk... dengan benar...! Glek..." theo terus menatap kearah memek thea yang terpampang jelas dihadapannya itu seakan memanggilnya untuk kembali menyetubuhinya saat ini.

"Hik... Kamu tahu dek, kamu... yang cukup arogan akhir-akhir ini...! Selain itu, sedari awal kamu terus menatap cici dibawah sini bukan...!? Sekarang lihat, kontol kamu... seperti ini! Hik..."

Thea kemudian turun dari meja seperti permintaan theo, kemudian mulai duduk diatas pangkuannya sambil berusaha memasukkan kontol keras adiknya itu kedalam memeknya sendiri.

"Ahhhh! Dek... Keras banget punya kamu... hik...!"

"C~cici... Ini cukup beresiko, ini terlalu berbahaya melakukannya seperti ini... K~kalau kakak ipar sampai bangun..."

"Jangan khawatir, dia tidak akan pernah bangun ketika dia sudah mabuk... yah... mungkin saja..." thea nampak sembarangan membalas pertanyaan theo dan terus menggenjot pinggulnya berusaha memuaskan adiknya dan juga dirinya itu.

"Eh? M~mungkin saja?!?!" ucap theo mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh cicinya itu tidak terlalu meyakinkan baginya.

"Ahhh... Ah! Ahhh! Ahh...!"

"(Ini buruk... Jika seseorang melihat kita seperti ini, aku pasti akan dibunuh oleh keluargaku nanti...! Disaat yang bersamaan... Aku tidak bisa berhenti... memek cici nikmat banget...!!!)"

Tak lama berselang, tubuh theo bergetar dan thea merasakan bahwa adiknya itu baru saja ejakulasi didalam memeknya saat ini. "Haaaaa... Ahhh... Hangatnya... itu tumpah didalam tubuh cici...!"

"(Sial...!! Aku baru saja... didepan suami cici... Aku baru saja ejakulasi didalam memek istri seseorang...!!!)"

"Mmmmhh... H~huhhh! Yaaaaa...?" suami thea kemudian nampak mengigau dibalik tidurnya dan membuat thea dan theo kaget dan menoleh kearahnya untuk melihat keadaan.

Suami thea yang nampak mabuk itu kemudian membuka matanya dan berdiri kemudian berjalan menuju kamar mereka tanpa menyadari bahwa istrinya sedang bersetubuh dengan adiknya sendiri.

"(Cepat sembunyi...!) Oh... H~hei sayang... " thea berusaha menutupi wajah dan kepala theo dengan selimut kecil yang dibawanya dan kemudian memeluknya agar terlihat seperti thea sedang menggendong anak bungsunya.

"H~huh...? H~hei... Dimana theo...?"

"Ah mungkin dia sedang ke kamar mandi yah... Hahahaha" thea nampak tertawa canggung berusaha mengalihkan perhatian suaminya itu.

"A~ah... Baiklah... S~sorry tapi... A~aku cukup mabuk... j~jadi... aku pergi tidur duluan yah... sayang...!"

Setelah pintu kembali tertutup, thea dan theo memastikan bahwa suami thea sudah kembali tertidur diatas kasurnya. Kemudian setelah merasa aman, thea yang menghadap kearah pintu kamar sedang menungging dan theo berusaha kembali mempenetrasinya dari belakang sambil membisiki telinga thea. "(Fuck! Itu tadi hampir sekali, ci...! Beneran! Aku benar-benar berpikir bahwa aku bisa mati tadi kalau sampai ketahuan...!)"

"(Ahahahaha, itu tadi juga membuatku berdebar-debar juga kok... Ah! tapi jujur saja dek, itu tadi sangat mendebarkan dan juga menyenangkan...! Haah! Ahhh!)"

"(Cici ini... beneran mesum deh ya...! Meski setelah kejadian itu tadi, cici mulai membuat pantat cici semakin erotis saja dan mulai menggoda adik kandung cici sendiri?)"

"(Ahahaha, gimana ya, kalau adik kandungnya sedang memasukkan kontolnya yang kerasa kedalam memek kakak kandungnya sendiri...! Tapi beneran! Ini gila dek! Hik... Disebelah pintu ini, orang tua kita, suami cici... anak-anak cici semua sedang tertidur pulas didepan kita...! Tapi... cici tidak bisa berhenti melakukan "Sibling sex" seperti ini...! Ini menakjubkan, cici tidak bisa berhenti atau puas dengan kenikmatan ini, cici juga mau keluar...!!! Ayo dek, kencengin...! Hujamkan kontol kamu lebih dalam lagi! Please entot cici lebih kenceng lagi, jangan berhenti dan buat memek cici lebih berantakan lagi...!!! Ah! Ahhh!)"

"(Sial! Cici selama liburan ini, cici jauh lebih menggoda dan horny dibandingkan dengan ketika cici dirumah yah...)"

"(Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...)"

"(Ahhh... Dek... Kamu tidak suka cici begitu? Apa kamu tidak menyukai kakak yang mesum seperti cici ini...?)"

"(B~bukan... Tidak mungkin lah aku sampe benci sama cici sendiri...)"

"(Begitu...? Ahh... Ah! Haaah! Cepat dek! Semprotin semua sperma kamu kedalam rahim cici...! Ahhhh!)"

"(Ooooh... Aku keluar ci...! Didalam... seorang wanita yang sudah menikah... didalam memek ibu muda yang mesum ini...!)"

"(Ahhh! AAAAAAAHHHH!)"

[Kedua kakak beradik itu tidak membuang waktu lama, setelah istirahat sebentar mereka berdua kemudian melanjutkan kegiatan mereka kembali...]

Thea yang tidur diatas meja dan theo menggenjot memek thea dengan posisi misionaris itu tampak senang sekali menyusu kepada kakaknya itu.

"(Ahhh... Dek... Dek... Dekkkkk...!)"

"(Cici... ciciiii...!)"

"(Ahhh! Hah... Ahhhh... Cici mau keluar lagi... dek...! Ahn! Aaaah!)"

[Mereka berdua melanjutkan kegiatan terlarang mereka sampai pagi menjelang. Sebelum semuanya bangun, mereka berdua tetap bermesraan dan horny akan tubuh satu sama lainnya...]

[Dihari terakhir liburan mereka, keluarga mereka ingin untuk menikmati pemandangan sebelum kembali pulang ke jakarta. Tidak seperti yang lainnya, baik thea dan theo membuat alasan bahwa mereka masih mabuk karena minum-minum semalam dan mereka memutuskan untuk tetap tinggal dihotel saja. Bagaimanapun juga, alasan sesungguhnya adalah... Didalam pemandian campuran siang harinya...]

"Fiuuuuuuh... Ini baru namanya surga dunia...! Sebenarnya, pemandian campuran tapi privat ini benar-benar mewah bukan? Apa kamu gak keberatan membayar ekstra untuk menggunakan fasilitas ini, dek?" ucap thea sambil bersandar pada tepi kolam pemandian dengan theo menggendongnya dari depan dan menghujamkan kontolnya kedalam memek thea.

"Bukannya cici sendiri yang bilang kalau cici menyukainya?"

"Ah... Masa sih? Hahahaha..."

"Yah, jika aku bisa mendapat "kesempatan" untuk melakukan ini dengan cici, kalau begitu itu tidak masalah dengan harganya...!"

"Cpak...Cpak...Cpak...Cpak...Cpak..."

"Cpak...Cpak...Cpak...Cpak...Cpak..."

"Tentu saja... Ini nikmat banget kok, bisa melakukan seks yang santai seperti ini, tanpa perlu ada orang yang mengetahuinya... Ahhh!"

"(Ohhh... Toket cici seperti mengambang diatas air... Toket seorang wanita yang sudah menikah terpampang dihadapanku... Benar-benar pemandangan yang seksi...!)"

"Cpak...Cpak...Cpak...Cpak...Cpak..."

"Cpak...Cpak...Cpak...Cpak...Cpak..."

Theo tidak dapat menahan karena dirinya hanya berdua dengan thea seorang, dirinya mulai bermain dengan puting thea dan memencet-mencetnya hingga asinya mulai keluar.

"H~hei dek...! Stop ohhh! Benar-benar yah, asi cici dan air kolam ini nanti kecampur loh...! Ahhh! Dasar... ya sudah lah...!" thea nampak tidak mempermasalahkannya dan membiarkan theo terus memilin dan memerah asinya hingga menetes turun bercampur dengan air kolam pemandian tempat mereka berduaan.

"Ahhhh! Eeeeek! Jangan dipencet-pencet seperti itu ihhh! Cici ini bukan sapi, dek?! Lihat tuh, benar-benar jadi mandi susu deh sekarang... Ahhhn!"

"(Hmmm... Asi milik cici... Aku pikir aku jatuh cinta dengan terus meminumnya seperti ini...!)" theo terus memencet puting thea dan menyemprotkan asinya masuk kedalam mulut thea itu dan theo dengan senang hati meminumnya sebanyak yang bisa dia sedot saat ini.

"Oooh benar, biarin cici ngelakuin ini! Salah satu kesukaan kamu ketika membaca komik porno jepang itu... Ahh! Ahhh!" thea membenamkan wajah theo diantara kedua toketnya dan menjepitnya erat.

"Oooooohhhh!!! (Dijepit dengan toket cici yang lembut dan hangat ini... Sekarang... aku mulai merasa hanyut karenanya...)"

"Cpak...Cpak...Cpak...Cpak...Cpak..."

"Cpak...Cpak...Cpak...Cpak...Cpak..."

"Ahhh... Dek, kontol kamuuuu... Itu mengaduk-aduk perut cici...! Hahhh! Enaaaak! Sensasi digagahi seperti ini... Ahh! Ahh! Cici mulai ketagihan karena ini...!"

"Ahhh... Cici... Ciciiiii...!!!"

"Ah... Haaah! Ahhhn! Ahhh... Ituuu... Sperma hangat milikmu dek... tumpah didalam memek cici... itu akan bergerak masuk kedalam rahim cici...! Hangatnya perut cici... Ahhh! Ahhh! Ahhh! Eh? Dek!? Kamu... gak apa-apa?! Kamu mimisan...!" thea melihat adiknya yang membenamkan wajahnya sambil ejakulasi itu terdapat noda merah pada toketnya dan air yang mengambang. Theo nampak mimisan ketika melakukan itu dan pingsan didalam jepitan toket cicinya sendiri.

"Hei bangun...! Kamu itu... bukan lagi anak kecil yang harusnya sering mimisan seperti ini dengan mudahnya..." thea menarik lepas kontol thea dari dalam memeknya kemudian mendorong tubuh theo untuk bersandar pada tepi kolam.

"Ooohh... Aku hanya merasa terlalu menikmatinya ci...! Sedikit istirahat mungkin akan merasa baikan aku rasa? Jadi apa yang akan cici lakukan setelah ini?"

"Mmmphhh... Hmmm... Cici bersihin aja kontol kamu gimana? Ini lebih baik... karena semua darah akan terakumulasi disini, di batang kontol kamu ini, jadi hidungmu pasti akan berhenti mimisan setelahnya..." ucap thea sambil tersenyum berjongkok bersiap mengocok dan mengulum kontol theo untuk membersihkannya.

"Ahh... Mimisan hidungku sudah berhenti...!"

"Lihat? apa yang sudah cici bilang barusan... Karena disini sudah keras lagi... Mmmphhh..."

"WOWWWW!!!"

"Cici akan menyedot sisa sperma kamu yang tersisa disini keluar untukmu...! Mmm... mmph! hmmmphh! "

"(Teknik blowjob dari seorang wanita yang sudah menikah seperti cici ini benar-benar menakjubkan...! Dengan pemandangan indah disini... Melihat seorang cici yang binal dan juga tubuhnya yang seksi sedang memberikan adiknya blowjob seperti ini... Kalau ini hanya mimpi, lalu aku tidak ingin untuk bangun lagi...! Shit... Aku mau keluar lagi...! Aku rasa semua sperma milikku akan disedot sampai kering dengan mulut cici ini...!)"

"Ughhh... Hmmm! mmmh! Mmmm!"

Crooooottt...Crooooottt...Crooooottt...

"Haaaah! Ah... cici... cici menelannya semua?!"

"Haaah... Terima kasih untuk proteinnya, dek...! Haaa!"

"Dari blowjob buat ngebersihin kontol aku sampai menelan semua spermaku yang tumpah didalam mulut cici... Benar-benar pelayanan yang memuaskan banget hari ini, bukan!?"



"Ermmm... Anggap saja sebagai balasan karena mengajak cici untuk bergabung dengan perjalanan liburan ini? Lain kali kita kembali lagi kesini ya dek...!" ucap thea tersenyum setelah menelan semua sperma theo didalam mulutnya.

[Setelah itu, theo ejakulasi beberapa kali lagi didalam mulut thea sampai tiba waktunya mereka untuk kembali untuk mengejar penerbangan kembali mereka ke jakarta. Dan setelah kembali kerumah, beberapa hari setelahnya, aku mendapati kabar gembira bahwa "Kehamilan ketiga" cici...]

Beberapa minggu kemudian, thea dengan ditemani theo sedang berlibur di sebuah pulai di utara jakarta untuk melakukan pekerjaan. Karena berdua saja, mereka kembali melakukan itu disaat mereka merasa aman dan bermain diatas pantai yang sepi.



"Ahhh... Tunggu, dek... apa ini benar-benar perlu untuk merekam ini?" thea nampak membuang mukanya ketika theo sedang merekam kegiatan mereka diatas pantai sepi itu.

"Tentu saja, ci... Kita tidak bisa melakukan dan mengalami ini setiap harinya... Meskipun cici sudah melahirkan 2 kali, tapi tubuh cici tampak benar-benar seksi dan terlihat erotis... Bukan, keseksian cici seperti layaknya artis-artis bokep..."

"Eeh? Benarkah? K~kalau kamu bilang begitu... silahkan saja... tapi... jangan pernah biarkan orang lain melihatnya, oke?"

"Baiklah ci... Tapi tolong cici turutin perintahku, sekarang tolong perkenalkan diri cici didepan kamera sekarang...?!" theo mengarahkan kameranya pada wajah thea dan sesekali turun kearah selangkangan mereka berdua yang saling menyatu.

"Ihhh... Jangan bodoh ih dek... Tidak mungkin cici mau bilang seperti itu...!" thea berusaha menolak permintaan theo tersebut.

"Ayo ci, ini udah mulai ngerekam loh...!"

"Ahhh... Eh!? Emmm... N~namaku adalah T~thea... Aku berusia 25 tahun, seorang wanita yang sudah menikah...! Meskipun aku sangat muda... tapi aku adalah seorang ibu dari dua orang anak... S~sebenarnya... sekarang ada satu lagi seorang calon anak didalam perutku ini... Jadi aku akan menjadi ibu dari 3 orang anak..."

"Eh? A~apakah anak ini... anak dari suami cici?"

"..... Apa perlu cici katakan yang sebenarnya? Ahhh... Ahh, bukan... Anak ini bukan dari suami cici... Aku mengandung bayi ini dengan orang lain... untuk mengurus calon bayiku ini, cici pulang kembali ke jakarta... Cici tidak melakukannya dengan suami cici untuk waktu yang lama, tidak bisa ditahan lagi... jadi cici melakukannya dengan pria lain..."

"Dan siapa kalau begitu pria yang menjadi partner selingkuh cici?"

"Ahhh... Haaah! Itu... sebenarnya ini rahasia... Anak pertama cici juga bukan anak suami cici, dia terlihat berbeda bukan? Dia adalah anak dari kenalan cici waktu itu, nama pria yang menghamili cici itu adalah Jay. Baru anak kedua cici baru anak kandung suami cici, nah setelah itu kehamilan yang ketiga ini adalah adik kandung cici sendiri... Cici berselingkuh dengan saudara kandung cici sendiri dan akhirnya hamil... Ahhh...!"

".....OK!!!" theo kemudian meletakkan ponselnya dan berhenti merekam cicinya kemudian mulai menggenjotnya lagi setelah melempar ponselnya kesamping kasur.

"Cici...! Ciciiiiii!!!"

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

Plak...Plak...Plak...Plak...Plak...

"Cici menggodanya sedikit... tapi kemudian kamu melakukannya terlalu jauh... Pertama kalinya, aku berpikir itu bukanlah terhitung sebagai selingkuh karena dia adalah adik kandungku sendiri... Itu terlihat seperti berhubungan badan... hanya untuk bersenang-senang saja, seperti one night stand, itu... Ahhh... Saja... Haaaa! tapi... kontolnya itu... sangat nikmat sehingga cici perlahan mulai... ketagihan karenanya...! Ahhn! Ahh!"

"CICI...! CICIIIIII...!!!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

"Ah! Aaaah! Saudara cici itu mencoba yang terbaik untuk menghamili cicinya sendiri... manis sekali rasanya, melihat kasih sayangnya kepada cicinya sendiri itu...! Cici merasa bersalah kepada suami cici... tapi cici pikir hanya sekali ini saja... Cici akan melahirkan anak milik Theo... Sampai suatu ketika cici baru menyadari, tubuh cici sudah merindukan bayi Theo untuk bisa lahir ke dunia ini... Ahh... Haah..."

"Ahhh... Cici benar-benar memiliki seorang anak dengan adik kandung cici sendiri...!!!"

"CICI...! CICI...! CICIIIIIII...!!!"

"AHHH! AHHH! AHHH! HAAAH...! AHHHH! HAAHHH!"

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...PLAK...

[Karena itu, theo sampai melupakan untuk merekam apa yang baru saja diucapkan oleh kakaknya sendiri. Suatu kenangan yang indah untuk bisa mereka putar berulang kali nantinya, namun karena nafsu jauh lebih mendominasi baik thea dan theo terus saja melakukannya meski tahu bahwa thea sedang hamil muda saat ini.]

[Kehamilan ketiga Thea yang sudah melewati usia 6 bulan ini... Thea kemudian meminta ijin suaminya untuk tinggal bersama dengan orangtuanya lagi... Jadi dengan begitu, hubungan gelap diantara Thea dan Theo akan terus terjaga...]

Didalam kamar thea, thea sedang duduk diatas pangkuan theo dan sedikit memutar wajahnya untuk mencumbu adiknya itu. "Haaa... Haaa... Ahh... Dek..."

"Ci... Pelan-pelan... Cici goyangnya terlalu kencang..."

"Sssssst... Cici udah bilang sama kamu kan, tidak perlu khawatir karena sekarang kehamilan cici sudah cukup stabil kok... Ahh! Hahh! Aaah!"

"Omong-omong, perut cici menjadi sangat besar sekarang..."

"Yup! Bayi kamu ini tumbuh dengan cepat, dek...! Hah... Cici sangat bersemangat! Cici sangat menginginkan untuk segera bisa menyusui anak adik cici ini...! Ahh! Dek, ada apa? Apa kamu menjadi cemburu dengan calon anakmu sendiri?" thea menggoda theo yang sedang kembali menyusu kepadanya karena waktunya bermesraan dengan cicinya sendiri mulai berkurang sedikit demi sedikit terutama disaat anak mereka lahir nantinya.

"Ummm... Hmmmm... Slrppp... Slrpppp...!"

"Dasarr... Benar-benar calon papa yang nakal yah bahkan tidak bisa menyedot dari toket cicinya sendiri... Hahahaha... Ahhh! K~kenapa kamu mendadak menjadi tegang begini, dek!? T~tunggu! Kamu gak boleh... kalau kamu gelitikin disana... jangan...! Haa! Ahhh! Kamuuuu... nyedotin puting cici sambil memencet klitoris cici...! Ahhh! Haa! Cici bisa cepet keluar ini...! Dek...! DEKKKK!!!"

"AHHHHHHHHHH!!! HAAAAAAAAAHHHH!"

Cretttttttt...Cretttttttt...Cretttttttt...

Cretttttttt...Cretttttttt...Cretttttttt...

Disaat yang bersamaan, theo juga mempercepat genjotannya dan menembakkan spermanya kedalam memek thea ketika thea orgasme. Kedua cairan cinta mereka saling bercampur dan perlahan turun membasahi batang kontol dan juga paha dan juga pantat thea ketika theo menarik keluar kontolnya.

"Dek... benar-benar ya kamu ini...! Kamu ngeluarinnya didalam lagi... dengan begini... meski jika anak kamu ini lahir nanti, segera setelah itu cici mungkin akan hamil karena kamu lagi dong...! Ah... Haaaa..."

"Kalau begitu ceritanya..."

"Hmmm?"

Thea dan theo terus menghabiskan waktu bersama ketika mereka masih bisa bersama dan menikmati waktu berdua seperti pasangan suami istri meski mereka melakukan hubungan itu didalam rumah mereka dan dibalik orangtua mereka sendiri...

Bersambung...
 
Thea Bernice!!!
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd